BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berpendekatan kuantitatif, berjenis deskriptif dan asosiatif.
Dikatakan pendekatan kuantitatif sebab pendekatan yang di gunakan didalam
usulan penelitian, proses, hipotesis, survey lapangan, analisa data dan kesimpulan
data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran perhitungan,
rumus dan kepastian numerik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
karena dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Menurut Sukmadinata, N. S,
(2011), penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat
alamiah atau rekayasa manusia. Sedangkan dikatakan sebagai penelitian asosiatif
karena penelitian ini menghubungkan dua variabel atau lebih (Sugiyono 2010 :
57).
Dengan demikian penelitian ini akan menjelaskan pengaruh Kebutuhan
Aktualisasi Diri, Kebutuhan Penghargaan, dan Kebutuhan Sosial terhadap Prestasi
Kerja Pegawai pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat PT Bank
Sumut,Medan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan diadakan di Kantor Pusat PT Bank Sumut yang beralamat di
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan mulai bulan Oktober - Desember 2016.
3.3 Batasan Operasional Variabel Penelitian
Adapun yang menjadi batasan operasional pada penelitian ini adalah
dengan cara menentukan atau mengidentifikasi variabel penelitian. Sehingga
Batasan operasional nya adalah sebagai berikut :
1. Variabel Terikat : Prestasi Pegawai (Y)
2. Variabel Bebas : Kebutuhan Aktualisasi Diri (X1)
Kebutuhan Penghargaan (X2)
Kebutuhan Sosial (X3)
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti
merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian.
Selain itu juga bertujuan memberikan batasan-batasan pada objek yang akan
diteliti. Defenisi operasional variabel yang akan diteliti dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Kebutuhan ini
meliputi kesempatan untuk berkreatifitas dan pertumbuhan pengembangan
diri. Robbins dan Coulter (2010: 110) menyebutkan bahwa kebutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk mampu menjadi apa yang
2. Kebutuhan Penghargaan
Penghargaan merupakan suatu objek berwujud ataupun tidak berwujud
ataupun peristiwa yang dihadirkan dalam rangka terjadinya suatu tindakan
atau hasil yang diinginkan, yang mana diharapkan tindakan atau hasil tersebut
dapat kembali terjadi pada orang yang sama maupun orang yang berbeda.
3. Kebutuhan Sosial
Maslow menyatakan kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk hidup
bersama dengan orang lain. Kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi bersama
masyarakat, karena memang orang lainlah yang dapat memenuhinya, bukan
diri sendiri. Kebutuhan sosial meliputi Kebutuhan untuk di sayangi, di cintai,
dan diterima oleh orang lain. Kebutuhan untuk di hormati oleh orang lain,
keikutsertaan dalam pergaulan, dan berprestasi.
4. Prestasi Kerja
Menurut Hasibuan (2001:69), prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi
Operasional Dimensi Indikator
Skala
Operasional Dimensi Indikator
Lanjutan tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi
Operasional Dimensi Indikator
Skala Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut,
1.Efisiensi 1.Pengalaman 2.Kecakapan Kerja
Likert
2. Hasil Kerja 1.Kualitas Kerja 2.Kuantitas Kerja
Sumber: Maslow (1970), Hasibuan, (2002), Robbins dan Coulter (2010),
Kadarisman (2012),Suryo (2007), (Hasibuan, 2002)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala untuk mengukur variabel penelitian ini adalah menggunakan skala
Likert. Dimana menurut Wirawan (2011) cara pengukuran skala Likert adalah Kebutuhan pada Divisi Kredit dan Ritel Kantor
dengan menggunakan jawaban sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Kemudian jawaban tersebut diberi skor masing-masing 5,4,3,2
dan 1. Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Skala Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Wirawan (2011) 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Divisi Kredit dan Divisi
Ritel Kantor Pusat PT Bank Sumut, Medan yang berjumlah 49 orang . Teknik
pengambilan sampel adalah teknik sampling jenuh, dimana seluruh anggota
pupulasi di jadikan sampel karena ukuran nya relatif kecil. Jadi seluruh anggota
populasi di jadikan sampel.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :
a. Data Primer ; yaitu data yang didapat dari pengamatan peneliti di lapangan
dengan penyebaran angket ke Pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor
b. Data Sekunder ; yaitu data yang digunakan diambil dari referensi, buku atau
dokumen-dokumen yang terkait dengan teori motivasi, serta prestasi kerja.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode yang di gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
penyebaran kuesioner atau angket. Teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan angket tertutup, dimana responden hanya memiliki jawaban yang
sudah tersedia dengan member tanda cross (X). Kuesioner atau angket disebarkan
kepada para pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat PT Bank Sumut.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat
ukur. Umar (2008:52) menjelaskan bahwa uji validitas berguna untuk mengetahui
apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau
diganti karena dianggap tidak relevan. Asumsi pokok dari uji validitas ini adalah
setiap pertanyaan - pernyataan berkaitan satu dengan yang lainnya, dan juga
berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Kuesioner merupakan daftar dari
butir-butir pernyataan –pernyataanyang saling berhubungan dengan konsep yang
diinginkan.
Uji kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai
berikut:
Jika rhitung> rtabel maka pertanyaan tersebut valid.
Pengujian validitas ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
30 responden diluar dari pada sampel yaitu Pegawai Kantor Cabang Utama Bank
Sumut, Medan.
Pada Tabel 3.3 diatas terlihat seluruh pernyataan valid, karena seluruh
nilai Corrected Item-Total Correlation pada tiap pernyataaan memiliki nilai diatas
0,361 sehingga dapat dinyatakan 26 (dua puluh enam) butir pernyataan pada
kuesioner dalam penelitian ini valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Umar (2008:54) menjelaskan bahwa uji reabilitas berguna untuk
menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih
dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Ada dua manfaat dalam
memiliki skala dengan keandalan tinggi (High Reliability), yaitu:
1. Dapat membedakan antara berbagai tingkatan dengan lebih baik dari pada skala
dengan keandalan rendah.
2.Besar kemungkinan bahwa kita akan menemukan hubungan yang signifikan
(sangat berarti) antara variabel yang sebenarnya memang terkait satu sama lain
(berkorelasi).
Pengujian realibilitas yang digunakan pada penelitian ini
adalahmenggunakan rumus alpha. Nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel, jika
r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat dinyatakan bahwa kuesioner
tersebut reliabel.
