• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP BRONCHOPNEUMONIA | Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ASKEP BRONCHOPNEUMONIA | Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN BRONCHOPNEUMONIA

A. PENGERTIAN

1. Broncho pneumoni adalah frekuensi komplikasi pulmonari, batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, pernafasan meningkat (Suzanne G Bare, 1993).

2. Broncho pneumonia adalah radang paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru yang ditandai dengan adanya bercak infiltrat ( Whalley and Wong,1996).

3. Broncho pneumonia adalah radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (Silvia Anderson,1994). Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.

disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.

B. ETIOLOGI

Menurut Whaley’s dan Wong (1996: 1400) disebutkan bahwa Streptococus, Menurut Whaley’s dan Wong (1996: 1400) disebutkan bahwa Streptococus, staphylococcus atau basil ektrik sebagai agen penyebab di bawah umur 3 staphylococcus atau basil ektrik sebagai agen penyebab di bawah umur 3 bulan.

bulan.

Selain itu juga dapat disebabkan oleh bakteri : Diplococus Pneumonia, Selain itu juga dapat disebabkan oleh bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus, Haemophilus Influenza, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis. Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.Jamur : Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.

Pneumonia. Aspirasi benda asing.

C. KLASIFIKASI

Klasifikasi berdasarkan etiologi (betz & sawden, 2002) adalah : Klasifikasi berdasarkan etiologi (betz & sawden, 2002) adalah : Pneumonia

(2)

Pneumonia stafilokokus, streptokokus dan pneumokokus merupakan Pneumonia stafilokokus, streptokokus dan pneumokokus merupakan pneumonia yang paling sering ditemukan.

pneumonia yang paling sering ditemukan. Pneumonia Virus

Pneumonia Virus

Virus penyebab adalah virus influensa, adenovirus, rubeola, varisela, Virus penyebab adalah virus influensa, adenovirus, rubeola, varisela, srtomegalovirus manusia, dan virus sinsisium pernapasan.

srtomegalovirus manusia, dan virus sinsisium pernapasan. Pneumonia Mikroplasma

Pneumonia Mikroplasma

Mikroplasma adalah organisme kecil yang dikelilingi oleh membran Mikroplasma adalah organisme kecil yang dikelilingi oleh membran berlapis tiga tanpa sel. Pneumonia mikroplasma paling sering terjadi berlapis tiga tanpa sel. Pneumonia mikroplasma paling sering terjadi pada anak-anak yang sudah besar dan dewasa muda.

pada anak-anak yang sudah besar dan dewasa muda.

Klasifikasi pneumonia berdasarkan anatomi (Hidayat, 2006) menjadi : Klasifikasi pneumonia berdasarkan anatomi (Hidayat, 2006) menjadi :

Pneumonia Lobaris Pneumonia Lobaris

Terjadi pada seluruh/satu bagian lobus paru. Terjadi pada seluruh/satu bagian lobus paru.

Pneumonia Interstisial

Terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh Terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat mukopurulent untuk membentuk bercak konsolidasi dalam

1. Pneumonia BakteriPneumonia Bakteri Rinitis ringan

Napas cepat & dangkal (50-80) Napas cepat & dangkal (50-80) Ekspirasi bersemi

Ekspirasi bersemi

Lebih dari 3 tahun – sakit kepala & kedinginan Lebih dari 3 tahun – sakit kepala & kedinginan Kurang dari 2 tahun – vomitus & diare ringan Kurang dari 2 tahun – vomitus & diare ringan Leukositosis

Leukositosis

Fototorax – pneumonia lobar Fototorax – pneumonia lobar

(3)

2.

2. Pneumonia VirusPneumonia Virus Batuk, rinitis

Batuk, rinitis

Demam ringan, batuk ringan dan malaise sampai demam tinggi, batuk Demam ringan, batuk ringan dan malaise sampai demam tinggi, batuk

hebat dan protasi (kelesuan) hebat dan protasi (kelesuan) Empisema obstruktif

Empisema obstruktif

Hasil foto torax – bronkopneumonia Hasil foto torax – bronkopneumonia Penurunan leukosit

Penurunan leukosit 3.

