40 BAB V
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN IPTV
Pada bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah perancangan dan implementasi dari tugas akhir ini yang meliputi skenario dan juga instalasi serta konfigurasi komponen-komponen jaringan IPTV. Secara umum implementasi yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah membangun komponen sistem IPTV secara sederhana. Yaitu dengan membuat IPTV server khususnya layanan Video on Demand (VoD) beserta jaringan IPTV yang terdiri dari empat router yang tersambung kepada user yang menggunakan layanan VoD.
Selanjutnya dilakuan proses routing baik routing statis maupun dinamis terhadap jaringan IPTV tersebut. Dari hasil routing itu dilakukan analisis QoS jaringan berupa delay, jitter dan packet loss serta proses signalling yang terjadi pada jaringan IPTV.
Implementasi tugas akhir ini dilakukan dalam tiga skenario yang berbeda dengan tujuan untuk membandingkan kinerja jaringan dalam tiga situasi yang berbeda. Skenario pertama adalah menggunakan routing statis pada jaringan IPTV dengan melewati tiga buah router, dimana jalur ini merupakan jalur terpendek dari IPTV server menuju user. Skenario kedua adalah menggunakan routing statis pada jaringan IPTV dengan melewati empat buah router, dimana jalur kedua ini merupakan jalur terpanjang dari IPTV server menuju user. Sedangkan sekenario ketiga adalah menggunakan routing dinamis berbasis distance vector dengan protokol RIP terhadap jaringan IPTV yang telah dibangun.
Tujuan dilakukannya ketiga skenario tersebut adalah untuk menentukan apakah routing dinamis yang diimplementasikan pada jaringan IPTV dapat berjalan dengan baik atau tidak, dan apakah routing dinamis tersebut berpengaruh pada kinerja jaringan IPTV atau tidak yang pada akhirnya menentukan kualitas dari layanan IPTV yang diakses oleh user. Menurut dasar teori, routing dinamis bekerja dengan mencari lintasan terpendek yang bisa dilalui paket-paket dari server menuju user atau sebaliknya. Maka dari itu, dalam implementasi ini akan dianalisis apakan hal tersebut dapat terbukti atau tidak. Cara mengetahuinya
41
adalah dengan membandingkan kinerja jaringan antara routing statis yang melalui jarak terpendek dan jarak terpanjang dengan routing dinamis. Sehingga menurut logika jika hipotesis tadi benar, maka kinerja jaringan yang menggunakan routing
dinamis akan mempunyai kemiripan nilai kinerja dengan nilai kinerja dari routing
statis yang melalui lintasan terpendek.
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika kita memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka kita tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan kita tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan kita satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protokol. Dengan alasan inilah digunakan protokol OSPF yang merupakan salah satu protokol yang dipakai pada linkstate untuk menguji kinerja jaringan IPTV.
5.1 Perancangan Jaringan IPTV 5.1.1 Topologi Jaringan
Gambar 5.1 Topologi Jaringan IPTV
Gambar 5.1 di atas merupakan topologi jaringan yang dibangun. Topologi jaringan dibangun dalam sebuah private network berbasis Linux yang terdiri dari beberapa mesin, yaitu mesin-mesin yang bertindak sebagai router, mesin-mesin sebagai server, dan mesin-mesin sebagai client.
42 5.1.2 Skenario Perancangan
Secara umum, implementasi yang dijalankan adalah sebagai berikut:
1. Topologi jaringan dibangun dalam sebuah jaringan berbasis Linux menggunakan PC router quagga yang terdiri dari beberapa komputer, yaitu komputer yang bertindak sebagai router, server, dan client.
2. Routing yang diuji adalah routing statis dan dinamis. Protokol routing dinamis yang digunakan adalah yang berbasis link-state, yaitu OSPF.
3. Layanan IPTV disediakan oleh salah satu komputer yang bertindak sebagai IPTV server. Layanan IPTV kemudian akan diterima oleh client. Client yang mengakses layanan IPTV tersebut berupa prangkat TV dengan prantara set-top-box maupun komputer yang tersambung ke jaringan IPTV.
4. Untuk menguji performansi jaringan IPTV, akan dibuat traffic buatan menggunakan traffic generator. Traffic generator dihasilkan dari 2 buah komputer. Salah satu komputer bertindak sebagai traffic generator client, dan komputer lainnya bertindak sebagai traffic generator server.
