• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG

PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berhubung dengan perkembangan dan kemajuan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat serta Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan Kabupaten Daerah Tingkat II Serang pada umumnya serta Kota Administratif Depok dan Kota Administratif Cilegon pada khususnya, dan adanya tuntutan aspirasi masyarakat, dipandang

perlu meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan

pembinaan kemasyarakatan guna menjamin perkembangan dan kemajuan dimaksud pada masa mendatang;

b. bahwa Kota Administratif Depok dan Kota Administratif Cilegon dalam perkembangannya telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang, sesuai dengan peranan dan fungsinya, sehingga perlu diikuti dengan peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan wilayah tersebut;

c. bahwa perkembangan dan kemajuan tersebut bukan saja memberikan dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, tetapi juga memberikan gambaran mengenai dukungan kemampuan dan potensi wilayahnya untuk menyelenggarakan otonomi daerah;

d. bahwa untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat, dipandang perlu Kota Administratif Depok dan Kota Administratif Cilegon dibentuk menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II;

e. bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, maka pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon harus ditetapkan dengan Undang-undang;

(2)

- 2 -

(1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat;

4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Jawa Barat;

5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara

Tahun 1999 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3811);

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Otonom sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 huruf e Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah.

2. Wilayah adalah "Wilayah" sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf g atau "wilayah" sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah.

(3)

Tahun 1991 tentang Pembentukan Kota Administratif Depok.

4. Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Jawa Barat.

5. Propinsi Daerah Tingkat II Bogor adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat.

6. Kabupaten Daerah Tingkat II Serang adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat.

7. Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat.

BAB II

PEMBENTUKAN DAN BATAS WILAYAH

Pasal 2

Dengan Undang-undang ini dibentuk Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Pasal 3

(1) Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok meliputi wilayah :

a. Kota Administratif Depok, yang terdiri dari :

1) Kecamatan Beji;

2) Kecamatan Pancoran Mas; 3) Kecamatan Sukmajaya;

b. Sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor yang terdiri dari:

1) Kecamatan Limo;

(4)

- 4 -

3) Kecamatan Sawangan;

4) Sebagaian Kecamatan Bojonggede, yang dimasukkan ke dalam Kecamatan Pancoran Mas terdiri dari:

a) Desa Pondokterong; b) Desa Ratujaya; c) Desa Pondokjaya; d) Desa Cipayung; e) Desa Cipayungjaya.

(2) Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditata dan ditetapkan sehingga terdiri dari wilayah kecamatan sebagai berikut:

a) Kecamatan beji;

b) Kecamatan Pancoran Mas; c) Kecamatan Sukmajaya; d) Kecamatan Limo;

e) Kecamatan Cimanggis; f) Kecamatan Sawangan;

Pasal 4

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon terdiri dari wilayah kecamatan sebagai berikut: a. Kecamatan Cilegon;

b. Kecamatan Pulomerak; c. Kecamatan Ciwandan; d. Kecamatan Cibeber.

Pasal 5

(1) Dengan dibentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dikurangi dengan wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(5)

2, wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang dikurangi dengan wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

Pasal 6

(1) Dengan terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, Kota Administratif Depok dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dihapus.

(2) Dengan terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, Kota Administratif Cilegon dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang dihapus.

Pasal 7

(1) Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok mempunyai batas-batas sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang dan Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

b. sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokgede Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor;

c. sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor.

(2) Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon mempunyai batas-batas sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Selat Sunda dan kecamatan Bojonegara, Kbaupaten Daerah Tingkat II Serang;

b. sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Daerah Tingkat II Serang;

c. sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Waringin Kurung, Kecamatan Mancak, dan Kecamatan Anyar, Kabupaten Daerah Tingkat II Serang;

d. sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda;

(6)

- 6 -

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-undang ini.

(4) Penentuan batas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon secara pasti di lapangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

Pasal 8

(1) Dengan dibentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dan mempunyai wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dan mempunyai wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4, Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon wajib menetapkan Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Penetapan Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan secara terpadu dan tidak dipisahkan dari Penataan Ruang Wilayah nasional, Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II di sekitarnya.

BAB III

PEMERINTAH DAERAH DAN PERANGKAT WILAYAH/DAERAH

Pasal 9

Untuk memimpin jalannya pemerintahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Depol dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, dipilih dan diangkat seorang Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II di Wilayah/Daerah masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(7)

Dengan terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II di Wilayah/Daerah masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 11

Untuk kelengkapan perangkat pemerintahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tinkat II Cilegon, dibentuk sekretariat Wilayah/Daerah Tingkat II, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II, dinas-dinas Daerah, dan instansi

lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

URUSAN RUMAH TANGGA DAERAH

Pasal 12

(1) Pada saat terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, diserahkan sebagian urusan pemerintahan sebagai kewenangan pangkal di bidang :

a. Pemerintahan Umum; b. Kesehatan;

c. Pendidikan dan Kebudayaan; d. Pekerjaan Umum;

e. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; f. Sosial;

g. Keuangan Daerah; h. Lingkungan Hidup;

i. Kependudukan dan Catatan Sipil; j. Pertanian Tanaman Pangan;

(8)

