• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri, Kebutuhan Penghargaan, Dan Kebutuhan Sosial Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Divisi Kredit Dan Divisi Ritel Kantor Pusat Pt. Bank Sumut Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri, Kebutuhan Penghargaan, Dan Kebutuhan Sosial Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Divisi Kredit Dan Divisi Ritel Kantor Pusat Pt. Bank Sumut Medan Chapter III V"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berpendekatan kuantitatif, berjenis deskriptif dan asosiatif.

Dikatakan pendekatan kuantitatif sebab pendekatan yang di gunakan didalam

usulan penelitian, proses, hipotesis, survey lapangan, analisa data dan kesimpulan

data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran perhitungan,

rumus dan kepastian numerik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

karena dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Menurut Sukmadinata, N. S,

(2011), penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat

alamiah atau rekayasa manusia. Sedangkan dikatakan sebagai penelitian asosiatif

karena penelitian ini menghubungkan dua variabel atau lebih (Sugiyono 2010 :

57).

Dengan demikian penelitian ini akan menjelaskan pengaruh Kebutuhan

Aktualisasi Diri, Kebutuhan Penghargaan, dan Kebutuhan Sosial terhadap Prestasi

Kerja Pegawai pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat PT Bank

Sumut,Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan diadakan di Kantor Pusat PT Bank Sumut yang beralamat di

(2)

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan mulai bulan Oktober - Desember 2016.

3.3 Batasan Operasional Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi batasan operasional pada penelitian ini adalah

dengan cara menentukan atau mengidentifikasi variabel penelitian. Sehingga

Batasan operasional nya adalah sebagai berikut :

1. Variabel Terikat : Prestasi Pegawai (Y)

2. Variabel Bebas : Kebutuhan Aktualisasi Diri (X1)

Kebutuhan Penghargaan (X2)

Kebutuhan Sosial (X3)

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti

merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian.

Selain itu juga bertujuan memberikan batasan-batasan pada objek yang akan

diteliti. Defenisi operasional variabel yang akan diteliti dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut:

1. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan

mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Kebutuhan ini

meliputi kesempatan untuk berkreatifitas dan pertumbuhan pengembangan

diri. Robbins dan Coulter (2010: 110) menyebutkan bahwa kebutuhan

aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk mampu menjadi apa yang

(3)

2. Kebutuhan Penghargaan

Penghargaan merupakan suatu objek berwujud ataupun tidak berwujud

ataupun peristiwa yang dihadirkan dalam rangka terjadinya suatu tindakan

atau hasil yang diinginkan, yang mana diharapkan tindakan atau hasil tersebut

dapat kembali terjadi pada orang yang sama maupun orang yang berbeda.

3. Kebutuhan Sosial

Maslow menyatakan kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk hidup

bersama dengan orang lain. Kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi bersama

masyarakat, karena memang orang lainlah yang dapat memenuhinya, bukan

diri sendiri. Kebutuhan sosial meliputi Kebutuhan untuk di sayangi, di cintai,

dan diterima oleh orang lain. Kebutuhan untuk di hormati oleh orang lain,

keikutsertaan dalam pergaulan, dan berprestasi.

4. Prestasi Kerja

Menurut Hasibuan (2001:69), prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan

(4)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator

Skala

Operasional Dimensi Indikator

(5)

Lanjutan tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator

Skala Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut,

1.Efisiensi 1.Pengalaman 2.Kecakapan Kerja

Likert

2. Hasil Kerja 1.Kualitas Kerja 2.Kuantitas Kerja

Sumber: Maslow (1970), Hasibuan, (2002), Robbins dan Coulter (2010),

Kadarisman (2012),Suryo (2007), (Hasibuan, 2002)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala untuk mengukur variabel penelitian ini adalah menggunakan skala

Likert. Dimana menurut Wirawan (2011) cara pengukuran skala Likert adalah Kebutuhan pada Divisi Kredit dan Ritel Kantor

(6)

dengan menggunakan jawaban sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan

sangat tidak setuju. Kemudian jawaban tersebut diberi skor masing-masing 5,4,3,2

dan 1. Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Wirawan (2011) 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Divisi Kredit dan Divisi

Ritel Kantor Pusat PT Bank Sumut, Medan yang berjumlah 49 orang . Teknik

pengambilan sampel adalah teknik sampling jenuh, dimana seluruh anggota

pupulasi di jadikan sampel karena ukuran nya relatif kecil. Jadi seluruh anggota

populasi di jadikan sampel.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :

a. Data Primer ; yaitu data yang didapat dari pengamatan peneliti di lapangan

dengan penyebaran angket ke Pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor

(7)

b. Data Sekunder ; yaitu data yang digunakan diambil dari referensi, buku atau

dokumen-dokumen yang terkait dengan teori motivasi, serta prestasi kerja.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode yang di gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

penyebaran kuesioner atau angket. Teknik pengumpulan data dengan

menyebarkan angket tertutup, dimana responden hanya memiliki jawaban yang

sudah tersedia dengan member tanda cross (X). Kuesioner atau angket disebarkan

kepada para pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat PT Bank Sumut.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat

ukur. Umar (2008:52) menjelaskan bahwa uji validitas berguna untuk mengetahui

apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau

diganti karena dianggap tidak relevan. Asumsi pokok dari uji validitas ini adalah

setiap pertanyaan - pernyataan berkaitan satu dengan yang lainnya, dan juga

berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Kuesioner merupakan daftar dari

butir-butir pernyataan –pernyataanyang saling berhubungan dengan konsep yang

diinginkan.

Uji kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai

berikut:

Jika rhitung> rtabel maka pertanyaan tersebut valid.

(8)

Pengujian validitas ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

30 responden diluar dari pada sampel yaitu Pegawai Kantor Cabang Utama Bank

Sumut, Medan.

(9)

Pada Tabel 3.3 diatas terlihat seluruh pernyataan valid, karena seluruh

nilai Corrected Item-Total Correlation pada tiap pernyataaan memiliki nilai diatas

0,361 sehingga dapat dinyatakan 26 (dua puluh enam) butir pernyataan pada

kuesioner dalam penelitian ini valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Umar (2008:54) menjelaskan bahwa uji reabilitas berguna untuk

menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih

dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Ada dua manfaat dalam

memiliki skala dengan keandalan tinggi (High Reliability), yaitu:

1. Dapat membedakan antara berbagai tingkatan dengan lebih baik dari pada skala

dengan keandalan rendah.

2.Besar kemungkinan bahwa kita akan menemukan hubungan yang signifikan

(sangat berarti) antara variabel yang sebenarnya memang terkait satu sama lain

(berkorelasi).