5. Pengamatan terhadap performansi layanan dilakukan dengan cara menangkap paket-paket yang lewat di jaringan dan juga di client
menggunakan. Selain ini dilakukan juga pengematan kualitatif mengenai kualitas layanan IPTV yang ditayangkan oleh TV/PC.
6. Analisis kemudian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan link-state routing protokol terhadap aliran paket-paket IPTV
Video on Demand melalui jaringan yang didalamnya terdapat antrian
7. Pada akhirnya didapat hubungan antara perameter-parameter QoS dengan
43 5.1.2.1 Skenario 1
Gambar 5.2 Topologi Jaringan IPTV Skenerio 1
Gambar 5.2 di atas merupakan topologi jaringan IPTV untuk skenario yang pertama. Routing statis diatur agar paket-paket dari IPTV Server melewati Router 3, Router 1, dan Router 4. Jalur ini merupakan jalur terpendek yang dapat dilalui oleh paket-paket IPTV untuk mencapai client.
5.1.2.2 Skenario 2
Gambar 5.3 Topologi Jaringan IPTV Skenario 2
Gambar 5.3 merupakan topologi jaringan IPTV untuk skenario yang kedua. Routing statis diatur agar paket-paket dari IPTV Server melewati Router 3, Router 1, Router 2 dan Router 4.
44 5.1.2.3 Skenario 3
Gambar 5.4 Topologi Jaringan IPTV Skenario 3
Skenario ke 5.4 adalah penggunaan protokol routing OSPF untuk mencari rute terpendek.
5.1.3 Pengalamatan IP
Jaringan yang digunakan pada penelitian ini dirancang untuk jaringan lokal, sehingga untuk addresing digunakan local addressing. IP address yang digunakan khusus untuk keperluan privat. Range IP address yang digunakan adalah IP address kelas C dengan range 192.168.1.0 – 192.168.1.255
Untuk pengimplementasian jaringan yang mensimulasikan dengan subnet yang berbeda maka digunakan netmask 255.255.255.248 sehingga jaringan terbagi menjadi 32 subnet. Namun pada penelitian ini saya menggunakan 7 subnet saja yaitu: range IP 192.168.1.0 – 192.168.1.7 range IP 192.168.1.8 – 192.168.1.15 range IP 192.168.1.16 – 192.168.1.23 range IP 192.168.1.24 – 192.168.1.31 range IP 192.168.1.32 – 192.168.1.39 range IP 192.168.1.40 – 192.168.1.47 range IP 192.168.1.48 – 192.168.1.55
45
Hal ini dipilih untuk keperluan routing yang dilakukan pada penelitian ini, yang mana fungsi routing adalah untuk menghubungkan beberapa subnet yang berbeda.
Adapun pembagian IP address yang dilakukan adalah sebagai berikut 192.168 1.1 pada server VoD
192.168 1.5 pada traffic generator server
192.168 1.3 , 192.168 1.17, 192.168 1.33 pada router A 192.168 1.18 , 192.168 1.9, 192.168.1.49 pada router B 192.168 1.25 , 192.168 1.34, 192.168.1.50 pada router C 192.168 1.10 , 192.168 1.26, 192.168 1.41 pada router D 192.168 1.42 pada client IPTV dan traffic generator client
192.168 1.43 pada set top box
5.2 Implementasi IPTV 5.2.1 IPTV Server
IPTV server dibuat dengan menggunakan Darwin streaming server.
Darwin streaming server adalah aplikasi streaming server yang mampu mengirimkan media dari server ke client melalui sebuah jaringan secara real time. Dengan menggunakan streaming server, kita tidak perlu mengunduh file ke
harddisk client. Media yang sedang dikirimkan langsung dapat dimainkan oleh
client saat itu juga.
Fasilitas yang disediakan oleh Darwin streaming server antara lain adalah: Broadcast event secara real time
Video on demand
Streaming server mengirimkan video dan audio sesuai request dari client.
Request tersebut kemudian ditangani menggunakan Real-timeStreaming Protokol
(RTSP), sebuah protokol yang mengendalikan aliran dari konten multimedia real-time. Aliran konten tersebut kemudian dikirimkan menggunakan Real-Time
46
Transport Protokol (RTP), sebuah protokol transport yang digunakan untuk mengirimkan konten multimedia real-time melalui sebuah jaringan.
Darwin streaming server mendukung multicast dan unicast untuk mengirimkan streaming media.
