PERMAINAN KATA DALAM PEMBELAJARAN AGAR KELAS RAMAI DAN KONDUSIF
Membentuk Kata dari huruf yang sama
Sebelum melakukan permainan perlu dijelaskan dulu kepada anak seputar permainan yang akan dipraktikkan. Permainan ini dapat diberi nama Putaran Huruf karena huruf-huruf dalam satu kata akan diputar sehingga putaran huruf tersebut akan menghasilkan kata baru dengan susunan yang berbeda dan masing-masing kata itu mempunyai makna yang berbeda pula. Misalnya: murah, rumah, harum, dan umrah.
Cara melakukan permainan ini. Anak diminta untuk mencari satu kata yang bisa dibentuk menjadi kata baru. Anak diberi waktu sekitar sepuluh menit untuk menemukan kata yang dimaksud. Setelah anak menemukan kata yang dapat dibentuk menjadi kata lain, mereka lalu diberi kesempatan untuk mempresentasikan olahan huruf yang sudah ditemukan di depan teman-teman yang lain. Jika hal ini dilakukan di dalam kelas sebaiknya anak yang presentasi diminta untuk menuliskan kata bentukannya di papan tulis agar anak yang lain bisa tahu sehingga kemungkinan pemakaian kata yang sama dalam satu kelas tidak terjadi.
Dari permainan ini dapat dikembangkan menjadi berbagai model pembelajaran di kelas empat Sekolah Dasar.
2.1 Menyusun kata yang sudah dibentuk berdasarkan abjad (membuat kamus kecil) Contoh :
Dari kata bentukan (duka, daku, kuda, dan aduk) jika diurutkan menjadi
daku
duka
kuda
Dari kata bentukan (rusak, kurus, rakus, sukar, dan kasur) jika diurutkan menjadi:
kasur
kurus
rakus
rusak
sukar
Mencari arti kata yang sudah dibentuk dalam kamus bahasa Indonesia Contoh:
aduk : mencampur daku : aku, saya, beta duka : sedih, susah
kuda : binatang menyusui yang biasa dipelihara sebagai kendaraan atau penarik gerobak kasur : alas untuk tidur biasanya terbuiat dari kapuk atau busa yang empuk
kurus : menghabiskan/ membersihkan kulah dari air dan kotoran
rakus : suka makan banyak/ ingin memperoleh sesuatu lebih banyak dari yang sudah didapat rusak : sudah tidak sempurna lagi
Menggunakan kata yang sudah dibentuk dalam kalimat yang runtut dan berhubungan
Contoh:
Sewaktu hari libur tiba daku pergi rekreasi ke kebun teh dengan menunggang kuda sangat kencang, sampai terjatuh sehingga hatiku berduka, setelah peristiwa itu perasaanku menjadi bercampur aduk.
Bersih-bersih adalah hobbyku, setelah mencuci baju kukuras kamar mandi, kujemur kasur di kamarku, kubuang barang-barang yang sudah rusak. Pekerjaan ini tidak begitu sukar bagiku, tetapi setelah semua selesai , aku sangat lapar sehingga aku makan begitu banyak seperti orang rakus. Menyusun kalimat dari kata akhir
Pada permaianan kedua ini, anak diminta untuk berdiri berjajar. Satu anak yang berdiri paling ujung diminta untuk membuat kalimat. Dari kalimat yang sudah diucapkan secara lisan tersebut akan ditemukan kata akhir. Kata akhir tersebut lalu digunakan oleh anak berikutnya menjadi kata pertama untuk membuat kalimat baru.
Contoh :
Sapu disudut kelas itu berwarna biru Biru adalah warna kesukaan ibuku Ibuku membeli sayur bayam
Bayam mengandung zat besi yang diperlukan tubuh Tubuh setiap hari perlu diberi makan
Agar permainan ini semakin menarik, anak yang salah atau tidak bisa membuat kalimat diminta untuk menghibur teman-temannya dengan bernyanyi atau berjoget. Tindakan ini sebagai satu bentuk motivasi kepada siswa agar semua kreatif dalam belajar dan sportif dalam permainan.
Penutup
Dalam kisaran paling luas, pembelajan semantik, terlebih di Sekolah Dasar adalah sebuah proses panjang. Siswa berupaya mendapatkan kata baru dan memperbaiki pemahaman tentang kata sebelumnya. Ini tidak mengherankan karena kata baru seringkali sudah digunakan dalam bahasa sehari-hari, sehingga bimbingan guru untuk memperoleh perbendaharaan kata baru sangat perperan penting dalam pembelajaran bahasa.