Pengujian realibilitas yang digunakan pada penelitian ini

adalahmenggunakan rumus alpha. Nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel, jika

r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat dinyatakan bahwa kuesioner

tersebut reliabel.

Rumus yang digunakan adalah:

r11 =� �

� −1�(1−

(10)

Keterangan:

r11= reliabilitas instrument

�= banyaknya butir pernyataan ���= varians total

���= jumlah varians butir/pernyataan

Pengukuran reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan SPSS dengan uji statistik Cronbach Alpha (r hasil) dengan

nilai cronbach alpha > 0.60 dapat dinyatakan reliabel.

Jika nilai Cronbach's Alpha > 0,8 maka reliabilitas sangat baik

0,7 < Cronbach's Alpha < 0,8 maka reliabilitas baik

Jika nilai Cronbach's Alpha < 0,7 maka tidak reliabel

Sumber: Hasil Pengelolaan SPSS (2016)

Tabel 3.4 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument kuesioner

memiliki reliabel sangat baik karena nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,942 lebih

besar dari 0,80.

3.10 Teknis Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 2012: 147). Selanjutnya pada deskripsi variabel akan dijelaskan

(11)

gambaran umum dari masing-masing variabel untuk mendapatkan gambaran awal

permasalhan yang menjadi objek dalam penelitian ini.

3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda berfungsi untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh atau hubungan antara variabel independent (X) yang terdiri dari

kebutuhan aktualisasi diri(X1), kebutuhan penghargaan (X2) dan kebutuhansosial

(X3) terhadap variabel dependent (Y) yaitu prestasi kerja. Analisis ini

dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh kebutuhan aktualisasi diri,

kebutuhan penghargaan dan kebutuhan sosial terhadap prestasi kerja. Model

persamaan yang dapat di formulasikan sebagai berikut :

Y = a + b

1 = Kebutuhan Aktualisasi Diri

X 3.10.3 Uji Asumsi Klasik 3.10.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam

melakukan analisis regresi. Jika data yang akan digunakan dalam analisis regresi

tidak mengikuti distribusi normal, maka analisis tidak dapat memenuhi asumsi

(12)

a. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik

histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

b. Analisis Statistik

Untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data yang diteliti seperti data

kinerja pegawai, variabel motivasi kerja dan variabel budaya organisasi,

selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan memanfaatkan uji

Kolmogorov-Smirnov yang penghitungannya dilakukan melalui paket program SPSS guna

mendapatkan nilai x2 (Chi kuadrat).

Selanjutnya untuk penentuan normal atau tidaknya sebaran data yang akan

diteliti dapat ditentukan berdasarkan nilai sig probability masing-masing variabel.

Jika nilai sig probability lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dengan pengertian

bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal. Demikian juga sebaliknya jika

nilai sig probability lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian

bahwa data yang dianalisis tidak berdistribusi normal.

3.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama,

maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama

dikatakan terjadi heterokedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau

(13)

a. Metode Grafik

Dasar analisis metode grafik adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta

titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah tejadi

heteroskedastisitas.

b. Metode Statistik

Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel independen signifikan

secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas.

3.10.3.3 Uji Multikolinieritas

Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor).Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

indeenden manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Tolerance

adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0,1

dan VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

3.11 Uji Hipotesis

3.11.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel

dependen. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai F hitung

(14)

H0 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen secara simultan.

Ha : β > 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen secara simultan. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah

95% atau taraf signifikan 5% (λ = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika F hitung > F tabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat

signifikansi5% ((α = 0,05) maka Ha diterima dan H0 ditolak berarti ada

variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika F hitung < F tabel dan probabilitas (nilai signifikansi)> tingkat signifikansi

5% ((α = 0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak berarti ada variabel

independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen. Dimana F tabel ditentukan dengan mencari

derajat bebasnya y yaitu df1=k-1 dan df2=N-k, dimana N = jumlah sampel

dan k = jumlah variabel.

3.11.2 Uji secara Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan

membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

H0 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen.

Ha : β > 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel

(15)

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikan 5%

(α = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat signifikansi

5% ((α = 0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada pengaruh yang

signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen.

2. Jika t hitung < t tabel dan probabilitas (nilai signifikansi) > tingkat signifikansi

5% ((α= 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak ada pengaruh

yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen. Dimana t tabel ditentukan dengan mencari derajat bebasnya yaitu

df = N-k.

3.12 Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang lebih kecil (mendekati nol), berarti kemampuan variabel-variabel independen (X) dalam menjelaskan variabel

dependen (Y) amat terbatas.

Jika Koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan variabel independen (X) terhadap variabel dependen

(Y), dimana (0 <R2< 1). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel

(16)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4

November 1961 dengan dasar hukum pendirian berdasarkan Akta Notaris Rusli

No. 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas (P T ) dengan sebutan BPDSU. Pada

1962,berdasarkan UU No.13 tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank

Pembangunan Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera

Utara No.5 tahun 1965 bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha. Modal dasar

pada saat itu sebesar Rp 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah

Tingkat I Sumatera Utaradan Pemerintah Daerah Tingkat II se-Sumatera Utara.

Sejalan dengan Program Rekapitalisasi, bentuk hukum BPDSU tersebut

harus diubah dari Perusahaan Daerah ( P D ) menjadi Perseroan Terbatas (PT)

agar saham Pemerintah Pusat dapat masuk untuk pengembangan dan

dikemudian hari saham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas

persetujuan DP RD T ingkat I Sumatera Utara, sehingga berdasarkan hal

tersebut maka pada tahun 1999,bentuk hukum BPDSU diubah kembali menjadi

Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera

Utara atau disingkat PT Bank SUMUTyangberkedudukan dan berkantor Pusat

di Medan, Jl. Imam Bonjol No. 18 yang didirikan berdasarkan Akta No. 38

(17)

yang telah mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik

Indonesia No. C-8224 HT. 0.1.0.1. TH 99 tanggal 05 Mei 1999. Pada saat

itu,modal dasar ditetapkan sebesar Rp 400 miliar.

Seiring dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan

bank,maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui Akta No.31,modal dasar

ditingkatkan menjadi Rp 500 miliar. Sesuai dengan Akta No.39 tanggal 10 Juni

2008 yang dibuat dihadapan H.Marwansyah Nasution, SH,Notaris di Medan

berkaitan dengan Akta Penegasan No.05 tanggal 10 November2008 yang telah

memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan

No.AHU-AH.01-87927.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 20 November 2008 yang diumumkan dalam

Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.10 tanggal 03 Februari

2009,maka modal dasar ditambah dari Rp 500 miliar menjadi Rp 1

triliun.Anggaran Dasar terakhir,sesuai dengan Akta No.12, tanggal 18 Mei 2011

dari Notaris Afrizal Arsad Hakim, S.H.,mengenai Pernyatan Keputusan Rapat

P T . Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara.

