PENGARUH PENGARUH PENGARUH
PENGARUH STRUKTURSTRUKTURSTRUKTURSTRUKTUR KEPEMIMPINANKEPEMIMPINANKEPEMIMPINANKEPEMIMPINAN DANDANDANDAN STRUKTURSTRUKTURSTRUKTURSTRUKTUR KEPEMILIKAN
KEPEMILIKAN KEPEMILIKAN
KEPEMILIKAN PADAPADAPADAPADA MANAJEMENMANAJEMENMANAJEMENMANAJEMEN LABALABALABALABA
Tri Tri Tri
Tri SiwiSiwiSiwiSiwi Nugrahani*Nugrahani*Nugrahani*Nugrahani*
Abstract AbstractAbstractAbstract
Studi ini bertujuan menguji apakah benar bahwa Struktur Kepemimpinan dan Struktur Kepemilikan mempengaruhi Manajemen Laba. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, dengan data sekunder yaitu Laporan Keuangan tahun 2006-2009 dengan teknik pengambilan data observasi. Variabel penelitian ini yaitu variabel bebas berupa Struktur Kepemimpinan, yaitu proporsi dewan komisaris eksternal yang tinggi yaitu 30% berasal dari pihak eksternal, dan variabel bebas Struktur Kepemilikan, yaitu prosentase kepemilikan dari pemegang saham masyarakat. Sedangkan variabel terikat yaitu Manajemen Laba diukur dengan akrual diskresioner dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi.
Hipotesa diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% (α < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan Struktur Kepemimpinan sebesar -0,661 dengan p value 0,511 yang berarti hipotesis 1 tidak didukung sedangkan hipotesis 2 menunjukkan hasil besarnya kepemilikan saham dari masyarakat atau besarnya struktur kepemilikan masyarakat akan meningkatkan Manajemen Laba.
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.401 artinya 40% Manajemen Laba dijelaskan oleh variabel Struktur Kepemimpinan dan Struktur Kepemilikan, sedangkan sisanya 60,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain. Keterbatasan studi dalam menilai Struktur Kepemimpinan dan Struktur Kepemilikan terbatas pada sampel penelitian dan hanya berdasar prosentase yang telah ditentukan. Sehingga apabila diterapkan pada perusahaan lain kemungkinan akan berbeda.
Kata kunci: Struktur Kepemilikan, Struktur Kepemimpinan, dan Manajemen laba
Dosen
Latar Latar Latar
Latar BelakangBelakangBelakangBelakang MasalahMasalahMasalahMasalah
Setiap perusahaan tentunya memerlukan suatu tata kelola yang baik dengan memperhatikan beberapa aspek yang berpengaruh untuk pencapaian tujuan perusahaan dan hal tersebut tidak lepas dengan penentuan strategi, kebijakan, dan implikasi, baik yang berkaitan dengan finansial maupun non finansial.
Tata kelola di perusahaan tidak selalu sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, demikian pula tata kelola di tiap negara. Penilaian tata kelola, menurut Sloan (2001) tidak ada yang baku, dan salah satunya dapat ditentukan berdasar finansial. Dalam membicarakan tata kelola, tentunya tidak lepas dari struktur kepemimpinan dan struktur kepemilikan perusahaan. Terutama berkaitan dengan manajemen laba. Kepemilikan investor memicu munculnya manajemen laba karena manajer cenderung menghindar untuk berinvestasi pada kemungkinan pencapaian earning (laba) yang rendah. Vafeas (2005) menyatakan secara ideal struktur kepemimpinan yang ideal, adalah tidak lebih dari lima orang yang menduduki dewan direktur bahkan apabila dalam menentukan earning tidak memisahkan struktur kepemimpinan dengan manajer, maka kemampuan earning kurang informatif. Karena pelaporan keuangan dengan memisahkan struktur kepemimpinan dengan manajer perusahaan akan lebih berkualitas dalam mengemukakan informasi berusahaan. Hal ini tentunya berkaitan dengan kecenderungan manajer dalam melakukan earning management (manajemen laba)
Manajemen laba merupakan salah satu masalah keagenan (agency
problem) yang terjadi karena adanya pemisahan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan
dalam pembuatan laporan keuangan. Selain itu, dewan perusahaan
Keuangan, karena manajer sering terdorong untuk meningkatkan kepentingannya pada manalemen laba.