3. Pneumonia mikroplasmaPneumonia mikroplasma

Awal demam, menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia (nyeri otot) Awal demam, menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia (nyeri otot) Rinitis, sakit tenggorokan

Rinitis, sakit tenggorokan Batuk kering berdarah Batuk kering berdarah

Hasil foto torax – area konsolidas Hasil foto torax – area konsolidas

E.

PATOFISIOLOGI

Bakteri dan virus penyebab terisap ke paru perifer melalui saluran napas Bakteri dan virus penyebab terisap ke paru perifer melalui saluran napas menyebabkan reaksi jaringan berupa edema, sehingga akan mempermudah menyebabkan reaksi jaringan berupa edema, sehingga akan mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami proliferasi dan penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi yaitu terjadinya sel PMN (polimofonuklear) fibrin eritrosit, konsolidasi yaitu terjadinya sel PMN (polimofonuklear) fibrin eritrosit, cairan edema dan kuman alveoli. Kelanjutan proses infeksi berupa deposisi cairan edema dan kuman alveoli. Kelanjutan proses infeksi berupa deposisi fibril dan leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis yang cepat fibril dan leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis yang cepat dilanjutkan stadium resolusi dengan meningkatnya jumlah sel makrofag di dilanjutkan stadium resolusi dengan meningkatnya jumlah sel makrofag di alveoli, degenerasi sel dan menipisnya febrio serta menghilangkan kuman alveoli, degenerasi sel dan menipisnya febrio serta menghilangkan kuman dan debris (Mansjoer, 2000: 966).

dan debris (Mansjoer, 2000: 966).

F. MANIFESTASI KLINIS

Secara umum dapat dibagi menjadi: Secara umum dapat dibagi menjadi:

Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala,

iritabel, gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal. iritabel, gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal. Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipneu, ekspektorasi Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipneu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih, dan sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih, dan sianosis.

sianosis.

(4)

Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronkhi. perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronkhi. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggi di Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggi di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler tepat diatas batas cairan, friction rub, nyeri dada suara napas tubuler tepat diatas batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi bertambah dan berubah karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi meningen tanpa menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi meningen tanpa enflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang enflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.

etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.

Secara laboratorik gambaran darah tepi leukositosis mencapai Secara laboratorik gambaran darah tepi leukositosis mencapai 15.000-40.000/mm³ dengan pergesaran ke kiri. Urin berwarna lebih tua, terdapat 40.000/mm³ dengan pergesaran ke kiri. Urin berwarna lebih tua, terdapat albuminuria ringan karena suhu naik dan sedikit torak hialin. Analisa gas albuminuria ringan karena suhu naik dan sedikit torak hialin. Analisa gas darah arteri menunjukan asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi darah arteri menunjukan asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO2.

CO2.

Foto thorax bronkopneumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau Foto thorax bronkopneumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.

pada satu atau beberapa lobus.

H. PENULARAN

Droplet infection

Makanan & minuman yang terkontaminasi Peralatan pernapasan yang terkontaminasi

Penggunaan peralatan (ex. Alat makan) secara bersama-sama

(5)

I.

PENCEGAHAN

Hindari udara yang lembab

Pastikan kebersihan makanan, diri & lingkungan Tingkatkan daya tahan tubuh & asupan gizi Anjurkan untuk imunisasi lengkap & tepat waktu

J.

PENATALAKSANAAN

Medik Medik

Penisillin 50.000 u/kg BB/hr ditambah dengan klomfenikol 50-70 mg/kg BB/hr atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampisillin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.

Pemberian O2 dan cairan intravena biasanya diperlukan campuran glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah dengan larutan KCl 10mEg/500 ml/botol infus.

Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan analisa hasil gas darah arteri.

Kemotherapi untuk mycroplasma pneumonia, dapat diberikan Eritromicin 4 X 500 mg sehari atau Tetrasiklin 3 – 4 mg sehari. Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan

broncodilator. 2.

