• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan tiga konsep untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan tiga konsep untuk"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Konsep

Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan tiga konsep untuk

mengetahui dan memahami pola hubungan interkasi yang terjalin dalam

Komunitas BackpackerSolo. Ketiga konsep tersebut adalah modal

sosial,Backpacker, dan komunitas.

1. Modal Sosial

Modal sosial pertama kali dikemukakan oleh sosiolog perancis

yaitu Pierre Bourdieu. Menurut Bourdieu, modal sosial adalah jumlah

sumber daya, aktual atau maya, yang berkumpul pada seorang individu

atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan

timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak

terinstitusionalisasikan (Bourdieu dan Wacquant, dalam Field, 2010:23)

atau bisa disederhanakan sebagai penggabungan dari sumber-sumber

potensial yang berkaitan dengan pemilikan atas suatu jaringan kerjasama

yang saling menguntungkan dan terinstitusionalisasikan.

Sedangkan modal sosial menurut James Coleman,

merepresentasikan sumber daya karena hal ini melibatkan harapan akan

resiprositas, dan melampaui individu mana pun sehingga melibatkan

jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya diatur oleh

(2)

commit to user

11

konsep modal sosial adalah sarana untuk menjelaskan bagaimana orang

berusaha bekerja sama. Coleman juga melihat modal sosial sebagai

“bagian yang terpisahkan dari barang umum yang diciptakan dan mungkin

saja memberikan manfaat tidak saja bagi mereka yang berupaya

mewujudkannya , namun juga yang menjadi bagian dari struktur” (dalam

Field, 2010:38).

Definisi lain dari modal sosial berasal dari Francis Fukuyama.

Fukuyama menekankan bahwa modal sosial memiliki dimensi yang lebih

luas, yaitu segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk

mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan di dalamnya diikat

oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi (Hasbullah,

2010:8). Menurut Fukuyama hal tersebut merupakan kunci sukses dalam

pembangunan di segala bidang kehidupan, terutama bidang ekonomi dan

kestabilan demokrasi. Dalam masyarakat yang telah terbiasa bergotong

royong dan bekerjasama dalam sebuah organisasi atau kelompok akan

lebih mudah merasakan kemajuan dan mampu memberikan kontribusi

penting bagi negaranya.

Selain dari ketiga tokoh ditas, definisi modal sosial selanjutnya

berasal dari Robert Putnam.Bagi Putnam modal sosial adalah bagian dari

kehidupan sosial, jaringan sosial dan kepercayaan yang mendorong

partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan

tujuan bersama (Field, 2010:51).Gagasan inti dari teori modal sosial

(3)

commit to user

12

produktivitas individu dan kelompok. Hal tersebut sama artinya dengan

hubungan antar individu, jaringan sosial. Norma resiprositas dan

keterpercayaan akan tumbuh dari hubungan hubungan tersebut.

Putnam menggunakan konsep modal sosial untuk lebih banyak

menerangkan perbedaan-perbedaan dalam keterlibatan yang dilakukan

warga. “dalam hal ini modal sosial merujuk pada bagian organisasi sosial,

seperti kepercayaan, norma, dan jaringan, yang dapat meningkatkan

efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan

terkoordinasi.” Bagi Putnam modal sosial adalah bagian dari kehidupan

sosial, jaringan sosial dan kepercayaan yang mendorong partisipan

bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan tujuan

bersama. (Field, 2010:49).

Hasbullah juga menyimpulkan bahwa terdapat enam unsur pokok modal

sosial yaitu:

1. Partisipasi dalam suatu jaringan

Salah satu kunci keberhasilan membangun modal sosial terletak pada

kemampuan sekelompok orang dalam sebuah perkumpulan dalam

melibatkan diri dalam suatu jaringan hubungan sosial. Kemampuan

anggota masyarakat dalam untuk selalu meyatukan diri dalam suatu

pola hungungan yang sinergis akan berpengaruh dalam menentukan

kuat atau tidaknya modal sosial suatu kelompok.

