• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENDIDIK PROFESIONAL BERBASIS ETOS KERJA QUR’AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENDIDIK PROFESIONAL BERBASIS ETOS KERJA QUR’AN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENDIDIK PROFESIONAL

BERBASIS ETOS KERJA QUR’ANI

Rosidin

Univer sitas Islam Lamongan (UNISLA), Jl. Veter an 53A Lamongan, Jaw a

Timur

e-mail: mohammed_r osidin@yahoo.co.id

Abstr act: This paper is the text of the Kor an studies aimed at finding Qur anic ethos of the key concepts that could potent ially impr ove the quality of pr ofessional educator s four th competence, if implemented optimally. In the pr ocess, this ar ticle r efer s to the steps of methodological-applicative inter pr etation Tar baw i pr actical: to deter mine the theme, identify the passages r elevant, then analyze the data par agr aph w ith thr ee analytical techniques, namely language (lughaw i), content (tahlili) and education (Tar baw i ). Ther e ar e thr ee main findings of this study. Fir st, the "self-aw ar eness" is a key concept w or k ethic Qur 'ani in improving the per for mance of pr ofessional educator s. Details, impr ovement of pr ofessional competence thr ough basic aw ar eness of the obligations of educator s; impr ovement of pedagogical competence thr ough an aw ar eness of the human r ights of lear ner s; incr ease aw ar eness of per sonal competence thr ough for my ow n shortcomings; impr ovement of social competence thr ough aw ar eness of the advantages of other s. Second, the implementation str ategy of self-aw ar eness in impr oving the per for mance of pr ofessional educator s ar e theological (faith), theor et ical (science), pr actical (char ity) and mor alistic (mor als). Thir dly, ther e ar e thr ee levels of quality implementation of self-aw ar eness, w hich is below the standar d (w r ongdoer s); accor ding to the standar d (muqtashid); and above standar d (Sabiq).

Keywords: Self-Aw ar eness, Qur 'anic Per for mance, Professional Educator s

(2)

ini mengacu pada langkah-langkah metodologis-aplikatif tafsir tar baw i pr aktis: menentukan tema, mengidentifikasi ayat-ayat yang r elevan, kemudian menganalisis data ayat dengan tiga teknik analisis, yaitu kebahasaan (lughaw i), isi (tahlili) dan kependidikan (tar baw i). Ada tiga temuan utama penelitian ini. Per tama, “kesadaran dir i” mer upakan konsep kunci etos ker ja Qur ’ani dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional. Detailnya, peningkatan kompetensi pr ofesional melalui kesadar an atas kew ajiban asasi pendidik; peningkatan kompetensi pedagogik melalui kesadar an atas hak asasi peser ta didik; peningkatan kompetensi kepr ibadian melalui kesadaran atas kekur angan dir i sendir i; peningkatan kompetensi sosial melalui kesadar an atas kelebihan or ang lain. Kedua, strategi implementasi kesadar an diri dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional ber sifat teologis (iman), teor etis (ilmu), pr aktis (amal) dan mor alistis (akhlak). Ketiga, ada tiga tingkatan kualitas implementasi kesadaran dir i, yaitu di bawah standar (zhalim); sesuai standar (muqtashid); dan di atas standar (sabiq).

Kata-Kata Kunci: Kesadaran Dir i, Kiner ja Qur ’ani, Pendidik Pr ofesional

Pendahuluan

Mendidik mer upakan pr ofesi yang ter hor mat. Namun pr ofesi

mendidik selalu r entan untuk dikr itik (McNer gney, 1981: 7). Inilah

pr olog untuk membuka bahasan tentang pr ofesi pendidik yang selalu

dibutuhkan, namun ker ap dijadikan kambing hitam atas pr oblematika

yang melanda pendidikan.

(3)

Tabel 1

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Gur u dan Dosen

( Muhaimin, 2011: 191 – 192)

No

Kompetensi Inti

A

Kompetensi Pedagogik

1

Menguasai kar akter istik peser ta didik dar i aspek fisik, mor al,

spir itual, sosial, kultur al, emosional dan intelektual.

2

Menguasai teor i belajar dan pr insip-pr insip pembelajar an yang

mendidik.

3

Mengembangkan kur ikulum yang ter kait dengan mata pelajar an

yang diampu.

4

Menyelenggar akan pembelajar an yang mendidik.

5

Memanfaatkan teknologi infor masi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajar an.

6

Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan ber bagai potensi yang dimiliki.

7

Ber komunikasi secar a efektif, empatik dan sopan dengan

peser ta didik.

8

Menyelenggar akan penilaian dan evaluasi pr oses dan hasil

belajar .

9

Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajar an.

10 Melakukan tindakan r eflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajar an.

B

Kompetensi Kepr ibadian

11 Ber tindak sesuai dengan nor ma agama, hukum, sosial dan

kebudayaan nasional Indonesia.

12 Menampilkan pr ibadi yang jujur , ber akhlak mulia dan teladan

bagi peser ta didik dan masyar akat.

13 Menampilkan dir i sebagai pr ibadi yang mantap, stabil, dew asa,

ar if dan ber w ibaw a.