- 8 -

n. Perindustrian dan Perdagangan; o. Pertambangan;

p. Pariwisata. q. Tenaga Kerja;

(2) Pada saat terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, diserahkan sebagian urusan pemerintahan sebagai kewenangan pangkal di bidang:

a. Pemerintahan Umum; b. Kesehatan;

c. Pendidikan dan Kebudayaan; d. Pekerjaan Umum;

e. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; f. Sosial;

g. Keuangan Daerah; h. Lingkungan Hidup;

i. Kependudukan dan Catatan Sipil; j. Pertanian Tanaman Pangan;

k. Perikanan; l. Peternakan;

m. Perindustrian dan Perdagangan; n. Pertambangan;

o. Pariwisata. p. Tenaga Kerja;

(3) Pelaksanaan penambahan atau pengurangan urusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13

(9)

Tingkat I Jawa Barat.

Pasal 14

(1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon terdiri dari :

a. Anggota yang ditetapkan dari wakil Partai Politik Peserta Pemilihan Umum terakhir yang dilaksanakan di daerah tersebut;

b. Anggota ABRI yang diangkat.

(2) Tata cara pengangkatan, dan jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk pertama kalinya ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

Pasal 15

(1) Untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan di Kotamadya Daerah Tingkat II

Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor dan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor dan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Serang sesuai dengan wewenang dan tugasnya masing-masing, menginventarisasi dan mengatur penyerahan kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon:

a. Pegawai yang karena jabatannya diperlukan oleh Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon;

(10)

- 10 -

c. Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang yang tempat kedudukannya terletak di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon;

d. Utang piutang Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor yang kegunaannya untuk wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan utang piutang Pemerintah Kbaupaten Daerah Tingkat II Serang yang kegunaannya untuk wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon;

e. Perlengkapan kantor, arsip, dokumentasi, dan perpustakaan yang karena sifatnya diperlukan oleh Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

(2) Pelaksanaan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), selambat-lambatnya harus diselesaikan dalam waktu satu tahun terhitung sejak diresmikannya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Pasal 16

(1) Pembiayaan yang diperlukan akibat pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

(2) Untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, terhitung sejak

(11)

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan Kabupaten Daerah Tingkat II Serang berdasarkan perimbangan hasil pendapatan yang diperoleh dari wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

(3) Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat wajib membantu pembiayaan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Riau selama tiga tahun berturut-turut, terhitung sejak tanggal peresmiannya.

Pasal 17

Semua peraturan perundang-undangan yang saat ini berlaku bagi Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tetap berlaku bagi Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan semua peraturan perundang-undangan yang saat ini berlaku bagi Kabupaten Daerah Tingkat II Serang tetap berlaku bagi Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, sebelum diubah, diganti, atau dicabut berdasarkan Undang-undang ini.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Pada saat berlakunya Undang-undang ini, semua peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan Undang-undang ini dinyatakan tidak berlaku.

(12)

- 12 -

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan sebagai pelaksanaan Undang-undang ini, diatur sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah.

Pasal 20

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

(13)

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 20 April 1999

PRESIDEN REPUBLIK

INDONESIA,

ttd.

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 20 April 1999

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

(14)

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1999

TENTANG

PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON

I. UMUM

Kota Depok merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan Kota Cilegon merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Mengingat perkembangan Kota Depok dan Kota Cilegon yang cukup pesat, Kota Depok dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1981 ditetapkan menjadi Kota Administratif meliputi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan beji, Kecamatan Pancoran Mas, dan Kecamatan Sukmajaya, dan Kota Cilegon dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1986 ditetapkan pula sebagai Kota Administratif yang meliputi empat, kecamatan, yaitu Kecamatan Cilegon, Kecamatan Cibeber dengan tujuan meningkatkan penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagai sarana dalam pembinaan wilayah dan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kota Administratif Depok letaknya berbatasan langsung dengan wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan merupakan wilayah penyangga untuk meringakan tekanan perkembangan penduduk Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara, yang diarahkan untuk pola pemukiman dan penyebaran kesempatan kerja secara lebih merata sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Wilayah Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi) dalam perkembangannya tumbuh sebagai kota industri bagi wilayah Jawa Barat bagian barat. Di Kota Cilegon saat ini terdapat industri berat dan menengah dalam kapasitas regional dan nasional. Kota Cilegon juga merupakan jalur lalu lintas penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan pelabuhannya Merak. Kesemua ini menjadikan Kota Cilegon fungsinya semakin berkembang, disamping sebagai kot aindustri juga sebagai kota transito, perdagangan, dan jasa.

Milihat kedudukan kedua kota tersebut, Kota Depok dan Kota Cilegon sangat strategis ditinjau dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan.