Pada multicast, sebuah aliran konten dibagi ke seluruh client. Teknik ini memerlukan sebuah jaringan yang memiliki akses ke multicastbackbone.
Gambar 5.5 Multicast pada DSS
Pada unicast, setiap client menginisiasi alirannya sendiri. Hal ini menghasilkan banyak koneksi one-to-one antara client dan server. Banyaknya
client yang terkoneksi melalui unicast pada sebuah jaringan lokal dapat menghasilkan traffic jaringan yang sangat tinggi.
47 5.2.1.1 Instalasi IPTV Server
Instalasi Darwin Streaming Server dilakukan pada komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:
Processor : Intel Celeron 430 1.8 GHz Memory : 2GB
OS : Fedora 10
Berikut ini adalah langkah instalasi dan konfigurasi Darwin Streaming Server pada OS Fedora:
Instalasi Darwin Streaming Server 1. Simpan file instalasi pada server
2. Extract file instalasi dengan menggunakan perintah: tar xvzf DarwinStreamingSrvr5.5.5-Linux.tar.gz
3. Masuk ke direktori tempat folder DarwinStreamingSrvr4.1.3-Linux: cd DarwinStreamingSrvr4.1.3-Linux
4. Jalankan script untuk instalasi: ./Install
5. Menciptakan administrator user
Admnistrator user diperlukan agar kita dapat melakukan konfigurasi pada Darwin Streaming Server.
Please enter a new administrator user name:
6. Setelah menciptakan administrator user, selanjutnya harus ditentukan
administrator password
Please enter a new administrator Password:
Jika proses sudah selesai, maka akan muncul pesan notifikasi: Adding userName xxxxxx
48 Konfigurasi Darwin Streaming Server:
1. Menggunakan web browser, masuk ke alamat: http://www.yourdomain.com:1220
Akan muncul tampilan sebagai berikut:
Gambar 5.7 Tampilan Log In Darwin
Masukkan user name dan password yang telah dibuat pada instalasi.
2. Setup Assistant MP3 Broadcast
Akan muncul tampilan sebagai berikut:
Gambar 5.8 Tampilan Setup Assistant MP3 Broadcast Tentukan MP3 Broadcast password
3. Setup Assistant Secure Administration
49
Gambar 5.9 Tampilan Setup Assistant Secure Administration Jika SSL diaktifkan, maka enkripsi antara server dan client akan aktif.
4. Setup Assistant Media Folder
Akan muncul tampilan sebagai berikut:
Gambar 5.10 Tampilan Setup Assistant Media Folder
Masukkan direktori tempat media berada. Secara default akan berada pada /usr/local/movies
5. Setup Assistant Streaming pada Port 80 Akan muncul tampilan sebagai berikut:
50
Untuk mengizinkan streaming pada port 80, check kotak. Selanjutnya tekan “finish” untuk mengakhiri konfigurasi
6. Berikut ini adalah tampilan server setelah konfigurasi selesai:
Gambar 5.12 TampilanServer
Selanjutnya, kita dapat mengakses server melalui web browser melalui alamat:
http://123.123.123.123:1220/parse_xml.cgi
5.2.2 PC Router
Pada perancangan jaringan IPTV ini, kita akan menggunakan PC router dengan berbasis quagga. Quagga adalah sebuah software aplikasi yang digunakan untuk aplikasi routing protokol.
Software ini adalah proyek sempalan dari proyek pendahulunya yaitu zebra. Proyek ini dimulai oleh Kunihiro Ishiguro dan Yoshinari Yoshikawa. Berbeda dengan pengembangan zebra sangat tersentral pada para developernya, quagga ingin melibatkan lebih jauh para penggunanya.
51
Quagga mendukung protokol routing OSPFv2, OSPFv3, RIP v1 and v2, RIPng and BGP-4. Masing-masing protokol dilayani oleh sebuah modul yang sesuai dengan nama protokolnya masing-masing:
zebra, adalah layanan yang menjembatani komponen yang menjalankan protokol routing (disebut dengan Zserv client) dan table routing kernel. ospfd, adalah layanan yang menjalankan protokol routing OSPFv2.
ripd, adalah daemon yang menjalankan protokol routing RIP versi 1 dan versi 2.
ospf6d, melayani protokol routing OSPF yang sudah mendukung IPv6, atau sering disebut dengan standar OSPFv3.
ripng, adalah program yang manjalankan protokol routing RIPng. bgpd, untuk melayani protokol BGPv4+.