Dalam penyajian laporan tentunya tidak lepas dari struktur kepemilikan. Semakin besar kepemilikan saham oleh publik maka akan semakin banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Perusahaan yang sahamnya dimiliki pihak asing menghadapi tekanan permintaan akan informasi yang lebih banyak. Semakin besar kepemilikan saham oleh pihak asing, semakin beragam informasi yang dibutuhkan sehingga diperkirakan kualitas pengungkapan sukarela juga akan meningkat (Marwata, 2000). Dapat dimungkinkan struktur kepemilikan berkaikan dengan kemungkinan terjadinya manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk menguji bagaimana pengaruh struktur kepemimpinan dan struktur kepemilikan pada manajemen laba?
Kajian Kajian Kajian
Kajian TeoriTeoriTeoriTeori DanDanDanDan PengembanganPengembanganPengembanganPengembangan HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis Struktur
Struktur Struktur
Struktur KepemimpinanKepemimpinanKepemimpinanKepemimpinan //// DewanDewanDewanDewan
Laporan keuangan yang dibuat oleh manajer untuk dewan perusahaan, dapat digunakan untuk menonitor manajer atas kinerjanya pada perusahaan, khususnya berkaitan dengan keuangan. Karena, secara teori setiap individu terdapat kecenderungan untuk memaksimalkan kebutuhannya, sehingga dengan menilai laporan keuangan dapat pula untuk menilai kinerja manajer, apakah terdapat penyimpangan atau tidak.
Setiap perusahaan, tentunya meiliki struktur kepemilikan dan kepemimpinan. Hal ini akan berpengaruh pula pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Studi tentang struktur kepemilikan dan kepemimpinan telah banyak dilakukan. Misalnya studi Wilopo dan Mayangsari (2002). Mereka mengatakan bahwa terdapat hubungan antara struktur krprmilikan dan kemimpinan dengan kinerja perusahaan.
Vafeas (2000) mengatakan, perusahaan akan lebih baik kinerja , apabila menggunakan struktur kepemimpinan yang sedikit, karena lebih efektif dalam mengemukakan informasi laba (earning), dibandingkan dengan strukut kepemimpinan yang besar. Namun, apabila struktur kepemimpinan tidak menyertakan dengan anggota dewan asing, maka informasi earning menjadi kurang efektif. Secara ideal, struktur kepemimpinan tidak lebih dari luima orang.
Dewan memandang aktivitas monitor oleh komisaris eksternal sebagai
pusat dari pemecahan masalah agency (Pratana (2002) dalam Wedari (2004)).
Proporsi dewan komisaris harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan putusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara independen. Menurut Peraturan Pencatatan Nomor IA tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa yaitu jumlah komisaris independen minimum 30%. Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan
perusahaan yang baik (good corporate governance), perusahaan tercatat wajib
memiliki komisaris independen yang jumlahnya proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah seluruh anggota komisaris.
Struktur Struktur Struktur
Struktur KepemilikanKepemilikanKepemilikanKepemilikan
Struktur/tipe kepemilikan perusahaan yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan dapat ditinjau dari dua aspek. Aspek pertama adalah besarnya kepemilikan masyarakat lain (publik) dibandingkan dengan kepemilikan pihak tertentu yang merupakan pihak “insider”. Aspek kedua adalah besarnya kepemilikan asing dibandingkan dengan kepemilikan oleh pihak domestik. Semakin besar kepemilikan insider, akan semakin sedikit informasi yang akan diungkapkan dalam laporan tahunan
karena insider memiliki akses yang luas terhadap informasi perusahaan tanpa harus melalui laporan tahunan yang dipublikasi.
