• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Obat Kumur Cengkeh Terhadap Nilai Kekerasan Permukaan Enamel Gigi Yang Telah Di Demineralisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Obat Kumur Cengkeh Terhadap Nilai Kekerasan Permukaan Enamel Gigi Yang Telah Di Demineralisasi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cengkeh

Cengkeh (Syzygium Aromaticum) adalah tanaman asli Indonesia yang berasal

dari Maluku. Tanaman perkebunan ini menyebar di Indonesia sejak tahun 1870 dan

kini sudah banyak dibudidayakan untuk diambil bunga dan minyaknya. Tanaman

cengkeh dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis.2 Indonesia merupakan

negara penghasil cengkeh terbesar di dunia dengan kapasitas produksi sebesar 92.133

ton/tahun, disusul Madagaskar dan Tanzania dengan total produksi 1/6 total produksi

cengkeh Indonesia yaitu sekitar 15.000 ton/tahun.3

Cengkeh adalah jenis tumbuhan perdu yang memiliki batang pohon yang besar

dan berkayu keras. Pohon cengkeh dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 20

meter dan umumnya pohon cengkeh membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk

tumbuh dewasa dan siap dipanen. Daun cengkeh berwarna hijau berukuran 3-6 inci

berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan pangkalnya menyudut.

Bunga cengkeh yang muda berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi

kuning kehijauan dan berwarna merah muda apabila sudah tua, sedangkan bunga

cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman.4,5

(2)

2.1.1 Taksonomi Cengkeh

Berdasarkan ilmu taksonomi, cengkeh diklasifikasikan menjadi:4

• Kingdom : Plantae

• Subkingdom : Tracheobionta

• Filum : Angiosperma

• Kelas : Dicotyledonae

• Ordo : Myrtales

• Famili : Myrtaceae

• Genus : Syzygium

• Spesies : Syzygium aromaticum (L.)

2.1.2 Kandungan Cengkeh

United States Department of Agriculture (USDA) melaporkan bahwa dalam 100 gram cengkeh terkandung beberapa mineral seperti kalsium sebesar 44 mg, 0,231

mg tembaga, 1,28 mg zat besi, 60 mg magnesium, 0,256 mg mangan, dan 90 mg

fosfor.4

Eugenol merupakan senyawa yang berperan dalam memberikan aroma khas

menyegarkan dan pedas pada cengkeh, dan mempunyai efek analgesik, antiinflamasi,

antimikroba, antiviral, antifungal, antiseptik, sehingga senyawa ini banyak

dimanfaatkan dalam industri farmasi.6,7,17 Senyawa eugenol merupakan komponen

utama yang terkandung dalam minyak cengkeh, dengan kandungan dapat mencapai

72-90%, kandungan lain pada minyak cengkeh antara lain:4,6,7,10

a. Asetil eugenol yang berfungsi sebagai antioksidan dan aktivitas antiplatelet;

beta-kariofilen, asam krategolik, dan vanillin yang berfungsi sebagai agen

antiinflamasi, antioksidan, dan antitumor.

b. Tannin seperti asam galatanat dan metil salisilat yang dapat meningkatkan

ketahanan terhadap asam pada enamel gigi.

c. Flavonoid seperti eugenin, kaempferol, rhamnetin, dan eugenitin yang berfungsi

(3)

d. Triterpenoid seperti asam oleanolik yang berfungsi sebagai antimikroba dan

antikanker.

2.1.3 Manfaat Cengkeh

Cengkeh merupakan tanaman herbal yang mempunyai banyak manfaat, dengan

aroma khasnya yang harum dan sedikit pedas, cengkeh dapat digunakan untuk

membuat lemari dan laci-laci menjadi harum. Kandungan kimia pada minyaknya

yang sangat bermanfaat membuatnya banyak digunakan sebagai bumbu masakan dan

obat berbagai masalah kesehatan sejak ribuan tahun yang lalu.4,5

Cengkeh mempunyai peran terapeutik dalam kondisi berikut:4,5-7,17-20

a. Anti-septik: minyak cengkeh dapat digunakan untuk mengurangi infeksi, luka,

dan sakit akibat gigitan serangga.

b. Anti-fungal: cengkeh bermanfaat dalam mengurangi infeksi jamur seperti

athlete’s foot. Ali dkk di Dubai (2009) juga mengemukakan bahwa kandungan eugenol yang ada pada cengkeh terbukti dapat menghambat perkembangan jamur

Candida albicans.

c. Anti-bakteria: minyak cengkeh dapat secara efektif membunuh bakteri infeksi

pada kasus keracunan makanan. Chaiya A dkk di Thailand (2013) mengemukakan

bahwa kandungan eugenol dalam obat kumur cengkeh dapat menghambat tumbuhnya

bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus viridans yang dapat menyebabkan

terjadinya plak gigi.

d. Anti-kasinogenik: asam oleanolik yang merupakan salah satu komponen dari etil

asetat dalam ekstrak cengkeh berperan dalam aktivitas antitumor dengan

menginduksi proses apoptosis.

e. Aktivitas antiplatelet: cengkeh dapat melancarkan peredaran darah karena

kandungan eugenol dan asetil eugenol yang ada pada cengkeh dapat menghambat

agregasi platelet.

f. Berkumur dengan kandungan cengkeh dapat mengurangi sakit kerongkongan dan

(4)

g. Hipertensi: mengunyah cengkeh secara teratur setidaknya selama 6 minggu atau

lebih dapat membantu mengurangi hipertensi.

h. Analgesik: serbuk cengkeh yang diaplikasikan pada gusi gigi yang sakit dapat

mengurangi rasa sakit, selain itu dapat juga mengurangi sakit pada sakit telinga dan

sakit kepala, dan sakit gigi.

i. Cengkeh dapat membantu dalam meredakan masalah pencernaan seperti

muntah-muntah, diare, dan perut kembung.

j. Antioksidan: minyak cengkeh dapat berfungsi sebagai antioksidan yang kuat.

USDA (United States Department of Agriculture) menetapkan skala yang bernama

ORAC (Oxygen Radical Absorption Capacity), dimana semakin tinggi skor ORAC,

semakin mampu bahan tersebut merusak radikal bebas, dan minyak cengkeh

mempunyai skor ORAC tertinggi yaitu 10.786.875 disusul minyak thyme dengan skor

159.500, sehingga cengkeh dikenal sebagai sang juara dari seluruh bahan antioksidan.

Selain dalam bidang kesehatan, cengkeh dapat juga dimanfaatkan untuk

mengusir nyamuk dan ngengat. Dalam bidang industri pabrik, cengkeh digunakan

sebagai bahan dalam pasta gigi, sabun, kosmetik, obat kumur, parfum, dan rokok.

Cengkeh juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat gosok balsam untuk

mengurangi rasa sakit karena rematik, dan produk aroma terapi (Jirovets, 2010).17

2.1.4 Manfaat Cengkeh Terhadap Kekerasan Enamel

Penelitian oleh Al-lami AHK dan Al-lousi WS di Irak (2011) menunjukkan

bahwa larutan ekstrak cengkeh 1%, 5%, dan 10% dapat meningkatkan kekerasan

enamel pada gigi yang terdemineralisasi secara signifikan karena terdapat kandungan

ion Ca2+ dan PO43- di dalamnya, dimana ion Ca2+ dan PO43- merupakan komponen

mayor dari kristal hidroksiapatit.10 Ion Ca2+ dan PO43- yang ada pada obat kumur

cengkeh akan membantu proses remineralisasi. Mikroporositas yang disebabkan oleh

minuman asam mengakibatkan enamel gigi memiliki energi tegangan permukaan

yang tinggi sehingga memungkinkan mineral kalsium dan fosfor masuk ke dalam

mikroporositas tersebut.21 Cengkeh juga mengandung tannin yang dapat

(5)

menunjukkan bahwa komponen mayor dalam cengkeh seperti eugenol dan asetil

eugenol dalam minyak cengkeh 0,05% dapat menghambat dekalsifikasi enamel oleh

jus apel dan menyebabkan terjadinya proses remineralisasi .11

2.2 Enamel

Gigi tersusun atas jaringan keras yang terdiri dari enamel, dentin, dan

sementum. Enamel adalah lapisan terluar gigi yang menutupi seluruh mahkota gigi

dan dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Enamel berwarna putih, namun

enamel memiliki sifat translusen sehingga memungkinkan warna dentin yang sedikit

kekuningan terlihat.22,23

Enamel terdiri atas 96% materi anorganik berupa mineral, 3% air, dan 1%

materi organik. Komponen mineral utama pada enamel adalah kalsium dan fosfat

yang tersusun dalam hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2), sedangkan komponen

organiknya adalah rod sheath dan protein-protein enamel.9,22,24 Enamel mengandung

dua jenis protein yaitu amelogenin dan enamelin yang akan membantu dalam

pembentukan kristal dengan mengikat kalsium dengan komponen hidroksiapatit yang

lain.23

Kandungan mineral yang tinggi membuat enamel mempunyai sifat yang keras,

bahkan merupakan jaringan yang paling keras pada tubuh manusia. Walaupun enamel

merupakan struktur yang sangat keras, namun enamel bersifat semi-permeabel

sehingga memungkinkan ion dan beberapa jenis cairan, bakteri, dan produk bakteri

dalam rongga mulut berdifusi ke dalam enamel.21 Enamel tidak mempunyai sel,

pembuluh darah, dan saraf sehingga tidak dapat memperbaharui dirinya jika rusak

atau patah, tetapi dapat mengalami mineralisasi apabila mengalami kehilangan

substansi enamel yang ringan.24

Secara mikroskopis, struktur dasar enamel adalah susunan prisma enamel atau

enamel rod. Prisma enamel tersusun pada enamel dengan dasarnya tegak lurus pada DEJ (pertautan dentino-enamel) dan puncaknya pada permukaan luar gigi. Setiap

prisma terbentuk dari empat ameloblas. Satu ameloblas membentuk kepala prisma,

(6)

yang keempat. Pada potongan melintang, prisma enamel tampak seperti lubang kunci

dengan kepala dan ekor, sedangkan pada potongan memanjang tampak seperti

persegi panjang. Prisma enamel merupakan massa kristal-kristal hidroksiapatit pada

pola yang teroganisir.21,24

2.2.1Demineralisasi dan Remineralisasi

Demineralisasi enamel adalah lepasnya sebagian maupun seluruh mineral

dalam hidroksiapatit enamel karena larut dalam asam.Kondisi demineralisasi enamel

terjadi bila pH larutan disekeliling permukaan enamel lebih rendah dari 5,5, dimana

dilaporkan bahwa pH kritis enamel gigi berada diantara 5,2 dan 5,5. Semakin rendah

pH saliva, maka akan menyebabkan ion hidrogen semakin meningkat sehingga dapat

merusak ikatan hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) pada enamel gigi. Adapun pengaruh

pH terhadap koefisien laju reaksi menunjukkan, bahwa semakin kecil atau semakin

asam media, maka semakin tinggi laju reaksi pelepasan ion kalsium dari enamel

gigi.8,9,21

Demineralisasi dapat dibedakan menjadi demineralisasi yang disebabkan oleh

karies dan demineralisasi non karies yang terdiri atas atrisi, abrasi, dan erosi. Gambar 2. Prisma enamel, struktur dasar dari enamel.

(7)

Demineralisasi oleh karies disebabkan oleh asam yang berasal dari fermentasi

karbohidrat oleh bakteri. Sedangkan demineralisasi non karies seperti pada erosi

terjadi karena asam yang berasal dari makanan dan minuman, obat-obatan, asam

lambung dan dari lingkungan pekerjaan yang berkontak langsung dengan gigi tanpa

melibatkan aktifitas bakteri. Pada tahap awal, erosi kurang disadari oleh penderita

sebab tidak terjadi perubahan warna dan bukan berbentuk lubang. Gejala awal erosi

adalah suatu bercak putih yang secara mikroanatomi terlihat bulat, licin, dan

mengkilap. Pada tahap lanjut, semakin banyak enamel hilang, permukaan gigi

semakin licin dan mengkilap, serta permukaan yang membulat pada elemen gigi

menjadi rata.25

Pada saat asam berkontak dengan enamel maka ion hidrogen pada larutan asam

mulai melarutkan kristal enamel. Mula-mula, daerah selubung prisma (prisma sheath)

melarut dan berlanjut ke inti prisma, membentuk permukaan dengan gambaran

seperti sarang lebah. Kemudian asam yang tidak berionisasi (anion) berdifusi ke

dalam daerah interprismatik pada enamel gigi dan melarutkan lebih lanjut mineral

pada daerah bagian bawah permukaan enamel. Struktur prisma enamel menjadi

irreguler diikuti dengan derajat hilangnya enamel yang bervariasi dari satu tempat

ketempat lain.14

Reaksi kimia pelepasan ion kalsium dari enamel gigi dalam suasana asam

ditunjukkan dengan persamaan reaksi sebagai berikut:26,27

Ca10(PO4)6(OH)2 10Ca2+ + 6PO43- + 2OH-

Padat Larut

Dari reaksi di atas, ketika pH menjadi asam, ion OH- akan diubah oleh ion [H+]

ke bentuk H2O dan PO43- menjadi bentuk HPO42-. HPO42- tidak dapat dikontribusi

kepada keseimbangan hidroksiapatit yang normal karena dalam hidroksiapatit normal

yang terkandung di dalamnya adalah PO4 dan bukan HPO4 sehingga mengakibatkan

hidroksiapatit melarut.26,27 Demineralisasi yang terus-menerus akan membentuk

pori-pori kecil atau porositas pada permukaan enamel yang sebelumnya tidak ada

(8)

Remineralisasi merupakan proses dimana ion mineral kalsium dan fosfat

kembali membentuk kristal hidroksiapatit pada enamel. Kunci utama dalam proses

remineralisasi adalah dengan mengembalikan pH rongga mulut ke tingkat yang lebih

tinggi daripada pH kritis enamel gigi dan terdapat ion Ca2+ dan PO43- yang cukup

pada rongga mulut.8,21,28

Remineralisasi dapat terjadi jika terdapat sebagian kristal yang

terdemineralisasi sehingga kristal yang terdemineralisasi tersebut dapat kembali ke

ukuran semula ketika terekspos dengan cairan yang mengandung ion Ca2+ dan PO43-.

Ion kalsium dan fosfat akan menghambat proses penguraian hidroksiapatit dan

menyebabkan terjadinya rebuilding atau pembangunan kembali sebagian kristal

hidroksiapatit yang larut. Mikroporositas yang disebakan oleh karena minuman asam

mengakibatkan enamel gigi memiliki energi tegangan permukaan yang tinggi

sehingga memungkinkan mineral Ca2+ dan PO43- masuk ke dalam mikroporositas

tersebut. Mikroporositas enamel yang terjadi akan terisi Ca2+ dan PO43- karena

mikroporositas enamel hanya akan diisi dengan ion mineral yang memiliki jari-jari

ionik yang sama dengan jari-jari ionik mineral yang hilang. Pergantian mineral pada

mikroporositas enamel akan stabil hanya bila ion Ca2+ dan PO43- yang larut juga

tergantikan dengan kedua ion tersebut.8,21

Remineralisasi enamel tidak selalu dapat terjadi, dalam prosesnya selalu

dipengaruhi oleh banyak hal, seperti waktu perendaman, supersaturasi larutan

terhadap gigi, laju endapan reaktan dan pH larutan. Jika faktor tersebut tidak

memenuhi maka remineralisai enamel akan terhambat. Proses remineralisasi adalah

proses penting yang memiliki pengaruh secara signifikan pada kekerasan dan

kekuatan gigi.8,21,28,29

2.2.2 Kekerasan Enamel

Kekerasan merupakan ketahanan material terhadap penetrasi dari beban yang

diberikan dimana beban yang diberikan hanya mengenai sebagian kecil luas

permukaan material dalam jangka waktu tertentu. Kekerasan permukaan enamel

(9)

permukaan luar enamel menuju ke dentin. Hal ini disebabkan kandungan mineral

anorganik pada dentin dan sementum lebih rendah dari enamel.15,23

Penurunan kekerasan permukaan gigi membuat gigi lebih rentan terhadap erosi

dan kehilangan mineral gigi.30 Kekerasan permukaan gigi dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu tingkat keasaman, suhu, dan mineral pada makanan atau minuman:

a. Mineral yang ada di dalam makanan atau minuman

Benjakul dkk di Thailand (2011) menunjukkan bahwa Kapi yang ditambahkan

pada makanan sejenis kari yang berasal dari Thailand (Kangsom) dapat mengurangi

erosi pada enamel. Kapi adalah udang yang telah difermentasi hingga berbentuk pasta

yang mengandung kalsium cukup tinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa mineral

yang terkandung dalam makanan dan minuman dapat mempengaruhi kekerasan

enamel.31

b. Tingkat keasaman makanan atau minuman

Semakin asam makanan dan minuman akan semakin berpotensi

mengakibatkan erosi gigi. Tahmassebi dkk di Inggris (2006) menunjukkan bahwa

Makanan dan minuman yang memiliki pH di bawah pH kritis (5,5) dengan kuantitas

asam yang tinggi dapat menyebabkan erosi gigi yang lebih progresif.30 Pernyataan ini

didukung oleh Seow WK dan Thong KM di Australia (2005) yang menunjukkan

bahwa minuman ringan, minuman olahraga, jus buah, serta minuman beralkohol

dengan pH asam (<5,5) dapat menimbulkan erosi dan penurunan kekerasan enamel

yang signifikan.32

c. Suhu makanan atau minuman

Machado C dkk di Amerika (2008) menunjukkan bahwa semakin tinggi

temperatur jus jeruk dan minuman ringan, semakin besar efeknya pada erosi

enamel.13

2.2.3Ketebalan Enamel

Enamel memiliki ketebalan yang bervariasi dan berbeda pada setiap area gigi.

Ketebalan enamel yang paling tinggi berada pada daerah cusp maupun insisal,

(10)

edge) ketebalan enamel sebesar 2 mm, gigi premolar (cusp) sebesar 2,3-2,5 mm, dan gigi molar (cusp) sebesar 2,5-3 mm. Gigi premolar satu permanen memiliki ketebalan

enamel sebesar 0,904 mm (dari puncak cusp lingual), 0,625 mm (dari puncak cusp

buccal), 0,95 mm (dari lingual occlusal), dan 0,68 mm (dari buccal occlusal). Schwartz GT (2000) mendeskripsikan ketebalan enamel pada gigi premolar, molar 1,

molar 2, dan molar 3 melalui tabel berikut.33

Tabel 1. Nilai rerata ketebalan enamel manusia pada rahang atas dan rahang bawah.33

Daerah pengukuran gigi

Rerata ketebalan enamel gigi (mm)

Molar 1 Molar 2 Molar 3 Premolar

Lingual cusp tips 1,77 1,80 1,81 0,90

Buccal cusp tips 1,98 2,05 2,26 0,62

Lingual occlusal 1,53 1,55 1,59 0,95

Buccal occlusal 1,91 1,81 1,96 0,68

2.2.4Alat Penguji Kekerasan Enamel

Kekerasan enamel umumnya diukur dengan menggunakan alat pengukur

kekerasan mikro yaitu Knoop Hardness Tester dan Vickers Hardness Tester.

Gutierrez-salazar MP dan Reyes-Gasga J melaporkan kekerasan enamel yang diukur

berkisar 270-360 VHN (Vickers Hardness Number), Chuenarrom C dkk melaporkan

kekerasan enamel berkisar dari 316-328 VHN, Mettu S dkk melaporkan kekerasan

enamel berkisar 395.01±5.97 VHN, sedangkan Cirano FR dkk melaporkan sebesar

398,41±24,74 VHN. Variasi kekerasan enamel dapat terjadi karena faktor gambaran

histologi gigi, komposisi kimiawi yang terkandung pada gigi, dan persiapan

sampel.15,16,29,34

a. Metode Knoop

Metode Knoop biasanya digunakan untuk mengukur nilai kekerasan obyek

(11)

1000 gram. Indentor diamond Knoop menghasilkan indentasi kecil yang berbentuk

belah ketupat yang elongasi dimana ratio antara diagonal yang panjang dibanding

diagonal pendek adalah 7:1, yang diukur adalah panjang diagonal terbesar.

Kemudian, daerah yang terjejas dibagi dengan beban yang diberikan sehingga

menghasilkan Knoop Hardness Number (KHN).35,36

Gambar 3. Bentuk indentasi alat kekerasan Knoop36

b. Metode Vickers

Vickers hardness tester adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur nilai kekerasan enamel. Pengujian kekerasan Vickers dilakukan dengan membuat

indentasi pada permukaan obyek yang diuji dengan indentor diamond yang berbentuk

piramida dengan dasar persegi dan sudut 136o antara satu permukaan dengan

permukaan yang berlawanan seperti di gambar 4. Beban yang diinginkan ditekan

pada permukaan obyek selama 10 sampai 15 detik. Setelah itu, panjang kedua garis

diagonal pada lekukan yang dihasilkan diukur di bawah mikroskop untuk

mendapatkan nilai rata-ratanya.35,36 Kemudian, nilai kekerasan Vickers (HV) dapat

dihitung dengan rumus:29

HV = 1,854 x F Petunjuk:

F= beban yang diterapkan

(12)

Pengujian kekerasan enamel menggunakan metode Vickers lebih banyak

digunakan dibandingkan metode Knoop karena bentuk persegi yang dihasilkan oleh

indentor Vickers lebih mudah diukur dan hasil juga lebih akurat. Perubahan kecil

pada bentuk persegi yang dihasilkan oleh indentor dapat dideteksi dengan mudah,

sementara lekukan yang dihasilkan oleh indentor Knoop berbentuk rhomboid

sehingga pendeteksian kesalahan sulit dilakukan. Untuk menghindari bias nilai

kekerasan sampel, beberapa indentasi harus dilakukan pada setiap sampel dan

diambil nilai rata-ratanya.15,29

Gambar 4. Bentuk indentasi alat kekerasan Vickers35

2.3 Gigi Premolar Pertama Maksila Permanen

Gigi premolar pertama maksila permanen erupsi pada usia 10-11 tahun, dengan

pembentukan akar yang lengkap pada usia 12-13. Gigi ini tumbuh di sebelah distal

gigi kaninus maksila permanen dan merupakan gigi pengganti dari gigi molar

pertama maksila sulung.Gigi ini berfungsi untuk membantu pengunyahan makanan.24

Gigi premolar pertama maksila memiliki dua cusp yang tajam, yaitu buccal

cusp dan palatal cusp. Buccal cusp lebih panjang 1 mm daripada palatal cusp. Dibandingkan dengan gigi kaninus, gigi ini lebih pendek 1,5-2 mm. Radiks gigi lebih

pendek daripada radiks gigi kaninus. Bila belum terjadi perubahan akibat pemakaian,

(13)

premolar satu maksila mempunyai dua akar dan dua saluran akar. Pada gigi premolar

satu maksila dengan satu radiks, saluran radiksnya tetap dua.24,37

Bukal D M Palatal

Oklusal

Mesial Distal

Gambar 5. Gigi premolar pertama maksila permanen kanan dilihat dari berbagai aspek24

2.4 Obat Kumur

Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas

rongga mulut dengan tujuan untuk menyingkirkan plak, menyegarkan mulut,

membantu menyembuhkan inflamasi dan mencegah karies gigi. Obat kumur dapat

digunakan sebagai tambahan dari pemeliharaan kebersihan mulut seperti sikat gigi

dan flossing.38

Obat kumur pada umumnya terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:38

a. Bahan aktif yang dipilih untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut secara

spesifik, seperti antikaries, antimikroba, atau untuk mengurangi plak.

(14)

c. Surfaktan untuk menjaga kestabilan struktur zat yang terkandung dalam larutan

obat kumur.

Kandungan alkohol pada obat kumur berfungsi sebagai pelarut dan pengawet.

Penelitian telah menunjukkan bahwa konsentrasi alkohol yang tinggi (diatas 20%)

pada obat kumur dapat berefek pada keratosis, ulserasi mukosa, gingivitis, petechiae,

bahkan resiko kanker mulut.38 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk

memverifikasi kelebihan obat kumur herbal, karena obat kumur herbal mengandung

bahan alami yang disebut phytochemicals, bahan ini mempunyai efek antimikrobial

dan antiinflamasi.39

Komposisi yang terdapat dalam obat kumur yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Air yang berfungsi sebagai pelarut.

b. Xylitol (5%) berfungsi untuk menekan jumlah bakteri patogen rongga mulut.40,41

c. Minyak cengkeh (0,35%) berfungsi sebagai antibakteri alami. Penelitian yang

dilakukan oleh Chaiya A dkk di Thailand (2013), Aneja KR dkk di India (2010), dan