14 Menunjukkan etos ker ja, tanggung jaw ab yang tinggi, r asa

bangga menjadi gur u dan r asa per caya dir i.

(4)

C

Kompetensi Sosial

16 Ber sikap inklusif, ber tindak objektif ser ta tidak diskr iminatif

kar ena per timbangan jenis kelamin, agama, r as, kondisi fisik,

latar belakang keluar ga dan status sosial ekonomi.

17 Ber komunikasi secar a efektif, empatik dan santun dengan

sesama pendidik, tenaga kependidikan, or ang tua dan

masyar akat.

18 Ber adaptasi di tempat ber tugas di selur uh w ilayah Republik

Indonesia yang memiliki ker agaman sosial budaya.

19 Ber komunikasi dengan komunitas pr ofesi sendir i dan pr ofesi

lain secar a lisan dan tulisan atau bentuk lain.

D

Kompetensi Profesional

20 Menguasai mater i, str uktur , konsep dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajar an yang diampu.

21 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajar an yang diampu.

22 Mengembangkan mater i pembelajar an yang diampu secar a

kr eatif.

23 Mengembangkan kepr ofesionalan secar a ber kelanjutan dengan

melakukan tindakan r eflektif.

24 Memanfaatkan teknologi infor masi dan komunikasi untuk

mengembangkan dir i

Jika dilihat dar i sudut pandang lain, kompetensi profesional dan

kepr ibadian ber dimensi

inside, dalam ar tian melekat pada jati-diri

pendidik; sedangkan kompetensi pedagogik dan sosial ber dimensi

out side, sehingga dapat dir asakan or ang lain yang ber inter aksi sosial

dengan pendidik.

(5)

inovatif, ber pusat pada peser ta didik serta dilandasi nilai-nilai r eligius

dan kear ifan local (Uno &Mohamad, 2013: 152).

Adapun

kar akter istik

pendidik

yang

dinilai

ber hasil

mengembangkan pembelajar an yang efektif adalah: Per t ama, r espek,

memahami dir i sendir i dan mampu mengontr ol dir i.

Kedua, antusias

dan ber gair ah dalam pr oses pembelajar an.

Ket iga, ber bicar a dengan

jelas dan komunikatif. Keempat

, memper hatikan per bedaan individual

peser ta didik.

Kelima, memiliki banyak pengetahuan, inisiatif dan

kr eativitas.

Keenam, menghindar i sar kasme dan ejekan ter hadap

peser ta didik.

Ket ujuh, tidak menonjolkan dir i dan menjadi teladan

bagi peser ta didik (Mulyasa, 2013: 44).

Agar menjadi pendidik yang ber kualitas, sejumlah teor i sudah

ditaw ar kan oleh pakar . Misalnya Munif Chatib (2014: 64) yang

menjelaskan bahw a syar at mendasar menjadi pendidik adalah:

ber sedia untuk selalu belajar , secar a ter atur membuat r encana

pembelajar an sebelum mengajar , ber sedia diobser vasi, selalu

ter tantang untuk meningkatkan kr eativitas, dan mempunyai kar akter

yang baik.

(6)

Meskipun ber bagai taw ar an ide sudah ber munculan ter kait

upaya peningkatan kompetensi pendidik pr ofesional, baik ber dasar kan

telaah teor etis maupun pr aktis, namun masih jar ang ditemui telaah

konseptual yang mengacu pada al-Qur ’an sebagai sumber pr imer

pendidikan Islam. Pada r uang kosong inilah penulis mengajukan

gagasan menyangkut upaya peningkatan kualitas pendidik melalui

studi teks al-Qur ’an. Fokus kajiannya adalah peningkatan kiner ja

pendidik pr ofesional. Oleh sebab itu, tulisan ini ber tujuan menemukan

konsep kunci etos ker ja Qur ’ani yang ber potensi meningkatkan

kualitas keempat kompetensi pendidik pr ofesional sebagaimana yang

diamanatkan Per mendiknas No. 16 Tahun 2007.

Ada tiga r umusan masalah yang akan ditelaah.

Per t ama,

bagaimana konsep kunci etos ker ja Qur ’ani dalam meningkatkan

kiner ja pendidik pr ofesional? Kedua, bagaimana implementasi konsep

kunci ter sebut dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional?

Ket iga, bagaimana tingkatan kualitas implementasi konsep kunci

ter sebut dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional?

Signifikansi tulisan ini paling tidak hadir pada tiga hal. Per t ama,

menghadir kan gagasan bar u ter kait upaya peningkatan kiner ja

pendidik, kar ena didasar kan pada hasil studi teks al-Qur ’an yang r elatif

jar ang digunakan.

Kedua, memopuler kan implementasi metode tafsir

tar baw i (tafsir pendidikan) yang ber potensi menjadi metode bar u

dalam studi Islam, ter utama ter kait pendidikan Islam.

