• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG ... 1

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ………... 6

1.3. MATERI KEGIATAN ... 7

1.4. RUANG LINGKUP KEGIATAN ... 7

BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1. TAHAP PERSIAPAN ... 9

2.2. TAHAP PELAKSANAAN ... 10

2.2.1. Waktu & Tempat Pelaksanaan ... 10

2.2.2. Pelaksanaan Kegiatan ... 10

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. KESIMPULAN ... 23

3.2. SARAN ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 27 LAMPIRAN ... 28

PUSDATIN

(4)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government

di Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

29

Lampiran 2 Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

30

Lampiran 3 Keputusan Kepala BALILATFO nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

31

Lampiran 4 Sambutan Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (Balilatfo)

32

Lampiran 5 Laporan Penyelenggaraan 33

Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan 34

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang sangat pesat memberi peluang pengaksesan informasi yang cepat dan akurat dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kesamaan pemahanan, keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unit kerja untuk mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik dalam meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien adalah hal mutlak yang menjadi tujuan utama Pemerintah. Berdasarkan hal tersebut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyelenggarakan E-government Kementerian yang terdiri dari aplikasi informasi berbasis internet dan perangkat digital lainnya yang dikelola Pemerintah untuk keperluan penyampaian informasi dari Pemerintah ke masyarakat, mitra bisnis, pegawai, badan usaha, dan lembaga-lembaga lainnya secara online yang dituangkan seluruhnya pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi nomor 1 tahun 2016 tentang E-government.

Dalam sebuah perencanaan pembangunan institusi/lembaga/organisasi, data merupakan salah satu elemen penting, perencanaan dapat berjalan dengan baik apabila didukung dengan data yang valid. Oleh Karena itu penyusunan data baik di tingkat pusat maupun pada tingkat daerah harus seakurat mungkin, khususnya database pada tingkat desa/kelurahan, harus selalu dioptimalkan.

(6)

2

Urgensi penyusunan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 tahun 2016 didasarkan pada adanya perubahan nomenklatur dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Peraturan Menteri Desa PDT Nomor 10 tahun 2016 merupakan revisi dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 09 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Ketransmigrasian yang dapat dijadikan payung hukum dalam melakukan pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menjelaskan bahwa data merupakan sekumpulan fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, tulisan yang merepresentasikan keadaan yang sebenarnya. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, sementara pengelolaan data dan informasi adalah proses mempersiapkan informasi mulai dari mengumpulkan data, mengolah, dan menganalisis data menjadi informasi yang siap disajikan untuk mendukung penetapan kebijakan manajemen dan pelayanan publik.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunn Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi, sesuai dengan tugas dan fungsi, tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja masing-masing unit kerja untuk mewujudkan

“Good Governance”.

(7)

3

Data dan Informasi yang akurat dan valid merupakan kewajiban yang harus tersedia demi perencanaan pembangunan yang berkualitas. Dalam proses perencanaan pembangunan masih terbatasnya ketersediaan data dan informasi yang akurat dengan keadaan saat ini. Hal tersebut dapat menyebabkan proses perencannaan pembangunan itu sendiri terkadang dilakukan dengan menggunakan data yang tidak up to date. Misalnya, perbedaan data jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, perubahan kawasan, dan seterusnya. Oleh sebab itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi harus mempunyai basis data (data base) yang terpercaya, valid dan senantiasa diperbaharui (up to date).

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi pasal 9 mengamanatkan bahwa format isian data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi diatur dengan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi, dan pada tanggal 24 November 2017 telah ditetapkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi nomor 336 tahun 2017 tentang formulir isian dan petunjuk pengisian data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi yang seyogyanya digunakan sebagai acuan dalam proses pengumpulan data.

Akses informasi yang disajikan dalam bentuk pelayanan publik, misalnya, akan lebih banyak disoroti oleh masyarakat dalam era digital. Tentu saja, dengan memanfaatkan teknologi pula, pemerintah perlu melakukan revisi terhadap pengelolaan atas teknologi informasi, sehingga didapatkan informasi data yang akurat dan kredibel. Penyajian data dengan mempergunakan perangkat komputer merupakan sebuah sistem

(8)

4

informasi yang akan mempermudah pengguna data dalam mengakses dan melakukan analisis. Kemampuan sumber daya manusia, infrastruktur perangkat komputer, dan struktur organisasi, harus menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan sistem pengolahan dan penyajian informasi yang akan dilakukan.

Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi data yang ada pada berbagai institusi merupakan salah satu kendala lain dalam proses perencanaan pembangunan. Perlunya kesamaan pradigma seluruh unit teknis terkait dalam pengumpulan, pengolahan, penganalisisan dan penyajian data tentang pentingnya data dan informasi dalam proses pengambilan keputusan/kebijakan dan dapat diimplementasikan secara menyeluruh, baik di pusat maupun di daerah.

Masing-masing level pemerintahan tentunya telah memiliki data pembangunan yang dibutuhkan dalam penyusunan rencana kegiatan pembangunan daerah untuk jangka panjang, menengah dan pendek. Setiap kegiatan dan prioritas yang disusun setiap tahun tentunya merupakan hasil pemikiran dan analisis terhadap serangkaian atau sekumpulan data dan informasi terkait. Data dan Informasi tersebut umumnya didapatkan secara langsung dari masing-masing Kabupaten/Kota.