Ali HS dkk di Dubai (2009) menunjukkan bahwa minyak cengkeh dapat menghambat

tumbuhnya bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya plak gigi, juga mengurangi

bau mulut.18-20

d. Sodium benzoate berfungsi sebagai pengawet dan antibakteri. Sodium benzoate

dapat bekerja maksimal pada suasana asam.42-45

e. Minyak mint berfungsi sebagai antibakteri dan antifungal alami. Penelitian yang

dilakukan oleh Al-Sum BA et al (2013) di Saudi Arabia dan Sulieman AME et al

(2011) di Sudan menunjukkan bahwa minyak mint dapat menghambat pertumbuhan

jamur dan bakteri penyebab plak gigi.46,47

f. Minyak peppermint berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan oleh

Surjana P dkk di India (2013) dan Singh R dkk di Libya (2011) menunjukkan bahwa

minyak peppermint dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif dalam

rongga mulut.48,49

(15)

2.5 Saliva

Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks terdiri dari campuran sekresi

kelenjar saliva mayor dan minor yang ada dalam rongga mulut. Saliva sebagian besar

dihasilkan saat makan yang merupakan reaksi atas rangsangan yang berupa

pengecapan dan pengunyahan makanan.50 Aliran saliva dapat menurunkan akumulasi

plak pada permukaan gigi, menetralkan suasana asam, dan juga membantu

mempertahankan kestabilan sistem buffer dalam rongga mulut.50 Laju alir saliva

normal berkisar dari 1-3 ml/menit.51 Keberadaan saliva merupakan faktor penting

dalam proses remineralisasi enamel, dimana difusi komponen saliva seperti kalsium

dan fosfat dapat memperlambat proses kelarutan enamel dan meningkatkan

remineralisasi gigi.50

2.6 Komposisi Saliva

Saliva terdiri dari 94-99,5% air, bahan organik, dan anorganik. Komponen

organik dalam saliva yang utama adalah protein-protein seperti α-Amilase, musin,

protein kaya prolin, musin, urea dan sialin. Urea dan sialin memegang peranan

penting dalam meningkatkan pH biofilm setelah paparan dengan karbohidrat.51

Komponen anorganik saliva antara lain natrium (Na+), kalium (K+),

magnesium (Mg2+), klor (Cl-), sulfat (SO42-), bikarbonat (HCO3-), kalsium (Ca2+),

dan fosfat (PO4). Kadar kalsium dan fosfat dalam saliva sangat penting untuk

remineralisasi enamel karena dapat mengisi kembali kristal hidroksiapatit yang telah

terurai pada proses demineralisasi. Ion bikarbonat juga merupakan ion buffer

terpenting dalam saliva yang menghasilkan 85% dari kapasitas buffer saliva.51

2.7 Landasan Teori

Enamel adalah lapisan terluar gigi yang menutupi seluruh mahkota gigi dan

merupakan bagian tubuh yang paling keras.Enamel bersifat semi-permeabel sehingga

memungkinkan ion dan beberapa jenis cairan, bakteri, dan produk bakteri dalam

(16)

Enamel gigi yang terpapar dalam suasana asam melewati pH kritis enamel

(5,5) akan mengalami demineralisasi. Demineralisasi enamel adalah lepasnya

sebagian maupun seluruh mineral dalam hidroksiapatit akibat proses kimia. Semakin

rendah pH atau semakin asam media, maka semakin tinggi laju reaksi pelepasan ion

kalsium dari enamel gigi. pH saliva yang rendah juga akan menyebabkan ion

hidrogen semakin meningkat sehingga dapat merusak ikatan hidroksiapatit

(Ca10(PO4)6(OH)2) pada enamel gigi.2,8,9,21,28 Akhir-akhir ini semakin banyak

masyarakat mengkonsumsi minuman ringan, salah satunya adalah jus jeruk kemasan.

Minuman ringan seperti jus jeruk mempunyai pH <5,5 dan terbukti dapat

menyebabkan erosi dan penurunan kekerasan pada enamel.12-14,32

Remineralisasi merupakan proses dimana ion kalsium dan fosfat kembali

masuk kedalam kristal hidroksiapatit. Remineralisasi dapat terjadi jika terdapat

sebagian kristal yang terdemineralisasi sehingga kristal yang terdemineralisasi

tersebut dapat kembali ke ukuran semula ketika terekspos dengan cairan yang

mengandung ion kalsium dan fosfat. Ion kalsium dan fosfat akan menghambat proses

penguraian hidroksiapatit dan hal ini memungkinkan pembentukan kembali kristal

apatit yang telah terpisah.3,8,9 Cengkeh (Syzygium Aromaticum) merupakan tanaman

herbal asli Indonesia yang berasal dari Maluku. Cengkeh dilaporkan mempunyai

kandungan kalsium dan fosfat, dimana kedua kandungan tersebut dapat berperan

dalam meningkatkan kekerasan permukaan enamel.2,4,10 Keberadaan saliva juga

merupakan faktor penting dalam proses remineralisasi enamel, dimana difusi

komponen anorganik saliva seperti kalsium, fosfat, dan ion bikarbonat juga

komponen organik seperti urea dan sialin dapat menurunkan kelarutan enamel dan

meningkatkan remineralisasi gigi. Proses remineralisasi merupakan proses penting

yang memiliki pengaruh pada kekerasan dan kekuatan gigi.8,21,28,29

Kekerasan enamel adalah suatu sifat dari enamel yang dapat diukur dan

memegang peranan penting dalam eksperimen demineralisasi dan remineralisasi.

Melalui pengukuran kekerasan permukaan enamel awal, sebelum, dan sesudah

perlakuan, dapat diketahui apakah enamel mengalami demineralisasi atau

(17)

alat pengukur kekerasan mikro yaitu Knoop Hardness Tester dan Vickers Hardness

Tester, namun pengukuran kekerasan permukaan enamel dengan metode Vickers lebih banyak digunakan dibandingkan metode Knoop karena bentuk persegi yang

dihasilkan oleh indentor Vickers lebih mudah diukur dan hasil juga lebih akurat.

Perubahan kecil pada bentuk persegi yang dihasilkan oleh indentor dapat dideteksi

dengan mudah, sementara lekukan yang dihasilkan oleh indentor Knoop berbentuk

(18)
(19)

2.8 Kerangka Konsep

Kekerasan enamel yang di demineralisasi Gigi premolar pertama maksila permanen

Enamel

Perbedaan kekerasan enamel

Gambar

Gambar 1. Cengkeh kering5
Gambar 2. Prisma enamel, struktur dasar dari enamel.    A: Diagram prisma enamel dan hubungannya dengan enamel gigi
Tabel 1. Nilai rerata ketebalan enamel manusia pada rahang atas dan rahang bawah.33
Gambar 3. Bentuk indentasi alat  kekerasan Knoop36
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan putusan Badan Arbitrase Syairah Nasional terkait sengketa perbankan, bahwan putusan arbitrase yang pelaksanaan eksekusinya melalui atau dengan fiat

Aplikasi iLearning yang dikembangkan pada penelitian ini lebih lengkap jika dibandingkan dengan aplikasi ITS tersebut karena dapat menerima masukan dari user untuk

1. Keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi kurang. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi kurang. Keterampilan siswa dalam menulis

Dengan teknologi mobile suatu citra dapat dikirimkan melalui jaringan paket data (GPRS/3G/HSDPA) melalui aplikasi mobile dengan koneksi http connection , untuk dapat dilakukan

Pembuatan hibrid hidrogel dari campuran N-suksinil kitosan (NSK) dan pati dialdehid (PDA), dimana terjadi ikatan Basa Schiff yang dapat dilihat pada uji FT-IR yang menunjukkan

200, Pengolahan Ikan Secara Tradisional : Prospek dan Peluang Pengembangan, Jurnal Litbang Pertanian Volume 21 Nomor 3, IPB, Bogor.. Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011,

Dominasi gempa mikro yang terjadi pasca Letusan 2003, Gunung Lokon bukan dise- babkan oleh tekanan luida, tetapi karena adanya proses gerakan tanah (amblesan) pada dinding

Lampiran Perhitungan Derajat Oksidasi (DO) Pati Dialdehid.. Pembuatan larutan baku : Asam