STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENDIDIK PROFESIONAL
BERBASIS ETOS KERJA QUR’ANI
Rosidin
Univer sitas Islam Lamongan (UNISLA), Jl. Veter an 53A Lamongan, Jaw a
Timur
e-mail: mohammed_r osidin@yahoo.co.id
Abstr act: This paper is the text of the Kor an studies aimed at finding Qur anic ethos of the key concepts that could potent ially impr ove the quality of pr ofessional educator s four th competence, if implemented optimally. In the pr ocess, this ar ticle r efer s to the steps of methodological-applicative inter pr etation Tar baw i pr actical: to deter mine the theme, identify the passages r elevant, then analyze the data par agr aph w ith thr ee analytical techniques, namely language (lughaw i), content (tahlili) and education (Tar baw i ). Ther e ar e thr ee main findings of this study. Fir st, the "self-aw ar eness" is a key concept w or k ethic Qur 'ani in improving the per for mance of pr ofessional educator s. Details, impr ovement of pr ofessional competence thr ough basic aw ar eness of the obligations of educator s; impr ovement of pedagogical competence thr ough an aw ar eness of the human r ights of lear ner s; incr ease aw ar eness of per sonal competence thr ough for my ow n shortcomings; impr ovement of social competence thr ough aw ar eness of the advantages of other s. Second, the implementation str ategy of self-aw ar eness in impr oving the per for mance of pr ofessional educator s ar e theological (faith), theor et ical (science), pr actical (char ity) and mor alistic (mor als). Thir dly, ther e ar e thr ee levels of quality implementation of self-aw ar eness, w hich is below the standar d (w r ongdoer s); accor ding to the standar d (muqtashid); and above standar d (Sabiq).
Keywords: Self-Aw ar eness, Qur 'anic Per for mance, Professional Educator s
ini mengacu pada langkah-langkah metodologis-aplikatif tafsir tar baw i pr aktis: menentukan tema, mengidentifikasi ayat-ayat yang r elevan, kemudian menganalisis data ayat dengan tiga teknik analisis, yaitu kebahasaan (lughaw i), isi (tahlili) dan kependidikan (tar baw i). Ada tiga temuan utama penelitian ini. Per tama, “kesadaran dir i” mer upakan konsep kunci etos ker ja Qur ’ani dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional. Detailnya, peningkatan kompetensi pr ofesional melalui kesadar an atas kew ajiban asasi pendidik; peningkatan kompetensi pedagogik melalui kesadar an atas hak asasi peser ta didik; peningkatan kompetensi kepr ibadian melalui kesadaran atas kekur angan dir i sendir i; peningkatan kompetensi sosial melalui kesadar an atas kelebihan or ang lain. Kedua, strategi implementasi kesadar an diri dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional ber sifat teologis (iman), teor etis (ilmu), pr aktis (amal) dan mor alistis (akhlak). Ketiga, ada tiga tingkatan kualitas implementasi kesadaran dir i, yaitu di bawah standar (zhalim); sesuai standar (muqtashid); dan di atas standar (sabiq).
Kata-Kata Kunci: Kesadaran Dir i, Kiner ja Qur ’ani, Pendidik Pr ofesional
Pendahuluan
Mendidik mer upakan pr ofesi yang ter hor mat. Namun pr ofesi
mendidik selalu r entan untuk dikr itik (McNer gney, 1981: 7). Inilah
pr olog untuk membuka bahasan tentang pr ofesi pendidik yang selalu
dibutuhkan, namun ker ap dijadikan kambing hitam atas pr oblematika
yang melanda pendidikan.
Tabel 1
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Gur u dan Dosen
( Muhaimin, 2011: 191 – 192)
No
Kompetensi Inti
A
Kompetensi Pedagogik
1
Menguasai kar akter istik peser ta didik dar i aspek fisik, mor al,
spir itual, sosial, kultur al, emosional dan intelektual.
2
Menguasai teor i belajar dan pr insip-pr insip pembelajar an yang
mendidik.
3
Mengembangkan kur ikulum yang ter kait dengan mata pelajar an
yang diampu.
4
Menyelenggar akan pembelajar an yang mendidik.
5
Memanfaatkan teknologi infor masi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajar an.
6
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan ber bagai potensi yang dimiliki.
7
Ber komunikasi secar a efektif, empatik dan sopan dengan
peser ta didik.
8
Menyelenggar akan penilaian dan evaluasi pr oses dan hasil
belajar .
9
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajar an.
10 Melakukan tindakan r eflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajar an.
B
Kompetensi Kepr ibadian
11 Ber tindak sesuai dengan nor ma agama, hukum, sosial dan
kebudayaan nasional Indonesia.
12 Menampilkan pr ibadi yang jujur , ber akhlak mulia dan teladan
bagi peser ta didik dan masyar akat.
13 Menampilkan dir i sebagai pr ibadi yang mantap, stabil, dew asa,
ar if dan ber w ibaw a.
14 Menunjukkan etos ker ja, tanggung jaw ab yang tinggi, r asa
bangga menjadi gur u dan r asa per caya dir i.
C
Kompetensi Sosial
16 Ber sikap inklusif, ber tindak objektif ser ta tidak diskr iminatif
kar ena per timbangan jenis kelamin, agama, r as, kondisi fisik,
latar belakang keluar ga dan status sosial ekonomi.
17 Ber komunikasi secar a efektif, empatik dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, or ang tua dan
masyar akat.
18 Ber adaptasi di tempat ber tugas di selur uh w ilayah Republik
Indonesia yang memiliki ker agaman sosial budaya.
19 Ber komunikasi dengan komunitas pr ofesi sendir i dan pr ofesi
lain secar a lisan dan tulisan atau bentuk lain.
D
Kompetensi Profesional
20 Menguasai mater i, str uktur , konsep dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajar an yang diampu.
21 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajar an yang diampu.
22 Mengembangkan mater i pembelajar an yang diampu secar a
kr eatif.
23 Mengembangkan kepr ofesionalan secar a ber kelanjutan dengan
melakukan tindakan r eflektif.
24 Memanfaatkan teknologi infor masi dan komunikasi untuk
mengembangkan dir i
Jika dilihat dar i sudut pandang lain, kompetensi profesional dan
kepr ibadian ber dimensi
inside, dalam ar tian melekat pada jati-diripendidik; sedangkan kompetensi pedagogik dan sosial ber dimensi
out side, sehingga dapat dir asakan or ang lain yang ber inter aksi sosialdengan pendidik.
inovatif, ber pusat pada peser ta didik serta dilandasi nilai-nilai r eligius
dan kear ifan local (Uno &Mohamad, 2013: 152).
Adapun
kar akter istik
pendidik
yang
dinilai
ber hasil
mengembangkan pembelajar an yang efektif adalah: Per t ama, r espek,
memahami dir i sendir i dan mampu mengontr ol dir i.
Kedua, antusiasdan ber gair ah dalam pr oses pembelajar an.
Ket iga, ber bicar a denganjelas dan komunikatif. Keempat
, memper hatikan per bedaan individual
peser ta didik.
Kelima, memiliki banyak pengetahuan, inisiatif dankr eativitas.
Keenam, menghindar i sar kasme dan ejekan ter hadappeser ta didik.
Ket ujuh, tidak menonjolkan dir i dan menjadi teladanbagi peser ta didik (Mulyasa, 2013: 44).
Agar menjadi pendidik yang ber kualitas, sejumlah teor i sudah
ditaw ar kan oleh pakar . Misalnya Munif Chatib (2014: 64) yang
menjelaskan bahw a syar at mendasar menjadi pendidik adalah:
ber sedia untuk selalu belajar , secar a ter atur membuat r encana
pembelajar an sebelum mengajar , ber sedia diobser vasi, selalu
ter tantang untuk meningkatkan kr eativitas, dan mempunyai kar akter
yang baik.
Meskipun ber bagai taw ar an ide sudah ber munculan ter kait
upaya peningkatan kompetensi pendidik pr ofesional, baik ber dasar kan
telaah teor etis maupun pr aktis, namun masih jar ang ditemui telaah
konseptual yang mengacu pada al-Qur ’an sebagai sumber pr imer
pendidikan Islam. Pada r uang kosong inilah penulis mengajukan
gagasan menyangkut upaya peningkatan kualitas pendidik melalui
studi teks al-Qur ’an. Fokus kajiannya adalah peningkatan kiner ja
pendidik pr ofesional. Oleh sebab itu, tulisan ini ber tujuan menemukan
konsep kunci etos ker ja Qur ’ani yang ber potensi meningkatkan
kualitas keempat kompetensi pendidik pr ofesional sebagaimana yang
diamanatkan Per mendiknas No. 16 Tahun 2007.
Ada tiga r umusan masalah yang akan ditelaah.
Per t ama,bagaimana konsep kunci etos ker ja Qur ’ani dalam meningkatkan
kiner ja pendidik pr ofesional? Kedua, bagaimana implementasi konsep
kunci ter sebut dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional?
Ket iga, bagaimana tingkatan kualitas implementasi konsep kunciter sebut dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional?
Signifikansi tulisan ini paling tidak hadir pada tiga hal. Per t ama,
menghadir kan gagasan bar u ter kait upaya peningkatan kiner ja
pendidik, kar ena didasar kan pada hasil studi teks al-Qur ’an yang r elatif
jar ang digunakan.
Kedua, memopuler kan implementasi metode tafsirtar baw i (tafsir pendidikan) yang ber potensi menjadi metode bar u
dalam studi Islam, ter utama ter kait pendidikan Islam.
Ket iga,member ikan nuansa nor matif dan aksiologis yang Islami pada upaya
peningkatan kiner ja pendidik pr ofesional di Indonesia yang mayor itas
ber agama Islam.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian deskr iptif. Mengingat penelitian ini termasuk studi teks
al-Qur ’an dengan mener apkan metode tafsir tar baw i, maka
langkah-langkah metodologis-aplikatif yang penulis tempuh adalah:
sistematis, sempur na dan utuh dalam bentuk r umusan masalah dan
desain penelitian.
b.
Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang ber kaitan dengan topik
yang ditetapkan; lalu menentukan kategor i ayat-ayat Makkiyah dan
Madaniyah. Selanjutnya menyusun ayat-ayat ter sebut secar a r untut
sesuai kr onologi masa tur unnya, diser tai pengetahuan
asbab al-nuzul dan munasabah.c.
Mempelajar i ayat-ayat ter sebut secar a tematik dan menyelur uh
dengan car a menghimpun ayat-ayat yang mengandung penger tian
ser upa, mengompr omi-kan antar a
‘am dan khas, mut hlaq dan muqayyad, mensinkr onkan ayat-ayat yang tampaknya kontr adiktif,menjelaskan
nasikh-mansukh, sehingga semua ayat ber temu padasatu muar a, tanpa per bedaan dan kontr adiksi atau tindak
pemaksaan ter hadap sebagian ayat kepada makna-makna yang
sebenar nya tidak tepat. Bila dipandang per lu, pembahasan dan
ur aian dilengkapi dengan Hadis, sehingga penjelasan menjadi
semakin sempur na dan jelas (Rosidin, 2015: 27 – 28).
Sumber data pr imer penelitian ini adalah kitab tafsir al-Qur ’an
dan liter atur tentang pendidik, sedangkan sumber sekunder ber upa
liter atur yang r elevan dengan topik.
Dalam aplikasi metode tafsir tar baw i, ada tiga teknik analisis
yang digunakan.
Per t ama, analisis kebahasaan (lughawi). Yaitu
memahami makna linguistik dar i suatu ter m dan der ivasinya secar a
utuh, ber dasar kan penggunaan ter m ter sebut dalam selur uh isi
al-Qur ’an. Kedua, analisis isi (
t ahlili). Yaitu memahami makna suatu ayatber dasar kan kitab tafsir yang r elevan.
Ket iga, analisis kependidikan(t ar bawi). Yaitu memahami nilai-nilai pendidikan yang ter kandung
dalam suatu ayat dengan melibatkan sumber data pr imer maupun
sekunder .
Hasil dan Pembahasan
Tabel 2
Ayat-ayat yang Memuat Term ‘Allama ( Pengajaran)
No
Term
Frekuensi
Surat – Ayat
1
َﻢﱠﻠَﻋ
4
al-Baqar ah: 31; al-Rahman: 2; al-‘Alaq: 4;
5
2
َﻚُﺘْﻤﱠﻠَﻋ
1
al-Mai’dah: 110
3
ْﻢُﺘْﻤﱠﻠَﻋ
1
al-Mai’dah: 4
4
ﺎَﻨَﺘْﻤﱠﻠَﻋ
1
al-Baqar ah: 32
5
ْﻲِﻨَﺘْﻤﱠﻠَﻋ
1
Yusuf: 101
6
َﻚَﻤﱠﻠَﻋ
1
al-Nisa’: 113
7
ْﻢُﻜَﻤﱠﻠَﻋ
4
al-Baqar ah: 239; al-Mai’dah: 4; Thaha:
71; al-Syu‘ar a’: 49;
8
ُهﺎَﻨْﻤﱠﻠَﻋ
4
Yusuf: 68; al-Kahfi: 65; al-Anbiya’: 80;
Yasin: 69
9
ْﻲِﻨَﻤﱠﻠَﻋ
1
Yusuf: 37
10
ُﮫَﻤﱠﻠَﻋ
4
Baqar ah: 251; 282; Najm: 5;
al-Rahman: 4
11
ِﻦَﻤﱢﻠَﻌُﺗ
1
al-Kahfi: 66
12
َنْﻮُﻤﱢﻠَﻌُﺗ
2
Ali ‘Imr an: 79; al-Hujur at: 16
13
ﱠﻦُﮭَﻧْﻮُﻤﱢﻠَﻌُﺗ
1
al-Mai’dah: 4
14
ُﮫَﻤﱢﻠَﻌُﻨِﻟَو
1
Yusuf: 21
15
ِنﺎَﻤﱢﻠَﻌُﯾ
1
al-Baqar ah: 102
16
َﻚُﻤﱢﻠَﻌُﯾ
1
Yusuf: 6
17
ْﻢُﻜُﻤﱢﻠَﻌُﯾ
3
al-Baqar ah: 151 (2x); 282
18
ُﮫُﻤﱢﻠَﻌُﯾ
2
Ali ‘Imr an: 48; al-Nahl: 103
19
ْﻢُﮭُﻤ
ﱢﻠَﻌُﯾ
3
Baqar ah: 129; Ali ‘Imr an: 164;
al-Jumu‘ah: 2
20
َنْﻮُﻤﱢﻠَﻌُﯾ
1
al-Baqar ah: 102
21
َﺖْﻤﱢﻠُﻋ
1
al-Kahfi: 66
22
ْﻢُﺘْﻤﱢﻠُﻋ
1
al-An‘am: 91
23
ﺎَﻨْﻤﱢﻠُﻋ
1
al-Naml: 16
Sur at al-‘Alaq [96]: 1-5, ter m “nasihat” dan “debat” dalam Sur at al-Nahl
[16]: 125, dan sebagainya.
Ket iga, ayat-ayat yang secar a eksplisitmaupun implisit r elevan dengan empat kompetensi inti pendidik, yaitu
pr ofesional, pedagogik, kepr ibadian dan sosial. Misalnya per intah taat
kepada Ulil Amr i yang r elevan dengan kompetensi pr ofesional dalam
Sur at al-Nisa’ [4]: 59; per siapan lahir dan batin sebelum member ikan
pendidikan yang r elevan dengan kompetensi pedagogik dalam Sur at
al-Muddatstsir [74]: 1-7; etos ker ja ker as yang r elevan dengan
kompetensi kepr ibadian dalam Sur at al-Insyir ah [94]: 5-7; per intah
ber inter aksi sosial yang r elevan dengan kompetensi sosial dalam Sur at
al-Nisa’ [ 4]: 36.
Setelah melalui tiga tahap analisis data yang ter diri dar i analisis
kebahasaan, isi dan kependidikan, maka hasil penelitian dibahas sesuai
dengan r umusan masalah.
a.
Kesadar an Dir i sebagai Konsep Kunci Etos Ker ja Qur ’ani
Hasil analisis ter hadap data ayat sampai pada simpulan bahw a
“kesadar an dir i” mer upakan konsep kunci etos ker ja Qur ’ani dalam
meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional. Intinya, peningkatan
kompetensi pr ofesional melalui kesadar an atas kew ajiban asasi
pendidik; peningkatan kompetensi pedagogik melalui kesadar an atas
hak asasi peser ta didik; peningkatan kompetensi kepr ibadian melalui
kesadar an atas kekur angan dir i sendir i; peningkatan kompetensi sosial
melalui kesadar an atas kelebihan or ang lain. Ber ikut penjelasan lebi h
detail ter kait keempat jenis kesadar an dir i ter sebut.
1)
Kompetensi Pr ofesional: Kesadar an Dir i atas Kew ajiban
Asasi Pendidik
Kesadar an dir i atas kew ajiban asasi pendidik ber angkat
dar i
keyakinan
bahw a
setiap
amanat
yang
diemban
meniscayakan tanggung jaw ab. Tanggung jaw ab tersebut ber upa
pelaksanaan amanat dengan penuh totalitas, tidak
setengah-setengah, apalagi ber tolak-belakang dengan amanat yang
diemban (Q.S. al-Nahl [ 16]: 90-92).
masyar akat
dalam
ber bagai
kelompok
dan
pr ofesinya.
Wew enang yang dimiliki oleh Ulil Amr i bisa ber sumber dar i
masyar akat maupun melalui pemer intah yang sah, yang
menunjuk kelompok or ang atau or ang ter tentu untuk
menangangi suatu ur usan. Jadi, dalam konteks pendidik di
Indonesia, Ulil Amr i yang ber sumber dar i pemer intah yang sah
adalah Kemenag, Kemdikbud dan Kemr istek.
Kebijakan-kebijakan Ulil Amr i har us ditaati, sepanjang tidak ber tentangan
dengan ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW (Q.S.
al-Nisa’ [4]: 59).
Di antar a kebijakan yang har us ditaati pendidik adalah
per undang-undangan yang mengatur pr ofesi pendidik, misalnya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Gur u dan Dosen. Di antar a Pasal yang r elevan dengan
topik kew ajiban asasi pendidik adalah:
Pasal 1 ayat 1: Gur u adalah pendidik pr ofesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar , membimbing, mengar ahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peser ta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan for mal, pendidikan
dasar , dan pendidikan menengah.