Perubahan anggaran dasar ini telah memperoleh persetujuan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana

dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-33566.AHU.01.02 Tahun 2011

tanggal 5 Juli 2011,dimana modal dasar mengalami perubahan dari Rp 1 triliun

menjadi R p 2 triliun. Jumlah aset Bank SUMUT mencapai Rp10,75 triliun pada

2009 dan menjadi Rp12,76 triliun pada 2010. Didukung semangat untuk menjadi

(18)

program to be the best yang sejalan dengan Road Map BPD Regional Champion

2014, Bank SUMUT kemudian memperkuat permodalannya. Struktur permodalan

tersebut tidak hanya mengandalkan peryertaan saham dari Pemerintah Daerah,

melainkan juga membuka akses permodalan lain seperti penerbitan obligasi.

Karena itu, modal dasar Bank SUMUT kembali ditingkatkan dari Rp1 triliun pada

2008 menjadi Rp2 triliun pada 2011 dengan jumlah aset yang meningkat menjadi

18,95 triliun. Pada 2014, jumlah aset Bank SUMUT mencapai Rp23,39 triliun.

Hal ini merupakan pencapaian yang baik melihat tantangan dan peluang yang

relatif dinamis yang terjadi sepanjang tahun berjalan.

Logo dan Filosofi

Identitas Bank Sumut tercermin dari logo perusahaan yang juga

merupakan brand company dengan simbol-simbol bentuk, warna dan tagline

yang memberikan makna filosofi bisnis Bank Sumut.

Gambar 4.1 Logo perusahaan

Bentuk logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf “U”yang

saling berkait bersinergi membentuk huruf “S” yang merupakan kata awal

“SUMUT”.Sebuah penggambaran bentuk kerjasama yang sangat erat antara

Bank Sumut dengan masyarakat Sumatera Utara sebagaimana visi Bank

(19)

dilakukan dengan energik yang dipadu dengan warna biru yang sportif dan

profesional sebagaimana misi Bank Sumut.

Warna Putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani

sebagaimana statement Bank Sumut. Jenis huruf “Platino Bold”sederhana

dan mudah dibaca. Penulisan Bank dengan huruf kecil dan S U M U T dengan

huruf kapital guna lebih mengedepankan Sumatera Utara, sebagai gambaran

keinginan dan dukungan untuk membangun dan membesarkan Sumatera Utara.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 4.1.2.1 Visi Perusahaan

Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan

perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu

sumber pendapatan daerah dalam peningkatan taraf hidup rakyat.

4.1.2.2 Misi Perusahaan

Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional

yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.

4.1.3 Statemen Budaya Perusahaan pada PT. Bank SUMUT

Statement Budaya Perusahaan yang terdiri dari 7 nilai budaya PT.Bank

SUMUT adalah “Memberikan Pelayanan TERBAIK”.

Makna dari TERBAIK yaitu:

Berusaha untuk selalu Terpercaya

Energik didalam melakukan setiap kegiatan Senantiasa bersikap Ramah

(20)

Menciptakan suasana yang Aman dan nyaman Memiliki Integritas tinggi

Komitmen penuh untuk memberikan yang terbaik

Penjabaran Nilai-Nilai Perusahaan a. Terpercaya / Reliable

1. Bersikap jujur, handal dan dapat dipercaya.

2. Memiliki karakter dan etika yang baik.

b. Ramah / Cordial

1. Bertingkah-laku sopan dan santun

2. Senantiasa siap membantu dan melayani nasabah

c. Energik / Energetic

1. Bersemangat tinggi, disiplin, selalu berpenampilan rapi dan menarik

2. Berpikir positif, kreatif dan inovatif untuk kepuasan nasabah.

d. Bersahabat / Friendly

1. Memperhatikan dan menjaga hubungan dengan nasabah.

2. Memberikan solusi yang paling menguntungkan.

e. Aman / Secure

1. Menjaga rahasia perusahaan dan nasabah sesuai ketentuan.

2. Menjamin kecepatan layanan yang memuaskan dan tidak melakukan kesalahan

dalam transaksi.

f. Integritas Tinggi / High Integrity

(21)

2. Berakhlak mulia, jujur, menjunjung kode etik profesi dan memiliki visi untuk

maju.

g. Komitmen / Commitment

1. Senantiasa menepati janji yang telah diucapkan.

(22)
(23)

Deskripsi Pekerjaan di Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut

Divisi Kredit berada dibawah Direktur Bisnis dan Syariah sedangkan Divisi Ritel

berada dibawah Direktur Pemasaran. Berikut uraian tugasnya:

1. Direktur Bisnis dan Syariah

Direktur Bisnis dan Syariah membawahi bidang tugas:

a. Penghimpunan dana

b. Pengalokasian dana

c. Jasa Perbankan

d. Penyelamatan dan Supervisi Kredit

e. Perbankan Syariah

f. Hukum yang berkaitan dengan perkreditan/pembiayaan

Yang menjadi tugas Direktur Bisnis dan Syariah adalah:

1) Menetapkan visi, misi dilingkungan Direktur Bisnis dan Syariah yang

diselaraskan dengan visi, misi dan strategi perusahaan

2) Menetapkan strategi dan kebijakan pemasaran yang diselaraskan dengan visi,

misi, dan strategi, kebijakan korporasi dengan mempertimbangkan ketentuan

dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga otoritas moneter

(BI)

3) Merumuskan program kegiatan Direktur Bisnis dan Syariah setiap awal tahun

yang didasarkan kepada RKAT dan RJPP yang telah disahkan.

4) Mengkomunikasikan strategi dan kebijakan serta pemasaran kepada seluruh

jajaran pemasaran (Divisi Treasury, Divisi Kredit, Divisi Penyelamatan Kredit

(24)

5) Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di bidang Penghimpunan

Dana, Pengalokasian Dana, Jasa Perbankan dan Bidang Penyelamatan dan

Supervisi Kredit, dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

6) Mengkoordinasikan dan mensupervisi kegiatan divisi-divisi dibawah Direktur

Bisnis dan Syariah.

7) Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Key

PerformanceIndicators (KPI) yang ditetapkan bagi Direksi Bidang Bisnis dan

Syariah.

