• Tidak ada hasil yang ditemukan

46 TAHUN 2012 (Ret Pemakaian kekayaan daerah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "46 TAHUN 2012 (Ret Pemakaian kekayaan daerah)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI KUNINGAN

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2012

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

BUPATI KUNINGAN,

Menimbang : bahwa untuk menjamin ketertiban dan kelancaran serta adanya kepastian Hukum dalam Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 21 Tahun 2010 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pelaksanaannya yang dituangkan dalam bentuk Peraturan Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950);

2. Undang-undanng Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 76, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 76);

6. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kuningan (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 68 seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 70);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 117 seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 29); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 21 Tahun 2010 tentang

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

9. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 7 Tahun 2005 tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan.

MEMUTUSKAN :

(2)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kuningan;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan; 3. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Kuningan;

4. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

5. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kuningan;

6. Dinas Bina Marga adalah Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Kuningan;

7. Dinas Perindustrian dan Perdaganagan adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuningan;

8. Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah disingkat BPKAD adalah BPKAD kabupaten Kuningan;

9. Bendaharawan Khusus Penerima adalah Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas Pendapatan Daerah;

10. Pembantu Bendaharawan Khusus Penerima adalah Pembantu Bendaharawan Khusus Penerima pada satuan kerja perangkat Derah PengelolaKekayaan Daerah;

11. Badan adalah suatu kelompok, perkumpulan atau lembaga baik berbadan hukum maupun tidak;

12. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan membayar retribusi;

13. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas pelayanan pemakaian kekayaan daerah;

14. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Kuningan pada Bank Jabar Cabang Kuningan;

15. Laboratorium adalah ruangan kerja yang dilengkapi dengan seperangkat peralatan untuk penelitian sesuatu dan percobaan-percobaan;

16. Peralatan adalah seluruh Peralatan milik Pemerintah Daerah baik yang ada pada perbekalan kendaraaan dan peralatan UPTD Laboratorium pada Dinas Binamarga;

17. Petugas adalah Pegawai yang ditunjuk oleh kepala Dinas Penanggungjawab Pelaksanaan Peraturan Daerah untuk melaksanakan tugas tertentu dibidang Retribusi.

BAB II WAJIB RETRIBUSI

Pasal 2

(1) Wajib Retribusi yaitu orang atau badan yang langsung mendapatkan jasa pelayanan Pemakaian Kekayaan Daerah dan orang atau badan sebagaimana yang tercantum dalam Surat Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah ;

(3)

BAB III PERIJINAN Bagian Pertama

Ketentuan Ijin

Pasal 3

(1) Setiap orang atau badan yang ingin mendapatkan jasa Pelayanan Pemakaian Kekayaan Daerah, terlebih dahulu harus menyampaikan permohonan dan atau memiliki Ijin.

(2) Untuk mendapatkan Ijin dimaksud pada ayat (1) harus mengajukan atau menyampaikan permohonan tertulis kepada Bupati melalui Petugas pada Dinas sebagai penanggungjawab pelaksanaan Peraturan Daerah.

Pasal 4 Bentuk Ijin dimaksud Pasal 3 Peraturan ini untuk :

a. Pemakaian Tanah, Bangunan dan Kendaraan/Peralatan berupa Surat Ijin; b. Pemakaian peralatan Laboratorium berupa Kwitansi.

Pasal 5

Bentuk dan Isi Surat permohonan Kwitansi dimaksud dalam pasal 3 dan 4 sebagaimana model 1 dan 2 lampiran Peraturan ini.

Bagian Kedua Tata Cara Pemberian Ijin

Paragraf 1

Pemakaian Tanah dan Bangunan

Pasal 6

(1) Atas dasar permohonan dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan ini, Penanggungjawab Pelaksanaan Peraturan Daerah, paling lama 12 (dua belas) hari kerja harus sudah memproses pemberian Ijin.

(2) Pemberian Ijin dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati, Khusus untuk ijin dengan jangka waktu yang lama atau diatas 1 (satu) bulan.