Ket iga,

member ikan nuansa nor matif dan aksiologis yang Islami pada upaya

peningkatan kiner ja pendidik pr ofesional di Indonesia yang mayor itas

ber agama Islam.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis

penelitian deskr iptif. Mengingat penelitian ini termasuk studi teks

al-Qur ’an dengan mener apkan metode tafsir tar baw i, maka

langkah-langkah metodologis-aplikatif yang penulis tempuh adalah:

(7)

sistematis, sempur na dan utuh dalam bentuk r umusan masalah dan

desain penelitian.

b.

Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang ber kaitan dengan topik

yang ditetapkan; lalu menentukan kategor i ayat-ayat Makkiyah dan

Madaniyah. Selanjutnya menyusun ayat-ayat ter sebut secar a r untut

sesuai kr onologi masa tur unnya, diser tai pengetahuan

asbab al-nuzul dan munasabah.

c.

Mempelajar i ayat-ayat ter sebut secar a tematik dan menyelur uh

dengan car a menghimpun ayat-ayat yang mengandung penger tian

ser upa, mengompr omi-kan antar a

‘am dan khas, mut hlaq dan muqayyad, mensinkr onkan ayat-ayat yang tampaknya kontr adiktif,

menjelaskan

nasikh-mansukh, sehingga semua ayat ber temu pada

satu muar a, tanpa per bedaan dan kontr adiksi atau tindak

pemaksaan ter hadap sebagian ayat kepada makna-makna yang

sebenar nya tidak tepat. Bila dipandang per lu, pembahasan dan

ur aian dilengkapi dengan Hadis, sehingga penjelasan menjadi

semakin sempur na dan jelas (Rosidin, 2015: 27 – 28).

Sumber data pr imer penelitian ini adalah kitab tafsir al-Qur ’an

dan liter atur tentang pendidik, sedangkan sumber sekunder ber upa

liter atur yang r elevan dengan topik.

Dalam aplikasi metode tafsir tar baw i, ada tiga teknik analisis

yang digunakan.

Per t ama, analisis kebahasaan (lughawi

). Yaitu

memahami makna linguistik dar i suatu ter m dan der ivasinya secar a

utuh, ber dasar kan penggunaan ter m ter sebut dalam selur uh isi

al-Qur ’an. Kedua, analisis isi (

t ahlili). Yaitu memahami makna suatu ayat

ber dasar kan kitab tafsir yang r elevan.

Ket iga, analisis kependidikan

(t ar bawi). Yaitu memahami nilai-nilai pendidikan yang ter kandung

dalam suatu ayat dengan melibatkan sumber data pr imer maupun

sekunder .

Hasil dan Pembahasan

(8)

Tabel 2

Ayat-ayat yang Memuat Term ‘Allama ( Pengajaran)

No

Term

Frekuensi

Surat – Ayat

1

َﻢﱠﻠَﻋ

4

al-Baqar ah: 31; al-Rahman: 2; al-‘Alaq: 4;

5

2

َﻚُﺘْﻤﱠﻠَﻋ

1

al-Mai’dah: 110

3

ْﻢُﺘْﻤﱠﻠَﻋ

1

al-Mai’dah: 4

4

ﺎَﻨَﺘْﻤﱠﻠَﻋ

1

al-Baqar ah: 32

5

ْﻲِﻨَﺘْﻤﱠﻠَﻋ

1

Yusuf: 101

6

َﻚَﻤﱠﻠَﻋ

1

al-Nisa’: 113

7

ْﻢُﻜَﻤﱠﻠَﻋ

4

al-Baqar ah: 239; al-Mai’dah: 4; Thaha:

71; al-Syu‘ar a’: 49;

8

ُهﺎَﻨْﻤﱠﻠَﻋ

4

Yusuf: 68; al-Kahfi: 65; al-Anbiya’: 80;

Yasin: 69

9

ْﻲِﻨَﻤﱠﻠَﻋ

1

Yusuf: 37

10

ُﮫَﻤﱠﻠَﻋ

4

Baqar ah: 251; 282; Najm: 5;

al-Rahman: 4

11

ِﻦَﻤﱢﻠَﻌُﺗ

1

al-Kahfi: 66

12

َنْﻮُﻤﱢﻠَﻌُﺗ

2

Ali ‘Imr an: 79; al-Hujur at: 16

13

ﱠﻦُﮭَﻧْﻮُﻤﱢﻠَﻌُﺗ

1

al-Mai’dah: 4

14

ُﮫَﻤﱢﻠَﻌُﻨِﻟَو

1

Yusuf: 21

15

ِنﺎَﻤﱢﻠَﻌُﯾ

1

al-Baqar ah: 102

16

َﻚُﻤﱢﻠَﻌُﯾ

1

Yusuf: 6

17

ْﻢُﻜُﻤﱢﻠَﻌُﯾ

3

al-Baqar ah: 151 (2x); 282

18

ُﮫُﻤﱢﻠَﻌُﯾ

2

Ali ‘Imr an: 48; al-Nahl: 103

19

ْﻢُﮭُﻤ

ﱢﻠَﻌُﯾ

3

Baqar ah: 129; Ali ‘Imr an: 164;

al-Jumu‘ah: 2

20

َنْﻮُﻤﱢﻠَﻌُﯾ

1

al-Baqar ah: 102

21

َﺖْﻤﱢﻠُﻋ

1

al-Kahfi: 66

22

ْﻢُﺘْﻤﱢﻠُﻋ

1

al-An‘am: 91

23

ﺎَﻨْﻤﱢﻠُﻋ

1

al-Naml: 16

(9)

Sur at al-‘Alaq [96]: 1-5, ter m “nasihat” dan “debat” dalam Sur at al-Nahl

[16]: 125, dan sebagainya.