Data dan informasi yang berkualitas harus dijadikan rujukan bagi penentuan kebijakan dan program sasaran yang akan dilaksanakan oleh pemerintah sehingga pelaksanaan pembangunan baik yang berhubungan dengan teknis institusinya maupun dengan pembangunan daerah bisa terukur dan diketahui target pencapaiannya. Dengan ini, hasil akhir pembangunan berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat akan tercapai dengan efektif dan efisien.

Untuk menjamin optimalisasi pelaksanaan pengelolaan data dan informasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,

(9)

5

maka seyogyanyalah dilakukan sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi nomor 336 tahun 2017 tentang formulir isian dan petunjuk pengisian data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi serta Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government.

(10)

6

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan pelaksanaan kegiatan sosialisasi Pedoman tentang Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang terdiri dari Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengenai Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah untuk memberikan pemahaman mengenai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi nomor 336 tahun 2017 tentang formulir isian dan petunjuk pengisian data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi serta Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi kepada seluruh unit teknis di seluruh lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Maksud dari kegiatan ini adalah terwujudnya pemahaman mengenai pelaksanaan penyelenggaraan E-government di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, pemahaman pedoman pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi dan formulir isian dan petunjuk pengisian data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi yang nantinya digunakan oleh seluruh unit teknis dalam rangka pelaksanaan pengelolaan data dan informasi yang optimal, sehingga mempermudah dalam melakukan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan dan penyajian data dan informasi serta mempermudah proses mengakses data dan informasi di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

(11)

7

Tertinggal dan Transmigrasi, serta sebagai instrumen untuk melakukan koordinasi, integrasi, sinergitas, dan sinkronisasi rencana dari berbagai sektor, dinas terkait dan masyarakat.

1.3. MATERI KEGIATAN

Materi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :

1. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2. Keputusan Kepala Balilatfo nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian Dan Petunjuk Pengisian Data Dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

3. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

1.4. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Kegiatan ini secara umum dilaksanakan agar terwujudnya pemahaman mengenai landasan hukum tentang Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Keputusan Kepala Balilatfo nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian Dan Petunjuk Pengisian Data Dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi serta Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunn Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang nantinya digunakan oleh seluruh unit teknis dalam rangka melakukan pengelolaan data dan informasi. Langkah-langkah yang

(12)

8

diupayakan sebagai pendukung tercapainya kegiatan tersebut, maka perlu dilaksanakan beberapa kegiatan secara khusus, antara lain:

1. Menerjemahkan Kerangka Acuan Kerja dengan Perumusan langkah-langkah rencana kerja dalam pelaksanaan identifikasi kebutuhan dalam Kegiatan Sosialisai Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

2. Menyusun Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi nomor 336 tahun 2017 tentang formulir isian dan petunjuk pengisian data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.

3. Melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Keputusan Kepala Balilatfo nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian Dan Petunjuk Pengisian Data Dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi serta Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

4. Menyusun laporan kegiatan sesuai dengan schedule yang telah disusun bersama.

(13)

9

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahapan pelaksanaan kegiatan sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Keputusan Kepala Balilatfo nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian Dan Petunjuk Pengisian Data Dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi serta Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terdiri dari:

2.1. Tahap Persiapan

1. Penyusunan Keputusan Kepala Balilatfo tentang Formulir Isian Dan Petunjuk Pengisian Data Dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan telah ditetapkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi nomor 336 tahun 2017 tentang formulir isian dan petunjuk pengisian data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigras pada tanggal 24 November 2017.

2. Menyusun point-point yang terdapat pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 dan Keputusan Kepala Balilatfo nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian Dan Petunjuk Pengisian Data Dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi serta Peraturan Menteri Desa,

(14)

10

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government sebagai bahan paparan.

3. Melakukan Koordinasi dengan berbagai pihak/unit teknis di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui pertemuan yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

2.2. Tahap Pelaksanaan

2.2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Sosialisasi dilaksanakan di Hotel Lorin, Sentul, Jawa Barat selama 3 (tiga) hari, mulai hari Kamis - Sabtu tanggal 14 - 16 Desember 2017.

2.2.2. Pelaksanaan Kegiatan

Pembukaan dihadiri oleh Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi, dan para pejabat eselon 2,3,4 serta staf di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (BALILATFO) dalam arahannya yang disampaikan pada pembukaan menyatakan bahwa Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Ini merupakan acuan untuk melaksanakan tugas kerja khususnya dalam pengelolaan data dan informasi sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedur sesuai dengan tata kerja,

(15)

11

prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan untuk mewujudkan good governance.

Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Ini merupakan acuan untuk melaksanakan tugas kerja sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedur sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan untuk mewujudkan good governance.