2. KeperawatanKeperawatan

Menjaga kelancaran pernapasan Kebutuhan istirahat

Kebutuhan nutrisi dan cairan Mengontrol suhu tubuh

Mencegah komplikasi atau gangguan rasa nyaman dan nyaman Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

(6)

K. KOMPLIKASI

Atelektasis

Atelektasis

Adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru Adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.

merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang. Apabila penumpukan secret akibat berkurangnya daya kembang paru-paru terus terjadi dan penumpukan secret ini menyebabkan obstruksi bronkus intrinsik

Empisema Empisema

Adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.

Terjadi di mulai adanya gangguan pembersihan jalan napas akibat penutupan sputum, peradangan yang menjalar ke bronkhiolus menyebabkan dinding bronkhiolus mulai melubang dan membesar. Abses paru

Abses paru

Adalah pengumpulan pus dalam paru yang meradang.

Di dalam paru-paru berdinding tebal, nanah mengisi rongga yang dibentuk ketika infeksi atau peradangan merusak jaringan paru. Bisul sering merupakan hasil dari bunyi aspirasi radang paru-paru ketika campuran organisme masuk ke dalam paru-paru bisul dapat menyebabkan haemorhagic di dalam paru-paru jika tidak diperlakukan, tetapi atibiotik yang khusus membunuuh bakteri anaerobic dan organisme lain secara cepat dapat mengurangi bahaya.

Infeksi sitemik Infeksi sitemik Endokarditis Endokarditis

Adalah peradangan pada endokardial Meningitis

Meningitis

Adalah infeksi yang menyerang selaput otak

Penyebaran virus haemofillus influenza melalui hematogen ke system saraf sentral. Penyebarannya juga bisa di mulai saat terjadi infeksi saluran pernapasan atau dimana manifestasi klinik meningitis menyerupai pneumonia.

(7)

L. PATHWAY KEPERAWATAN

Sumber : Dongoes, M.E,2000,Rencana Asuhan Keperawatan,EGC,Jakarta. Masuknya kuman kesaluran napas

Penurunan ketepatan difusi gas Endapan fibrin pada

daerah cedera

Kerusakan / gangguan pertukaran

gas Penurunan perfusi O2

Peningkatan jarak yang harus ditempuh O2 & CO2 untuk

berdifusi

Ketidak efektifan bersihan jalan

napas Produksi mucus

meningkat Alveolus terisi sel

darah merah & eksudat/vibrin

Pembengkakan & oedem Kapiler ke alveolar Perpindahan eksudat/plasma

Ke ruang interstidium Peningkatan aliran permeabilitas kapiler

Hepatisasi kelabu Hepatisasi merah

Hipertermi

Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan suplai & kebutuhan O2

Resiko infeksi Vena sektie Vena mengecil

dehidrasi

Resiko kekurangan volume cairan Fagositosis

pada sel

(8)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

BRONCHOPNEUMONIA

A. PENGKAJIAN

1. Wawancara

a Apakah adanya riwayat batuk

b Apakah adanya penurunan napsu makan c Apakah sering mengalami demam

2. Riwayat Kesehatan

a. Adanya riwayat mual dan muntah

b. Riwayat penyakit infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam

c. Anorexia, sukar menelan yang berhubungan dengan imunitas seperti malnutrisi

d. Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernapasan

e. Batuk produktif, pernapasan cuping hidung, pernapasan cepat dan dangkal, gelisah, sianosis

3. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi : dispneu, takipneu, napas cuping hidung, gerak dada naik turun pada daerah yang sakit

b. Palpasi : fremitus suara normal sampai dengan meningkat c. Perkusi : redup, batas tegas

d. Auskultasi : ronkhi basah halus atau vesikuler

4. Data Fokus (Doengoes, 2000)

(9)

1) Gejala : takipneu, dispneu, progresif, pernapasan dangkal, penggunaan obat aksesoris, pelebaran nasal