Ket iga, ayat-ayat yang secar a eksplisit

maupun implisit r elevan dengan empat kompetensi inti pendidik, yaitu

pr ofesional, pedagogik, kepr ibadian dan sosial. Misalnya per intah taat

kepada Ulil Amr i yang r elevan dengan kompetensi pr ofesional dalam

Sur at al-Nisa’ [4]: 59; per siapan lahir dan batin sebelum member ikan

pendidikan yang r elevan dengan kompetensi pedagogik dalam Sur at

al-Muddatstsir [74]: 1-7; etos ker ja ker as yang r elevan dengan

kompetensi kepr ibadian dalam Sur at al-Insyir ah [94]: 5-7; per intah

ber inter aksi sosial yang r elevan dengan kompetensi sosial dalam Sur at

al-Nisa’ [ 4]: 36.

Setelah melalui tiga tahap analisis data yang ter diri dar i analisis

kebahasaan, isi dan kependidikan, maka hasil penelitian dibahas sesuai

dengan r umusan masalah.

a.

Kesadar an Dir i sebagai Konsep Kunci Etos Ker ja Qur ’ani

Hasil analisis ter hadap data ayat sampai pada simpulan bahw a

“kesadar an dir i” mer upakan konsep kunci etos ker ja Qur ’ani dalam

meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional. Intinya, peningkatan

kompetensi pr ofesional melalui kesadar an atas kew ajiban asasi

pendidik; peningkatan kompetensi pedagogik melalui kesadar an atas

hak asasi peser ta didik; peningkatan kompetensi kepr ibadian melalui

kesadar an atas kekur angan dir i sendir i; peningkatan kompetensi sosial

melalui kesadar an atas kelebihan or ang lain. Ber ikut penjelasan lebi h

detail ter kait keempat jenis kesadar an dir i ter sebut.

1)

Kompetensi Pr ofesional: Kesadar an Dir i atas Kew ajiban

Asasi Pendidik

Kesadar an dir i atas kew ajiban asasi pendidik ber angkat

dar i

keyakinan

bahw a

setiap

amanat

yang

diemban

meniscayakan tanggung jaw ab. Tanggung jaw ab tersebut ber upa

pelaksanaan amanat dengan penuh totalitas, tidak

setengah-setengah, apalagi ber tolak-belakang dengan amanat yang

diemban (Q.S. al-Nahl [ 16]: 90-92).

(10)

masyar akat

dalam

ber bagai

kelompok

dan

pr ofesinya.

Wew enang yang dimiliki oleh Ulil Amr i bisa ber sumber dar i

masyar akat maupun melalui pemer intah yang sah, yang

menunjuk kelompok or ang atau or ang ter tentu untuk

menangangi suatu ur usan. Jadi, dalam konteks pendidik di

Indonesia, Ulil Amr i yang ber sumber dar i pemer intah yang sah

adalah Kemenag, Kemdikbud dan Kemr istek.

Kebijakan-kebijakan Ulil Amr i har us ditaati, sepanjang tidak ber tentangan

dengan ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW (Q.S.

al-Nisa’ [4]: 59).

Di antar a kebijakan yang har us ditaati pendidik adalah

per undang-undangan yang mengatur pr ofesi pendidik, misalnya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Gur u dan Dosen. Di antar a Pasal yang r elevan dengan

topik kew ajiban asasi pendidik adalah:

Pasal 1 ayat 1: Gur u adalah pendidik pr ofesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar , membimbing, mengar ahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peser ta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan for mal, pendidikan

dasar , dan pendidikan menengah.

Pasal 1 ayat 2: Dosen adalah pendidik pr ofesional dan

ilmuw an

dengan

tugas

utama

mentr ansfor masikan,

mengembangkan, dan menyebar luaskan i lmu pengetahuan,

teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyar akat.

Pasal 6: Kedudukan gur u dan dosen sebagai tenaga

pr ofesional ber tujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan

nasional dan mew ujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu

ber kembangnya potensi peser ta didik agar menjadi manusia

yang ber iman dan ber takw a kepada Tuhan Yang Maha Esa,

ber akhlak mulia, sehat, ber ilmu, cakap, kr eatif, mandir i, ser ta

menjadi w ar ga negar a yang demokr atis dan ber tanggung jaw ab.

(11)

penulisan kar ya ilmiah, ser ta pengabdian pada masyar akat. Tiga

kew ajiban asasi inilah yang akan ditelaah lebih jauh.

