• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siaran Pers LAWmotion 21 Penyelesaian Gugatan Sederhana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Siaran Pers LAWmotion 21 Penyelesaian Gugatan Sederhana"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Siaran Pers

Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia (PSHK)

Peluncuran LAWmotion “Penyelesaian Gugatan Sederhana (Small Claims Court)"

Setiap orang pada satu masa di dalam hidupnya hampir pasti pernah mengalami persoalan hukum perdata. Mulai dari utang yang tidak dibayar, barang yang tidak sesuai dengan pesanan, rusaknya barang oleh seseorang, dan lain sebagainya. Terkadang dalam beberapa kasus, kita tidak mendapatkan penyelesaian yang memuaskan. Belum lagi keluhan terhadap praktik hukum acara perdata membuat masyarakat enggan berurusan di pengadilan, apalagi yang memiliki sengketa dengan nilai kecil.

Mahkamah Agung (MA) merespon dengan membuat penyelesaian sengketa perdata dengan nilai kecil di pengadilan secara sederhana, cepat, dan berbiaya ringan dengan menerbitkan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana. Penyelesaian gugatan sederhana (small claims court) merupakan penyederhanaan mekanisme dan prosedur penyelesaian perkara perdata.

“Hal menarik ketika turun ke lapangan dan meneliti soal small claims court ini adalah bahwa ternyata sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa proses beracara perdata di pengadilan itu rumit,” ujar Estu, salah satu anggota tim peneliti dari Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia (PSHK). Padahal berdasarkan asasnya, proses peradilan di pengadilan haruslah sederhana, cepat, dan berbiaya ringan.

Peraturan ini memangkas prosedur acara perdata, membatasi waktu penyelesaian perkara perdata sampai 25 hari. Persyaratan untuk menempuh gugatan acara sederhana seperti berada di wilayah yang sama dan nilai tuntutan kurang dari Rp200 juta dapat disimak dalam tayangan

LAWmotion“PenyelesaianGugatan Sederhana” (Small Claims Court). Dengan menyimak video

berdurasi 7 menit ini, penonton diharapkan mendapat informasi dengan jelas akan hak-haknya jika terpaut sengketa perdata sederhana.

Referensi

Dokumen terkait

dilaksanakan oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Peralihan kewenangan penyelesaian sengketa hasil Pemilihan Kepala Daerah dari Mahkamah Agung Republik

Perpindahan kewenangan penyelesaian sengketa pilkada antara Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi ini terjadi karena masih dibutuhkannya pembahasan lebih lanjut

Dalam hal untuk menyelesaikan isu terkait lamanya proses penyelesiana perkara di pengadilan tersebut, maka dengan adanya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum di Pengadilan Tata Usaha Negara, yang dimaksud dengan Sengketa

bahwa untuk mengoptimalkan penyelesaian gugatan sederhana maka perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara

Tujuan hukum untuk peradilan yang cepat, sederhana dan Biaya Ringan ini terpenuhi maka perlu dilakuakan revisi terhadap Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun

30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, menjelaskan arbitrase sebagai cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan umum

Berdasarkan permasalaahan yang telah diuraikan peneliti tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul “Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan Negeri