• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bersepeda untuk Transportasi yang Berkel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bersepeda untuk Transportasi yang Berkel"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BERSEPEDA UNTUK TRANSPORTASI YANG BERKELANJUTAN Desvira Natasya

NPM. 1106011360

Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia

LATAR BELAKANG

Sektor transportasi merupakan sektor yang paling vital yang menandai denyut kehidupan sebuah kota. Dalam perkembangan sebuah kota dimulai dari dinamika pergerakan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Makin besar skala sebuah kota maka dapat dipastikan semakin banyak pula jumlah orang yang bergerak di dalam kota setiap waktunya. Hingga saat ini, perkembangan teknologi transportasi semakin meningkatkan minat masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi, Dengan kendaraan pribadi, masyarakat dapat pergi ke berbagai tempat sesuai keinginannya terutama untuk mengakses tempat kerja. Disamping itu, pesatnya pertumbuhan industri otomotif yang menawarkan berbagai macam pilihan variasi kendaraan bermotor dengan harga yang menarik juga menjadi salah satu pemicu masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi. Dengan meledaknya angka kendaraan pribadi sementara ruang untuk bergerak tetap, maka angka kemacetan dan polusi di suatu wilayah pun akan meningkat.

Tingginya akan perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat pengguna kendaraan peribadi menimbulkan kerugian dalam pemborosan nilai waktu dan biaya operasi kendaraan (bahan bakar). Terlebih dengan mahalnya harga bahan bakar yang berasal dari minyak bumi yang persediaannya terus berkurang. Masalah lain terkait sistem transportasi yaitu adanya issue pemanasan global. Fenomena ini dipacu oleh meningkatnya kegiatan manusia yang berkaitan dengan penggunaan Bahan Bakar Fosil (BBF) dan kenaikan alih guna lahan. Kegiatan tersebut dapat mengakibtakan peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer, diantaranya adalah gas karbondioksida (CO2), metan (CH4), nitrus oksida (NO2). Dikatakan sebagai gas rumah kaca karena gas-gas tersebut meneruskan cahaya matahari sekaligus menyerap dan memantulkan radiasi balik yang dipancarkan bumi. Jadi, suhu di atmosfer akan meningkat bagaikan di dalam rumah kaca (Artiningsih, 2007). Jika hal ini dibiarkan maka akan mengganggu keseimbangan alam yang akan merugikan generasi pendatang. Maka dari itu perlu adanya kajian khusus mengenai transportasi berwawasan lingkungan guna menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Transportasi yang berwawasan lingkungan perlu memikirkan implikasi atau dampak terhadap lingkungan yang mungkin timbul terutama pencemaran udara dan kebisingan. Terdapat tiga aspek utama yang menentukan intensitas dampak terhadap lingkungan, khususnya pencemaran udara dan kebisangan, dan penggunaan energi di daerah perkotaan (Moestikahadi 2000), yaitu (1) Aspek perencanaa transportasi (barang dan manusia). (2) aspek rekayasa transportasi yang meliputi pola aliran moda transportasi, sarana jalan, sistem lalu lintas dan faktor transaportasi lainnya. (3) Aspek teknik mesin dan sumber energi (bahan bakar) alat transportasi.

(2)

hanya disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan bermotor sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan kemanan untuk sepeda. Secara tidak langsung, hal ini mengindikasikan bahwa sifat akomodatif jalan belum terwujud dan prasarana transportasi belum dapat mendukung aktivitas ekonomi masyarakat sebagai pengguna.

SEPEDA SEBAGAI MODA TRANSPORTASI

Sepeda merupakan perangkat yang relatif sederhana dengan banyak utilitas dasar. Sepanjang abad ke-19, perkembangan teknis sepeda secara bertahap menciptakan pedal kaki dan engkol, roda dan jari-jari, hard rubber tires, springs dan slender steel structural members dsb.