8) Mengadakan rapat internal Direktur Bisnis dan Syariah secara berkala guna

membahas masalah-masalah di bidang pemasaran.

9) Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Komisaris dan RUPS dan

menindaklanjuti temuan hasil audit Divisi Pengawasan dan Auditor Ekstern

yang berkaitan dengan Akuntansi dan Keuangan.

10) Menangani masalah-masalah hukum yang berhubungan dengan kegiatan

perkreditan dan pembiayaan.

11) Melaksanakan dan mengendalikan Usaha Syariah yang meliputi Supervisi

Pembiayaan, Operasional dan Treasury Syariah.

12) Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate

(25)

Uraian Tugas Divisi Kredit:

a. Melaksanakan aktivitas pemberian kredit atau penyaluran dana/pembiayaan

yang terdapat pada seluruh unit kantor operasional Bank SUMUT

b. Menilai dan memantau risiko kredit

c. Memutuskan pemberian kredit/pembiayaan dalam jumlah tertentu sesuai

dengan kewenangannya

d. Melakukan revisi/penyesuaian ketentuan tentang kewenangan Direksi dalam

persetujuan pemberian kredit baik dalam jumlah maupun dispensasi,

mengingat ketentuan sebelumnya kewenangan tersebut harus melibatkan

Direktur Utama.

e. Menjajaki BUMD yang ada di Sumatera Utara khususnya yang membutuhkan

Kredit Modal Kerja dalam rangka pengembangan usaha.

f. Melakukan revisi/penyesuaian ketentuan tentang kewenangan Direksi dalam

persetujuan pemberian kredit baik dalam jumlah maupun dispensasi,

mengingat ketentuan sebelumnya kewenangan tersebut harus melibatkan

Direktur Utama.

g. Melakukan penjajakan kepada Bank – Bank BUMN antara lain Bank Mandiri

dan BNI untuk bekerja sama dalam pembiayaan secara sindikasi terhadap

proyek – proyek yang berskala besar di Sumatera Utara.

h. Melakukan penjajakan kepada Pemerintah Daerah untuk mencari informasi

tentang Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Kota yang membutuhkan

pembiayaan.

(26)

Direktur Pemasaran membawahi bidang tugas:

a. Pengembangan bisnis

b. Unit Kerja Cabang, Cabang Pembantu, Kantor Kas, Kas Mobil, dan Payment

Point.

Adapun yang menjadi tugas Direktur Pemasaran adalah:

1) Menetapkan visi, misi di lingkungan Direktur Pemasaran yang diselaraskan

dengan visi, misi dan strategi perusahaan.

2) Menetapkan strategi dan kebijakan pemasaran yang diselaraskan dengan visi,

misi dan strategi, kebijakan korporasi dengan mempertimbangkan ketentuan

dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga otoritas moneter

(BI).

3) Merumuskan program kegiatan Direktur Pemasaran setiap awal tahun yang

didasarkan kepada RKAT dan RJPP yang telah disahkan.

4) Mengkomunikasikan strategi dan kebijakan serta pemasaran kepada seluruh

jajaran pemasaran (Divisi Pengembangan Bisnis, dan Unit Kerja Operasional).

5) Mengkoordinasikan dan mensupervisi kegiatan divisi-divisi dibawah Direktur

Pemasaran.

6) Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Key

Performance Indicators (KPI) yang ditetapkan bagi Direksi Bidang

Pemasaran.

7) Mengadakan rapat internal Direktur Pemasaran secara berkala guna

(27)

8) Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Komisaris dan RUPS dan

menindaklanjuti temuan hasil audit Divisi Pengawasan dan Auditor Ekstern

yang berkaitan dengan Akuntansi dan Keuangan.

9) Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance di lingkungan Direktur Pemasaran.

Uraian tugas Divisi Ritel:

a. Melakukan riset pasar untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan produk

disbanding dengan pesaing.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data

yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,

penyusunan, penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari

objek yang diteliti (Sugiyono,2011:29). Data utama dalam penelitian ini adalah

informasi dari responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang

dirumuskan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan

(kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 26 butir pertanyaan yakni 8

butir pertanyaan untuk variabel kebutuhan aktualisasi diri (X1), 8 butir pertanyaan

untuk variabel kebutuhan Penghargaan (X2), 4 butir pernyataan untuk variabel

(28)

Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner

kepada 49 orang responden orang responden pegawai Divisi Kredit dan Divisi

Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan

,

kuesioner berisikan deskripsi responden

dan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Karakteristik responden dalam

penelitian ini adalah berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lama

bekerja.

4.2.1.1 Analisis deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Responden Persentase

Laki Laki 41 83.7%

Perempuan 8 16.3%

Jumlah 49 100%

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin adalah 41 orang responden (83,7%) berjenis kelamin laki-laki dan 8

orang responden (16,3%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan

bahwa jumlah pegawai laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan pegawai

perempuan dengan tingkat perbedaan jumlah yang cukup besar. Pada umumnya

Pegawai laki-laki cenderung mampu menghadapi beban kerja yang lebih besar

dibandingkan dengan pegawai perempuan, sedangkan pegawai perempuan

cenderung lebih rapi, sabar dan teliti dalam menyelesaikan pekerjaan

dibandingkan dengan pegawai laki-laki, oleh karena itu perbedaan jumlah

(29)

pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel ini dengan pekerjaan yang cukup berat karena

juga harus turun ke kantor-kantor cabang melakukan tugas-tugas kedua divisi ini.

4.2.1.2 Analisis deskriptif responden berdasarkan usia Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan usia

mayoritas pegawai berumur 20 – 40 sebasar 47 orang (95,9%), hal ini

menunjukkan bahwa usia rata-rata pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor

Pusat Bank Sumut Medan adalah usia yang produktif (ditinjau dari segi usia).

4.2.1.3 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Jumlah

Responden Persentase

Diploma 2 85.7 %

Sarjana (S1) 42 10.2 %

Sarjana (S2) 5 4.1%

Jumlah 49 100 %

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan adalah 2 orang responden (4,1%) berpendidikan Diploma, dan

mayoritas pegawai 47 orang responden (95,9%) berpendidikan Sarjana, S-1

(30)

disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel

Kantor Pusat Bank Sumut Medan.

4.2.1.4 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama bekerja (Tahun) Jumlah

Responden Persentase

<1 6 12.2 %

1-5 20 40.8 %

6-10 15 30.6 %

>10 8 16.3 %

Jumlah 49 100%

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan lama

bekerja nya adalah 6 orang responden (12,2%) telah bekerja selama < 1 tahun, 20

orang responden (40,8%) telah bekerja 1-5 tahun, 15 orang responden (30,6%)

yang bekerja 6-10 tahun, dan 8 orang responden (16,3%) telah bekerja > 10

tahun.