Dalam Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data Dan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi, pasal 9 ayat 1 menjelaskan bahwa format isian Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini dan ayat 2 menjelaskan bahwa ketentuan mengenai format isian sebagaimana dimaksud ayat (1) akan diatur dengan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi. Berkaitan dengan hal tersebut, pada tanggal 24 November 2017 saya telah menandatangani Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi Nomor 336 Tahun 2017 tentang Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, yang dapat digunakan oleh unit kerja terkait dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data.

(16)

12

Data dan informasi berkaitan dengan teknologi dan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi yang sangat pesat memberi peluang pengaksesan data dan informasi yang cepat dan akurat dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. E-Government adalah penyelenggaraan pemerintahan berbasis sistem elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mengeluarkan Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 01 tahun 2016 tentang E-Government bertujuan untuk memberikan acuan pelaksanaan atau pedoman dalam rangka penyelenggaraan E-Government, menciptakan sinergi antar unit kerja, mengoptimalkan penyelenggaraan E-Government dalam pelayanan publik, dan mendorong terjadinya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam lingkungan Kementerian, dan E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi perlu kesamaan pemahaman. Keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unit kerja untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan layanan publik yang efektif dan efisien.

E-Government yang diselenggarakan oleh unit kerja Eselon I di koordinasikan oleh Balilatfo sebagai Government Chief Information

(17)

13 Officer (GCIO) Kementerian, yang berwenang menyetujui atau menolak usulan anggaran dan kegiatan yang dilakukan oleh satuan kerja dan unit kerja yang berkaitan dengan e-government atau Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan mengintegrasikan seluruh sistem informasi di lingkungan Kementerian.

Kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi yang sangat pesat memberi peluang pengaksesan informasi yang cepat dan akurat dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. e-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi perlu kesamaan pemahaman, keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unit kerja untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien.

Dalam mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik dan bersih dengan memanfaatkan Teknologi Informasi maka disusunlah Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dalam paparan Bapak Jajang Abdullah selaku Sekretaris Balilatfo menyampaikan bahwa Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government dapat mengatur publikasi data. E-government adalah penyelenggara pemerintahan berbasis sistem elektronik dengan memanfaatkan teknologi

(18)

14

informasi dan komunikasi untuk menigkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Semua unit wajib melaksanakan dan mengacu terhadap Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government. UKE 1 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi masing-masing harus memberikan datanya kepada PUSDATIN karena Pengelolaan Data Tunggal merupakan tugas dari PUSDATIN.

Di BALILATFO sudah ada 11 aplikasi berbasis sistem ekektronik dan 5 e-office (e-surat, e-perdin, e-meeting, e-budgeting, dan e-monev) untuk mendukung E-Government. Pengelolaan Informasi berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi belum maksimal. E-Government diselenggarakan oleh unit kerja eselon 1 dikoordinasikan oleh BALILATFO. BALILATFO sebagai GCIO (Government Chief Information Officer) memiliki wewenang menyetujui/menolak anggaran dan kegiatan yang dilakukan oleh satuan kerja dan unit kerja yang berkaitan dengan E-Government, serta mengintegrasikan seluruh sistem informasi di lingkungan Kementerian.

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government data dasar dari masing-masing UKE 1 diserahkan terlebih dahulu ke PUSDATIN yang selanjutnya akan diolah dan setelah diolah akan diverifikasi kembali

(19)

15

kepada masing-masing UKE 1 sebelum dipublish. Masing-masing UKE harus mengirimkan 2 PIC yaitu 1 orang eselon IV sebagai penanggung jawab bagi pengelolaan data dan informasi data yang diberikan serta 1 orang PIC operasional yang bertugas di ruang kendali dan akan mengupload data dari UKE 1 masing-masing.

Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi merupakan suatu hal yang saling mendukung dalam keberhasilan. Wali data dalam masing-masing unit kerja 1 menjadi partner kerja dalam pengembangan sistem yang diberikan tanggung jawab sebagai wali data. Pusat Data dan Infomasi memfasilitasi instrumen yang dibutuhkan untuk sistem informasi UKE 1, dan aplikasi yang sudah dibuat belum dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh Ditjen teknis, harus diupayakan agar dapat dimanfaatkan. Oleh sebab itu perlunya penyusunan Instruksi Menteri tentang pelaksanaan E-government di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kedepan sebaiknya dilakukan kordinasi yang lebih intensif dengan UKE 1.

Aplikasi e-government harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen desain aplikasi, struktur program, kode program, prosedur standar manual, kebutuhan sumber daya informatika, hak login dan dokumentasi. Nama domain Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah “kemendesa.go.id” atau yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan penggunaan nama sub domain dikoordinasikan oleh Pusdatin.

(20)

16 E-government adalah penyelenggaraan Pemerintah berbasis sistem elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan E-government Kementerian adalah aplikasi informasi berbasis internet dan perangkat digital lainnya yang dikelola oleh Pemerintah untuk keperluan penyampaian informasi dari Pemerintah ke Masyarakat, mitra bisnis, pegawai, badan usaha dan lembaga-lembaga lainnya secara online. Data dan informasi internal dipergunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian, sedangkan data dan informasi eksternal dipergunakan untuk masyarakat.

