PEMANTAPAN IMPLEMENTASI
INPRES NO. 7 TH. 1999
•
Merupakan
Landasan Hukum
Operasional
PERTAMA
Penerapan Sistem
AKIP di Indonesia
•
Dikeluarkan di
Jakarta Pada
tanggal 15 Juni
1999
•
Ditandatangani
MENIMBANG
•
Dalam rangka lebih meningkatkan
pelaksanaan pemerintahan yang
lebih
berdaya guna, berhasil guna, bersih
dan
bertanggung jawab
, dipandang perlu
adanya pelaporan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah untuk mengetahui
kemampuannya dalam pencapaian visi, misi
dan tujuan organisasi
•
Untuk melaksanakan pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
perlu dikembangkan sistem pelaporan
akuntabilitas kinerja yang mencakup
indikator, metode, mekanisme
dan
tata
cara pelaporan kinerja instansi
AKUNTABILITAS
•
Perwujudan kewajiban
suatu instansi
pemerintah untuk
mempertanggungjawabk
an keberhasilan/
kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam
mencapai tujuan-tujuan
dan sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan
melalui alat
TUJUAN SISTEM AKIP
•
Untuk mendorong
terciptanya
akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah
sebagai salah satu
prasyarat untuk
terciptanya
pemerintah yang
SASARAN SISTEM AKIP
a. Menjadikan instansi pemerintah
yang akuntabel sehingga dapat
beroperasi secara
efisien, efektif
dan
responsif
terhadap aspirasi
masyarakat dan lingkungannya;
b. Terwujudnya
transparansi
instansi
pemerintah;
c. Terwujudnya
partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan nasional;
d. Terpeliharanya
kepercayaan
REGULASI (Pokok)
1.TAP MPR No.XI/MPR/1999
tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan
Bebas dari Kolusi, Korupsi dan
Nepotisme
2.Undang-Undang No. 28 Th.
1999 tentang
Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari
Kolusi, Korupsi dan
REGULASI
(langsung-teknis)
1. Instruksi Presiden RI No. 7 Th. 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
2. Keputusan Kepala LAN RI No.
589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
3. Keputusan Kepala LAN RI No.
239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 29 Th. 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas
Tahun 2014....
•
Peraturan Presiden Nomor
29
tahun
2014
tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
•
Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor
53
Tahun
2014
Tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja
REGULASI (Terkait)
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. PP No. 8 Th. 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah
3. PP No.8 Th. 2008 Tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
4. Inpres No. 5 Th. 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
PERENCANAAN
STRATEGIS
PELAPORAN KINERJA
PENGUKURAN
KINERJA
RENCANA KINERJA
TAHUNAN
SIKLUS SISTEM AKUNTABILITAS
PERENCANAAN
STRATEGIS
PELAPORAN KINERJA
PENGUKURAN
KINERJA
PERENCANAAN
KINERJA
PENETAPAN/PERJANJIAN
KINERJA
RENCANA STRATEGIS
PELAPORAN KINERJA
PENGUKURAN
KINERJA
PERJANJIAN KINERJA
PENYELENGGARAAN SAKIP
PerPres No. 29 2014
PENGELOLAAN DATA
KINERJA
REVIEW DAN EVALUASI KINERJA
EVALUASI LAKIP
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2013
Tentang
Perubahan Lampiran Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012
MATERI PENILAIAN
KOMPONEN
BOBOT
SUB KOMPONEN
1. Perencanaan
Kinerja
35
Renstra, Rencana Kinerja Tahunan,
Penetapan Kinerja
2. Pengukuran
Kinerja
20
Pemenuhan Pengukuran, Kualitas
Pengukuran, Implementasi
Pengukuran
3. Pelaporan
Kinerja
15
Pemenuhan Pelaporan, Penyajian
Informasi Kinerja, Pemanfaatan
Informasi Kinerja
4. Evaluasi Kinerja
10
Pemenuhan Evaluasi, Kualitas
Evaluasi, Pemenfaatan Hasil Evaluasi
5. Pencapaian
Kinerja
20
Kinerja yang dilaporkan (Output dan
Outcome), dan Kinerja lainnya
SELF ASSESSMENT
•
Sistem AKIP diimplementasikan secara
“
self assesment”
oleh masing-masing
instansi pemerintah, ini berarti instansi
pemerintah secara mandiri
merencanakan, melaksanakan,
mengukur dan memantau kinerja serta
melaporkannya kepada instansi yang
lebih tinggi.
•
Pelaksanaan sistem dengan
mekanisme semacam itu, memerlukan
evaluasi dari pihak yang lebih
independen agar diperoleh umpan
balik yang obyektif untuk
KOMPONEN EVALUASI-1
N
O
ASPEK
BOBO
T
KOMPONEN DAN SUB
KOMPONEN
1
PERENCANA
AN
35 %
a. Rencana Strategis
12,5%, meliputi:
Pemenuhan Renstra,
Kualitas Renstra, dan
Implementasi Renstra
b. Perencanaan Kinerja
Tahunan 22,5%,
meliputi: Pemenuhan
Perencanaan Kinerja
Tahunan (4,5%), Kualitas
Perencanaan Kinerja
Tahunan (11,25%), dan
Implementasi
KOMPONEN EVALUASI-2
NO
ASPEK
BOBO
T
KOMPONEN DAN SUB
KOMPONEN
2
Pengukura
n Kinerja
20 %
a. Pemenuhan pengukuran
4%,
b. Kualitas pengukuran 10%
c. Implementasi
pengukuran 6%.
3
Pelaporan
Kinerja
15 %
a. Pemenuhan pelaporan
3%,
b. Penyajian informasi
kinerja 8%,
c. Pemanfaatan
KOMPONEN EVALUASI-3
NO
ASPEK
BOBO
T
KOMPONEN DAN SUB
KOMPONEN
2
EVALUASI
KINERJA
10%
a. Pemenuhan evaluasi 2%,
b. Kualitas evaluasi 5%
c. Pemanfaatan hasil
evaluasi 3%
3
CAPAIAN
KINERJA
20%
a. Kinerja yang dilaporkan
(output) 5%;
b. Kinerja yang dilaporkan
(outcome) 5%;
c. Kinerja tahun berjalan
(benchmark) 5%;
PENGKATEGORIAN PERINGKAT
(RATING)
No. Predikat absolutNilai Interpretasi Karakteristik Instansi
1. AA >85-100 Memuaskan Memimpin perubahan, berbudaya kinerja, berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel
2. A >75-85 Sangat Baik Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal.
3. B >65-75 Baik, dan perlu sedikit perbaikan
Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan.
4. CC >50-65 Cukup baik
(memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar
Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat
kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk
pertanggung jawaban, perlu beberapa perbaikan tidak mendasar.
5. C >30-50 Agak kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk perubahan yang mendasar
Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar.
6. D 0-30 Kurang, perlu banyak sekali perbaikan & perubahan yang sangat mendasar.