Sekilas Program RED
Dalam upaya meningkatkan perekonomian daerah, Pemerintah Indonesia memperoleh bantuan teknis dari Pemerintah Jerman melalui Program Pengembangan Ekonomi Daerah (Regional Economic Development/RED). Program RED berfokus pada upscaling
pengalaman yang didapat di wilayah Solo Raya dan diseminasi berkelanjutan dari best practices
di wilayah tersebut ke wilayah lainnya. Kegiatan program RED dilaksanakan melalui kerjasama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) termasuk para
stakeholder dari sektor publik dan swasta, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.
Pendekatan program RED merupakan kombinasi beberapa instrumen di tiga bidang, yaitu:
• Kerjasama antar daerah dan pemasaran wilayah
• Peningkatan iklim usaha bagi sektor swasta • Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah
(UKM)
Pada akhir tahun 2008 proses pemilihan daerah RED kedua telah dilaksanakan. Persyaratan utama pemilihan daerah tersebut adalah daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah daripada Jawa Tengah. Setelah beberapa pertemuan antara BAPPENAS, GTZ dan KADIN dan dengan penuh pertimbangan terhadap seluruh potensi dari masing-masing daerah, maka Kalimantan Barat terpilih sebagai daerah kedua yang akan menerima pedampingan program RED secara menyeluruh.
Pengembangan Ekonomi Lokal dan Wilayah
(Regional Economic Development /RED)
Kerjasama Antar Daerah
Keunikan dari Program RED terlihat jelas pada instrumen-instrumen yang terintegrasi dan inovatif yang diterapkan dalam Kerjasama Antar Daerah yang merupakan payung dari seluruh pendekatan RED. Di Solo Raya perhatian khusus diberikan bagi perkembangan dan diseminasi suatu Strategi Wilayah yang komprehensif. Sebagai hasil dari kerjasama yang intensif antara ketujuh kabupaten/kota di wilayah proyek RED dan Badan Koordinasi Antar Daerah (BKAD), disepakati untuk berkonsentrasi, dalam mempromosikan sektor pariwisata lokal yang memiliki potensi besar
alam pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja.
Passion, Strengh, Heritage” pada tahun 008.
lim Usaha
turan yang saling bertentangan dan tidak jelas.
d
Brand wilayah melalui logo dan slogan yang unik “Solo – The Spirit of Java” memainkan peranan yang penting dalam hal tersebut di atas. Logo dan slogan tersebut merupakan hasil suatu proses keikutsertaan yang intensif, yang menjadi dasar atas penerimaan brand Solo Raya oleh masyarakat umum. Dampak secara tidak langsung dari hal tersebut dapat dilihat di tingkat provinsi: dengan mengikuti kesuksesan
brand Solo Raya dan dukungan dari program RED, maka terbentuklah brand provinsi “Central Java –
2
Ik
Satu cara untuk mengatasi masalah ini dan untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi sektor swasta adalah dengan memfokuskan berbagai usaha untuk memperbaiki kerangka kerja peraturan dan menyederhanakan proses administrasi. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk memperkenalkan Layanan Satu Pintu (One-Stop-Services/ OSS) ke seluruh wilayah di provinsi tersebut. Di samping itu, kabupaten/kota di Solo Raya sepakat untuk melaksanakan Analisis Dampak Regulasi (Regulatory Impact Assessments/ RIA) yang bertujuan untuk memperbaiki peraturan yang menghambat kegiatan ekonomi.
Sebagai tambahan dari instrumen tersebut, Forum Pengembangan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja (FEDEP - Forum for Economic Development and Employment
Promotion) di kabupaten memfasilitasi dialog
antara para stakeholder terkait dari sektor publik dan swasta serta anggota masyarakat lainnya. Forum memberikan masukan dan dorongan yang berharga bagi perkembangan ekonomi lokal. Di Kabupaten Boyolali, sebagai contoh, FEDEP sangat aktif mendukung industri susu lokal dengan memfasilitasi pelatihan-pelatihan
engenai proses perternakan sapi yang baik.
emberdayaan UKM
n Indonesia yang kuat dan ompetitif.
Boyolali, laster rotan di Sukoharjo serta industri
n terbentuknya sebuah wadah agi para pelatih-pelatih CEFE yang berkualitas i Indonesia.
rgit Seibel
ellschaft für narbeit
gional Economic evelopment (RED)
av. B2
40 +62 21 57945740 I. www.red.or.id
ayu Prasati MPS.
velopment
irectorate of Municipal nd Urban Development
4th Floor o. 2
+62 21 2301582 I. www.bappenas.go.id
m
P
Para pengusaha di Indonesia menghadapi sejumlah peraturan yang menghambat kegiatan ekonomi seperti akses pasar, akses keuangan atau bahan mentah. Sebagai tambahan untuk meningkatkan iklim bisnis yang baik, program RED menyadari pentingnya posisi, kinerja dan produktivitas UKM di beberapa sub sektor yang terpilih di seluruh Indonesia. Dengan jumlah total lebih dari 40 juta unit, UKM memerankan peran yang penting sebagai tulang punggung perekonomia
k
Integrasi dari Pendekatan Rantai Nilai (Value
Chain Approach) memungkinkan adanya
penilaian yang terarah untuk perkembangan potensi dan kendala. Pendekatan ini menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas produk dan proses bagi perusahaan-perusahaan di wilayah program RED. Pendekatan tersebut telah diaplikasikan pada klaster susu di
k
pariwisata di seluruh wilayah program.
Elemen inti dari dukungan program RED adalah memfasilitasi pelatihan-pelatihan yang berorientasi pada permintaan untuk meningkatkan daya saing UKM secara menyeluruh dan membantu pembentukan struktur dukungan yang berkelanjutan bagi usaha baru (business start-up). Pelatihan CEFE (Competency-based Economies through Formation of Enterprise) merupakan sebuah paket instrumen, sebuah pendekatan berorientasi pelaksanaan dan metode pembelajaran eksperimental untuk mengembangkan personel dan kompetensi manajemen bisnis pengusaha. Banyak potensi yang menghubungkan CEFE dengan bank-bank komersial dan lembaga keuangan mikro yang memungkinka
b d
Kontak:
Bi
(Team Leader)
Deutsche Ges
Jl. H.R. Rasuna Said K Jakarta 12920 T. +62 21 579457 F.
H
(Direktur)
National De Planning Agency/ BAPPENAS D
a