i
PENERAPAN RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT UNTUK MENINGKATKAN SIRKULASI DARAH KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS
DI DESA KLOPOGODO KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun oleh :
Ayunda Hepy Rismaya Jati A01401864
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
ii
HALAMAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah yang saya ajukan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Gombong, Juni 2017
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Ayunda Hepy Rismaya Jati, NIM: A01401864, dengan judul “Penerapan Rendam Kaki Dengan Air Hangat Untuk Meningkatkan Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Hari/ Tanggal : 6 Agustus 2017
Tempat : STIKES Muhammadiyah Gombong
Pembimbing
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Ayunda Hepy Rismaya Jati, NIM: A01401864, dengan judul “Penerapan Rendam Kaki Dengan Air Hangat Untuk Meningkatkan Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 7 Agustus 2017
Dewan Penguji
Penguji Ketua
Podo Yuwono, S. Kep.,Ns.,M.Kep, CWCS (...)
Penguji Anggota
Bambang Utoyo, S. Kep., Ns., M. Kep (...)
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
v
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG KTI, Agustus 2017
Ayunda Hepy Rismaya Jati 1), Bambang Utoyo, M.Kep2)
ABSTRAK
PENERAPAN RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT UNTUK MENINGKATKAN SIRKULASI DARAH KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS
DI DESA KLOPOGODO KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN
Latar Belakang: Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) (2016), terdapat 422 juta penduduk di dunia yang mengalami DM. Prevalensi DM tahun 2015 di Indonesia yaitu sekitar 10 juta jiwa. Komplikasi DM dibedakan menjadi dua yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi akut berupa hipoglikemia dan ketoasidosis, sedangkan komplikasi kronik terjadi melalui adanya perubahan pada sistem vaskular berupa mikroangiopati dan makroangiopati
Tujuan Penulisan: Penerapan rendam kaki dengan air hangat untuk meningkatkan sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus
Metode: Penelitian ini adalah diskriptif analitik menggunakan pendekatan metode studi kasus
(Case Study). Partisipan penelitian ini berjumlah 2 orang pasien diabetes melitus. Instrumen dalam studi kasus ini berupa SOP rendam kaki dengan air hangat dan lembar pengukuran Ankle Brachial Index (ABI).
Hasil: Setelah dilakukan penerapan rendam kaki dengan air hangat masalah resiko gangguan perfusi jaringan perifer teratasi.
Kesimpulan: Penerapan penerapan rendam kaki dengan air hangat efektif meningkatkan sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus.
Kata Kunci: rendam kaki air hangat, sirkulasi darah kaki, diabetes melitus
1. Mahasiswa
vi
DIII PROGRAM OF NURSING DEPARTMENT
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Scientific Paper, August 2017
Ayunda Hepy Rismaya Jati 1), Bambang Utoyo , M.Kep2)
ABSTRACT
THE APPLICATION OF FOOT-SOAK IN WARM WATER TO IMPROVE FOOT BLOOD CIRCULATION OF DIABETUS MELITUS PATIENTS AT KLOPOGODO, GOMBONG,
KEBUMEN
Background: Data of International Diabetes Federation (2016) shows that there are 422 million people in the world suffer from diabetes melitus (DM). In 2015 the DM prevalence of Indonesia is about 10 million people. DM complications are divided into two, namely acute complication and chronic complication. Acute complication includes hypoglycemia and ketoacidosis, whereas chronic complication occurs through the changes in vascular system of microangiopathy and macroangiopathy
Objective: Applying foot soak in warm water to increase the foot blood circulation of DM patients.
Method: The scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach. The participants were 2 DM patients. The instrument was Procedural Operation Standard of foot-soak into warm water and an Ankle Brachial Index (ABI) measurement sheet.
Result: After having the application of foot-soak in warm water peripheral tisuue perfusion disorder were sovable.
Conclusion: Application of foot soak in warm water can effectively improve foot blood circulation of DM patients.
Keywords: Foot soak, foot blood circulation, diabetes mellitus
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Penerapan Rendam Kaki Dengan Air Hangat Untuk Meningkatkan Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus” dengan sebaik-baiknya. KTI ini penulis susun sebagai persyaratan untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Dalam proses penyusunan KTI ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak, sehingga KTI ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Sugiyatno, S.Pd, MM. Pd dan Ibu Sunarti, S.Pd selaku orangtua yang telah membiyayai, mendoakan dan memberikan semangat sehingga KTI ini berjalan lancar.