Selain di sistem operasi GNU/Linux, quagga juga bisa berjalan di FreeBSD, NetBSD, dan Sun Solaris.
Bagian dari Quagga seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 5.13 Arsitektur Sistem Quagga 5.2.2.1 Instalasi dan Konfigurasi PC Router
Instalasi PC router quagga dilakukan pada PC berbasis Ubuntu Linux 8.04. berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan instalasi PC router Quagga.
52
1. Untuk melakukan download dan instalasi Quagga pada Ubuntu, masuk ke terminal dan ketikkan perintah:
apt-get install quagga
2. Setelah instalasi selesai, aktifkan Quagga daemons yang sesuai dengan routing protokol yang akan digunakan. Quagga daemon berada pada direktori /etc/quagga/daemons. Di bawah ini adalah contoh zebra dan ospf daemon yang telah diaktifkan.
zebra=yes bgpd=no ospfd=yes ospf6d=no ripd=no ripngd=no
3. Selanjutnya, buat file konfigurasi untuk masing-masing Quagga daemons yang digunakan. Di bawah ini adalah contoh pembuatan file konfigurasi untuk zebra dan ospfd.
cp/usr/share/doc/quagga/examples/zebra.conf.sample /etc/quagga/zebra.conf
cp/usr/share/doc/quagga/examples/ospfd.conf.sample /etc/quagga/ospfd.conf
4. Setelah file konfigurasi selesai, aktifkan IP forwarding menggunakan perintah:
echo "1" > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
IP forwarding diperlukan untuk melakukan transfer paket antar interface jaringan pada Linux.
5. 2. 3 Pengkabelan
Topologi jaringan pada gambar dihubungkan dengan menggunakan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang tiap ujungnya dipasang konektor RJ-45.
53
Konfigurasi susunan kabel UTP pada kedua ujung konektor RJ-45 diatur berdasarkan warna kabelnya.
Gambar 5.14 Kabel UTP dan Konektor RJ-45
Konfigurasi Straight-Trough digunakan untuk menhubungkan komputer dengan hub/switch dan konfigurasi Cross-Over digunakan untuk menghubungkan komputer dengan komputer atau switch dengan switch. Pada Straight-Through, susunan kabel antara ujung satu dengan ujung yang lainnya dibuat sama. Sedangkan pada Cross-Over, susunan kabel pada ujung-ujungnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Susunan Kabel Cross-Over Perbedaan Kedua Ujung Pada ujung yang
satu
Kondisi Pada ujung yang lainnya
Warna pada pin 1 Berubah menjadi Warna pada pin 3 Warna pada pin 2 Berubah menjadi Warna pada pin 6 Warna pada pin 3 Berubah menjadi Warna pada pin 1 Warna pada pin 6 Berubah menjadi Warna pada pin 2
5.2.4 Hub/Switch
Hub menghubungkan IPTV server dan traffic generator server dengan router yang terangkai menjadi sebuah jaringan. Selain itu juga mengubungkan laptop serta Set Top Box dengan router tersebut. Hal ini memungkinkan paket-paket yang datang dari IPTV server dan traffic generator dapat diterima juga oleh
54
laptop yang berperan sebagai penerima paket-paket dan wireshark yang berperan sebagai perangkat yang menganalisis paket-paket IPTV.
Dalam pengkabelan, semua kabel yang terhubung dengan hub menggunakan konfigurasi straight over karena hub berfungsi sebagai repeater untuk tiap pin dari kabel UTP yang terhubung menggunakan RJ-45.
5.2.5 Set Top Box
Set Top Box yang digunakan yakni STB IPTV buatan Hansun. Berikut ini adalah tampilan EPG yang ditampilkan pada televisi. Pada bagian software setting
Set Top Box diisikan parameter seperti di bawah ini.
Gambar 5.15 Tampilan Pertama EPG pada Televisi
55
Gambar 5.17 Penentuan Alamat IP Set Top Box
Setelah konfigurasi IP address selesai, maka STB akan terhubung dengan VoD server dan akan menampilkan EPG untuk layanan IPTV yang terdapat pada IPTV server. Namun pada tugas akhir ini web server yang berfungsi untuk menampilakan EPG belum dibangun. Sehingga EPG yang seharusnya ditampilkan pada televisi belum bisa ditampilkan.
