Decision Support System for the Staff Promotion with Analytical Hierarchy Process
(AHP) method at BP Batam Hospital
Aditya Taruna Nagari Hutapea
Mahasiswa Teknik Informatika, FT, UMRAH, [email protected]
Tekad Matulatan
Dosen Teknik Informatika,FT, UMRAH, [email protected]
ABSTRACT
The increase in employee groups in a government agency are important things to support good employee performance. In this study, researchers build decision support system to resolve the problem of determining the increase in employee group using Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP method is often used in support of decision-making, when decisions were faced with a number of criteria and a number of alternatives. Where the criteria in question is composed of the following criteria: Assessment of Credit (PAK), the list of assessment work execution (DP3) and Decree (SK). These criteria will be determined weight, the alternative consists of employees. After determining the weight of each criterion, then the next step is to be determined the weight of each alternative for each criterion in order to obtain global weight. So that the results obtained in the form of names that can be proposed to the increase in groups based on the ranking of Decision Support System For The proposed increase in the Group Staffing Methods Analytical Hierarchy Process (AHP) Hospital BP Batam.
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK USULAN KENAIKAN
GOLONGAN KEPEGAWAIAN DENGAN METODE ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP) DI RUMAH SAKIT BP BATAM
Aditya Taruna Nagari Hutapea
Mahasiswa Teknik Informatika, FT, UMRAH, [email protected]
Tekad Matulatan
Dosen Teknik Informatika,FT, UMRAH, [email protected]
ABSTRAK
Kenaikan golongan pegawai dalam suatu instansi pemerintahan merupakan hal yang penting diperhatikan untuk menunjang kinerja pegawai yang baik. Dalam penelitian ini peneliti membangun sistem penunjang keputusan untuk menyelesaikan masalah penentuan kenaikan golongan pegawai dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP sering digunakan dalam hal membantu pengambilan keputusan, bila pengambilan keputusan itu dihadapkan pada adanya sejumlah kriteria dan sejumlah alternatif. Di mana kriteria yang dimaksud adalah terdiri dari kriteria: Penilaian Angka Kredit (PAK), daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) dan Surat Keputusan (SK). Kriteria ini nantinya ditentukan bobot, dengan alternatif terdiri dari pegawai. Setelah ditentukan bobot dari tiap kriteria, maka langkah selanjutnya adalah akan ditentukan bobot dari tiap alternatif untuk masing-masing kriteria sehingga diperoleh bobot global. Sehingga diperoleh hasil berupa nama-nama yang dapat diusulkan untuk kenaikan golongan berdasarkan rangking dari Sistem Penunjang Keputusan Untuk Usulan Kenaikan Golongan Kepegawaian Dengan Metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) Di Rumah Sakit BP Batam.
Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Sistem Penunjang Keputusan, kenaikan golongan pegawai
1
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK USULAN KENAIKAN
GOLONGAN KEPEGAWAIAN DENGAN METODE ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP) DI RUMAH SAKIT BP BATAM
Aditya Taruna Nagari Hutapea
Mahasiswa Teknik Informatika, FT, UMRAH, [email protected]
Tekad Matulatan
Dosen Teknik Informatika,FT, UMRAH, [email protected]
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Rumah Sakit BP Batam yang
dahulunya bernama Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) adalah sebuah rumah sakit umum permerintah yang berlokasi di
Dr.Cipto Mangunkusumo, Sekupang,
Batam, Kepulauan Riau. Rumah sakit ini berdiri tahun 1971 dan merupakan rumah sakit pertama di Batam, dimulai dari sebuah Poliklinik yang dikelola oleh PT.
Pertamina, Pada awalnya hanya
memberikan pelayanan kepada karyawan, seiring dengan berjalanya waktu dan berkembangnya pelayanan RS BP Batam merupakan Rumah Sakit Tipe B Non Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor:
437/MENKES/SK/V/2002, dan telah
mendapat Ijin Penyelenggaraan Sosial melalui Keputusan Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial RI Nomor:
YM.02.04.2.2.098 tertanggal 22 Juni 2002, terakreditasi penuh tingkat dasar Nomor:
YM.00.03.2.2.0302 tertanggal 29
November 2003. Dalam melaksanakan fungsi kepegawaian tersebut mengacu pada keputusan walikota Batam no. 13 tahun 2003 tentang uraian tugas dan lembaga teknis daerah kota Batam, badan kepegawaian dan diklat kota Batam (BKD) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di Bidang Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan serta tugas lain yang diberikan walikota.
