• Tidak ada hasil yang ditemukan

01.02. Pedoman Kenaikan Jabatan Guru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "01.02. Pedoman Kenaikan Jabatan Guru"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN BERKAS PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL GURU

A. DASAR HUKUM

1. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

2. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 0433/P/1993 dan Nomor 25 Tahun 1993 Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

5. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyesuaian Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sipil dan Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyesuaian Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sipil dan Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil.

B. PEDOMAN

1. Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Profesi PendidikKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012; 2. Pedoman Penilaian Kinerja Wakil Kepala Sekolah/Madrasah - Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012;

3. Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012;

4. Buku 2 Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Profesi PendidikKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012; 5. Buku 4 Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru

(2)

6. Buku 5 Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guna Mendukung Pengembangan Profesi Guru Pembelajar (PPGP) - Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016;

D. PENILAIAN KINERJA GURU

Rekap hasil penilaian kinerja guru (PKG) sesuai dengan lampiran format dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 untuk usulan penilaian mulai dari 01 Januari 2013, yaitu :

(1) Format 1A Rekap Hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) guru kelas/mata pelajaran/bimbingan dan konseling, yang terdiri dari halaman depan penilaian kinerja guru, data supervisi yang memuat Identitas guru dan penilai, rekap hasil penilaian dan perhitungan angka kredit, laporan dan evaluasi penilaian kinerja, dan lembar verifikasi kompetensi dan indikator kinerja.

(2) Format 1B Rekap penilaian kinerja guru (PKG) sebagai kepala sekolah untuk guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, yang terdiri dari halaman depan, data supervisi yang memuat identitas sekolah dan data penilai, rekap hasil penilaian kinerja guru sebagai kepala sekolah, instrumen penilaian kinerja guru sebagai kepala sekolah, lampiran bukti yang teridentifikasi dan deskripsi kinerja yang telah dilakukan, dan protofolio.

(3) Format 1C Rekap penilaian kinerja guru (PKG) sebagai wakil kepala sekolah untuk guru yang mendapat tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah, yang terdiri dari halaman depan, data supervisi yang memuat identitas sekolah dan data penilai, rekap hasil penilaian kinerja guru sebagai wakil kepala sekolah, instrumen penilaian kinerja guru sebagai wakil kepala sekolah, lampiran bukti yang teridentifikasi dan deskripsi kinerja yang telah dilakukan.

(4) Format 1D Rekap penilaian kinerja guru (PKG) sebagai kepala perpustakaan sekolah untuk guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan sekolah, yang terdiri yang terdiri dari halaman depan, data supervisi yang memuat identitas sekolah dan data penilai, rekap hasil penilaian kinerja guru sebagai kepala perpustkaan sekolah, instrumen penilaian kinerja guru sebagai kepala perpustkaan sekolah, lampiran bukti yang teridentifikasi dan deskripsi kinerja yang telah dilakukan.

(5) Format 1E Rekap penilaian kinerja guru (PKG) sebagai ketua program keahlian sekolah untuk guru yang mendapat tugas tambahan sebagai ketua program keahlian sekolah, yang terdiri dari halaman depan, data supervisi yang memuat identitas sekolah dan data penilai, rekap hasil penilaian kinerja guru sebagai ketua program keahlian sekolah, instrumen penilaian kinerja guru sebagai ketua program keahlian sekolah, lampiran bukti yang teridentifikasi dan deskripsi kinerja yang telah dilakukan.

(3)

E. PERSYARATAN/ANGKA KREDIT MINIMAL BAGI GURU YANG AKAN NAIK JABATAN/PANGKAT

Persyaratan/angka kredit minimal bagi guru yang akan naik jabatan/pangkat dari subunsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan berdasarkan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional untuk masing-masing pangkat/golongan adalah sebagai berikut:

1. Guru golongan III/a ke golongan III/b, subunsur pengembangan diri sebesar 3 (tiga) angka kredit.

2. Guru golongan III/b ke golongan III/c, subunsur pengembangan diri sebesar 3 (tiga) angka kredit, dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 4 (empat) angka kredit.

3. Guru golongan III/c ke golongan III/d, subunsur pengembangan diri sebesar 3 (tiga) angka kredit, dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 6 (enam) angka kredit.

4. Guru golongan III/d ke golongan IV/a, subunsur pengembangan diri sebesar 4 (empat) angka kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 8 (delapan) angka kredit. Bagi guru golongan tersebut sekurang- kurangnya mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian dari subunsur publikasi ilmiah.