(15)

menjadi 276.199 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata 4,22% per tahun. Hal ini mengakibatkan bertambahnya beban tugas dan volume kerja dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan serta pelayanan masyarakat di Kota Administratif Depok dan Kota Administratif Cilegon.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dengan memperhatikan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, sebagaimana tertuang dalam Surat keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tanggal 16 Mei 19994 Nomor 135/SK.DPRD/03/1994 tentang Persetujuan Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang tanggal 7 Juli 1994 Nomor 07/SK/DPRD/1994 tentang Persetujuan Peningkatan Status Kotif Cilegon menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II dan eputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat tanggal 7 Juli 1997 Nomor 135/Kep.Dewan.06/DPRD/1997 tentang Persetujuan Atas Pembentukan Kotamadya Dati II Depok dan Cilegon, dan untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelengggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat serta untuk lebih meningkatkan peran aktif masyarakat, maka pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon sebagai Kotamadya Daerah Tingkat II yang baru, sejalan dengan kebutuhan pembangunan pemerintahan di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Khusus untuk Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, dalam rangka pengembangan fungsi kotanya sesuai dengan potensinya dan guna memenuhi kebutuhan pada masa-masa mendatang terutama untuk sarana dan prasarana fisik kota, serta untuk kesatuan perencanaan, pembinaan wilayah, dan penduduk yang berbatasan dengan wilayah Kota Administratif Depok, maka Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok tidak hanya terdiri dari wilayah Kota Administratif Depok tetapi juga meliputi sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor lainnya, yaitu Kecamatan Limo, Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Sawangan dan sebagian wilayah kecamatan Bojong Gede yang terdiri dari Desa Pondokterong, Desa Ratujaya, Desa Pondokjaya, Desa Cipayung dan Desa Cipatungjaya.

Sementara itu, bagi Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon mengingat wilayahnya cukup luas, maka wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon sama dengan wilayah Kota Administratif Cilegon saat ini.

Dengan terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, Kota Administratif Depok yang dibentuk berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 43 Tahun 1981 dihapus.

(16)

- 3 -

Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas Pasal 3

Ayat (1)

Kecamatan Bojonggede Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor setelah dikurangi wilayah desa yang terdiri dari Desa Pondokterong, Desa Ratujaya, Desa Pondokjaya, Desa Cipayung, Desa Cipayungjaya tetap merupakan Kecamatan Bojonggede yang terdiri dari desa Citayam, Desa Bojonggede, Desa Pabuaran, Desa Tanggerang, Desa Susukan, Desa Kedungwaringin, Desa Sasakpanjang, Desa Cimanggis, Desa Tonjong, Desa TajurHalang, Desa Kalisuren, Desa Ragajaya, Desa Bojongbaru, Desa Rawapanjang, Desa Sukmajaya dan Desa Waringinjaya.

Ayat (2)

Kecamatan Pancoran Mas yang semula terdiri dari Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Pancoran mas, kelurahan Rangkapan Jaya Baru dan kelurahan Mampang setelah dibentuknya Kotamadya Tingkat II Depok ditata kembali dengan memasukkan sebagian wilayah Kecamatan Bojonggede sehingga terdiri dari Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapan Jaya Lama, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kelurahan mampang, Desa Pondokterong, Des Ratujaya, Desa Pondokjaya, Desa Cipayung, dan Desa Cipayungjaya.

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 7

(17)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Peta sebagaimana dimaksud dalam ayat ini adalah peta Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon dalam bentuk lampiran Undang-undang ini.

Ayat(4))

Penentuan batas wilayah secara pasti antara Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor serta antara Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegondan kabupaten Daerah Tingkat II Serang ditetapkan oleh Menteri Dalam negeri setelah mempertimbangkan usul dan saran Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat yang didasarkan atas hasil penelitian, pengukuran, dan pematokan di lapangan.

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Dalam rangka mengembangkan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon sesuai dengan potensi Daerah dan guna perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada masa-masa mendatang khususnya untuk pengembangan sarana dan prasarana pemerintahan dan pembangunan, maka perlu adanya kesatuan perencanaan pembangunan. Untuk itu, penataan ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon harus benar-benar serasi dan terpadu penyusunannya dalam satu kesatuan sistem rencana tata ruang wilayah yang terpadu dengan tata ruang wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan Kabupaten Daerah Tingkat II Serang serta propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Pembentukan dinas-dinas Daerah dan instansi lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan Daerah.

Pasal 12

Ayat (1) dan Ayat (2)

(18)

- 5 -

Otonom, yang dilaksanakan berdasarkan potensi, kemampuan, dan masa depan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Daerah Tingkat II Cilegon dalam rangka pengembangan dan kemajuan wilayah.

Adapun perincian fungsi kewenangan pangkal dari urusan pemerintahan yang diserahkan adalah sama dengan perincian fungsi yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 13

Pada saat terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, pengangkatan Kepala Daerah belum dapat dilakukan melalui pemilihan sesuai dengan tata cara dan pemilihan sesuai dengan tata cara dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Oleh karena itu, untuk pertama kali Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Cilegon diangkat dan ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri atas usul Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat sampai dengan dilantiknya Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok hasil pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok dan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Cilegon hasil pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Pasal 14 Ayat (1) Huruf a

Yang dimaksud dengan memperhatikan perimbangan suara hasil Pemilihan Umum terakhir ialah pada prinsipnya penetapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II tersebut, berpedoman kepada perimbangan suara hasil Pemilihan Umum dan dijiwai oleh semangat kebersamaan serta kekeluargaan dalam rangka pengamalan demokrasi yang berdasarkan Pancasila.

huruf b

Cukup jelas

Ayat (2)