2. Herniyatun, S. Kp., M.Kep Sp., Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
3. Nurlaila, S.Kep.Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
4. Bambang Utoyo, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa KTI ini masih terdapat banyak kekurangan baik isi maupun penyusunanya. Penulis berharap semoga KTI ini bermanfaat bagi penulis pada khusunya dan bagi pembaca pada umumnya.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMANORISINALITAS ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan yang secara progresif menurun dari waktu ke waktu karena usia dan pilihan gaya hidup (Hadibroto, 2009). Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) (2016), terdapat 422 juta penduduk di dunia yang mengalami DM. Sedangkan prevalensi DM tahun 2015 di Indonesia yaitu sekitar 10 juta jiwa, sehingga dari hasil survei tersebut menempatkan Indonesia berada peringkat ke- 7 dari 10 negara dengan pasien DM terbesar di seluruh dunia. Angka penderita DM menurut RISKESDAS (2013) didapatkan hasil 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,1% tahun 2013. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 1% dalam rentang enam tahun. Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Kebumen 2015, penemuan kasus baru DM sejumlah 2.216 kasus.
DM dapat berdampak terhadap permasalahan seperti masalah psikologis, sosial maupun ekonomi. Dampak psikologis yang dapat muncul akibat diabetes mellitus yaitu berupa beban psikologis (stres) bagi klien maupun keluarganya. Respon emosional negatif terhadap diagnosa penyakit DM dapat berupa penolakan atau tidak mau mengakui kenyataan, cemas, marah, merasa berdosa, dan depresi. Masalah sosial yang dapat muncul akibat DM yaitu berkurangnya interaksi social dan hubungan interpersonal terganggu akibat perasaan putus asa yang dialami oleh klien akibat penyakit yang di deritanya. Sedangkan masalah ekonomi yang muncul dapat berupa penurunan produktifitas kerja yang akan berdampak terhadap pendapatan selain itu pengendalian DM dilakukan dalam jangka waktu lama dan kompleks sehingga membutuhkan biaya yang besar sehingga berdampak pada ekonomi keluarga (Price & Wilson, 2010)
Selain masalah psikologis, sosial maupun ekonomi, DM juga dapat menyebabkan komplikasi. DM disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam
keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke. Tidak jarang, penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi pembusukan (Depkes, 2010).
Komplikasi DM dibedakan menjadi dua yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi akut berupa hipoglikemia dan ketoasidosis, sedangkan komplikasi kronik terjadi melalui adanya perubahan pada sistem vaskular berupa mikroangiopati dan makroangiopati (Smeltzer & Bare, 2010). Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka pada permukaan kulit karena adanya komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisensi dan neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan dan dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob.
Komplikasi mikroangiopati maupun makroangiopati akan menyebabkan hambatan aliran darah ke seluruh organ sehingga mengakibatkan nefropati, retinopati, neuropati, dan penyakit vaskular perifer (Sudoyo, 2011). Salah satu komplikasi yang menimbulkan permasalahan yang besar pada penderita DM adalah munculnya permasalahan pada kaki. Permasalahan yang timbul di kaki dapat mengakibatkan amputasi hingga kematian jika tidak dilakukan pencegahan sejak penderita terdiagnosa DM (Desalu, 2011).
amputasi tersebut sekitar 15%. Sayangnya, data 2010-2015 justru memperlihatkan peningkatan angka amputasi menjadi 54%. Sebagian besar merupakan amputasi minor, yakni bagian bawah pergelangan kaki sebanyak 64,7%, dan amputasi mayor sejumlah 35,3% (RS Ciptomangunkusumo, 2016)
Prosentase amputasi ekstremitas bawah nontraumatik berhubungan dengan DM seperti neuropati sensori dan otonom, penyakit vaskular perifer, peningkatan risiko dan laju infeksi dan penyembuhan yang tidak baik (Black & Hawks, 2008). Pencegahan kaki DM dapat dilakukan dengan cara kontrol metabolik yang menekankan pada status nutrisi dan kadar glukosa darah, kontrol vaskular dengan cara melakukan latihan kaki dan pemeriksaan vaskular non-invasif seperti pemeriksaan ankle brachial index, toe pressure, dan ankle pressure secara rutin, serta modifikasi faktor risiko seperti berhenti merokok dan penggunaan alas kaki khusus (Sudoyo, 2011).