Data dan informasi dalam penyelenggaraan e-government wajib disediakan oleh masing-masing unit Organisasi Kementerian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. Data dan informasi tersebut dikelola dan dikumpulkan oleh unit organisasi dan Pusdatin, dan disimpan pada data centre Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Kepala Pusat Data dan Informasi menyampaikan paparannya mengenai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah revisi dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Data dan Informasi Ketransmigrasian yang dilatarbelakangi dengan adanya perubahan nomenklatur dari Kementerian

(21)

17

Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Ini merupakan acuan untuk melaksanakan tugas kerja sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedur sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan untuk mewujudkan good governance. Pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi dipergunakan sebagai pedoman bagi aparat yang melaksanakan tugas dan fungsi dalam pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi pada Kementerian, Dinas dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Dengan adanya pengelolaan data dan informasi, diharapkan dapat membantu unit kerja terkait di lingkungan Kementerian Desa PDTT untuk lebih meningkatkan standard procedur dalam rangka mewudkan pencapaian kinerja yang lebih baik. Data dan informasi yang aktual dan akurat sangat diperlukan untuk menunjang dan mendukung program-program yang dicanangkan pemerintah Pusat maupun Daerah, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Sebagai turunan dari Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Pasal 9 Ayat 1 dan Ayat 2 berguna bagi unit pusat maupun daerah dalam pengumpulan dan pengolahan data yang akurat dan

(22)

18

sistematis guna tercapainya program-program yang dijalankan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Data dan Informasi yang dimaksud tersebut antara lain mengenai potensi, penyiapan, perencanaan dan pembangunan serta Indikator Kinerja Utama Kementerian Desa PDTT.

Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dipaparkan oleh Ibu Elly Sarikit selaku Kepala Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Pusat Data dan Informasi. Dalam paparannya menjelaskan bahwa Pengelolan data merupakan suatu proses yang berkelanjutan melalui pengumpulan, pengolahan, penganalisisan dan penyajian/ pelaporan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Jenis data pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 terdapat 9 jenis data, antara lain Data dan Informasi (Datin) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Datin Pembangunan Kawasan Perdesaan, Datin Daerah Tertentu, Datin Daerah Tertinggal, Datin Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Datin Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Datin Sekretariat Jenderal, Datin Inspektorat Jenderal, dan Datin Balilatfo.

(23)

19

Hasil penyusunan Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi membedakan jenis data berdasarkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja yang tertuang dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 06 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja, Bisnis Proses yang tertuang dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 20 tahun 2015 tentang Bisnis Proses Level 0, dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Berdasarkan UKE I yang ada di Kementerian Desa PDTT terdapat 9 jenis data memiliki formulir isian yang harus dilengkapi dengan mekanisme tata cara pengisian. Oleh karena itu sesuai amanat Pasal 9 Ayat 1 dan Ayat 2 disusunlah Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihanm, dan Informasi nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Setiap unit kerja eselon 1 memliki kasubbag datin yang akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan datin. Sub bagian Datin masing-masing Direktorat Jenderal akan menjadi wali data, Sekretaris Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi wali data terdapat pada subbagian Tata Usaha.

Berdasarkan hasil tanya jawab dan diskusi disimpulkan bahwa Pusat Data dan Informasi merupakan unit kerja yang menfasilitasi penyusunan pedoman pengelolaan data dan informasi di Lingkungan Kementerian

(24)

20

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang selanjutnya dijadikan acuan dalam pengelolaan data dan informasi. Setiap unit kerja, baik di Pusat maupun Daerah seyogyanya memahami peran dan fungsinya masing-masing.

Keberhasilan tujuan pengelolaan data dan informasi sangat tergantung pada kerjasama antara seluruh unit teknis yang diimplementasikan melalui penunjukkan wali data yang dapat berperan aktif secara berkelanjutan dalam pengelolaan data dan informasi. Kegiatan sosialisasi ini perlu dilakukan secara terus menerus agar setiap unit kerja yang terlibat dalam pengelolaan data dan informasi dapat memahami peran, fungsi dan tugasnya masing-masing. Pengelolaan Data Dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi.

Penanggungjawab Pengelolahan Data dan Informasi di dilakukan oleh pusat dan daerah. Untuk tingkat Pusat adalah Kepala Balilatfo, Unit Teknis Eselon 1 melaksanakan pengelolaan data dan informasi yang terkait pelaksanaan kegiatan teknis secara detail di bidang masing-masing, Penanggungjawab Pengelola Datin masing-masing unit Eselon I dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Data dan Informasi, Bagian Perencanaan, Sekretariat Direktorat Jenderal (perlu kesepakatan untuk merancang SK Menteri yang berkaitan dengan PIC, Pada Raker pada tanggal 28 - 30 November 2017 disepakati bah PIC yang terikat di UKE 1 adalah Pegawai

(25)

21

Negeri Sipil. Disepakati bahwa untuk PIC yang melaksanakan penginputan datin yang bertanggung jawab terhdap akurasi dan validasi data serta kemananan data Komitmen pada Raker disepakati bahwa ada 2 PIC. PIC pertama akan bertempat dan bertugas sendiri di satker masing-masing yang bertanggung jawab pada akurasi data dan kemanan data yang bertanggung jawab yaitu Kasubbag Datin dan PIC kedua untuk di Ruang Kendali disepakati diperbolehkan Non PNS, tetapi berkewajiban berkantor di Ruang Kendali Kalibata, uraian kerja merupakan operator perwakilan dari masing-masing UKE 1.