Kew ajiban asasi ber upa pelaksanaan pendidikan dan

pengajar an har us ber konotasi positif, bukan negatif (Q.S.

al-Baqar ah [2]: 102). Pelaksanaan penelitian dan penulisan kar ya

ilmiah mer upakan bagian dar i aktivitas baca-tulis untuk

menambah khazanah ilmu pengetahuan yang belum ter ungkap

sebelumnya (Q.S. al-‘Alaq [96]: 1-5). Pengabdian pada

masyar akat adalah bukti nyata per an ser ta pendidik untuk

menyebar -luaskan r ahmat (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 107).

Lebih dar i itu, per paduan ketiga kew ajiban asasi ter sebut

mer epr esentasikan konsep besar pendidikan Islam yang

ter cer min dalam

Tar biyah, Ta’lim dan Ta’dib. Tar biyah

mer epr esentasikan pelaksanaan pendidikan dan pengajar an,

Ta’lim mer epr esentasikan penelitian dan penulisan kar ya ilmiah,

sedangkan Ta’dib mer epr esentasikan pengabdian masyar akat.

Dar i tiga kew ajiban asasi di atas, penelitian dan penulisan

kar ya ilmiah memegang per anan sentr al. Maksudnya, hasil

penelitian dan penulisan kar ya ilmiah dapat digunakan untuk

kepentingan pendidikan dan pengajar an maupun pengabdian

masyar akat. Ber ikut ini ilustr asinya:

Gambar 1

(12)

2)

Kompetensi Pedagogik: Kesadar an Dir i atas Hak Asasi

Peser ta Didik

Hak asasi peser ta didik dalam Undang-Undang RI No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)

pada Bab V Pasal 12 adalah: a) Mendapatkan pendidikan agama

sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajar kan oleh

pendidik yang seagama; b) Mendapatkan pelayanan pendidikan

sesuai

dengan

bakat,

minat

dan

kemampuannya;

c)

Mendapatkan beasisw a bagi yang ber pr estasi yang or ang tuanya

tidak mampu membiayai pendidikannya; d) Mendapatkan biaya

pendidikan bagi mer eka yang or ang tuanya tidak mampu

membiayai pendidikannya; e) Pindah ke pr ogr am pendidikan

pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setar a; f)

Menyelesaikan pr ogr am pendidikan sesuai dengan kecepatan

belajar masing-masing dan tidak menyimpang dar i ketentuan

batas w aktu yang ditetapkan.

(13)

Gambar 2

Pendidikan yang Menjadi Hak Asasi Peser ta Didik

Misalnya:

Pendidikan

spiritual

diar ahkan

pada

pengamalan nilai-nilai al-Qur ’an dan al-Hikmah (Q.S. al-Jumu’ah

[62]: 2). Pendidikan jasmani-r uhani diar ahkan pada sehat

jasmani (Sur at al-Najm [53] : 5) dan suci r uhani (Q.S. Ali ‘Imr an

[3]: 164]. Pendidikan intelektual diar ahkan pada penguasaan

konsep-konsep utama yang dapat dikembangkan secar a mandir i

oleh peser ta didik (Q.S. al-Baqar ah [2]: 31). Pendidikan sosial

diar ahkan pada keter ampilan komunikasi yang dibutuhkan

dalam inter aksi sosial (Q.S. al-Rahman [ 55]: 4) . Pendidikan

vokasional diar ahkan pada keter ampilan yang ber guna untuk

menunjang kemandir ian ekonomi (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 80).

Utamanya pendidikan dan pengajar an ditujukan pada

hal-hal yang masih belum diketahui oleh peser ta didik (Q.S. al-‘Alaq

[96]: 5; Sur at al-Nisa’ [4]: 113; Sur at al-Baqar ah [ 2]: 151, 239).

Hal ini w ajar kar ena

3)

Kompetensi Kepr ibadian: Kesadar an Diri atas Kekur angan

Dir i Sendiri

(14)

dir i sendiri dapat dior ientasikan pada empat komponen utama

yang disor ot oleh Imam al-Ghazali dalam

Ihya’ Ulumiddin, yaitu

ibadah, adat kebiasaan, akhlak ter cela dan akhlak ter puji.

Pendidik

dituntut

untuk

ter us-mener us

memper baiki

kekur angan dir i pada empat hal ter sebut, sehingga layak menjadi

teladan bagi peser ta didik.

Komponen ibadah ditujukan pada per baikan dimensi iman

dan Islam. Baik yang ber status w ajib maupun sunah. Misalnya

memper baiki kualitas shalat, dar i level “lalai” (Q.S. al-Ma’un

[107]: 5) menuju level “r ajin” (Q.S. al-Ma’ar ij [ 70]: 23) hingga

akhir nya “khusyu’” (Q.S. al-Baqar ah [2]: 45).

Komponen adat istiadat ditujukan pada r ealisasi ‘ur f dalam

kehidupan sehar i-har i.

