• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar matematika yang telah diterima siswa. konsep dengan soal untuk aspek penilaian yang lain. Indikator-indikator

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar matematika yang telah diterima siswa. konsep dengan soal untuk aspek penilaian yang lain. Indikator-indikator"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dari tiga aspek penilaian matematika. Penilaian pada aspek pemahaman konsep ini bertujuan mengetahui sejauh mana siswa mampu menerima dan memahami konsep dasar matematika yang telah diterima siswa.

Ada beberapa ciri khusus yang membedakan antara soal pemahaman konsep dengan soal untuk aspek penilaian yang lain. Indikator-indikator pemahaman konsep pada petunjuk teknis pelaksanaan peraturan. Indikator kemampuan pemahaman konsep matematika sebagai hasil belajar menurut Suharna (2009) yaitu :

1. Menyatakan ulang sebuah konsep yaitu mampu menyebutkan definisi berdasarkan konsep esensial yang dimiliki oleh sebuah objek.

Contoh : Pada saat siswa belajar tentang sistem persamaan linier dua variabel maka siswa mampu menyatakan ulang tentang pengertian sistem persamaan linier dua variabel.

2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya) yaitu mampu menganalisis suatu objek dan mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat/ ciri-ciri tertentu yang dimiliki sesuai dengan konsepnya.

(2)

Contoh : Siswa mampu menjelaskan sistem persamaan linier dua variabel sesuai dengan konsep.

3. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep yaitu mampu memberikan contoh lain dari sebuah objek baik untuk contoh maupun untuk non contoh.

Contoh : Bila siswa diberi bermacam-macam sistem persamaan linier dua variabel dan bukan sistem persamaan linier dua variabel maka siswa dapat menunjukkan mana yang merupakan sistem persamaan linier dua variabel dan bukan sistem persamaan linier dua variabel.

4. Meyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis yaitu mampu menyatakan suatu objek dengan berbagai bentuk representasi, misalkan dengan mendaftarkan anggota dari suatu objek.

Contoh : Bila siswa diberi pertanyaan : Anggi hendak membeli alat tulis, ia membeli 1 buah buku dan 2 buah pensil. Untuk itu Anggi harus membayar sejumlah Rp 25.700,00. Di toko yang sama, Dina membeli 1 buah buku dan 1 buah pensil. Jumlah uang yang harus dibayar oleh Dwi sebesar Rp 15.700,00. Maka siswa dapat mengubahnya ke dalam bentuk representasi matematis.

5. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep yaitu mampu mengkaji mana syarat perlu dan syarat cukup yang terkait dengan suatu objek.

(3)

Contoh : Siswa diberi pertanyaan : Dua persamaan linier dapat membentuk sistem persamaan linier dua variabel, jika….

6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu yaitu mampu menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu yang tepat untuk dapat menyelesaikan suatu konsep.

Contoh : Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp 14.000,00. Sedangkan harga 2 kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp 10.500,00.

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah yaitu mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis sebagai suatu logaritma pemecahan masalah.

Contoh : Ketika siswa belajar tentang sistem persamaan linier dua variabel, maka siswa mampu mengaplikasikan konsep sistem persamaan linier dua variabel untuk menentukan himpunan penyelesaiannya.

B. Model Discovery Learning

1. Pengertian Model Discovery Learning

Model discovery learning menempatkan guru sebagai fasilitator. Guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Dalam model ini, siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru (PPPG, 2004:4).

(4)

Menurut Sund, discovery learning adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Suatu konsep misalnya: segitiga, panas, demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prinsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.

Jadi, discovery learning mencoba siswa belajar sendiri, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi pengajaran yang berpusat pada guru menjadi situasi pengajaran yang berpusat pada siswa.

2. Langkah-langkah Model discovery learning

Menurut Sagala (2010:197) agar pelaksanaan model discovery learning ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru matematika adalah sebagai berikut:

a. Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa.

b. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis.

c. siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/hipoesis.

(5)

e. mengapilkasikan kesimpulan/generalisasi dalam situasi baru 3. Kelebihan dan kelemahan Model Discovery Learning

Kelebihan dan kelemahan Model discovery learning menurut Nanang (2009:79), yaitu

a. Kelebihan model discovery learning adalah sebagai berikut :

1. Membantu peserta didik untuk mengembangkan kesiapan serta

penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.

2. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.

3. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi.

4. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuan dan minat masing-masing.

5. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

b. Kelemahan

1. Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

2. Keadaan kelas di kita kenyataannya gemuk jumlah siswanya maka metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.

3. Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa denga PBM gaya lama maka metode Discovery dan Inquiry ini akan mengecewakan.

(6)

4. Ada kritik, bahwa proses dalam metode Discovery dan Inquiry terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.

C. Materi Pelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan SPLDV

Sistem persamaan linier dua variabel merupakan salah satu pokok bahasan matematika yang diajarkan di kelas VIII SMP. Indikator sistem persamaan linier dua variabel adalah :

1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel. a. Menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV.

b. Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel. c. Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi. 2. Membuat matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV.

Membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.

3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya.

a. Menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya.

(7)

D. Kerangka Pikir

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, kondisi siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Kedungbanteng dikarenakan memiliki pemahaman konsep yang masih kurang. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai-nilai yang masih rendah. Pembelajaran yang digunakan juga masih konvensional, yaitu siswa hanya mendengarkan guru sehingga siswa hanya mengandalkan

Output

≈ Minat belajar siswa untuk belajar matematika meningkat melalui model discovery learning.

≈ Pembelajaran menjadi menarik.

≈ Konsep – konsep yang ada menjadi mudah dipelajari. Tindakan

≈ Melalui kerjasama meningkatkan semangat belajar siswa.

≈ Dengan model discovery learning, belajar siswa menjadi semangat. ≈ Dengan model discovery learning dapat memahami konsep yang ada. ≈ Dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika

siswa.

Permasalahan yang Terjadi ≈ Rendahnya nilai ulangan harian matematika siswa.

≈ Guru lebih sering menggunakan model pembelajaran konvensional. ≈ Siswa kurang menguasai konsep matematika.

Proses

≈ Dengan model discovery learning, minat siswa menjadi meningkat. ≈ Dengan model discovery learning, pembelajaran menjadi lebih

menarik.

≈ Dengan model discovery learning, konsep – konsep yang ada dapat dipelajari.

(8)

penjelasan dari guru. Hal ini mengakibatkan siswa tidak mau usaha untuk aktif mencari sendiri.

Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya dalam proses belajar untuk meningkatkan semangat belajar siswa dengan kerjasama. Dengan model discovery learning belajar siswa menjadi semangat dan dapat memahami konsep yang ada, serta dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

Model discovery learning menempatkan guru sebagai fasilitator. Dengan menggunakan model discovery learning minat belajar siswa menjadi meningkat, pembelajaran menjadi lebih menarik, dan konsep – konsep yang ada dapat dipelajari.

Dengan demikian, model discovery learning diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, serta pemahaman konsep matematika siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Kedungbanteng meningkat.

E. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah model Discovery Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Kedungbanteng.

Referensi

Dokumen terkait

§ Umumnya dua jaringan yang terpisah yang menggunakan Firewall yang sejenis, atau seorang remote user yang terhubung ke jaringan dengan menggunakan software client yang terenkripsi

Tabel 6.. Tabel 6 memperlihatkan rata-rata responden menjawab setuju bahwa pengetahuan menjadi indikator kompetensi. Responden memiliki latar belakang pendidikan yang beragam,

[r]

Literasi Informasi Lulusan Program EAP (English For Academic Purposes) (Studi Deskriptif Literasi Informasi Lulusan Program EAP di IALF Bali)

[r]

PENGARUH LATIHAN SIMULASI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI ATLETBOLA BASKET DALAM MENGHADAPI PERTANDINGAN. Universitas Pendidikan Indonesia

Bubun Saepudin, 2014 PENGARUH LATIHAN SIMULASI TERHADAP PENIGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI ATLET BOLA BASKET DALAM MENGHADAPI PERTANDINGAN Universitas

Alasanya adalah kalau Indonesia menggunakan sistem presidensial maka sistem yang paling cocok atau berhubungan untuk sistem pemerintahan tersebut adalah sistem kepartaian multi