2) Tanda : bunyi napas ronkhi, halus dan melemah, wajah pucat atau sianosis bibir atau kulit

b Aktivitas atau istirahat

1) Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia 2) Tanda : penurunan toleransi aktivitas, letargi

c Integritas ego : banyaknya stressor d Makanan atau cairan

1) Gejala ; kehilangan napsu makan, mual, muntah

2) Tanda : distensi abdomen, hiperperistaltik usus, kulit kering dengan turgor kulit buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi)

e. Nyeri atau kenyamanan

1) Gejala : sakit kepala, nyeri dada (pleritis), meningkat oleh batuk, nyeri dada substernal (influenza), mialgia, atralgia

2) Tanda : melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada posisi yang sakit untuk membatasi gerakan)

5. Data Penunjang

1) Foto thorax bronkopneumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus

2) Secara laboratorik ditemukan leukositosis mencapai 15.000 - 40.000 /mm³

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d produksi mukus meningkat 2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan kapiler alveoli

3. Hipertermia b.d proses infeksi

(10)

5. Intoleransi aktivitas b.d ganggaun suplai oksigen

6. Cemas b.d kurang pengetahuan orang tua atau informasi tentang penyakit

C. INTERVENSI

1.

1. Diagnosa 1 :Diagnosa 1 : Bersihan jalan napas tidak efektifBersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi mukus meningkat.

berhubungan dengan produksi mukus meningkat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan napas kembali efektif.

diharapkan bersihan jalan napas kembali efektif.

NOC : Respiratory status : Airway patency

NOC : Respiratory status : Airway patency Indicator

Indicator

Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih Menunjukan jalan napas yang paten

Mampu mengeluarkan sputum

Mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor penghambat jalan napas Keterangan skala :

Keterangan skala : 1 = Selalu menunjukan 2 = Sering menunjukan 3 = Kadang menunjukan 4 = Jarang menunjukan 5 = Tidak pernah menunjukan

NIC : Airway Management

NIC : Airway Management Intervensi

Intervensi

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Lakukan fisioterapi dada bila perlu

Keluarkan sekret dengan batuk efektif atau suction

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan Monitor respirasi dan status O2

Berikan bronkodilator bila perlu 2.

2. Diagnosa 2 :Diagnosa 2 : GangguanGangguan pertukaranpertukaran gasgas berhubungan dengan perubahan kapiler alveoli.

berhubungan dengan perubahan kapiler alveoli.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pertukaran gas kembali lancar.

(11)

NOC : Respiratory status : Gas exchange

NOC : Respiratory status : Gas exchange Indicator

Indicator

Mendemontrasikan peningkatan ventilasi Oksigenasi yang adekuat

Memelihara kebersihan paru

Bebas dari tanda-tanda distress pernapasan TTV dalam rentang normal

Keterangan skala : Keterangan skala : 1 = Selalu menunjukan 2 = Sering menunjukan 3 = Kadang menunjukan 4 = Jarang menunjukan 5 = Tidak pernah menunjukan

NIC : Respiratory Monitoring

NIC : Respiratory Monitoring Intervensi

Intervensi

Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi Monitor suara napas

Auskultasi suara napas, catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan suara tambahan

Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas

Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksis) Monitor TTV

3.

3. Diagnosa 3 :Diagnosa 3 : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan suhu tubuh kembali normal.

diharapkan suhu tubuh kembali normal.

NOC : Thermoregulation

NOC : Thermoregulation Indicator

Indicator

Suhu tubuh dalam rentang normal Nadi dan RR dalam rentang normal

Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing Keterangan skala :

(12)

2 = Sering ditunjukan 3 = Kadang ditunjukan 4 = Jarang ditunjukan 5 = Tidak pernah ditunjukan

NIC : Fever treatment

NIC : Fever treatment Intervensi

Intervensi

Monitor suhu sesering mungkin Monitor tekanan darah, nadi dan RR Monitor kesadaran

Berikan antipiretik

Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila Tingkatkan sirkulasi udara

4.