Pasal 1 ayat 2: Dosen adalah pendidik pr ofesional dan
ilmuw an
dengan
tugas
utama
mentr ansfor masikan,
mengembangkan, dan menyebar luaskan i lmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyar akat.
Pasal 6: Kedudukan gur u dan dosen sebagai tenaga
pr ofesional ber tujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan
nasional dan mew ujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
ber kembangnya potensi peser ta didik agar menjadi manusia
yang ber iman dan ber takw a kepada Tuhan Yang Maha Esa,
ber akhlak mulia, sehat, ber ilmu, cakap, kr eatif, mandir i, ser ta
menjadi w ar ga negar a yang demokr atis dan ber tanggung jaw ab.
penulisan kar ya ilmiah, ser ta pengabdian pada masyar akat. Tiga
kew ajiban asasi inilah yang akan ditelaah lebih jauh.
Kew ajiban asasi ber upa pelaksanaan pendidikan dan
pengajar an har us ber konotasi positif, bukan negatif (Q.S.
al-Baqar ah [2]: 102). Pelaksanaan penelitian dan penulisan kar ya
ilmiah mer upakan bagian dar i aktivitas baca-tulis untuk
menambah khazanah ilmu pengetahuan yang belum ter ungkap
sebelumnya (Q.S. al-‘Alaq [96]: 1-5). Pengabdian pada
masyar akat adalah bukti nyata per an ser ta pendidik untuk
menyebar -luaskan r ahmat (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 107).
Lebih dar i itu, per paduan ketiga kew ajiban asasi ter sebut
mer epr esentasikan konsep besar pendidikan Islam yang
ter cer min dalam
Tar biyah, Ta’lim dan Ta’dib. Tar biyahmer epr esentasikan pelaksanaan pendidikan dan pengajar an,
Ta’lim mer epr esentasikan penelitian dan penulisan kar ya ilmiah,sedangkan Ta’dib mer epr esentasikan pengabdian masyar akat.
Dar i tiga kew ajiban asasi di atas, penelitian dan penulisan
kar ya ilmiah memegang per anan sentr al. Maksudnya, hasil
penelitian dan penulisan kar ya ilmiah dapat digunakan untuk
kepentingan pendidikan dan pengajar an maupun pengabdian
masyar akat. Ber ikut ini ilustr asinya:
Gambar 1
2)
Kompetensi Pedagogik: Kesadar an Dir i atas Hak Asasi
Peser ta Didik
Hak asasi peser ta didik dalam Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
pada Bab V Pasal 12 adalah: a) Mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajar kan oleh
pendidik yang seagama; b) Mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai
dengan
bakat,
minat
dan
kemampuannya;
c)
Mendapatkan beasisw a bagi yang ber pr estasi yang or ang tuanya
tidak mampu membiayai pendidikannya; d) Mendapatkan biaya
pendidikan bagi mer eka yang or ang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya; e) Pindah ke pr ogr am pendidikan
pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setar a; f)
Menyelesaikan pr ogr am pendidikan sesuai dengan kecepatan
belajar masing-masing dan tidak menyimpang dar i ketentuan
batas w aktu yang ditetapkan.
Gambar 2
Pendidikan yang Menjadi Hak Asasi Peser ta Didik
Misalnya:
Pendidikan
spiritual
diar ahkan
pada
pengamalan nilai-nilai al-Qur ’an dan al-Hikmah (Q.S. al-Jumu’ah
[62]: 2). Pendidikan jasmani-r uhani diar ahkan pada sehat
jasmani (Sur at al-Najm [53] : 5) dan suci r uhani (Q.S. Ali ‘Imr an
[3]: 164]. Pendidikan intelektual diar ahkan pada penguasaan
konsep-konsep utama yang dapat dikembangkan secar a mandir i
oleh peser ta didik (Q.S. al-Baqar ah [2]: 31). Pendidikan sosial
diar ahkan pada keter ampilan komunikasi yang dibutuhkan
dalam inter aksi sosial (Q.S. al-Rahman [ 55]: 4) . Pendidikan
vokasional diar ahkan pada keter ampilan yang ber guna untuk
menunjang kemandir ian ekonomi (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 80).
Utamanya pendidikan dan pengajar an ditujukan pada
hal-hal yang masih belum diketahui oleh peser ta didik (Q.S. al-‘Alaq
[96]: 5; Sur at al-Nisa’ [4]: 113; Sur at al-Baqar ah [ 2]: 151, 239).
Hal ini w ajar kar ena
3)
Kompetensi Kepr ibadian: Kesadar an Diri atas Kekur angan
Dir i Sendiri
dir i sendiri dapat dior ientasikan pada empat komponen utama
yang disor ot oleh Imam al-Ghazali dalam
Ihya’ Ulumiddin, yaituibadah, adat kebiasaan, akhlak ter cela dan akhlak ter puji.
Pendidik
dituntut
untuk
ter us-mener us
memper baiki
kekur angan dir i pada empat hal ter sebut, sehingga layak menjadi
teladan bagi peser ta didik.
Komponen ibadah ditujukan pada per baikan dimensi iman
dan Islam. Baik yang ber status w ajib maupun sunah. Misalnya
memper baiki kualitas shalat, dar i level “lalai” (Q.S. al-Ma’un
[107]: 5) menuju level “r ajin” (Q.S. al-Ma’ar ij [ 70]: 23) hingga
akhir nya “khusyu’” (Q.S. al-Baqar ah [2]: 45).
Komponen adat istiadat ditujukan pada r ealisasi ‘ur f dalam
kehidupan sehar i-har i.
‘Ur f adalah kebaikan yang memadukannilai-nilai
univer sal
Islam
dengan
nilai-nilai
tempor al
kebudayaan masyar akat. Komponen ini meliputi etika
makan-minum, hubungan dengan law an jenis, ker ja, hingga inter aksi
sosial dalam skala luas. Misalnya ber gaul dengan kedua or ang
tua, sanak fami li, tetangga, r ekan dan sesama manusia sesuai
dengan adat istiadat yang ber laku di masyar akat setempat,
sehingga membuatnya tidak dilabeli sebagai or ang yang
anti-sosial atau sombong (Q.S. al-Nisa’ [ 4]: 36).
Komponen akhlak ter cela ditujukan pada upaya t azkiyyah
atau pember sihan penyakit-penyakit hati (Q.S. al-Jumu’ah [62]:
2). Misalnya mengendalikan nafsu syahw at per ut dan kemaluan;
menjaga dir i dar i kebur ukan-kebur ukan lisan, seper ti ber dusta
dan ghibah; mer edam sikap mar ah, hasud dan dendam;
menghilangkan sikap tamak dan kikir ; tidak ter buai oleh pangkat
dan popular itas; dan lain-lain.
Gambar 3
Dimensi-Dimensi Per baikan Kekur angan Diri Pendidik
4)
Kompetensi Sosial: Kesadar an Dir i atas Kelebihan Or ang
Lain
Kesadar an dir i atas kelebihan or ang lain diw ujudkan
melalui
K4P,
yaitu
Komunikasi,
Kolabor asi,
Kompetisi,
Kontr ibusi dan Pr estasi.
Komunikasi dilakukan dengan tiga kategor i bahasa.
Per t ama, ber bahasa etis, melalui qaulan kar iman kepada or angyang lebih dew asa (atasan), qaulan ma’r ufan kepada or ang yang
seusia (r ekan sejaw at), dan qaulan layyinan kepada or ang yang
lebih muda (peser ta didik).
Kedua, ber bahasa estetis, melalui qaulan t saqilan yang secar a intr insik ber upa bahasa yangr ingkas, namun kaya makna (ber nas) dan qaulan balighan yang
secar a ekstr insik ber upa bahasa yang dapat dipahami oleh mitr a
bicar a.
Ket iga, ber bahasa saintis, melalui pembiasaan qaulan sadidan ketika menyampaikan ilmu pengetahuan kepada or anglain.
Kompetisi ditujukan pada hal-hal yang ber nuansa kebaikan
univer sal (Q.S. al-Baqar ah [2]: 148). Kontr ibusi diar ahkan pada
upaya pember ian manfaat dan pencegahan mudar at melalui
mekanisme Amar Ma’r uf Nahy Munkar
(Q.S. Ali ‘Imr an [3]: 104) .
Pr estasi membidik ter ciptanya kondisi masyar akat ideal yang
memadukan antar a kesejahter aan hidup dengan kualitas
spir itual tingkat tinggi (Q.S. Saba’ [34]: 15).
Gambar 4
Manifesitasi Kesadar an Dir i atas Kelebihan Or ang Lain
b.
Implementasi Kesadar an Dir i dalam Meningkatkan Kiner ja
Pendidik Pr ofesional
Str ategi implementasi kesadar an dir i dalam meningkatkan
kiner ja pendidik pr ofesional ber sifat teologis (iman), teor etis (ilmu),
pr aktis (amal) dan mor alistis (akhlak).
1)
Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an
Teologis
Pada tatar an teologis, pendidik dituntut untuk memahami
hakikat Allah SWT, manusia dan alam semesta; ser ta r elasi
antar a ketiganya dalam konteks kehidupan dunia dan akhir at.
par ipur na). Indikator nya adalah: dalam r elasinya dengan Allah
SWT, dia menjadi hamba Allah yang r ajin ber ibadah (Q.S.
al-Dzar iyat [51] : 56); dalam r elasinya dengan sesama manusia (dir i
sendiri maupun or ang lain), dia mampu mengaktualisasikan
selur uh potensi ter baiknya yang ber sifat jasmani maupun r uhani
(Q.S. al-Tin [95]: 4); dalam r elasinya dengan alam semesta, dia
menjadi khalifah Allah yang ber tanggung-jaw ab melestar ikan
dan memakmur kan alam semesta (Q.S. al-Baqar ah [2]: 30). Tiga
hal itulah yang menjamin ter w ujudnya kehidupan yang
ber kualitas, baik di dunia maupun di akhr iat (Q.S. al-Baqar ah [2]:
201).
Relevan dengan itu, agama member ikan dua kategor i
petunjuk kehidupan. Per t ama, petunjuk yang ber sifat per manen
dan ter per inci yang tidak dibutuhkan campur tangan pemikir an
manusia untuk pengatur annya dan tidak akan mengalami
per ubahan dalam kondisi dan situasi apapun.
Kedua, petunjukyang ber sifat global atau umum dan dalam hal ini manusia diber i
w ew enang untuk memikir kannya sesuai dengan kondisi dan
situasi masyar akat. Inilah yang disebut spir itualisasi kehidupan,
yaitu
menyelar askan
nilai-nilai
agama
(Islam)
dengan
per kembangan budaya manusia (Shihab, 2013: 367) .
2)
Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an
Teor etis
Pada
tatar an
teor etis,
pendidik
dituntut
untuk
member dayakan salur an-salur an ilmu pengetahuan yang
dimiliki, yaitu pancaindr a, akal dan hati. Wujudnya adalah p
eningkatan kualitas keilmuan melalui pengalaman empir is, logis
dan intuitif (Q.S. al-Nahl [16]: 78).
Dalam bahasa ilmi ah, pancaindr a mer upakan sensor atau
input, sedangkan baik-bur uknya
out putter gantung pada
pemr osesnya, yaitu hati. Adapun akal hanyalah asisten. Hati
ber fungsi menentukan mana yang benar dan mana yang salah,
sedangkan akal membedakan mana yang baik dan mana yang
bur uk. Lebih dar i itu, al-Ghazali menyatakan bahw a manusia
ber ger ak dengan tiga per timbangan yang meliputi kualitas baik
(r asional), kualitas benar (spir itual) dan kualitas nyaman
(emosional). Pembelajar yang ideal adalah yang mendudukkan
kualitas spir itual (hati) sebagai r aja, kualitas r asional (akal)
sebagai asisten, sedangkan kualitas emosional (nafsu) sebagai
petugas.
3)
Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an
Pr aktis
Implementasi kesadar an dir i dalam tatar an pr aktis
mengacu pada r ealisasi etos ker ja ker as (
har d wor k), etos ker jacer das (
smar t wor k), etos ker ja ber kualitas (qualit y wor k) danetos ker ja ikhlas (
ikhlas wor k).Etos ker ja ker as diw ujudkan melalui sikap gigih tak kenal
lelah (Q.S. al-Insyir ah [94]: 5-7). Etos ker ja cer das diw ujudkan
dengan melakukan segenap aktivitas ber dasar kan ilmu
pengetahuan yang ber sifat empir is, logis, atau intuitif; bukan
mengacu pada taklid buta, meskipun sudah mentradisi (Q.S.
al-Isr a’ [17]: 36). Etos ker ja ber kualitas mengacu pada totalitas
ker ja dengan memadukan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan
(Q.S. Yusuf [12]: 22). Etos ker ja ikhlas dilakukan dengan car a
“mengatas-namakan Allah”, baik pada saat pr a, pr oses maupun
pasca peker jaan (Q.S. al-‘Alaq [96]: 1).
Salah satu yang patut diteladani adalah “Setiap saat, Dia (Allah)
ber ada dalam kesibukan (Q.S. al-Rahman [ 55]: 29) (Shihab,
2014: 731 – 737).
4)
Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an
Mor alistis
Implementasi kesadar an dir i pada tatar an mor alistis
mengacu pada konsep Tilawah, Tazkiyah, Hikmah dan Uswah.
Tilawah fokus pada ter laksananya kew ajiban asasi
pendidik (Q.S. al-Jumu’ah [ 62]: 2). Kekur angan dir i dalam
melaksanakan kew ajiban asasi ter sebut diper baiki melalui upaya
penyucian r uhani atau
Tazkiyyah (Q.S. al-Jumu’ah [62]: 2).Melalui
Tazkiyyah, akan muncul Hikmah (kebijaksanaan) yangmer upakan intisar i dar i pengalaman teor etis dan praktis (Q.S.
al-Baqar ah [ 2]: 251). Pada saat itulah seor ang pendidik layak
mendapat status sebagai Uswah (teladan yang ter puji) bagi par a
peser ta didik maupun sesama pendidik (Q.S. al-Ahzab [33]: 21).
Gambar 4
Pola Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i Pendidik
c.
Tingkatan Kualitas Implementasi Kesadar an Dir i dalam
Meningkatkan Kiner ja Pendidik Pr ofesional
(zhalim); sesuai standar (muqt ashid); dan di atas standar (sabiq) (Q.S.
Fathir [35]: 32).
1)
Tingkatan Kualitas di Baw ah Standar
Pendidik yang menempati tingkatan kualitas di baw ah
standar adalah pendidik yang tidak memenuhi kew ajiban
asasinya,
sedikit
maupun
banyak.
Misalnya:
Pendidik
member ikan pendidikan dan pengajar an tidak sesuai dengan
dur asi w aktu yang menjadi kew ajiban asasinya dalam jadw al
mengajar , semisal telat masuk kelas atau cepat pulang sebelum
w aktunya, tanpa ada alasan atau uzur yang dapat ditoler ansi.
2)
Tingkatan Kualitas Sesuai Standar
Pendidik yang menempati kualitas sesuai standar adalah
pendidik yang memenuhi kew ajiban asasinya sesuai dengan
standar nor mal. Misalnya: Pendidik yang mengadakan penelitian
dan penulisan kar ya ilmiah sesuai dengan standar minimal yang
diminta oleh pihak pemer intah. Jika pemer intah menuntut dua
kar ya ilmiah per semester , dia pun hanya menghasilkan dua
kar ya ilmiah saja.
3)
Tingkatan Kualitas di Atas Standar
Pendidik yang menempati kualitas di atas standar adalah
pendidik yang “selalu ter depan” dalam pelaksanaan kew ajiban
asasinya. Misalnya: Pendidik yang mengadakan pengabdian
masyar akat melampaui standar nor mal yang diminta oleh
pemer intah.
Dia
bukan
sekedar
ber kontr ibusi
kepada
masyar akat, melainkan sudah pada tingkatan menjadi agen
tr ansfor masi masyar akat melalui mobi litas sosial. Seper ti
meningkatkan level liter asi anggota masyar akat yang semula
mayor itas hanya puas mengenyam pendidikan tingkat
menengah, ber tr ansfor masi menjadi antusias untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan tinggi.
standar pada tatar an pr aktis. Oleh sebab itu, penulis mengajukan
contoh evaluasi tingkatan kualitas implementasi kesadar an dir i
ber dasar kan pada indikator -indikator yang dibahas pada subbab
sebelumnya.
Tabel 3
Tabel Evaluasi Tingkatan Kualitas I mplementasi Kesadar an Dir i
TATARAN
TEOLOGIS
Insan
Kamil
TATARAN
TEORETIS
Ulama
TATARAN
PRAKTIS
Ikhlas
TATARAN
MORALISTIS
Uswah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TINGGI
SEDANG
RENDAH
Keterangan:
1. Rajin Ibadah
4. Pengalaman
Empir is
7. Ker ja Ker as
10. Ti law ah
2. Aktualisasi
Dir i
5. Pengalaman
Logis
8. Ker ja Cer das
11.
Tazkiyyah
3. Pelestar i
Alam
6. Pengalaman
Intuitif
9. Ker ja
Ber kualitas
12. Hikmah
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ar ends, R.I. 2007. Lear ning t o Teach. New Yor k: Mc-Gr aw Hill.
al-Baqi , M.F.A. 2007. al-Mu’jam al-Mufahr as li Alfazh al-Qur ’an al-Kar im.
Kair o: Dar al-Hadits.
Chatib, M. 2014. Gur unya Manusia. Bandung: Kaifa.
McNer gney, R. F. & Car r ier , C. A. 1981. Teacher Development. New Yor k:
McMillan Publishing.
Muhaimin. 2011. Pemikir an dan Akt ualisasi Pengembangan Pendidikan
Islam. Jakar ta: Rajaw ali Per s.Mulyasa, E. 2013.
Pengembangan dan Implement asi Kur ikulum 2013.Bandung: PT. Remaja Rosdakar ya.
Rosidin. 2015. Met odologi Tafsir Tar bawi. Jakar ta: Amzah.
Shihab, M.Q. 2011. Tafsir Mishbah: Pesan, Kesan dan Keser asian
al-Qur ’an [Volume 2]. Jakar ta: Lenter a Hati.Shihab, M.Q. 2013.
Membumikan al-Qur ’an: Fungsi dan Per an Wahyu dalam Kehidupan Ber masyar akat. Bandung: Mizan.Shihab, M.Q. 2014.
Waw asan al-Qur ’an: Tafsir Temat ik At as Pelbagai Per soalan Umat . Bandung: Mizan.Tim Tafsir Ilmiah Salman ITB. 2014.
Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah Juz ‘Amma. Bandung: Mizan.