Rumus yang digunakan adalah:
r11 =� �
� −1�(1−
Keterangan:
r11= reliabilitas instrument
�= banyaknya butir pernyataan ���= varians total
���= jumlah varians butir/pernyataan
Pengukuran reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan SPSS dengan uji statistik Cronbach Alpha (r hasil) dengan
nilai cronbach alpha > 0.60 dapat dinyatakan reliabel.
Jika nilai Cronbach's Alpha > 0,8 maka reliabilitas sangat baik
0,7 < Cronbach's Alpha < 0,8 maka reliabilitas baik
Jika nilai Cronbach's Alpha < 0,7 maka tidak reliabel
Sumber: Hasil Pengelolaan SPSS (2016)
Tabel 3.4 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument kuesioner
memiliki reliabel sangat baik karena nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,942 lebih
besar dari 0,80.
3.10 Teknis Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif
Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2012: 147). Selanjutnya pada deskripsi variabel akan dijelaskan
gambaran umum dari masing-masing variabel untuk mendapatkan gambaran awal
permasalhan yang menjadi objek dalam penelitian ini.
3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi berganda berfungsi untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh atau hubungan antara variabel independent (X) yang terdiri dari
kebutuhan aktualisasi diri(X1), kebutuhan penghargaan (X2) dan kebutuhansosial
(X3) terhadap variabel dependent (Y) yaitu prestasi kerja. Analisis ini
dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh kebutuhan aktualisasi diri,
kebutuhan penghargaan dan kebutuhan sosial terhadap prestasi kerja. Model
persamaan yang dapat di formulasikan sebagai berikut :
Y = a + b
1 = Kebutuhan Aktualisasi Diri
X 3.10.3 Uji Asumsi Klasik 3.10.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam
melakukan analisis regresi. Jika data yang akan digunakan dalam analisis regresi
tidak mengikuti distribusi normal, maka analisis tidak dapat memenuhi asumsi
a. Analisis Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik
histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
b. Analisis Statistik
Untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data yang diteliti seperti data
kinerja pegawai, variabel motivasi kerja dan variabel budaya organisasi,
selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan memanfaatkan uji
Kolmogorov-Smirnov yang penghitungannya dilakukan melalui paket program SPSS guna
mendapatkan nilai x2 (Chi kuadrat).
Selanjutnya untuk penentuan normal atau tidaknya sebaran data yang akan
diteliti dapat ditentukan berdasarkan nilai sig probability masing-masing variabel.
Jika nilai sig probability lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dengan pengertian
bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal. Demikian juga sebaliknya jika
nilai sig probability lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian
bahwa data yang dianalisis tidak berdistribusi normal.
3.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama,
maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama
dikatakan terjadi heterokedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau
a. Metode Grafik
Dasar analisis metode grafik adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah tejadi
heteroskedastisitas.
b. Metode Statistik
Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel independen signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas.
3.10.3.3 Uji Multikolinieritas
Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor).Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
indeenden manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Tolerance
adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0,1
dan VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
3.11 Uji Hipotesis
3.11.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel
dependen. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai F hitung
H0 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan.
Ha : β > 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
95% atau taraf signifikan 5% (λ = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika F hitung > F tabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat
signifikansi5% ((α = 0,05) maka Ha diterima dan H0 ditolak berarti ada
variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika F hitung < F tabel dan probabilitas (nilai signifikansi)> tingkat signifikansi
5% ((α = 0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak berarti ada variabel
independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Dimana F tabel ditentukan dengan mencari
derajat bebasnya y yaitu df1=k-1 dan df2=N-k, dimana N = jumlah sampel
dan k = jumlah variabel.
3.11.2 Uji secara Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan
membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
H0 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ha : β > 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikan 5%
(α = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat signifikansi
5% ((α = 0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada pengaruh yang
signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen.
2. Jika t hitung < t tabel dan probabilitas (nilai signifikansi) > tingkat signifikansi
5% ((α= 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak ada pengaruh
yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen. Dimana t tabel ditentukan dengan mencari derajat bebasnya yaitu
df = N-k.
3.12 Pengujian Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang lebih kecil (mendekati nol), berarti kemampuan variabel-variabel independen (X) dalam menjelaskan variabel
dependen (Y) amat terbatas.
Jika Koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan variabel independen (X) terhadap variabel dependen
(Y), dimana (0 <R2< 1). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4
November 1961 dengan dasar hukum pendirian berdasarkan Akta Notaris Rusli
No. 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas (P T ) dengan sebutan BPDSU. Pada
1962,berdasarkan UU No.13 tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank
Pembangunan Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara No.5 tahun 1965 bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha. Modal dasar
pada saat itu sebesar Rp 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I Sumatera Utaradan Pemerintah Daerah Tingkat II se-Sumatera Utara.
Sejalan dengan Program Rekapitalisasi, bentuk hukum BPDSU tersebut
harus diubah dari Perusahaan Daerah ( P D ) menjadi Perseroan Terbatas (PT)
agar saham Pemerintah Pusat dapat masuk untuk pengembangan dan
dikemudian hari saham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas
persetujuan DP RD T ingkat I Sumatera Utara, sehingga berdasarkan hal
tersebut maka pada tahun 1999,bentuk hukum BPDSU diubah kembali menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera
Utara atau disingkat PT Bank SUMUTyangberkedudukan dan berkantor Pusat
di Medan, Jl. Imam Bonjol No. 18 yang didirikan berdasarkan Akta No. 38
yang telah mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik
Indonesia No. C-8224 HT. 0.1.0.1. TH 99 tanggal 05 Mei 1999. Pada saat
itu,modal dasar ditetapkan sebesar Rp 400 miliar.
Seiring dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan
bank,maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui Akta No.31,modal dasar
ditingkatkan menjadi Rp 500 miliar. Sesuai dengan Akta No.39 tanggal 10 Juni
2008 yang dibuat dihadapan H.Marwansyah Nasution, SH,Notaris di Medan
berkaitan dengan Akta Penegasan No.05 tanggal 10 November2008 yang telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan
No.AHU-AH.01-87927.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 20 November 2008 yang diumumkan dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.10 tanggal 03 Februari
2009,maka modal dasar ditambah dari Rp 500 miliar menjadi Rp 1
triliun.Anggaran Dasar terakhir,sesuai dengan Akta No.12, tanggal 18 Mei 2011
dari Notaris Afrizal Arsad Hakim, S.H.,mengenai Pernyatan Keputusan Rapat
P T . Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara.