Semakin besar kepemilikan publik, semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga semakin banyak pula butir-butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka dalam laporan tahunan. Semakin besar kepemilikan saham oleh publik maka akan semakin banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Perusahaan yang sahamnya dimiliki pihak asing menghadapi tekanan permintaan akan informasi yang lebih banyak. Semakin besar kepemilikan saham oleh pihak asing, semakin beragam informasi yang dibutuhkan sehingga diperkirakan kualitas pengungkapan sukarela juga akan meningkat (Marwata, 2000).
Struktur kepemilikan sendiri berhubungan positif dengan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan akan menentukan berapa besar struktur kepemilikan sendiri dan bukan sebaliknya (Wilopo, dan Mayangsari, 2002). Ada perbedaan antara perusahaan satu dengan yang lain dalam hal proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar (investor yang bukan/tidak memiliki hubungan khusus dengan manajemen). Perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan perusahaan akan semakin luas.
Pengukuran struktur perusahaan dibagi menjadi empat yaitu presentase kepemilikan publik, presentase kepemilikan manajemen, presentase kepemilikan institusi asing dan presentase kepemilikan institusi domestik. Sedangkan dalam penelitian hanya menggunakan struktur kepemilikan oleh
publik, karena perusahaan yang presentase struktur kepemilikan publiknya tinggi akan mengungkapkan laporan keuangan secara lengkap.
Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen LabaLabaLabaLaba
Menururt Jensen dan Meckling (1976) dalam Adel (2004) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) perusahaan. Manajemen sebagai pihak yang menyediakan informasi keuangan dan terlibat dalam kegiatan perusahaan akan cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan hal ini memicu terjadinya konflik keagenan. Konflik keagenan menimbulkan biaya–biaya yang harus ditanggung dalam proses pelaksanaan kontrak antara agent dan principal yang disebut sebagai contracting costs. Contracting costs yang biasanya terjadi dalam teori keagenan adalah adanya biaya pelanggaran kontrak hutang. Watts and Zimmerman (1986) dalam Adel (2004) menyatakan bahwa manajemen perusahaan memiliki inisiatif untuk memakai jasa pihak ekternal perusahaan yang mampu memonitor aktivitasnya untuk meminimalisasicontracting costs.
Beberapa peneliti menggunakan pendekatan total akrual akuntansi untuk mendeteksi adanya manajemen laba (Ratmono, 2004). Total akrual akuntansi didefinisikan sebagai perbedaan antara net income yang dilaporkan dari operasi yang berkelanjutan dan arus kas operasi. Dechow et.al (1995) menguji penyebab dan konsekuensi manipulasi laba. Hasilnya mengindikasikan bahwa salah satu motif penting untuk manajemen laba adalah keinginan untuk menarik pembiayaan eksternal pada biaya rendah sedangkan konsekuensinya pasar modal memungut substantial cost pada perusahaan yang diketahui malakukan manajemen laba.
Menurut Scott (2000), motivasi perusahaan, dalam hal ini manajer melakukan manajemen laba adalah :
1. Bonus scheme(rencana bonus)
Manajer yang bekerja di perusahaan dengan rencana bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan bonus yang akan diterimanya.
2. Debt covenant(kontrak hutang jangka panjang)
Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt covenant dalam teori akuntansi positif yaitu semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran perjanjian hutang maka manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang dapat “memindahkan” laba periode mendatang ke periode berjalan sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak.
3. Political motivation(motivasi politik)
Perusahaan-perusahaan besar dan industri strategis cenderung menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, khususnya selama periode kemakmuran tinggi. Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah misalnya subsidi.
4. Taxation motivation(motivasi perpajakan)
Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Dengan mengurangi laba yang dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan besar pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah.