Ketetapan Menteri Dalam Negeri tentang Tata Cara, Pengangkatan, dan Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Cilegon disesuaikan dengna peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 15 Ayat (1)

(19)

Daerah Tingkat II Cilegon untuk mencapai daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan serta pelayanan masyarakat, digunakan pegawai, tanah, gedung perkantoran beserta perlengkapannya, dan fasilitas pelayanan umum yang telah ada selama ini yang telah dipakai dalam pelaksanaan tugas oleh Kota Administratif Depok dan Kota Administratif Cilegon. Untuk itu dalam rangka tertib administrasi diperlukan tindakan hukum berupa penyerahan dari Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan dari Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Demikian pula halnya Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor yang tempat kedudukan dan kegiatannya berada di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, serta Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang yang tempat kedudukan dan kegiatannya berada di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, untuk mencapai daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraannya, diserahkan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat II Bogor, dan Kabupaten Daerah Tingkat II Serang sesuai dengan lingkup tugasnya masing-masing kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Begitu juga utang piutang yang kegunaannya untuk wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon masing-masing diserahkan pula kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Berkenaan dengan pengaturan penyerahan tersebut di atas, dibuatkan daftar inventaris.

Ayat (2)

Yang dimaksud sejak diresmikannya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon adalah terhitung sejak dilatiknya Penjabat

Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok dan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Cilegon.

Pelantikan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok dan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Cilegon didahului dengan peresmian pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia.

(20)

- 7 -

lebih lanjut.

Pasal 16 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan pembiayaan adalah biaya untuk pembangunan gedung perkantoran, rumah dinas, perlengkapan kantor, sarana meubelair, dan sarana mobilitas serta untuk biaya operasional, bagi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta pembinaan kemasyarakatan.

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

(21)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1999

TENTANG

PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa berhubung dengan perkembangan dan kemaj uan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sert a Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor dan Kabupat en Daerah Tingkat II Serang pada umumnya sert a Kot a Administ rat if Depok dan Kot a Administ rat if Cil egon pada khususnya, dan adanya t unt ut an aspirasi masyarakat , dipandang perl u meningkat kan penyel enggaraan pemerint ahan, pel aksanaan pembangunan, dan pembinaan kemasyarakat an guna menj amin perkembangan dan kemaj uan dimaksud pada masa mendat ang;

b. bahwa Kot a Administ rat if Depok dan Kot a Administ rat if Cil egon dal am perkembangannya t el ah menunj ukkan kemaj uan di berbagai bidang, sesuai dengan peranan dan f ungsinya, sehingga perl u diikut i dengan peningkat an dan pengembangan sarana dan prasarana pengel ol aan wil ayah t ersebut ;

c. bahwa perkembangan dan kemaj uan t ersebut bukan saj a memberikan dampak berupa kebut uhan peningkat an pel ayanan di bidang pemerint ahan, pembangunan, dan kemasyarakat an, t et api j uga memberikan gambaran mengenai dukungan kemampuan dan pot ensi wil ayahnya unt uk menyel enggarakan ot onomi daerah;

d. bahwa unt uk l ebih meningkat kan daya guna dan hasil guna penyel enggaraan pemerint ahan, pel aksanaan pembangunan, dan pel ayanan kepada masyarakat , dipandang perl u Kot a Administ rat if Depok dan Kot a Administ rat if Cil egon dibent uk menj adi Kot amadya Daerah Tingkat II; e. bahwa sesuai dengan ket ent uan dal am Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974

t ent ang Pokok-pokok Pemerint ahan di Daerah, maka pembent ukan Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon harus dit et apkan dengan Undang-undang;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 18 dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Pemerint ahan Di

Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

(22)

- 9 -

Barat ;

4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 t ent ang Pembent ukan Daerah-daerah Kabupat en Dal am Lingkungan Daerah Propinsi Jawa Barat ;

5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1999 t ent ang Susunan dan Kedudukan Maj el is Permusyawarat an Rakyat , Dewan Perwakil an Rakyat , dan Dewan Perwakil an Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3811);

Dengan perset uj uan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Menet apkan :

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dal am Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adal ah Daerah Ot onom sebagaimana dimaksud dal am Pasal 1 huruf e Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Pemerint ahan di Daerah.

2. Wil ayah adal ah "Wil ayah" sebagaimana dimaksud dal am Pasal 1 huruf g at au "wil ayah" sebagaimana dimaksud dal am Penj el asan Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Pemerint ahan di Daerah.

3. Kot a Administ rat if Depok adal ah sebagaimana dimaksud dal am Peerat uran Pemerint ah Nomor 43 Tahun 1991 t ent ang Pembent ukan Kot a Administ rat if Depok.

4. Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor adal ah sebagaimana dimaksud dal am Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 t ent ang Pembent ukan Daerah Ot onom Kabupat en Dal am Lingkungan Daerah Propinsi Jawa Barat .

5. Propinsi Daerah Tingkat II Bogor adal ah sebagaimana dimaksud dal am Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 t ent ang Pembent ukan Daerah-daerah Kabupat en Dal am Lingkungan Propinsi Jawa Barat .

6. Kabupat en Daerah Tingkat II Serang adal ah sebagaimana dimaksud dal am Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 t ent ang Pembent ukan Daerah-daerah Kabupat en Dal am Lingkungan Propinsi Jawa Barat .