Perubahan anggaran dasar ini telah memperoleh persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-33566.AHU.01.02 Tahun 2011
tanggal 5 Juli 2011,dimana modal dasar mengalami perubahan dari Rp 1 triliun
menjadi R p 2 triliun. Jumlah aset Bank SUMUT mencapai Rp10,75 triliun pada
2009 dan menjadi Rp12,76 triliun pada 2010. Didukung semangat untuk menjadi
program to be the best yang sejalan dengan Road Map BPD Regional Champion
2014, Bank SUMUT kemudian memperkuat permodalannya. Struktur permodalan
tersebut tidak hanya mengandalkan peryertaan saham dari Pemerintah Daerah,
melainkan juga membuka akses permodalan lain seperti penerbitan obligasi.
Karena itu, modal dasar Bank SUMUT kembali ditingkatkan dari Rp1 triliun pada
2008 menjadi Rp2 triliun pada 2011 dengan jumlah aset yang meningkat menjadi
18,95 triliun. Pada 2014, jumlah aset Bank SUMUT mencapai Rp23,39 triliun.
Hal ini merupakan pencapaian yang baik melihat tantangan dan peluang yang
relatif dinamis yang terjadi sepanjang tahun berjalan.
Logo dan Filosofi
Identitas Bank Sumut tercermin dari logo perusahaan yang juga
merupakan brand company dengan simbol-simbol bentuk, warna dan tagline
yang memberikan makna filosofi bisnis Bank Sumut.
Gambar 4.1 Logo perusahaan
Bentuk logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf “U”yang
saling berkait bersinergi membentuk huruf “S” yang merupakan kata awal
“SUMUT”.Sebuah penggambaran bentuk kerjasama yang sangat erat antara
Bank Sumut dengan masyarakat Sumatera Utara sebagaimana visi Bank
dilakukan dengan energik yang dipadu dengan warna biru yang sportif dan
profesional sebagaimana misi Bank Sumut.
Warna Putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani
sebagaimana statement Bank Sumut. Jenis huruf “Platino Bold”sederhana
dan mudah dibaca. Penulisan Bank dengan huruf kecil dan S U M U T dengan
huruf kapital guna lebih mengedepankan Sumatera Utara, sebagai gambaran
keinginan dan dukungan untuk membangun dan membesarkan Sumatera Utara.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 4.1.2.1 Visi Perusahaan
Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan
perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu
sumber pendapatan daerah dalam peningkatan taraf hidup rakyat.
4.1.2.2 Misi Perusahaan
Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional
yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.
4.1.3 Statemen Budaya Perusahaan pada PT. Bank SUMUT
Statement Budaya Perusahaan yang terdiri dari 7 nilai budaya PT.Bank
SUMUT adalah “Memberikan Pelayanan TERBAIK”.
Makna dari TERBAIK yaitu:
Berusaha untuk selalu Terpercaya
Energik didalam melakukan setiap kegiatan Senantiasa bersikap Ramah
Menciptakan suasana yang Aman dan nyaman Memiliki Integritas tinggi
Komitmen penuh untuk memberikan yang terbaik
Penjabaran Nilai-Nilai Perusahaan a. Terpercaya / Reliable
1. Bersikap jujur, handal dan dapat dipercaya.
2. Memiliki karakter dan etika yang baik.
b. Ramah / Cordial
1. Bertingkah-laku sopan dan santun
2. Senantiasa siap membantu dan melayani nasabah
c. Energik / Energetic
1. Bersemangat tinggi, disiplin, selalu berpenampilan rapi dan menarik
2. Berpikir positif, kreatif dan inovatif untuk kepuasan nasabah.
d. Bersahabat / Friendly
1. Memperhatikan dan menjaga hubungan dengan nasabah.
2. Memberikan solusi yang paling menguntungkan.
e. Aman / Secure
1. Menjaga rahasia perusahaan dan nasabah sesuai ketentuan.
2. Menjamin kecepatan layanan yang memuaskan dan tidak melakukan kesalahan
dalam transaksi.
f. Integritas Tinggi / High Integrity
2. Berakhlak mulia, jujur, menjunjung kode etik profesi dan memiliki visi untuk
maju.
g. Komitmen / Commitment
1. Senantiasa menepati janji yang telah diucapkan.
Deskripsi Pekerjaan di Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut
Divisi Kredit berada dibawah Direktur Bisnis dan Syariah sedangkan Divisi Ritel
berada dibawah Direktur Pemasaran. Berikut uraian tugasnya:
1. Direktur Bisnis dan Syariah
Direktur Bisnis dan Syariah membawahi bidang tugas:
a. Penghimpunan dana
b. Pengalokasian dana
c. Jasa Perbankan
d. Penyelamatan dan Supervisi Kredit
e. Perbankan Syariah
f. Hukum yang berkaitan dengan perkreditan/pembiayaan
Yang menjadi tugas Direktur Bisnis dan Syariah adalah:
1) Menetapkan visi, misi dilingkungan Direktur Bisnis dan Syariah yang
diselaraskan dengan visi, misi dan strategi perusahaan
2) Menetapkan strategi dan kebijakan pemasaran yang diselaraskan dengan visi,
misi, dan strategi, kebijakan korporasi dengan mempertimbangkan ketentuan
dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga otoritas moneter
(BI)
3) Merumuskan program kegiatan Direktur Bisnis dan Syariah setiap awal tahun
yang didasarkan kepada RKAT dan RJPP yang telah disahkan.
4) Mengkomunikasikan strategi dan kebijakan serta pemasaran kepada seluruh
jajaran pemasaran (Divisi Treasury, Divisi Kredit, Divisi Penyelamatan Kredit
5) Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di bidang Penghimpunan
Dana, Pengalokasian Dana, Jasa Perbankan dan Bidang Penyelamatan dan
Supervisi Kredit, dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
6) Mengkoordinasikan dan mensupervisi kegiatan divisi-divisi dibawah Direktur
Bisnis dan Syariah.
7) Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Key
PerformanceIndicators (KPI) yang ditetapkan bagi Direksi Bidang Bisnis dan
Syariah.