Praktek merendam kaki dengan air hangat adalah satu metode perawatan kesehatan yang populer di kalangan masyarakat Tiongkok. Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT) merekomendasikan rendam kaki dengan air hangat setiap hari untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi kemungkinan demam.
Menurut Kusumastuti dalam Wijayanti (2009) mengungkapkan bahwa air adalah media terapi yang tepat untuk pemulihan cedera, karena secara ilmiah air hangat berdampak fisiologis bagi tubuh. Pertama, berdampak pada pembuluh darah yaitu membuat sirkulasi darah menjadi lancar. Kedua, faktor pembebanan di dalam air akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi-sendi tubuh. Selain itu, suhu air yang hangat akan meningkatkan kelenturan jaringan. Air dimanfaatkan sebagai pemicu untuk memperbaiki tingkat kekuatan dan ketahanan terhadap penyakit. Terapi air adalah cara yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan peredaran darah dan memicu pembuangan racun (Wijayanti, 2009).
Air dengan suhu antara 30 sampai 37oC mempunyai manfaat bagi tubuh. Manfaat air hangat antara lain, meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang mengalami cedera, meningkatkan pengiriman nutrisi dan pembuangan zat sisa, mengurangi kongesti vena di dalam jaringan yang mengalami cedera, meningkatkan pengiriman leukosit dan antibiotic ke daerah luka, meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan, meningkatkan aliran darah, memberi rasa hangat lokal (Safiyirrahman, 2008).
sakit dan nyeri di otot dan sendi, meningkatkan kerja jantung, melawan penyakit dan meredakan kesesakan.
Pengobatan Tradisional Tiongkok menyebut kaki adalah jantung kedua tubuh manusia, barometer yang mencerminkan kondisi kesehatan badan. Ada banyak titik akupunktur di telapak kaki. Enam meridian (hati, empedu, kandung kemih, ginjal, limpa dan perut) ada di kaki (Arnot, 2009). Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan maka penulis merasa perlu untuk melakukan penerapan rendam kaki dengan air hangat untuk meningkatkan sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah “ Apakah penerapan rendam
kaki dengan air hangat efektif meningkatkan sirkulasi darah kaki pada pasien
diabetes melitus ?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan penerapan rendam kaki dengan air hangat untuk meningkatkan sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus sebelum dilakukan rendam kaki dengan air hangat
b. Mengetahui sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus setelah dilakukan rendam kaki dengan air hangat.
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan komplikasi DM dan cara penanganannya.
3. Bagi Penulis
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. (2011). Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care, 34
Ananda, Dwi Putri. (2010). Gambaran Ankle Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
Arnot, dkk (2009). Pustaka kesehatan Populer Pengobatan Praktis: Perawatan Alternatif dan Tradisional, volume 7. Jakarta: PT Bhuana Ilmu
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: DEPKES RI.
Black & Hawks. (2008). Medical Surgical Nursing Clinical Management for Positive Outcomes. St. Louis: Missouri Elsevier Saunders
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2008). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis Untuk Hasil yang Diaharapkan. Jakarta: Salemba Medika.
Boulton AJ, Armstrong DG, Albert SF, et al. (2008). Comprehensive Foot Examination and Risk Assessment. Diabetes Care. 31: 1679-85.
Brito-Zurita, Olga R, Ortega-Lovez, Salvador., Del Castillo-Shanchez, David Lopez., (2012). Ankle brachial index associated with diabetic foot: case-control study.
Depkes. (2010). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Melitus, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes
Desalu,O.,Salawu,F.K.,Jimoh, A.K.,Adekoya,A.O.,Busari,O.A, and Olokoba,A.B. (2011). Diabetic Foot Care: Self Reported Knowledge and Practice Among Patients Attendind Three Tertiary Hospital in Nigeria. Ghana Medical Journal Vol.45, Number 2
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2008). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Semarang. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Flona. (2010). Terapi Aromatic Mendongkrak Gairah Bercinta. Jakarta: Gramedia Granner, Daryl K., (2013). Hormon Pankreas dan Traktus Gastrointestina. In:
Hadibroto, I. (2009). DIABETES: Informasi Lengkap Untuk Penderita & Keluarga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hans, T. (2007). Diabetes. Jakarta : PT Gramedia.
