INTISARI
Keadaan lingkungan perkotaan menjadi berkembang secara ekonomi, namun menurun secara ekologi. Padahal keseimbangan lingkungan perkotaan secara ekologi sama pentingnya dengan perkembangan nilai ekonomi kawasan perkotaan. Kondisi demikian menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem perkotaan, yang berupa meningkatnya suhu udara, pencemaran udara (seperti meningkatnya kadar debu, belerang, ozon, karbonmonoksida, karbondioksida, dan nitrogenoksida), menurunnya air tanah, banjir, dan meningkatnya kandungan logam berat dalam air tanah.
Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, tanaman, hewan dan manusia. Partikel-partikel tersebut sangat merugikan kesehatan manusia. Keadaan tersebut menyebabkan hubungan masyarakat perkotaan dengan lingkungannya tidak harmonis. Menyadari ketidakharmonisan tersebut dan mempertimbangkan dampak negatif yang akan terjadi, maka harus ada usaha-usaha untuk menata dan memperbaiki lingkungan melalui hutan kota.
Hutan kota merupakan pendekatan dan penerapan salah satu atau beberapa fungsi hutan dalam kelompok vegetasi di perkotaan untuk mencapai tujuan proteksi, rekreasi, estetika, dan kegunaan fungsi lainnya bagi kepentingan masyarakat perkotaan. Untuk itu, hutan kota tidak hanya berarti hutan yang berada di kota, tetapi dapat pula berarti bahwa hutan kota dapat tersusun dari komponen hutan, dan kelompok vegetasi lainnya yang berada di kota, seperti taman kota, jalur hijau, serta kebun, dan pekarangan.
Berekreasi di alam bebas sudah merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan yang dalam kesehariannya sudah penuh dengan ketegangan dan kebisingan. Hutan kota merupakan salah satu tempat untuk melepas ketegangan dan stres, sehingga memperoleh kesegaran, baik jasmani maupun rohani dari udara segar yang dapat kita hirup, yang di hasilkan oleh hutan kota itu sendiri. Dimana gas yang sangat bermanfaat dalam ssstem respirasi manusia itu tidak lain adalah oksigen ( O2). Maka dari itu, melalui
karya tulis inilah akan diulas terkait dengan polusi udara, dan upaya pencegahannya dengan membudidayakan pohon Trembesi sebagai tumbuhan penyerap gas karbondioksida terbanyak (CO2), sehingga mampu untuk
menciptakan kota yang bersih dan hijau.