Pusat data dan informasi adalah Bank data yang bertugas melakukan pengumpulan data dasar, sedangkan data teknis dikumpulkan oleh unit teknis yang bersangkutan. Sejauh ini selain data dasar Pusat Data dan Informasi telah melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan bidang desa, kawasan perdesaan, daerah tertinggal, daerah tertentu dan transmigrasi yang dapat diakses melalui website Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yaitu kemendesa.go.id.

Pusat data dan informasi telah membangun aplikasi yang dapat digunakan oleh unit kerja dalam melakukan pengelolaan data dan informasi, yang terdiri dari aplikasi Perdin, Meeting, Monev, E-Budgeting, Sistem Informasi Persuratan, Sistem Informasi Pembangunan Desa, Sistem Informasi Monitoring Desa, Kemendesa Webmail, Sistem Informasi Kepegawaian, E-Budgeting, Pemberdayaan Desa, Portal Desa Online, JDIH, Potensi Desa, LPSE, Bumdes, Layanan Desa, STKD, Jelajah Desa, Kawasan Transmigrasi dan SIDTT.

(26)

22

Peran aktif peserta yang mewakili unitnya masing-masing terhadap pembahasan mengenai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan antusiasme serta keseriusan para peserta menjadikan diskusi dan pembahasan berjalan dengan baik.

(27)

23

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN

Selama pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi nomor 01 tahun 2016 tentang e-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Pentingnya landasan hukum tentang proses pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi sebagai tolak ukur pencapaian program dan kinerja serta menjadi bahan perencanaan, monitoring dan evaluasi bagi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Ini merupakan acuan untuk melaksanakan tugas kerja sesuai dengan fungsi dan alat penilaian

(28)

24

kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedur sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan untuk mewujudkan good governance. Sedangkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government

adalah penyelenggaraan pemerintahan berbasis sistem elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bertujuan untuk memberikan acuan pelaksanaan atau pedoman dalam rangka penyelenggaraan E-Government, menciptakan sinergi antar unit kerja, mengoptimalkan penyelenggaraan E-Government dalam pelayanan publik, dan mendorong terjadinya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dengan memanfaatkan teknologi informasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. 3. Setiap Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi seyogyakan mampu berperan aktif dan memahami tugas dan fungsinya, khususnya dalam proses pengelolaan data dan informasi serta sistem informasi pembangunan dan pengembangan, Keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unit kerja untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan layanan publik yang efektif dan efisien.

4.

Perlunya peningkatan, ketersediaan data, keakuratan data dan penyediaan

data secara online sehingga keperluan data baik pada internal maupun

(29)

25

eksternal yang dapat disampaikan hanya berupa link atau alamat website yang dapat diakses.

5.

Perlu kesepakatan untuk merancang SK Menteri yang berkaitan dengan PIC.

3.2. SARAN

1. Melakukan sosialisasi baik Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi maupun Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 01 tahun 2016 tentang e-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi secara periodik dan berkelanjutan, baik ditingkat Pusat maupun Daerah.

2. Melakukan koordinasi dan komunikasi yang lebih intensif dengan UKE 1 dalam upaya memahami Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi agar proses pengelolaan data dan informasi dapat dilakukan secara maksimal.

(30)

26

3. Peran aktif dari seluruh Kasubbag Datin dan PIC yang bertugas dalam pengumpulan dan pengelolaan data di masing-masing UKE 1.

4. Peningkatan dan sosialisasi penggunaan sumberdaya elektronik dalam pengumpulan data dan informasi melalu website kemendesa.go.id

5. Menyusun SK Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang penunjukkan PIC masing-masing UKE 1 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 6. Penyusunan Instruksi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Trasnmigrasi tentang Tindak Lanjut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 7. Penyusunan Instruksi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Trasnmigrasi tentang Pelaksanaan E-government di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

(31)

27

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2016, Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2016, Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi, 2017, Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi nomor 336 tahun 2017 tentang Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, Transmigrasi.

Anwar Sanusi, Ph.D, 2016, Sambutan dan Arahan Plt.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi

(32)

28

LAMPIRAN

(33)

29

LAMPIRAN 1

PERATURAN MENTERI NOMOR 01 TAHUN 2016

TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN

DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

DAN TRANSMIGRASI

(34)

- 1 -

PERATURAN MENTERI

DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN

DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi yang sangat pesat memberi peluang pengaksesan informasi yang cepat dan akurat dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;

b. bahwa e-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi perlu kesamaan pemahaman, keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unit kerja untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien;

Ranc. 070116 0948

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

(35)

- 2 -

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang E-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

2. Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348);

6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Nomor 5598);

7. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

(36)

- 3 -

Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);

8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2015 tentang Register Nama Domain Instansi Penyelenggara Negara (Berita Nrgara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 209);

9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja (Berita Nrgara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. E-government adalah penyelenggaraan

pemerintahan berbasis sistem elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan eifisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.