Dalam sebuah instansi
pemerintahan, Rumah Sakit BP Batam dalam pelayanan publik terdiri dari
berbagai kompetensi sehingga
memerlukan upaya pengembangan sumber daya manusia yang berimbas pada proses kenaikan golongan. Kenaikan golongan
sering mengalami kesulitan karena
kandidat pengajuan kenaikan golongan harus sesuai dengan kriteria, seperti contohnya tenaga medis yang harus sesuai dengan penilaian angka kredit setiap profesi kerja. Dan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan
2
setiap tahunnya untuk mengkaji kinerja pegawai. Untuk itu dibutuhkan cara yang
efektif penentuan kriteria kenaikan
golongan agar diperoleh hasil semaksimal mungkin.
Untuk itu diperlukan Sistem
Penunjang Keputusan Penggunaan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) diharapkan dapat membantu manajemen
Rumah Sakit BP Batam dalam
menentukan kenaikan golongan pegawai.
1.2.Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang penelitian diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian bagaimana merancang aplikasi yang dapat menunjang kebutuhan Instansi Rumah Sakit BP Batam di bagian kepegawaian dalam proses pemberian keputusan untuk usulan kenaikan golongan
kepegawaian dengan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process
1.3.Tujuan Penelitian
Membangun aplikasi yang dapat membantu manajemen Rumah Sakit BP Batam dibagian Kepegawaian dalam memberikan usulan kenaikan golongan kepegawaian melalui sistem penunjang keputusan.
II. TINJAUAN LITERATUR 2.1.Tinjauan Terdahulu
Menurut Prof. Dr. R Arifin
Abdulrachman, Administrasi kepegawaian negara adalah salah satu cabang dari administrasi negara yang berkaitan dengan
segala persoalan mengenai pegawai-pegawai negara (1960:5). Selanjutnya
kegiatan-kegiatan administrasi
kepegawaian negara meliputi : 1. Analisa jabatan, klasifikasi jabatan dan evaluasi jabatan(1) 2. Recruitment, ujian-ujian dan penempatan(2) 3. Training 4.Promosi dan transfer 5. Penggajian 6. Employee counselling 7. Personnel relations 8.
Disiplin dan moral 9. Catatan
kepegawaian.
Suryadi (1998), menjelaskan peralatan utama metode AHP merupakan sebuah bentuk hierarki yang bersifat fungsional
dengan masukan (input) utamanya
menggunakan persepsi manusia. Melalui sistem hierarki ini suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dapat didekomposisikan atau diformulasikan ke dalam kelompok-kelompok atau bagian-bagian yang lebih sempit. Kemudian
kelompok-kelompok tersebut diatur
menjadi suatu bentuk hierarki. Dalam
pemaparan diatas metode Analitycal
Hierarchy Process (AHP) digunakan sebagai suatu bentuk dengan masukan
utamanya adalah persepsi manusia.
Selanjutnya persepsi manusia merupakan faktor yang sangat tidak disarankan dalam proses pengambilan keputusan karena memiliki banyak kelemahan. Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) akan
merangkum persepsi tersebut untuk
dijadikan bahan pengolahan data dalam pendukung pengambilan keputusan. nilai bobot, menentukan nilai bobot setiap bakal calon, membuat matriks dengan isi urutan
3
prioritas kriteria dan nilai bobot. Hasil akhir nilai prioritas bakal calon dipakai
sebagai alat pengambilan keputusan
pemilihan pejabat struktural [3].
2.2. SistemPendukung Keputusan Definisi SPK secara sederhana adalah sebuah sistem yang digunakan sebagai alat
bantu menyelesaikan masalah untuk
membantu pengambil keputusan (manajer) dalam menentukan keputusan tetapi tidak untuk menggantikan kapasitas manajer hanya memberikan pertimbangan. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang
memerlukan penilaian atau pada
keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma (Turban, 2005).
2.3.Anality cal H ie rarchy Proc ess
(AH P)
AHP adalah sebuah hierarki
fungsional dengan input utamanya
persepsi manusia. Dengan hierarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hierarki. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “pakar” sebagai input utamanya. Kriteria “pakar” disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. (Suryadi, 1988)
2.4. Sistem Kenaikan Gol ongan di Lingkungan BP Batam
Berdasarkan Keputusan Bersama
Menteri Kesehatan Nomor:
733/MENKES/SKB/VI/2012 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 10
Tahun 2002, disebutkan kenaikan
golongan Pegawai Negeri Sipil fungsional dilaksanakan dua periode dalam setahun yaitu periode April dan Oktober. Kenaikan
golongan dipertimbangkan apabila
mencukupi beberapa kriteria, diantaranya telah menjalani masa kerja SK terakhir 2,5 (dua setengah) tahun lamanya, memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan golongan, dan setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan
pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir.
III.METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penerapan proses kenaikan golongan pegawai untuk menentukan calon pegawai yang naik golongan. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit BP Batam dengan lokasi Jl. dr. Cipto Mangunkusumo, No 1 Sekupang, Batam
3.2.Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan
langsung dengan menggunakan peraturan kenaikan golongan pegawai sebagai acuan dasar kenaikan golongan pada setiap
4
pegawai fungsional Rumah Sakit BP Batam
3.3.Jenis Data yang Diperlukan Pada penelitian ini, data-data yang
diperlukan sebagai landasan untuk
membangun aplikasi, yaitu seputar
kenaikan golongan, antara lain :
a. Data Pegawai
b. Data Penilaian Angka Kredit (PAK)
c. Data Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
3.4.Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan untuk
perancangan sistem ini adalah metode waterfall. Fase-fase dalam model waterfall adalah:
Gambar 3.1. Diagram Waterfall
3.5.Metode Penyelesaian
Metode penyelesaian dari
permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode Analitic Hierarcy Process (AHP).
IV. PEMBAHASAN 4.1 Menentukan Bobot
Menentukan bobot dilakukan dengan
melakukan perbandingan dari setiap
kriteria. Perbandingan nilai – nilai dari setiap kriteria – kriteria dapat dijabarkan kedalam tabel. Pada bab sebelumnya telah dihitung hasil dari nilai – nilai untuk bobot kriteria.
Pada kenaikan golongan pegawai terdapat beberapa kriteria penilaian yang bobotnya sudah dihitung pada bab IV dengan menggunakan rumus AHP. Bobot – bobot penilaian dapat dilihat di bawah ini :
a. Kriteria Penilaian Angka Kredit
(PAK) Bobot : 0.260498
b. Kriteria Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
c. Kriteria Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (SK)
4.2 Menentukan Prioritas Usulan Kenaikan Golongan Pegawai Berdasarkan data – data penilaian
diatas maka dapat dibandingkan
keseluruhan hasil akhir pengurutan nilai kriteria karyawan dengan menggunakan metode AHP seperti tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Nilai dan Rangking Pegawai
Hasil penjumlahan dari pengalian setiap nilai perbandingan alternatif dengan nilai bobot criteria dihasilkan nilai seperti pada table 4.1 diatas. Sehingga dapat ditampilkan rangking berdasarkan nilai tertinggi dari perhitungan AHP yang
5
karyawan yang dapat diusulkan untuk kenaikan golongan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Telah dibangun Sistem Penunjang
Keputusan Untuk Usulan Kenaikan
Golongan Kepegawaian Dengan Metode AHP di Rumah Sakit BP Batam yang
dapat memberikan usulan kenaikan
golongan kepada manajemen Rumah Sakit BP Batam di bagian kepegawaian.
5.2 Saran
Adapun saran yang penulis bisa sampaikan dari penelitian ini yaitu :
1. Kriteria pada apikasi ini bersifat statis
sehingga tidak dapat ditambah
ataupun dikurangi, sehingga
diharapkan kedepannya dapat
dikembangkan menjadi kriteria yang dinamis.
2. Penelitian dalam menganalisa metode AHP masih dapat diterapkan pada
studi kasus yang lain, seperti
pemilihan karyawan terbaik,
pemilihan lokasi terbaik untuk
6
DAFTAR REFERENSI
Krupesh A Chaunan, N.C. Shah dan R. Venkata Rao. 2008. The Analytical Hierarchy Process as a Decision-Support System in the Housing Sector : A Case Study : Faculty of Civil Engineering Departmen, S.V. National Institute of Technology, Surat-Gurajat, India
Suryadi, Kadarsah dan Rahmadhani. 1998. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Kosasi, Sandy. 2002. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System). Pontianak. Siagan, Sondang P. 2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia Edisi 3.Jakarta:PT.Bumi Aksara.
Felix A. Nigro, 1963:36. Administrasi
Kepegawaian.
Bayu Khrisna Bhakti, 2010. Pembangunan Sistem
Penunjang Keputusan Menggunakan
Metode GAP Untuk Mengusulkan
Kenaikan Golongan Pegawai Negeri Dinas Pendapatan. Yogyakarta.
Asfan Muqtadir, dan Irwan Purdianto. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Menggunakan Metode Profile Matching (Studi Kasus di PT. Industri Kemasan Semen Gresik). Yogyakarta.