5. Guru golongan IV/a ke golongan IV/b, subunsur pengembangan diri sebesar 4 (empat) angka kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 12 (dua belas) angka kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber-ISSN.

6. Guru golongan IV/b ke golongan IV/c, subunsur pengembangan diri sebesar 4 (empat) angka kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 12 (dua belas) angka kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber-ISSN.

7. Guru golongan IV/c ke golongan IV/d, subunsur pengembangan diri sebesar 5 (lima) angka kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 14 (empat belas) angka kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya dari subunsur publikasi ilmiah mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber ISSN serta 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber ISBN.

8. Guru golongan IV/d ke golongan IV/e, subunsur pengembangan diri sebesar 5 (lima) angka kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 20 (dua puluh) angka kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang- kurangnya dari subunsur publikasi ilmiah mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di ju rnal yang ber ISSN serta 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber ISBN. Penetapan kenaikan jabatan dapat dipertimbangkan apabila:

a. paling singkat 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir; b. memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan; dan

c. setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

(4)

c. setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan/pangkat Guru adalah:

a. paling kurang 90% (sembilan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur utama; dan b. paling banyak 10% (sepuluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang.

Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap Guru dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dalam

setahun.

Tabel Jenis-jenis Pengembangan Keprofesian yang Wajib Dibuat oleh Guru Berdasarkan Golongan dan Jabatan untuk Kenaikan Jabatan

Dari Jabatan Ke Jabatan

Jumlah angka kredit minimal dari subunsur Subunsur pengembangan diri Subunsur publikasi ilmiah dan atau karya inovatif

Macam publikasi ilmiah yang wajib ada (minimal satu publikasi)

Guru Pertama golongan IIIa

Guru Pertama golongan IIIb

3 (tiga) -- -

Guru Pertama golongan IIIb

Guru Muda golongan IIIc

3 (tiga) 4 (empat) Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah dan

inovatif Guru Muda

golongan IIIc

Guru Muda golongan IIId

3 (tiga) 6 (enam) Bebas pada jenis karya publiasi ilmiah dan

inovatif

Guru Muda golongan IIId

Guru Madya golongan IVa

4 (empat) 8 (delapan) Makalah hasil penelitian (kode 2.2.e)

Guru Madya golongan IVa

Guru Madya golongan IVb

4 (empat) 12 (dua belas)

Makalah hasil penelitian (kode 2.2.e) Artikel yang dimuat di jurnal (2.2.b, 2.2.c atau 2.2.d)

Guru Madya golongan IVb

Guru Madya golongan IVc

4 (empat) 12 (dua

belas)

Makalah hasil penelitian (kode 2.2.e)

Artikel yang dimuat di jurnal (2.2.b, atau 2.2.c), atau 2.2.h.1 atau 2.2.h.2)

Guru Madya golongan IVc

Guru Utama golongan IVd

5 (lima) 14 (empat

belas)

Makalah hasil penelitian (kode 2.2.e) Artikel yang dimuat di jurnal (2.2.b atau 2.2.catau 2.2.h.1)

Buku pelajaran atau buku pendidikan (2.3.a 1, atau 2.3.a.2, atau 2.3.c.1)

Guru Utama golongan IVd

Guru Utama golongan IVe

5 (lima) 20 (dua

puluh)

Makalah hasil penelitian (kode 2.2.e) Artikel yang dimuat di jurnal (2.2.a, atau, 2.2.b, atau 2.2. h.1)

Buku pelajaran atau buku pendidikan (2.3.a. 1 atau 2.3.a.2, atau 2.3.c.1)

Keterangan:

2.2.b = Membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, diterbitkan/ dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah tingkat nasional yang terakreditasi.

(5)

2.2.d = Membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, diterbitkan/ dipublikasikan dalam majalah ilmiah tingkat kabupaten/ kota.

2.2.e = Membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, diseminarkan di sekolahnya, disimpan di perpustakaan.

2.2.h.1 = Membuat artikel ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya dan dimuat di jurnal tingkat nasional yang terakreditasi.

2.2.h.2 = Membuat artikel ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya dan dimuat di jurnal tingkat nasional yang tidak terakreditasi/tingkat provinsi.

2.3.a.1 = Buku pelajaran yang lolos penilaian oleh BSNP.

2.3.a.2 = Buku pelajaran yang dicetak oleh penerbit dan ber ISBN.