2. E-government Kementerian adalah aplikasi

informasi yang berbasis internet dan perangkat digital lainnya yang dikelola oleh pemerintah untuk keperluan penyampaian informasi dari pemerintah ke masyarakat, mitra bisnis, pegawai,

(37)

- 4 -

badan usaha, dan lembaga-lembaga lainnya secara online.

3. Sistem elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan informasi elektronik.

4. Sistem Informasi adalah kesatuan komponen yang terdiri dari lembaga, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, sustitansi data dan informasi yang terkait satu sama lain dalam satu mekanisme kerja untuk mengelola data dan informasi.

5. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.

6. Data adalah fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, tulisan yang mempresentasikan keadaan yang sebenanrnya.

7. Data center adalah suatu fasilitas yang digunakan

untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan sistem repositori.

8. Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Ketransmigrasian adalah gabungan, rangkaian dan analisis data yang berbentuk angka yang diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai, dan makna tertentu mengenai Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Ketransmigrasian.

9. Infrastruktur teknologi informasi adalah piranti keras, piranti lunak sistem operasi dan aplikasi, pusat dan jaringan komunikasi data serta fasilitas

(38)

- 5 -

pendukung lainnya, untuk mendukung penyelenggaraan e-government.

10. Aplikasi adalah komponen sistem informasi yang di gunakan untuk menjalankan fungsi, proses dan mekanisme kerja yang mendukung pelaksanaan e-government.

11. Aplikasi umum adalah aplikasi e-government yang dapat digunakan oleh unit kerja di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan publik.

12. Aplikasi Khusus adalah aplikasi e-government

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unit kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.

13. Master Plan adalah dokumen perencanaan yang menjadi acuan penyelenggaraan e-government.

14. Portal Web adalah kumpulan halaman web yang berisi informasi elektronik yang dapat diakses. 15. Interoperabilitas adalah kemampuan dua sistem

atau dua komponen atau lebih untuk bertukar infomasi dan untuk menggunakan informasi yang telah dipertukarkan.

16. Nama domain adalah alamat internet penyelenggara negara, orang, badan usaha dan/atau masyarakat yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.

17. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan sistem elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.

18. Badan Usaha adalah perusahaan perorangan atau perusahaan persekutuan, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. 19. Repositori adalah sistem pengkoleksian berkas

siap pakai dan siap cetak dari berbagai macam

(39)

- 6 -

sistem informasi menjadi suatu informasi turunan atau agregat secara terintegrasi.

20. Pola terpusat adalah pengintegrasian sistem informasi yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi dengan unit kerja eselon I untuk mendapatkan dan memberikan data agregat (data yang telah diolah dari data individu yang dimiliki oleh unit kerja) untuk kepentingan internal dan eksternal.

21. Pola tersebar adalah sistem informasi yang dilaksanakan oleh unit kerja eselon I untuk kepentingan unit kerja eselon I yang bersangkutan dan dapat diintegrasikan dengan sistem informasi lain melalui pola terpusat yang di bangun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi.

22. Data agregat adalah data yang telah diolah dari data individu yang dimiliki oleh unit kerja.

23. Government Chief Information Officer selanjutnya disingkat dengan GCIO adalah Jabatan umum yang diberikan kepada orang di suatu instansi penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggung jawab untuk teknologi informasi dan sistem komputer yang mendukung tujuan e-government.

24. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi yang selanjutnya disebut Balilatfo adalah unit kerja di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang mempunyai tugas dan fungi di bidang perumusan, pengelolaan dan pengembangan sistem informasi desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi.

25. Pusat Data dan Informasi yang selanjutnya disebut Pusdatin adalah unit kerja di kementerian

(40)

- 7 -

yang mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengelolaan dan penyediaan data, infrastruktur bidang desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi serta penyelenggaraan sistem informasi dan sumber daya informatika dalam rangka mendukung manajemen Kementerian.

26. Kementerian adalah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

27. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi.

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi pembangunan dan pengembangan sistem informasi desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi, yang terdiri dari:

a. sumber daya manusia; b. data dan informasi;

c. ifrastruktur teknologi informasi dan komunikasi; d. aplikasi;

e. nama domain Kementerian; f. portal web Kementerian; dan

g. surat elektronik (e-mail) Kementerian.

(41)

- 8 -

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 3

Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk mengatur penyelenggaraan e-government di kementerian.

Pasal 4

Peraturan menteri ini bertujuan untuk:

a. memberikan acuan pelaksanaan atau pedoman dalam rangka penyelenggaraan e-government dalam lingkungan Kementerian;

b. menciptakan sinergi antar unit kerja dalam lingkungan Kementerian;

c. mengoptimalkan penyelenggaraan e-government

dalam pelayanan publik dalam lingkungan Kementerian; dan

d. mendorong terjadinya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dengan memanfaatkan teknologi informasi.

BAB III

SUMBER DAYA MANUSIA

Pasal 5

(1)Sumber daya manusia yang dapat menyelenggarakan e-government harus sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan. (2)Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(42)

- 9 -

BAB IV

DATA DAN INFORMASI

Pasal 6

Data dan informasi dalam penyelenggaraan

e-government berupa:

a. data dan informasi internal; dan b. data dan informasi eksternal.