(23)

Jawa Barat .

BAB II

PEMBENTUKAN DAN BATAS WILAYAH

Pasal 2

Dengan Undang-undang ini dibent uk Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon dal am wil ayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat .

Pasal 3

(1) Wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok mel iput i wil ayah : a. Kot a Administ rat if Depok, yang t erdiri dari :

1) Kecamat an Bej i;

2) Kecamat an Pancoran Mas; 3) Kecamat an Sukmaj aya;

b. Sebagian wil ayah Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor yang t erdiri dari: 1) Kecamat an Limo;

2) Kecamat an Cimanggis; 3) Kecamat an Sawangan;

4) Sebagaian Kecamat an Boj onggede, yang dimasukkan ke dal am Kecamat an Pancoran Mas t erdiri dari:

a) Desa Pondokt erong; b) Desa Rat uj aya;

c) Desa Pondokj aya; d) Desa Cipayung; e) Desa Cipayungj aya.

(2) Wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit at a dan dit et apkan sehingga t erdiri dari wil ayah kecamat an sebagai berikut :

a) Kecamat an bej i;

b) Kecamat an Pancoran Mas; c) Kecamat an Sukmaj aya; d) Kecamat an Limo;

e) Kecamat an Cimanggis; f ) Kecamat an Sawangan;

Pasal 4

Wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon t erdiri dari wil ayah kecamat an sebagai berikut :

(24)

- 11 -

b. Kecamat an Pul omerak; c. Kecamat an Ciwandan; d. Kecamat an Cibeber.

Pasal 5

(1) Dengan dibent uknya Kot amadya Daerah Tingkat II Depok, sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2, wil ayah Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor dikurangi dengan wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok, sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3 ayat (1).

(2) Dengan dibent uknya Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egeon, sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2, wil ayah Kabupat en Daerah Tingkat II Serang dikurangi dengan wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4.

Pasal 6

(1) Dengan t erbent uknya Kot amadya Daerah Tingkat II Depok, Kot a Administ rat if Depok dal am wil ayah Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor dihapus.

(2) Dengan t erbent uknya Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, Kot a

Administ rat if Cil egon dal am wil ayah Kabupat en Daerah Tingkat II Serang dihapus.

Pasal 7

(1) Wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok mempunyai bat as-bat as sebagai berikut :

a. sebel ah ut ara berbat asan dengan Kecamat an Ciput at Kabupat en Daerah Tingkat II Tangerang dan Wil ayah Daerah Khusus Ibukot a Jakart a;

b. sebel ah t imur berbat asan dengan Kecamat an Pondokgede Kot amadya Daerah Tingkat II Bekasi dan Kecamat an Gunung Put ri, Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor;

c. sebel ah sel at an berbat asan dengan Kecamat an Parung dan Kecamat an Gunung Sindur, Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor.

(2) Wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon mempunyai bat as-bat as sebagai berikut :

a. sebel ah ut ara berbat asan dengan Sel at Sunda dan kecamat an Boj onegara, Kbaupat en Daerah Tingkat II Serang;

b. sebel ah t imur berbat asan dengan Kecamat an Kramat wat u, Kabupat en Daerah Tingkat II Serang;

(25)

d. sebel ah barat berbat asan dengan Sel at Sunda;

(3) Bat as wil ayah sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2), dit uangkan dal am pet a yang merupakan bagian t idak t erpisahkan dari Undang-undang ini.

(4) Penent uan bat as wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon secara past i di l apangan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2), dit et apkan ol eh Ment eri Dal am Negeri.

Pasal 8

(1) Dengan dibent uknya Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2, dan mempunyai wil ayah sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2, dan mempunyai wil ayah sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3 dan Pasal 4, Pemerint ah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon waj ib menet apkan Tat a Ruang Wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

(2) Penet apan Tat a Ruang Wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), dil akukan secara t erpadu dan t idak dipisahkan dari Penat aan Ruang Wil ayah nasional , Wil ayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Wil ayah Kabupat en/ Kot amadya Daerah Tingkat II di sekit arnya.

BAB III

PEMERINTAH DAERAH DAN PERANGKAT WILAYAH/ DAERAH

Pasal 9

Unt uk memimpin j al annya pemerint ahan di Kot amadya Daerah Tingkat II Depol dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, dipil ih dan diangkat seorang Wal ikot amadya Kepal a Daerah Tingkat II di Wil ayah/ Daerah masing-masing sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

Pasal 10

(26)

- 13 -

Pasal 11

Unt uk kel engkapan perangkat pemerint ahan di Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tinkat II Cil egon, dibent uk sekret ariat Wil ayah/ Daerah Tingkat II, Sekret ariat Dewan Perwakil an Rakyat Daerah Kot amadya Daerah Tingkat II, dinas-dinas Daerah, dan inst ansi l ainnya sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