2.3.c.1 = Buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit dan ber-ISBN. F. PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

Usulan Penilaian mulai dari 01 Januari 2013 untuk sub unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang berupa bukti asli atau fotokopi/salinan, yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang (apabila ada), dengan ketentuan sebagai berikut:

1. PENGEMBANGAN DIRI

Kegiatan tersebut dilakukan melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Fungsional dan Teknis atau melalui Kegiatan Kolektif Guru.

1) Pendidikan dan Latihan Fungsional dan Teknis

Pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional adalah upaya peningkatan kompetensi guru dan/atau pemantapan wawasan, pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang sesuai dengan profesi guru yang bermanfaat dalam pelaksanaan tugas guru melalui lembaga yang memiliki ijin penyelenggaraan dari instansi yang berwenang.

Kegiatan dapat berupa kursus, pelatihan, penataran, dengan durasi minimal 30 jam yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau pemerintah daerah pada lembaga diklat yang ditunjuk seperti PPPPTK, LPMP, LPPKS, Badan Diklat Daerah, lembaga Diklat yang diselenggarakan oleh masyarakat yang mendapat izin operasional dari pemerintah atau pemerintah Daerah.

Adapun kegiatan kolektif guru berupa in house traning diselenggarakan di sekolah masing-masing yang melibatkan seluruh guru selama 1-3 hari penuh atau setara dengan 8 – 24 jam pelajaran @ 45 menit. (<30 jam). Beberapa contoh materi yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pengembangan diri, baik dalam diklat fungsional maupun kegiatan kolektif guru, antara lain:

a. peningkatan kompetensi pedagogis dan profesional dalam rangka kegiatan guru pembelajar;

b. penyusunan kurikulum, RPP dan bahan ajar;

c. penyusunan, program kerja, dan/atau perencanaan pendidikan; d. pengembangan metodologi mengajar;

e. penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didik;

f. penggunaan dan pengembangan teknologi informasi dalam pembelajaran; g. inovasi proses pembelajaran;

h. peningkatan kompetensi profesional; i. penulisan publikasi ilmiah;

j. pengembangan karya inovatif;

(6)

l. peningkatan kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah.

Tabel Durasi Diklat Fungsional Guru

No. Uraian Kegiatan Kode Angka Kredit

1.1.a Lamanya lebih dari 960 jam 19 15

1.1.b Lamanya antara 641 s.d. 960 jam 20 9 1.1.c Lamanya antara 481 s.d. 640 jam 21 6 1.1.d Lamanya antara 181 s.d. 480 jam 22 3 1.1.e Lamanya antara 81 s.d. 180 jam 23 2 1.1.a Lamanya antara 30 s.d. 80 jam 24 1

Keikutsertaan guru dan guru yang mendapat tugas tambahan dalam kegiatan diklat fungsional harus dibuktikan dengan bukti fisik sebagai berikut.

a. Fotokopi surat tugas dari kepala sekolah/atasan langsung, atau instansi lain yang terkait yang telah disahkan oleh kepala sekolah/atasan langsung terkait dengan keikutsertaan kegiatan pengembangan diri baik menggunakan moda tatap muka, kombinasi tatap muka dengan dalam jaringan/dalam jaringan secara penuh.

b. Fotokopi sertifikat diklat bagi guru yang telah disahkan oleh kepala sekolah, sedangkan bagi kepala sekolah disahkan oleh dinas pendidikan sebagai atasan langsung terkait dengan keikutsertaan kegiatan pengembangan diri baik menggunakan moda tatap muka, kombinasi atara tatap muka dengan dalam jaringan maupun dalan jaringan secara penuh.

c. Laporan hasil pelatihan yang dibuat oleh guru yang bersangkutan terkait dengan keikutsertaan kegiatan pengembangan diri baik menggunakan moda tatap muka, kombinasi atara tatap muka dengan dalam jaringan maupun dalan jaringan secara penuh disajikan dengan kerangka isi sebagai berikut.

Kerangka Laporan Diklat Fungsional 1) Bagian Awal:

Memuat judul diklat yang diikuti, keterangan tentang kapan waktu pelaksanaan diklat, di mana kegiatan diklat diselenggarakan, tujuan dari penyelenggaraan diklat, lama waktu pelaksanaan diklat, surat penugasan, penyelenggara/ pelaksana diklat, surat persetujuan dari kepala sekolah, serta fotokopi sertifikat atau keterangan dari pelaksana diklat.