Pasal 7

(1) Keputusan Bupati dimaksud pada ayat (2) Pasal 6, ditandatangani oleh Kepala Dinas Penanggungjawab pelaksanaan Peraturan Daerah yang bertindak untuk dan atas nama Bupati;

(2) Khusus untuk Pemakaian bangunan, atas dasar Keputusan dimaksud ayat (1) Pasal ini, diterbitkan Surat Tanda Penghuni dan Surat Perjanjian;

(3) Bentuk dan isi Keputusan Bupati, Surat Tanda Penghuni dan Surat Perjanjian dimaksud pada ayat (1) dan (2) sebagaimana model 3, 4 dan 5 Peraturan ini.

Pasal 8

Khusus untuk Ijin dengan jangka waktu kurang dari 1 (satu) bulan, bentuk Pemberian Ijin BerupaTanda Bukti Pembayaran Retribusi.

Paragraf 2

Pemakaian Kendaraan/Peralatan Pasal 9

(1) Atas dasar permohonan dimaksud dalam Pasal 3, Penanggungjawab pelaksanaan Peraturan Daerah paling lama 6 (enam) hari kerja harus sudah memproses pemberian ijin.

(4)

(3) Surat Ijin dimaksud pada ayat (2) ditandatangani oleh Kepala Dinas penanggungjawab pelaksanaan Peraturan Daerah yang bertindak untuk dan atas nama Bupati.

(4) Bentuk dan isi Surat Ijin dimaksud pada ayat (2) sebagaimana model 6 lampiran Peraturan ini.

Pasal 10

(1) Setiap Pemakaian Kendaraan/Peralatan terlebih dahulu harus dibuatkan Surat Perjanjian Sewa Kontrak.

(2) Setiap Pemakaian Kendaraan/Peralatan dimaksud pada ayat (1) diwajibkan meyetorkan uang jaminan yang besarnya ditentukan dalam Perjanjian Sewa Kontrak dengan ketentuan minimal senilai dengan kewajiban Pemakai dalam menanggulangi kerusakan, kendaraan/ peralatan.

(3) Biaya materai untuk keperluan pembuatan Surat Perjanjian dimaksud ayat (1) dibebankan kepada Pemakai.

(4) Setiap transaksi kendaraan/peralatan harus dibuatkan Berita Acara Serah Terima.

(5) Uang jaminan dimaksud pada ayat (2) dapat diambil kembali sebagian dan atau seluruhnya setelah dilakukan penyerahan kembali kendaraan/peralatan yang ditetapkan dalam Berita Acara Serah Terima (6) Uang jaminan dimaksud pada ayat (2) disertorkan kepada Petugas baik

yang ada di UPTD Laboraturium dan atau di Perbenglat dengan diberikan Tanda Bukti Pembayaran sebagaimans model 2 Lampiran Peraturan ini. (7) Bentuk dan isi Surat Perjanjian Sewa kontrak dan Berita Acara dimaksud

pada ayat (1) sebagaimana model 7 dan 8 lampiran Peraturan ini.

Pasal 11

(1) Selama pemakaian Kendaraan/Peralatan dimaksud dalam Pasal 10, untuk kepentingan bahan bakar, jasa operator, bahan penunjangan, tenaga ahli dan lain-lain menjadi tanggungjawab Penyewa.

(2) Penentuan besaran biaya pada ayat (1) dan alokasi penggunaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas mengawa kepada perkembangan harga yang berlaku.

Pasal 12

(1) Masa berlakunya Ijin Pemakaian Tanah dan bangunan diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun.

(2) Setiap 1 (satu) tahun sekali Pemegang Ijin dimaksud pada ayat (1) harus melakukan daftar ulang (Heregistrasi).