Hidayat, S. (2007). Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.
IDF. (2016). IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation 2016
Joshua A. Beckman. Mark A. Creager. Peter Libby. (2012) Diabates and aterosclerosis epidemiologi, patophysiology, and management. JAMA, vol 287, No 19.
Lind M, and Sridhar GR, (2009). Menstruation in Diabetes Mellitus: A Study from South India, Journal of Diabetes Research and Therapy
Magliacci, R., Nasorri, R., Ricciarini, P., Gresele, P., (2008). Ankle–brachial index measured by palpation for the diagnosis of peripheral arterial disease.
Misnadiarly. (2006). Gangren, ulcer, infeksi: mengenal gejala, menanggulangi, dan mencegah komplikasi, [e-book],
Misnadiarly. (2006). Gangren, ulcer, infeksi: mengenal gejala, menanggulangi, dan mencegah komplikasi, [e-book], diakses tanggal 12 Oktober 2013, dari http:// books.google.com/books?isbn=9794616117.
Permady (2015). Pengaruh Merendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap Kualitas Tidur Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Astanalanggar Kecamatan Losari Cirebon Jawa Barat. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Powers, A.C., (2010). Diabetes Mellitus. In: Jameson J.L. Harrison Endocrinology Ed 2. USA: McGraw-Hill Companies, Inc. 267-31
Price, SA, Wilson, LM. (2010). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Purnamasari, D., (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Di Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3 Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI,
Raisanen, Hannele Kauppinen. (2010). “The Impact of Extrinsic and Package Design Attributes on Preferences for Non-Prescription Drugs”. Management Research Review, Vol. 33, 2010
srandakan bantul. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah Yogyakarta
Sidartawan Soegondo dkk. (2005). Diabetes Mellitus Penatalaksanaan Terpadu. Jakarta: FKUI
Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing Vol.2. Philadelphia: Linppincott William & Wilkins.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G, (2010). Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta: EGC.
Soegondo, S, Soewondo, P, & Subekti, I, (2011). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata K., M., & Setiati, S. (2011). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
Wijayanti, D. (2009). Sehat Denga Yuanita, L. A. (2011) Penatalaksanaan Ulkus kaki Diabetik Secara Terpadu, Jurnal Biomedik, vol 3, No. 2, Juli 2011, hal 95-101.
Xu, D., Li, J., Zou, L., Xu, Y., Hu, D., Pagoto, SL., Ma, Y., (2010). Sensitivity and Specificity of The Ankle – Brachial Index to Diagnose Peripheral Artery Disease. VM. 15 (5): 361-69.
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth………
Di
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi DIIIKeperawatanSTIKES Muhammadiyah Gombong :
Nama : Ayunda Hepy Rismaya Jati
NIM : A01401864
Saat ini sedang mengadakan penelitian studi kasus dengan judul “Penerapan rendam kaki dengan air hangat untuk meningkatkan sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus”. Prosedur penelitian studi kasus ini tidak akan menimbulkan risiko atau kerugian kepada responden. Kerahasiaan semua tindakan yang telah dilakukan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian studi kasus dengan judul “Penerapan rendam kaki dengan air hangat untuk meningkatkan sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus”, yang diteliti oleh :
Nama : Ayunda Hepy Rismaya Jati
NIM : A01401864
Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Gombong, …….…………2017
Peneliti, Yang Membuat Pernyataan
PANDUAN PROSEDUR TINDAKAN
(MERENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT)
1. Persiapkan alat dan bahan
o Thermometer
o Basin/Baskom
o 2 buah handuk
o Wadah air atau termos yang berisi air panas
2. Bawa peralatan mendekati tempat tidur.
3. Mencampurkan air dingin dan air panas, lalu ukur suhunya dengan thermometer (suhu 30 o C - 37o C), isi baskom setengah penuh.
4. Letakkan basin atau baskom di dekat tempat tidur, atau di bawah tempat tidur. 5. Duduk di tempat tidur dengan kaki menggantung ke bawah, dan pastikan
tempat tidur aman.
6. Jika kaki nampak kotor, maka cuci kaki terlebih dahulu.
7. Celupkan dan rendam kaki sampai betis lalu biarkan selama 10 menit. 8. Tutup baskom dengan handuk untuk menjaga suhu.
9. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun tambahkan air panas sampai suhu sesuai kembali.