1.1 Latar Belakang
Sebagai manusia, aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan adakalanya memiliki keterbatasan dari kemampuan manusia. Untuk memulihkan kondisi kinerja manusia, maka manusia memerlukan istirahat yang cukup. Kebutuhan manusia dalam beristirahat, tidaklah cukup dengan dengan hanya dapat tidur di berbagai tempat. Cara tidur yang salah dapat membuat kondisi tubuh menjadi sakit dan menyebabkan nyeri pada otot. Pada saat sekarang ini, manusia disarankan beristirahat di atas tempat tidur yang nyaman. Keinginan untuk dapat beristirahat dengan nyaman, membuat para pemakai tempat tidur ini mengharapkan tempat tidur yang dapat memenuhi segala kenyamanan mereka pada saat akan beristirahat.
Pemakaian tempat tidur yang secara umum, bahkan hampir seluruh manusia yang menggunakan tempat tidur, menyebabkan tingkat pemakaian tempat tidur yang sangat tinggi. Pada PT. Funisia Perkasa telah terdapat berbagai jenis tempat tidur yang telah tersedia. Adapun tempat tidur yang dirancang lebih kepada pembuatan tempat tidur dari kayu dan bukan pembuatan kasurnya. PT. Funisia Perkasa mengeluarkan produk-produk furnituredan sebagai salah satunya adalah tempat tidur ini. Karena itulah, penulis akan meneliti dan menggembangkan tempat tidur sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan. Pengembangan yang
2
dilakukan merupakan pengembangan terhadap produk-produk tempat tidur produksi PT. Funisia Perkasa yang telah ada.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pemakaian tempat tidur dapat dipakai oleh berbagai kalangan. Sehingga tujuan dari penelitian ini lebih kepada kepuasan pelanggan. Dan dari tempat tidur yang sudah ada di pasaran, penulis akan mengembangkannya sesuai dengan keingginan konsumen.
Adapun masalah-masalah yang dihadapi saat ini adalah :
Bagaimana membuat tempat tidur yang membuat konsumen merasa nyaman. Bagaimana membuat agar pengguna tempat tidur dapat memperoleh kualitas
mutu yang tinggi.
Perbaikan apa saja yang diperlukan dari tempat tidur yang sudah ada. Bagaimana supaya tempat tidur yang ada lebih efektif dan efesien.
Bagaimana tempat tidur yang baru memperoleh nilai dan fungsi yang lebih dibandingkan sebelumnya.
Bagaimana agar tempat tidur yang baru memberikan nilai fungsi yang lebih dan lebih praktis penggunaannya.
1.3 Ruang Lingkup
Adapun tugas akhir ini menggunakan metode penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Metode penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan melakukan wawancara secara langsung kepada para konsumen. Penyebaran kuisioner dilakukan secara tiga tahapan. Ketiga tahapan ini akan dibahas pada bab berikutnya. Hasil dari pengembangan yang telah diteliti, akan diperbandingankan dengan produk-produk tempat tidur produksi PT. Funisia Perkasa. Hasil-hasil data-data baik berupa gambar dan tabel akan diolah menggunakan teori-teori yang telah dipelajari. Sehingga selain menggunakan metode penelitian, juga menggunakan metode kepustakaan. Beberapa teori-teori yang dipakai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :
Anthropometri tubuh manusia
Perencanaan dan Perancangan Produk Perencanaan Proses
Pengujian Statistik
Teori-teori diatas digunakan untuk dapat membuat produk akhir yang dihasilkan dari hasil penelitian dengan menggolah data-data yang telah diteliti. Pengolahan datanya dilakukan dengan perhitungan secara manual dan perhitungan secara komputerisasi menggunakan program-program yang sesuai.
4
1.4 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penelitian pembuatan tempat tidur ini adalah : Memberikan kepuasan pada pengguna tempat tidur ini.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pemakaian tempat tidur ini. Memberikan hasil yang lebih sempurna dari segi penampilan dan segi fungsinya.
Sedangkan manfaat penelitian ini:
Perbaikan dalam berbagai hal, baik dari segi ergonomis maupun dari segi kualitas. Memberikan beberapa pengetahuan mengenai bagaimana untuk dapat
mengembangkan suatu produk yang telah ada.
Penggunaan tempat tidur yang baru akan memperbaiki penggunaan tempat tidur yang lama.