Pasal 13

(1) Ijin dimaksud pada ayat (1) Pasal 11 Peraturan ini akan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :

a. Atas permohonan pemegang ijin atau pemegang ijin tidak menggunakan Tanah /Bangunan lebih dari 1 (satu) tahun.

b. Tidak melaksanakan daftar ulang sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Tidak memenuhi kewajiban retribusi selama 2 (dua) bulan berturut-turut atau 4 (empat) bulan dalam satu tahun.

(2) Pencabutan Ijin dimaksud pada ayat (1) tidak membebaskan pemegang ijin atas kewajiban retribusi.

(5)

Pasal 14

(1) Ijin Pemakaian Tanah dan Bangunan tidak dapat dipindahtangankan kepada orang lain tanpa sepengetahuan Bupati.

(2) Untuk melaksanakan pemindahtanganan ijin dimaksud pada ayat (1) harus melakukan balik nama dengan menempuh proses perijinan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 dan 7 lampiran Peraturan ini.

BAB IV

KETENTUAN PEMBAYARAN DAN PENYETORAN

Pasal 15

(1) Pembayaran Retribusi disamping dilaksanakan langsung oleh Wajib retribusi ke Kas Daerah atau melalui Bendaharawan khusus Penerima sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dapat pula dilaksanakan melalui Pembantu Bendaharawan Khusus Penerima atau Petugas.

(2) Setiap Pembayaran dimaksud pada ayat (1) diberikan Tanda Bukti Pembayaran.

Pasal 16

Tata Cara Penyetoran hasil Retribusi ke Kas Daerah dan Pengadministrasian Retribusi mengacu kepada Sistem dan Prosedur pemungutan Retribusi Daerah.

BAB V

KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP Pasal 17

Penanggungjawab Pelaksanaan Peraturan Bupati berkenaan dengan :

a. Pemakaian Kendaraan/Peralatan Laboratorium dan Pemakaian Tanah disepanjang Daerah Milik Jalan adalah Dinas Binamarga.

b. Pemakaian Tanah dan Bangunan di Lingkungan Pasar Daerah adalah Dinas Pengelolaan Pasar.

c. Pemakaian Tanah dan Bangunan dan atau Pemakaian Kekayaan Daerah lainnya diluar a dan b, adalah BPKAD.

Pasal 18

Teknis pelaksanaan Peraturan ini diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas.

Pasal 19

(6)

(2) Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penetapannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kuningan.

Ditetapkan di Kuningan

Pada tanggal 27 Agustus 2012

BUPATI KUNINGAN,

Cap Ttd

AANG HAMID SUGANDA Diundangkan di Kuningan

Pada tanggal 28 Agustus 2012 SEKERTARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN,

Cap Ttd

YOSEP SETIAWAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2012 NOMOR 86

Salinan ini sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA

KABUPATEN KUNINGAN

ANDI JUHANDI, SH Pembina

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh informan mengungkapkan harapan yang mereka miliki terhadap kesembuhan penyakit kanker payudara yang mereka derita agar dapat menjalani aktivitas

Berikut cara yang di anjurkan untuk mengisikan saldo awal neraca yaitu : - Pilih Menu Setup Balance Account Opening Balance.. - Tambahkan untuk saldo

Sesuai dengan ontologinya juga paradigma positivisme mengasumsikan adanya external world, epistemologi paradigma positivisme berasumsi bahwa penganut atau  pemegang

a) Pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran tidak diungkapkan. Sehingga mahasiswa belum memiliki pemahaman awal mengenai materi yang disajikan. b) Manajemen

Hal itu disebabkan HPMC memiliki kecepatan hidrasi yang lebih terkontrol sehingga hidrasi yang berlebihan dan pembentukan mucilago licin yang dapat dengan formula

Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi antara guru dan siswa, atau siswa dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Inilah makna

Matematika Bisnis membahas penerapan dasar-dasar matematika, yaitu fungsi, matriks, programasi linier, diferensial, integral, dan keuangan, pada berbagai permasalahan

Sampel dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata (mean) leverage operasi yang rendah yaitu sebesar 3,44303 yang mendekati nilai minimum dibandingkan dengan nilai maksimum