BAB IV

URUSAN RUMAH TANGGA DAERAH

Pasal 12

(1) Pada saat t erbent uknya Kot amadya Daerah Tingkat II Depok, diserahkan sebagian urusan pemerint ahan sebagai kewenangan pangkal di bidang : a. Pemerint ahan Umum;

b. Kesehat an;

c. Pendidikan dan Kebudayaan; d. Pekerj aan Umum;

e. Lal u Lint as dan Angkut an Jal an; f . Sosial ;

g. Keuangan Daerah; h. Lingkungan Hidup;

i. Kependudukan dan Cat at an Sipil ; j . Pert anian Tanaman Pangan; k. Perkebunan;

l . Perikanan; m. Pet ernakan;

n. Perindust rian dan Perdagangan; o. Pert ambangan;

p. Pariwisat a. q. Tenaga Kerj a;

(2) Pada saat t erbent uknya Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, diserahkan sebagian urusan pemerint ahan sebagai kewenangan pangkal di bidang: a. Pemerint ahan Umum;

b. Kesehat an;

c. Pendidikan dan Kebudayaan; d. Pekerj aan Umum;

e. Lal u Lint as dan Angkut an Jal an; f . Sosial ;

g. Keuangan Daerah; h. Lingkungan Hidup;

(27)

k. Perikanan; l . Pet ernakan;

m. Perindust rian dan Perdagangan; n. Pert ambangan;

o. Pariwisat a. p. Tenaga Kerj a;

(3) Pel aksanaan penambahan at au pengurangan urusan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2), diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13

Pada saat t erbent uknya Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, Penj abat Wal ikot amadya Kepal a Daerah Tingkat II Depok dan Penj abat Wal ikot amadya Kepal a Daerah Tingkat I Cil egon unt uk pert ama kal inya diangkat dan dit et apkan ol eh Ment eri Dal am Negeri at as usul Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I Jawa Barat .

Pasal 14

(1) Anggot a-anggot a Dewan Perwakil an Rakyat Daerah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon t erdiri dari : a. Anggot a yang dit et apkan dari wakil Part ai Pol it ik Pesert a Pemil ihan

Umum t erakhir yang dil aksanakan di daerah t ersebut ; b. Anggot a ABRI yang diangkat .

(2) Tat a cara pengangkat an, dan j uml ah anggot a Dewan Perwakil an Rakyat Daerah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) unt uk pert ama kal inya dit et apkan ol eh Ment eri Dal am Negeri.

Pasal 15

(1) Unt uk kel ancaran penyel enggaraan pemerint ahan di Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku, Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I Jawa Barat , Bupat i Kepal a Daerah Tingkat II Bogor dan Bupat i Kepal a Daerah Tingkat II Bogor dan Bupat i Kepal a Daerah Tingkat II Serang sesuai dengan wewenang dan t ugasnya masing-masing, menginvent arisasi dan mengat ur penyerahan kepada Pemerint ah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon:

(28)

- 15 -

Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon;

b. Tanah, bangunan, barang bergerak dan barang t idak bergerak l ainnya yang menj adi mil ik, dikuasai, at au dimanf aat kan ol eh Pemerint ah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat , Pemerint ah Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor dan Pemerint ah Kabupat en Daerah Tingkat II Serang, yang berada dal am wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon;

c. Badan Usaha Mil ik Daerah Pemerint ah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat , Pemerint ah Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor dan Pemerint ah Kabupat en Daerah Tingkat II Serang yang t empat kedudukannya t erl et ak di wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon;

d. Ut ang piut ang Pemerint ah Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor yang kegunaannya unt uk wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan ut ang piut ang Pemerint ah Kbaupat en Daerah Tingkat II Serang yang kegunaannya unt uk wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon;

e. Perl engkapan kant or, arsip, dokument asi, dan perpust akaan yang karena sif at nya diperl ukan ol eh Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon.

(2) Pel aksanaan penyerahan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), sel ambat -l ambat nya harus disel esaikan dal am wakt u sat u t ahun t erhit ung sej ak diresmikannya Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon.

Pasal 16

(1) Pembiayaan yang diperl ukan akibat pembent ukan Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2, dibebankan pada Anggaran Pendapat an dan Bel anj a Daerah Pemerint ah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon.

(2) Unt uk kel ancaran penyel enggaraan pemerint ahan dan pembangunan, t erhit ung sej ak diresmikannya pembent ukan Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, maka segal a pembiayaan yang diperl ukan pada t ahun pert ama sebel um dapat disusun Anggaran Pendapat an dan Bel anj a Daerah yang bersangkut an, dibebankan pada Anggaran Pendapat an dan Bel anj a Daerah Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor dan Kabupat en Daerah Tingkat II Serang berdasarkan perimbangan hasil pendapat an yang diperol eh dari

wil ayah Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon.

(29)

t iga t ahun bert urut -t urut , t erhit ung sej ak t anggal peresmiannya.

Pasal 17

Semua perat uran perundang-undangan yang saat ini berl aku bagi Kabupat en Daerah Tingkat II Bogor t et ap berl aku bagi Kot amadya Daerah Tingkat II Depok dan semua perat uran perundang-undangan yang saat ini berl aku bagi Kabupat en Daerah Tingkat II Serang t et ap berl aku bagi Kot amadya Daerah Tingkat II Cil egon, sebel um diubah, digant i, at au dicabut berdasarkan Undang-undang ini.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Pada saat berl akunya Undang-undang ini, semua perat uran perundang-undangan yang t idak sesuai dengan Undang-undang ini dinyat akan t idak berl aku.

Pasal 19

Ket ent uan l ebih l anj ut yang diperl ukan sebagai pel aksanaan Undang-undang ini, diat ur sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Pemerint ahan di Daerah.

Pasal 20

Undang-undang ini mul ai berl aku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik Indonesia.

Disahkan di Jakart a

pada t anggal 20 April 1999 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

t t d.

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

(30)

- 17 -

pada t anggal 20 April 1999

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

t t d.

(31)

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1999

TENTANG

PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON

I. UMUM

Kota Depok merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan Kota Cilegon merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Mengingat perkembangan Kota Depok dan Kota Cilegon yang cukup pesat, Kota Depok dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1981 ditetapkan menjadi Kota Administratif meliputi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan beji, Kecamatan Pancoran Mas, dan Kecamatan Sukmajaya, dan Kota Cilegon dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1986 ditetapkan pula sebagai Kota Administratif yang meliputi empat, kecamatan, yaitu Kecamatan Cilegon, Kecamatan Cibeber dengan tujuan meningkatkan penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagai sarana dalam pembinaan wilayah dan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kota Administratif Depok letaknya berbatasan langsung dengan wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan merupakan wilayah penyangga untuk meringakan tekanan perkembangan penduduk Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara, yang diarahkan untuk pola pemukiman dan penyebaran kesempatan kerja secara lebih merata sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Wilayah Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi) dalam perkembangannya tumbuh sebagai kota industri bagi wilayah Jawa Barat bagian barat. Di Kota Cilegon saat ini terdapat industri berat dan menengah dalam kapasitas regional dan nasional. Kota Cilegon juga merupakan jalur lalu lintas penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan pelabuhannya Merak. Kesemua ini menjadikan Kota Cilegon fungsinya semakin berkembang, disamping sebagai kot aindustri juga sebagai kota transito, perdagangan, dan jasa.

Milihat kedudukan kedua kota tersebut, Kota Depok dan Kota Cilegon sangat strategis ditinjau dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan.

(32)

- 19 -

menjadi 276.199 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata 4,22% per tahun. Hal ini mengakibatkan bertambahnya beban tugas dan volume kerja dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan serta pelayanan masyarakat di Kota Administratif Depok dan Kota Administratif Cilegon.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dengan memperhatikan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, sebagaimana tertuang dalam Surat keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tanggal 16 Mei 19994 Nomor 135/SK.DPRD/03/1994 tentang Persetujuan Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang tanggal 7 Juli 1994 Nomor 07/SK/DPRD/1994 tentang Persetujuan Peningkatan Status Kotif Cilegon menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II dan eputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat tanggal 7 Juli 1997 Nomor 135/Kep.Dewan.06/DPRD/1997 tentang Persetujuan Atas Pembentukan Kotamadya Dati II Depok dan Cilegon, dan untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelengggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat serta untuk lebih meningkatkan peran aktif masyarakat, maka pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon sebagai Kotamadya Daerah Tingkat II yang baru, sejalan dengan kebutuhan pembangunan pemerintahan di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Khusus untuk Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, dalam rangka pengembangan fungsi kotanya sesuai dengan potensinya dan guna memenuhi kebutuhan pada masa-masa mendatang terutama untuk sarana dan prasarana fisik kota, serta untuk kesatuan perencanaan, pembinaan wilayah, dan penduduk yang berbatasan dengan wilayah Kota Administratif Depok, maka Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok tidak hanya terdiri dari wilayah Kota Administratif Depok tetapi juga meliputi sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor lainnya, yaitu Kecamatan Limo, Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Sawangan dan sebagian wilayah kecamatan Bojong Gede yang terdiri dari Desa Pondokterong, Desa Ratujaya, Desa Pondokjaya, Desa Cipayung dan Desa Cipatungjaya.

Sementara itu, bagi Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon mengingat wilayahnya cukup luas, maka wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon sama dengan wilayah Kota Administratif Cilegon saat ini.

Dengan terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, Kota Administratif Depok yang dibentuk berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 43 Tahun 1981 dihapus.

(33)

Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas Pasal 3

Ayat (1)

Kecamatan Bojonggede Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor setelah dikurangi wilayah desa yang terdiri dari Desa Pondokterong, Desa Ratujaya, Desa Pondokjaya, Desa Cipayung, Desa Cipayungjaya tetap merupakan Kecamatan Bojonggede yang terdiri dari desa Citayam, Desa Bojonggede, Desa Pabuaran, Desa Tanggerang, Desa Susukan, Desa Kedungwaringin, Desa Sasakpanjang, Desa Cimanggis, Desa Tonjong, Desa TajurHalang, Desa Kalisuren, Desa Ragajaya, Desa Bojongbaru, Desa Rawapanjang, Desa Sukmajaya dan Desa Waringinjaya.

Ayat (2)

Kecamatan Pancoran Mas yang semula terdiri dari Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Pancoran mas, kelurahan Rangkapan Jaya Baru dan kelurahan Mampang setelah dibentuknya Kotamadya Tingkat II Depok ditata kembali dengan memasukkan sebagian wilayah Kecamatan Bojonggede sehingga terdiri dari Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapan Jaya Lama, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kelurahan mampang, Desa Pondokterong, Des Ratujaya, Desa Pondokjaya, Desa Cipayung, dan Desa Cipayungjaya.