Dalam tugas akhir ini, video pada layanan VoD belum bisa ditampilkan melalui televisi. Hal itu disebabkan karena belum tersedianya middleware yang berfungsi untuk mengubah format video ke dalam format video lain yang bisa ditampilkan oleh set top box. Sehingga video hanya bisa ditampilkan menggunakan software VLC dan Quicktime Player pada laptop.
5.2.6 Implementasi Routing Statis
Setelah semua node terhubung sesuai dengan rancangan pada topologi, langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi routing statis pada jaringan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan routing statis pada PC Router Quagga.
1. Cek apakah zebra daemon telah aktif dengan mengetikkan perintah: vim /etc/quagga/daemons
56
Selanjutnya akan muncul file konfigurasi Quagga daemons sebagai berikut: zebra=yes bgpd=no ospfd=no ospf6d=no ripd=no ripngd=no isisd=no
Pada konfigurasi di atas, zebra harus si-set pada posisi “yes”.
Setelah selesai men-set Quagga daemons, kita harus me-restart Quagga dengan menggunakan perintah:
vim /etc/init.d/quagga restart
Stopping Quagga daemons (prio:0): ospfd zebra (bgpd) (ripd) (ripngd) (ospf6= d) (isisd).
Removing all routes made by zebra. Nothing to flush.
Loading capability module if not yet done.
Starting Quagga daemons (prio:10): zebra.
2. Langkah selanjutnya adalah masuk ke zebra untuk melakukan konfigurasi. Untuk melakukan konfigurasi pada zebra, digunakan perintah:
telnet localhost zebra
3. Setelah masuk ke dalam zebra, langkah selanjutnya adalah meng-assign alamat IP untuk setiap interface pada zebra.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk meng-assign alamat IP: Aktifkan konfigurasi global dengan menggunakan perintah:
router>enable
Kemudian memasuki mode konfigurasi dengan perintah: router#configure terminal
57
Untuk meng-assign alamat IP, kita harus masuk ke dalam interface yang akan di-set. Sebagai contoh, berikut ini adalah perintah yang digunakan untuk masuk ke interface Ethernet0:
router(config)#interface ethernet0
Setelah masuk ke interface yang dimaksud, kita dapat memasukkan alamat IP yang akan digunakan. Alamat IP dimasukkan diikuti dengan subnetnya menggunakan perintah:
router(config-if)#ip address <ipaddress>/<subnetmask>
Sebagai contoh, kita akan memasukkan alamat 192.168.1.10 dengan subnet mask /29.
router(config-if)# ip address 192.168.1.17/29
Konfigurasi ini dilakukan untuk semua interface pada setiap router. 4. Sampai langkah ini masing-masing komputer masih hanya dapat berhubungan dengan komputer tetangganya yang terkoneksi secara langsung saja. Untuk dapat meneruskan paket menuju tujuan yang berbeda
network, perlu dibuat routing table pada masing-masing router.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menbuat routing table pada PC router:
Aktifkan konfigurasi global dengan menggunakan perintah: router>enable
Kemudian memasuki mode konfigurasi dengan perintah: router#configure terminal
Routing table dibuat dengan menggunakan perintah: router(config)# ip route <network_tujuan> <via_IP>
sebagai contoh, berikut ini adalah konfigurasi untuk mencapai
network 192.168.1.0/29 via 192.168.1.18.
router(config)# ip route 192.168.1.0/29 192.168.1.18
Konfigurasi ini dilakukan untuk semua network pada setiap router Sampai langkah
58
5. Setelah selesai melakukan konfigurasi, simpan konfigurasi dengan perintah
router#wr
5.2.7 Implementasi Routing Dinamis OSPF
OSPFD adalah modul pada Quagga yang menangani Open Shortest Path First v2 routing. Seperti Zebra, OSPFD memiliki interface pada command line yang berhubungan dengan TCP port – pada kasus ini 2604. OSPFD menyimpan konfigurasinya pada file /etc/zebra/ospfd.conf.
Untuk melakukan konfigurasi OSPF pada zebra, berikut adalah perintah yang digunakan:
1. Cek apakah ospfd daemon telah aktif dengan mengetikkan perintah: vim /etc/quagga/daemons
Selanjutnya akan muncul file konfigurasi Quagga daemons sebagai berikut: zebra=yes bgpd=no ospfd=yes ospf6d=no ripd=no ripngd=no isisd=no
Pada konfigurasi di atas, ospfd harus si-set pada posisi “yes”.