4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif

Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang

mempengaruhi prestasi kerja pegawai Badan Penanaman Modal Kota Medan

(31)

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kebutuhan Aktualisasi Diri

No.

1. Pada pernyataan pertama, “Saya selalu memperbaiki diri apabila melakukan

kesalahan”, sebanyak 55,1% responden menyatakan sangat setuju dan 44,9%.

Hal ini menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor

Pusat Bank Sumut Medan selalu memperbaiki diri apabila melakukan

kesalahan.

2. Pada pernyataan kedua, “Pekerjaan yang saya miliki membantu

mengembangkan potensi yang saya miliki.”, sebanyak 12,2% responden

menyatakan sangat setuju, 65,3% responden menyatakan setuju, 22,4%

responden menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan

yang dimiliki oleh pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank

Sumut Medan dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki.

3. Pada pernyataan ketiga, “Instansi Memberikan saya kesempatan untuk

(32)

menyatakan setuju, dan 18,4% responden menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut

Medan memberikan pegawainya kesempatan untuk berkembang.

4. Pada pernyataan keempat, “Instansi memberikan kesempatan kepada saya

untuk menerapkan keahlian dan kemampuan yang dimiliki.”, sebanyak 16,3%

responden menyatakan sangat setuju, 57,1% responden menyatakan setuju, dan

26,5% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal

ini menunjukkan bahwa Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank

Sumut Medan memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk menerapkan

keahlian dan kemampuan yang mereka miliki.

5. Pada pernyataan kelima, “Fasilitas yang ada dalam perusahaan membantu

dalam pengembangan kemampuan dan bakat yang saya miliki.”, sebanyak

10,2% responden menyatakan sangat setuju, 61,2% responden menyatakan

setuju, 26,5% responden menyatakan kurang setuju dan 2,0% responden

menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa fasilitas yang disediakan Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat

Bank Sumut Medan membantu pengembangan kemampuan dan bakat

pegawai.

6. Pada pernyataan keenam, “Instansi mengizinkan saya untuk turut

berpartisipasi dalam penentuan tujuan yang harus dicapai Instansi.”, sebanyak

18,4% responden menyatakan sangat setuju, 59,2% responden menyatakan

setuju, dan 22,4% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan

(33)

Pusat Bank Sumut Medan mengizinkan pegawainya untuk turut berpartisipasi

dalam penentuan tujuan yang harus dicapai.

7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya selalu memotivasi diri agar mencapai tujuan

yang diinginkan.”, sebanyak 42,9% responden menyatakan sangat setuju,

51,0% responden menyatakan setuju, dan 6,1% responden menyatakan

kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan

selalu memotivasi diri agar mencapai tujuan yang diinginkan.

8. Pada pernyataan kedelapan, “Saya selalu berusaha mempertahankan jabatan

dan wewenang yang sesuai potensi saya”, sebanyak 26,5% responden

menyatakan sangat setuju, 63,3% responden menyatakan setuju, dan 10,2%

responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat

Bank Sumut Medan selalu berusaha mempertahankan jabatan dan wewenang

(34)

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kebutuhan Penghargaan

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kebutuhan Penghargaan No.

1. Pada pernyataan pertama, “Gaji yang saya terima sesuai dengan kapasitas

pekerjaan saya”, sebanyak 14,3% responden menyatakan sangat setuju,

67,3% responden menyatakan setuju, 8,2% responden menyatakan kurang

setuju, dan 10,2% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa gaji yang diterima oleh pegawai Divisi

Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan sesuai dengan

kapasitas pekerjaan mereka.

2. Pada pernyataan kedua, “Gaji yang saya terima sesuai dengan keahlian yang

saya miliki”, sebanyak 16,3% responden menyatakan sangat setuju, 65,3%

responden menyatakan setuju, , 14,3% responden menyatakan setuju dan

sebanyak 4,1% responden menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa gaji yang diterima oleh pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor

(35)

3. Pada pernyataan ketiga, “Insentif yang diberikan oleh instansi sesuai dengan

kapasitas pekerjaan”, sebanyak 16,3% responden menyatakan sangat setuju,

67,3% menyatakan setuju, dan 16,3% responden menyatakan kurang setuju

dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa insentif yang

diberikan oleh Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut

Medan sesuai dengan kapasitas pekerjaan pegawai.

4. Pada pernyataan keempat, “Insentif yang diberikan oleh instansi sesuai

dengan yang saya harapkan”, sebanyak 8,2% responden menyatakan sangat

setuju, 75,5% responden menyatakan setuju, 10,2% responden menyatakan

kurang setuju dan 6,1% responden menyatakan tidak setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa insentif yang diberikan oleh

Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut sesuai dengan yang

pegawai harapkan.

5. Pada pernyataan keenam, “Tunjangan jabatan yang saya terima sesuai dengan

resiko pekerjaan saya ”, sebanyak 16,3% responden menyatakan sangat

setuju, 59,2% responden menyatakan setuju, dan 24,5% responden

menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa tunjangan jabatan yang diberikan oleh Divisi Kredit dan Divisi Ritel

Kantor Pusat Bank Sumut sesuai dengan resiko pekerjaan pekerjaan

pegawai..

6. Pada pernyataan kedelapan, “Asuransi kesehatan yang diberikan Instansi

sesuai dengan kebutuhan kesehatan saya”, sebanyak 16,3% responden

(36)

responden menyatakan kurang setuju dan 6,1% responden menyatakan

kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

asuransi yang diberikan oleh Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat

Bank Sumut sesuai dengan kebutuhan pegawai.

7. Pada pernyataan kesembilan, “Penghargaan yang telah diberikan Instansi

meningkatkan motivasi saya dalam bekerja.”, sebanyak 16,3% responden

menyatakan sangat setuju, 55,1% responden menyatakan setuju, 26,5%

responden menyatakan kurang setuju dan 2,0% responden menyatakan

kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

penghargaan yang telah diberikan oleh Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor

Pusat Bank Sumut meningkatkan motivasi pegawai dalam bekerja.

8. Pada pernyataan ketiga belas, “Saya merasa senang ketika atasan memuji

hasil kerja saya”, sebanyak 16,1% responden menyatakan sangat setuju,

69,6% responden menyatakan setuju, dan 14,3% responden menyatakan

kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Pegawai Divisi Kredit dan Divisi

Ritel Kantor Pusat Bank Sumut merasa senang ketika hasil kerja mereka

dipuji oleh atasan.