4. Diagnosa 4 :Diagnosa 4 : Resiko kekurangan volume cairanResiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebih.

berhubungan dengan output berlebih. Tujuan :

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatanSetelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi.

diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi.

NOC : Fluid Balance

NOC : Fluid Balance Indicator

Indicator

Membran mukosa lembab

Kelembaban kulit dalam baas normal Tidak ada asites

Tidak haus berlebih Keterangan skala : Keterangan skala : 1 = Selalu ditunjukan 2 = Sering ditunjukan 3 = Kadang ditunjukan 4 = Jarang ditunjukan 5 = Tidak pernah ditunjukan

NIC : Fluid Management

NIC : Fluid Management Intervensi

Intervensi

Montor berat badan

(13)

Monitor TTV

Monitor indikasi kelebihan cairan

Monitor hasil laboratorium berhubungan dengan retensi cairan 5.

5. Diagnosa 5 :Diagnosa 5 : Intoleransi aktivitas berhubunganIntoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.

dengan gangguan suplai oksigen.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan aktivitas cukup.

diharapkan aktivitas cukup.

NOC : Activity tolerance

NOC : Activity tolerance Indicator

Indicator

Pola napas dalam rentang normal Warna kulit normal

Kemampuan untuk berbicara saat aktivitas Kebutuhan oksigen aktivitas terpenuhi

Keterangan skala : Keterangan skala : 1 = Selalu menunjukan 2 = Sering menunjukan 3 = Kadang menunjukan 4 = Jarang menunjukan 5 = Tidak pernah menunjukan

NIC : Activity Therapy

NIC : Activity Therapy Intervensi

Intervensi

Tentukan kesedian pasien untuk meningkatkan aktivitas sesuai kondisi fisik Bantu pasien untuk memilih aktivitas yang sesuai kondisinya

Bantu pasien untuk fokus dalam melakukan aktivitasnya Monitor emosiaonal, fisik dan spiritual terhadap aktivitas Bantu keluarga memonitor peningkatan aktivitas ke arah tujuan

6.

6. Diagnosa 6 :Diagnosa 6 : Cemas berhubungan dengan kurangCemas berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua atau informasi tentang penyakit.

pengetahuan orang tua atau informasi tentang penyakit.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan cemas teratasi.

diharapkan cemas teratasi.

NOC : Anxiety control

NOC : Anxiety control Indicator

Indicator

(14)

Menyingkirkan tanda kecemasan

Mencari informasi untuk mengurangi kecemasan

Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan Keterangan skala :

Keterangan skala :

1 = Tidak pernah dilakukan 2 = Jarang dilakukan 3 = Kadang dilakukan 4 = Sering dilakukan 5 = Selalu dilakukan

NIC : Anciety Reduction

NIC : Anciety Reduction Intervensi

Intervensi

Tenangkan pasien dan keluarga

Berikan informasi pada pasien dan kelurga tentang diagnosa, prognosis dan tindakan

Sediakan aktivitas untuk menurunkan ketegangan Berusaha memahami keadaan pasien dan keluarga

Temani pasien untuk mendukung keamanan dan menurunkan rasa takut Tentukan kemampuan pasien dan kelurga untuk mengambil keputusan

D. EVALUASI

Diagnosa 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif b.d produksi mucus

Diagnosa 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif b.d produksi mucus

meningkat

meningkat

Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih

(tidak ada suara nafas tambahan)

Menunjukan jalan napas yang paten Menunjukan jalan napas yang paten

(jalan nafas paten)

Mampu mengeluarkan sputum Mampu mengeluarkan sputum

(tidak ada sputum)

(15)

(tidak ada faktor penghambat jalan nafas)

Diagnosa 2 : Gangguan pertukaran gas b.d perubahan kapiler alveoli

Diagnosa 2 : Gangguan pertukaran gas b.d perubahan kapiler alveoli Mendemontrasikan peningkatan ventilasi

