• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian berkelanjutan merupakan tujuan strategis yang diharapkan dalam pembangunan pertanian. Pesatnya kemajuan IPTEK termasuk kemajuan di bidang inovasi teknologi yang menghadirkan berbagai inovasi seperti pengelolaan bahan organik menjadi salah satu input dalam berusahatani berupa pupuk organik, sangat membantu tercapainya tujuan tersebut. Sejalan dengan pemikiran Gunawan et al. (2013) yang menyatakan bahwa pembangunan pertanian tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pembangunan pertanian yang memfokuskan pada pencapaian produksi pangan yang berkelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Dukungan ketersediaan inovasi teknologi tepat guna, spesifik lokasi, murah, mudah diterapkan oleh petani, mengandung muatan bahan baku lokal, dan tidak menimbulkan gangguan ekosistem, sangat berarti dan diperlukan dalam mensukseskan pembangunan pertanian.

Penggunaan pupuk organik menjadi salah satu alternatif untuk mencapai pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Pupuk organik sebagaimana dikemukakan oleh Suriadikarta dan Simanungkalit (2006) sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Namun demikian, selama petani memiliki respon yang cukup rendah terhadap pupuk organik meskipun mereka mengetahui bahwa pupuk organik memiliki manfaat jangka panjang. Petani cenderung lebih respon terhadap pupuk anorganik, dengan alasan manfaat penggunaannya lebih cepat dirasakan oleh petani. Menurut Guntoro (2011), petani masa kini cenderung menjadikan usahataninya sebagai aset bisnis, sehingga pemaksimalan produksi lebih diutamakan daripada manfaat manfaat masa depan.

(2)

Pemerintah memiliki kewajiban untuk selalu menggerakkan petani agar menggunakan pupuk organik sebagai salah satu input dalam usahaninya. Berdasarkan Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015-2019 (Kebijakan Pertanian, 2014), Kementrian Pertanian mengeluarkan kebijakan tentang pupuk terkait pencapaian pembangunan pertanian berkelanjutan yaitu melalui pengembangan pupuk organik. Program UPSUS PAJALE (Khusus Peningkatan Padi, Jagung dan Kedelai) yang dijalankan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu program pembangunan pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk mencapai swasembada berkelanjutan padi, jagung dan swasembada kedelai. Guna terwujudnya UPSUS PAJALE tersebut, pemerintah mengupayakan penyediaan berbagai sarana produksi, baik mesin pertanian modern maupun input produksi.

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu wilayah sasaran program UPSUS PAJALE. Berbagai macam sarana-prasaran pertanian disediakan pemerintah untuk menunjang program tersebut. Salah satu sarana yang disediakan pemerintah Kabupaten Sukoharjo adalah pupuk organik cair limbah etanol sebagai sarana penunjang keberlanjutan program UPSUS PAJALE. Pupuk organik cair limbah etanol merupakan inovasi pupuk organik yang dikembangkan di Kabupaten Sukoharjo. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pupuk tersebut merupakan aset baru bagi dunia pertanian di wilayah tersebut. Tahun 2011, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo telah melakukan penelitian terkait manfaat limbah etanol yang awalnya dinilai memberikan dampak negatif bagi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan, limbah cair etanol dapat diolah menjadi pupuk organik cair yang bermanfaat bagi kesuburan tanah. Munculnya inovasi baru dengan terciptanya pupuk organik cair limbah etanol tersebut diharapkan dapat menjadi daya tarik petani untuk menggunakan pupuk organik.

Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo dalam surat kabar Bisnis (2015) menyatakan bahwa, pupuk organik cair limbah etanol memiliki manfaat untuk menggemburkan tanah yang telah mengalami pengurangan kesuburan karena kekeringan dan degradasi tanah akibat cuaca ekstrim dan penggunaan

(3)

pupuk kimia yang berlebihan. Hal tersebut didukung oleh penelitian dari Solihin (2006), yang menyatakan bahwa limbah filter cake, abu boiler, dan vinasse yang dihasilkan oleh etanol merupakan bahan organik. Setelah dilakukan proses dekomposisi bahan oleh bantuan mikoorganisme akan menjadi humus yang kandungan unsurnya cukup bagus dan berguna untuk memperbaiki struktur tanah.