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kebutuhan Sosial Tabel 4.8

(37)

4. 10 20,4 35 71,4 4 8,2 0 0 0 0 49 100

Sumber: Hasil Penelitian(2016)

1. Pada pernyataan pertama, “Saya membutuhkan rasa saling menghormati antar

sesama rekan didalam Instansi”, sebanyak 57,1% responden menyatakan

sangat setuju, dan 42,9% responden menyatakan setuju.. Hal ini menunjukkan

bahwa rasa saling menghormati atar sesama rekan dibutuhkan oleh pegawai

Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut.

2. Pada pernyataan kedua, “Saya butuh menjalin persahabatan yang akrab

dengan rekan kerja”, sebanyak 42,9% responden menyatakan sangat setuju,

dan 57,1% responden menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa jalinan

persahabatan yang akrab dengan rekan kerja dibutuhkan oleh pegawai Divisi

Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut.

3. Pada pernyataan ketiga, “Saya butuh untuk diakui keberadaaan saya diatara

rekan-rekan kerja ”, sebanyak 38,8% responden menyatakan sangat setuju,

57,1% menyatakan setuju, dan 4,1% responden menyatakan kurang setuju

dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pengakuan akan

keberadaan pegawai diantara rekan-rekan kerja dibutuhkan oleh pegawai

Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut.

4. Pada pernyataan keempat, “Penting bagi saya untuk ikut terlibat dalam semua

kegiatan sosial di Instansi”, sebanyak 20,4% responden menyatakan sangat

setuju, 71,4% menyatakan setuju, dan 8,2% responden menyatakan kurang

setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa penting bagi

pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut untuk ikut

(38)

4.2.2.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Prestasi Kerja Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kebutuhan Prestasi Kerja No.

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

1. Pada pernyataan pertama, “Saya mempunyai pengalaman yang luas sehingga

menambah efisien dalam mengerjakan tugas”, sebanyak 22,4% responden

menyatakan sangat setuju, 69,4% responden menyatakan setuju, dan 8,2%

responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat

Bank Sumut mempunyan pengalaman yang luas sehingga tugas yang

dikerjakan lebih efisien.

2. Pada pernyataan kedua, “Saya mempunyai kecakapan dan menguasai segala

seluk-beluk yang berhubungan dengan kewajiban saya.”, sebanyak 24,5%

responden menyatakan sangat setuju, 67,3 % responden menyatakan setuju,

dan sebanyak 8,2% responden menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat

Bank Sumut mempunyai kecakapan dan menguasai seluk-beluk yang

(39)

3. Pada pernyataan ketiga, “Saya selalu mengutamakan kualitas hasil pekerjaan

yang menjadi tanggung jawab saya.”, sebanyak 38,8% responden menyatakan

sangat setuju, dan 61,2% menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Hal

ini menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat

Bank Sumut selalu mengutamakan kualitas hasil pekerjaan yang menjadi

tanggung jawab mereka.

4. Pada pernyataan keempat, “Hasil pekerjaan saya tidak mengecewakan

walaupun membutuhkan waktu yang lama.”, sebanyak 28,6% responden

menyatakan sangat setuju, 63,3% responden menyatakan setuju, dan 8,2%

responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil pekerjaan pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel

Kantor Pusat Bank Sumut Medan tidak mengecewakan walaupun

membutuhkan waktu yang lama.

5. Pada pernyataan kelima, “Saya selalu memenuhi target pekerjaan yang

diberikan”, sebanyak 32,7% responden menyatakan sangat setuju, 63,3%

responden menyatakan setuju, dan 4,1% responden menyatakan kurang setuju

dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai selalu

memenuhi target pekerjaan yang diberikan oleh Badan Divisi Kredit dan

Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut.

6. Pada pernyataan keenam, “Saya selalu mengerjakan pekerjaan tambahan

walaupun standar minimal telah terpenuhi”, sebanyak 24,5% responden

menyatakan sangat setuju, 65,3,% responden menyatakan setuju, dan 10,2%

(40)

menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat

Bank Sumut selalu mengerjakan pekerjaan tambahan walaupun strandar

minimal telah terpenuhi.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau

tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik adalah persyaratan

statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti

atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%

maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel

residual berdistribusi normal.

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik

histrogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua absorvasi

(41)

a. Pendekatan Histogram

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.3

Histogram Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi

normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng (genta)

dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.

b. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

(42)

Pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pada scatter plot terlihat titik yang

mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual

peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis

diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 X3 Y

N 49 49 49 49

Normal Parametersa Mean

32.6327 31.5510 17.4694 25.326 5 Std.

Deviation 3.14705

3.97419 1.62150 2.2489 6 Most Extreme Differences Absolute .141 .178 .165 .212 Positive .125 .091 .165 .212 Negative -.141 -.178 -.104 -.139

Kolmogorov-Smirnov Z .990 1.243 1.154 1.485

Asymp. Sig. (2-tailed) .281 .091 .139 .024

a. Test distribution is Normal.

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Jika nilai probabilitas <= 0,05 maka Ho ditolak

Sehingga dari hasil Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.10 diatas menunjukkan

bahwa:

X1 = 0,990 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi normal

X2 = 1.243 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi normal

X3 = 1.154 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi normal

(43)

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya

gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance

Value dan Varians Inflation Factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :

1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas.

2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.

3. Apabila tolerance< 0,1 maka diduga mempunyaipersoalan

multikolinearitas

4. Apabila tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.

Tabel 4.11

Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficientsa

a. Dependent Variable: Prestasi

Kerja

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas adalah

lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah

lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini

(44)

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu

pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :

a. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.5

Scatterplot Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.5 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta

titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

layak dipakai untuk memprediksi prestasi kerja berdasarkan masukan variabel

(45)

b. Uji Glesjer

Tabel 4.12

Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.389 1.295 1.072 .289

Aktualisasi Diri -.002 .044 -.008 -.040 .968

Kebutuhan Penghargaan -.010 .035 -.061 -.291 .773

Kebutuhan Sosial -.013 .064 -.032 -.205 .839

a. Dependent Variable: RES2

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.12 terlihat variabel independen (kebutuhan aktualisasi diri,

kebutuhan penghargaan dan kebutuhan sosial) yang tidak signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel dependen RES2 ). Hal ini terlihat dari

probabilitas kebutuhan aktualisasi diri (0,968), kebutuhan penghargaan (0,773)

dan kebutuhan sosial (0,839) diatas tingkat signifikansi 5 % (0.05), jadi

disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar

pengaruh variabel bebas (kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan dan

(46)

statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan

alat bantu program SPSS. Adapun bentuk umum persamaan regresi yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Y = α + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e

Dimana :

Y = Prestasi Kerja

X1 = Kebutuhan Aktualisasi Diri

X2 = Kebutuhan Penghargaan

X3 = Kebutuhan Sosial

α = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi

e = Standar error

Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi

linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.12

Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

(47)

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui pada kolom kedua (unstandardized

Coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 variabel kebutuhan aktualisasi diri

sebesar 0,205, nilai b2 variabel kebutuhan penghargaan sebesar 0,126, nilai b3

variabel kebutuhan sosial 0,859 dan nilai konstanta (a) adalah -0,356 maka

diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = -0,356 + 0,205X1 + 0,126X2 + 0,859X3 +e

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

digunakann statistik F (Uji F). Jika F-hitung < F-Tabel maka Ho diterima atau Ha

ditolak, sedangkan jika F-hitung > F-Tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika

tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Untuk menentukan nilai F,maka diperlukan adanya derajat bebas

pembilang dan derajat bebas penyebut,dengan rumus sebagai berikut:

df(pembilang) = k-1 df(penyebut) = n-k

keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 49 dan jumlah keseluruhan

variabel (k) adalah 4, sehingga diperoleh:

1. df(pembilang) = 4-1= 3

(48)

Maka Ftabel0,05 (3,45)= 2,81

Berdasarkan output dibawah ini terlihat bahwa:

Tabel 4.14

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 191.848 3 65.949 56.506 .000b

Residual 50.927 45 1.132

Total 242.776 48

a. Predictors: (Constant), Kebutuhan Sosial, Aktualisasi Diri, Kebutuhan Penghargaan

b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Tabel 4.14 diatas mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 56,506

dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-Tabel pada tingkat kepercayaan

95% (α = 0,05) adalah 2,81. Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu F

-hitung > F-Tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa

pengaruh variabel bebas (kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan dan

kebutuhan sosial) secara serempak adalah signifikan terhadap prestasi kerja

pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan.

4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah kebutuhan aktualisasi

diri, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan sosial secara parsial apakah

masing-masing berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan

Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan.

Kriteria pengujian adalah:

(49)

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b) Ha: b1, b2, b3≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

c) Jika thitung<t tabel pada α=5% ,makaHoditerima dan Haditolak.

d) Jika thitung>t tabel pada α=5% ,makaHo ditolak dan Ha diterima.

Untuk melihat t tabel dalam pengujian hipotesis pada model regresi, perlu

menentukan derajat bebas atau degree of freedom dan hal ini ditentukan dengan

rumus :

Df = n - k

• Dimana n = Banyaknya observasi dalam kurun waktu data.

• Dimana k = Banyaknya variabel (bebas dan terikat).

Pada analisis regresi digunakan probabilitas 2 sisi, dicari nilai tabel distribusi t

dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k atau

49-4 = 45 (n adalah jumlah kurun waktu pada observasi dan k adalah jumlah

variabel). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t

tabel sebesar 2,014.

Tabel 4.15

(50)

a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa:

1. Konstanta (a) = -,356 ini menunjukkan bahwa jika variabel kebutuhan

aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan sosial dianggap konstan

maka tingkat variabel prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel

Kantor Pusat Bank Sumut Medan bernilai -0,356

2. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap prestasi kerja pegawai Kantor Badan Penanaman Modal Kota Medan,

hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,05) lebih kecil atau sama dengan dari

0,05 dan t-hitung (2,961) lebih besar dibandingkan t-Tabel (2,014) artinya jika

variabel aktualisasi diri ditingkatkan maka variabel prestasi kerja pegawai

Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan meningkat

dengan tingkat yang yang signifikan.

3. Variabel kebutuhan penghargaan berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap prestasi kerja prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel

Kantor Pusat Bank Sumut Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,260)

lebih besar dari 0,05 dan t-hitung (2,307) lebih besar dibandingkan t-Tabel

(2,014) artinya jika variabel kebutuhan penghargaan ditingkatkan maka

variabel prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat

Bank Sumut Medan meningkat dengan tingkat yang signifikan.

4. Variabel kebutuhan sosial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

prestasi kerja prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor

(51)

kecil dari 0,05 dan t-hitung (8,605) lebih besar dibandingkan t-Tabel (2,014)

artinya jika variabel kebutuhan sosial ditingkatkan maka variabel prestasi kerja

pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan

meningkat dengan tingkat yang signifikan.

4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel bebas (kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan dan

kebutuhan sosial) terhadap variabel terikat (prestasi kerja). Koefisien determinasi

berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2≥ 1).

Tabel 4.16

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .889a .790 .776 1.06382

a. Predictors: (Constant), Kebutuhan Sosial, Aktualisasi Diri, Kebutuhan

Penghargaan

b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa :

1. Nilai R sebesar 0.889 sama dengan 88,9 % berarti hubungan antara variabel

kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan sosial

terhadap variabel prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor

Pusat Bank Sumut Medan sebesar 88,9 % artinya hubungannya erat.

2. Nilai Adjusted R Square 0.790 berarti 79% prestasi kerja pegawai Kantor

Badan Penanaman Modal Kota Medan dapat di jelaskan oleh variabel

(52)

diteliti dalam penelitian ini seperti kompensasi, pengembangan karir, budaya

organisasi dan sebagainya.

3. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang

diprediksi. Nilai Standard Error of the Estimate 1.06382

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Terhadap Prestasi Kerja

Robbins dan Coulter (2010: 110) menyebutkan bahwa kebutuhan

aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk mampu menjadi apa yang

diinginkan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Misalnya seorang musisi harus

bermain musik, seorang profesor harus mengajar, dan sebagainya. Maslow

mengatakan bahwa “What a man can be, he must be”.

Berdasarkan Uji-t Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Divisi Kredit

dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan. . Terdapat tiga pernyataan

mengenai Kebutuhan Aktualisasi Diri yang mendapat tanggapan cenderung setuju

yang paling dominan yaitu: “Pekerjaan yang saya miliki membantu

mengembangkan potensi yang saya miliki”, “Instansi memberikan saya

kesempatan untuk berkembang”, dan pernyataan “Saya selalu berusaha

mempertahakan jabatan dan wewenang yang sesuai potensi saya”. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa mayoritas pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor

Pusat Bank Sumut Medan setuju bahwa pekerjaan membantu mereka untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki dalam bekerja. Potensi pegawai yang

(53)

mendorong produktivitas serta meningkatkan prestasi kerja pegawai Divisi Kredit

dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan. Pernyataan kedua yang paling

banyak disetujui oleh pegawai yaitu Instansi memberikan saya kesempatan untuk

berkembang.Dalam usaha meningkatkan prestasi kerja, maka pegawai yang

berkesempatan untuk berkemban berbagai pembelajaran tentu sangat baik adanya.