8) Mengadakan rapat internal Direktur Bisnis dan Syariah secara berkala guna
membahas masalah-masalah di bidang pemasaran.
9) Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Komisaris dan RUPS dan
menindaklanjuti temuan hasil audit Divisi Pengawasan dan Auditor Ekstern
yang berkaitan dengan Akuntansi dan Keuangan.
10) Menangani masalah-masalah hukum yang berhubungan dengan kegiatan
perkreditan dan pembiayaan.
11) Melaksanakan dan mengendalikan Usaha Syariah yang meliputi Supervisi
Pembiayaan, Operasional dan Treasury Syariah.
12) Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Uraian Tugas Divisi Kredit:
a. Melaksanakan aktivitas pemberian kredit atau penyaluran dana/pembiayaan
yang terdapat pada seluruh unit kantor operasional Bank SUMUT
b. Menilai dan memantau risiko kredit
c. Memutuskan pemberian kredit/pembiayaan dalam jumlah tertentu sesuai
dengan kewenangannya
d. Melakukan revisi/penyesuaian ketentuan tentang kewenangan Direksi dalam
persetujuan pemberian kredit baik dalam jumlah maupun dispensasi,
mengingat ketentuan sebelumnya kewenangan tersebut harus melibatkan
Direktur Utama.
e. Menjajaki BUMD yang ada di Sumatera Utara khususnya yang membutuhkan
Kredit Modal Kerja dalam rangka pengembangan usaha.
f. Melakukan revisi/penyesuaian ketentuan tentang kewenangan Direksi dalam
persetujuan pemberian kredit baik dalam jumlah maupun dispensasi,
mengingat ketentuan sebelumnya kewenangan tersebut harus melibatkan
Direktur Utama.
g. Melakukan penjajakan kepada Bank – Bank BUMN antara lain Bank Mandiri
dan BNI untuk bekerja sama dalam pembiayaan secara sindikasi terhadap
proyek – proyek yang berskala besar di Sumatera Utara.
h. Melakukan penjajakan kepada Pemerintah Daerah untuk mencari informasi
tentang Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Kota yang membutuhkan
pembiayaan.
Direktur Pemasaran membawahi bidang tugas:
a. Pengembangan bisnis
b. Unit Kerja Cabang, Cabang Pembantu, Kantor Kas, Kas Mobil, dan Payment
Point.
Adapun yang menjadi tugas Direktur Pemasaran adalah:
1) Menetapkan visi, misi di lingkungan Direktur Pemasaran yang diselaraskan
dengan visi, misi dan strategi perusahaan.
2) Menetapkan strategi dan kebijakan pemasaran yang diselaraskan dengan visi,
misi dan strategi, kebijakan korporasi dengan mempertimbangkan ketentuan
dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga otoritas moneter
(BI).
3) Merumuskan program kegiatan Direktur Pemasaran setiap awal tahun yang
didasarkan kepada RKAT dan RJPP yang telah disahkan.
4) Mengkomunikasikan strategi dan kebijakan serta pemasaran kepada seluruh
jajaran pemasaran (Divisi Pengembangan Bisnis, dan Unit Kerja Operasional).
5) Mengkoordinasikan dan mensupervisi kegiatan divisi-divisi dibawah Direktur
Pemasaran.
6) Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Key
Performance Indicators (KPI) yang ditetapkan bagi Direksi Bidang
Pemasaran.
7) Mengadakan rapat internal Direktur Pemasaran secara berkala guna
8) Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Komisaris dan RUPS dan
menindaklanjuti temuan hasil audit Divisi Pengawasan dan Auditor Ekstern
yang berkaitan dengan Akuntansi dan Keuangan.
9) Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance di lingkungan Direktur Pemasaran.
Uraian tugas Divisi Ritel:
a. Melakukan riset pasar untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan produk
disbanding dengan pesaing.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,
penyusunan, penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari
objek yang diteliti (Sugiyono,2011:29). Data utama dalam penelitian ini adalah
informasi dari responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang
dirumuskan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan
(kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 26 butir pertanyaan yakni 8
butir pertanyaan untuk variabel kebutuhan aktualisasi diri (X1), 8 butir pertanyaan
untuk variabel kebutuhan Penghargaan (X2), 4 butir pernyataan untuk variabel
Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner
kepada 49 orang responden orang responden pegawai Divisi Kredit dan Divisi
Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan
,
kuesioner berisikan deskripsi respondendan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Karakteristik responden dalam
penelitian ini adalah berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lama
bekerja.
4.2.1.1 Analisis deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Responden Persentase
Laki Laki 41 83.7%
Perempuan 8 16.3%
Jumlah 49 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin adalah 41 orang responden (83,7%) berjenis kelamin laki-laki dan 8
orang responden (16,3%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah pegawai laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan pegawai
perempuan dengan tingkat perbedaan jumlah yang cukup besar. Pada umumnya
Pegawai laki-laki cenderung mampu menghadapi beban kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan pegawai perempuan, sedangkan pegawai perempuan
cenderung lebih rapi, sabar dan teliti dalam menyelesaikan pekerjaan
dibandingkan dengan pegawai laki-laki, oleh karena itu perbedaan jumlah
pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel ini dengan pekerjaan yang cukup berat karena
juga harus turun ke kantor-kantor cabang melakukan tugas-tugas kedua divisi ini.
4.2.1.2 Analisis deskriptif responden berdasarkan usia Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Jumlah
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan usia
mayoritas pegawai berumur 20 – 40 sebasar 47 orang (95,9%), hal ini
menunjukkan bahwa usia rata-rata pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor
Pusat Bank Sumut Medan adalah usia yang produktif (ditinjau dari segi usia).
4.2.1.3 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Jumlah
Responden Persentase
Diploma 2 85.7 %
Sarjana (S1) 42 10.2 %
Sarjana (S2) 5 4.1%
Jumlah 49 100 %
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan adalah 2 orang responden (4,1%) berpendidikan Diploma, dan
mayoritas pegawai 47 orang responden (95,9%) berpendidikan Sarjana, S-1
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel
Kantor Pusat Bank Sumut Medan.
4.2.1.4 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama bekerja (Tahun) Jumlah
Responden Persentase
<1 6 12.2 %
1-5 20 40.8 %
6-10 15 30.6 %
>10 8 16.3 %
Jumlah 49 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan lama
bekerja nya adalah 6 orang responden (12,2%) telah bekerja selama < 1 tahun, 20
orang responden (40,8%) telah bekerja 1-5 tahun, 15 orang responden (30,6%)
yang bekerja 6-10 tahun, dan 8 orang responden (16,3%) telah bekerja > 10
tahun.
4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif
Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja pegawai Badan Penanaman Modal Kota Medan
4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kebutuhan Aktualisasi Diri
No.
1. Pada pernyataan pertama, “Saya selalu memperbaiki diri apabila melakukan
kesalahan”, sebanyak 55,1% responden menyatakan sangat setuju dan 44,9%.
Hal ini menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor
Pusat Bank Sumut Medan selalu memperbaiki diri apabila melakukan
kesalahan.
2. Pada pernyataan kedua, “Pekerjaan yang saya miliki membantu
mengembangkan potensi yang saya miliki.”, sebanyak 12,2% responden
menyatakan sangat setuju, 65,3% responden menyatakan setuju, 22,4%
responden menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan
yang dimiliki oleh pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank
Sumut Medan dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki.
3. Pada pernyataan ketiga, “Instansi Memberikan saya kesempatan untuk
menyatakan setuju, dan 18,4% responden menyatakan kurang setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut
Medan memberikan pegawainya kesempatan untuk berkembang.
4. Pada pernyataan keempat, “Instansi memberikan kesempatan kepada saya
untuk menerapkan keahlian dan kemampuan yang dimiliki.”, sebanyak 16,3%
responden menyatakan sangat setuju, 57,1% responden menyatakan setuju, dan
26,5% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal
ini menunjukkan bahwa Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank
Sumut Medan memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk menerapkan
keahlian dan kemampuan yang mereka miliki.
5. Pada pernyataan kelima, “Fasilitas yang ada dalam perusahaan membantu
dalam pengembangan kemampuan dan bakat yang saya miliki.”, sebanyak
10,2% responden menyatakan sangat setuju, 61,2% responden menyatakan
setuju, 26,5% responden menyatakan kurang setuju dan 2,0% responden
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa fasilitas yang disediakan Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat
Bank Sumut Medan membantu pengembangan kemampuan dan bakat
pegawai.
6. Pada pernyataan keenam, “Instansi mengizinkan saya untuk turut
berpartisipasi dalam penentuan tujuan yang harus dicapai Instansi.”, sebanyak
18,4% responden menyatakan sangat setuju, 59,2% responden menyatakan
setuju, dan 22,4% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan
Pusat Bank Sumut Medan mengizinkan pegawainya untuk turut berpartisipasi
dalam penentuan tujuan yang harus dicapai.
7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya selalu memotivasi diri agar mencapai tujuan
yang diinginkan.”, sebanyak 42,9% responden menyatakan sangat setuju,
51,0% responden menyatakan setuju, dan 6,1% responden menyatakan
kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan
selalu memotivasi diri agar mencapai tujuan yang diinginkan.
8. Pada pernyataan kedelapan, “Saya selalu berusaha mempertahankan jabatan
dan wewenang yang sesuai potensi saya”, sebanyak 26,5% responden
menyatakan sangat setuju, 63,3% responden menyatakan setuju, dan 10,2%
responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat
Bank Sumut Medan selalu berusaha mempertahankan jabatan dan wewenang
4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kebutuhan Penghargaan
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kebutuhan Penghargaan No.
1. Pada pernyataan pertama, “Gaji yang saya terima sesuai dengan kapasitas
pekerjaan saya”, sebanyak 14,3% responden menyatakan sangat setuju,
67,3% responden menyatakan setuju, 8,2% responden menyatakan kurang
setuju, dan 10,2% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa gaji yang diterima oleh pegawai Divisi
Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan sesuai dengan
kapasitas pekerjaan mereka.
2. Pada pernyataan kedua, “Gaji yang saya terima sesuai dengan keahlian yang
saya miliki”, sebanyak 16,3% responden menyatakan sangat setuju, 65,3%
responden menyatakan setuju, , 14,3% responden menyatakan setuju dan
sebanyak 4,1% responden menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa gaji yang diterima oleh pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor
3. Pada pernyataan ketiga, “Insentif yang diberikan oleh instansi sesuai dengan
kapasitas pekerjaan”, sebanyak 16,3% responden menyatakan sangat setuju,
67,3% menyatakan setuju, dan 16,3% responden menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa insentif yang
diberikan oleh Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut
Medan sesuai dengan kapasitas pekerjaan pegawai.
4. Pada pernyataan keempat, “Insentif yang diberikan oleh instansi sesuai
dengan yang saya harapkan”, sebanyak 8,2% responden menyatakan sangat
setuju, 75,5% responden menyatakan setuju, 10,2% responden menyatakan
kurang setuju dan 6,1% responden menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa insentif yang diberikan oleh
Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut sesuai dengan yang
pegawai harapkan.
5. Pada pernyataan keenam, “Tunjangan jabatan yang saya terima sesuai dengan
resiko pekerjaan saya ”, sebanyak 16,3% responden menyatakan sangat
setuju, 59,2% responden menyatakan setuju, dan 24,5% responden
menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa tunjangan jabatan yang diberikan oleh Divisi Kredit dan Divisi Ritel
Kantor Pusat Bank Sumut sesuai dengan resiko pekerjaan pekerjaan
pegawai..
6. Pada pernyataan kedelapan, “Asuransi kesehatan yang diberikan Instansi
sesuai dengan kebutuhan kesehatan saya”, sebanyak 16,3% responden
responden menyatakan kurang setuju dan 6,1% responden menyatakan
kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
asuransi yang diberikan oleh Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat
Bank Sumut sesuai dengan kebutuhan pegawai.
7. Pada pernyataan kesembilan, “Penghargaan yang telah diberikan Instansi
meningkatkan motivasi saya dalam bekerja.”, sebanyak 16,3% responden
menyatakan sangat setuju, 55,1% responden menyatakan setuju, 26,5%
responden menyatakan kurang setuju dan 2,0% responden menyatakan
kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
penghargaan yang telah diberikan oleh Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor
Pusat Bank Sumut meningkatkan motivasi pegawai dalam bekerja.
8. Pada pernyataan ketiga belas, “Saya merasa senang ketika atasan memuji
hasil kerja saya”, sebanyak 16,1% responden menyatakan sangat setuju,
69,6% responden menyatakan setuju, dan 14,3% responden menyatakan
kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Pegawai Divisi Kredit dan Divisi
Ritel Kantor Pusat Bank Sumut merasa senang ketika hasil kerja mereka
dipuji oleh atasan.