Mendemontrasikan peningkatan ventilasi Oksigenasi yang adekuat

Oksigenasi yang adekuat Memelihara kebersihan paru Memelihara kebersihan paru

Bebas dari tanda-tanda distress pernapasan Bebas dari tanda-tanda distress pernapasan TTV dalam rentang normal

TTV dalam rentang normal

(S 36ºC, RR 24x/mt)

Diagnosa 3 : Hipertermia b.d proses infeksi

Diagnosa 3 : Hipertermia b.d proses infeksi Suhu tubuh dalam rentang normal

Suhu tubuh dalam rentang normal

(suhu 36,8°D)

Nadi dan RR dalam rentang normal Nadi dan RR dalam rentang normal

(N 80x/mt, RR 24 x/mt)

Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

(warna kulit normal dan tidak pusing)

Diagnosa 4 : Resiko kekurangan volume cairan b.d output berlebih

Diagnosa 4 : Resiko kekurangan volume cairan b.d output berlebih Membran mukosa lembab

Membran mukosa lembab

Kelembaban kulit dalam batas normal Kelembaban kulit dalam batas normal Tidak ada asites

Tidak ada asites Tidak haus berlebih Tidak haus berlebih

(tidak ada dehidrasi)

Diagnosa 5 : Intoleransi aktivitas b.d gangguan suplai oksigen

Diagnosa 5 : Intoleransi aktivitas b.d gangguan suplai oksigen Pola napas

Pola napas dalam rentang normaldalam rentang normal

(pola nafas normal)

Warna kulit normal Warna kulit normal

(tidak sianosis)

(16)

Diagnosa 6 : Cemas b.d kurang pengetahuan orang tua atau informasi

Diagnosa 6 : Cemas b.d kurang pengetahuan orang tua atau informasi

tentang penyakit

tentang penyakit Monitor intensitas cemas Monitor intensitas cemas

Menyingkirkan tanda kecemasan Menyingkirkan tanda kecemasan

Mencari informasi untuk mengurangi kecemasan Mencari informasi untuk mengurangi kecemasan

(tidak gelisah, terlihat terang dan relax)

Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan

DAFTAR PUSTAKA

Adella Piller, PHd, RN, RNP, (1999) Maternal and Child Health Nursing Care of The Bearing and Child Lippincot, England

Arif Mansjoer (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3 Jilid ke 2. Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Carpenito, Linda Juall (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC.Jakarta

Ellisabeth.J.Corwin (2001). Pathofisiologi.EGC.Jakarta

Prince,Sylvia.A.(1998).Pathofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit.Edisi 4.Jilid 2.EGC.Jakarta

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Nama Tempat Kerja Praktek : Bidang Data dan Teknologi Informasi DPR-RI Nama Pembimbing Lapangan : M.Chairudin. Jabatan Pembimbing Lapangan :

Tetapi pada saluran udara tegangan menengah, terutama Salulan menengah tanpa kawat tanah atau kawat netral, jqmlah gangguan kilat akibat sambaran induksi itu dapat lebih

Cortana, Microsoft’s voice assistant, is available to developers through an SDK , and Skype acts as a messaging platform for bots.. Microsoft has also published Bot Framework ,

Dari dapat kita simpulkan bahwa suatu ideologi terbuka, karena bersifat demokratis, memiliki apa yang mungkin dapat kita sebut sebagai dinamika internal yang

Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung konflik peran ganda yang terdiri dari konflik pekerjaan-keluarga dan konflik keluarga-pekerjaan

Nama kimia LD50 (oral,tikus/mencit) LD50 (dermis,tikus/kelinci) LC50 (inhalation,rat/mouse) Selenium compounds = 6700 mg/kg (Rat) data tidak tersedia data tidak tersedia QDOT

Persediaan diterjemahkan dari kata “inventory” yang merupakan timbunan barang (bahan baku, komponen, produk setengah jadi, atau produk akhir, dll) yang secara sengaja disimpan

Penyebab terjadinya kebosanan kerja pada pekerja di Rumah Batik Nakula Sadewa dikarenakan kurangnya motivasi yang diberikan terhadap pekerja sehingga pekerja sering keberatan