(4)

commit to user

13

Dalam modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling

bertukar kebaikan antar individu dalam suatu kelompok itu sendiri atau

pertukaran antar kelompok. Suatu kelompok masyarakat yang

memiliki bobot resiprositas atau pertukaran yang cukup tinggi akan

melahirkan masyarakat yang memiliki modal sosial yang kuat

3. Trust

Berbagai tindakan kolektif yang didasari atas rasa saling mempercayai

yang tinggi akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai

bentuk dan dimensi terutama dalam konteks membangun kemajuan

bersama dan tentu saja memperkuat modal sosial.

4. Norma Sosial

Pengertian norma itu sendiri adalah sekumpulan aturan yang

diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu

entitas sosial tertentu. Norma-norma tersebut mengandung sangsi

sosial yang dapat mencegah seorang individu melakukansesuatu yang

menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di masyarakat.

5. Nilai-nilai

Nilai adalah suatu ide yang telah turun temurun dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat.Nilai senantiasa berperan penting dalam kehidupan manusia.

6. Tindakan yang proaktif

Adanya keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi senantiasa mencari jalan bagi keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan masyarakat. Mereka melibatkan diri dan mencari

(5)

commit to user

14

kesempatan – kesempatan yang dapat memperkaya, tidak saja dari sisi material tapi juga kekayaan hubungan- hubungan sosial, dan menguntungkan kelompok, tanpa merugikan orang lain secara bersama – sama. (Hasbullah, 2010:9)

Lebih lanjut, Hasbullah menyebutkan inti dari keseluruhan

pemikiran modal sosial yang dikemukakan oleh beberapa tokoh diatas

bahwa konsep modal sosial memberikan penekanan pada kebersamaan

masyarakat atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki

kualitas kehidupan dan selalu melakukan perubahan dan penyesuaian

secara terus menerus. Dalam proses perubahan tersebut, kelompok

masyarakat terikat dengan aturan dan norma sebagai acuan bersikap

(Hasbullah, 2010:8)

Modal sosial menjadi perekat bagi setiap individu, dalam bentuk

norma, kepercayaan dan jaring kerja, sehingga terjadi kerjasama yang

saling menguntungkan, untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial juga

dipahami sebagai pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki bersama

oleh komunitas, serta pola hubungan yang memungkinkan sekelompok

individu melakukan satu kegiatan yang produktif.

2. Backpacker

Backpacker bermula pada sekitar tahun 1970-an. Pada awalnya para pelaku Backpacker ini adalah kaum hippies yang melakukan

perjalanan jauh untuk mencari Tuhan dan jati diri mereka dalam interaksi

(6)

commit to user

15

mereka. Dikarenakan perjalanan jauh yang mereka tempuh (bahkan

sampai melintasi benua) dan memerlukan waktu yang cukup lama,

sehingga biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Oleh karena itu, para

kaum hippies tersebut tinggal di penginapan yang murah dan

menggunakan alat transportasi yang murah juga.

Menurut Pearce (dalam Marwkward, 2008:27), seorang

backpacker memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) A preference for budget accommodations (pemilihan dalam

akomodasi yang murah)

b) Sosial interactions with other travellers (Interaksi sosial

dengan travellers lain)

c) Independence and flexibility in their plans (Independen dan

fleksibilitas dalam rencana perjalanan)

d) Preference for longer rather than brief holidays (Durasi

waktu perjalanan wisata lebih lama dari wisatawan

konvensional)

e) Emphasis on holidays that are informal and participatory

(Ketertarikan pada kegiatan yang informal)

Backpacker biasanya menggunakan anggaran yang minim dalam melakukan setiap perjalan.Para Backpacker biasanya memiliki rencana

perjalanan yang fleksibel. Mereka mencari pengalaman dengan mengikuti

(7)

commit to user

16

Backpacker lebih cenderung menyukai tinggal satu rumah (homestay) dengan penduduk local agar lebih mengenal budaya setempat. Kegiatan

rekreasi para Backpacker berpusat pada kegiatan alam, budaya, atau

petualangan. Memperhitugkan anggaran, mencari rute-rute perjalanan

baru, dan tempat tujuan yang belum banyak di explore orang juga menjadi

focus para Backpacker

Backpacker sendiri mempunyai ciri yang menonjol diantara para wisatawan.Para Backpacker lebih menyukai menggunkan ransel dalam

melakukan perjalanan.Ukuran ransel yang digunakan pun bervariasi,

antara 20 liter sampai dengan 80 liter.Selain ransel, demi menunjang

kenyamanan dalam beraktifitas mereka lebih suka menggunakan kaos,

celana kargo yang nyaman, dan sandal gunung.Ciri khas tersebut dapat

dengan mudah kita kenali di tiap-tiap destinasi wisata baik yang sepi

(8)

commit to user

Gambar 1. Anatomy of a

Faktor

wisatawan konvensional adalah penggunaan transportasi umum sebagai

sarana perjalanan, penginapan umum kelas mela

penduduk (homestay

tujuan wisata.

biasa adalah nilai edukasi dalam perjalanan yang dilakukan

2012:25). Karena mereka melakukan semuanya secara mandiri, seorang

Backpacker

mendalam dan bahkan berbulan

perjalanannya. Hal utama yang harus dipahami adalah tentang objek

wisata, tempat menginap, aspek budaya, bahasa, serta kondisi sosial

tempat-tempat yang akan dikunjungi

. Anatomy of a Backpacker atau ciri khas seorang Backpacker digambarkan melalui ilustrasi diatas

Faktor-faktor yang membedakan Backpacker

wisatawan konvensional adalah penggunaan transportasi umum sebagai

sarana perjalanan, penginapan umum kelas melati atau rumah

homestay), lama perjalanan, penggunaan ransel, dan tempat uan wisata.Hal utama yang membedakan Backpacker dengan wisatawan

biasa adalah nilai edukasi dalam perjalanan yang dilakukan

. Karena mereka melakukan semuanya secara mandiri, seorang

diwajibkan untuk mencari informasi dan riset secara

mendalam dan bahkan berbulan-bulan yang artinya lebih lama dari waktu

perjalanannya. Hal utama yang harus dipahami adalah tentang objek

wisata, tempat menginap, aspek budaya, bahasa, serta kondisi sosial

tempat yang akan dikunjungi oleh para Backpacker

17

Backpackeryang

Backpacker dengan para wisatawan konvensional adalah penggunaan transportasi umum sebagai

atau rumah-rumah

, lama perjalanan, penggunaan ransel, dan tempat

dengan wisatawan

biasa adalah nilai edukasi dalam perjalanan yang dilakukan (Gustiayu,

. Karena mereka melakukan semuanya secara mandiri, seorang

diwajibkan untuk mencari informasi dan riset secara

bulan yang artinya lebih lama dari waktu

perjalanannya. Hal utama yang harus dipahami adalah tentang objek

wisata, tempat menginap, aspek budaya, bahasa, serta kondisi sosial

(9)

commit to user

18

3. Komunitas

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa

organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan

habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di

dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi,

kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas

berasal dari bahasa Latincommunitasyang berarti "kesamaan", kemudian

dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh

semua atau banyak".Komunitas mengacu pada kesatuan hidup sosial yang

ditandai dengan interaksi sosial yang lebih jelas dikenali dan disadari oleh

anggota-anggotanya.Ciri yang paling penting dalam komunitas adalah

bahwa interaksi antar anggota berlangsung dalam intensitas dan frekuensi

yang tinggi, saling mengenal, saling menolong, dan bekerjasama (Bagja

Waluya, 2012:52).

Satu konsep umum tentang komunitas adalah harmonis,

mempunyai satu keselarasan minat dan aspirasi, dan terikat oleh nilai-nilai

dan tujuan yang sama. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari

beberapa organisme yang berbagai lingkungan, umumnya memiliki

ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia,

individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,

preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Soerjono Soekanto juga mengatakan bahwa community dapat di

(10)

commit to user

19

pada warga-warga sebuah kota, suku, atau suatu bangsa. Apabila

anggota-anggota suatu kelompok baik itu kelompok besar ataupun kecil, hidup

bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok

tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama,

maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya mereka

menjalin hubungan sosial (sosial relationship), dan dapat disimpulkan

bahwa masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan

sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang

tertentu.Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan

perasaan masyarakat setempat

B. Penelitian Terdahulu yang Menjadi Acuan

Penelitian mengenai Backpacker di Indonesia sendiri masih sangat jarang

penulis temui berbeda dengan di luar negeri. Kebanyakan literature yang penulis

temukan masih menggunakan bahasa Inggris, begitu juga dengan jurnal-jurnal

yang penulis gunakan. Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis

adalah skripsi yang dilakukan oleh Devi Putri Maritha (Fakultas Ekonomi,

Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Sebelas Maret) yang berjudul Profil

Pola pengeluaran Wisatawan Asing ala Backpacker di Yogyakarta (2010).

Penelitian tersebut meneliti tentang pola pengeluaran para Backpacker yang ada di

Yogyakarta pada tahun 2009. Penelitian tersbut menghasilkan bahwa para

Backpacker tersebut lebih banyak mengeluarkan uang untuk biaya tinggal di akomodasi murah (91,5%), lalu untuk makan di restoran lokal (63%).

(11)

commit to user

20

Penelitian lain yang digunakan adalah penelitian yang berjudul Peran

Pimpinan Komunitas Dalam Menggerakan Modal Sosial – Studi Komunitas Kali

Code Gondolayu Yogyakarta, yang dilakukan oleh Farida Hanum dari Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan pada

tahun 2010 ini mengungkapkan bahwa sebelum era kepemimpinan Romo Mangun

masyarakat Kali Code masih dianggap sebagai penghuni liar. Tetapi setelah

kepemimpinan Romo Mangun yang menggerakan modal sosial yang berupa

tenaga, semangat kebersamaan, kemandirian, dan guyub dikalangan masyarakat

penghuni Kali Code. Gaya kepemimpinan Romo Mangun yang kharismatik dan

memiliki wibawa dalam gaya kepemimpinannya menjadikan masyarakat Kali

Code patuh kepada pemimpinnya dan mau berpartisispasi dalam membangun

komunitasnya menjadi lebih baik seperti sekarang.

Hasil penelitian berjudul Understanding Backpacker Motivation: A Travel

Career Aproach yang dilakukan oleh Cody Paris yang diambil dari Journal of Hospitality Marketing & Management, Volume 19 April 2010. Penelitian yang dilakukan terhadap komunitas online backpacker bahwa ditemukan dua jenis

motivasi pada para backpacker tersebut.Motivasi yang mendasaribackpacker

untuk melakukan perjalanan adalah mencari pengalaman, biaya yang murah, dan

belajar untuk mandiri menjadi faktor umum dari motivasi para

backpacker.Sedangkan faktor khusus yang menjadi motivasi para backpacker adalah pengetahuan budaya lokal dan untuk relaksasi melepas kejenuhan.

Penelitian berjudul “Sosial Capital and Children’s Wellbeing : a Chritical

(12)

commit to user

21

International Journal of Sosial Wellfare Volume 15, Januari 2006. Hasil dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa modalsosial berkorelasi atau

terkait dengan kesejahteraan anak atau remaja. Seorang ibu akan merasa aman

tinggal disuatu lingkungan dan merasa nyaman untuk membesarkan anak

anaknya, karena menaruh rasa percaya pada lingkungan dan tetangga dan terbukti

mereka memiliki kualitas hidup lebih baik, diwujudkan dengan adanya saling

membantu antar anggota komunitas sehingga menimbulkan dampak positif bagi

tumbuh kembang anak-anak dan remaja tersebut.

Dua penelitian terdahulu tentang modal sosial yang dilakukan oleh Farida

Arum dan Kristin M. Ferguson memiliki focus yang sama pada penelitian yang

sedang penulis lakukan, yaitu Modal Sosial Komunitas Backpacker Solo. Paparan

hasil penelitian tersebut dapat menjadi suatu temuan yang penting sekaligus

menjadi pandangan bagi peneliti khususnya terhadap modal sosial dalam sebuah

komunitas, karena yang menjadi sasaran peneliti juga merupakan komunitas yang

tergabung dalam Komunitas Backpacker Solo. Sedangkan dua penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Devy Putri Marita dan Cody Paris tentang

backpacker juga menjadi rujukan oleh penulis untuk memperkaya khasanah tentang pengertian backpacker dalam penelitian yang sedang penulis lakukan.

C. Landasan Teori

Dari beberapa tokoh ahli tentang modal sosial seperti Bourdieu, Coleman,

Putnam, dan Fukuyama, dalam penelitian kali ini teori modal sosial yang

digunakan berasal dari Robert Putnam. Menurut Putnam modal sosial menunjuk

(13)

commit to user

22

jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi

tindakan-tindakan yang terkoordinasi (dalam Lawang, 2005:212).

Gagasan inti dari teori modal sosial adalah bahwa jaringan sosial memiliki

nilai kontak sosial memengaruhi produktivitas individu dan kelompok. Hal

tersebut sama artinya dengan hubungan antar individu, jaringan sosial. Norma

resiprositas dan keterpercayaan akan tumbuh dari hubungan hubungan tersebut.

Sebagai contoh yang diberikan oleh Putnam mengenai suatu kelompok

yang anggota-anggotanya memperlihatkan rasa percaya, dan percaya sekali akan

satu sama lain akan mampu menyelesaikan (masalah) jauh lebih banyak

dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki rasa percaya dan

kepercayaan… Dalam suatu komunitas petani… di mana seorang petani sudah

memperoleh rumput yang sudah diikat oleh orang lain dan di mana alat-alat

pertanian dipinjamkan dan diseakan secara meluas, capital sosial memungkinkan

setiap petani menyelesaikan pekerjaannya dengan hanya sedikit capital fisik dlam

penyediaan alat dan perlengkapan (Putnam, 1993:67 dalam Lawang, 2005:212).

Contoh analogy yang diberikan oleh Putnam tersebut dapat mempermudah kita

dalam memahami modal sosial.

Menurut Putnam (Field, 2010:52) bentuk dasar modal sosial ada dua yaitu

1. Menjembatani (inklusif)

Modal sosial ini cenderung menyatukan orang dari beragam

ranah sosial.Modal sosial ini lebih baik dalam hal menghubungkan

asset eksternal dan persebaran informasi.Yang kemudian mampu

(14)

commit to user

23

2. Mengikat (eksklusif).

Modal sosial yang mengikat cenderung mendorong

identitas eksklusif dan mempertahankan homogenitas.Modal sosial

ini memobilisasi solidaritas dan menjadi perekat identitas identitas

spesifik dan mampu memelihara kesetiaan.

Masing-masing bentuk tersebut memiliki keunggulan masing-masing,

seperti modal sosial yang mengikat merupakan sesuatu yang baik untuk

“menopang resiprositas spesifik dan memobilisasi solidaritas, sekaligus menjadi

“semacam perekat terkuat dalam sosiologi”. Kemudian, hubungan-hubungan yang

menjembatani “akan lebih baik dalam menghubungkan aset eksternal dan bagi

persebaran informasi” (Putnam, 2000: 22-3 dalam Field, 2010:52).

Menurut Putnam komponen modal sosial terdiri dari kepercayaan (trust),

aturan aturan (norms), dan jaringan jaringan kerja (network) yang dapat

memperbaiki efisiensi dalam suatu masyarakat melalui fasilitas tindakan tindakan

yang terkorordinasi (Putnam, 1993:167 dalam Field, 2010:49)

Modal sosial menuntun seseorang atau kelompok untuk melakukan

kerjasama dalam suatu jaringan guna membangun sebuah hubungan yang didasari

rasa saling percaya dan saling menguntungkan. Hubungan yang terbentuk ini guna

mencapai tujuan bersama dan melakukan perubahan yang lebih baik. Seseorang

atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama dan melakukan perubahan yang

lebih baik tidak terlepas dari nilai-nilai dan norma-norma, tujuannya untuk

membuat kemungkinan aksi bersama dan dilakukan secara efisien serta efektif.

(15)

commit to user

24

pendukung dan modal sosial dapat dipahami oleh individu tentang norma dan

nilai didalamnya. Sehingga modal sosial ini mampu membangun hubungan yang

kuat dan menjadi perekat dari suatu hubungan sosial yang terjalin oleh individu

atau kelompok. Modal sosial juga mampu membangun, menciptakan dan

memperluas jaringan sosialnya yang ada di masyarakat.

D. Kerangka Berpikir

Trend global berlibur dengan gaya backpacking beberapa tahun terakhir

menjadikan banyaknya bermunculan berbagai jenis komunitas backpacker. Salah

satunya adalah Komunitas Backpacker Indonesia yang membawahi beberapa

regional di kota-kota besar di Indonesia termasuk Komunitas Backpacker Solo.

Kesamaan minat dan tujuan dalam dunia backpacking merupakan salah satu

motivasi yang membentuk Komunitas Backpacker Solo.

Kelompok merupakan salah satu inti dari konsep modal sosial.

Kecenderungan suatu entitas sosial dengan masyarakatnya untuk membentuk

perkumpulan-perkumpulan akan menentukan kuat tidaknya modal sosial mereka

(Hasbullah, 2010:34). Modal sosial merupakan sumber daya yang dimiliki oleh

seseorang untuk mudah diterima dalam suatu kelompok sosial. Menurut Putnam,

modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial jaringan, norma, dan

kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif

untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Field, 2011: 51). Lebih lanjut dikatakan

(16)

commit to user

25

telah mewarisi sejumlah modal sosial dalam bentuk aturan-aturan, pertukaran

timbal balik dan jaringan-jaringan kesepakatan antar warga.

Selanjutnya Putnam juga menyebutkan dua bentuk dasar dari modal sosial

yaitu : menjembatani (atau inklusif) dan mengikat (atau eksklusif). Kedua bentuk

dasar tersebut memiliki karakteristik masing masing, namun begitu tetap terdapat

kesamaannya, yakni membantu menyatukan kebutuhan yang berbeda (Field, 2010

: 52). Kebutuhan mendasar yang terlihat dalam Komunita Backpacker kebanyakan

adalah pemenuhan kebutuhan akan informasi, informasi tersebut berguna ketika

akan melakukan kegiatan backpacking.

Berdasarkan ketiga konsep modal sosial yang dikemukakan oleh Putnam,

yaitu kepercayaan, norma, dan jaringan maka penulis ingin menggambarkan

modal sosial yang terbentuk dalam Komunitas Backpacker Solo.

Bagan 1.Kerangka berpikir tentang Modal Sosial dalam Komunitas Backpacker Solo

Modal Sosial: 1. Kepercayaan 2. Jaringan Sosial 3. Norma 1. Kepercayaan yang terjalin dalam Komunitas Backpacker Solo 2. Jaringan sosial yang terbentuk dalam Komunitas Backpacker Solo 3. Norma yang berlaku dalam Komunitas Backpacker Solo

Referensi

Dokumen terkait

Tidak semua unsur didalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk tertarik sebagai sampel....

Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa terdapat tindak tutur lokusi dan ilokusi pada ujuran Mario Teguh dalam acara Golden Ways di Metro TV.. Dari hasil penelitian

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang berdasarkan yang berlandaskan konstruktivisme dan mengakomodasi

Pembiayaan penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan LXIX ProvinsiJawa Tengah Tahun 2016 dibiayai Biaya APBD InstansiPengirim. Diklat kepemimpinan Tingkat IV

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif

Mata kuliah ini secara khusus menguraikan materi yang berkaitan dengan lingkungan keuangan internasional dan pasar valuta asing dan instrumen keuangan internasional; menganalisis

Periklanan adalah salah satu alat pemasaran yang paling terlihat karena setiap konsumen yang ingin membeli produk, bisa tertarik dan membeli suatu produk tersebut dengan

Melalui asumsi di atas dapat dilihat bahwa motif sebuah negara donor dalam memberikan bantuan kepada negara penerima, hampir pasti digunakan untuk membantu