4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kebutuhan Sosial Tabel 4.8
4. 10 20,4 35 71,4 4 8,2 0 0 0 0 49 100
Sumber: Hasil Penelitian(2016)
1. Pada pernyataan pertama, “Saya membutuhkan rasa saling menghormati antar
sesama rekan didalam Instansi”, sebanyak 57,1% responden menyatakan
sangat setuju, dan 42,9% responden menyatakan setuju.. Hal ini menunjukkan
bahwa rasa saling menghormati atar sesama rekan dibutuhkan oleh pegawai
Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut.
2. Pada pernyataan kedua, “Saya butuh menjalin persahabatan yang akrab
dengan rekan kerja”, sebanyak 42,9% responden menyatakan sangat setuju,
dan 57,1% responden menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa jalinan
persahabatan yang akrab dengan rekan kerja dibutuhkan oleh pegawai Divisi
Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut.
3. Pada pernyataan ketiga, “Saya butuh untuk diakui keberadaaan saya diatara
rekan-rekan kerja ”, sebanyak 38,8% responden menyatakan sangat setuju,
57,1% menyatakan setuju, dan 4,1% responden menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pengakuan akan
keberadaan pegawai diantara rekan-rekan kerja dibutuhkan oleh pegawai
Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut.
4. Pada pernyataan keempat, “Penting bagi saya untuk ikut terlibat dalam semua
kegiatan sosial di Instansi”, sebanyak 20,4% responden menyatakan sangat
setuju, 71,4% menyatakan setuju, dan 8,2% responden menyatakan kurang
setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa penting bagi
pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut untuk ikut
4.2.2.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Prestasi Kerja Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kebutuhan Prestasi Kerja No.
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
1. Pada pernyataan pertama, “Saya mempunyai pengalaman yang luas sehingga
menambah efisien dalam mengerjakan tugas”, sebanyak 22,4% responden
menyatakan sangat setuju, 69,4% responden menyatakan setuju, dan 8,2%
responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat
Bank Sumut mempunyan pengalaman yang luas sehingga tugas yang
dikerjakan lebih efisien.
2. Pada pernyataan kedua, “Saya mempunyai kecakapan dan menguasai segala
seluk-beluk yang berhubungan dengan kewajiban saya.”, sebanyak 24,5%
responden menyatakan sangat setuju, 67,3 % responden menyatakan setuju,
dan sebanyak 8,2% responden menyatakan kurang setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat
Bank Sumut mempunyai kecakapan dan menguasai seluk-beluk yang
3. Pada pernyataan ketiga, “Saya selalu mengutamakan kualitas hasil pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab saya.”, sebanyak 38,8% responden menyatakan
sangat setuju, dan 61,2% menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Hal
ini menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat
Bank Sumut selalu mengutamakan kualitas hasil pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab mereka.
4. Pada pernyataan keempat, “Hasil pekerjaan saya tidak mengecewakan
walaupun membutuhkan waktu yang lama.”, sebanyak 28,6% responden
menyatakan sangat setuju, 63,3% responden menyatakan setuju, dan 8,2%
responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil pekerjaan pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel
Kantor Pusat Bank Sumut Medan tidak mengecewakan walaupun
membutuhkan waktu yang lama.
5. Pada pernyataan kelima, “Saya selalu memenuhi target pekerjaan yang
diberikan”, sebanyak 32,7% responden menyatakan sangat setuju, 63,3%
responden menyatakan setuju, dan 4,1% responden menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai selalu
memenuhi target pekerjaan yang diberikan oleh Badan Divisi Kredit dan
Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut.
6. Pada pernyataan keenam, “Saya selalu mengerjakan pekerjaan tambahan
walaupun standar minimal telah terpenuhi”, sebanyak 24,5% responden
menyatakan sangat setuju, 65,3,% responden menyatakan setuju, dan 10,2%
menunjukkan bahwa pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat
Bank Sumut selalu mengerjakan pekerjaan tambahan walaupun strandar
minimal telah terpenuhi.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau
tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik adalah persyaratan
statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti
atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%
maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel
residual berdistribusi normal.
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik
histrogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua absorvasi
a. Pendekatan Histogram
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Gambar 4.3
Histogram Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi
normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng (genta)
dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.
b. Pendekatan Grafik
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pada scatter plot terlihat titik yang
mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual
peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis
diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 X3 Y
N 49 49 49 49
Normal Parametersa Mean
32.6327 31.5510 17.4694 25.326 5 Std.
Deviation 3.14705
3.97419 1.62150 2.2489 6 Most Extreme Differences Absolute .141 .178 .165 .212 Positive .125 .091 .165 .212 Negative -.141 -.178 -.104 -.139
Kolmogorov-Smirnov Z .990 1.243 1.154 1.485
Asymp. Sig. (2-tailed) .281 .091 .139 .024
a. Test distribution is Normal.
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
Jika nilai probabilitas <= 0,05 maka Ho ditolak
Sehingga dari hasil Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.10 diatas menunjukkan
bahwa:
X1 = 0,990 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi normal
X2 = 1.243 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi normal
X3 = 1.154 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi normal
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya
gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance
Value dan Varians Inflation Factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :
1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas.
2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.