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

(34)

- 21 -

Ayat(1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Peta sebagaimana dimaksud dalam ayat ini adalah peta Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon dalam bentuk lampiran Undang-undang ini.

Ayat(4))

Penentuan batas wilayah secara pasti antara Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor serta antara Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegondan kabupaten Daerah Tingkat II Serang ditetapkan oleh Menteri Dalam negeri setelah mempertimbangkan usul dan saran Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat yang didasarkan atas hasil penelitian, pengukuran, dan pematokan di lapangan.

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Dalam rangka mengembangkan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon sesuai dengan potensi Daerah dan guna perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada masa-masa mendatang khususnya untuk pengembangan sarana dan prasarana pemerintahan dan pembangunan, maka perlu adanya kesatuan perencanaan pembangunan. Untuk itu, penataan ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon harus benar-benar serasi dan terpadu penyusunannya dalam satu kesatuan sistem rencana tata ruang wilayah yang terpadu dengan tata ruang wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan Kabupaten Daerah Tingkat II Serang serta propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Pembentukan dinas-dinas Daerah dan instansi lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan Daerah.

Pasal 12

Ayat (1) dan Ayat (2)

(35)

urusan dari tugas pokok dan fungsi pemerintahan yang diserahkan pada Daerah Otonom, yang dilaksanakan berdasarkan potensi, kemampuan, dan masa depan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Daerah Tingkat II Cilegon dalam rangka pengembangan dan kemajuan wilayah.

Adapun perincian fungsi kewenangan pangkal dari urusan pemerintahan yang diserahkan adalah sama dengan perincian fungsi yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 13

Pada saat terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, pengangkatan Kepala Daerah belum dapat dilakukan melalui pemilihan sesuai dengan tata cara dan pemilihan sesuai dengan tata cara dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Oleh karena itu, untuk pertama kali Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Cilegon diangkat dan ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri atas usul Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat sampai dengan dilantiknya Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok hasil pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok dan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Cilegon hasil pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Pasal 14 Ayat (1) Huruf a

Yang dimaksud dengan memperhatikan perimbangan suara hasil Pemilihan Umum terakhir ialah pada prinsipnya penetapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II tersebut, berpedoman kepada perimbangan suara hasil Pemilihan Umum dan dijiwai oleh semangat kebersamaan serta kekeluargaan dalam rangka pengamalan demokrasi yang berdasarkan Pancasila.

huruf b

Cukup jelas

Ayat (2)

Ketetapan Menteri Dalam Negeri tentang Tata Cara, Pengangkatan, dan Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Cilegon disesuaikan dengna peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(36)

- 23 -

Dengan terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon untuk mencapai daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan serta pelayanan masyarakat, digunakan pegawai, tanah, gedung perkantoran beserta perlengkapannya, dan fasilitas pelayanan umum yang telah ada selama ini yang telah dipakai dalam pelaksanaan tugas oleh Kota Administratif Depok dan Kota Administratif Cilegon. Untuk itu dalam rangka tertib administrasi diperlukan tindakan hukum berupa penyerahan dari Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan dari Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Demikian pula halnya Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor yang tempat kedudukan dan kegiatannya berada di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, serta Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang yang tempat kedudukan dan kegiatannya berada di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, untuk mencapai daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraannya, diserahkan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat II Bogor, dan Kabupaten Daerah Tingkat II Serang sesuai dengan lingkup tugasnya masing-masing kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Begitu juga utang piutang yang kegunaannya untuk wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon masing-masing diserahkan pula kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Berkenaan dengan pengaturan penyerahan tersebut di atas, dibuatkan daftar inventaris.

Ayat (2)

Yang dimaksud sejak diresmikannya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon adalah terhitung sejak dilatiknya Penjabat

Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok dan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Cilegon.

Pelantikan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok dan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Cilegon didahului dengan peresmian pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia.

(37)

ayat ini kepada Menteri Dalam Negeri, untuk bahan pengambilan kebijaksanaan lebih lanjut.

Pasal 16 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan pembiayaan adalah biaya untuk pembangunan gedung perkantoran, rumah dinas, perlengkapan kantor, sarana meubelair, dan sarana mobilitas serta untuk biaya operasional, bagi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta pembinaan kemasyarakatan.

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 241 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Dengan demikian, perlu diatur kembali wilayah hukum Pengadilan Tinggi Palembang sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1964 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi

Demikian pula kewajiban melaporkan satu kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1953 kurang memberi jaminan kesinambungan gambaran kebenaran

Pemerintah mengajukan Rancangan Undang-undang tentang Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1995/96 berdasarkan Perubahan sebagaimana dimaksud dalam

(3) Apabila Anak Nakal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 huruf a, belum mencapai umur 12 (dua belas) tahun melakukan tindak pidana yang diancam pidana mati atau pidana

(1) Dalam hal bantuan pihak lain, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf c, berasal dari luar negeri, pengurus serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi

(1) Lembaga Penyiaran Swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf b adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang

(1) Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) di wilayah yang menerapkan kompetisi dapat dilaksanakan oleh Sadan Usaha