• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA TE 1205943 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA TE 1205943 Chapter3"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PEKERJAAN

3.1 Blok Diagram Perencanaan dan Pemasangan SUTR

Tahap-tahap perencanaan dan pemasangan Jaringan SUTR di Perumahan

Diamond Residence dapat digambarkan dengan blok diagram pada gambar 3.1.

Perencanaan dan Pemasangan Jaringan

SUTR

Survei Lapangan

Ya

Membuat Gambar Rencana Jalur SUTR dan Titik Penanaman

Tiang

1 Mulai

Studi perencanaan pembebanan

Data Sudah Lengkap?

Tidak

(2)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Blok Diagram Perencanaan dan Pemasangan Jaringan SUTR Ya

Pemasangan Tiang dan Kelengkapannya

1

Penarikan Penghantar Kabel Pilin

Pemasangan Pembumian SUTR

Pemasangan Gardu Portal dan Kelengkapannya

Selesai Perencanaan

Sudah Lengkap?

2

(3)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi SUTR

3.2.1 Persiapan Peta Rencana

Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan membuat peta rencana jalur

saluran tegangan rendah pada Perumahan Diamond Residence Kopo. Gambar 3.2

merupakan denah lokasi yang akan dijadikan objek perencanaan jaringan SUTR.

(4)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2 Survei dan Penentuan Penanaman Titik Tiang (Pole Staking)

Sebelum melaksanakan pekerjaan, penentuan jalur kabel harus

diidentifikasi, kemungkinan perubahan jalur berdasarkan rencana konstruksi dapat

dilakukan. Survei dilakukan berdasarkan peta gambar rencana jaringan.

Pelaksanaan survei bersamaan dengan penentuan jalur pada garis tepi (garis

sepadan jalan) dan jalan atau bangunan sesuai izin pemerintah daerah setempat.

Titik lokasi penanaman tiang mengikuti ketentuan pada peta rencana jalur.

Koreksi lapangan dapat dilakukan dengan pertimbangan :

Perlu dilakukan penyesuaian jalur saluran pada lokasi-lokasi sebagai berikut :

1) Lereng sungai / tepi saluran air

2) Titik tikungan jalan

Khusus untuk lokasi yang menyangkut kepemilikan tanah perlu diperhatikan

hal-hal sebagai berikut :

1) Titik pada garis pagar bangunan

2) Halaman rumah penduduk

3) Garis batas antara bangunan penduduk

Penyesuaian titik tiang yang berakibat pada bertambahnya jarak gawang, perlu

diantisipasi tiang beton dengan kekuatan atau panjang lebih dari rencana. Ada dua

cara menentukan pole staking, yaitu :

1) Dengan metode theodolit

2) Dengan kompas

Penggunaan alat theodolit dapat memberikan hasil survei yang tepat baik jarak

antar tiang dan sudut deviasi lintasan. Penggunaan kompas lebih mudah namun

memerlukan dua orang staf untuk menentukan jarak antar titik tiang, kelurusan

jalur lintasan dan sudut deviasi lintasan. Hal yang perlu diperhatikan dalam

(5)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Jarak aman terhadap lingkungan (bangunan, dll)

2) Tidak menempatkan lintasan diatas jalan raya

3) Pemotongan / crossing jalan tidak kurang dari 150.

3.2.3 Penentuan Jenis Tiang

Kekuatan tiang (working load) mengikuti standarisasi yang sudah ada

yaitu 160 daN, 200 daN, 350 daN, 500 daN, 800 daN. Untuk panjang tiang 9 m,

11 m, 12 m, 13 m, 14 m dan 15 m baik yiang besi maupun tiang beton.

Tiang mempunyai tingkat keamanan 2, yaitu baru akan gagal fungsi jika

gaya mekanis melebihi 2x working load (breaking load = 2x working load).

Kekuatan tarik mekanis dihitung pada ikatan penghantar 15 cm di bawah titik

puncak tiang. Tidak diperhitungkan perbedaan momen tarik untuk berbagai titik

ikatan penghantar pada tiang.

Besarnya gaya mekanis yang diterima tiang tergantung dengan fungsi

tiang dan luas penampang penghantar. Perhitungan untuk mencari gaya mekanis pada tiang dapat dilakukan dengan cara berikut.

1) Gaya Mekanis pada Tiang Awal/ Ujung

Tabel 3.1 Gaya Mekanis pada Tiang Awal/Ujung

No.

Penampang Penghantar

(mm2)

Massa (kg/m)

Diameter (m)

F1 massa x g

(daN)

F2 Resultan

(kg/m)

F = √F + F

(daN)

1 3 x 35 + N 0,67 0,031 148 28 150

2 3 x 50 + N 0,78 0,034 172 31 175

3 3 x 70 + N 1,01 0,041 223 37 226

(Sumber : Standar Konstruksi PLN, 2010)

Tabel 3.1 merupakan contoh penentuan besar gaya mekanis tiang pada

tiang awal/ ujung dengan keterangan sebagai berikut.

(6)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  F = Gaya mekanis pada tiang (daN)

F1 = Fm x g x ; F2 = Fa x d x

 Fm = Massa penghantar (kg/m)

 Fa = Kekuatan angin (40 daN/m2)

L = Panjang total penghantar dan andongan (L= � +��

�)  d = Diameter penghantar (meter)

 g = Gravitasi (9.8) 2) Gaya Mekanis pada Tiang Tengah

Penentuan besar gaya mekanis pada tiang tengah dapat dilakukan dengan

cara berikut.

� = �� × � × �

F = Gaya mekanis pada tiang (daN)

 Fa = Kekuatan angina (40 daN/m2)

d = Diameter penghantar (meter)

 � = Panjang penghantar antara titik andongan dua gawang yang berdampingan (weighted span)

3) Gaya Mekanis pada Tiang Sudut

Tabel 3.2 Gaya Maksimum pada Tiang Sudut Jaringan Distribusi Tegangan

Listrik

No.

Penampang Penghantar

(mm2)

Gaya Mekanis Resultan Maksimum F (daN)

α = 300 α = 450 α = 600 α = 900

1 3 x 35 + N 78 115 150 212

(7)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 3 x 70 + N 116 171 224 317

(Sumber : Standar Konstruksi PLN, 2010)

Tabel 3.2 merupakan contoh penentuan besar gaya mekanis tiang pada

tiang sudut dengan keterangan sebagai berikut.

F = 2 F1 sin α

 F = Gaya mekanis pada tiang (daN)

F1 = Fm x g x

Fm = Massa penghantar (kg/m)

g = Gaya gravitasi (9,8)

L = Panjang total penghantar dan andongan (L= � +��

)  α = Sudut deviasi lintasan (derajat)

α

3.2.4 Pendirian Tiang dan Kelengkapannya

Sebelum pendirian tiang dilaksanakan, harus dilakukan pengamanan

lingkungan. Pendirian dilakukan dengan mobil kran atau menggunakan konstruksi

kaki tiga dengan minimal 3 petugas.

Lubang untuk mendirikan tiang digali dengan lebar lubang galian dua kali

diameter bagian bawah tiang. Kedalaman lubang 1/6 kali panjang tiang + 10 cm.

Setelah tiang didirikan pada pondasinya lalu pondasi dicor beton. Prosedur

pendirian tiang dengan menggunakan metode kran kaki tiga dapat dilihat pada

(8)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3 Prosedur Pendirian Tiang Dengan Kran Kaki 3

3.2.5 Pemasangan Konstruksi Atas Tiang (Pole Top Construction)

Pemasangan konstruksi Fixed Dead End (FDE), Adjustable Dead End

(ADE) dan suspension (SS) tidak kurang 10 cm dari ujung atas tiang. Konstruksi 2

jalur saluran udara dapat dilakukan dengan cara bersisian. Jarak antara 2 pole

bracket tidak kurang dari 30 cm. pemasangan komponen konstruksi ke atas tiang

menggunakan tali pengankat dengan menggunakan katrol.

Pemasangan konstruksi dilakukan minimal oleh 2 orang petugas, satu

dibawah (ground crew) dan satu diatas. Petugas diatas berdiri diatas platform dan

memakai alat K3 (sabuk pengaman, sarung tangan, helm).

Komponen atas tiang berdasarkan fungsi tiang (tiang awal / ujung, tiang

penumpu, tiang sudut, tiang seksi, tiang peregang), sebagaimana tabel 3.3 :

(9)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Posisi Tiang Konstruksi

FDE SS ADE

Tiang Awal *

Tiang Sudut *

Tiang Penumpu *

Tiang Sudut Kecil α<300 *

Tiang Sudut Besar α>300 * *

Tiang Seksi * *

Tiang Peregang * *

Pembumian *

(Sumber : Standar Konstruksi PLN, 2010)

Komponen konstruksi yang dipakai pada konstruksi FDE, SS, ADE dapat

dilihat pada tabel 3.4 :

Tabel 3.4 Komponen Konstruksi FDE, SS dan ADE

Nama Material FDE SS ADE

Tension Bracket * *

Suspension Bracket *

Strain Clamp * *

Suspension Clamp *

Stainless Steel + Stopping Buckle * * *

Selubung proteksi mekanis + Insulating

Tape *

Plastik Strap * * *

Urn Buckle / Span Schrof *

(Sumber : Standar Konstruksi PLN, 2010)

3.2.6 Penarikan Penghantar

Penarikan kabel pilin tidak boleh menyebabkan bundle kabel terurai,

khususnya pada saat pengaturan sag. Besarnya kekuatan mekanis penarikan

dikontrol pada dynamometer dan dihitung berdasarkan jarak gawang ekivalen dan

besar andongan yang dipilih berdasarkan tabel 3.3.

Jarak

(10)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5 Kekuatan Penarikan Penghantar Kabel Pilin (Twisted Cable)

(Sumber : Standar Konstruksi PLN, 2010)

Penghantar tidak boleh ditarik langsung dari haspel, tapi haspel diputar

sedikit demi sedikit, penghantar diurai kemudian ditarik ke atas tiang. Saat

penarikan kabel tidak boleh bergesekan dengan benda keras, tanah, tergilas

kendaraan atau terurai.

Pengaturan sag (andongan) dilakukan dengan menggunakan mistar bidik

andongan. Besarnya gaya mekanis penarikan kabel disesuaikan dengan jarak

andongan yang telah ditentukan (lihat table 3.3). Prosedur penarikan penghantar

dapat dilihat pada gambar 3.4.

3 x 25 + N mm2 3 x 35 + N mm2 3 x 50 + N mm2 3 x 70 + N mm2 Sag (cm) 60 Sag (cm) 80 Sag (cm) 100 Sag (cm) 60 Sag (cm) 80 Sag (cm) 100 Sag (cm) 60 Sag (cm) 80 Sag (cm) 100 Sag (cm) 60 Sag (cm) 80 Sag (cm) 100

30 100 70 60 155 130 90 160 130 110 240 180 135

35 138 120 85 205 155 130 230 170 135 310 230 180

40 170 160 110 260 200 160 280 220 170 415 200 240

45 210 180 140 340 255 200 370 270 230 530 370 290

50 260 210 165 410 340 250 480 350 270 640 450 350

(11)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4 Prosedur Penarikan Kabel Pilin

3.2.7 Penyambungan dan Sadapan Penghantar

Sambungan antar penghantar dilakukan dengan Compression Joint Sleeve.

Sadapan atau pencabangan dan sambungan pelayanan dilakukan dengan

menggunakan konektor jenis Hydraulic Pressed Connector yang kokoh atau

konektor berbadan logam berisolasi kedap air. Sambungan antar penghantar tidak

menahan / memikul beban mekanis. Tidak boleh melakukan sambungan

penghantar netral pada lokasi ditengah antara dua tiang.

3.2.8 Pemasangan Pembumian Penghantar Netral

Penghantar netral pada jaringan tegangan rendah dibumikan sesuai dengan

konsep TN-C yang dianut PLN. Konstruksi pembumian dipasang pada tiang

pertama, tiang akhir dan selanjutnya setiap 200 meter setelah tiang pembumian

pertama. Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 10 Ohm, dan tidak melebihi 5

Ohm untuk seluruh tahanan pembumian pada satu gardu distribusi. Konfigurasi

(12)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.5 Konfigurasi Pemasangan Pembumian

Tiang yang mepunyai fasilitas terminal pembumian harus dilengkapi

elektroda pembumian yang dipasang / ditanam sedalam 30 cm dari tiang.

Hubungan antara terminal pembumian pada tiang elektroda pembumian memakai

penghantar tembaga dengan luas penampang penghantar tidak kurang dari 50

mm2. Jika pada tiang tidak dilengkapi terminal pembumian, konstruksi

pembumian menggunakan penghantar tembaga dengan penampang

sekurang-kurangnya 25 mm2 atau penghantar alumunium dengan penampang

sekurang-kurangnya 50 mm2 , ikatan penghantar dengan elektroda pembumian

menggunakan penghantar tembaga. Hubungan antara penghantar alumunium dan

tembaga memakai sambungan joint sleeve dan sepatu kabel bimetal. Penghantar

dilindungi menggunakan pipa galvanis dengan ukuran 1

4 inci,

sekurang-kurangnya 2.5 meter diatas permukaan tanah.

3.3 Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi Gardu Distribusi

3.3.1 Persiapan Konstruksi dan Proses Perizinan

Perancangan konstrusi Gardu pasangan luar khususnya tipe tiang lazimnya

sudah harus menjadi satu kesatuan dengan perencanaan jaringan SUTM-nya.

Pastikan terlebih dahulu kebenaran peta rencana lokasi pendirian Gardu

Distribusi, detail konstruksi dan perolehan izin tertulis penggunaan tanah untuk

gardu dari pemilik tanah. Perhatikan kekuatan tiang beton/besi untuk konstruksi

Gardu Tiang yang direncanakan bagi penempatan transformator distribusi,

pondasinya dan akurasi vertikalnya. Persiapkan seluruh komponen utama dan

kelengkapan instalasi Gardu Tiang di lokasi. Termasuk yang harus diperhatikan

adalah dimensi crossarm atau dudukan dengan jarak-jarak dan besar lubang yang

dipersyaratkan. Untuk konstruksi Gardu pasangan luar dibagi menjadi beberapa

(13)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Gardu Portal 50 kVA – 100 kVA, 2 jurusan TR

PHB-TR gardu ini dirancang untuk 2 jurusan Jaringan Tegangan Rendah.

Gardu Portal dengan 2 Jurusan TR dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Konstruksi Gardu Portal 2 Jurusan TR

Keterangan :

No Nama Komponen Satuan Jumlah

1 Isolator Tumpu 20 kV set 3

2 Pararel Groove/ Liveline Connector set 1

3 Lightning Arrester buah 3

4 Fuse Cut Out 20 kV + Fuse Link buah 3

(14)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Trafo Cantol 3PH 20kV-B2 25-50 kVA buah 1

7 Papan tanda bahaya buah 1

8 Pentanahan Lengkap (BC-50 mm2) set 1

9 PHB TR 2 Jurusan Lengkap set 1

10 Tiang Beton/ 12 m - 500 daN buah 1

(Standar Konstruksi PLN, 2010)

2) Gardu Portal 160 kVA – 400 kVA, 4 jurusan TR

PHB-TR gardu ini dirancang untuk 4 jurusan Jaringan Tegangan Rendah.

Gardu Portal dengan 4 jurusan TR dapat dilihat pada gambar 3.7

(15)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

No Nama Komponen Satuan Jumlah

1 Pararel Groove/ Liveline Connector set 3

2 Bimetal AL-CU set 3

3 Lightning Arrester buah 3

4 Fuse Cut Out + Fuse Link buah 3

5 Transformator Distribusi 3 Fase buah 3

6 PHB-TR buah 1

7 Elektroda Titik Netral Trafo buah 1

8 Elektroda LA set 1

9 Elektroda BKT set 1

10 Pipa Galvanis 41 MCI buah 2

11 Pipa Galvanis 5/8 MCI buah 2

12 Jaringan TR

(Standar Konstruksi PLN, 2010)

3) Gardu Cantol sistem 4 kawat

Konstruksi Gardu Cantol sistem 4 kawat pada konstruksi transformatornya

peralatan proteksi TM dan TR sudah dalam transformator, sehingga

konstruksi keseluruhan dapat disederhanakan. Gardu Cantol 4 Kawat dapat

(16)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.8 Konstruksi Gardu Cantol Sistem 4 Kawat

Keterangan :

No Nama Komponen Satuan Jumlah

1 Pararel Groove/ Liveline Connector set 3

2 Jumper A 3C 35 mm m

3 Bimetal AL-CU buah 3

4 Fuse Cut Out + Fuse Link buah 3

5 Lightning Arrester buah 3

6 Transformer Anchor buah 1

7 Terminal Lug buah 3

8 Transformator set 1

9 Cable Jumper (NYY) m

10 Kabel Penyulang TR + Bimetal AL-CU

(17)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12 PHB-TR 2 Jurusan buah 1

13 Pipa Galvanis 4 Inchi buah 1

14 Pelat Tanda Bahaya buah 1

15 Grounding Terminal Joint buah 1

16 Elektroda Bumi buah 2

17 Ranjau Panjat Buah 1

(Standak Konstruksi PLN, 2010)

Khusus pemasangan transformator, periksa fisik transformator distribusi yang

meliputi:

1) Packing transformator.

2) Periksa aksesoris transformator, apakah sudah selesai dengan syarat

kontak yang disepakati, misalnya thermometer, Oil level, Buchholz Relay,

Breather (silica gel).

3) Periksa volume minyak dan kebocoran pada transformator.

4) Periksa Name Plate serta sertifikat transformator, apakah telah sesuai

dengan permintaan, pemeriksaan antara lain :

 Daya/ Kapasitas (kVA)

 Tegangan sisi Primer (Volt)

 Tegangan sisi Sekunder (Volt)

 Vektor Group

 Tingkat pengaturan tegangan 5) Pengujian ketahanan isolasi antara :

 Sisi Tegangan Rendah (TR) dengan sisi Tegangan Menengah (TM).

 Sisi Tegangan Rendah (TR) dengan badan transformator (E).

 Sisi Tegangan Menengah (TM) dengan badan transformator (E).

3.3.2 Handling Transportasi dan Penaikan Transformator ke Tiang

Kondisi kritis adalah pada saat memindahkan transfomator dari gudang ke

lokasi pemasangan misalnya pada saat penaikan dan penurunan transformator dari

(18)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

truk diharuskan menggunakan alat bantu forklift atau mobile-crane (truk yang

sudah dilengkapi lifter).

Pelaksanaan penaikan dan penurunan ke atau dari truk harus diperhatikan

dengan seksama untuk memastikan tidak terjadinya kerusakan pada tangki

transformator (bila menggunakan forklift) atau kerusakan isolator (umumnya bila

menggunakan crane atau tripod). Pengangkutan transformator dari gudang

penyimpanan menuju lokasi gardu tidak diperbolehkan terjadinya banyak

guncangan pada saat dibawa dengan kendaraan. Penaikan dan penurunan

transformator menggunakan mobile-crane dapat dilihat pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 Penaikan/Penurunan Transformator menggunakan mobile-crane

3.3.3 Pemasangan Instalasi

1) Instalasi Transformator Distribusi

Untuk instrlasi ke atas tiang atau platform dudukannya, siapkan terlebih

dahulu takle/lifter dengan kekuatan cukup di tiang beton pada penggantung

cross-arm sementara untuk mengankat transformator, naikkan transformator dengan

seksama, vertical ke atas dan setelah duduk diatas cross-arm tiang/dudukan pada

tiang beton rakit dengan mur-baut yang erat.

2) Pemasangan Penghantar Pembumian

(19)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Titik tiang sisi sekunder transformator

 Bagian konduktif terbuka (BKT) instalasi gardu

 Bagian konduktif ekstra (BKE)

 Lightning Arrester

Tabel 3.6 Instalasi Pembumian pada Gardu Portal

No. Uraian Ukuran Minimal

Penghantar Pembumian

1 Panel PHB TM (kubikel) BC 16 mm2

2 Rak kabel TM-TR BC 16 mm2

3 Pintu gardu/pintu besi/pagar besi BC pita 16 mm2 (NYAF)

4 Rak PHB-TR BC 50 mm2

5 Badan transformator BC 50 mm2

6 Titik netral sekunder

transformator BC 50 mm

2

(Sumber : Standar Konstruksi PLN, 2010)

Seluruh terminal pembumian tersebut disambungkan pada ikatan penyama

potensial pembumian dan selanjutnya dihubungkan ke elektroda pembumian.

Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 1 Ohm. Pembumian Lightning Arrester

(LA), pembumian BKT dan BKE, pembumian titik netral transformator dilakukan

dengan memakai elektroda bumi sendiri-sendiri, namun penghantar pembumian

Lightning Arrester, BKT dan BKE dihubungkan dengan kawat tembaga 50 mm2.

Penghantar-penghantar pembumian dilindungi dengan pipa galvanis diameter 5

atau 8 inci sekurang-kurangnya setinggi 3 meter diatas tanah.

3) Instalasi Kabel Tegangan Rendah

Instalasi kabel tegangan rendah antara terminal TR transformator dengan

PHB-TR memakai kabel sekurang-kurangnya jenis NYY. Ukuran kabel

disesuaikan dengan kapasitas transformator. Kabel dilindungi dengan pipa

galvanis dengan diameter 4 inci sekurang-kurangnya setinggi 3 meter diatas tanah.

Apabila menggunakan kabel dengan pelindung metal (NYFGBY), bagian

pelindung metal harus dibumikan.

(20)

Muhamad Danang Rahmawan, 2015

PERENCANAAN DAN PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN DIAMOND RESIDENCE KOPO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap Gardu Tiang harus diberi identitas yang meliputi :

 Nomor Gardu

 Tanda peringatan (lambing kilat, tulisan tanda bahaya)

 Data historis gardu meliputi tanggal dibangun, No. SPK, nama pelaksana pekerjaan, dicantumkan pada bagian dalam pintu PHB-TR. Seluruh

bagian Gardu Tiang dicat dengan warna silver bronze. Jenis cat yang

digunakan untuk bagian luar harus tahan perubahan cuaca.

5) Penyelesaian Akhir (finishing)

Setelah tahap konstruksi pemasangan gardu selesai, maka dilanjutkan

dengan uji teknis dan komisioning sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk

Gambar

Gambar 3.1 Blok Diagram Perencanaan dan Pemasangan Jaringan SUTR
Gambar 3.2 Denah Perumahan Diamond Residence Kopo
Tabel 3.1 Gaya Mekanis pada Tiang Awal/Ujung
Tabel 3.2 Gaya Maksimum pada Tiang Sudut Jaringan Distribusi Tegangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

memiliki pengalaman pada subbidang Jaringan distribusi tenaga listrik tegangan rendah (24007) / Jasa Pelaksanaan Instalasi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Rendah

Dengan demikian sistem distribusi tenaga listrik berfungsi membagikan tenaga listrik kepada pihak pemakai melalui jaringan tegangan rendah (SUTR), sedangkan suatu

Dengan demikian sistem distribusi tenaga listrik berfungsi membagikan tenaga listrik kepada pihak pemakai melalui jaringan tegangan rendah (SUTR), sedangkan suatu

Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah penanggulangan transformator berbeban lebih pada jaringan distribusi tegangan rendah dengan pemasangan

Dengan demikian sistem distribusi tenaga listrik berfungsi membagikan tenaga listrik kepada pihak pemakai melalui jaringan tegangan rendah (SUTR), sedangkan suatu

Dengan demikian sistem distribusi tenaga listrik berfungsi membangkikan tenaga listrik kepada konsumen melalui jaringan tegangan rendah (SUTR), sedangkan saluran transmisi

Rekonfigurasi jaringan distribusi pada Tugas Akhir ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi deviasi tegangan pada jaringan distribusi serta untuk meningkatkan

Dengan demikian sistem distribusi tenaga listrik berfungsi membagikan tenaga listrik kepada pihak pemakai melalui jaringan tegangan rendah (SUTR), sedangkan