• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif untuk melihat hubungan antara gejala dengan gejala lain, atau variabel dengan variabel lain (Notoatmojo, 2002). Dalam hal ini, melihat hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan kejadian penyakit Dermatomikosis di poli kulit dan kelamin RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek melalui pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach), artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel saja pada saat pemeriksaan, hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama.

B. Populasi dan sampel ( subjek Penelitian ) 1. Populasi.

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Alimul, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien dengan penyakit dermatomikosis di poli kulit dan kelamin. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan penyakit dermatomikosis di Poli Kulit dan Kelamin RSUD Kajen pada bulan Juli-September 2010 berjumlah 140 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Alimul, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan penyakit dermatomikosis.

(2)

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling aksidental yaitu suatu teknik penetapan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu, sebagai contoh dalam pengambilan sampel apabila ada maka sampel tersebut diambil dan langsung dijadikan sebagai sampel utama (Alimul, 2007). Proses pelaksanaan pengambilan sampel pada penelitian ini adalah peneliti menganamnesa pasien yang periksa di Poli Kulit dan Kelamin jika didapatkan keluhan sama seperti karakteristik penyakit jamur seperti tanda dan gejala, setelah pemeriksaan fisik didapatkan gambaran klinik jamur dan didiagnosa oleh dokter spesialis kulit dan kelamin dan direkomendasikan untuk periksa laboratorium untuk memastikan diagnosa jamur maka peneliti langsung mengambilnya sebagai sampel. Besar sample yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus:

n : Besar sampel N : Besar populasi

d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan. Jika diketahui :

N : 140 pasien d : 5% ( 0,05 )

(3)

Jadi besar sampel yang diambil untuk penelitian ini berdasarkan rumus diatas adalah 104.

Dengan kriteria : a. Kriteria Inklusi

1) Pasien dengan penyakit dermatomikosis.

2) Pasien yang berobat di poli kulit dan kelamin RSUD Kajen. b. Kriteria Eksklusi

1) Pasien yang mempunyai gambaran klinik penyakit dermatomikosis tetapi setelah pemeriksaan kerokan kulit yang mengalami kelainan dengan pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10% hasil tidak ditemukan komponen jamur.

2) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasioanal berdasarkan karekteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian, sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variable dapat diukur dan ditentukan karekteristiknya (Alimul, 2007)

(4)

Tabel : 3.1 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Variable Independent a. Tingkat Pendidikan b. Pengetahuan Jenjang pendidikan formal terakhir yang di ikuti dan di selesaikan sampai akhir. Kemampuan menjawab pertanyaan peneliti mengenai penyakit dermatomikosis yang meliputi : pengertian, tanda dan gejala, penyebab,gambaran klinik, pengobatan dan pencegahan,komplikasi . Kuisioner berjumlah satu pertanyaan meliputi : pendidikan SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi. Kuisioner berjumlah 25 pertanyaan kemudian dicari mean/ median sebagai cut of point. Dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu : Pendidikan dasar (tamat SD, SMP) Pendidikan menengah(SMA) Pendidikan Tinggi (Perguruan Tinggi, Akademi) Pengetahuan baik : > median. Kurang baik < median. Ordinal Ordinal 2. Variabel Dependent kejadian peyakit Dermatomikosis.

Semua penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur . Dengan diagnosis dari dokter specialis kulit dan kelamain dan dengan uji laboratorium Pemeriksaan Kerokan kulit yang mengalami kelainan dengan pemeriksaan mikroskopik menggunakan larutan KOH 10 – 20%

1. Ada jamur (hifae atau Spora) 2. Tidak ada jamur

(hifae atau spora)

Nominal

D. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Rawat Jalan Poli Kulit dan Kelamin RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan.

(5)

E. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan 3 bulan dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai Januari 2011 (jadwal pada lampiran 1).

F. Etika Penelitian

1. Bebas dari eksploitasi (Right of determination)

Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan, subjek harus diyakinkan bahwa prinsipnya dalam penelitian atau informasi yang diberikan tidak akan dipergunakan untuk hal-hal yang bisa merugikan subjek dalam bentuk apapun kecuali untuk penelitian.

2. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden.

Subjek berhak memutuskan untuk ikut atau tidak ikut menjadi subjek dalam penelitian tanpa adanya sangsi.

3. Informed Consent

Subjek harus mendapat informasi secara lengkap tenteng penelitian yang akan dilakukan dan subjek berhak menolak jadi responden.

4. Hak dijaga kerahasiaannya (Right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberika harus dirahasiakan untuk itu perlu adanya anomity (tanpa nama) dan kerahasiaan (coftidentiality).

G. Alat Pengumpulan Data. 1. Instrumen Penelitian

Alat penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu peneliti mengumpulkan data secara formal untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan terstruktur, yaitu subjek hanya menjawab sesuai pedoman yang sudah ditetapkan (Nursalam, 2001).

(6)

Kuisioner terdiri dari : a. Kuesioner A

Pada penelitian ini pengumpulan data untuk mengetahui tingkat pendidikan pasien dalam bentuk cheklist yang berisi biodata responden tingkat pendidikan SD/ SMP, SMA, Perguruan tinggi.

b. Kuesioner B

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien menggunakan kuesioner dengan 25 pertanyaan multiple choice terdiri dari 17 pernyataan positif (No. 1-17) dan 8 pernyataan negatif (No.18-25). Dengan menggunakan skala Guttman yaitu skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas “benar-salah”. Meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab, gambaran klinik, pencegahan, pengobatan dan komplikasi jika tidak diobati. Jika jawaban benar mendapat skor 1 dan jika jawaban salah mendapat skor 0.

c. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui pasien positif terkena penyakit dermatomikosis menggunakan uji laboratorium yaitu kerokan kulit yang mengalami kelainan dengan pemeriksaan mikroskopik langsung dengan larutan KOH 10 - 20 %.

2. Uji Instrumen

a. Uji Validitas Instrumen.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas kuisioner. Melakukan uji coba pada beberapa responden, uji coba minimal dilakukan terhadap 30 responden (Riwidikdo, 2008).Uji validitas sudah diuji cobakan pada 30 responden dengan penyakit dermatomikosis di poli kulit dan kelamin RSUD Kajen yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden yang akan diteliti. Uji validitas pada sampel (n) = 30 responden,rumus df = n-2, diketahui derajat kebebasan (df= degree of freedom) = 28 dengan nilai taraf signifikasi 5%, sehingga r tabel = 0,361. Sebuah item dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel. Menurut Notoatmojo (2002) untuk mengetahui apakah kuisioner yang

(7)

kita susun tersebut mampu mengukur apa yang kita ukur, maka perlu uji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuisioner tersebut, sedangkan teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “ product moment “

Setelah dilakukan uji korelasi product moment terhadap 25 item pertanyaan pengetahuan diperoleh 25 pertanyaan semua valid r hitung sebesar 0,447-0,618 > 0,361 , sehingga dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai pertanyaan dalam instrument penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Nursalam (2008) reliabilitas (keandalan) adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kesamaan hidup diukur atau diamati berkali- kali dalam waktu yang berlainan.

Hasil uji reliabilitas diperoleh cronbach’s alpha sebesar 0,927 > 0,361, maka dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai kuesioner dalam penelitian.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan 1. Setelah mendapat ijin dari Fikkes Unimus, langkah selanjutnya adalah

mengajukan ijin ke RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan.

2. Peneliti melakukan identifikasi calon responden yaitu pasien yang mempunyai kriteria penelitian.

3. Peneliti memberikan penjelasan penelitian yang akan dilakukan, mengisi inform consent bagi responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

4. Sebelum dilakukan penelitian responden diberi penjelasan cara pengisian kuesioner, jika ada pertanyaan yang kurang jelas responden dapat bertanya kepeda peneliti.

5. Kuesioner dikembalikan kepeneliti setelah selesai diisi. 6. Peneliti mengecek kembali kelengkapan dari kuesioner.

(8)

I. Analisis Data

1. Analisis data pada penelitian ini adalah melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah proses pemeriksaan data yang telah dikumpulkan, apakah telah sesuai seperti yamg diharapkan atau tidak. Peneliti memeriksa jawaban responden pada kuesioner dan seluruh kuesioner telah terisi jawaban responden.

b. Coding

Coding adalah kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk angka atau bilangan, mengklarifikasi data responden dengan menendai masing-masing jawaban dengan kode tertentu untuk mempermudah pengolahan data. Peneliti memberikan kode pada variabel tingkat pendidikan yaitu pendidikan dasar: kode 1, pendidikan menengah: kode 2, dan pendidikan tinggi: kode 3. Peneliti memberikan kode pada variabel kejadian dermatomikosis yaitu ada jamur: kode 1 dan tidak ada jamur: kode 2.

c. Scoring (Penilaian)

Pada tahap ini peneliti memberi nilai sesuai dengan scor yang ditentukan pada lembar kuisioner yang telah diisi oleh responden. Peneliti memberikan skor jawaban responden atas pertanyaan variabel pengetahuan, benar: skor 1 dan salah: skor 0.

d. Tabulating (Tabulasi).

Tabulating meliputi memasukkan data-data hasil penelitian kedalam tabel-tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan scornya. Peneliti membuat tabel rekapitulasi hasil penelitian.

e. Dataentri ( Memasukkan data )

Tahap ini adalah tahap pemprosesan data yang dilakukan peneliti dengan memasukkan data kuisioner kedalam proses komputer. Peneliti memasukkan data hasil menggunakan program komputerisasi.

(9)

f. Cleaning

Cleaning adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di- entry apakah ada kesalahan. Peneliti memeriksa hasil pengolahan data penelitian dan tidak ditemukan kesalahan dalam pengolahan data. 2. Analisis data.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat atau dependent (kejadian penyakit dermatomikosis) dengan variabel bebas atau independent (tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien), dimana analisis dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer tertentu.

Adapun tahap-tahap analisa data sebagai berikut : a. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian, pada umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmojo, 2002). Pada penelitian ini analisis univariat dilakukan pada tiap-tiap variabel yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan dan kejadian penyakit dermatomikosis.

b. Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2002). Variabel yang akan dianalisis secara bivariat adalah tingkat pendidikan dengan kejadian penyakit dermatomikosisis dan pengetahuan dengan kejadian penyakit dermatomikosis. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel kategorik, maka untuk menganalisa hubungan variabel katagorik dengan variabel kategorik digunakan uji statistik Chi Square (Hastono, 2001).

Prosedur pengujian Chi Square menurut Hartono (2001) sebagai berikut :

1. Memformulasi hipotesisnya (Ho dan Ha).

2. Memasukkan frekuansi observasi (O) dalam tabel silang. 3. Memasukkan frekuansi harapan (E) dalam masing-masing sel.

(10)

4. Menghitung X2 sesuai aturan yang berlaku :

a) Bila tabel 3 x 2 atau lebih menggunakan Person Chi Square tanpa koreksi (Uncorrected)

b) Bila tabelnya 2 x 2 dan tidak ada nilai E < 5 , menggunakan Countinity Correction

c) Bila tabelnya 2 x 2 dan nilai E < 5 menggunakan Fisher Exact 5. Menghitung þ value dengan membandingkan nilai X2 dengan tabel

kai kuadrat.

6. Membuat keputusan :

a) Bila þ value < α, Ho, ditolak, berarti data sampel mendukung adanya perbedaan yang signifikan.

b) Bila þ value α, Ho gagal ditolak, berarti data sampel tidak mendukung adanya perbedaan yang signifikan.

Penentuan nilai α (alpha) tergantung dari tujuan dan kondisi penelitian, untuk bidang kesehatan masyarakat biasanya digunakan nilai α (alpha) sebesar 5 %, oleh karena itu peneliti dalam penelitian ini menggunakan Level of Significance = alpha) sebesar 5% (0,05) (Hastono, 2001), sehingga hasil analisa penelitian ini diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Bila þ value < α, Ho, ditolak, berarti ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien dengan kejadian penyakit dermatomikosis.

2) Bila þ value > α, Ho gagal ditolak, berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan kejadian penyakit dermatomikosis

Gambar

Tabel : 3.1 Definisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

2ingkungan pengendalian sangat dipengaruhi oleh sejauh mana indi0idu mengenali mereka yang akan dimintai pertanggungjawaban. &amp;ni berlaku sampai kepada

Penelitian lain yang menggunakan metode power law process juga dilakukan oleh Tyas (2016) dengan kesimpulan bahwa tindakan perbaikan terhadap komponen Heat

Kepadatan penduduk dengan kualitas biologi air sumur tidak terdapat korelasi yang berarti kenaikan jumlah penduduk tidak diikuti dengan kenaikan jumlah bakteri

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Klasik. Menurut Klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga tinggi pula keinginan

Pembekalan PPL merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pihak LPPMP sebagai lembaga yang menangani program PPLdi Universitas Negeri Yogyakarta melalui

Penghargaan yang mendalam penulis sampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bima yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dana bagi penulis untuk mengikuti pendidikan

relapse pada kelompok kontrol karena nilai signifikasnsi lebih besar dari 0.05. Hasil Evaluasi Program Pelatihan Efikasi Diri dan Pemahaman Materi. 1) Hasil Analisis Program

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Anis Munandar (UMS, 2008) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Strategi Mengeja dalam Pembelajaran Al–Qur’an”. Saudara Anis