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur furniture dengan menggunakan bahan dasar Kayu Pinus dan kayu dari berbagai bahan campuran. Perusahaan ini berdiri dengan nama PT. Funisia Perkasa.
Sejarah berdirinya PT. Funisia Perkasa adalah berdasarkan keinginan perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen akan produk-produk furniture rumah tangga dan kantor. PT. Funisia Perkasa berdiri pada tahun 1993 (Perusahaan ini merupakan generasi ke-2). Pada awalnya generasi pertama mendirikan perusahaan furnitureyang berorientasi local, sedangkan PT. Funisia Perkasa berorientasi export oriented.
Sejalan bertambahnya waktu, PT Funisia Perkasa semakin berkembang dari 30 karyawan menjadi 200 karyawan.
Berikut merupakan profile dari PT. Funisia Perkasa:
Kantor Pusat : Jl. Pluit Sakti IX no. 16, Jakarta 14450 Phone: 021-6612674-66129284/ 6692271 Fax : 021-6692517
Pabrik : Jl. Daan Mogot km. 19, Jl. Yos Sudarso no.12 Jakarta 15124
Phone : 021- 5408055/ 5408056 Fax : 021-5408054
Luas area : 3 hektar
Email : funisia@indosat.net.id/ lieamin@yahoo.com
Home-page : www.funisia.com
President Director : Lie A Min
Kapasitas : 10 x 40 feet/ bulan
Referensi Bank : Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang Kota, Jl. Lada no. 1 Jakarta
Registrasi TDP : 9011605571
Registrasi SQUP no : 1008/09/02/PB/I/93
Adapun PT. Funisia Perkasa ini berkiprah di manca negara. Sejak tahun 1994 PT. Funisia Perkasa turut serta pada pameran internasional di antaranya :
6
Amerika (High Point)
Cologne (Jerman Furniture Exhibition) Dubai (Index Show)
Australia (Sydney)
Malaysia (MIFF= Malaysia International Furniture Fair) Singapore (SFIF= Singapore Furniture International Fair)
PT. Funisia Perkasa menjadi kuat, maju, dan berkembang luas dalam bidang ekspor. Bahkan sampai merambah ke Arab dan sekarang memasuki negara Thailand (sebuah negara yang terkenal akan kemajuannya di bidang interior).
Sedangkan kiprahnya di nusantara kurang lebih 3 tahun yang lalu, dengan melihat kebutuhan furniture di Indonesia yang semakin maju, maka PT. Funisia Perkasa membuka divisi baru untuk melayani pasar lokal, dengan mendirikan Interior Design Localyaitu Philadelphia House.
Yang menjadi kegiatannya yaitu mengikuti pameran di JHCC dan membuka 3 showroomantara lain :
1. Mega Mall
Jl. Pluit Indah Raya Lt.2 no. 60 Phone/ Fax: 021- 6670830 2. STC Senayan Lt.4 no. 1002
Jl. Asia Afrika Pintu 9 Gelora Senayan – Jakarta Phone/ Fax: 021 – 57931877 3. Plaza Meubel
Jl. RS Fatmawati Lt. 1 No. 123 Jakarta 12420
Phone/ Fax: 021 – 7506386
Proyek- proyek yang ditangani oleh PT. Funisia Perkasa ada yang di luar negeri ada pula yang di dalam negeri. Proyek-proyek yang ditangani di luar negeri antara lain:
Amerika (Los Angeles, Miami, Florida)
8
Proyek-proyek yang ditangani di dalam negeri antara lain :
Proyek di Bellagio Mansion dan residence sebanyak 220 unit (kitchen set dan partisi desain).
Proyek apartemen di Mango (Jakarta Selatan) sebanyak 18 unit. Proyek perumahan di Lippo Karawaci sebanyak 25 rumah.
Proyek propertydan perumahan dalam skala kecil (seperti bedset, kitchen setdan lain-lain) sebanyak 50 unit.
Proyek perkantoran dan perbankan.
Seluruh proyek ini dikerjakan oleh PT. Funisia Perkasa dengan berbagai bahan material import yang berkualitas. Untuk finishing PT. Funisia Perkasa memakai merk terkenal (Profain).
Sumber : PT. Funisia Perkasa
Gambar 1.1 Logo PT. Funisia Perkasa Visi dan Misi yang ingin dicapai oleh PT. Funisia Perkasa yaitu :
Visi : Bekerja untuk melayani dan memproduksi furniture yang berkualitas internasional untuk memenuhi kebutuhan market lokal dengan design yang mengikuti trend yang ada (luar negeri).
Misi : Kita percaya dengan tidak meninggalkan designkita bisa memuaskan permintaan lokal dan luar negeri. Memberikan design dan produk Indonesia yang seimbang dengan market internasional/luar negeri dalam hal kualitas dan designadalah misi PT. Funisia Perkasa. Karena produk furniture ini unik dan setiap produk dan design bisa memuaskan klien.
Dengan menggandeng konsultan interior yang khusus, PT. Funisia Perkasa ini memiliki keunikan dan ciri khas, yaitu mampu melayani kebutuhan massal produk dan individual produk dengan designspesifik (Sesuai pesanan).
Sumber : PT. Funisia Perkasa
Sumber : PT. Funisia Perkasa
12
Gambar diatas merupakan produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Funisia Perkasa. Produk ini merupakan produk yang umum dihasilkan oleh perusahaan. Jika konsumen ingin menambah atau mengurangkan salah satu komponennya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada perusahaan.
Ataupun jika konsumen ingin membuat produk furniture sesuai dengan keinginanya, perusahaan akan dapat menjalankan proyek tersebut. Tetapi tidak semuanya dimasukkan ke dalam produk-produk yang umum dipesan oleh konsumen.
1.5.1 Teknologi Proses Pada PT. Funisia Perkasa
Pada PT. Funisia Perkasa material yang digunakan adalah kayu. Adapun kayu yang biasa digunakan adalah kayu pinus dan kayu campuran, tetapi mayoritas penggunaan bahan baku terbanyak dan utama adalah kayu pinus. Kayu campuran merupakan sebutan untuk jenis kayu-kayu lain disamping kayu pinus. Di bawah ini merupakan kayu pinus yang baru dipotong mengikuti ukuran pesanan dan belum diwarnai sama sekali.
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.4 Kayu Pinus
Adapun material handling yang digunakan untuk mengangkut bahan baku dari Logistik ke Pembahanan adalah fork lift.
Sumber : Foto Penelitian Gambar 1.5Fork Lift
14
Mesin-mesin yang dipakai dalam pembuatan produk-produk furnituredi PT. Funisia Perkasa antara lain :
1. Mesin Planner 2. Mesin Belah (RIP) 3. Mesin Bor 4. Mesin Spindel 5. Mesin Router 6. Mesin Amplas 7. Mesin Laminating 8. Mesin Potong 9. Mesin Press 10. Mesin Warna
Kesepuluh mesin ini akan dibahas dalam sub bab berikut ini.
1.5.1.1 Mesin Planner
Planner, yaitu kegiatan penghalusan bahan baku yang masih kasar menjadi lebih halus. Terdapat 2 mesin Planner, yaitu Planner kecil dan Plannerbesar.
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.6 Mesin PlannerBesar
Mesin Planner besar digunakan untuk menghaluskan bahan baku yang masih kasar dan berukuran cukup besar. Sehingga memerlukan pemotongan yang cepat.
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.7 Mesin PlannerKecil
Sedangkan mesin Planner kecil digunakan untuk menghaluskan bahan baku yang masih kasar dan berukuran lebh kecil, sehingga pemakaiannya tidak terlalu rumit.
16
1.5.1.2 Mesin Belah (RIP)
Mesin belah digunakan untuk membelah kayu menjadi 2 bagian. Sehingga bila terdapat kayu yang berlebihan, maka dapat dipotong menggunakan mesin belah ini. Pada PT. Funisia Perkasa, digunakan 3 buah mesin belah.
Sumber : Foto Penelitian
1.5.1.3 Mesin Bor
Mesin bor merupakan mesin yang digunakan untuk membuat lubang yang ukurannya relatif lebih kecil. Dan lubang ini digunakan untuk memasukkan baut, engsel, mur, bambu rakit, atau paku.
Sumber : Foto Penelitian Gambar 1.9 Mesin Bor
Sumber : Foto Penelitian
18
Sumber : Foto Penelitian Gambar 1.11 Hasil Bor
1.5.1.4 Mesin Spindel
Mesin Spindle yaitu mesin yang digunakan untuk proses pembentukan lengkungan pada sisi-sisi kayu
Sumber : Foto Penelitian
Selain mesin spindle, juga terdapat mesin bendsaw. Mesin ini berfungsi sama seperti mesin spindle, yaitu untuk membuat lengkungan, tetapi lengkungan yang dihasilkan tidak sehalus lengkungan yang dihasilkan oleh mesin spindle sehingga harus diamplas lagi. Mesin ini digunakan sebagai mesin cadangan apabila proses lengkungan yang dibutuhkan banyak dan mesin spindle mengalami bottleneck.