3. Apabila tolerance< 0,1 maka diduga mempunyaipersoalan
multikolinearitas
4. Apabila tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
Tabel 4.11
Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficientsa
a. Dependent Variable: Prestasi
Kerja
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas adalah
lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah
lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :
a. Pendekatan Grafik
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Gambar 4.5
Scatterplot Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.5 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
layak dipakai untuk memprediksi prestasi kerja berdasarkan masukan variabel
b. Uji Glesjer
Tabel 4.12
Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.389 1.295 1.072 .289
Aktualisasi Diri -.002 .044 -.008 -.040 .968
Kebutuhan Penghargaan -.010 .035 -.061 -.291 .773
Kebutuhan Sosial -.013 .064 -.032 -.205 .839
a. Dependent Variable: RES2
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Pada Tabel 4.12 terlihat variabel independen (kebutuhan aktualisasi diri,
kebutuhan penghargaan dan kebutuhan sosial) yang tidak signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen RES2 ). Hal ini terlihat dari
probabilitas kebutuhan aktualisasi diri (0,968), kebutuhan penghargaan (0,773)
dan kebutuhan sosial (0,839) diatas tingkat signifikansi 5 % (0.05), jadi
disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar
pengaruh variabel bebas (kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan dan
statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan
alat bantu program SPSS. Adapun bentuk umum persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Y = α + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e
Dimana :
Y = Prestasi Kerja
X1 = Kebutuhan Aktualisasi Diri
X2 = Kebutuhan Penghargaan
X3 = Kebutuhan Sosial
α = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
e = Standar error
Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi
linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini :
Tabel 4.12
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui pada kolom kedua (unstandardized
Coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 variabel kebutuhan aktualisasi diri
sebesar 0,205, nilai b2 variabel kebutuhan penghargaan sebesar 0,126, nilai b3
variabel kebutuhan sosial 0,859 dan nilai konstanta (a) adalah -0,356 maka
diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = -0,356 + 0,205X1 + 0,126X2 + 0,859X3 +e
4.5 Pengujian Hipotesis
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
digunakann statistik F (Uji F). Jika F-hitung < F-Tabel maka Ho diterima atau Ha
ditolak, sedangkan jika F-hitung > F-Tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika
tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Untuk menentukan nilai F,maka diperlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut,dengan rumus sebagai berikut:
df(pembilang) = k-1 df(penyebut) = n-k
keterangan:
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 49 dan jumlah keseluruhan
variabel (k) adalah 4, sehingga diperoleh:
1. df(pembilang) = 4-1= 3
Maka Ftabel0,05 (3,45)= 2,81
Berdasarkan output dibawah ini terlihat bahwa:
Tabel 4.14
Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 191.848 3 65.949 56.506 .000b
Residual 50.927 45 1.132
Total 242.776 48
a. Predictors: (Constant), Kebutuhan Sosial, Aktualisasi Diri, Kebutuhan Penghargaan
b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Tabel 4.14 diatas mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 56,506
dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-Tabel pada tingkat kepercayaan
95% (α = 0,05) adalah 2,81. Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu F
-hitung > F-Tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa
pengaruh variabel bebas (kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan dan
kebutuhan sosial) secara serempak adalah signifikan terhadap prestasi kerja
pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan.
4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah kebutuhan aktualisasi
diri, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan sosial secara parsial apakah
masing-masing berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan
Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan.
Kriteria pengujian adalah:
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b) Ha: b1, b2, b3≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
c) Jika thitung<t tabel pada α=5% ,makaHoditerima dan Haditolak.
d) Jika thitung>t tabel pada α=5% ,makaHo ditolak dan Ha diterima.
Untuk melihat t tabel dalam pengujian hipotesis pada model regresi, perlu
menentukan derajat bebas atau degree of freedom dan hal ini ditentukan dengan
rumus :
Df = n - k
• Dimana n = Banyaknya observasi dalam kurun waktu data.
• Dimana k = Banyaknya variabel (bebas dan terikat).
Pada analisis regresi digunakan probabilitas 2 sisi, dicari nilai tabel distribusi t
dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k atau
49-4 = 45 (n adalah jumlah kurun waktu pada observasi dan k adalah jumlah
variabel). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t
tabel sebesar 2,014.
Tabel 4.15
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa:
1. Konstanta (a) = -,356 ini menunjukkan bahwa jika variabel kebutuhan
aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan sosial dianggap konstan
maka tingkat variabel prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel
Kantor Pusat Bank Sumut Medan bernilai -0,356
2. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap prestasi kerja pegawai Kantor Badan Penanaman Modal Kota Medan,
hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,05) lebih kecil atau sama dengan dari
0,05 dan t-hitung (2,961) lebih besar dibandingkan t-Tabel (2,014) artinya jika
variabel aktualisasi diri ditingkatkan maka variabel prestasi kerja pegawai
Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan meningkat
dengan tingkat yang yang signifikan.
3. Variabel kebutuhan penghargaan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap prestasi kerja prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel
Kantor Pusat Bank Sumut Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,260)
lebih besar dari 0,05 dan t-hitung (2,307) lebih besar dibandingkan t-Tabel
(2,014) artinya jika variabel kebutuhan penghargaan ditingkatkan maka
variabel prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat
Bank Sumut Medan meningkat dengan tingkat yang signifikan.
4. Variabel kebutuhan sosial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
prestasi kerja prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor
kecil dari 0,05 dan t-hitung (8,605) lebih besar dibandingkan t-Tabel (2,014)
artinya jika variabel kebutuhan sosial ditingkatkan maka variabel prestasi kerja
pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan
meningkat dengan tingkat yang signifikan.
4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas (kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan dan
kebutuhan sosial) terhadap variabel terikat (prestasi kerja). Koefisien determinasi
berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2≥ 1).
Tabel 4.16
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .889a .790 .776 1.06382
a. Predictors: (Constant), Kebutuhan Sosial, Aktualisasi Diri, Kebutuhan
Penghargaan
b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa :
1. Nilai R sebesar 0.889 sama dengan 88,9 % berarti hubungan antara variabel
kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan sosial
terhadap variabel prestasi kerja pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor
Pusat Bank Sumut Medan sebesar 88,9 % artinya hubungannya erat.
2. Nilai Adjusted R Square 0.790 berarti 79% prestasi kerja pegawai Kantor
Badan Penanaman Modal Kota Medan dapat di jelaskan oleh variabel
diteliti dalam penelitian ini seperti kompensasi, pengembangan karir, budaya
organisasi dan sebagainya.
3. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Nilai Standard Error of the Estimate 1.06382
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Terhadap Prestasi Kerja
Robbins dan Coulter (2010: 110) menyebutkan bahwa kebutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk mampu menjadi apa yang
diinginkan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Misalnya seorang musisi harus
bermain musik, seorang profesor harus mengajar, dan sebagainya. Maslow
mengatakan bahwa “What a man can be, he must be”.
Berdasarkan Uji-t Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Divisi Kredit
dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan. . Terdapat tiga pernyataan
mengenai Kebutuhan Aktualisasi Diri yang mendapat tanggapan cenderung setuju
yang paling dominan yaitu: “Pekerjaan yang saya miliki membantu
mengembangkan potensi yang saya miliki”, “Instansi memberikan saya
kesempatan untuk berkembang”, dan pernyataan “Saya selalu berusaha
mempertahakan jabatan dan wewenang yang sesuai potensi saya”. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa mayoritas pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor
Pusat Bank Sumut Medan setuju bahwa pekerjaan membantu mereka untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki dalam bekerja. Potensi pegawai yang
mendorong produktivitas serta meningkatkan prestasi kerja pegawai Divisi Kredit
dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan. Pernyataan kedua yang paling
banyak disetujui oleh pegawai yaitu Instansi memberikan saya kesempatan untuk
berkembang.Dalam usaha meningkatkan prestasi kerja, maka pegawai yang
berkesempatan untuk berkemban berbagai pembelajaran tentu sangat baik adanya.
Pernyataan ketiga yang paling banyak disetujui oleh pegawai yaitu “Saya selalu
berusaha mempertahankan jabatan dan wewenang yang sesuai potensi saya” yang
mana menunjukan bahwa pegawai merasa nyaman dengan jabatan mereka karena
mereka leluasa untuk bekerja sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing
yang dapat meningkatkan prestasi kerja ke arah yang lebih baik pada Divisi Kredit
dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan.
Namun ada sebagian pegawai yang cenderung tidak setuju dengan
pernyataan yang ada mengenai Kebutuhan Aktualisasi Diri. Pernyataan mengenai
Kebutuhan Aktualisasi Diri yang mendapat tanggapan cenderung kurang setuju
yang paling dominan (26,5% responden) adalah “Fasilitas yang ada dalam
perusahaan membantu dalam pengembangan kemampuan dan bakat yang saya
miliki”, dapat dilihat bahwa fasilitas di Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor
Pusat Bank Sumut Medan belumlah memberikan dukungan yang cukup untuk
aktualisasi diri pegawai didalamnya.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan
Akbar Dkk (2013), Hidayat (2013), dan Azizah Dianingtyas (2014) seluruhnya
menyatakan Kebutuhan Aktualisasi Diri berpengaruh positif terhadap prestasi
4.6.2 Pengaruh Kebutuhan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja
Mathis dan Jackson (2006: 424) menyebutkan bahwa penghargaan adalah
imbalan yang diberikan oleh perusahaan untuk merekrut, memotivasi, dan
mempertahankan orang-orang yang cakap
Berdasarkan hasil uji-t parsial menunjukan bahwa Kebutuhan
Penghargaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai
Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan. Pernyataan
mengenai Kebutuhan Penghargaan yang mendapat tanggapan cenderung setuju
yang paling dominan (75,5% responden) adalah Insentif yang diberikan oleh
instansi sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan setuju
dengan adanya pemberian penghargaan dari instansi berupa insentif sesuai yang
diharapkan para pegawai. Diharapkan dengan adanya bentuk penghargaan dari
instansi berupa insentif membuat mereka makin termotivasi dalam melaksanakan
tugasnya dan prestasi kerja pegawai dapat meningkat.
Namun ada sebagian pegawai yang cenderung kurang setuju dengan
pernyataan yang ada mengenai Kebutuhan Penghargaan. Pernyataan mengenai
Kebutuhan Penghargaan yang mendapat tanggapan cenderung kurang setuju yang
paling dominan diantara semua pernyataan adalah butir “Tunjangan jabatan yang
saya terima sesuai dengan resiko pekerjaan saya (24,5%)” dan butir
dalam bekerja (26,5% responden)” . Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
pegawai merasa tunjangan yang diberikan oleh belum sesuai resiko pekerjaan
mereka. Butir pernyataan kedua yang paling banyak kurang disetujui
menunjukkan bahwa sebagian terdapat sebagian pegawai yang merasa bahwa
penghargaan yang diberikan perusahaan kepada para karyawannya belum mampu
untuk memotivasi mereka dalam melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan
Hidayat (2013) dan Azizah Dianingtyas (2014) seluruhnya menyatakan
Kebutuhan Penghargaan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja.
4.6.3 Pengaruh Kebutuhan Sosial Terhadap Prestasi Kerja
Kebutuhan sosial atau sering pula dikatakan dengan affiliation needs
Abraham Maslow dalam Sutrisno (2007:131) merupakan kebutuhan tingkat ketiga
dimana Maslow menyatakan kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk hidup
bersama dengan orang lain. Kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi bersama
masyarakat, karena memang orang lainlah yang dapat memenuhinya, bukan diri
sendiri. Kebutuhan sosial meliputi Kebutuhan untuk di sayangi, di cintai, dan
diterima oleh orang lain. Kebutuhan untuk di hormati oleh orang lain,
keikutsertaan dalam pergaulan, dan berprestasi.
Berdasarkan hasil uji-t parsial menunjukan bahwa Kebutuhan Sosial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan
Penanaman Modal Kota Medan. Pernyataan mengenai Kebutuhan Sosial yang
mendapat tanggapan cenderung setuju yang paling dominan (71,4% responden)
instansi” Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pegawai Divisi Kredit dan Divisi
Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan setuju ikut terlibat dalam kegiatan sosial
merupakan kebutuhan sosial yang penting yang diharapkan dapat meningkatkan
rasa kebersamaan antar pegawai pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat
Bank Sumut Medan dan nantinya berpengaruh kepada prestasi kerja pegawai.
Namun walau ada sebagian pegawai yang cenderung kurang setuju dengan
pernyataan yang ada mengenai Kebutuhan Sosial, jumlahnya tidak dominan yang
menunjukkan bahwa keempat butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang
sangat dibutuhkan oleh pegawai Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank
Sumut Medan dalam bersosial.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan
Hidayat (2013) seluruhnya menyatakan Kebutuhan Penghargaan berpengaruh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam
penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri,
Variabel Kebutuhan Penghargaan dan Variabel Kebutuhan Sosial secara
serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai
pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan.
2. Berdasarkan (Uji-t) Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri Variabel Kebutuhan
Penghargaan dan Variabel Kebutuhan Sosial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Divisi Kredit dan Divisi
Ritel Kantor Pusat Bank Sumut Medan.
3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R2) menunjukkan bahwa hubungan antar Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri, Variabel Kebutuhan
Penghargaan, dan Variabel Kebutuhan Sosial memiliki hubungan yang cukup
erat terhadap yang mana ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap
Prestasi Kerja Pegawai pada Divisi Kredit dan Divisi Ritel Kantor Pusat Bank
Sumut Medan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran