STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PERIODE PRANATAL PERSPEKTIF ISLAM DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT DESA
KENONGO KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
SITI MUBAROKATUL LUTPIYAH NIM. D91212178
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PERIODE PRANATAL PERSPEKTIF ISLAM DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT DESA
KENONGO KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO
SKRIPSI Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
SITI MUBAROKATUL LUTPIYAH NIM. D91212178
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ABSTRAK
Siti Mubarokatul Lutpiyah (D91212178), Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak Periode Pranatal Perspektif Islam dan Implementasinya di Masyarakat Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
Kata Kunci : Kecerdasan Spiritual, dan Stimulasi Periode Pranatal Pembimbing : Dr. Ahmad Yusam Thobroni, M. Ag
Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya orang tua yang belum mengetahui tentang stimulasi kecerdasan spiritual pada periode pranatal, mereka baru memulai hal itu saat anak telah lahir ke dunia. Padahal kecerdasan spiritual sudah ada sejak peniupan roh pada janin, sehingga sudah dapat distimulasi. Dengan menerapkan stimulasi tersebut pada anak sejak periode pranatal, orang tua telah menyiapkan keturunan yang berkualitas. Memberikan stimulasi kecerdasan spiritual pada anak pranatal akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya ketika sudah lahir nanti.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana konsep stimulasi kecerdasan spiritual anak periode pranatal perspektif Islam?. (2) Bagaimana Implementasi stimulasi kecerdasan spiritual anak periode pranatal di Masyarakat Desa Kenongo, kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo? Apa faktor pendukung dan penghambat Implementasi stimulasi kecerdasan spiritual anak periode pranatal di Masyarakat Desa Kenongo, kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo?.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian kualitatif yang menggunakan dua metode yaitu: Library Research dan penelitian lapangan. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaaan. Adapun data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis diskriftif kualitatif dengan pertimbangan bahwa penalitian ini berusaha menggambarkan dan mempresentasikan data secara sistematis, ringkas, dan sederhana.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 10
C.Tujuan Penelitian... 11
D.Manfaat Penelitian... 11
E. Penelitian Terdahulu ... 12
F. Definisi Operasional ... 14
G.Sistematika Pembahasan ... 17
BAB II KAJIAN TEORI A.Tinjauan Tentang Stimulasi ... 19
2. Tujuan Stimulasi ... 22
B.Kecerdasan Spiritual ... 24
1. Pengertian Kecerdasan Spiritual... 24
2. Urgensi Kecerdasan Spiritual ... 29
C.Periode Pranatal... 32
1. Pengertian Periode Pranatal ... 32
2. Tahap-Tahap Perkembangan anak Periode Pranatal ... 36
BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 50
B.Kehadiran Peneliti ... 53
C.Lokasi Penelitian ... 54
D.Sumber Data ... 55
E. Teknik Pengumpulan Data ... 57
F. Teknik Analisis Data ... 61
G.Pengecekan Keabsahan Data ... 63
H.Tahap-Tahap Penelitian... 67
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.Profil Desa kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo ... 72
1. Letak dan Luas Wilayah ... 72
2. Keadaan Penduduk ... 73
3. Sarana dan Prasarana ... 77
B.Konsep Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak Periode Pranatal Perspektif Islam ... 80
1. Kecerdasan Spiritual Perspektif Islam ... 80
b. Tujuan Stimulasi pralahir ... 93 c. Syarat-Syarat Stimulasi Pranatal ... 95 d. Metode dan Materi Stimulasi Pranatal ... 97 C.Implementasi Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak Periode Pranatal
di Masyarakat Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten
Sidoarjo ... 111 D.Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Stimulasi
Kecerdasan Spiritual Anak Periode Pranatal di Masyarakat Desa
Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo ... 121
BAB V ANALISIS
E. Analisis Terhadap Konsep Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak
Periode Pranatal Perspektif Islam ... 127 F. Analisis Terhadap Implementasi Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak
Periode Pranatal di Masyarakat Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo ... 133 G.Analisis Terhadap Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi
Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak Periode Pranatal di Masyarakat Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo ... 137
BAB VI PENUTUP
A.Kesimpulan... 149 B.Saran ... 151
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016 ... 73
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2016 ... 74
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016 .... 75
Tabel 4.4 Data Kesehatan Ibu Hamil Tahun 2016 ... 76
Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Kesehatan Tahun 2016 ... 77
Tabel 4.6 Data Kelembagaan Pendidikan Masyarakat Tahun 2016 ... 78
Tabel 4.7 Data Prasarana Peribadatan ... 79
Tabel 5.1 Metode dan Materi Stimulasi Kecerdasan Sipritual yang digunakan Ibu Hamil di Desa Kenongo ... 134
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu anugerah yang sangat luar biasa dari Allah kepada manusia adalah kecerdasan. Menurut para Ahli setiap anak manusia yang dilahirkan ke dunia ini sudah dibekali dengan satu triliun sel neuron yang apabila digunakan, maka setiap sel bisa berkoneksi dengan dua puluh ribu sel lainnya. Dengan demikian, tentu otak manusia memiliki kapasitas memori yang luar biasa. Sehingga sanggup menyimpan ingatan secara conscious (ingatan di luar kepala) ekuivalen dengan lima ratus ensiklopedia besar.1 Jadi, Dengan potensi kecerdasan inilah, manusia dapat berfikir dan memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Dalam dunia sains telah dikenal ada tiga macam jenis kecerdasan yaitu IQ, EQ dan SQ. Pada abad kesepuluh, Kecerdasan Intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) yang diperkenalkan oleh William Stern, memang sempat menemukan momentumnya sebagai satu-satunya alat untuk menakar
1 Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak, (Jogjakarta:
2
dan mengukur kecerdasan manusia.2 IQ seringkali dijadikan sebagai patokan bagi sukses atau tidaknya seseorang. Masyarakat pada umumnya menekankan pentingnya nilai dan makna rasional murni yang menjadi tolak ukur IQ dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mengira jika seseorang memiliki IQ yang tinggi berarti dia memiliki peluang sukses yang lebih besar dari pada orang yang memiliki IQ yang lebih rendah. Padahal kecerdasan tidak akan berarti apa-apa bila emosi yang berkuasa.3
Hal ini telah dibuktikan oleh Daniel Goleman melalui penemuan barunya pada pertengahan tahun 1990-an, yang menunjukkan bahwa ada jenis kecerdasan lain yang lebih penting dari IQ yaitu kecerdasan emosional atau EQ (Emotinal Quotient). Menurut hasil penelitiannya keberhasilan seseorang ditentukan oleh 20% IQ dan 80% EQ,4 oleh sebab itu EQ dipandang lebih penting eksistensinya
dibanding dengan IQ.
Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian di bidang psikologi, selanjutnya ditemukan kecerdasan yang dinilai sebagai kecerdasan yang paling utama dalam diri manusia, yakni kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan spiritual ini pertama kali digagas dan ditemukan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall di akhir abad ke-20 (1999-an). Mereka mendefinisakan
2 Abdul Wahid Hasan, SQ Nabi : Aplikasi Strategi dan Model Kecerdasan Spiritual Rasulullah
Di Masa Kini, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2006), h.28
3 Daniel Goleman, Emotional Intelligence, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), h.5
4 Ahmad Taufik Nasution, Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asmaul Khusna, (Jakarta : Gramedia
3
kecerdasan spiritual sebagai bentuk dari kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.5
Danah Zohar, dalam bukunya yang berjudul SQ: Spiritual Intelligence, The Ultimate Intelligence, menilai bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi yang memadukan kedua bentuk kecerdasan sebelumnya.6 Kecerdasan intelektual (IQ) memang penting agar manusia mempunyai kemampuan dalam menganalisis dan berhitung, terutama terkait dengan ilmu pasti. Demikian pula dengan kecerdasan emosional (EQ), Keberadaannya harus dikembangkan dengan baik agar seseorang dapat lebih mudah dalam meraih kesuksesan dalam hidupnya. Namun untuk menemukan makna hidup dan kebahagiaa, sesorang memerlukan kecerdasan spiritual (SQ).
SQ tidak hanya sebatas kecerdasan yang paling utama akan tetapi jika ditinjau dari kebutuhan manusia, Abraham Maslow juga menggolongkan kebutuhan spiritual sebagai kebutuhan tertinggi dalam kehidupan manusia. Untuk menghadapi persoalan hidup yang semakin hari kian kompleks, dibutuhkan kecerdasan spiritual yang baik agar seseorang dapat melaluinya. Tanpa
5Ary Ginanjar Agustina, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ The
ESQ Way 165, (Jakarta: Arga, 2007), h.46
4
kecerdasan spiritual yang baik, seseorang akan mudah menyerah, menghadapi persoalan dengan cemas dan tergesa-gesa, tidak sanggup menghadapi kenyataan diluar dugaannya, kehilangan semangat, bahkan melakukan segala macam cara dan tidak peduli apakah merugikan orang lain ataupun tidak.7 Contohnya banyak sekali terjadi degradasi moral pada masyarakat, kasus pembunuhan, bunuh diri, perampokan karena kemiskinan dan lain sebagainya kian meningkat. Dengan demikian untuk menanamkan nilai spiritual dalam diri manusia yang terpenting bukan hanya pengetahuan seseorang terhadap suatu permasalahan tetapi bagaiman seseorang dapat memahami dan menyikapi masalah dengan baik.
Kecerdasan spiritual yang telah dianugerahkan oleh Allah sejak dalam kandungan, tidak akan berkembang dan sia-sia jika dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu perlu adanya suatu proses stimulasi. stimulasi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak terbatas pada faktor internal saja pendidikan juga dapat diperoleh dari lingkungan. Lingkungan pendidikan yang paling utama adalah lingkungan keluarga terutama orang tua karena orang tua mempunyai intensitas komunikasi dan interaksi yang paling banyak dengan anak sejak kecil sebelum mereka mengenal pendidikan dari lingkungan luar (masyarakat dan sekolah).
Pendidikan anak secara aktif sebaiknya dimulai sejak di dalam kandungan sebagaimana dikatakan Abdul Rojak Husein bahwa: dalam syariat Islam, hak
5
utama anak ketika masih dalam bentuk janin (benih bayi dalam rahim) adalah memperoleh penjagaan dan pemeliharaan.8 Karena Pertumbuhan anak sudah
dimulai sewaktu masih dalam kandungan, maka tidaklah mengherankan kalau Islam mengatakan bahwa pendidikan sudah mulai sejak bayi masih dalam kandungan.9 Demikian difahami dari firman Allah dalam surat Al-A'raf: 172.
ْمِِروُهُظ ْنِم َمَدآ َِِب ْنِم َكّبَر َذَخَأ ْذِإَو
ُتْسَلَأ ْمِهِسُفْ نَأ ىَلَع ْمُ َدَهْشَأَو ْمُهَ تّ يِّرُذ
َيِلِفاَغ اَذَ ْنَع اُّك َِّإ ِةَماَيِقْلا َمْوَ ي اوُلوُقَ ت ْنَأ ََْدِهَش ىَلَ ب اوُلاَق ْمُكِّبَرِب
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap nyawa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengadakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (KeEsaan Tuhan)".(QS. Al-A'raf: 172).10Inilah dalil Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa anak pranatal sudah dididik. Karena, ia sendiri sudah hidup berkat nyawa yang memberi kehidupan kepadanya. Nyawa (ruh) itulah yang sesungguhnya responsif, karena dalam rahim ibunya, mereka mengakui akan adanya Tuhan yaitu Allah. Hal itu terbukti, ketika mereka ditanya oleh Allah, apakah aku tuhan kamu? Mereka menjawab iya, kami bersaksi bahwa kamu adalah tuhan. Kemudian, walaupun mereka seakan sudah berjanji akan menyembah dan mengabdi kepada Allah sayangnya mereka pun banyak yang melalaikannya.
8 Abdur Rozak Husein, "Hak Anak dalam Islam", (Jakarta : PT. Farahat, 1992), h.38. 9 Anselly Ilyas, Mendambakan Anak Shaleh, (Bandung: Al-Bayan, 1995), h.53
6
Inilah yang dimaksud potensi atau yang dikenal dengan anggukan universal. Yang sejatinya manusia berada dalam satu tujuan yaitu tujuan baik yang berupa penagbdian dan tidak menyekutukan Allah SWT. Dan faktor yang
menggagalkan tujuan tersebut dinamakan faktor belenggu atau “polusi” yang
mengotori dan menutup manusia dari kefitrahannya. Dan diantara sebagian factor adalah orang tua, -walaupun sebagaimana dikatakan, bahwa itu bukanklah satu-satunya factor-, namun orang tua sangat dominan dalam mempengaruhinya. Sebagaimana secara tegas Rasul mengatakan bahwa orang tuanyalah yang menyebabkan anaknya menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi:
هناسجم وأ ارص ي وأ هنادوهي اوبأف
….Maka kedua orang tuanya yang dapat menyebabkan ia beragama yahudi, nasrani, atau majusi” (HR. Muslim)
Disinilah pentingnya lingkungan pendidikan, dimana akan mewarnai karakteristik anak didik. Pengaruh ini lebih terfokus pada lingkungan keluarga dan orang terdekat dengan anak. Pendidikan yang diutamakan bagi anak, pada mulanya adalah pendidikan tauhid. Hal ini sesuai dengan fitrah semua manusia yang dilahirkan dalam pengakuan dan beriman kepada Allah.
7
Dua orang pakar yang pertama kali mendirikan pelatihan prenatal adalah F. Rene Van De Carr dan Marc Lehrer, melalui penelitian mereka diketahuibahwa selama berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa dan mengetahui perbedaan antara gelap danterang. Kemampuan anak dalam kandungan berkembang cukup baik untuk merasakan stimulus pada saat kandungan berusia lima bulan (setara dengan 20 minggu) sehingga proses pendidikan dan belajar dapat dimulai.11 Selain itu berdasarkan penelitian F. Rene van de Carr, M.D dan
kawan-kawan tentang pendidikan pralahir, mereka berkesimpulan sebagai berikut:
1. Tampaknya ada suatu masa kritis dalam perkembangan bayi yang dimulai pada sekitar usia lima bulan sebelum dilahirkan dan berlanjut hingga dua tahun ketika stimulasi otak dan latihan-latihan intelektual dapat meningkatkan kemampuan bayi.
2. Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir dapat lebih mampu mengontrol gerakan-gerakan mereka serta lebih siap menjelajahi dan mempelajari lingkungan setelah mereka dilahirkan.
3. Para orang tua yang telah berpartisipasi dalam program pendidikan pralahir menggambarkan anak mereka lebih tenang, waspada dan bahagia.
11 Ubes Nur Islam, Mendidik Anak dalam Kandungan Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini,
8
4. Stimulasi pralahir dapat membantu mengembangkan orientasi dan keefektifan bayi dalam mengatasi dunia luar setelah ia dilahirkan.12
Stimulasi (rangsangan) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam periode pranatal sangat penting memberikan stimulasi-stimulasi kepada janin, stimulasi-stimulasi tersebut dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, stimulasi langsung adalah stimulasi yang dilakukan secara langsung kepada sang janin, sedangkan stimulasi tidak langsung dapat berupa berjalannya aktifitas otak yakni dengan belajar atau berfikir yang dilakukan oleh seorang ibu.13 Jadi pada dasarnya stimulasi dapat dilakukan dalam setiap kesempatan bahkan segala aktivitas ibu bisa dijadikan stimulasi bagi anak. Namun seorang ibu tetap harus memperhatikan waktu dalam memberian stimulasi kerena janin juga membutuhkan waktu istirahat.
Seperti apa yang disampaikan F. Rene Van De carr dan Marc Lehrer, dalam bukunya yang telah diterjemahkan yakni Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan yakni sebagai berikut:
“ Banyak orang tua yang mengikuti Pendidikan Pralahir memberitahukan kepada kami bahwa dengan memberikan perhatian penuh selama dilakukannya stimulasi, sekalipun hanya dua menit atau kurang, mengajarkan pelajaran penting bagi mereka, yaitu bahwa stimulasi
12 Rene Van de Carr dan Marc Lehrer, Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan,
Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman, (Bandung :Kaifa, 1997), h.4
13 J. Suherman, Rizki dan Suherman, Menstimulasi Kecerdasan Anak Sejak Dalam Kandungan,
9
membuat mereka siap dan merasa senang memenuhi kebutuhan bayi mereka setelah dilahirkan.”14
Berdasarkan penelitian di atas dapat diketahui bahwa selama masa kehamilan seorang ibu tidak boleh pasif atau bermalas-malasan karena janin yang di dalam kandungannya sangat membutuhkan adanya stimulasi. Semakin sering dan bervariasi rangsangan (stimulasi) yang diberikan maka anak anak memiliki kecerdasan yang beragam pula. Selain itu dengan adanya stimulasi yang diberikan dengan penuh perhatian dan kasih sayang akan memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.
Perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh orang tua tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan anak yang masih berada dalam kandungan atau masih dalam masa pranatal. Perilaku yang dapat mempengaruhi hal tersebut adalah perilaku secara fisik dan psikhis (spiritual), atau perilaku jasmani dan rohani. Perilaku-perilaku tersebut dapat berakibat baik secara langsung maupun tidak langsung.15 Dengan demikian, seorang ibu harus benar-benar memperhatikan sikap atau tindakannya selama masa kehamilan. selain itu pengetahuan tentang cara menstimulasi anak periode pranatal menjadi sangat penting untuk diketahui dan difahami oleh ibu sebab hal ini sangat berbeda dengan menstimulasi anak yang dudah lahir.
14 Rene Van de Carr dan Marc Lehrer, Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan,
Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman, (Bandung :Kaifa, 1997), h.54
10
Selama periode pranatal orang tua hendaknya memberikan pendidikan tentang agama, misalnya dengan memperdengarkan ayat-ayat al-Qur’an, berzikir, sholawat dan amalan-amalan Islam lainnya sehingga nilai-nilai spiritual sudah tertanam sejak anak masih dalam kandungan dan mempelajari kitab suci
al-Qur’an dengan mendalam akan mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak
sebab Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar dan sebagai kitab suci pedoman para pemeluk agama Islam. Membaca dan mendengarkan Al-Qur’an dapat memberikan suatu ketenangan hati dan efek autosugesti. 16
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa kecerdasan seorang anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik atau keturunan saja, ada faktor lain yang cukup berpengaruh yaitu faktor stimulasi. Stimulasi akan lebih mudah dilakukan jika didukung oleh lingkungan yang baik, nyaman serta bernuansa religius. Oleh karena itu peneliti kemudian bermaksud untuk melakukan penelitian di Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang bagaimana implementasi dari stimulasi kecerdasan spiritual pada anak periode pranatal.
Desa ini bisa dikatakan memiliki suasana masyarakat religius yang sangat kental karena didalamnya terdapat banyak pondok pesantren. Dengan suasana religius tersebut maka tentunya berpengaruh juga terhadap materi keagamaan masyarakat khususnya untuk para ibu-ibu yang sedanng hamil. Hai inilah yang
11
melatar belakangi peneliti untuk menulis Skripsi yang berjudul “STIMULASI
KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PERIODE PRANATAL
PERSPEKTIF ISLAM DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT
DESA KENONGO KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN
SIDOARJO ”
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul skripsi di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep stimulasi kecerdasan spiritual anak periode prenatal perspektif Islam?
2. Bagaiamana implementasi stimulasi kecerdasan spiritual anak periode pranatal di masyarakat Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo?
12
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep kecerdasan spiritual anak periode prenatal perspektif islam.
2. Untuk mengetahui Implementasi stimulasi kecerdasan spiritual anak periode pranatal di masyarakat Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
3. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat dalam implementasi kecerdasan spiritual anak pranatal di masyarakat Desa di Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kegunaan dan kemanfaatan terhadap pengembangan keilmuan baik secara teoretik maupun praktis, adapun kegunaan penelitian itu antara lain:
1. Secara teoretik diharapkan dapat memperkuat mengaplikasikan teori fungsional- structural bahwa bayi yang mendapat stimulasi tertentu sejak dalam kandungan mempunyai dampak sesuai dengan apa yang diharapkan. 2. Secara praktis diharapkan dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia
13
institusi keluarga sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam membangun kepribadian masyarakat.
3. Bermanfaat sebagai wacana dan bahkan implementasinya bagi Institusi Pendidikan Islam pada umumnya, dan di fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
E. Penelitian Terdahulu
Setelah melakukan pencarian mengenai penelitian terdahulu yang mungkin
menyerupai penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan judul “Stimulasi
Kecerdasan Spiritul Anak Periode Pranatal Perspektif Islam dan
Implementasinya Di Masyarakat Ds. Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten
Sidoarjo”. Penulis menemukan ada penelitian yang mirip bahkan ada klaim skripsi ini menjiplak maka dianggap perlu pada bab satu ini dipaparkan beberapa kemiripan skripsi ini dengan tesis yang ditulis oleh Wakid Evendi yang berjudul
“Pendidikan Anak Sejak dalam Kandungan melalui Stimulasi Pendidikan
Al-Qur’an pada Jama’ah LPPQ Al-Karim Sidoarjo” pada tahun 2011 di Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
14
mengarah pada kajian mengenai stimulasi anak dalam kandungan (periode pranatal). Sedangkan perbedaan diantara keduanya adalah sebagai berikut:
a. Dari segi fokus penelitian.
Pada penelitian terdahulu fokus penelitiannya tentang Bagiamana respon masyarakat terhadap Model pendidikan al-Qur’an sejak dalam kandungan dan eksistensi peran dan aktifitas LPPQ Al-Karim? Bagaimana fungsi aktifitas stimulasi pendidikan anak sejak dalam kandungan melalui stimulasi pendidikan Al-Qur’an? Dan apa dampak anak hasil stimulasi pendidikan al-Qur’an sejak dalam kandungan pada jama’ah LPPQ Al -Karim?.
Sedangan dalam skripsi ini fokus penelitiannya adalah Bagaimana konsep stimulasi kecerdasan spiritual anak periode prenatal perspektif Islam?, Bagaiamana Implementasi stimulasi kecerdasan spiritual anak periode pranatal di Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo?, dan Apa faktor pendorong dan penghambat dalam implementasi pendidikan pranatal di Desa di Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo?. b. Pada kajian teori skripsi ini lebih fokus membahas tentang stimulasi
kecerdasan spiritual anak periode pranatal.
15
d. Mengenai tempat yang berbeda tentunya objek penelitian juga akan berbeda pula. Dan ketika objek penelitiannya berbeda maka hasil penelitianya berbeda pula.
F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari terjadinya kesalahpahaman tentang judul ini, maka perlu adanya penjelasan dari beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini yaitu:
1. Stimulasi
Stimulasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya dorongan atau rangsangan.17 Menurut Soetjiningsih stimulasi adalah rangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak.18 Selain itu Departemen
Kesehatan Republik Indonesia mendefinisikan Stimulasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dan yang dimaksud stimulasi dalam skripsi ini adalah rangsangan dari luar yang diberikan kepada anak pada periode pranatal untuk mengembangkan potensi dasar yang telah dimilikinya serta dapat tumbuh dengan optimal.