Pasal 7

(1) Data dan informasi internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dipergunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian.

(2) Data dan informasi eksternal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dipergunakan untuk pelayanan kepada masyarakat.

Pasal 8

(1) Data dan informasi dalam penyelenggaraan e-government wajib disediakan oleh masing-masing unit organisasi Kementerian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola dan dikumpulkan oleh unit organisasi dan Pusdatin.

(3) Data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus disimpan pada data center

Kementerian

(43)

- 10 -

Pasal 9

Data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) harus memenuhi kaidah struktur data, interoperabilitas, kebaruan, keakuratan, kerahasiaan, dan keamanan informasi.

BAB V

INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Pasal 10

Infrastruktur yang diperlukan dalam e-government

harus sesuai dengan standar manual peralatan, interoperabilitas, dan keamanan sistem informasi yang ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 11

(1)Kementerian menyediakan fasilitas berupa pusat jaringan informasi untuk pengelolaan e-government.

(2)Pusat jaringan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3)Standar fasilitas pusat jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. peruntukan dan luas ruangan;

b. kondisi ruangan seperti suhu, kelembaban, kebisingan;

c. keamanan fisik dan logik; d. pemeliharan; dan

e. back up dan restore.

(44)

- 11 -

BAB VI APLIKASI

Pasal 12

(1)Aplikasi e-government terdiri atas aplikasi umum dan aplikasi khusus.

(2)Aplikasi e-government sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi dokumen:

a. desain aplikasi; b. struktur program; c. kode program;

d. prosedur standar manual;

e. kebutuhan sumber daya informatika; f. Hak log-in; dan

g. Dokumentasi.

Pasal 13

(1)Aplikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 harus menggunakan perangkat lunak resmi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2)Aplikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar interoperabilitas, standar keamanan sistem informasi, dan mudah digunakan.

Pasal 14

Hak cipta atas aplikasi dan struktur program (source code) yang dibangun oleh mitra kerja menjadi milik negara.

(45)

- 12 -

BAB VII

NAMA DOMAIN KEMENTERIAN Pasal 15

(1) Nama domain resmi kementerian adalah kemendesa.go.id atau yang di tetapkan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penggunaan nama sub domain dikoordinasikan oleh Pusdatin.

BAB VIII

PORTAL WEB KEMENTERIAN

Pasal 16

(1) Nama domain portal web resmi kementerian adalah www.kemendesa.go.id.

(2) Portal web resmi kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh Pusdatin.

Pasal 17

(1) Nama domain situs web unit organisasi di kementerian yang menggunakan nama domain portal web sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) diletakkan di depan nama domain kementerian menjadi nama sub domain.

(2) Situs web unit organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh unit organisasi masing-masing.

(46)

- 13 -

BAB IX

SURAT ELEKTRONIK Pasal 18

(1) Alamat surat elektronik resmi kementerian menggunakan nama domain mail.kemendesa.go.id.

(2) Akun surat elektronik resmi kementerian menggunakan alamat @kemendesa.go.id.

(3) Surat elektronik kementerian diperuntukkan bagi Aparatur Sipil Negara kementerian dengan mengajukan permohonan secara resmi kepada Pusdatin.

(4) Surat elektronik kementerian dikelola oleh Pusdatin.

Pasal 19

(1)Portal web resmi kementerian dikelola oleh Balilatfo. (2)Portal web kementerian, antara lain meliputi:

a. data dan informasi;

b. peraturan perundang-undangan; c. berita;

d. struktur organisasi Kementerian; e. forum diskusi publik;

f. layanan online;

g. internet; h. intranet; dan i. surat elektronik.

Pasal 20

(1)Portal web kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, dilaksanakan oleh:

(47)

- 14 -

a. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama untuk berita Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Ketransmigrasian.

b. Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana untuk informasi peraturan perundang-undangan, konsultasi hukum dan FAQ.

(2)Dalam melaksanakan pengelolaan portal web kementerian, Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama dan Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana bekerja sama dengan Balilatfo.

(3)Penyajian data dan informasi pada portal web kementerian disajikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Internasional.

BAB X TATA KELOLA

Pasal 21

(1) E-government di Kementerian menggunakan pola terpusat dan pola tersebar.

(2)Pola terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam memenuhi kebutuhan kerja sama sistem informasi antar lembaga/instansi terkait dilaksanakan oleh Balilatfo.

(3)Pola tersebar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh setiap unit kerja terkait sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya.

Pasal 22

(1) E-government yang diselenggarakan oleh unit kerja Eselon I dikoordinasikan oleh Balilatfo.