Sosialisasi tahap pengenalan pupuk organik cair telah dilakukan akhir tahun 2011 oleh pemerintah setempat. Sosialisasi tersebut dilakukan melalui pengujian secara langsung dengan mendampingi beberapa petani untuk menerapkan pupuk organik tersebut pada usahataninya sebagai lokasi percontohan kemudian diikuti dengan penyuluhan dan penyediaan pupuk organik cair limbah etanol dalam bentuk program subsidi saprodi. Kecamatan Mojolaban, merupakan salah satu wilayah yang menjadi percontohan atau uji coba manfaat dan kelayakan pupuk organik cair limbah etanol. Percontohan tersebut dilakukan di tiga desa yaitu : Desa Joho, Tegalmade dan Palur dan menunjukkan hasil positif. Berdasarkan kutipan dalam surat kabar Solopos (2013), setelah petani sampel di Mojolaban menggunakan pupuk dalam waktu satu tahun, maka kondisi tanah pada lahan sawah menjadi gembur dan subur. Produksi tanaman padipun meningkat ± 2 ton per hektar.

Sosialisai dilanjutkan oleh lembaga penyuluhan di setiap kelompok tani dan pupuk organik cair limbah etanol diberikan pada petani tiap kelompok tani. Pembagian pupuk organik cair limbah etanol tersebut bertujuan agar petani dapat merasakan manfaat nyata dari penggunaan pupuk organik cair limbah etanol dan menarik minat petani agar menggunakan pupuk organik tersebut dalam usahatani selanjutnya. Namun seiring berjalannya waktu, tidak semua petani di Kecamatan Mojolaban menggunakan pupuk organik cair limbah etanol. Berdasarkan survei awal penelitian dari 15 desa di Kecamatan Mojolaban (Tabel 3.), lebih dari 64% petani belum menggunakan pupuk organik cair limbah etanol. Begitu pula petani di desa yang wilayahnya menjadi percontohan.

(4)

Secara administratif, Kecamatan Mojolaban lokasi sentra industri pengrajin etanol 75 % dimana produk tersebut ditujukan untuk keperluan kesehatan serta bioetanol 90 % sebagai bahan bakar. Namun mayoritas masyarakat luas lebih mengenal wilayah tersebut sebagai sentra industri minuman keras. Sementara itu, pupuk organik cair limbah etanol diproduksi di Desa Bekonang Kecamatan Mojolaban yang diproduksi sebagai bentuk pemanfaat limbah etanol yang tidak dimanfaatkan oleh para pengrajin etanol di Kecamatan Mojolaban. Kondisi tersebut disinyalir memiliki andil dalam mempengaruhi keputusan petani untuk tidak menggunakan pupuk organik cair limbah etanol. Selain itu, konflik yang muncul sebelum adanya produksi pupuk organik cair limbah etanol yang disebabkan oleh adanya pengrajin etanol yang membuang limbah ke saluran irigasi dan menyebabkan protes para petani juga diduga menjadi faktor pendukungnya. Sesuai yang diberitakan dalam Solopos (2010), warga sekitar lokasi produksi etanol merasa resah karena pembuangan limbah etanol berdampak pada lahan pertanian. Meskipun tidak ada bukti bahwa limbah tersebut merusak tanaman padi petani, namun petani merasa terganggu oleh adanya perubahan warna air pada saluran irigasi akibat tercampur oleh limbah etanol.

Berdasarkan uraian di atas, pengetahuan terkait persepsi petani di Kecamatan Mojolaban terhadap pupuk organik cair limbah etanol menarik untuk diteliti lebih dalam. Karena pada dasarnya persepsi petani dan sifat inovasi memiliki andil dalam mempengaruhi petani untuk mengadopsi suatu inovasi. Perlu dipahami bahwa persepsi petani dipengaruhi oleh beberapa faktor pembentuk persepsi. Hude (2006) menegaskan, persepsi sangat bergantung pada faktor personal dan situasional (faktor fungsional dan struktural). Persepsi akan membantu manusia bertindak dan memahami dunia di sekelilingnya. Karena, persepsi merupakan mata rantai terakhir dalam suatu rangkaian peristiwa yang saling terkait. Mata rantai tersebut dimulai dari objek eksternal yang ditangkap oleh organ indera, selanjutnya dikirim dan diproses dalam otak untuk mendapatkan tafsiran. Soekartawi (2005) menambahkan, sifat inovasi juga menentukan kecepatan adopsi inovasi.

(5)

Sehingga, pada dasarnya persepsi petani terhadap sifat pupuk organik cair limbah etanol juga memiliki andil dalam permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan sebagai sarana informasi untuk mengetahui lebih dalam terkait persepsi petani di Kecamatana mojolaban terhadap pupuk organik cair limbah etanol.