17 http://kbbi.web.id/stimulasi. Diakses pada 7 mei 2016
16
2. Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan Spiritual terdiri dari dua suku kata yang masing-masing mempunyai makna tersendiri yakni kecerdasan yang artinya kesempurnaan perkembangan akal budi dan Spiritual yang berari berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin). Sedangkan definisi dari kecerdasan spiritual adalah pengetahuan akan kesadaran diri, makna hidup, tujuan hidup atau nilai-nilai tertinggi.19 Kecerdasan Spiritual sejati adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, tidak saja terhadap manusia tetapi juga dihadapan Allah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi dan memecahkan persoalan dalam dimensi makna dan nilai, sehingga orang tersebut dapat menempatkan perilaku dan hidupnya dalam kebermaknaan. 3. Anak
Anak adalah manusia yang berkembang menuju ke tingkat yang dewasa yang memerlukan bimbingan dan pertolongan dari orang lain yang sudah dewasa guna melakukan tugasnya sebagai makhluk.20 Namun dalam dalam
penulisan skripsi ini, guna menghindari keluasan pembahasan penulis hanya mengkaji mengenai stimulasi kecerdasan anak yang masih dalam kandungan
19 Taufik Nasution, Ahmad. 2009. Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asmaul Khusna. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama. hlm 4.
20 M. sastra Praja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1987), h.
17
ibunya atau sebelum dilahirkan ke dunia. Anak merupakan anugerah dari Tuhan yang maha kuasa yang harus dijaga, dirawat, serta dididik sedini mungkin terutama sejak di dalam kandungan.
4. Periode Pranatal
Periode adalah masa atau waktu dan Prenatal, secara etimologi berasal dari kata pre yang berarti sebelum dan natal berarti lahir, Jadi pranatal adalah sebelum kelahiran.21 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa periode
pranatal adalah masa sebulum dilahirkan atau waktu dimana seorang anak masih berada dalam kandungan ibunya.
5. Perspektif Islam
Perspektif adalah pandangan atau sudut pandang.22 Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dan hubungan dengan sesama manusia. Jadi yang dimaksud Perspektif Islam di sini adalah suatu masalah atau persoalan yang ditinjau dari sudut pandang Islam.
18
G. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan skripsi tentu terdiri dari beberapa bab, yang mana masing-masing bab mempunyai beberapa sub bab pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang akan diteliti. Sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari V bab yaitu Bab Pertama, merupakan Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua, Merupakan Kajian Teori yang berisi tentang deskripsi teoritis tentang pandangan atau pendapat para ahli yang dapat dijadikan pijakan atau relevan dengan judul yang akan diteliti oleh penulis. Dalam skripsi ini, kajian teori memuat pembahasan tentang stimulasi pada janin, kecerdasan spiritual, dan periode pranatal.
19
Bab Keempat, Merupakan Pemaparan Data dan Temuan Penelitian yang menjelaskan tentang kondisi lokasi yang meliputi: letak dan luas wilayah, struktur kepengurusan, mayoritas pekerjaan, kegiatan, fasilitas, dan jumlah penduduk. Selanjutnya juga terkait dengan pemaparan hasil penelitian yang meliputi: konsep stimualsi kecerdasan spiritual anak pada periode prenatal perspektif Islam, implementasi stimulasi kecerdasan spiritual anak periode pranatal di masyarakat Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, serta faktor pendorong dan penghambat dalam implementasinya.
Bab kelima, Merupakan analisis tentang stimulasi kecerdasan spiritual anak periode pranatal perspektif islam dan implementasinya di masyarakat Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
BAB II
KAJIAN TEORI
Sebelum Penelitian ini dilakukan terlebih dahulu disampaikan pandangan para
ahli terkait teori-teori yang dapat dijadikan sebagai pijakan diantaranya mengenai
stimulasi, kecerdasan spiritual, dan periode pranatal.
A. Stimulasi
1. Pengertian Stimulasi
Stimulasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya dorongan
atau rangsangan.23 Menurut Soetjiningsih stimulasi adalah rangsangan yang
datangnya dari lingkungan diluar individu anak.24 Selain itu Departemen
Kesehatan Republik Indonesia mendefinisikan Stimulasi sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga atau orang
dewasa lain di sekitar anak yang dilakukan secara rutin setiap hari pada
waktu atau kesempatan yang tepat untuk merangsang sistem indera
(pendengaran, penglihatan, paraba, pencium, dan pengecap). Selain itu harus
23http://kbbi.web.id/stimulasi. Diakses pada 7 mei 2016
21
pula merangsang gerak kasar dan gerak halus kaki, tangan dan jari-jari,
mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan
perasaan bayi.25 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa stimulasi
adalah rangsangan yang berasal dari luar individu anak yang sengaja
diberikan oleh ibu atau pihak keluarga sebagai rutinitas sehari-hari untuk
meningkatkan kemampuan dasar anak agar dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal.
Kecerdasan seorang anak pada dasarnya sudah bisa distimulasi dan di
didik ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya. Menurut dr
Soedjatmiko SpA (K) MSi (Psi) dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, dalam simposium sehari “Penyiapan Anak
Sehat dan Berkualitas Sejak Dini”, Selasa (12/8/2003), menjelaskan bahwa
sel-sel otak janin mulai dibentuk sejak 3-4 bulan di dalam kandungan.
Setelah lahir sampai umur 3 tahun jumlahnya bertambah dengan cepat
mencapai miliaran sel, tetapi belum ada hubungan antar sel-sel tersebut.
Mulai kehamilan 6 bulan, dibentuklah hubungan antarsel, sehingga
membentuk rangkaian fungsi-fungsi. Kualitas dan kompleksitas rangkaian
hubungan antar sel-sel otak ditentukan oleh stimulasi atau rangsangan yang
25 Depkes RI, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
22
dilakukan oleh lingkungan kepada bayi tersebut.26
Oleh karena itu seorang ibu hamil harus mengawal perkembangan
janinnya dengan makanan sehat asupan gizi yang cukup. Selain itu, pelayan
yang sangat baik untuk perkembangan otak anak khususnya dalam periode
pranatal (kandungan) adalah dengan memberikan stimulasi pendidikan yang
akan bermanfaat, tidak saja pada perkembangan fisik, pertumbuhan mental
(psikis), tetapi juga meningkatkan kecerdasan otak sang anak.
Semakin bervariasinya rangsangan yang diterima maka semakin
kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur
rangsangan diterima, maka semakin kuat hubungan antar sel-sel otak
tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka
semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak dikemudian hari. Bila
dikembangkan terus menerus, anak akan mempunyai banyak variasi
kecerdasan (multiple intelligences) yaitu kecerdasan : Logiko-matematik,
emosi, komunikasi bahasa (lingusitik), kecerdasan musikal, gerak
(kinestetik), visuo-spasial, senirupa dll.27 Pada intinya, Anak yang banyak
mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dari pada anak yang
kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi.
26 Dari Artikel dalam Internet: Sudjatmiko. 2012. Stimulasi Dini pada Bayi dan Balita Untuk
Mengembangkan Kecerdasan Multipel dan Kreativitas Anak. Lihat di (http://www.idai.or.id). Diakses pada 7 Mei 2016.
27 Dari Artikel dalam Internet: Sudjatmiko. 2015. Pentingnya Stimulasi Bermain Untuk
23
2. Tujuan Stimulasi
Stimulasi diberikan kepada anak dengan tujuan untuk membantu anak
agar mencapai tingkat perkembangan yang baik dan optimal. Setiap orang tua
pasti mendambakan anak yang cerdas, sehat, dan berakhlak mulia.
Kecerdasan seorang anak tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor genetik
atau keturunan , tapi juga faktor stimulasi.
Stimulasi dapat dimulai sejak periode pranatal, sebab janin bukan
merupakan makhluk yang pasif. Di dalam kandungan, janin sudah dapat
bernapas, menendang, menggeliat, bergerak, menelan, mengisap jempol,dan
lainnya.28 Pentingnya melakukan stimulasi pranatal (sejak janin dalam
kandungan) bertujuan untuk merangsang perkembangan otak. Selain itu
tujuan stimulasi pralahir (prenatal) menurut Dr. Rene Van de Carr adalah
membantu orang tua dan anggota keluarga memberikan lingkungan yang
lebih baik bagi bayi, memberikan peluang untuk belajar dini dan mendorong
perkembangan hubungan positif antara orang tua dan anak yang dapat
berlangsung selama-lamanya.29
Stimulasi sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, baik itu masih
dalam kandungan atau kelak sudah lahir didunia. Menurut F. Rene Van de
Carr dan kawan-kawan di The Prenatal Enrichment Unit di Hua Chiew
28 Siswono, Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan, (Jakarta: EGC, 2003)
29 F Rene Van de Carr dan Marc Lehrer, While Your Expecting.... Your Own Prenatal Classroom,
24
General Hospital, Bangkok dan Thailand yang dipimpin Dr. C.
Panthuraamphorn menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa bayi yang
diberi stimulasi pralahir, cepat mahir bicara, menirukan suara, menyebut kata
pertama, tersenyum secara spontan, mampu menoleh ke arah suara orang
tuanya, lebih tannggap terhadap musik, dan juga mengembangkan pola sosial
lebih baik saat ia dewasa.30
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
diberikannya stimulasi kepada anak adalah untuk mengoptimalkan
kecerdasan anak, baik itu kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual.
Ada banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari program stimulasi
pranatal yang diberikan kepada bayi, seperti bayi yang mendapat stimulasi
sebelum lahir biasanya lebih penuh perhatian (terutama terhadap orang tua
mereka) dan lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini karena selama
berbulan-bulan sebelum bayi dilahirkan, bayi balajar mengenali pola-pola suara
tertentu sebagai sesuatu yang berhubungan dengan perilakunya. Dan
kebiasaan-kebiasaan positif yang ibu kembangkan selama masa komunikasi
pralahir akan berlangsung sepanjang masa kanak-kanak dan seterusnya. Bayi
yang mendapat program pendidikan pralahir pun akan merasa nyaman
dikelilingi suara-suara, bunyi, musik yang sudah dikenalinya setelah ia
30 Felisha Salwanida, Merencanakan Kecerdasan & Karakter Anak Sejak Dalam Kandungan,
25
dilahirkan. Selain itu, anggota keluarga lain akan lebih akrab dengan bayi
sebelum kelahirannya.
B. Kecerdasan Spiritual
1. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Manusia adalah makhluk sempurna yang dikaruniai oleh Allah suatu
kecerdasan. Dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia dapat berfikir dan
memecahkan persoalan yang dihadapinya, hal inilah yang membedakaan
manusia dengan makhluk yang lain. Mengenai definisi kecerdasan banyak
para ahli termasuk para psikolog yang mengemukakan pendapatnya. Pada
tahun 1921 empat belas psikolog terkenal diminta oleh editor The Journal of
Education Psychology untuk memberikan pandangan mereka mengenai apa
itu kecerdasan. Sternberg mengungkapkan definisi mereka bahwa kecerdasan
adalah kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan lingkungan sekitar (Surrounding Environment).31
Sedangkan menurut Howard Gardner kecerdasan ialah kemampuam untuk
memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu.
Definisi kecerdasan lainnya adalah dari piaget. Menurut Willliam H.
Calvin, dalam How Brain Thinks (Bagaimana Otak Berpikir)), Piaget
31 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 : Kritik MI,EI,SQ,AQ, dan Successful Intelligence
26
mengatakan, “ Intelligence is what you use when you don’t know what to do
(Kecerdasan adalah apa yang kita gunakan pada saat kita tidak tahu apa yang
harus dilakukan).” Sehingga menurut Calvin, Seseorang dikatakan smart jika
ia terampil dalam menemukan jawaban yang benar untuk masalah pilihan
hidup. “If you’re good at finding to right answers to life’s multiple-choice
question, you’re smart,” tulis Calvin. Calvin juga menegaskan, “your
intelligent mental life is a fluctuating view of your inner and outer worlds
(kecerdasan kehidupan mentalmu adalah sebuah pandangan turun-naik
(fluktuasi) dari dunia dalam dan luar kita)”. Dengan begitu, tegas
Calvin,“..Intelligence is a process, not a place (Kecerdasan adalah sebuah
proses, bukan sebuah tempat). Dengan kata lain kecerdasan menurutnya
adalah sebuah cara yang melibatkan banyak daerah otak.32
Menurut Adi W. Gunawan dalam bukunya, Genius Learning, definisi
kata cerdas atau intellegence adalah sebagai berikut:33
a. Kemampuan untuk mempelajari atau mengerti dari pengalaman,
kemampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan pengetahuan serta
mental.
b. Kemampuan untuk memberikan respon secara cepat dan berhasil pada
situasi yang baru dan kemanapun untuk menggunakan nalar dalam
32 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 : Kritik MI,EI,SQ,AQ, dan Successful Intelligence
atas IQ, Ibid, h.83
33 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan
27
memecahkan masalah.
c. Kemampuan untuk mempelajari fakta-fakta dan keahlian-keahlian serta
mampu menerapkan apa yang telah dipelajari, khususnya bila
kemampuan itu berhasil dikembangkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah
kemampuan untuk mengetahui, mempelajari, menganalisis sebuah keadaan
dan menggunakan nalar untuk mengambil sebuah jalan atau solusi alternatif
bagi keadaan yang dihadapinya.
Adapun mengenai makna kata spirit atau spiritual, Tony Buzan
menjelaskan bahwa konsep keseluruhan tentang sprit berasal dari bahasa latin
yang berarti napas. Dalam dunia modern, kata itu merujuk ke energi hidup
dan ke sesuatu dalam diri kita yang bukan fisik, termasuk emosi dan karakter.
Hal ini mencakup kualitas-kualitas vital seperti energi, semangat, keberanian
dan tekad. Jadi menurut Buzan, kecerdasan spiritual terkait dengan cara
menumbuhkan dan mengembangkan kualitas-kualitas tersebut. 34
Masih mengenai kecerdasan, Danah Zohar dan Ian Marshall, dalam
bukunya SQ: Spiritual Intelligence, menegaskan bahwa kecerdasan itu
beragam. Menurutnya ada tiga ragam kecerdasan yaitu IQ (Intelligence
34 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 : Kritik MI,EI,SQ,AQ, dan Successful Intelligence
28
Quotient), EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient).35 IQ adalah
jenis kecerdasan yang digunakan untuk memecahkan masalah logika dan
strategis, sementara EQ adalah jenis kecerdasan yang memberi rasa empati,
cinta, motivasi dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau
kegembiraan secara tepat. Adapun SQ adalah jenis kecerdasan yang memberi
kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahaman sampai pada
batasnya kemampuan yang digunakan untuk bergulat dengan ikhwal baik dan
jahat, untuk membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk
bermimpi, brercita-cita dan mengangkat diri dari kerendahan.36
Sekian lama, memang Intelligence Quotient (IQ) telah memonopoli teori
kecerdasan. Kecerdasan seseorang hanya diukur lewat hasil tes inteligensi
yang logis-matematis, kuantitatif dan linear. Akibatnya, sisi-sisi kecerdasan
manusia yang lainnya terabaikan.
Sejalan dengan perkembangan dan hasil dari berbagai riset ilmiah di
bidang yang terkait dengan teori kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan
IQ bukanlah segala-galanya. Bahkan menurut Daniel Goleman, banyak hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa kesuksesan hidup itu lebih ditentukan
oleh kecerdasan emosional dari pada kecerdasan IQ. Berikut ini adalah
35 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 : Kritik MI,EI,SQ,AQ, dan Successful Intelligence
atas IQ, Ibid, h.82
36 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 : Kritik MI,EI,SQ,AQ, dan Successful Intelligence
29
kutipan dari pernyataan Goleman:37
“ Para ahli psikologi sepakat bahwa IQ hanya menyumbang 20 persen faktor-faktor yang menentukan suatu keberhasilan. 80 persen sisanya berasal dari faktor lain, termasuk apa yang saya namakan kecerdasan emosional.”
Dengan begitu, tes-tes IQ menjadi sangat tidak memadai lagi bagi upaya
pengukuran kecerdasan. Seperti halnya yang disampaikan oleh Dr. Sternberg
sebagai berikut:38
“ Tes sesungguhnya bukan pada seberapa banyak kecerdasan yang anda miliki dalam otak anda. Akan tetapi bagaimana anda menggunakan kecerdasan yang harus anda buat menjadi dunia yang lebih baik dari diri anda sendiri dan orang lain. Jadi kecerdasan bukanlah yang anda miliki. Kecerdasan lebih merupakan sesuatu yang anda gunakan.”
Lebih lanjut, Zohar dan Marshall mengemukakan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan
persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku
dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah kecerdasan yang diperlukan untuk
memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan
37 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 : Kritik MI,EI,SQ,AQ, dan Successful Intelligence
atas IQ, Ibid, h.159
38 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 : Kritik MI,EI,SQ,AQ, dan Successful Intelligence
30
tertinggi.39
Kepandaian dan kesuksesan yang dapat diraih oleh seseorang seakan
menjadi tidak berarti bila seseorang dalam hidupnya tidak bisa merasakan
kebahagiaan. Di sinilah sesungguhnya posisi kecerdasan spiritual dinilai
sebagai kecerdasan tertinggi bila dibandingkan dengan kecerdasan yang
lainnya karena terkait erat dengan kemampuan memaknai segala sesuatu dan
merupakan jalan untuk bisa merasakan sebuah kebahagiaan40
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi dan memecahkan
persoalan dalam dimensi makna dan nilai, sehingga orang tersebut dapat
menempatkan perilaku dan hidupnya dalam kebermaknaan dan lebih mudah
meraih kebahagiaan.
2. Urgensi Kecerdasan Spiritual
Saat ini bisa dikatan zamannya krisis spiritual, dimana manusia berada
dalam budaya yang secara spiritual sangat memprihatinkan. Hal ini ditandai
oleh materialisme, kelayakan, egoisme diri yang sempit, kehilangan makna
dan komitmen. Kekeringan spiritual terjadi tidak lain karena selama ini lebih
mengedepankan kecerdasan akademis/ IQ, dan diabaikannya
kecerdasan-kecerdasan lainnya yang lebih penting, seperti kecerdasan-kecerdasan emosional (EQ)
39 M.Furqon Hidayatullah, Membangun Insan Berkarakter Kuat Dan Cerdas, (Surakarta: Yuma
Pustaka, 2009), h. 207.
31
dan kecerdasan spiritual (SQ).41
Ketika seseorang kehilangan spiritualitas dalam dirinya maka persoalan
kejiwaan seperti cemas, kebingungan, kehilangan orientasi, hidup terasa
hampa, stres, bahkan putus asa akan lebih mudah terjadi. Padahal telah
diketahui bahwa apabila persoalan kejiwaan sebagaimana tersebut telah
terjadi, biasanya segera berdampak pada serentetan penyakit seperti
hipertensi, jnatung, dan stroke.42 Oleh sebab itu dalam menghadapi persoalan
kehidupan yang semakin hari kian kompleks, dibutuhkan kecerdasan spiritual
yang baik agar seseorang dapat melaluinya. tanpa adanya kecerdasan spiritual
yang baik dalam diri manusia maka ia akan mudah menyerah, cemas,
tergesa-gesa, tidak sanggup menghadapi kenyataan diluar dugaannya,
kehilangan semangat bahkan melakukan segala macam cara dan tidak peduli
apakah dapat merugikan dirinya sendiri atau bahkan orang lain.43
Seseorang dinilai mempunyai kecerdasan spiritual apabila ia mampu
memberikan makna dalam lehidupan. Kecerdasan spiritual erat kaitannya
dengan kejiwaan. Demikian pula dengan kegiatan ritual keagamaan atau
ibadah. Keduanya bersingggungan erat dengan jiwa atau batin seseorang.
Apabila jiwa atau batin seseorang mengalami pencerahan, sangat mudah
41 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 : Kritik MI,EI,SQ,AQ, dan Successful Intelligence
atas IQ, Ibid, h.232
32
baginya mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.44
Menurut Taufik urgensi kecerdasan spiritual bagi kehidupan manusia
yaitu:45
a. SQ menjadikan manusia kuat di ujung kegundahan, orang yang cerdas
secara spiritual dapat membelokkan pandangan tentang kegagalan
sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesan
b. SQ menjadikan diri dapat menyatukan perbedaan secara pribadi
dengan orang lain, kelompok, bahkan dalam konteks agama, sehingga
seseorang lebih respect other atau dapat menghargai orang lain
c. SQ membantu manusia keluar dari permasalahan hidup karena dengan
kecerdasan ini manusia dapat membaca dan memahami secara intuitif
mengapa Allah memberikan dia cobaan, sehingga ketika manusia
mendapatkan masalah dia tidak terpuruk karena dia tahu bahwa
permasalahan tersebut merupkan ujian sebagai bentuk kecintaan
Tuhan kepadanya.
d. SQ mampu membantu manusia keluar dari blenggu “egoisme” yang
merupakan suatu kekeliruan yang menyebabkan kita lebih
mementingkan diri sendiri dari pada orang lain
e. SQ bukanlah suatu agama akan tetapi dengan SQ dapat membantu
44 Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak, Ibid. h.57 45 Taufik Nasution, Ahmad. Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asmaul Khusna. (Jakarta :
33
manusai untuk meyakini lebih dalam terhadap keyakinan agama yang
dianutnya
f. SQ membuat manusia selalu berfikir positif
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual
(SQ) sangat penting untuk dikembangkan karena SQ dapat mengoptimalkan
kecerdasan intelektual, dan emosional, sehingga SQ disebut sebagai Unitive
Intelligence (kecerdasan yang menyatuan). Selain itu SQ juga dapat membuat
seseorang menjadi kreatif, luwes, berwawasan luas, atau spontan secara kreatif
untuk berhadapan dengan masalah eksistensial yaitu saat secara pribadi
seseorang merasa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran, dan problem
masa lalu akibat penyakit atau kesedihan. Dengan demikian untuk menanamkan
nilai spiritual dalam diri manusia yang terpenting bukan hanya pengetahuan
seseorang terhadap suatu permasalahan tetapi bagaiman seseorang dapat
memahami dan menyikapi masalah dengan baik
C. Periode Pranatal
1. Pengertian Periode Pranatal
Periode adalah masa atau waktu dan Prenatal, secara etimologi berasal
34
adalah sebelum kelahiran.46 Sedangkan pengertian periode pranatal menurut
para ahli adalah sebagai berikut:47
a. Drs. Agoes Dariyo, Psi
Masa perkembangan pre-natal adalah masa pertumbuhan dan
perkembangan calon makhluk hidup yang berada di dalam rahim calon
seorang ibu.