Sepeda merupakan perangkat yang paling efisien untuk mengangkut berat beban pada suatu jarak dengan jumlah energi konsumsi yang tetap (sekitar 0,15 cal/g.km). Kumpulan mekanik dari pedal, rantai dan roda serta kombinasi dengan otot paha yang kuat dari tubuh manusia merupakan pengaturan terbaik untuk sepeda dapat bergerak maju. Dengan kata lain sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, yang mempunyai setang, tempat duduk dan sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya. Sepeda termasuk bentuk kontemporer terhormat sebagai moda transportasi karena tidak menghasilkan emisi dan polusi, hemat ruang, sumber daya yang conversing dan memiliki karakteristik untuk meningkatkan kesehatan.

Hampir semua solusi masalah pencemaran udara akibat mobilitas kendaraan bermotor dikaitkan dengan bersepeda dan sebagian besar masyarakat mendukung untuk mencapai sistem sepeda murni efektif di kota-kota. Namun kendala yang ada adalah kebanyakan kalangan pengguna jalan mencari moda yang lebih nyaman. Selain itu, tidak sedikit masyarakat yang merasa kurang aman di lalu lintas kendaraan akibat tidak tersedianya jalur khusus sepeda. Alasan-alasan inilah yang menjadikan sepeda bukan moda universal transportasi yang populer. Umumnya sepeda dipandang sebagai kendaraan yang cukup akan ruang. Namun, ada kalanya sepeda harus memiliki ruang tersendiri untuk memberi keamanan bagi pengendara.

KARAKTERISTIK POSITIF DARI SEPEDA

Sepeda umumnya dipilih sebagai alternatif alat transportasi, baik untuk bekerja ataupun melakukan aktivitas lainnya. Berawal dari kesadaran publik akan gaya hidup yang mengedepankan lingkungan berkelanjutan, timbul beberapa komunitas sepeda hingga gerakan-gerakan bersepeda bersama. Berikut ini merupakan keunggulan sepeda sebagai alat transportasi :

Akses Langsung

(3)

Konsumsi energi rendah

Sepeda mengkonsumsi energi melalui mesin manusia untuk dapat bergerak. Karakteristik positif sepeda yakni tidak menggunakan bahan bakar fosil dan merupakan fitur yang menjadi perhatian publik dalam menghadapi ketersediaan bensin yang semakin krisis.. Sepeda memiliki berat 20 - 30 lb sementara mobil 2000 - 4000 lb. sebuah mobil single-hunian akan mengonsumsi 1860 kalori untuk menempuh 1 mil penumpang dan berjalan akan membakar 100 kalori sementara bersepeda akan membawa pengendara menempuh 1 mil dengan energi 35 kalori.

Tidak menghasilkan polusi

Hal inilah yang menjadi keunggulan sepeda sebagai pilihan alat transportasi karena sepeda tidak menghasilkan polusi udara. Selain itu, bersepeda juga tidak menimbulkan polusi suara (kebisingan). Namun, hal ini seringkali menjadi masalah karena sepeda tidak dapat berkomunikasi dengan kendaraan lain di sekitarnya sehingga pengendara lain tidak dapat mendengar ketika sepeda cepat mendekati dan keluar dari jalan. untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pengendara sepeda biasanya membawa peluit. Dalam peraturan juga mengharuskan setiap sepeda memiliki lonceng.

Membuat tubuh menjadi sehat

Jika jumlah penduduk sebagian memiliki kelebihan berat badan, olahraga bersepeda bersama serentak dapat dijadikan momen sehat nasional yang efektif sehingga penggunaan sepeda memiliki manfaat yang jelas. Pencapaian kebugaran melalui kegiatan bersepeda tergantung pada gaya bersepeda masing-masing individu dan juga kondisi jalanan yang dilalui.

Konservasi Ruang

Dalam menduduki ruang, sepeda menempati luasan sekitar 22 ft2 (2 m2) saat berdiri dan sekitar 55 ft2 (5 m2) saat bergerak. Sedangkan untuk mobil menempati luasan sekitar 270 ft2 (25 m2) saat diam dan sekitar 600 ft2 (55 m2). Dengan demikian, dapat diperkirakan jika 5% pengendara individu (single) beralih ke sepeda, masalah kemacetan jalan akan berkurang bahkan dapat menghilang.