‘Ur f adalah kebaikan yang memadukan

nilai-nilai

univer sal

Islam

dengan

nilai-nilai

tempor al

kebudayaan masyar akat. Komponen ini meliputi etika

makan-minum, hubungan dengan law an jenis, ker ja, hingga inter aksi

sosial dalam skala luas. Misalnya ber gaul dengan kedua or ang

tua, sanak fami li, tetangga, r ekan dan sesama manusia sesuai

dengan adat istiadat yang ber laku di masyar akat setempat,

sehingga membuatnya tidak dilabeli sebagai or ang yang

anti-sosial atau sombong (Q.S. al-Nisa’ [ 4]: 36).

Komponen akhlak ter cela ditujukan pada upaya t azkiyyah

atau pember sihan penyakit-penyakit hati (Q.S. al-Jumu’ah [62]:

2). Misalnya mengendalikan nafsu syahw at per ut dan kemaluan;

menjaga dir i dar i kebur ukan-kebur ukan lisan, seper ti ber dusta

dan ghibah; mer edam sikap mar ah, hasud dan dendam;

menghilangkan sikap tamak dan kikir ; tidak ter buai oleh pangkat

dan popular itas; dan lain-lain.

(15)

Gambar 3

Dimensi-Dimensi Per baikan Kekur angan Diri Pendidik

4)

Kompetensi Sosial: Kesadar an Dir i atas Kelebihan Or ang

Lain

Kesadar an dir i atas kelebihan or ang lain diw ujudkan

melalui

K4P,

yaitu

Komunikasi,

Kolabor asi,

Kompetisi,

Kontr ibusi dan Pr estasi.

Komunikasi dilakukan dengan tiga kategor i bahasa.

Per t ama, ber bahasa etis, melalui qaulan kar iman kepada or ang

yang lebih dew asa (atasan), qaulan ma’r ufan kepada or ang yang

seusia (r ekan sejaw at), dan qaulan layyinan kepada or ang yang

lebih muda (peser ta didik).

Kedua, ber bahasa estetis, melalui qaulan t saqilan yang secar a intr insik ber upa bahasa yang

r ingkas, namun kaya makna (ber nas) dan qaulan balighan yang

secar a ekstr insik ber upa bahasa yang dapat dipahami oleh mitr a

bicar a.

Ket iga, ber bahasa saintis, melalui pembiasaan qaulan sadidan ketika menyampaikan ilmu pengetahuan kepada or ang

lain.

(16)

Kompetisi ditujukan pada hal-hal yang ber nuansa kebaikan

univer sal (Q.S. al-Baqar ah [2]: 148). Kontr ibusi diar ahkan pada

upaya pember ian manfaat dan pencegahan mudar at melalui

mekanisme Amar Ma’r uf Nahy Munkar

(Q.S. Ali ‘Imr an [3]: 104) .

Pr estasi membidik ter ciptanya kondisi masyar akat ideal yang

memadukan antar a kesejahter aan hidup dengan kualitas

spir itual tingkat tinggi (Q.S. Saba’ [34]: 15).

Gambar 4

Manifesitasi Kesadar an Dir i atas Kelebihan Or ang Lain

b.

Implementasi Kesadar an Dir i dalam Meningkatkan Kiner ja

Pendidik Pr ofesional

Str ategi implementasi kesadar an dir i dalam meningkatkan

kiner ja pendidik pr ofesional ber sifat teologis (iman), teor etis (ilmu),

pr aktis (amal) dan mor alistis (akhlak).

1)

Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an

Teologis

Pada tatar an teologis, pendidik dituntut untuk memahami

hakikat Allah SWT, manusia dan alam semesta; ser ta r elasi

antar a ketiganya dalam konteks kehidupan dunia dan akhir at.

(17)

par ipur na). Indikator nya adalah: dalam r elasinya dengan Allah

SWT, dia menjadi hamba Allah yang r ajin ber ibadah (Q.S.

al-Dzar iyat [51] : 56); dalam r elasinya dengan sesama manusia (dir i

sendiri maupun or ang lain), dia mampu mengaktualisasikan

selur uh potensi ter baiknya yang ber sifat jasmani maupun r uhani

(Q.S. al-Tin [95]: 4); dalam r elasinya dengan alam semesta, dia

menjadi khalifah Allah yang ber tanggung-jaw ab melestar ikan

dan memakmur kan alam semesta (Q.S. al-Baqar ah [2]: 30). Tiga

hal itulah yang menjamin ter w ujudnya kehidupan yang

ber kualitas, baik di dunia maupun di akhr iat (Q.S. al-Baqar ah [2]:

201).

Relevan dengan itu, agama member ikan dua kategor i

petunjuk kehidupan. Per t ama, petunjuk yang ber sifat per manen

dan ter per inci yang tidak dibutuhkan campur tangan pemikir an

manusia untuk pengatur annya dan tidak akan mengalami

per ubahan dalam kondisi dan situasi apapun.

Kedua, petunjuk

yang ber sifat global atau umum dan dalam hal ini manusia diber i

w ew enang untuk memikir kannya sesuai dengan kondisi dan

situasi masyar akat. Inilah yang disebut spir itualisasi kehidupan,

yaitu

menyelar askan

nilai-nilai

agama

(Islam)

dengan

per kembangan budaya manusia (Shihab, 2013: 367) .

2)

Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an

Teor etis

Pada

tatar an

teor etis,

pendidik

dituntut

untuk

member dayakan salur an-salur an ilmu pengetahuan yang

dimiliki, yaitu pancaindr a, akal dan hati. Wujudnya adalah p

eningkatan kualitas keilmuan melalui pengalaman empir is, logis

dan intuitif (Q.S. al-Nahl [16]: 78).

(18)

Dalam bahasa ilmi ah, pancaindr a mer upakan sensor atau

input

, sedangkan baik-bur uknya

out put

ter gantung pada

pemr osesnya, yaitu hati. Adapun akal hanyalah asisten. Hati

ber fungsi menentukan mana yang benar dan mana yang salah,

sedangkan akal membedakan mana yang baik dan mana yang

bur uk. Lebih dar i itu, al-Ghazali menyatakan bahw a manusia

ber ger ak dengan tiga per timbangan yang meliputi kualitas baik

(r asional), kualitas benar (spir itual) dan kualitas nyaman

(emosional). Pembelajar yang ideal adalah yang mendudukkan

kualitas spir itual (hati) sebagai r aja, kualitas r asional (akal)

sebagai asisten, sedangkan kualitas emosional (nafsu) sebagai

petugas.

3)

Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an

Pr aktis

Implementasi kesadar an dir i dalam tatar an pr aktis

mengacu pada r ealisasi etos ker ja ker as (

har d wor k), etos ker ja

cer das (

smar t wor k), etos ker ja ber kualitas (qualit y wor k) dan

etos ker ja ikhlas (

ikhlas wor k).

Etos ker ja ker as diw ujudkan melalui sikap gigih tak kenal

lelah (Q.S. al-Insyir ah [94]: 5-7). Etos ker ja cer das diw ujudkan

dengan melakukan segenap aktivitas ber dasar kan ilmu

pengetahuan yang ber sifat empir is, logis, atau intuitif; bukan

mengacu pada taklid buta, meskipun sudah mentradisi (Q.S.

al-Isr a’ [17]: 36). Etos ker ja ber kualitas mengacu pada totalitas

ker ja dengan memadukan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan

(Q.S. Yusuf [12]: 22). Etos ker ja ikhlas dilakukan dengan car a

“mengatas-namakan Allah”, baik pada saat pr a, pr oses maupun

pasca peker jaan (Q.S. al-‘Alaq [96]: 1).

(19)

Salah satu yang patut diteladani adalah “Setiap saat, Dia (Allah)

ber ada dalam kesibukan (Q.S. al-Rahman [ 55]: 29) (Shihab,

2014: 731 – 737).

4)

Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an

Mor alistis

Implementasi kesadar an dir i pada tatar an mor alistis

mengacu pada konsep Tilawah, Tazkiyah, Hikmah dan Uswah.

Tilawah fokus pada ter laksananya kew ajiban asasi

pendidik (Q.S. al-Jumu’ah [ 62]: 2). Kekur angan dir i dalam

melaksanakan kew ajiban asasi ter sebut diper baiki melalui upaya

penyucian r uhani atau

Tazkiyyah (Q.S. al-Jumu’ah [62]: 2).

Melalui

Tazkiyyah, akan muncul Hikmah (kebijaksanaan) yang

mer upakan intisar i dar i pengalaman teor etis dan praktis (Q.S.

al-Baqar ah [ 2]: 251). Pada saat itulah seor ang pendidik layak

mendapat status sebagai Uswah (teladan yang ter puji) bagi par a

peser ta didik maupun sesama pendidik (Q.S. al-Ahzab [33]: 21).

(20)

Gambar 4

Pola Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i Pendidik

c.

Tingkatan Kualitas Implementasi Kesadar an Dir i dalam

Meningkatkan Kiner ja Pendidik Pr ofesional

(21)

(zhalim); sesuai standar (muqt ashid); dan di atas standar (sabiq) (Q.S.

Fathir [35]: 32).

1)

Tingkatan Kualitas di Baw ah Standar

Pendidik yang menempati tingkatan kualitas di baw ah

standar adalah pendidik yang tidak memenuhi kew ajiban

asasinya,

sedikit

maupun

banyak.

Misalnya:

Pendidik

member ikan pendidikan dan pengajar an tidak sesuai dengan

dur asi w aktu yang menjadi kew ajiban asasinya dalam jadw al

mengajar , semisal telat masuk kelas atau cepat pulang sebelum

w aktunya, tanpa ada alasan atau uzur yang dapat ditoler ansi.

2)

Tingkatan Kualitas Sesuai Standar

Pendidik yang menempati kualitas sesuai standar adalah

pendidik yang memenuhi kew ajiban asasinya sesuai dengan

standar nor mal. Misalnya: Pendidik yang mengadakan penelitian

dan penulisan kar ya ilmiah sesuai dengan standar minimal yang

diminta oleh pihak pemer intah. Jika pemer intah menuntut dua

kar ya ilmiah per semester , dia pun hanya menghasilkan dua

kar ya ilmiah saja.

3)

Tingkatan Kualitas di Atas Standar

Pendidik yang menempati kualitas di atas standar adalah

pendidik yang “selalu ter depan” dalam pelaksanaan kew ajiban

asasinya. Misalnya: Pendidik yang mengadakan pengabdian

masyar akat melampaui standar nor mal yang diminta oleh

pemer intah.

Dia

bukan

sekedar

ber kontr ibusi

kepada

masyar akat, melainkan sudah pada tingkatan menjadi agen

tr ansfor masi masyar akat melalui mobi litas sosial. Seper ti

meningkatkan level liter asi anggota masyar akat yang semula

mayor itas hanya puas mengenyam pendidikan tingkat

menengah, ber tr ansfor masi menjadi antusias untuk melanjutkan

ke jenjang pendidikan tinggi.

(22)

standar pada tatar an pr aktis. Oleh sebab itu, penulis mengajukan

contoh evaluasi tingkatan kualitas implementasi kesadar an dir i

ber dasar kan pada indikator -indikator yang dibahas pada subbab

sebelumnya.

Tabel 3

Tabel Evaluasi Tingkatan Kualitas I mplementasi Kesadar an Dir i

TATARAN

TEOLOGIS

Insan

Kamil

TATARAN

TEORETIS

Ulama

TATARAN

PRAKTIS

Ikhlas

TATARAN

MORALISTIS

Uswah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

TINGGI

SEDANG

RENDAH

Keterangan:

1. Rajin Ibadah

4. Pengalaman

Empir is

7. Ker ja Ker as

10. Ti law ah

2. Aktualisasi

Dir i

5. Pengalaman

Logis

8. Ker ja Cer das

11.

Tazkiyyah

3. Pelestar i

Alam

6. Pengalaman

Intuitif

9. Ker ja

Ber kualitas

12. Hikmah

Kesimpulan

(23)
(24)

DAFTAR PUSTAKA

Ar ends, R.I. 2007. Lear ning t o Teach. New Yor k: Mc-Gr aw Hill.

al-Baqi , M.F.A. 2007. al-Mu’jam al-Mufahr as li Alfazh al-Qur ’an al-Kar im.

Kair o: Dar al-Hadits.

Chatib, M. 2014. Gur unya Manusia. Bandung: Kaifa.

McNer gney, R. F. & Car r ier , C. A. 1981. Teacher Development. New Yor k:

McMillan Publishing.

Muhaimin. 2011. Pemikir an dan Akt ualisasi Pengembangan Pendidikan

Islam. Jakar ta: Rajaw ali Per s.

Mulyasa, E. 2013.

Pengembangan dan Implement asi Kur ikulum 2013.

Bandung: PT. Remaja Rosdakar ya.

Rosidin. 2015. Met odologi Tafsir Tar bawi. Jakar ta: Amzah.

Shihab, M.Q. 2011. Tafsir Mishbah: Pesan, Kesan dan Keser asian

al-Qur ’an [Volume 2]. Jakar ta: Lenter a Hati.

Shihab, M.Q. 2013.

Membumikan al-Qur ’an: Fungsi dan Per an Wahyu dalam Kehidupan Ber masyar akat. Bandung: Mizan.

Shihab, M.Q. 2014.

Waw asan al-Qur ’an: Tafsir Temat ik At as Pelbagai Per soalan Umat . Bandung: Mizan.

Tim Tafsir Ilmiah Salman ITB. 2014.

Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah Juz ‘Amma. Bandung: Mizan.
(25)
(26)

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Gambar 1 Peran Sentral Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah
Gambar 2 Pendidikan yang Menjadi Hak Asasi Peserta Didik
+4

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan sosialisasi visi, misi dan tujuan melalui pertemuan pada waktu pembuatan Renstra FKUB kemudian ditindak lanjuti dengan pembuatan laman di web Fakultas Kedokteran

Negara Exportir utama komoditas krustasea adalah Negara Ekuador dengan total transaksi yang mencapai 255.928.000 juta USD pada tahun 2014 yang meningkat 10,9%

Pendekatan fenomenologi menggunakan pola pikir subjektivisme yang tidak hanya memandang masalah dari suatu gejala yang tampak, akan tetapi berusaha menggali makna

Kecuali apabila ditentukan lain oleh Pengekspor Data, Data Pribadi yang ditransfer berhubungan dengan kategori subjek data berikut: pegawai, kontraktor, mitra bisnis atau

Di Kabupaten Bandung dan Garut pengetahuan dan sikap petani responden alumni SLPHT kubis dan Non SLPHT kubis terhadap pestisida tidak mempengaruhi mereka dalam mematuhi

Kategoriler tartışmaya açıldığında toplumsal cinsiyetin gerçek­ liği de krize girer: Gerçeğin nasıl gerçekdışından aynlacağı belir­ sizleşir. İşte bu

Kehendak soalan : beza tingkah laku / akhlak orang yang berzikir dengan tidak berzikir. Perbezaan orang yang berzikir dengan yang tidak berzikir: Orang yang berzikir Orang yang

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membukukan perolehan kontrak baru senilai Rp12.2 triliun per September 2020 atau setara dengan realisasi 45% dari target pada tahun