Pernyataan ketiga yang paling banyak disetujui oleh pegawai yaitu “Saya selalu

berusaha mempertahankan jabatan dan wewenang yang sesuai potensi saya” yang

mana menunjukan bahwa pegawai merasa nyaman dengan jabatan mereka karena

mereka leluasa untuk bekerja sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing

yang dapat meningkatkan prestasi kerja ke arah yang lebih baik pada Divisi Kredit

dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan.

Namun ada sebagian pegawai yang cenderung tidak setuju dengan

pernyataan yang ada mengenai Kebutuhan Aktualisasi Diri. Pernyataan mengenai

Kebutuhan Aktualisasi Diri yang mendapat tanggapan cenderung kurang setuju

yang paling dominan (26,5% responden) adalah “Fasilitas yang ada dalam

perusahaan membantu dalam pengembangan kemampuan dan bakat yang saya

miliki”, dapat dilihat bahwa fasilitas di Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor

Pusat Bank Sumut Medan belumlah memberikan dukungan yang cukup untuk

aktualisasi diri pegawai didalamnya.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan

Akbar Dkk (2013), Hidayat (2013), dan Azizah Dianingtyas (2014) seluruhnya

menyatakan Kebutuhan Aktualisasi Diri berpengaruh positif terhadap prestasi

(54)

4.6.2 Pengaruh Kebutuhan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja

Mathis dan Jackson (2006: 424) menyebutkan bahwa penghargaan adalah

imbalan yang diberikan oleh perusahaan untuk merekrut, memotivasi, dan

mempertahankan orang-orang yang cakap

Berdasarkan hasil uji-t parsial menunjukan bahwa Kebutuhan

Penghargaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai

Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan. Pernyataan

mengenai Kebutuhan Penghargaan yang mendapat tanggapan cenderung setuju

yang paling dominan (75,5% responden) adalah Insentif yang diberikan oleh

instansi sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan setuju

dengan adanya pemberian penghargaan dari instansi berupa insentif sesuai yang

diharapkan para pegawai. Diharapkan dengan adanya bentuk penghargaan dari

instansi berupa insentif membuat mereka makin termotivasi dalam melaksanakan

tugasnya dan prestasi kerja pegawai dapat meningkat.

Namun ada sebagian pegawai yang cenderung kurang setuju dengan

pernyataan yang ada mengenai Kebutuhan Penghargaan. Pernyataan mengenai

Kebutuhan Penghargaan yang mendapat tanggapan cenderung kurang setuju yang

paling dominan diantara semua pernyataan adalah butir “Tunjangan jabatan yang

saya terima sesuai dengan resiko pekerjaan saya (24,5%)” dan butir

(55)

dalam bekerja (26,5% responden)” . Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

pegawai merasa tunjangan yang diberikan oleh belum sesuai resiko pekerjaan

mereka. Butir pernyataan kedua yang paling banyak kurang disetujui

menunjukkan bahwa sebagian terdapat sebagian pegawai yang merasa bahwa

penghargaan yang diberikan perusahaan kepada para karyawannya belum mampu

untuk memotivasi mereka dalam melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan

Hidayat (2013) dan Azizah Dianingtyas (2014) seluruhnya menyatakan

Kebutuhan Penghargaan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja.

4.6.3 Pengaruh Kebutuhan Sosial Terhadap Prestasi Kerja

Kebutuhan sosial atau sering pula dikatakan dengan affiliation needs

Abraham Maslow dalam Sutrisno (2007:131) merupakan kebutuhan tingkat ketiga

dimana Maslow menyatakan kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk hidup

bersama dengan orang lain. Kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi bersama

masyarakat, karena memang orang lainlah yang dapat memenuhinya, bukan diri

sendiri. Kebutuhan sosial meliputi Kebutuhan untuk di sayangi, di cintai, dan

diterima oleh orang lain. Kebutuhan untuk di hormati oleh orang lain,

keikutsertaan dalam pergaulan, dan berprestasi.

Berdasarkan hasil uji-t parsial menunjukan bahwa Kebutuhan Sosial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan

Penanaman Modal Kota Medan. Pernyataan mengenai Kebutuhan Sosial yang

mendapat tanggapan cenderung setuju yang paling dominan (71,4% responden)

(56)

instansi” Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pegawai Divisi Kredit dan Divisi

Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan setuju ikut terlibat dalam kegiatan sosial

merupakan kebutuhan sosial yang penting yang diharapkan dapat meningkatkan

rasa kebersamaan antar pegawai pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat

Bank Sumut Medan dan nantinya berpengaruh kepada prestasi kerja pegawai.

Namun walau ada sebagian pegawai yang cenderung kurang setuju dengan

pernyataan yang ada mengenai Kebutuhan Sosial, jumlahnya tidak dominan yang

menunjukkan bahwa keempat butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang

sangat dibutuhkan oleh pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank

Sumut Medan dalam bersosial.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan

Hidayat (2013) seluruhnya menyatakan Kebutuhan Penghargaan berpengaruh

(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri,

Variabel Kebutuhan Penghargaan dan Variabel Kebutuhan Sosial secara

serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai

pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan.

2. Berdasarkan (Uji-t) Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri Variabel Kebutuhan

Penghargaan dan Variabel Kebutuhan Sosial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Divisi Kredit dan Divisi

Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan.

3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R2) menunjukkan bahwa hubungan antar Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri, Variabel Kebutuhan

Penghargaan, dan Variabel Kebutuhan Sosial memiliki hubungan yang cukup

erat terhadap yang mana ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap

Prestasi Kerja Pegawai pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank

Sumut Medan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3 Validasi Tiap Pertanyaan
Tabel 3.4  Reliability Statistics
Gambar 4.1 Logo perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

information about ONA, the registration activities, and procedures to be followed are available at:.. The resolver provides a registry of the currently member approved

[r]

[r]

PA/KPA Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi Lainnya (K/L/D/I) KANTOR SAR KENDARI.

[r]

[r]

Pada perusahaan perata laba, simpulan yang bisa diambil adalah: (1) Net earnings berpengaruh positif signifikan terhadap return saham perusahaan perata laba karena pada

Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas. Muhammadiyah Jakarta, Jakarta tahun