Investasi Publik Rendah

Sistem sepeda adalah investasi modal yang rendah. Pengadaan himbauan bersepeda massal sebaiknya didukung dengan tersedianya jalur-jalur sepeda di ruangan terbuka. Pembuatan jalur membutuhkan dana untuk unsur-unsur fisik dan cat untuk membuat demarkasi jalur khusus sepeda, tanda dan mungkin konstruksi kecil di beberapa area lain. Selain itu, mungkin juga ada kebutuhan untuk perkerasan baru atau upgrade perkerasan untuk membuat permukaan jalan sedikit lebih halus. Biaya tambahan dan administrasi akan timbul untuk penyimpanan sepeda di titik tujuan non-home seperti di daerah komersial, di gedung perkantoran dan lembaga, di stasiun transit, sekolah, dll. Biaya ini berkaitan dengan penyediaan pengawasan dan keamanan.

Harga relatif murah dan biaya perawatan yang murah

(4)

ASPEK-ASPEK PENTING DALAM BERSEPEDA Kompatibilitas Lalu Lintas

Sepeda sangat berbeda dari kendaraan bermotor dalam ukuran, kecepatan dan karakteristik operasional. Sepeda kurang kompatibel dengan pejalan kaki dan dapat menciptakan friksi yang serius sehingga sepeda dilarang untuk bergerak cepat di trotoar. Untuk menyikapi hal ini perlu ada penambahan fasilitas khusus dan jalur eksklusif untuk sepeda namun hal ini akan berpengaruh pada isu cost/benefit. Dalam hal lainnya, tindakan penambahan jalur dan fasilitas khusus juga melibatkan pengaruh politik.

Sikap dan kemampuan manusia

Untuk mengayuh sepeda, membutuhkan sejumlah kekuatan, stamina dan kelincahan yang jumlanya tidak sama dimiliki setiap orang. Selain itu, tidak semua orang dapat mengendarai sepeda dengan lancar. Untuk mengoperasikan sepeda terutama bagi anak-anak yang bermain butuh pengawasan orang tua.

Keselamatan dan keamanan

Ketidaksempurnaan fisik permukaan jalan sering kali menjadi resiko bagi pengguna sepeda seperti lubang, galur-galur pada jalanan, bebatuan, permukaan licin, genangan air yang dalam, pecahan kaca, puing-puing dsb. Hal ini tentu akan menjadi penyebab kecelakaan pengendara sepeda jika tidak terus menerus waspada.

Selain itu, prilaku individu di sekitarnya juga dapat menjadi penyebab kecelakaan bagi pengendara sepeda. Hal yang biasa terjadi : pengemudi truk-truk besar yang dapat menyerempet sepeda akibat tidak dapat melihat pengendara sepeda dengan baik di sisi samping kiri dan kanan badan truk, pintu mobil yang telah diparkir-pakir dibuka tiba-tiba dan tidak diketahui pengendara sepeda, pejalan kaki yang mungkin muncul tiba-tiba di jalan, beberapa pengendara sepeda lainnya juga mungkin kurang memiliki etika berkendara yang baik.

Isu-isu lain yang menjadi kendala bagi masyarakat untuk menggunakan sepeda adalah tingkat keamanannya. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, untuk mencuri sepeda lebih mudah dari pada mencuri motor dan mobil. Menyadari hal ini, sebaiknya pengguna sepeda tidak bersinggah-singgah tempat sebelum tempat tujuan tercapai.

Lingkungan alam

Topografi jalan yang curam jelas menyulitkan sepeda untuk bergerak naik. Setiap jalan dengan gradien lebih curam dari 3-5% akan mengganggu pengendara sepeda. Selain itu,iklim dan cuaca juga dapat menjadi kendala untuk bersepeda. Kondisi alam yang tidak bersahabat seperti hujan, suhu dingin, angin kencang, hujan es, salju, dsb

Jangkauan dan kecepatan

(5)

APLIKASI PENGGUNAAN SEPEDA

Walaupun penggunaan sepeda bukanlah solusi untuk masalah urban transportation, namun penggunaan sepeda memiliki kesempatan untuk mengatasi masalah transportasi pada saat keadaan tertentu. Kondisi tertentu tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Keadaan yang padat, namun jarak tempuh yang agak pendek (sekitar 8 km) 2. Berada di populasi besar yang anggotanya berumur 15-30 tahun.