Sumber : Foto Penelitian
20
1.5.1.5 Mesin Router
Router merupakan mesin yang digunakan untuk membuat lubang pada kayu. Atau untuk juga membuat lubang sebagai hiasan yang berukir atau berbentuk.
Sumber : Foto Penelitian Gambar 1.14 Mesin Router
1.5.1.6 Mesin Amplas
Mesin amplas digunakan untuk mengamplas permukaan kayu yang telah berbentuk. Mesin amplas yang digunkan oleh PT. Funisia Perkasa terdiri dari dua jenis, yaitu mesin amplas pembentukan awal dan mesin amplas halus.
Mesin amplas pembentukan awal merupakan mesin amplas yang digunakan untuk menghaluskan permukaan benda setelah diproses
dari bahan baku. Ada dua jenis mesin amplas pembentukan awal yaitu mesin untuk mengamplas permukaan panjang kayu dan mesin untuk mengamplas permukaan lebar suatu kayu.
Sumber : Foto Penelitian
22
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.16 Mesin Amplas untuk Permukaan Lebar
Sedangkan mesin amplas halus digunakan untuk mengamplas permukaan kayu yang telah jadi dan akan melalui proses pewarnaan.
Sumber : Foto Penelitian
1.5.1.7 Mesin Laminating
Mesin yang berfungsi untuk menyatukan kayu-kayu pendek menjadi kayu dengan ukuran besar. Mesin itu disebut mesin Laminating.
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.18 Mesin Laminating
Mesin ini sepenuhnya adalah mesin manual. Kayu-kayu pendek dijejerkan di atas mesin, kemudian diberi lem kayu untuk menyatukannya. Dan agar memperkuat kayu yang telah dilem, mesin ini memberi tekanan agar kayu tidak terlepas.
24
1.5.1.8 Mesin Potong
Mesin potong digunakan untuk memotong kayu menjadi ukuran yang diinginkan. Untuk memotong kayu yang ukurannya lebar, digunakan mesin Panel Show. Mesin ini dapat digunakan untuk memotong kayu yang lebar, seperti tripleks.
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.19 Mesin Panel Show
1.5.1.9 Mesin Press
Pada PT. Funisia Perkasa, perakitan yang dilakukan hanya beberapa komponen saja. Perakitan ini dilakukan dengan menggunakan mesin Press yang cara kerjanya dengan menggunakan tenaga hidrolik.
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.20 Mesin Press
1.5.1.10 Mesin Warna
Pewarnaan dilakukan dengan penyemprot yang terhubung dengan tangki air. Mesin penyemprot mengalirkan air ke atas komponen yang telah dirakit. Awalnya, komponen disemprot dengan warna dasar. Warna dasar ini berguna untuk memperjelas hasil warna produknya. Warna dasar ada berbagai jenis, sesuai dengan warna yang diinginkan pada hasil akhirnya.
26
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.21 Mesin Pewarnaan
Terlihat bahwa di atas mesin Pewarnaan terdapat pipa-pipa ke atas. Pipa-pipa ini berfungsi eksos untuk menyaring udara ke luar karena cat warna yang digunakan memiliki bau yang menyengat.
Material handling yang digunakan pada proses pewarnaan ini adalah conveyor. Di mana conveyor ini berjalan terus sementara penyemprot mengalirkan air ke atas benda.
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.22ConveyorPewarnaan
1.5.2 Proses Produksi Pada PT. Funisia Perkasa
Ada lima macam proses dalam pembuatan furniture di PT. Funisia Perkasa., yaitu : 1. Proses Logistik 2. Proses Pembahanan 3. Proses Processing 4. Proses Finishing 5. Prosespacking
28
Sumber : Hasil Penelitian
1.5.2.1 Logistik
Proses pertama dimulai dari Logistik. Pada proses ini, Semua bahan dipilih dari storage dan dipindahkan ke bagian pembahanan. Pemilihan kayu dilakukan oleh staff bagian Quality Control. Pemindahan bahan baku dari storage menuju bagian pembahanan menggunakan forklift.