5. PergantianCEO
CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya. Demikian
pula dengan CEO yang kinerjanya kurang baik, ia akan cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan pemecatannya. 6. Initial Public Offering(penawaran saham perdana)
Saat perusahaan go public, informasi keuangan yang ada dalam prospektus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi ini dapat dipakai sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk mempengaruhi keputusan calon investor maka manajer berusaha menaikkan laba yang dilaporkan.
Scott (2000) mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh manajer antara lain :
1. Taking a bath, dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan tidak bisa dihindari pada periode berjalan, dengan cara mengakui biaya-biaya pada periode-periode yang akan datang dan kerugian periode berjalan.
2. Income minimization, dilakukan saat perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil bisa berupa pembebanan pengeluaran iklan, riset dan pengembangan yang cepat dan sebagainya. Cara ini mirip dengan taking a bathnamun kurang ekstrim.
3. Income maximization, yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh bonus yang lebih besar. Demikian pula dengan perusahaan yang mendekati suatu pelanggaran kontrak hutang jangka panjang, manajer perusahaan tersebut akan cenderung untuk memaksimalkan laba.
4. Income smoothing, merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering dilakukan dan paling populer. Lewat income smoothing, manajer
menaikkan atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak beresiko tinggi.
Menurut Wilopo dan Mayangsari (2002), kepemilikan saham pada manajer akan memicu timbulnya manajemen laba. Hal ini terjadi karena, manajer termotivasi untuk berinvestasi pada kemungkinan pencapaian laba yang tinggi dan menghindar pencapaian laba yang rendah.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dihipotesakan sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh Struktur Kepemimpinan pada Manajemen Laba
H2: Terdapat pengaruh Struktur Kepemilikan pada Manajemen Laba
Metoda Metoda Metoda
Metoda PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
a. SampelSampelSampelSampel dandandandan DataDataDataData Penelitian:Penelitian:Penelitian:Penelitian:
Sampel penelitian ini yaitu Perusahaan yang terdaftar di BEJ, sedangkan data diambil dari data sekunder laporan keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun 2006-2009. Data diperoleh dengan melakukan observasi perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun 2006-2009.
b. VariabelVariabelVariabelVariabel Penelitian:Penelitian:Penelitian:Penelitian:
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Adapun variable bebas yaitu: Struktur Kepemimpinan, dan Struktur Kepemilikan. Sedangkan variabel terikat adalah Manajemen Laba. Sedangkan Pengukuran tiap variabel sebagai berikut:
1. Struktur Kepemimpinan, yaitu proporsi dewan komisaris eksternal yang tinggi yaitu 30% berasal dari pihak eksternal.
2. Struktur Kepemilikan, Semakin besar kepemilikan manajer pada perusahaan, maka semakin rendah kecenderungan manajer melakukan aktivitas manajemen laba karena adanya keselarasan tujuan manajer dengan tujuan pemegang saham. Variabel ini akan bernilai satu untuk kepemilikan manajerial kurang dari 5% dan nol untuk sebaliknya.
3. Manajemen Laba, diukur dengan akrual diskresioner dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi, karena dianggap model ini paling baik diantara model lain yang sama-sama digunakan untuk mengukur manajemen laba (Dechow et al., 1995). Untuk mengukur akrual diskresioner, peneliti terlebih dahulu akan mengukur total akrual dengan metoda Jones yang dimodifikasi, yaitu:
TACC
TACCTACCTACCitititit== Net==NetNetNet IncomeIncomeIncomeIncome –––– CashCash FlowCashCashFlowFlowFlow fromfromfromfrom OperationOperationOperation ……Operation………………....………………………………………… (1)(1)(1)(1)
Selanjutnya menghitung nilai akrual total yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai berikut:
TACC
TACCTACCTACCitititit==== aaaa1111(1/TA(1/TA(1/TA(1/TAi,t-1i,t-1i,t-1i,t-1)))) ++++ aaaa2222((((DDDD REVREVREVREVitititit/TA/TA/TA/TAi,t-1i,t-1i,t-1i,t-1)))) ++++ aaaa3333(PPE(PPE(PPE(PPEitititit/TA/TA/TA/TAi,t-1i,t-1i,t-1i,t-1)))) ++ eeee++ itititit........ (2)(2)(2)(2)
Akrual non-diskresioner merupakan nilai prediksian (predicted value) dari
regresi untuk perusahaan dan tahun tertentu. Setelah menghitung akrual non-diskresioner, maka dapat dihitung akrual diskresioner dengan rumus:
DACC
c. TeknikTeknikTeknikTeknik AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis DataDataDataData
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS Versi 16, yaitu dengan menggunakan alat regresi linier berganda, dengan sebagai berikut: Y = a + b1x1+ b2x2+ ε
keterangan:
Y = Manajemen Laba X1 = Struktur Dewan X2 = Struktur Kepemilikan a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi struktur dewan b2 = Koefisien regresi struktur kepemilikan
ε = Error
d. UjiUjiUjiUji HipotesaHipotesaHipotesaHipotesa
Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% (α< 0,05),
Hasil Hasil Hasil
Hasil PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian DanDanDanDan PembahasanPembahasanPembahasanPembahasan 1.
1. 1.
1. DeskripsiDeskripsiDeskripsiDeskripsi DataDataDataData
Studi ini menggunakan subyek penelitian perusahaan makanan dan transportasi tahun 2006-2009. Sampel penelitian terdiri 58 perusahaan.
Statistik deskriptif (tabel 1) menunjukkan variabel-variabel penelitian ini adalah manajemen Laba, Struktur Dewan, dan Struktur Masyarakat. Adapun tabel statistik deskriptif data sebagai berikut :
Tabel Tabel Tabel
Tabel 1.1.1.1. StatistikStatistikStatistikStatistik DeskriptifDeskriptifDeskriptifDeskriptif
Variabel Minimum Maksimum Rata-rata Std.
Deviasi Manajemen Laba 0,000 0,667 2124,67 16732,36 Struktur Kepemimpinan 0,242 0,485 4, 19 1,59 Struktur Kepemilikan -0,594 3,637 0,27 0,21 2. 2. 2.
2. PengujianPengujianPengujianPengujian HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji t dalam regresi berganda dengan tingkat signifikansi 5%. Adapun tabel pengujian hipotesis sebagai berikut :
Tabel Tabel
TabelTabel 2.2.2.2. PengujianPengujianPengujianPengujian hipotesishipotesishipotesishipotesis
Variabel Unstandardized Coefficients t Sig. Keterangan B Std. Error Konstanta -2876, 76 6108,88 -0,471 0,640 Struktur Dewan -865,81 1309,01 -0,661 0,511 Tidak Signifikan Struktur Kepemilikan 31537,46 9739,35 3,238 0,002 Signifikan Berdasarkan tabel 2 di atas, diperoleh nilai t-test Struktur Kepemimpinan sebesar -0,661 dengan p value 0,511 yang berarti hipotesis 1 tidak didukung karena menunjukkan p value > 5%. Apabila Struktur Dewan bertambah 1, maka tidak akan meningkatkan manajemen laba. Sedangkan nilai t-test Struktur kepemilikan sebesar 3,238 dengan p value 0,002 yang berarti hipotesis 2 tidak didukung karena menunjukkan p value < 5%. Apabila Struktur kepemilikan
teori yang diberikan bahwa besarnya kepemilikan saham dari masyarakat atau besarnya struktur kepemilikan masyarakat akan menambah Manajemen Laba.
Nilai F sebesar 3,362 dan signifikansi pada alpha 5% artinya ada hubungan linier antara variabel komisaris independen dan pengungkapan sukarela dengan kinerja perusahaan. Namun, karena terdapat salah satu variabel independen yaitu pengungkapan sukarela tidak signifikan, maka model penelitian ini belum dapat digunakan. Adapun penjelasan dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel
TabelTabelTabel 3.3.3.3. PengujianPengujianPengujianPengujian ModelModelModelModel RegresiRegresiRegresiRegresi
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
0,401 0,130 0,576
F = 5,266 Sig. 0,08
Berdasarkan tabel 3 nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.401 artinya 40% variabel Manajemen Laba dijelaskan oleh variabel Struktur Dewan dan Struktur Masyarakat sedangkan sisanya 60,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain. SedangkanStandar Error of Estimatesebesar 0,576 berarti kesalahan model dalam memprediksi Manajemen Laba sebesar 0,576.
Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan
Penelitian ini menguji pengaruh Struktur Kepemimpinan dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba dengan menunjukkan hasil variabel Struktur Dewan tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Hal ini ditunjukkan dengan arah negatif dan nilai p value > 0,05 yang berarti angka tersebut tidak signifikan. Hal ini tidak mendukung teori bahwa fungsi Struktur Dewan dapat mengurangi Manajemen Laba, Sedangkan Struktur Masyarakat berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba. Hal ini ditunjukkan dengan arah negatif dan nilai p value < 0,05 yang berarti angka tersebut signifikan. Hal ini mendukung teori bahwa fungsi Struktur Masyarakat dapat mengurangi Manajemen Laba.
Nilai R2 sebesar 0.401 berarti 40,10% variabel Manajemen Laba dijelaskan secara simultan oleh variabel Struktur Dewan dan Struktur Masyarakat, sisanya yaitu 59,90% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Sedangkan Standar Error of Estimate sebesar 0,576 berarti kesalahan model dalam memprediksi Manajemen Laba sebesar 57,60%.
Keterbatasan Keterbatasan Keterbatasan
Keterbatasan dandandandan SaranSaranSaranSaran
Dalam menilai struktur kepemimpinan dan struktur kepemilikan terbatas pada sampel penelitian dan hanya berdasar prosentase yang telah ditentukan. Sehingga apabila diterapkan pada perusahaan lain kemungkinan akan berbeda. Selain itu sampel penelitian terbatas pada perusahaan manufaktur makanan, dan transportasi kemungkinan memiliki karaktersitik yang berbeda, sehingga diperlukan pengelompokkan sampel yang akan memberi hasil yang lebih baik.
DAFTAR
DAFTARDAFTARDAFTAR PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA
Adel, Jack Febrianci (2004), Analisis Pengaruh Penurunan/Perolehan Peringkat Obligasi Perusahaan Kedalam Kategori Non-Investment Grade Terhadap Praktik Manajemen Laba, Proceeding Seminar Nasional SNA VII di Udayana, Bali, 24 Nopember.
Dechow. P. M.; R. G. Sloan; dan A. P. Sweeney, April 1995. “Detecting Earnings Management,”The Accounting Review: 193-225
Marwata, 2000, Hubungan antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia,Working Paper,
Ratmono, D. (2004), Persistensi Relatif Earnings, Anomali Pasar Berbasis Earnings, Dan Earnings Management. Proceeding Seminar Nasional SNA VII di Udayana, Bali, 24 Nopember.
Scott, W.R., 2000. Financial Accounting Theory. Second edition. Prentice Hall: Kanada,
Sloan, R., 2001. Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future Earnings?.The Accounting Review:289-315
Vafeas, N. 2005. Audit Committees, Boards, and the Quality of Reported Earnings.Contemporary Accounting Research, 22 (4): 1093-1122.
Wedari, L.K., (2004), Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Dan Keberadaan, Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba.... Proceeding Seminar Nasional SNA VII di Udayana, Bali, 24 Nopember. Wilopo, dan Mayangsari (2002), Pengaruh Struktur Kepemilikan, Perilaku
Manajemen Laba,Free Cash Flow HyphotesisdanEconomic Value Added: Pendekatan Path Analysis, Proceeding Simposium Nasional Keuangan In Memoriam Prof. Bambang Riyanto, Dies Natalis ke 47, Fakultas Ekonomi, UGM Yogyakarta.