3. Jalan berdatar

4. Cuaca yang ringan (tidak adanya perubahan suhu yang ekstrim)

5. Dekat dengan pusat tujuan seperti tempat belanja, rekreasi ataupun sekolah 6. Adanya jalur sepeda

7. Sistem parkir yang tepat

8. Sadarnya akan lingkungan dengan tidak menggunakan kendaraan bermotor

Beberapa kondisi diatas menggambarkan bahwa perlunya pemisahan jalur sepeda dengan jalur kendaraan lain dan penyediaan jalur sepeda di banyak tempat-tempat tujuan, dan disediakannya lahan parkir untuk sepeda dekat dengan lokasi pusat aktivitas. Pengadaan jalur ini berkaitan dengan desain dari pihak tata kota untuk mengatur lokasi dari tempat penduduk sesuai dengan keadaan bersepeda diatas.

Feeder Service

Pelayanan feeder service untuk sepeda membutuhkan lokasi/stasiun untuk transit. Pelayanan feeder juga membutuhkan karakteristik utama seperti fasilitas penyimpanan yang aman di lokasi dan adanya jalur khusus sepeda di sekitar lokasi. Keamanan sepeda sangatlah kurang apabila ditinggal di tempat umum, sehingga sangat berpotensi untuk terjadinya pencurian sepeda. Hal ini menyebabkan berkurangnya penggunaan sepeda di masyarakat. Sehingga diperlukannya tempat penyewaan sepeda di dekat daerah tujuan mereka ataupun tempat transit.

PENGENDARA SEPEDA

Pertanyaan yang sering terjadi adalah pernyataan apakah pengendara sepeda itu adalah pengendara “kendaraan” (disamakan dengan pengendara kendaraan bermotor) atau pengendara sepeda adalah orang yang berjalan diatas sepeda, dan disamakan dengan seorang pejalan kaki. Sebagian berpendapat, bahwa pengendara sepeda memiliki hak yang sama dengan pengendara kendaraan bermotor, bahkan mereka memiliki hak yang tidak dipunyai oleh pengendara kendaraan bermotor, dan memiliki jalur yang sama dengan pengendara kendaraan yang lainnya. Namun, sebagian pihak berpendapat, bahwa mereka berbeda dengan pengendara kendaraan bermotor, sehingga mereka memerlukan sebuah jalur khusus untuk sepeda.

Pengendara sepeda sebenarnya bukanlah pengendara kendaraan seperti kendaraan bermotor, juga bukanlah seperti pejalan kaki yang berjalan di trotoar. Pengendara sepeda dapat mengalami kecelakaan lalu lintas jika memiliki jalur yang sama dengan pengendara kendaraan bermotor yang lainnya, karena pengendara sepeda memiliki tingkat keamanan yang kurang jika berada di jalur kendaraan bermotor. Namun, pengendara sepeda juga dapat membahayakan para pejalan kaki jika pengendara sepeda memasuki trotoar. Para pejalan kaki akan tertabrak ataupun terserempet oleh pengendara sepeda.

(6)

1. Membantu menentukan ruang jalan

2. Memberikan jalur bebas hambatan untuk pengendara sepeda 3. Mengurangi tingkat stres

4. Memberitahukan para pengendara motor, bahwa pengendara sepeda memiliki hak di jalan

Komponen Physical Network

Keputusan untuk merencanakan sebuah sistem transportasi sepeda yang berorientasikan pada masyarakat, haruslah didukung dengan komponen-komponen yang memadai. Dalam kasus penggunaan sepeda, komponen yang diperlukan tidaklah begitu sulit, karena di masa depan, penggunaan kendaraan bermotor akan berkurang karena berkurangnya bahan bakar. Sehingga masyarakat akan beralih ke sepeda untuk mencapai tempat tujuannya.