b. Elisabeth B. Hurlock
Masa pre-natal adalah masa konsepsi atau pertumbuhan, masa
pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan, dan perkembangan
individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu dan spermazoa pada
ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada perempuan
terjadilah konsepsi atau pembuahan, perkembangan pokok pada masa
ini ialah perkembangan fisiologis berupa pembentukan struktur tubuh.
c. William Sallenbach
Periode pranatal atau pralahir merupakan masa kritis bagi
perkembangan fisik, emosi dan mental bayi. Ini adalah suatu masa di
mana kedekatan hubungan antara bayi dan orangtua mulai terbentuk
46 http://kbbi.web.id/prenatal Di akses pada 7 Mei 2016
47 Dari Artikel dalam internet, lihat di
35
dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang terutama berkaitan
dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa periode pranatal
merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan
manusia. Proses pertumbuhan dan perkembangannya dimulai sejak
terjadinya konsepsi, yakni pertemuan antara sperma dan sel telur (ovum)
yang akan menghasilkan benih manusia (zygote) yang kemudian
berkembang menjadi organism atau janin (embrio) sebagai calon manusia
yang dikenal sebagai fetus (bayi dalam kandungan) yang selama periode ini
bayi tidak hanya mengalami perkembangan fisik, tetapi juga emosi dan
mental.
Meskipun periode Pranatal merupakan periode yang paling singkat
dari seluruh periode perkembangan, namun dalam banyak hal periode ini
penting dan atau bahkan yang terpenting dari semua periode. Adapun
ciri-ciri penting pada periode pranatal adalah sebagai berikut:48
a. Pada saat ini sifat-sifat bauran yang berfungsi sebagai dasar bagi
perkembangan selanjutnya diturunkan sekali untuk selamanya.
Sementara itu kondisi-kondiai yang baik atau tidak baik, sebelum atau
sesudah kelahiran sampai tingkat tertentu dapat atau mungkin
48 Jr. Alexander J. Burke, Developmental Psycologi, Terj. Istiwidayati dan Soedjarwo, (PT.
36
mempengaruhi sifat fisik dan psikologis yang membentuk
sifat-sifat bawaan ini, perubahan –perubahan yang terjadi bersifat-sifat kuantitatif
dan bukan kualitatif
b. Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang
perkembangan sifat bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat
menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu pola
perkembangan yang akan datang.
c. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat
pembuahan.
d. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi
selama periode pranatal dibandingkan dengan periode-periode lain
dalam seluruh kehidupan individu. Selama sembilan bulan sebelum
kelahiran, in dividu tumbuh dari sel kecil yang tampak oleh mikroskop
menjadi bayi yang panjangnya sekitar dua puluh inci dan beratnya
rata-rata 7 pon. Diperkirakan bahwa selama masa itu berat badan bertambah
sebelas juta kali.
e. Periode paranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya,
baik fisik maupun psikologis. Meskipun tidak bisa diklaim bahwa
periode ini merupakan periode yang paling berbahaya dalam seluruh
rentang kehidupan tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa
37
dapat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat
mengakhiri suatu perkembangan.
f. Periode pranatal merupakan saat dimana orang-orang yang
berkepentingan membentuk sikap-sikap pada diri individu yang baru
diciptakan. Sikap-sikap ini akan sangat mempengaruhi cara bagaimana
individu-individu ini diperlakukan, terutama selama tahun-tahun
pertama pembentukan kepribadian.
Secara singkat ciri-ciri periode pranatal yang telah dijelaskan diatas
dapat disimpulkan bahwa periode ini adalah saat dimana sifat bawaan dan
jenis kelamin individu ditentukan. Dimana kondisi-kondisi dalam tubuh ibu
dapat mendorong atau mengganggu pola perkembangan pranatal, dimana
pertumbuhan dan perkembangan secara proporsional lebih besar dari pada
periode-periode lainnya, dimana terdapat banyak bahaya fisik maupun
psikologis, dan saat dimana orang tua bisa memberikan stimulasi untuk
membentuk sikap kepada individu yang baru tercipta.
2. Tahap-Tahap Perkembangan periode pranatal
Periode pranatal berlangsung kira-kira 266 hari, mulai dari fertilisasi
atau pembuahan dan berakhir dengan kelahiran. Mengenai tahap-tahap
perkembangan janin dalam kandungan, ahli psikologi membaginya menjadi
38
a. Tahap germinal, sering disebut dengan periode zigot, ovum atau periode
nuthfah, periode awal manusia. Periode ini berlangsung kirakira 2
minggu pertama dari kehidupan, sejak terjadinya pertemuan antara sel
sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang dinamakan
dengan “pembuahan” (fertilization). Perkembangan pada periode ini
meliputi pembentukan telur yang dibuahi (zigot), pembelahan sel, dan
melekatnya zigot pada dinding rahim.
b. Tahap embrio (embriyonic stage), dalam psikologi islam disebut dengan
tahap “alaqah”, yaitu segumpal darah yang semakin membeku. Tahap
embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan.
Selama periode embrionik, angka pembelahan sel meningkat, sistem
pendukung terbentuk, dan organ-organ muncul.
c. Tahap janin (fetus stage), periode ketiga dari perkembangan masa
Pranatal disebut dengan periode fetus atau periode janin, yang dalam
psikologi islam disebut periode mudhghah. Periode ini dimulai dari usia
9 minggu sampai lahir.49
Secara umum periodesasi tumbuh kembang janin dalam kandungan
dihitung dengan metode skala trimester atau per tiga bulan dan setiap
bulannya dihitung selama empat minggu. Jadi total usia masa kehamilan
39
yang masuk kategori sempurna adalah selama 40 minggu.50 Masa kehamilan
ini dibagi menjadi tiga, yaitu trimester I, II, dan III. Pembagian tiga trimester
ini tidak sama dengan tiga periode prakelahiran yang telah dijelaskan diatas.
Periode germinal dan embrionik terjadi pada trimester pertama, sedangkan
periode fetal dimulai pada akhir trimester pertama dan berlanjut melalui
trimester kedua dan ketiga.
Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai tahap perkembangan
janin dalam rahim seorang ibu. 51
a. Tahap Perkembangan Kehamilan : Trimester Pertama
Banyak perubahan fisik yang akan dialami oleh ibu selama
trimester pertama (tiga bulan pertama kehamilan). Periode ini
merupakan waktu pembentukan sekaligus perkembangan pesat dari
semua sistem dan organ tubuh bayi (organogenesis).
1) Minggu 1-2 : Tahap Persiapan Kehamilan
Usia janin dihitung berdasarkan hari pertama menstruasi
terakhir. Hal ini dilakukan karena sulitnya memastikan kapan
tepatnya seorang ibu mengalami ovulasi dan kapan sel sperma
membuahi sel telur tersebut. Begitu masa haid berakhir, lapisan
50 Bunda Novi, Mencetak Anak Genius Sejak Dalam Kandungan, (Yogyakarta: DIVA
Press,2015), cet. Ke-1, h. 55
51 Dari Artikel dalam Internet: Mengoptimalkan Kecerdasan Anak. Lihat di
40
endometrium rahim menebal untuk mempersiapkan sel telur yang
akan dibuahi. Sel telur matang akan bergerak dari indung telur ke
saluran tuba, kemudian sperma menempel ke dalam inti ovum
2) Minggu 3-5 : Tahap awal kehamilan
Ketika kehamilan sudah terhitung 3 minggu, maka usia
embrio telah mencapai 1 minggu. Hasil utama dari pembuahan
adalah kombinasi materi genetik orangtua, penentuan jenis kelamin,
dan dimulainya pembelahan zigot. Di dalam rahim zigot akan
berkembang dan melekat ke dinding rahim, inilah yang disebut
kehamilan. Ketika mencapai minggu ke-5 embrio memiliki ukuran
sebesar biji apel, sementara kerangkanya mulai terbentuk.
Ibu hamil biasanya mulai merasakan sakit khususnya di pagi
hari tetepi beberapa wanita mengalaminya pada minggu ke-5 atau
bahkan sebelumnya. Menjaga asupan makanan dan olahraga
merupakan salah satu cara untuk mengurai rasa sakit tersebut.
3) Minggu 6-9 : Embrio menjadi janin
Pada minggu ke-6 embrio terlihat seperti kecebong, dengan
kepala yang lebih besar dan memiliki ekor. Bentuk luar dari embrio
juga berkembang pesat. Mata, telinga, dan hidung mulai terbentuk
41
pankreas, paru-paru, dan jantung. Ketika mencapai minggu ke-7
jantung dan otak sudah terbentuk dengan lengkap.
Pada minggu ke-8 kehamilan, embrio sudah menjadi janin
dengan panjang sekitar 25-30 mm. Pada usia ini lengan dan kaki
sudah terbagi menjadi komponen paha, kaki, tangan, lengan, bahu
dan jari-jari. Sejatinya, pada akhir minggu ke-8 tanpa disadari janin
sudah mempunyai refleks dan bisa bergerak spontan namun ibu
masih belum dapat merasakannya. Pergerakan janin sudah dapat
dideteksi dengan USG pada minggu ke-9. Pada usia ini, perut dan
rongga dada sudah terpisah sementara otot mata dan bibir atas sudah
mulai terbentuk. Selain itu, jantung sudah memiliki empat ruang.
4) Minggu 10-12 : Tahap penyempurnaan organ janin
Tahap kritis gangguan atau kecacatan pada janin sudah
terlewat. Sekarang memasuki tahap pembesaran, pemanjangan, dan
penyempurnaan. Ciri-ciri perkembangan pada rentang minggu ini
adalah sebagai berikut:
a) Perkembangan terbesar adalah refleks janin. Ibu jari janin akan
mulai menekuk, janin bisa mengedipkan mata, dan mulut janin
akan mulai menghisap dan menelan air ketuban, hidung juga
42
b) Otak embrio akan membentuk 250.000 sel saraf baru setiap
menitnya.
c) Detak jantung janin sudah mulai dapat terdeteksi oleh suatu alat
yang bernama Doppler. Kemungkinan keguguran janin akan
menurun setelah minggu ke-10.
d) Plasenta sudah berfungsi mengatur hormonal embrio. Karena
itu, gejala mual pada ibu mulai menurun.
e) Janin semakin banyak bergerak dan menggeliat seiring
perkembangan tubuhnya yang makin sempurna.
f) Pada akhir minggu ke-10, bentuk janin sebagai manusia
sempurna sudah bisa dilihat melalui alat ultrasonografi (USG).
b. Tahap Perkembangan Kehamilan : Trimester Kedua
Di akhir trimester pertama rasa mual dan lemas akan berangsur
hilang. Perut ibu sudah mulai membesar, dan ibu sudah bisa merasakan
gerakan janin. Janin pun sudah mulai merespon rangsang suara dan
cahaya.
Berikut adalah tahap perkembangan kehamilan trimester kedua
yaitu minggu ke-13 hingga minggu ke-26
1) Minggu 13-16 : Lihat jenis kelamin janin
Plasenta sudah berkembang sempurna dan memberikan
43
memproduksi hormon progesteron dan estrogen untuk menjaga
kehamilan.
a) Janin mulai belajar membuat ekspresi, bahkan menghisap
jempolnya. Berkat impuls atau rangsangan dari otaknya, otot
wajah janin sudah dapat bekerja menghasilkan berbagai macam
ekspresi wajah.
b) Hati janin akan mulai membentuk cairan empedu, pankreas
mulai menghasilkan insulin, dan limpa janin sudah membantu
menghasilkan sel darah merah.
c) Aktivitas janin adalah berlatih, berlatih untuk bernapas,
menghisap, dan menelan, bahkan tersedak agar fungsi sistim
tersebut sempurna. Janin mencoba memindahkan cairan
ketuban lewat hidung dan saluran pernapasan atas untuk
membantu perkembangan kantung udara primitif di
paru-parunya.
d) Rambut halus yang disebut dengan lanugo akan meliputi
seluruh tubuh janin. Lanugo berfungsi untuk menjaga
temperatur tubuh janin untuk menggantikan peran lemak tubuh,
janin pun masih terlihat kurus.
44
2) Minggu 17-21 : Organ janin hampir sempurna
Janin mulai mengonsentrasikan untuk peningkatan berat
badan, organnya hampir sempurna.
a) Sistim persarafan janin mencapai tahap pematangan. Mielin
mulai menyelubungi lapisan saraf dan proses ini masih akan
terus berlanjut sampai 1 tahun setelah bayi dilahirkan. Mielin
sendiri berfungsi sebagai penghubung antara sel saraf dan
membangun suatu jaringan saraf yang kompleks.
b) Perkembangan sensorik dari janin semakin bertambah. Otak
janin akan mengembangkan area untuk penciuman, perasa,
pendengaran, penglihatan, dan sensasi raba.
c) Tulang janin berubah dari kartilage (tulang rawan) menjadi
tulang keras.
d) Pertumbuhan tulang di telinga tengah dan saraf pendengaran
menjadikan janin dapat mendengar suara, seperti suara detak
jantung dan aliran darah ibu melalui tali pusat.
e) Lemak coklat janin untuk menjaga kehangatan tubuh bayi
mulai terbentuk dan akan berakumulasi sampai akhir
kehamilan.
f) Lapisan menyerupai lilin berwarma putih dan berminyak, yang
45
terbentuk di seluruh kulit janin. Verniks berfungsi melindungi
kulit janin dari cairan amnion. Tanpa verniks, kulit bayi akan
terlihat keriput saat lahir.
g) Kulit janin semakin tebal, terdiri atas lapisan epidermis, dermis,
dan lapisan subkutis.
h) Saluran pencernaan janin mulai berfungsi.
3) Minggu 22-26 : Miniatur bayi cukup bulan
Janin semakin gemuk dan beratnya terus bertambah sekitar 6
ons setiap minggu.
a) Gelombang otak janin sudah mengaktivasi sistim auditori dan
visual sehingga mata janin dapat merespon datangnya cahaya
dan telinganya dapat merespon suara. Mulailah berbicara
dengan janin.
b) Aliran darah di paru janin mulai berkembang untuk
mempersiapkan fungsi pernapasan.
c) Kepala masih berukuran besar.
d) Rambut janin mulai tumbuh dan kulit janin berwarna
kemerahan, karena pertumbuhan pembuluh darah kecil atau
kapiler di bawah kulit yang terisi dengan darah.
e) Pembuluh darah paru juga akan berkembang yang merupakan
46
lain yang juga sudah berkembang adalah lubang hidung janin
yang mulai terbuka, memberikan kesempatan janin untuk
berlatih bernapas.
c. Tahap Perkembangan Kehamilan: Trimester Ketiga
Trimester ini adalah trimester terakhir dari kehamilan. Janin
berada di dalam tahap penyempurnaan dan akan semakin bertambah
besar sampai memenuhi seluruh rongga rahim. Cairan ketuban mencapai
level terbanyak pada trimester ini dan akan memiliki jumlah yang tetap
sampai saat melahirkan tiba.
1) Minggu 27-31 : Perkembangan otak dan organ terus berlanjut
Pertumbuhan janin mulai melambat, namun perkembanganan
organnya terus berlanjut :
a) Otak janin berkembang sangat progres