Setelah selesai men-set Quagga daemons, kita harus me-restart Quagga dengan menggunakan perintah:
vim /etc/init.d/quagga restart
Stopping Quagga daemons (prio:0): ospfd zebra (bgpd) (ripd) (ripngd) (ospf6= d) (isisd).
Removing all routes made by zebra. Nothing to flush.
59
Loading capability module if not yet done.
Starting Quagga daemons (prio:10): zebra ospfd.
2. Langkah selanjutnya adalah masuk ke ospfd untuk melakukan konfigurasi. Untuk melakukan konfigurasi pada ospfd, digunakan perintah:
telnet localhost ospfd
3. Setelah masuk ke dalam ospfd, langkah selanjutnya adalah mengaktifkan routing protokol OSPF.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengaktifkan routing protokol OSPF pada Quagga:
Aktifkan konfigurasi global dengan menggunakan perintah: router>enable
Kemudian memasuki mode konfigurasi dengan perintah: router#configure terminal
Untuk mengaktifkan OSPF pada router, digunakan perintah: router(config)#router ospf
Selanjutnya kita lakukan konfigurasi OSPF dengan menggunakan perintah:
router(config-router)#network <ipaddress>/<subnetmask> area<area-id>
Sebagai contoh, kita akan memasukkan alamat 192.168.1.10 dengan subnet mask /29 dan area 0.
router(config-router)#network 192.168.1.10/29 area 0
Konfigurasi ini dilakukan untuk semua interface pada setiap router. 4. Setelah selesai melakukan konfigurasi, simpan konfigurasi dengan
perintah router#wr
60
5.2.8 Implementasi Pembebanan Traffic pada Jaringan
Tujuan dari diciptakannya background traffic adalah untuk mensimulasikan keadaan jaringan yang penuh dengan aliran paket-paket sehingga terdapat antrian seperti jaringan internet yang sebenarnya. Untuk membangkitkan background traffic ini digunakan software D-ITGGUI. D-ITGGUI merupakan graphical user interface yang mengontrol Distributed Internet Traffic Generator
berbasis bahasa pemrograman JAVA. Pada tugas akhir ini, karena TG server dan TG client-nya berbasis windows, maka D-ITGGUI yang digunkan adalah juga berbasis windows.
Traffic yang dibangkitkan oleh software ini berupa paket-paket UDP yang dapat diatur packet rate-nya, ukuran paketnya, dan jenis kedatangan paketnya.
Software ini juga sekaligus akan menghitung paremeter-parameetr QoS untuk jaringan yaitu delay, jitter, dan packet loss.
61
Gambar 5.18 merupakan contoh tampilan dari software ITGGUI. Traffic
yang diciptakan dari software ini diatur menyerupai model traffic telephony. Model traffic telephony mempunyai pola kedatangan poisson dan waktu pendudukannya (holding time-nya) mempunyai distribusi eksponensial. Sehingga waktu kedatangan paketnya diatur agar memiliki distribusi poisson dan ukuran paketnya random dengan distribusi eksponensial.
Durasi pengiriman paket untuk setiap kali percobaan di set selama 30 detik. Agar menghasilkan beban traffic yang berubah-ubah (makin lama makin meningkat untuk percobaan berikutnya) maka ukuran paket rata-ratanya diubah-ubah sehingga bandwidth dari background traffic ini bisa menjadi variable bebas yang bisa kita atur.
5.2.9 Protocol Analyzer
Protocol analyzer berungsi untuk memonitor atau menangkap paket yang berada pada sebuah jaringan secara real time. Salah satu software yang berperan sebagai protocol analyzer adalah Wireshark. Wireshark merupakan alat jaringan fundamental untuk mendiagnosis masalah dan melakukan pengamatan untuk pemahaman jaringan.
Dengan wireshark protokol-protokol yang digunakan dalam transfer sebuah informasi dalam jaringan dapat dilihat dan dianalisis lebih detail. Wireshark ini memiliki tampilan Graphical User Interface (GUI) sehingga dalam pemakaiannya lebih mudah dan detail seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
62
Gambar 2.19 Tampilan Wireshark Network Protocol Analyzer
Gambar 5.19 di atas adalah contoh tampilan Wireshark Network Protocol Analyzer.