Seperti halnya yang terjadi di New York City pada tahun 1980, Mayor Ed Koch, yang baru kembali dari perjalanannya ke China. Mayor Ed Koch terkesan dengan sistem transportasi sepeda di China. Di China, sistem transportasi sepeda sangatlah rapi, dan terpisah. Hal ini diimplementasikan di kota New York. New York yang semula kurang tertarik dengan sistem transportasi sepeda, mulai meningkat penggunaan sepeda. Hal ini menyebabkan menurunnya penggunaan sepeda motor dan menyebabkan kembalinya era dari penggunaan sepeda setidaknya selama satu dekade di New York. Meskipun sistem transportasi sepeda saat itu tidak dilakukan eksperimen, perencanaan, bahkan terbatasnya pengetahuan tentang sistem transportasi sepeda, dan usaha promosi, namun, sistem transportasi sepeda saat itu sangatlah efektif.

Untuk kedapatan kepuasan dari pengendara sepeda, diperlukannya :

1. Pernghalusan jalan, namun tidak licin saat basah. 2. Lingkungan haruslah aman, bebas dari tindak kriminal 3. Harus tersedia tempat beristirahat untuk pengedara sepeda

4. Adanya pemandangan yang indah untuk dilihat para pengendara sepeda saat beristirahat di rest area pengendara sepeda.

KESIMPULAN

Pencemaran udara di perkotaan didominasi oleh transportasi kendaraan bermotor sehingga usaha yang lebih efektif dalam mengurangi pencemaran udara di perkotaan adalah dengan memperkecil emisi gas buang dari kendaraan bermotor. Sebagai usaha untuk mengurangi tingkat pencemaran udara diantaranya adalah menggalakkan pemakaian sepeda dan mengembangkan sistem angkutan massal perkotaan, mengurangi kendaraan bermotor, menggunakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

(7)

Dalam sebagian besar masyarakat, penggunaan sepeda untuk transportasi masih rendah. Alasan utamanya adalah tidak adanya fasilitas yang memadai dan tidak adanya jalur sepeda serta tempat parkir sepeda yang aman. Dengan demikian , untuk mempertahankan penggunaan sepeda sebagai moda transportasi yang mengedepankan lingkungan berkelanjutan, fasilitas dan jalur yang sesuai harus diperhatikan ketersediaannya.

DAFTAR PUSTAKA

McGraw Hill, 2004. Urban Transportation System.

Jan Garrard, Geoffrey Rose, Sing Kai Lo, 2008. Promoting transportation cycling for women:The role of bicycle infrastruktur.

Brian E. Saelens, Ph.D., James F. Sallis, Ph.D., Lawrence D. Frank, Ph.D., 2003. Environmental Correlates of Walking and Cycling: Findings From the Transportation, Urban Design, and Planning Literatures.

John Pucher, 1997. Bicycling Boom in Germany: A Revival Engineered by Public Policy.

Robert Cervero, 1995. Mixed Land-Uses and Commuting: Evidence From The American Housing Survey.

Robert B. Noland, 1995. Short-run and Long-run Policies for Increasing Bicycle Transportation for Daily Commuter Trips.

Gary Allan Tobin, 1980. The Bicycle Boom of The 1890’s : The Development of Private Transportation and The Birth of The Modern Tourist.

Referensi

Dokumen terkait

Sampel sedimen yang diambil merupakan sedimen yang mengendap dan terkontaminasi minyak bumi, sehingga bakteri anaerob dapat tumbuh dengan oksigen yang lebih rendah

Universitas Negeri

dalam Upaya Memperoleh Kesehatan 2012 Narasumber 14 dengan Latihan Beban Meningkatkan Kebugaran Jasmani Jamaah Haji 2012 Narasumber. 15 Pengambilan data Kualitatif Study

Hal ini sesuai dengan penelitian Kusumaningtyas (2011) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,000) pada hasil pretest dan posttest terhadap pengetahuan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara penanganan penanganan luka snake bite dengan insisi dan tanpa insisi terhadap kecepatan penurunan

Dalam Sutedi (2011: 168) kanyouku yang mempunyai dua makna dapat dideskripsikan menggunakan tiga jenis majas yaitu metafora, metonimi dan sinekdoke. 1) Majas metafora (

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air dan plankton yang didapat dari perairan Sungai Wedung, es batu untuk mengawetkan sampel air pada coolbox, serta

Hasil pendugaan model logit untuk faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan nasabah yang telah melakukan pembiayaan di BMT menunjukkan tiga variabel yang