1
PSAK 70
ASET DAN LIABILITAS YANG
TIMBUL
2
Agenda
2
Latar Belakang
1.
Isi Standar
2.
Dasar Kesimpulan
3.
Ilustrasi
3
Ringkasan PSAK 70
3
• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, mengakui aset atau liabilitas
tax amnesty sesuai dengan ketentuan PSAK 25 koreksi kesalahan sebagai konsekuensinya, sehingga akan dilakukan koreksi atas saldo laba.
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan liabilitas
sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan Pajak tambahan modal disetor.
Pencatatan awal atas aset atau liabilitas dari Pengampunan Pajak
• Mengikuti PSAK yang berlaku atau meneruskan penggunakan pengukuran
yang telah dilakukan.
• Jika dilakukan pengukuran kembali maka perbedaan nilai akan dilaporkan
dalam tambahan modal disetor.
4
Tujuan
Tujuan
•
Mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang
timbul dari pengampunan pajak sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak
(“UU Pengampunan Pajak”).
4
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang
tidak material
5
Ruang Lingkup
•
Dalam laporan keuangannya jika entitas mengakui aset
(liabilitas) yang timbul dari pengampunan pajak.
•
Persyaratan dalam pernyataan diterapkan jika entitas
mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak dalam
laporan keuangan.
•
Pernyataan ini dapat diterapkan oleh entitas yang
menggunakan SAK ETAP.
6
Definisi
• Aset pengampunan pajak adalah aset yang timbul dari pengampunan
pajak berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak.
• Biaya perolehan aset pengampunan pajak adalah nilai aset
berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak.
• Lliabilitas pengampunan pajak adalah liabilitas yang berkaitan
langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak.
• Pengampunan pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya
terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap aset dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam UU
Pengampunan Pajak.
7
Definisi
• Surat Keterangan Pengampunan Pajak (Surat Keterangan) adalah surat
yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan sebagai bukti pemberian pengampunan pajak. Dalam hal dalam jangka waktu 10 hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya Surat Pernyataan Harta untuk
Pengampunan Pajak, Menteri Keuangan atau pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri Keuangan belum menerbitkan Surat Keterangan, maka
Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak dianggap sebagai Surat Keterangan.
• Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak (Surat Pernyataan
Harta) adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk
mengungkapkan aset, liabilitas, nilai aset neto, serta penghitungan dan pembayaran uang tebusan.
• Uang tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas negara untuk
mendapatkan pengampunan pajak.
8
Kebijakan Akuntansi
8
•
PSAK yang berlaku
PSAK 25
par 6
•
Ketentuan Khusus diatur dalam par 10-23.
•
Penerapan opsi kebijakan akuntansi dilakukan
secara konsisten untuk seluruh aset dan liabilitas
pengampunan pajak yang diakui
9
Pengakuan
9
•
Entitas mengakui aset dan liabilitas pengampunan
pajak, jika pengakuan atas aset dan liabilitas
tersebut disyaratkan oleh SAK.
•
Entitas tidak mengakui suatu item sebagai aset dan
liabilitas, jika SAK tidak memperkenankan
pengakuan item tersebut.
10
PSAK yang Berlaku
• Pada saat diterbitkannya Surat Keterangan, entitas dalam laporan posisi
keuangannya:
– mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak jika pengakuan atas aset atau
liabilitas tersebut disyaratkan oleh SAK;
– tidak mengakui suatu item sebagai aset dan liabilitas jika SAK tidak memperkenankan pengakuan item tersebut; dan
– mengukur, menyajikan, serta mengungkapkan aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan SAK.
• Konsekuensinya dampak pengakuan aset tersebut akan diakui sebagai
koreksi di periode sebelumnya, sehingga harus diakui dalam saldo laba dan laporan keuangan disajikan kembali sesuai PSAK 25 Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan paragraf 41–53
10
11
Ketentuan Khusus
• Aset pengampunan pajak diukur sebesar biaya perolehan aset
pengampunan. Biaya perolehan aset pengampunan pajak merupakan
deemed cost yang menjadi dasar bagi entitas dalam melakukan pengukuran setelah pengakuan awal.
• Liabilitas pengampunan pajak diukur sebesar kewajiban kontraktual untuk
menyerahkan kas atau setara kas untuk menyelesaikan kewajiban yang berkaitan langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak.
• Selisih selisih antara aset pengampunan pajak dan liabilitas pengampunan
pajak diakui dalam pos tambahan modal disetor di ekuitas. Jumlah tersebut tidak dapat diakui sebagai sebagai laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba.
• Tebusan yang dibayarkan diakui dalam laba rugi pada periode Surat
Keterangan disampaikan.
12
Ketentuan Khusus
•
Entitas melakukan penyesuaian atas saldo klaim, aset pajak
tangguhan dan provisi dalam laba rugi pada peride Surat
Keterangan disampaikan sesuai UU Pengampunan Pajak
sebagai akibat hilangnya hak yang telah diakui sebagai klaim
atas kelebihan pembayaran pajak, atas aset pajak tangguhan
atas akumulai rugi pajak belum dikompensasi, dan provisi
pajak seelum menerapkan Pernyataan ini.
13
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
•
Pengukuran setelah pengakuan awal aset dan liabilitas
pengampunan pajak mengacu pada SAK yang relevan, namun
tidak terbatas pada:
– Properti investasi (PSAK 13) – Persediaan (PSAK 14)
– Investasi pada asosiasi dan ventura bersama (PSAK 15) – Aset tetap (PSAK 16)
– Aset takberwujud (PSAK 19) – Instrumen keuangan (PSAK 55)
14
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
•
Entitas diperkenankan tetapi tidak disyaratkan untuk
mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan pajak
berdasarkan nilai wajar sesuai SAK pada tanggal Surat
Keterangan.
–
Selisih pengukuran kembali antara nilai wajar pada tanggal
surat ekterangan dengan biaya perolehan aset dan
liabilitas pengampunan yang telah diakui sebelumnya
disesuaikan dalam saldo tamahan modal disetor.
–
Nilai hasil pengukuran kembali menjadi dasar baru bagi
entitas dalam menerapkan ketentuan pengukuran setelah
pengakuan awal.
15
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika pengampunan pajak mengakibatkan entitas memperoleh
pengendalian sesuai PSAK 65 selama periode pengukuran kembali, maka entitas disyaratkan mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan pada tanggal surat keterangan.
• Periode pengukuran kembali dimulai setelah tanggal Surat Keterangan
sampa dengan 31 Des 2017.
• Jika investee bukan entitas sepengendali menerapkan PSAK 22 dan jika
entitas sepengendali menerapkan PSAK 38.
• Dari tanggal surat keterangan sampai sebelum menerapkan prosedur
konsolidasi, entitas disyaratkan mengukur investasi pada anak dengan menggunakan metode biaya.
• Selisih pengukuran kembali antara nilai wajar pada Surat Keterangan
dengan nilai yang telah diakui sebelumnya disesuikan dalam saldo tambahan modal disetor.
16
Penghentian Pengakuan
•
Entitas menerapkan kriteria penghentian pengakuan atas
masing-masing aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai
dengan ketentuan dalam SAK untuk masing-masing jenis aset
dan liabilitas tersebut.
17
Penyajian
• Aset dan liabilitas pengampunan pajak disajikan secara terpisah dari aset
dan liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan, jika memilih kebijakan khusus dan tidak melakukan pengukuran kembali.
• Menyajikan sesuai klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas
jangka pendek dan panjang , jika tidak dapat melakukan pemisahan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dan liabilitas jangka panjang
• Entitas mereklasifikasi aset dan liabilitas pengampunan pajak sebelumnya
sesuai par 19, ke dalam pos aset dan liabilitas serupa ketika:
– Entitas mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan pajak – Entitas memperoleh pengendalian
• Entitas menyajikan kembali laporan keuangan terdekat sebelumnya jika
tanggal laporan keuangan adalah setelah tanggal Surat Keterangan
• Tidak melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pengampunan
pajak.
18
Pengungkapan
•
Tanggal Surat Keterangan
•
Jumlah yang diakui sebagai aset pengampunan pajak
berdasarkan Surat Keterangan serta jumlah liabilitas
pengampunan pajak.
19
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
•
Entitas menerapkan ketentuan dalam PSAK 25: Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
paragraf 41–53 jika memilih opsi sesuai sesuai PSAK.
•
Entitas menerapkan Pernyataan ini secara prospektif jika
memilih opsi pengakuan khusus. Laporan keuangan untuk
periode sebelum tanggal efektif Pernyataan ini tidak perlu
disajikan kembali.
•
Pernyataan berlaku sejak tanggal pengesahan UU
Pengampunan Pajak.
20
21
Contoh 1
•
Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan
aset pajak berupa:
– tanah 5 miliar
– Bangunan 10 miliar
• Nilai total aset perusahaan 30.000 miliar; penjualan 40.000 miliar dan
ekuitas sebesar 1.500 miliar
• Nilai pengampunan pajak total 15 miliar atau 1% dianggap tidak material
maka entitas tidak menerapkan ketentuan dalam PSAK 70. Entitas mengakui aset tersebut sebagai aset tetap dan mencatatnya sesuai dengan nilai wajar yang dilaporkan.
22
Contoh 2
•
Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan
aset pajak berupa:
– tanah 50 miliar
– Bangunan 100 miliar
• Nilai tersebut material dari keseluruhan aset entitas.
• Diketahui tanah dan bangunan tersebut diperoleh awal tahun 2010
dengan harga 30miliar dan 80miliar. Uang tebusan yang dibayar sebesar 3miliar.
• Beban akan diakui sebesar 3miliar
• Jika mengikuti PSAK 25 maka akan diakui nilai tanah sebesar 30miliar dan
nilai bangunan sebesar 80miliar. Akumulasi depresiasi dihitung sd 2015 (misl 40 tahun) = 80/40 *6= 12. Selisih akan diakui dalam saldo laba. Laporan keuangan tahun 2014 dan 2015 disajikan kembali.
Tanah 30
Bangunan 80
Akumulasi depresiasi 12
Saldo laba 98
23
Contoh 3
• Jika mengambil opsi khusus maka Entitas akan mengakui aset saat terbit
surat keterangan sebesar:
Tanah – Aset TA 50 Bangunan – Aset TA 100
Tambahan modal disetor 150 Beban pengampunan 3
Kas 3
Jika pada Desember 2016 entitas menilai kembali ternyata nilainya 60 dan 120 maka akan dibuat jurnal penyesuaian dan dilakukan reklasifikasi.
Tanah 60
Bangunan 120
Tanah – Aset TA 50 Bangunan – Aset TA 100
Tambahan modal disetor 30
Jika penilaian kembali dilakukan 2017 maka laporan keuangan 2016 disajikan kembali dan dilakukan reklasifikasi.
24
Dasar Kesimpulan
•
UU Pengampunan Pajak mengatur ketentuan perpajakan,
namun tidak mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan
liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak.
•
PSAK 70 mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas
yang timbul dari pengampunan pajak. (DK01)
•
Memberikan opsi pengaturan khsusu dalam hal pengukuran
dan penyajian aset dan liabilitas pengampunan berbeda
dengan PSAK lain (DK02)
25
Dasar Kesimpulan
• Aset dan liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak dapat
dianalogikan dengan kontribusi dari atau distribusi ke pemegang saham.
• Kenaikan atau penurunan aset dan liabilitas tersebut bukan merupakan
penghasilan atau beban entitas selama periode tersebut, sehingga transaksi tersebut diperlakukan sebagai transaksi ekuitas.
• Karena saldo laba mencerminkan jumlah kumulatif kinerja entitas, maka
kenaikan atau penurunan yang timbul dari transaksi ekuitas tidak disajikan dalam saldo laba.
• Dengan pertimbangan tersebut, selisih antara nilai aset dan liabilitas yang
timbul dari pengampunan pajak diakui dalam ekuitas (bukan pada saldo laba) sesuai PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 109.
• Hak atas kelebihan pembayaran pajak dan atas akumulasi rugi yang belum
dikompensasi laba rugi (DK12)
26
26
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/