1.5.2.2 Pembahanan
Pada bagian pembahanan, bahan baku berupa kayu mulai dihaluskan dengan menggunakan mesin planner. Kayu awalnya masih kasar dan masih berupa batang-batang pohon. Karena itu diperlukan penghalusan pada permukaannya terlebih dahulu sebelum dibuat ukuran yang diinginkan. Setelah itu, kayu yang telah halus di potong lebih kecil sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Pemotongan menggunakan mesin potong.
Pannel Show merupakan mesin potong yang khusus digunakan untuk memotong triplek. Ada beberapa bahan yang berlebihan dan perlu untuk dibagi. Dan pembagian ini menggunakan mesin belah (RIP). Sisa-sisa kayu dapat digabungkan kembali menjadi kayu yang besar dengan menggunakan mesin laminating. Setelah pengabungan ini, proses kembali lagi pada proses pemotongan.
30
1.5.2.3 Processing
Setelah melalui proses pembahanan, bahan baku masuk ke dalam proses Processing. Dalam proses ini, bahan baku yang telah dipotong sesuai dengan kebutuhan dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Pertama bahan menggunakan mesin spindle untuk membentuk lengkungan pada bagian pinggir bahan. Setelah itu, menggunakan mesin bor untuk membuat tempat baut. Ada beberapa produk yang memerlukan pelobangan pada bagian dalam bahan. Dan untuk membentuk lobang ini digunakan mesin router. Bagian-bagian dari produk yang telah selesai dibentuk kemudian diamplas. Amplas ini belum terlalu halus, hanya untuk menghilangkan bagian-bagian yang kasar terdapat pada kayu. Hasil yang dihasilkan dari proses ini berupa komponen-komponen dari suatu produk. Sebagai contoh, tempat tidur. Tempat tidur terdiri dari bagian tiang penyangga, potongan-potongan balok kayu untuk alas tempat tidur, bagian belakang tempat tidur, dll.
1.5.2.4 Finisihing
Proses ini merupakan kelanjutan dari proses Processing. Pada proses ini komponen-komponen dari suatu produk melalui tahap penyelesaian. Pertama komponen-komponen dari suatu produk di amplas lebih halus lagi permukaannya. Setelah itu, bagian-bagian ini melalui proses pewarnaan. Dalam proses ini, melalui banyak
tahap-tahap yang memerlukan ketelitian. Pada awalnya dilakukan penyemprotan warna dasar.
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.24 Warna Dasar
Warna dasar pengeringan tidak memerlukan masuk ke dalam oven. Karena waktu pengeringannya sangat cepat. Setelah kering, beberapa komponen digabungkan menjadi satu dengan menggunakan mesin press. Sebagai contoh, bagian belakang tempat tidur yang terdiri dari beberapa potongan kayu-kayu yang telah dibentuk dan diukur sesuai kebutuhan, digabungkan menjadi satu. Semua komponen tidak digabungkan menjadi produk jadi, karena pada saat proses packing akan mengalami kesulitan akan ukurannya. Sehingga pengabungan seluruh komponen menjadi produk jadi, yaitu tempat tidur, dilakukan secara manual oleh pelanggan atau petugas dari perusahaan.
32
Gambar 1.25 Sebelum Dirakit
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.26 Setelah Dirakit
Setelah dirakit bagian-bagian tersebut masuk kembali ke dalam proses pewarnaan. Dari penyemprotan warna selapis-selapis, kemudian penyemprotan pembersihan, dan penyemprotan warna kembali. Dan proses ini berulang terus menerus. Hingga menjadi warna yang diinginkan. Proses pewarnaan ini menggunakan conveyor untuk pemindahan komponen.
Sumber : Foto Penelitian
Gambar 1.27 Proses Pewarnaan
Bagian-bagian yang telah diwarnai dan menghasilkan warna yang diinginkan, dimasukkan ke dalam ruang oven terlebih dahulu kurang lebih 1 jam. Setelah kering, maka bagian-bagian ini masuk ke dalam prosespacking.
1.5.2.5 Packing
Terakhir adalah proses packing. Pada proses ini, setiap komponen dipasangkan aksesoris sesuai jenis produk tersebut.
Sumber : Foto Penelitian
34
Setelah semuanya telah selesai, produk diPacking ke dalam box. Satu produk 1 box dan di dalamnya terdiri dari komponen-komponen produk tersebut.
Sumber : Foto Penelitian