B. Perumusan Masalah

Pupuk organik cair limbah etanol memiliki fungsi sebagai pembenah tanah, sehingga pupuk tersebut cocok digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah dan menjaga kelangsungan produksi. Pupuk organik cair limbah etanol yang dirasa sebagai inovasi yang unik oleh pemerintah, justru kurang mendapat respon baik dari petani. Secara administratif, Kecamatan Mojolaban merupakan lokasi sentra industri pengrajin etanol 75 % dimana produk tersebut ditujukan untuk keperluan kesehatan serta bioetanol 90 % sebagai bahan bakar. Namun mayoritas masyarakat luas lebih mengenal wilayah tersebut sebagai sentra industri minuman keras. Sementara itu, pupuk organik cair limbah etanol diproduksi di Desa Bekonang Kecamatan Mojolaban yang diproduksi sebagai bentuk pemanfaat limbah etanol yang tidak dimanfaatkan oleh para pengrajin etanol di Kecamatan Mojolaban. Meskipun telah dilakukan pendampingan dan sosialisasi serta menjadikan pupuk organik cair tersebut sebagai salah satu program subsidi, namun sebagian besar petani belum menggunakan pupuk organik cair limbah etanol seperti yang diharapkan khususnya petani di Kecamatan Mojolaban.

Suhendrik dan Panuntun (2013) menyatakan, keputusan seseorang untuk melakukan atau menerapkan suatu inovasi dipengaruhi persepsi. Faktor dari dalam diri petani maupun pengaruh dari luar memiliki andil dalam mempengaruhi persepsi tersebut. Begitu pula petani di Kecamatan Mojolaban terhdap kehadiran pupuk organik cair limbah etanol, dipastikan ada penilaian atau penafsiran tersendiri yang mengakibatkan petani masih enggan untuk menggunakan pupuk tersebut. Karakteristik yang dimiliki suatu inovasi juga menjadi salah satu alasan petani untuk mau menerima atau tidak terhadap inovasi tersebut. Sesuai dengan pernyataan Rogers (1983), bahwa terdapat

(6)

lima atribut yang mendukung persepsi petani terhadap suatu inovasi yaitu keunggulan relatif, tingkat kesesuaian, tingkat kerumitan, tingkat kemudahan untuk dicoba dan manfaat hasil.

Berdasarkan uraian masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa pertanyaan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa sajakah faktor-faktor yang membentuk persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban ? 2. Bagaimana persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair

limbah etanol di Kecamatan Mojolaban ?

3. Bagaimana hubungan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui faktor-faktor yang membentuk persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban ? 2. Mengetahui persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair

limbah etanol di Kecamatan Mojolaban ?

3. Mengetahui hubungan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi petani terhadap karakteristik pupuk organik cair limbah etanol di Kecamatan Mojolaban ?

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperdalam wawasan dan pengetahuan barkaitan dengan topik serta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna meperoleh gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun

(7)

kebijakan di masa yang akan datang, terutama dalam mengembangkan usahatani, peningkatan kesejahteraan petani, menentukan kebijakan yang terkait dengan penyediaan inovasi pertanian khususnya penyediaan subsidi pupuk organik cair limbah etanol.

3. Bagi petani, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi petani untuk mengetahui sejauh mana mereka memberikan penilaian terhadap pupuk organik cair limbah etanol dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk lebih terbuka terhadap pupuk organik cair limbah etanol.

4. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini menjadi salah satu sumber informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan penelitian sejenis.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan isi undang-undang perkawinan tersebut di atas, perkawinan yang sah menurut hukum perkawinan nasional adalah perkawinan yang dilaksanakan menurut tata tertib

Dengan demikian, model discovery learning diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, serta pemahaman konsep matematika

Distribusi frekuensi paling banyak terdapat pada umur ibu kurang 35 tahun yang tidak menggunakan MKJP sebesar 520, pada ibu dengan jumlah anak hidup 0 – 2 yang tidak

Kedua, kebutuhan yang dipandang perlu dila- kukan sebagai solusi dari masalah-masalah di atas adalah sebagai berikut: (1) guru perlu memberi ke- sempatan siswa

Pembangunan maritim tidak dapat dipisahkan dari Industri Pertahanan dalam negeri yang terdiri dari BUMN dan BUMS untuk membangun armada kapal niaga dan kapal perang, BUMS

All praises belong to Allah SWT to Blessing and mercies given to the researcher, so I can complete this research paper entitled HOMICIDE PHENOMENA REFLECTED

Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Nuruddin, Madramootoo, & Dodds, 2003). Adapun

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang telah dilakukan baik melalui wawancara, dokumentasi ataupun pengamatan yang penulis lakukan di kelompok tani Tri Mulya