(2)Dalam penyelenggaraan e-government sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Balilatfo mempunyai tugas: a. sebagai Government Chief Information Officer

(GCIO) kementerian;

(48)

- 15 -

b. menetapkan master plan, standar sistem informasi desa, pembangunan daerah tertinggal, dan ketransmigrasian;

c. memfalitasi pusat dan daerah dalam pembangunan dan pengembangan sistem informasi desa, pembangunan daerah tertinggal dan ketransmigrasian;

d. menyediakan data dan informasi untuk keperluan internal dan eksternal sesuai dengan tugas dan fungsinya;

e. membangun, mengembangkan dan memelihara aplikasi umum berdasarkan masukan proses kerja;

f. menyediakan infrastruktur teknologi informasi unit eselon I di Kementerian;

g. membangun, mengembangkan dan memelihara aplikasi yang melibatkan lebih dari satu unit eselon I;

h. memfasilitasi dan mengelola nama sub domain pemerintah untuk situs web resmi unit eselon I; i. menyediakan menu unit eselon I pada situs web

Kementerian sebagai sarana pendukung penyelenggaraan e-government; dan

j. melakukan evaluasi sistem informasi secara berkala.

Pasal 23

(1) Kepala Balilatfo diberikan tugas dan kewenangan sebagai GCIO.

(2) GCIO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:

a. menyetujui atau menolak usulan anggaran dan kegiatan yang dilakukan oleh satuan kerja dan unit kerja yang berkaitan dengan e-government

atau Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan

(49)

- 16 -

b. mengintegrasikan seluruh sistem informasi di lingkungan Kementerian.

(3) Satuan kerja wajib memberikan wewenang kepada GCIO dan perangkat kerja serta personilnya untuk mengelola seluruh sistem informasi yang ada pada satuan kerja untuk kepentingan integrasi e-government di Kementerian.

Pasal 24

(1)Penyelenggara e-government unit Eselon I di Kementerian dilaksanakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal, Sekretariat Badan, Biro Perencanaan untuk Sekretariat Jenderal dan Sekretariat Inspektorat Jenderal.

(2)Sesuai kewenangannya penyelenggara e-government sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas:

a. melaporkan dan mengkoordinasikan penyelenggara e-government;

b. menyusun rencana e-government unit kerja sesuai master plan sistem informasi desa, pembangunan daerah tertinggal, dan ketransmigrasian;

c. menyediakan sumber daya manusia yang kompeten;

d. menyediakan dan memutakhirkan data dan informasi;

e. menyediakan akses bagi sistem informasi lain; f. menyediakan aplikasi khusus; dan

g. mengelola situs web.

(3)Dalam melaksanakan tugasnya penyelenggara

e-government unit eselon I sebagaiman dimaksud

pada ayat (1) berkoordinasi dengan Balilatfo.

(50)

- 17 -

Pasal 25

Penyelenggara e-government sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dapat bekerja sama dengan instansi Pemerintah Pusat, Daerah, Badan Usaha dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XI PEMBIAYAAN

Pasal 26

Pengalokasian anggaran dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

BAB XII EVALUASI

Pasal 27

(1)Evaluasi e-government di Kementerian dilakukansecara periodik setiap 6 (enam) bulan sekali oleh Kepala Balilatfo.

(2)Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. sumber daya manusia; b. data dan informasi;

c. infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi;

d. aplikasi;

e. portal web unit eselon I; dan f. portal web kementerian.

(3)Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Menteri.

(51)

- 18 -

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 5 Januari 2016

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

MARWAN JAFAR

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 21 Januari 2016

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 93

Salinan sesuai aslinya

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana

Eko Bambang Riadi

PUSDATIN

(52)

30

LAMPIRAN 2

PERATURAN MENTERI NOMOR 10 TAHUN 2016

TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN

INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN

TRANSMIGRASI

(53)

PERATURAN MENTERI

DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyediakan data dan informasi yang akurat, tepat dan akuntabel, perlu pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

(54)

- 2 -

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050);

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);

5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;

(55)

- 3 -

9. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 264);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5658);

11. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar;

12. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);

13. Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 259);

14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463);

15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 20 tahun 2015 tentang Bisnis Proses Level 0 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1933);

16. Peraturan Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana Induk

Pengelolaan .Perbatasan Negara

Tahun 2015-2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 589);

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Rekomendasi perbaikan meliputi: pengarahan dari KK/ WKK kepada operator soldering untuk menjalankan proses produksi sesuai dengan standar operasional, penyediaan

Lahir Jenis Kelamin Program Studi Status Perkawinan Asal SLTA/PT Angkatan Tanggal Lulus Pekerjaan Agama IPK No.. Lahir Jenis Kelamin Program Studi Status Perkawinan Asal

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Menurut fuqaha dari kalangan mazhab hanafi, zina adalah hubungan seksual yang dilakukan seorang laki-laki secara sadar terhadap perempuan yang disertai nafsu

Jika Anda tidak berupaya membangun opt-in email database untuk melakukan kontak reguler dengan prospek dan kastemer Anda melalui email, bisnis Anda hanya akan seperti

Program penanggulangan kemiskinan melalui program Komunitas Adat Terpencil (KAT) ini tepat hanya diberikan kepada masyarakat yang benar- benar kurang mampu dalam

mempelajari tentang pengertian perencanaan, perencanaan pembangunan wilayah, proses dan prosedur perencanaan pembangunan wilayah (daerah) dan keterkaitannya dengan