2) Bagian Isi:

a) Tujuan dan alasan mengikuti diklat/pengembangan diri yang dilakukan. b) Deskripsi materi yang diberikan dalam diklat/pengembangan diri serta

uraian kesesuaian dengan peningkatan keprofesian. guru yang bersangkutan. c) Tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru peserta diklat/

pengembangan diri berdasarkan hasil dari mengikuti diklat tersebut.

d) Dampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam peningkatan mutu. KBM dan peserta didikya.

e) Penutup 3) Bagian Akhir

(7)

Nama Diklat Tempat Kegiatan

Jumlah Jam Kegiatan

Diklat

Nama Fasilitator

Mata Diklat/ Kompetensi

Nama Penyelenggara

Kegiatan

Dampak*)

*)isinya mengenai perubahan prestasi peserta didik

2) Kegiatan Kolektif Guru

Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru baik di sekolah maupun di luar sekolah (seperti KKG/MGMP, KKKS/MKKS, asosiasi profesi guru lainnya) yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan.

Kegiatan kolektif guru dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.

a. Mengikuti lokakarya atau kegiatan di kelompok/ musyawarah kerja guru.

b. Mengikuti in house training (< 30 jam) di sekolah untuk penyusunan perangkat kurikulum dan/atau kegiatan pembelajaran berbasis TIK, penilaian, pengembangan media pembelajaran, dan/atau kegiatan lainnya.

c. Sebagai pembahas atau peserta dalam seminar, koloqium, diskusi panel, atau bentuk pertemuan ilmiah lainnya.

d. Mengikuti kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru terkait dengan pengembangan keprofesiannya.

e. Merupakan kegiatan wajib setiap guru pada setiap jenjang jabatan sebagaimana telah diatur dalam Rambu-rambu penyelenggara KKG/MGMP. Dalam 1 tahun, guru diwajibkan mengikuti kegiatan KKG/MGMP paling sedikit 12 kali pertemuan untuk membahas paket topik pertemuan dalam penigkatan kompetensi guru yang telah disepakati dalam program kegiatan KKG/MGMP dalam satu tahun paket kegiatan. Setiap 1 (satu) paket kegiatan paling sedikit memerlukan 3 (tiga) kali pertemun. Satu pertemuan minimal 3 (tiga) jam pelajaran @ 60 menit.

f. Paket kegiatan guru di KKG/MGMP dalam 1 tahun dapat berupa:

1) Paket Pengembangan Silabus, RPP, Bahan Ajar perlu minimum 3 kali pertemuan = 0.15.

2) Paket Pengembangan Instrumen Penilaian perlu minimum 3 kali pertemuan = 0.15.

3) Paket Pengembangan Model-model Pembelajaran dan Jurnal Belajar perlu minimum 3 kali pertemuan = 0.15.

4) Paket Pembuatan/Pengembangan Alat Peraga perlu minimum 3 kali pertemuan = 0.15.

5) Paket Pengembangan Karya Ilmiah Guru (PTK/Tinjauan Ilmiah/Buku/Modul/ Diktat/Kajian Buku/karya terjemahan/karya seni/karya teknologi) perlu minimal 4 kali pertemuan = 0.15.

Keterangan:

(8)

adalah paket minimal dan kelipatannya.

Misalnya, apabila kegiatan KKG/MGMP Kota Bunga dalam 1 tahun merencanakan 4 paket kegiatan angka 1), 2), 3), dan 4) yang memenuhi kriteria minimal 3 kali pertemuan sebagaimana tersebut di atas, maka setiap guru yang aktif akan memperoleh AK sebesar 4 x 0.15 = 0.60. Jika yang diperlukan adalah angka 1) adalah 4 kali pertemuan, maka nilai AK yang diperoleh tetap 0.15. Apabila kebutuhan guru untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dari kegiatan di atas lebih besar, maka yang diambil harus 2 paket yang sama, dan konsekuensinya guru akan mendapatkan AK yang lebih besar dari 0.15, yaitu 2 x 0.15 = 0.3.

• Setiap paket kegiatan yang diikuti oleh setiap guru harus dibuatkan laporannya dan produk kegiatannya. Apabila dalam 1 tahun seorang guru mengambil 4 paket kegiatan, maka ia harus menyiapkan 4 laporan hasil kegiatan KKG/MGMP beserta lampiran hasil/produk kegiatannya dan bukti fisik pendukung.

• Ketua KKG/MGMP membuat rekap keikutsertaan peserta dalam kegiatan kolektif selama satu tahun, dan sertifikat/surat keterangan ditandatangani oleh kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya atau kepala UPTD atas nama kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atas usulan dari ketua KKG/MGMP.

• Guru dapat mengikuti kegiatan kolektif guru atas dasar penugasan baik oleh kepala sekolah atau institusi yang lain, maupun atas kehendak sendiri.

KKG atau MGMP sebagai wadah kegiatan guru dalam melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Setiap KKG atau MGMP perlu menyusun kalender kegiatan yang terdiri dari kalender kegiatan bulanan, semesteran, dan tahunan. Sekurang-kurangnya kalender kegiatan KKG atau MGMP dilaksanakan 12 kali dalam satu tahun yang dilaksanakan secara mandiri, bermutu dan bekelanjutan.

Tabel Kegiatan Kolektif Guru

No. Kegiatan Kode Angka

Kredit 1.2.a Lokakarya atau kegiatan bersama (seperti kelompok/

musyawarah kerja guru) untuk penyusunan perangkat kurikulum dan atau pembelajaran.

25 0,15

1.2.b 1.2.c

Kegiatan ilmiah, seperti seminar, koloqium, diskusi panel, atau bentuk pertemuan ilmiah yang lain:

Sebagai pembahas atau pemakalah Sebagai peserta

26 27

0,2 0,1 1.2.d Kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan

kewajiban guru, termasuk in house training (< 30jam)

28 0,1

Keikutsertaan kegiatan kolektif guru dibuktikan dengan bukti fisik sebagai berikut. a. Fotokopi surat tugas dari kepala sekolah atau instansi lain yang terkait, yang telah

disahkan oleh kepala sekolah. Apabila penugasan bukan dari kepala sekolah (misalnya dari institusi lain atau kehendak sendiri), harus disertai dengan surat persetujuan mengikuti kegiatan dari kepala sekolah/madrasah.

(9)

c. Laporan untuk setiap kegiatan yang diikuti dibuat oleh guru yang bersangkutan, disajikan dengan kerangka isi sebagai berikut.

Isi Laporan Kegiatan Kolektif 1) Bagian Awal:

Memuat garis besar isi/materi kegiatan yang diikuti, keterangan tentang kapan waktu pelaksanaan, dimana dilaksanakan dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan, lama pelaksanaan kegiatan, surat tugas, surat persetujuan dari kepala sekolah, serta fotokopi sertifikat atau keterangan dari pelaksana kegiatan (jika ada). Kegiatan kolektif guru yang dilaksanakan di kelompok kerja/ musyawarah guru (KKG, MGMP, KKKS, MKKS) atau melalui IHT di sekolah. Sertifikat/surat keterangan diberikan satu kali dalam satu tahun sesuai dengan tahun ajaran di akhir pelaksanaan pertemuan kegiatan rutin kelompok/ musyawarah kerja guru. Sertifikat/surat keterangan sebagai bukti keikutsertaan kegiatan kelompok kerja/musyawarah guru tersebut harus ditandatangani oleh Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGM), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS). 2) Bagian Isi:

a) tujuan dan alasan mengikuti kegiatan yang dilakukan; b) penjelasan isi kegiatan;

c) tindak lanjut yang akan/telah dilaksanakan guru peserta kegiatan tersebut; d) dampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam peningkatan mutu

KBM dan peserta didik; e) penutup.

3) Bagian Akhir

Lampiran, yang terdiri dari:

a) makalah (materi) yang disajikan dalam kegiatan pertemuan;

b) Matriks ringkasan pelaksanaan kegiatan kolektif sebagaimana tabel berikut.

Nama Kegiatan

Tanggal/ waktu pelaksanaan

Institusi Penye- lenggara

Tempat

Kegiatan Waktu Kegiatan

Nama-Nama Fasilitator /Pemakalah/Pembahas

Dampak *)

*) Adanya penambahan kompetensi pada guru sendiri maupun adanya perubahan dalam KBM yang lebih baik dan

prestasi peserta didik.

2. PUBLIKASI ILMIAH

Publikasi Ilmiah hasil penelitian atau gagasan ilmiah bidang pendidikan formal meliputi laporan hasil penelitian, makalah berupa tinjauan ilmiah, tulisan ilmiah populer, dan artikel ilmiah dalam bidang pendidikan.

Laporan hasil penelitian berupa karya tulis yang didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan guru pada bidang pendidikan sesuai dengan tugas pokoknya. Laporan penelitian dapat berupa penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, penelitian deskriptif, penelitian perbandingan, penelitian korelasi, dan sebagainya. Kerangka isi Publikasi Jenis karya tulis berupa laporan hasil penelitian mencakup hal-hal sebagai berikut:

(10)

dan telah mendapat pengakuan BSNP.

b) laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah/jurnal ilmiah yang diedarkan secara nasional dan/atau terakreditasi.

c) Laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah diterbitkan/ dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah tingkat provinsi.

d) Laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah diterbitkan/ dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah tingkat kabupaten/kota.

e) laporan hasil penelitian berupa makalah yang telah diseminarkan di sekolahnya dan disimpan di perpustakaan.

Tabel Angka Kredit Publikasi Karya Tulis Hasil Penelitian

No. Kegiatan Kode Angka

Kredit 2.2.a Berupa buku yang diterbitkan ber- ISBN dan diedarkan secara

nasional atau ada pengakuan dari BSNP.

31 4

2.2.b Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat di jurnal ilmiah tingkat nasional yang terakreditasi

32 3

2.2.c Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat di jurnal ilmiah tingkat provinsi

33 2

2.2.d Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat di jurnal ilmiah tingkat kabupaten/kota

34 1

2.2.e Berupa laporan hasil penelitian dan telah diseminarkan dan disimpan di perpustakaan.

35 4

Persyaratan wajib untuk kenaikan jabatan/pangkat adalah berupa Publikasi Ilmiah berupa Hasil Penelitian atau Gagasan Ilmiah Bidang Pendidikan Formal pada Kegiatan guru dalam publikasi ilmiah berupa hasil penelitian ilmu bidang pendidikan formal yang harus dibuktikan dengan bukti fisik sebagai berikut:

1) Buku asli atau fotokopi yang menunjukkan keterangan nama penerbit, tahun terbitan, serta nomor ISBN. Jika buku tersebut telah diedarkan secara nasional, harus disertakan pernyataan dari penerbit yang menerangkan bahwa buku tersebut telah beredar secara nasional. Jika buku tersebut telah lulus penilaian dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, harus ada keterangan yang jelas tentang persetujuan atau pengesahan dari BSNP tersebut, yang umumnya berupa tanda persetujuan/ pengesahan dari BSNP tersebut, yang tercetak di sampul buku. 2) Majalah/jurnal ilmiah asli yang menunjukkan adanya nomor ISSN, tanggal terbitan,

susunan dewan redaksi dan editor (mitra bestari). Jika jurnal tersebut dinyatakan telah terakreditasi, harus disertai dengan keterangan akreditasi untuk tingkat nasional. Jika dinyatakan jurnal tersebut diterbitkan di tingkat provinsi atau kabupaten/kota disertai keterangan yang jelas tingkat penerbitan jurnal tersebut.

3) Jika satu artikel ilmiah yang sama (sangat mirip) dimuat di beberapa majalah/jurnal ilmiah, maka angka kredit untuk artikel tersebut hanya diberikan pada salah satu majalah/jurnal ilmiah dan dipilih angka kredit yang terbesar.

4) Laporan hasil penelitian yang dilengkapi dengan berita acara yang membuktikan bahwa hasil penelitian tersebut telah diseminarkan di sekolah dengan ketentuan sebagai berikut.

(11)

dengan yang dipersyaratkan, yaitu dihadiri minimal 15 orang guru dari 3 sekolah setingkat. Syarat tersebut tidak berlaku untuk sekolah di daerah terpencil/ khusus/Sekolah Indonesia Luar Negeri. Bukti kegiatan seminar ini tidak berlaku untuk angka kredit pengembangan diri dan presentasi forum ilmiah.

(2)Berita acara berisi keterangan waktu, tempat, peserta, notulen seminar, dan dilengkapi dengan daftar hadir peserta dan ditandatangani oleh ketua panitia seminar dan kepala sekolah yang ditempati seminar atau ketua KKG/MGMP. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan minimal 2 (dua) siklus, satu siklus minimal dua kali pertemuan yang harus melampirkan bukti hasil penelitian berupa: a) Instrumen yang digunakan (lembar observasi dan tes)

b) RPP, ijin penelitian, foto kegiatan, dan lain-lain. 5) Semua bukti fisik di atas memerlukan jaminan

a) Surat pengesahan/pernyataan keaslian dari atasan langsung untuk kepala sekolah dan dari kepala sekolah untuk guru.

b) Surat dari kepala sekolah dan perpustakaan sekolah yang menyatakan bahwa arsip dari buku/jurnal/makalah penelitian tersebut telah disimpan di perpustakaan sekolah sebagai referensi.

Jumlah Angka Kredit Karya Bersama

Karya yang dihasilkan secara bersama, dilaksanakan maksimum oleh 4 (empat) orang guru, yang terdiri dari penulis utama dan penulis pembantu. Jumlah penulis pembantu paling banyak 3 (tiga) orang. Apabila jumlah penulis pembantu lebih dari 3 (tiga) orang, penulis pembantu nomor urut keempat dan seterusnya tidak memperoleh angka kredit. Besaran angka kredit untuk kegiatan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif yang dilakukan secara bersama adalah seperti pada Tabel berikut.

Tabel Jumlah Angka Kredit Karya Bersama Jumlah Guru

yang Melakukan Kegiatan

Pembagian Angka Kredit Penulis

Utama

Penulis Pembantu I

Penulis Pembantu II

Penulis Pembantu III

2 orang 60 % 40 % - -

3 orang 50 % 25 % 25 % -

4 orang 40 % 20 % 20 % 20 %

Keterangan:

Untuk kenaikan pangkat/golongan mulai III/d ke atas:

1) Jumlah publikasi yang berbentuk diktat, karya terjemahan, atau tulisan ilmiah populer paling banyak 3 (tiga) buah, buku pedoman guru dibuat paling banyak 1 (satu) buah.

2) Penulisan laporan penelitian maksimal 2 laporan per tahun. 3) Karya Inovatif maksimal 50% dari angka kredit yang dibutuhkan. G. KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN SECARA BERSAMAAN

(12)

Contoh:

Dra. Adira guru SMAN 1 Bima di NTB pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b angka kreditnya secara kumulatif sudah memenuhi syarat untuk naik jabatan dari Guru Pertama pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b ke Guru Muda pangkat Penata golongan ruang III/c TMT 1 Oktober 2010.

Dra. Adira tersebut setelah ditetapkan penetapan angka kreditnya kemudian ditetapkan SK jabatannya TMT 1 Juli 2010. Untuk selanjutnya Dra. Adira diusulkan untuk ditetapkan kenaikan pangkat nya menjadi Penata golongan ruang III/c dengan TMT 1 Oktober 2010. 2. Guru wajib mengusulkan penetapan angka kredit untuk penilaian setiap tahun. Apabila

yang bersangkutan akan naik pangkat atau jabatan, maka pengusulan penilaian tersebut harus melampirkan keputusan penetapan angka kredit (PAK) yang telah diperoleh sebelumnya.

Contoh:

Drs. Sumarto guru SMKN 1 Cimahi Jawa Barat pada tahun ke 4 (empat) sejak kenaikan pangkat terakhir telah memiliki angka kredit kumulatif yang memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. Apabila yang bersangkutan akan naik pangkat dari golongan ruang IV/a ke golongan ruang IV/b, maka yang bersangkutan dalam pengusulan tersebut selain melampirkan kelengkapan daftar usulan penetapan angka kredit (DUPAK) juga harus melampirkan keputusan penetapan angka kredit (PAK) terakhir yang dimiliki.

3. Guru wajib mengusulkan penetapan angka kredit untuk penilaian setiap tahun dan apabila yang bersangkutan tidak mengusulkan sesuai dengan ketentuan, maka hasil kinerja yang bersangkutan hanya dinilai 3 (tiga) tahun terakhir saja yang dihitung dari saat mengusulkan penilaian kinerja.

Contoh:

Dra. Rosiana guru SMKN 2 Ambon mengusulkan penetapan angka kredit untuk penilaian pada bulan Desember 2012, PAK terakhir yang dimiliki yang bersangkutan TMT 1 Januari 2008. Jika yang bersangkutan tidak mengusulkan penilaian kinerja pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012, maka kinerja yang dapat dinilai hanya kinerja pada tahun 2010, tahun 2011, dan tahun 2012 (3 tahun terakhir).

H. TANGGAL PENETAPAN ANGKA KREDIT

Tanggal penetapan angka kredit harus sesuai dengan masa berakhirnya penilaian kinerja jabatan fungsional guru.

Contoh 1

Jika masa penilaian berakhir pada tanggal 31 Desember tahun 2009 dan penilaian dilaksanakan pada bulan Desember, maka keputusan penetapan angka kredit pada tanggal 31 Desember 2009. Sehingga penetapan angka kredit tersebut berlaku terhitung mulai tanggal (TMT) 1 Januari tahun 2010. Masa penilaian berikutnya dimulai tanggal 1 Januari 2010.

Contoh 2

(13)

Contoh 3

Jika masa penilaian berakhir pada tangga l 31 Desember 2009, sedangkan usulan diterima bulan Maret 20 10, dan pada bulan tersebut tim penilai melaksanakan sidang penilaian, maka keputusan penetapan angka kredit pada tanggal 31 Maret 2010, sehingga penetapan angka kredit berlaku terhitung mulai tanggal 1 April 2010. Masa penilaian berikutnya dimulai tanggal 1 Januari 2010

I. PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA

1. Program induksi guru pemula adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pembimbingan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran bagi calon pegawai negeri sipil (CPNS) guru dan PNS yang ditugaskan sebagai guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah/pemerintah daerah.

2. Program induksi guru pemula diwajibkan bagi seseorang yang akan diangkat dalam jabatan fungsional guru yang dilaksanakan di sekolah paling sedikit 1 (satu) tahun.

3. Kepala sekolah bersama pengawas sekolah bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program induksi guru pemula dan penilaiannya. Penilaian kinerja bagi guru pemula (program induksi) meliputi 4 (empat) kompetensi yang dipersyaratkan dengan nilai minimal baik.

J. S A N K S I

1. Guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban beban kerja, padahal tidak mendapatkan persetujuan dari Menteri Pendidikan Nasional akan mendapatkan sanksi sebagai berikut. a. dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi;

b. dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan fungsional; dan c. dihilangkan haknya untuk mendapat maslahat tambahan.

2. Guru yang terbukti memperoleh penetapan angka kredit (PAK) dengan cara melawan hukum akan mendapatkan sanksi sebagai berikut.

a. diberhentikan sebagai guru;

b. wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi yang pernah diterima setelah yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan penetapan angka kredit (PAK) tersebut;

c. wajib mengembalikan seluruh tunjangan fungsional yang pernah diterima setelah yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan penetapan angka kredit (PAK) tersebut; dan

d. wajib mengembalikan seluruh penghargaan atau haknya sebagai guru yang pernah diterima sejak yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan penetapan angka kredit (PAK) tersebut.

3. Pejabat yang berwenang memberikan sanksi adalah Menteri, Gubernur, dan Bupati/walikota sesuai kewenangannya.

a. Menteri menetapkan sanksi berupa penghilangan hak untuk mendapatkan tunjangan profesi bagi guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban beban kerja guru minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu.

(14)

c. Menteri selaku pembina jabatan fungsional menetapkan sanksi berupa pemberhentian sebagai guru bagi Guru Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b sampai dengan Guru Utama pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e yang memperoleh dan mempergunakan penetapan angka kredit (PAK) dengan cara melawan hukum.

d. Pejabat pembina kepegawaian di lingkungan masing-masing menetapkan sanksi berupa pemberhentian sebagai guru bagi Guru Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a yang memperoleh dan mempergunakan penetapan angka kredit (PAK) dengan cara melawan hukum.

Gambar

Tabel Jenis-jenis Pengembangan Keprofesian yang Wajib Dibuat oleh Guru
Tabel Durasi Diklat Fungsional Guru
Tabel Kegiatan Kolektif Guru
Tabel Angka Kredit Publikasi Karya Tulis Hasil Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kristiana Haryanti, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan banyak dukungan dan masukan kepada penulis

Apa yang disampaikan oleh Emily Martin berdasarkan hasil penelitiannya nampaknya sejalan dengan pengalaman praktek layanan kesehatan yang dilakukan oleh Northrup

Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan) yaitu Tahun 2013, Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan menyampaikan

3/ POKJA-PNT/BM tanggal 19 Februari 2016 maka dengan ini kami umumkan pemenang dan pemenang cadangan untuk pekerjaan sebagai berikut:.. Nama Paket : Peningkatan

NIP : 197202022005012001 Email :kunsb@uny.ac.id Unit Kerja :Fakultas MIPA Status :Dosen.. Riwayat

[r]

Sehubungan dengan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi pada LPSE Kabupaten Deli Serdang untuk Paket Pekerjaan Jasa Konsultansi Penyusunan SID SPAM Batang Kuis kode lelang

Buku ini dapat digunakan sebagai sumber oleh para guru, individu, dan keluarga dalam pembelajaran mereka akan Ajaran dan Perjanjian serta sejarah Gereja.. 35448 299 Buku Buku,