• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrating Education Charater in German Language Learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Integrating Education Charater in German Language Learning"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

IURNAI,

P]NDIDIIMil

IMRIIil]R

Penerbit

Lembaga Pengembangan dan

Penjaminan

Mutu

Pendidikan

(LPMP)

Universitas Negeri Yogyakatrta

Redaktur

Ketua

Sekretaris

Anggota

Penyunting Penyelia

Desain Sampul

Sekretariat

Sirkulasi

Prof. Dr.

Burhan Nurgiyantoro

Sri Sumardiningsitr, M.Si.

Prof. Dr.

Husaini

Usman

Prof. Dr.

Anik

Gufron

Prof. Dr. Suwarna

Prof. Dr. Suharjana

Dr. Heru Kuswanto

Dr. Marzuki

Dr. Dadan

Rosana

Losina

Purnastuti, Ph.D.

Sugirin,

Ph.D.

Dr. Anwar Efendy

I Wayan

Suardana, M.Sn.

Dra. Sri Ningsih

Sri

Ayati,

S.Pd.

Ganjar Triyono,

S.Pd.

Binar

Winantaka,

S.Pd.

Suparjiyem

Alamat Redaksi: LPPMP Universitas Negeri Yogyakarta,

Karan gmalang Yo gyaka rla, 5528'L, Telp. $27 4) 5 861 68 p sw. 233 ; (027 4) 55 0852; Fax. (0274) 550838, e-mail: lppmp@uny.ac.id.

Redaktur mengundang

dosen dan peneliti

untuk menuiis artikel

pada

lurnal

Pendidikan Karakter.

Artikel

yang dimuat belum tentu merupakan

cerminan sikap dan atau pendapat

penyunting.

Tanggung jawab

terhadap

isi dan atau akibat dari tulisan berada pada penulis

m

(3)

Tahun

II, Nomor

3, Oktober 2072

runmr

P]ilDMIIMT

MNAI(I]N

ffi

["@e

Pengembangan dan

Peniaminan

Mutu Pendidikan

(LPPMP)

ieflrulsif

aB

Negeti

Yo

gyakarta

(4)

DAFTAR

ISI

Prodigy:

An

Innovative Approach

for Character

Development

Samsiah l:vlohd lais, Ab. Aziz

Md.

Yatim, dan Mohatnmed Aziz Slnh

lvlohnrtmd

Arry

(Sultan

ldis

Eilucation Unioersity) ...

Pembelajaran

Nilai

Keberagaman

dalam

Pembentukan

Karakter

Siswa Sekolah

DasarLrklusi

Murnpunimti (Unioersitas N egeri Y ogy akarta)

Character Education through Peer Assessment

I.G. A. Lokita Purnamil<n Utami (Ganesha Unio ersity of Education)

Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa ]erman

Sulis Triyono (Unioersitas

Negri

Y ogyakarta)

Potret Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Salafiah Y'minSumnrdi(lJnioersitasPendidikanlndonesiaBandung)

Teaddng Extensive Reading Program

with

Character

Building

Theme:

fuomZerc

to

Hero

Ary

SetyaBudhiNingrum (STAIN

Kediril ,...

Perrberdayaan

Karakter Hormat

dengan Implementasi

Tata

Bahasa darr

Tata

Krma

dalam Perkuliahan Ekspresi Lisan

III

*twarna, Pumtadi, dan

Veny Inilria Ekoutati (l)niaersitas

Negei Yogyalurta)

neran

SMP Berbasis Pesantren sebagai

Upaya

Penanaman

Pendidikan

Karakter

kcpada Generasi Bangsa

Didik

Sulwdi

(D irektur P embinaan S MP Ditj m Dikdos Kemdikbud)

ktgembangan Karakter

Berbasis

Kearifan

Lokal

Hammtayu

Hayuning Bmtmta

@fifikasi

Nilai-nilai

Karakter Berbasis Budaya)

Wtm

(Unioersitas N egei Y o gy alurta)

kmrbuhan

Semangat

Kebangsaan

unfuk

Memperkuat Karakter

Indonesia

-dalui

Pembelajaran Bahasa

r'

Itsty

arini (lJnioer sitas N egeri Y o gy akarta)

23,9-247

248-257

2fi-268

269-279

?enz

293-303

3E3ts

37G328

(5)

PENGINTEGRASIAN

PENDIDIKAN

KARAKTER

DALAM

PEMBELAJARAN

BAHASA JERMAN

Sulis

Triyono

FBS Universitas Negeri Yogyakarta

emait

sulis-triyono@uny.ac.id

Abstrak Pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

mta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diintegrasikan ke dalam program pembelajaran. Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pem-belajaran bahasa Jerman adalah mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam kompetensi

keba-h""aan yang meliputi ranah kogmtif, afektif, dan psikomotorik. Kompetensi kebahasaan yang dicapai

dai

proses pembelajaran bahasa ferman adalah meliputi Hdruerstehen'keterampilan menyimalC,

Sedtfertigl@if 'keterampilan bicara', I*sanerstehnt'keterampilan

membac{,

dart Schreibfertigkeit

'}aampilan

menulis'. Dengan terintegrasinya pendidikan karakter ke dalam pembelajaran bahasa

Icflnan diharapkan mahasiswa tidak hanya dapat meningkatkan prestasi akademik, tetapi juga dapat mengubah perilaku, sikap mental, perangai, budi pekerti, dan watak yang dimilikinya menjadi lebih

b*k

Penilaian keberhasilan bahasa Jerman mempergunakan tes lisan dantertulis dengan

menggurul-hr

bahasa Jerman, sedang untuk penilaian pendidikan karakter menggunakan metode observasi dan

laporan.

f,rra

(sn6i;

integrasi, p endidikan knr akter, p anbelaj aran bahasa I erman

'T,X?tffi

IISf?$8ffi',3il,;ffi

ffi"T.

lbetract

Character education aims

to

dwelop skills and forms the charactel 6nd 6iyilization

of

a

qdfied

nation in the context of the intellectual life of the nation that are integrated into the learning Fogram. Integrating character education in learning the German language is to integrate these values

ilo

the character

of

linguistic competence

which

include cognitive, affective, and psychomotor.

ffirguistic

competence achieved

from

learning

the

German language

is

covering Hcinrerstehen

kring

skills', Sprechfertigkeit rtalking skills', Leseverstehen'reading skills', and Schreibfertigkeit tmriting skills'. With the integration of character education into learning German language students

re

ocpected

not only

to

improve academic achievemenL

but

also can change behavior, mental

4l*tde,

temperament, character, and the character he has to be better. Assessment of the success of

ftCsrnan

language to use oral and written tests using thetcerman language was for the assessment

ddraacter education using

observational and reporting methods.

&lrwords:

integration, dtarscter education, learning German

M{DAHI.JLUAN

Pentingnya

pendidikan

karakter

lpg

harus diintegrasikan

ke

dalam

kuri-Hmr

di

sekolah dan

di

perguruan tinggi

flrr=ate,1ak".g,

oleh

adanya

realitas

per-tmelahan

kebangsaan

yang

berkembang

dini

Misalny+

adanya disorientasi dan

lhm

dihayatinya

nilai-nilai

Pancasila,

ke-lam mewujudkan

nilai-nilai

Pancasila, ber-gesernya

nilai

etika

dalam

kehidupan

ber-bangsa

dan

bernegara; memudarnya

kesa-daran terhadap

nilai-nilai

budaya

bangsa

ancaman disintegrasi bangsa,

dan

mele-mahnya kemandirian bangsa (Ram1y, 2011:

1).

Hat

ini

mendorong para pakar

bidang

pendidikan untuk

mendesain

pendidikan

perangkat kebijakan terpadu
(6)

270

krak

ini

masuk ke dalam

kurikulum

di

se&dalu

Pendidikan

karakter

dimaksudkan

untuk

mengembangkan

kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang

bermartabat

dalam

rangka

mencer-daskan kehidupan

bangsa.

Secara lebih khusus,

pendidikan

karakter

memiliki

tiga

futgsi

utam4 yaitu

(1) pembentukan dan pengembangan potensi; (2)

perbaikan

dan penguatan;

dan

(3)

penyaring.

FIal

ini

di-maksudkan

untuk

menyaring

nilai-nilai

budaya

bangsa

lain

yang positif

untuk

menjadi karakter manusia dan warga

ne-gara Lndonesia agar

mmjadi

bangsa yang bermartabat

(Nuh,

2011:5).

Dalam

pembe-lajaran

bahasa

asin& akan tampak

jelas

bahwa mahasiswa

di

samping mempelajari bahasa secara otomatis mereka akan

mem-pelajari

budaya

asing

itu.

Dengan

demi-kian, fungsi

penyaringan tersebut

sangat

diperlukan

agar mahasiswa dapat

memiliki

kepekaan terhadap

nilai-nilai

yang

dianut-nya

dan

tidak

mudah

terpengamh

oleh budaya asing yang

belum tentu

cocok

de-nganbudaya Indonesia.

Dalam

pembelajaran bahasa ]erman,

materi

ajar y ang disampaikan kepada

pem-belajar selalu berorientasi pada budaya Jer-man.

Hal ini

membuktikan

bahwa

erattya

hubungan antara bahasa

dan

budaya.

Mempelajari

bahasa

Jerman

berarti

pula

mempelajari budaya

Jerman,

begitu

pula

sebaliknya.

Dalam kaitan

ini,

pembelajar bahasa

]erman

secara otomatis akan selalu

mempelajari budayanya. Orang-orang

)er-man yang terkenal

dengan

kedisiplinan, keterbukaan,

dan

selalu tepat

waktu

pada

setiap

acara

menunjukan

sebuah budaya.

Budaya

]erman

ini

tercermin

pula

pada bahasanya,

misalnya afuran

penggunaan

kasus

noninatif,

akusatif,

datif,

dan genetif pada sebuah bentuk gramatikal yang ketat

membuktikan adanya

faktor

kedisiplinan

yang menjadi salah satu karakter kuat yang

dimiliki

oleh

orang

Jerman

tersebut.

Ka-rakter

ini

telah

tertanam

sejak

lama

dan sampai saat

ini

belum pemah

mengalami stagnasi. Oleh karena

itu,

agar dapat lebih berhasil

di

dalam

mempelajari bahasa

]er-man

diperlukan

cara

untuk

mengintegrasi-kan

pendidikan

karakter

ke

dalam pembe-lajaran bahasa ]erman

di

Jurusan

Pendidik-an Bahasa )erman Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta.

Integrasi tersebut

dimulai

dengan

pe-nyusunan silabi

dan

dijabarkan

ke

dalam

RPP

di

setiap

mata kuliah

keterampilan

bahasa

]erman yang

meliputi

mata

kuliah

Hiiru er stehnt, Spre chfertigkeit, Lesan erstehen,

dan S&reibfertigkert. Silabi dan RPP

pembe-lajaran

keterampilan

bahasa Jerman

terse-but

harus memuat

semua

nilai-nilai

yang berkarakter.

Adapun tujuan

pengintegrasi-an

ini

untuk

membenfuk watak mahasiswa

agar

memiliki nilai-nilai

kejujuran,

kreatif,

mandiri,

tanggung jawab, toleran,

disiplin,

menghargai, rasa

ingin

tahu, komunikatif,

peduli

lingkungan dan sebagainya.

KONSEP

PENDIDIKAN KARAI(TER

Moon

(AstuU, 2011) mengemukakan

baliwa pendidikan karakter yang

diyakini

di

d.unia Barat adalah rasionalitas,

keadil-an, dan keterbukakeadil-an, sedangkan bangsa

Ti-mur

menjunjung

nilai-nilai

kesalehan, dan

loyal

kepada pemimpin.

Taylor

(Astuti,

2011) mengatakan

bahwa makna

dalam kehidupan pada dasamya adalah

menemu-kan

dan

menegakkan

kebaikan

atau

ke-benaran

yang

disebut moralitas.

Perilaku

berupa

pilihan

sikap, tindakan,

model,

atau

gaya

hidup

merupakan

cerminan

yang

dipilih

seseorang.

HaI

ini

menunjuk-an

bahwa karakter

seseorEmg

amat

di-pengaruhi oleh

adanya

pilihan

sikap

dan

tindakan

yang dilakukannya. Sikap

dan

tindakan yang telah

dipilih

tersebut

(7)

ir*at

adanya proses

di

dalam

diri

se-f,tFfitg

untuk dapat merealisasikan

pilih-qa

itu dan

mampu diaktualisasikannya

h

dalam

bentuk tindakan nyata

sebagai

dmafrperilaku.

Agustian

(2009:a8)

mengusulkan

tu-f*

rrilai

utama

yang sekaligus

menjadi

ryith

budi

utama ataa karakter

utama,

Iffir

(1)

jujur,

(2)

tanggung

jawab,

(3)

rffirer,

(

)

disiplin,

(5) kerja

sama

(5)

ff,

dan

(7) peduli.

Ketujuh

nilai

utama

5nlt

bersumber

dari

nilai-nilai

dalam

r6ura

Islam inilah yang dikembangkan,

f,dihkan,

dibiasakan,

dan

dibudayakan

trlam

training-training

Emotional Spritual

fiMtient

(ESa).

Ketuju

nilai

ini

harus

di-hrhrhkembangkan

sebagai

pembentuk

tmaku

utama yang

dimiliki

sesmrang.

Di

Desain Induk Pendidilan Karakter

P,nr-[rdi, 2011:8) disebrrtkan

bahwa

karak-5

dalam proses perkembangan dan

pem-krlonnya

dipengaruhi oleh dua faktor,

,dhr

faktor lingkungan

(nurture) dan

fak-h

bawaan (nature). Tinjauan teoretis

peri-h

berkarakter secara psikologis

merupa-ht

perrnrujudan

dari

potensi

lntellegmce

Wient

(lQ),

Emotional

Qumtient

(EQ),

Wtual

Quotient (SQ) dan Adverse Quotimt

tfQ)

yang

dimiliki

oleh

seseorang.

Sese-Gang

yang berkarakter

menurut

pandang-s

egama pada

dirinya terkandung

poten-dpotenst

yaitu:

sidiq,

amanalt, fathwtah,

fur

tahlig. Berkarakter

menurut teori

pen-d[dikan

apabila seseorang

memiliki

potensi

bgnifif,

afektif, dan psikomotor yang

ter-&ralisasi

dalam kehidupannya. Adapun

uurnrt

teori sosial,

seseorang

yang

ber-luakter

mempunyai

logika dan rasa

da-lrm

menjalin hubungan

inha personal dan

hbnrngan

interpersonal

dalam kehidupan

terurasyarakat.

Perilaku seseorang

y€urg

ber*arakter pada

hakikahrya

merupakan

pwujudan

fungsi

totalitas

psikologis

5rang

mencakup seluruh potensi individu

TI

manusia

(kogrrtif, afektif,

konatif,

dan

psi-komotorik) drr, fungsi totalitas

sosial

kul-tural

dalam konteks interaksi (dalam

ke-luarga

satuan

pendidikan, dan

masyara-kat) dan berlangsung sepanjang hayat.

Berdasarkan

buku yang diterbitkan

oleh Pusat Kurikulum mengenai

Pengan-bangan

dan Pmdidikan

Budaya

I

Karakter Bangsa: Pedotnan Sekolalt

(Anonirru

20flD:9-10) disebutkan bahwa pelaksanaan

pendi-dikan karakter telah teridentifikasi

18

nilai

yang bersumber dari agama, Pancasila,

bu-daya, dan

tujuan pendidikan

nasional,

ya-itu:

(1)

religius, Q)

jujrx,(3)

toleransL (4)

disiplin,

(5) kerja keras, (5)

kreatif, (4

man-dtut

(8) demokratis, (9) rasa

ingin

tahu

(10)

semangat kebangsaan, (11)

cinta tanah air,

(12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/

komunikatif,

(14)

cinta

damal

(15) gemar membaca, (16,)

peduli lingkungan,

(t\

pe-duli

sosial,

&

(18) tanggung jawab.

Hal ini

memberikan

kontibusi positif

terhadap

pembelajaran

di

sekolah

dan

perguruan

ti.ggr. Pendidikan karakter yang telah

ter'

identifikasi tersebut dapat memudahkan

pendidik

unh.*

mengukur

tingkat

keber-hasil yang dicapai oleh peserta

didiknya.

Berdasarkan

buku P e

dom an P el aks an

a-an Pmdidila-an

Karakter

(Anonim,

2011)

di-sebutkan bahwa fungsi

pendidikan

karater adalah

untuk

(1) mengembangkan potensi

dasar agar berhafi baik, berpikiran

baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan

membangun perilaku bangsa yang

multi-kultur; dan

(3) meningkatkan

peradaban

bangsa yang kompetitif

dalam

pergaulan dunia.

Penilaian pendidikan karakter

menu-rut Anderson (Mardapi,

2011:189)

memiliki

dua metode. Pertama

dengan metode

ob-servasi

dan

kedua dengan menggunakan

metode laporan. Lewin (Mardapi, 2011:189) mengemukakan bahwa

perilaku

seseorang

merupakan

fungsi dari watak yang terdiri

(8)

272

atas

kognitif, afektif,

dan psikomotor,

se-dangkan

karakteristik lingkungan

saat

pe-rilaku

atau

perbuatan

ditampilkan.

Jadi,

tindakan

atau

perbuatan seseorang

ditm-tukan waktak

dirinya

dan kondisi

ling-kungannya.

PEMBELAJARAN

BAHASA

IERMAN

Goodman

(7D3:72)

mengemukakan

bahwa

membaca

adalah suatu

proses

re-septif bahasa. Keterampilan membaca

ada-lah

suatu

proses

psikolinguistik yang di

dalamnya merupakan

representasi

unsur

permukaan

linguistik yang

diencodekan oleh penulis dan berinteraksi dengan

pem-baca sehingga pernbaca

dapat

memahami

hal'hal yang tertuang dalam tulisan

ter-sebut.

Aktivitas

membaca

tidak lain

adalah proses evaluasi dan rekonstruksi fakta atau

informasi yang diperoleh

dari

pernaknaan

simbol yang ada dalam wactuxa tulis. Mem-baca

merupakan kemampuan

untuk

me-mungut

makna yang ada

dari

suatu simbol

yang tertulis.

Kegiatan membaca merupa-kart suatu proses

komunikasi

antara penu-lis dan pembaca. Dari wacana

tulis

tersebut diharapkan pernbaca dapat memahami

pe-san-pesan

yang

disampaikan

penulis

ke-padarrya.

Apabila komunikasi

ini

dapat

berjalan

dengan

baik, maka dapat

dikata-kan bahwa

komunikasi

antara

penulis

dan pembaca

tidak

terdapat kendala.

Sebalik-nya

apabila pesan yang

dipahami

pemba-ca

tidak

sesuai dengan pesan yang tertulis,

maka komunikasi mengalami kendala.

HaI

ini

didukung

oleh

penelitian

Zuehdi

Q077:%9)

bahwa

pengrntegrasian

pendidikan karakter dalam

perkuliaLran

Membaca

Komprehensif

dapat

dilakukan

dengan menggunakan pendekatan

koope-ratif.

Nilai-nilai

yang diintegrasikan

ke

da-lam

proses pembelajaran tersebut

meliputi

ketaatan dalam beribadah, kejujuran, tang-gungjawab,

kedisiplinan, kepedulian,

ker'

jasama,

dan hormat pada

orangtua. Mata

kuliah

yang

diintegrasikan

ke

dalam

perr-didikan

karakter

meliputi

Keterampilan Menyimak, Membaca, Berbicara, dan

Keb-rampilan Menulis.

Savignon (7992:8\ mengatakan bahwa

berbicara merupakan proses komunikasi

lisan. Komunikasi akan terjadi

jika

terdapat

kesepakatan mengenai

makna dalam

kon-teks

bahasa

antara

pembicara

dan

pen-dengar pesan yang disampaikan.

Kesesuai-an

makna dalam konteks

bahasa

itulah

yang pada akhirnya

menentukan efektif

atau

tidaknya informasi

y*g

disampaikan

lewat

sebuah

komunikasi

tersebut.

Pem-bicara

yang efektif

tersebut

dapat

terjadi

apabila pesan

yang

disampaikan

identik

dengan

pesan

yang

diterima (Hybel &

Weaver,1984:3).

Maley

(l9U:2L\

mengemukakan

bah-wa

menulis meliputi

tahapan

membang-kitkan motivasi

menulis,

mempersiapkan kerangka

hrlisan,

mempersiapkan

kerang-ka

berpikir

yang disesuaikan dengan tema

fulisan,

menyusnn kerangka tulisan, meln-buat

draf

tulisan, merevisi tulisan, melaku-kan perbaimelaku-kan, dan siap

untuk

dipublikasi-kan.

Di

pihak Iain,

Eisterhold

(19%:99)

rnengemukakan bahwa terdapat kesamaan

fioses

antara membaca dan menulis.

Arti-nya,

sejumlah

pengalaman

yang

dimiliki

seseorang sebelumnya

akan dapat

meln-bantu mempermudah membaca

pemaham-an

maupun mempermudah menulis.

Pro-ses menulis

meliputi

pros€s

kognitif,

struk-tur

bahasa, dan mekarrisme transfer.

Domain

kognitif Bloom

ini

dikenal

dengan

istilah

Taksonomi'

Bloom.

Dalam

taksonomi

ini,

dikemukakan enam

aspek

pengetahuan

dan

kemampuan intelektual

seseorang. Keenam aspek tersebut adalah

(1)

pengetahuan

atau

ingatffi;

Q)

pema-haman; (3) aplikasi

atau

penerapan;

(4)

analisis; (5) sintesis;

dan

(5) evaluasi.
(9)

mun

dalam

perkembangannya taksonomi

ini

telah

disempumakan

dan

disebut

de-ngan

istilah

taksonomi

New Bloom

(Dal-bru

2003:2-5).

Selanjutnya Dalton

menga-takan bahwa

pada

perkembangan domain

ini

terdapat

dua

demensi

tujuan

pembe-hiaran.

Demensi pertama adalah fakta

Lonsep,

prinsip,

prosedur,

dan

metakog-nitif

dan demensi yang kedua adalah aspek

ingatan,

pemahaman,

aplikasi,

analisis,

ryaluasi, dan

kreasi.

Untuk lebih

memu-datrkan pemaham taksonomi

New

Bloom, dipaparkan Tabel 1.

Domain afektif yang

dikembangkan

&h

Itathwohf

Bloom,

dan

Masia

terdiri

etaE

lima

tingkatan,

yaitu:

(1)

porerimaan

eilau perhatian; (2) penanggapan atau

pem-terian

respons;

(3) penilaian atau

peng-hargaan;

(4)

pengorganisasian

nilai-nilai;

dar, (5)

karakter

atau watak"

Domain

afek-ff

ini

disebut

sebagai

taksonomi

Krath-rohl.

Domain psikomotorik

seperti

terse-but

dalam

Buku

II

Progrmn

Akta

Mengajar

V-B:

Modul

Penggunaan Talcsnomi Tujuan

htdidikan

dalam Permcanaan Kegiatan

Be-hfu

Ungqjar

(Anonim,

1985:8-30) dikata-kan bahwa domain psikomotor

ini

meiiputi

lEma tingkatan yang

meliputi:

(1)

penginde-,raru

(2) kesiapan

diri

untuk

melakukan

gmakan-gerakan

yang

terkoordinasi

(3)

SFrakan atau tindakan secara

terpimpin,

(

) gerakan atau tindakan secara mekanik, dan

ffi)

gerakan secara kompleks.

Kelima

ting-hn

pada taksonomi psikomotorik ini

tutrubungan

erat dengan gerakan anggota

hdan

yang

terkoordinasi

secara irxdah,

hnunikasi

nonverbal,

dan perilaku

ber-masa.

Untuk

mengintegrasikan

pendidikan

hkter

ke

dalam

pembelajaran

bahasa

mtrran

dapat dikemukan bahwa

pendidik-n

karakter harus

dimasukan

ke

dalam

@pat

keterampilan bahasa. Keempat

kete-273

rampilan

bahasa

Jerman tersebut

(Nid+

98A:D)

tercermin dalam

empat

mata

ku-liah, yaitu

Hdoerstehen, Sprechfertigl<tt,

Lese-aerstehen, dan Schreibfertigket. Keempat

ke-terampilan

ini

dapat dibagi ke dalam

tiga kelompok kemampuan yang harus

dimiliki

oleh pembelajar (Rivers,

197

:19) y aitu

kog-nitif, produktif,

dan

interaktif.

Pada

kelom-pok kognitif

berisi

persepsi

dan

abstraksi,

kelompok produktif berisi artikulasi

dan

konstruksi,

sedangkan

pada kelompok

in-teraktif berisi

kemampuan reseptif

dan

produksi

untuk

berkomukasi

baik

lisan

maupun

tulisan dalam

bahasa

Jerman.

Y*g termasuk kemampuan reseptif

yaitu

Hdnterstehm d,an Leseuerctehen, sedangkan yang termasuk kemampuan

produksi yaitu

Sprechfertigket dan S chreibfertigJ<eit.

PENGINTEGRASIAN

PENDIDIKAN

KARAKTER

DATAM

PEMBELAIARAN

BAHASA

IERMAN

Berdasarkan

karakter yang

telah

ter-indentifikasi seperti

yang

termuat

pada

buku

Pengembangan dan Pendidikan Bud^aya

t

Karakter Bangsa, antara

lain

disebutkan

adanya sifat

jujur,

toleransi,

disiplin,

kerja

keras,

kreatif, mandiri, demokratis,

rasa

ingin

tahu,

menghargai prestasi,

dan

ber-sahabat/komunikatif, merupakan

bentuk

konkret dari

sebuah karakter. Karakter

ini-lah yang harus

ditanarnkan

ke

dalam

diri

sipembelajar bahasa

]erman

yaitu

maha-siswa

agar

dapat terintegrasi

dengan

ke-empat mata

kuliah

keterampilan

bahasa Jerman.

Caranya adalah dosen

memberi-kan stimuli,

teladan, dan aturan yang jelas

pada

mahasiswa

yang mengrkrti

perku-liahan,

misaLrya

untuk

menegakkan

ke-disiplinan

pada

diri

mahasiswa harus

di-tegaskan bahwa mahasiswa yang

tidak

me-menuhi

75% dari

perkuliahan

doseru

tidak

diperbolehkan

mengikuti

ujian akhir

se-mester. Termasuk mahasiswa yang

(10)

274

bat

beberapa saat memasuki

ke ruang

ku-liah,

tidak

diperbolehkan

mmgikuti

per-kuliahan.

Sebaliknya

dosen harus memberikan teladan

yang baik dan harus

disiplin.

Do-sen

harus

mengikuti

peraturan

akademik

yang berlaku,

yuit,

harus memberikan

per-kuliahan

secara

maksimal L5

kali

tatap

muka dan

tidak

datang terlambat

agar

tidak

ditiru

oleh

mahasiswanya.

Hal

ini

hanya beberapa aspek yang

terkait

dengan

kedisiplinan. Masih banyak

hal lain

yang

perlu

ditegakkan seperti harus berpakaian

yang

rapl, tidak

berkaos,

tidak

bersepatu

sandal tidak

bercelana jean,

tidak

beram-but gondrong,

tidak merokok dan

sebagai-nya. Apabila

dibiasakan

secara terus-me_

nerus

untuk

berbuat

disiplin,

niscaya di_

siplin

menjadi

karakter yang

dimiliki

oleh

setiap mahasiswa.

Langkah-langkah

pengrntegrasian

pendidikan

karakter antara

lain

memasuk_

an

nilai-nilai

seperti 18

nilai-nilai

yang

te-lah

teridenffikasikan oleh pusat

Kuriku-lum

ke dalam penyusunan

silabi dan

ren-cana pelaksEuxaan pembelajaran (Rpp) mata

kuliah

Hrinterstehen, Sprechfertigkeit, Lesaner-stehm, dan S chreibfertigkeit. Selanjutry a,

W

ngembangan

nilai-nilai

dalam silabus terse_

but

ditempuh

melalui cararara

seperti

yang tercantum dalam

bt*;u

Desain Induk

Pendidikan Karakter

(Zuchda

2011,:79-20\.

Pertama,

mengkaji Standar

Kompetensi

(SK)

dan

Kompetensi

Dasar

(KD)

pada

pendidikan

dasar

dan pendidikan

mene-ngah, atau kompetensi program studi pada

pendidikan

tingg,

atau standar

kompeten-si pendidikan nonformal.

Kedua, menenfukan apakah

kandung-an

nilai-nilai

dan karakter yEmg secara

ter-sirat

atau

tersurat dalam

SK dan

KD

atau

kompetensi tersebut sudah tercakup

di

da-lamnya. Ketiga, memetakan keterkaitan

an-tara

SK/KD/kompetensi

dengan

nilai

dan

indikator untuk

mmentukan

nilai

yang

akan dikembangkan. Keantpat, menetapkan

nilai-nilai/karakter

dalam silabus yang

di-susun.

Kelima, mencanfumkan nilai-nilai

yang

sudah tercantum

dalam

silabus

ke RPP.

Keen am, mengembangkEm proses

pem-belajaran

peserta

didik aktif

yang

me-mungkinkan

peserta

didik

memiliki

ke-sempatan melakukan intemalisasi

nilai

dan

menunjukkannya

dalam

perilaku yang

se-suai. Kefujuft, memberikan bantuan kepada

peserta

didik

yang

mengalami

kesulitan

untuk

internalisasi

nilai

mau

pun

untuk

menunjukkannya dalam perilaku.

ffi

t:

ai

Tabel 1. Learning Objectives

C.oncept/

Principle

Procedure

Remember

Understand Reryreurber Understand

Facb

Facb

Remerber

Understand

Concepts

Concepts

Rernember Understand

Itocedurcs

ltocedure

Ivtetaugnitiae

Remember

Understand

Metacog.

Metacog.

Strategies

Skategies

ApplyFacb Apply Conaepts Apply ftocedurcs Apply Metacog. Stratregies skiu Evaluate usingFacb, Conaepb, Itinciples and

Create using Facb,

Concepts,

Principles and I*ocedures Create Metacog. Stfategies A Analyzc usingFacb, Concepb, Itinciples and Procedures Analyze Meta. Strategies Eoaluate Create Y.nouidge Ilocedures Evaluate Metacog. Strategies AUlitV F

Ed

&ny

drfr

{rfur

lgd

Sumber: Elizabeth Dalton, 2003.

(11)

Contoh

rancangan

pengrntegrasian

pendidikan karakter yang tertuang

dalam

Eilabi

dan

RPP pembelajaran keterampilan

bahasa

]erman

sebagaimana

dalam

Lam-piran

1.

Selanjutrya

pengintegrasian

pen-didikan

karakter dalam

pembalajaran ba-hasa ]erman

di

Jurusan Pendidikan Bahasa

I€rman FBS UNY, seperti pada Tabel 2.

Pengukuran penguasaan atau

keber-hsilan

bahasa

]erman

menggunakan tes,

hik

secara

lisan maupun tertulis

bahasa

Ierman.

Tes

tulis unhrk

mata

kuliah

Hdr-wrctehm dart

Leseoerstehen menggunakan

Tabel

2

Mata

Kuliah

Stntkfiiran

und Wortschatz

275

tes

pilihan ganda, tes menentukan

ichtig

dan falsch.

Untuk

Lesmerstehen ditambah dengan

tes

pemaharnan wacana

lisan

be-rupa

pertanyaan

yang

membutuhkan

ja-waban esai dalam bahasa Jerman. Tes pada

mata

kuliah

Sprechfertigkeit menggunakan pertanyaan

lisan

dan harus dijawab secara

lisan

dalam

bahasa

]erman oleh

mahasis-wa.

Tes

Schreibfertigl<eif menggunakan tes

menulis

bahasa

Jerman.

Adapun

tema

yang harus

ditulis

disesuaikan

dmgan

ma-teri yang telah dipelajarinya.

Aspek

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Ketercapaian

Materi Pokok/ Penggalan

Materi

Kegiatan Perkuliahan

Nilai-nilai yang diharapkan

(1) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami

kosa-kata dan kaidah-kaidah bahasa Jerrnan sesuai tingkat

dasar III (A2 Stufe).

(2) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pem-bentukan kata bahasa ]erman, frasa, klausa, diksi, dan pola-pola kalimat bahasa ]erman tingkat dasar

III

(A2

Stufe).

Mahasiswa mampu menguasai kosakata, kaidatu

pemben-tukan kata, frasa, klausa, diksi, dan pola kalimat bahasa Jer-man yang dipelajarinya sesuai tingkat dasar III (A2 Stufe).

Mahasiswa mampu menggunakan kosakat+ kaidah, pem-bentukan kata, frasa, klausa, diksi, dan pola kalimat bahasa Jerman dengan benar.

lnfinitiosatz, Nebmsatz, und Priiteritum.

Pembuatan makalah, presentasi, diskusi atau tanya jawab

dalam bahasa Jennan.

Jujur, tanggung jawab, kerja keras, mandiri, disiplin,

demo-kratis, rasa

ingin

tahu, berprestasi, kreatif, semangat

ke-bangsaan, peduli lingkungan.

Penilaian

pendidikan

karakter meng-gunakan

dua

metode

yang dapat

diguna-Laru yaitu

dengan metode

observasi dan

ffie

laporan seperti yang dikemukakan Anderson QrAardapr, 2011:189). Tes

ini

me-rgandung

karakteristik tes afektif yang

ha-nya

bisa

dinilai

lewat

pengamatan, seperti

tingkah laku

atau

perilaku

mahasiswa. Da-lam hal

ini,

perilaku

berbahasa |erman ma-hasiswa yang

terkait

dengan

nilai-nilai

dan

pencapaian kompetensi bahasa Jerman ma-hasiswa.

[image:11.612.40.517.47.807.2]
(12)

276

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan

di

atas, da_

pat

disimpulkan

bahwa integrasi pendidik_ an karakter ke dalam pembelajaran bahasa

Jerman

dapat dilakukan

dengan beberapa

cara. Pertama,

menyvsun

silabi dan

Rpp pembelajaran bahasa ]emran yang memuat

nilai-nilai. Adapun

pengrntegrasian nilai_

nilai

tersebut masuk ke dalam mata

kuliah

keterampilan bahasa ]erman yang

meliputi

Hdnterstehen, Spre&fer

tigketi,

Leseuerstehen,

dan S chr eibfer ti gkeit.

Kedua,

menyusun

materi dan

bahan

ajar

keterampilan

bahasa Jerman

pada se_

tiap

perkuhahan.

Adapun

nilai_nilai

yang

diintegrasikan

adalah

nilai-nilai yang

ter_

identifikasi oleh pusat

Kurikulum

sebagai

sebuah

karakter seperti yang

bersumber

dari agam4

Pancasila,

budaya

dan

tujuan

pendidikan

nasional,

yaitu

(1)

reiigius,

(2)

jujur,

(3) toleransr, (a)

disiptin,

(5) kerja

ke_

ras, (5)

kreatif,

(Z)

mandiri,

(g) demokratis,

(9) rasa

ingin

tahu,

(1,0) semangat kebang_

saan, (L1,)

cinta tanah

atr, (12) menghargai

prestasi, (13)

bersahabat/komunikatif,

(1.4) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) pe_

duli

lingkungan,

(12)

peduli

sosial, dan (1g)

tanggung

jawab.

Ini

memberikan

kontri_

busi positif

terhadap

pembelajaran

di

se_

kolah dan perguruan tinggi.

pendidikan

karakter

yang

telah

teridentifikasi

tersebut dapat memudahkan

pendidik untuk

meng_

ukur tingkat

keberhasil

y*g

dicapai

oleh

peserta

didiknya.

Untuk

mengukur tingkat

keberhasil_

an

bahasa

]erman digunakan

tes,

baik

tes

secara

lisan maupun tes tertulis

dengan menggunakan bahasa Jerman, sedang

un_

tuk

penilaian

pendidikan

karakter

rieng_

gunakan metode

observasi

dan

laporan.

Langkah-langkahnya dengan

mengobser_

vasi pada

setiap proses

perkuliahan

yang sedang berlangsung

dan

sekaligus meng_

olaborasi semua dosen

pengampu

mata

kuliah

keterampilan

bahasa Jerman. De_

ngan demikian,

penilian

dilakukan

secara

terus-menerus

dan

berkesinambungan se_

hingga diperoleh hasil yang akurat.

peni_

laian pendidikan karakter

dalam

pemh_

lajaran bahasa Jerman menggunakan kom_

binasi atas kedua model penilaian tersebut.

UCAPAN TERIMA

KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan ke_

pada teman

sejawat

yang

telah

meluang_

kan

waktu untuk

berdiskusi tentang peng_ integrasianpendidikan karakter dalam

pro-ses pembelajaran Bahasa Jerman. Ucapan

terima

kasih

juga disampaikan

kepada re_

oiaoer dan pembaca

ahli yang

telah berke_

nan memberikan masukan

unfuk

penyem_

pumaan artikel

ini.

Semoga

artikel

ini

da_

patmenambah wawasan bagi pembaca ten_

tang pentingnya pengintegrasian pendidik_

ankarakter dalamproses pembelajaran, khu_

susnyapembejalaran bahasa Asing

fierman).

DAFTA.R

PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar . 2OOg.,, tJpay aMem_

bentuk Pendidikan

Karakter,,, dalam

Darmiyati Zuchdi (ed.)

pendidiknn

(arakter,

Grand Design

dan

Nilai_nilai

Target. Yogyakarta:

UNy

press.

Anonim.

1985. program Akta Mengajar V_B Komponen Bidang Studi Teknologi pen_

didikan.

Buku

lI:

Modet

penggunaan

Taksonomi

Tujuan

pendidikan dalam

P erencanaan B elaj ar Mengaj ar. Jakarta:

Depdikbud

Ditjen

Dikti.

Anonim.

2009. pmgembangan dnn pendidik_

an Budaya dan Karakter Bangsa: pedo_

man Sekolah (hal. g-10). ]akarta: pusat

Kurikulum.

Anonim.

2017. pedoman pelaksanaon pendi_

dilan

Knrakter

(Berdasarkan pengala_

G

u

n

,d

3

h

L!

rG

fl

(13)

,nnl

di Satuan Pmdidil<an

Rintisan).Ia'

karta:

Kementerian Pendidikan

Na-sional

Badan Penelitian dan

Pmgem-hngan

Pusat

Kurikulum dan

Per-bukuan.

ilohlti

Kun

Setyaning.

2017.

"Pengem-hngan

Model

Pembelajaran

Karak-E

Berbasis

Seni". Dalam Darmiyati

Zuchdi (Ed.)

Pendidiknn lhrakter

ilala,m Prespektif

Teori

dan

Praktik. Yogyakarta:

UNY

Press.

[hmon,

Elizabeth. 2003. ThE

"Nau

Bloort's

Tox,onotty,"

Objectioes,

and

Assess-ments.

Alamat

unduh

http://gaea-coop.org/ dalton/

publications/

new-bloom.pdf.

Ekhold,

Joan Carson.

L990.

Reading-Writing

Connection, Toutard a

Descrip-tion for S econd Language Learners.

Cam-brigde: Cambrigde

University

Press.

f

aman, Yeru.7993. Simply Read: Helping Others Leorn to Read. Canada: Reading Wings Inc.

[fibel,

Sandra

and

Richard

L.

Weaver.

79f14.

Speech Communication.

New

York: D. Van Nostrad Company.

frdrwohl,

David R;

Benjamin

S.

Bloom,

Bertram B. Masia.

1964. "Taxonomy

of

Educational Objective. The

Classi-fication of Educational Goals".

Hand-book

II:

Affectioe Domain.

New

York: l.ongman Inc.

illrley,

Alan.

1984. Resource Boolcs

for

Teach-rs.

Writing. Oxford:

Oxford

Univer-sity Press.

ZE

Mardapi, Djemari.

2[I[.

-Penih&n

h

didikan Karaktel'.

Dalam

DamfryaE

Zuchdi

ffd.)

Pendidiknn

Y,ssler

ib

lam Prespektif Teori dan

Praktik

Yog-yakarta: UNY Press.

Nida,

Eugene

A.

1980.

karning

Foreign

Language.

Machigan:

Friendshing

Press.

Nuh,

Muhammad.

2017. Desain Induk

Pm-didikan Kar akter Kernenteian P en di

dik-an

Nasional.

Jakarta:

Kementerian Pendidikan Nasional.

Ra-ly,

Mansur.

2071. '[<ata

-Pengantar"

p ada P e dontan P el aksan aan P mdidi?an

Yarakter, Berdasarknn Pengalaman di

Satumt Pendidikan

Rintisan.

Jakarta:

Kementerian Pendidikan

Nasional,

Badan Penelitian

dan

Pengembang-an, Pusat

Kurikulum

dan Perbukuan.

Rivers,

Wilga.

7997.

Teaching

Foreign

Language Skill.

Clicago:

University of

Chicago Press.

Savignon, Sandra

l.

1gg2. Communicatiae

'

Competence:

An

Expeiment

in

Eoreign Language Teaching.

Montreal

Marcel

Didier

Lte.

Zuchdi,

Darmiyati.

207'1. 'Bahasa dan

Sas-tra

Lrdonesia

sebagai

Wahana

Pen-didikan

Karakter",

dalam

Zuchdi,

Darmiyati (ud.)

Pendidiknn Karakter dalatn Prespektif Teori dan Praktik.Yog-yakarta: UNY Press . Hal. 215

-

243.
(14)

8

I^qfran

1. Integrasi Pendidikan Karakter dalam

Pembelaiaran Bahasa

]erman di

SMA/I\,IA/SMK untuk

T ema Alltagsleb en

No

Mata Pelaiaran Standar

Komtetensi Kompetensi Dasar Indikator Nilai-nilai

4

S&reibfoigleif

Mengungkapkan 1. Menulis katA

frasa,

1. Mahasiswa mampu

informasi

secara

dan kalimat

dengan

menulis kata,trasa,

1. Siswa mampumeng- ]ujur,

tanggungja-identifikasib,unyi,

wab, kerja keras,

ujaran (kata,

frasa

mandiri, disipiin,

atau kalimat)

dalam

demokratis, rasa

suatu konteks dengan

ingin

tahu,

ber-mencocokar;menjo- prestasi, kreatif, dohkan dan membe- semangat

kebang-dakansecaratepat. saa+ peduli

ling-2. Siswamampl

mem-

kunga+

peroleh Informasi

ruilrrn, informasi

ter-tentudan ataurinci

dari berbagai benhrk wacaru lisan

sederha-na secara tepat

1. Siswa mampu

me-

Jujur, tanggung

ja-nyampaikaninformasi

wab

kerja keras,

secara lisan dalam ka- mandiri, disiplirr,

limat sederhana sesuai demokratis, rasa

konteks yang mencer-

ingin

tahu,

ber-minkan

kecakapan

prestasi, kreatif,

berbahasayangsan- semangat

kebang-tun dan tepat. saan, peduli

ling-2.Mahasiswamampu kungkan.

melakukan dialog

sederhana dengan

lancar yangmencer-minkan kecakapan

berkomunikasi de

ngan santun dan tepat

1". Mahasiswamamlru jujur, tanggung

ja-mengidentifikasi ben- wab, kerja keras,

tuk dan tema wac€rna mandiri, disiplin,

sederhana secara tepat demokratis, rasa

2.Mahasiswamampu

ingin

tahu,

ber-merrperoleh informa- prestasi, kreatif,

si umum,

inforsrasi

gemar membaca,

tertentu dan atau

rinci

semangat

kebang-dari wacana tulis

se-

saan, peduli

ling-derhana

kungan

3. Membaca kata, frasa

dan atau kalimat

da-lam wacana tertulis

sederhana dengan

bpat

luiur, tanggung

ja-wab

kerja keras,

I

llfiruerstchen

2

Spredfuigkcit

3

l$eoefftchen

Memahami

wacana lisan

berbentuk

paparan/dialog

tentang terna Alltagslcben

Mengungkapkan informasi secara

lisan

dalamben-tuk paparan atau

dialogtentang @rraAlltagsl&m

Memahami

wacana tulis

berbentuk

paparan atau

dialog tentang

@ma Alltagslebett

1. Mengidentifikasi

bunyi, ujaran (kata,

frasa atau katima$

dalam suatu

kon-teks dengan

menco-cokkan,

menjodoh-kan dan

membe-dakan secara tepat

2. Mernperoleh masiumum,

infor-masi tertentu dan

atau rinci dari

ber-bagai

bentukwa-cana lisan sederhana

secara tepat

1.

Menyampaikanin-fomrasi secara lisan dalam kalimat

seder-hana sesuai konteks

yang mencenninkan

kecakapan berbahasa

.yang santun dan

tepat.

2. Melakukan dialog

sederhana dengan

lancar

yangmencer-minlonkecakapan

berkomunikasi de ngan santun dan n.'

tepat

.. -'

1. Mengidentifikasi

bentukdanEma

wacalur sederhana

secara tepat

2. Mernperoleh masiumum,

infor-masi tertentu dan

atau rinci

dariwa-cana hrlis sederhana

3. Membaca kata, frasa

dan atau kalimat

da-lam wacana tertulis

sederhana dengan

tepat

(15)

a9

fr.

Mata Pelaiaran

Kourtetensi Kompetensi Dasar Indikator Nilai-nilai tertulis dalam

bentukpaparan

1141 r{ialeg Entangtema

Alltagslebm

huruf, ejaan dan

tan-da baca yang tepat

2. Mengungkapkan in-forrrasi secara tertu-lis dalam kalimat se

derhana sesuai

kon-teks yangmencer-minkan kecakapan menggunakan kata,

frasa denganhuruf,

ejaan, tanda baca

dan strrktur yang tepat

dankalimat dmgan huruf, ejaan dan tanda

baca yang tepat

2. Mahasiswamampu mengungkapkan

in-formasi seara terhrlis dalam kalimat seder-hana sesuai konteks yang mencerminkan

kecakapan

menggu-nakankata,frasa

de-nganhunrf,

ejaan,tan-da baca ejaan,tan-dan struktur

yang tepat

mandiri, disiplin, demokratis, rasa

ingin

tahu,

ber-prestasi, kreatif,

semangat

kebang-saan, peduli ling-kungan

fuiber:

Kurikulum

Bahasa ]erman

SMA/MA/SMK (2W:773)

Gambar

Tabel 2 Mata Kuliah Stntkfiiran und Wortschatz

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat pengetahuan ibu hamil berdasarkan definisi kebudayaan, terutama pada pertanyaan tentang kehamilan merupakan proses alamiah sebagai kodratnya sebagai perempuan,

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melalui Bidang Permukiman berupaya untuk selalu mereview dan memperbaharui status dari Database infrastruktur,

Koi herpesvirus (KHV) merupelet salah satu penyakit infeksius yang menyerang spesies Cyprinus carpio Linnaeus yaitu ikan Mas yang disebabkan oleh virus DNA.. Sejak

Efektifitas fortifikasi ini sangat dipengaruhi pada kuantitas dari senyawa fitat yang mampu mengurangi availabilitas Fe sehingga perlu diketahui rasio Fe- fitat pada sampel

Frame adalah sebuah kolom yang berada pada timeline yang berfungsi untuk membuat suatu pergerakan objek dari satu titik ke titik yang lain.. Open Mini Curve

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) kontribusi pemanfaatan perpustakaaan terhadap hasil belajar auditing,2) kontribusi intensitas belajar terhadap

Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng