• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas V SDN Sabelak Kecamatan Bulagi Selatan | Nasir | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3959 12628 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas V SDN Sabelak Kecamatan Bulagi Selatan | Nasir | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3959 12628 1 PB"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

76

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan

Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas V

SDN Sabelak Kecamatan Bulagi Selatan

Ernawati Nasir

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan pendekatan keterampilan proses pada siswa kelas V SDN Sabelak Kecamatan Bulagi Selatan. Rancangan penelitian tindakan kelas ini di lakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan (observasi), (4) Refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas V SDN Sabelak yang berjumlah 15 orang. Pra tindakan penelitian menunjukkan hasil data awal siswa yang kategori tuntas tiga orang atau prosentase ketuntasan klasikal 20 persen. Pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah sementara tujuh orang, sementara prosentase ketuntasan klasikal 46,66 persen. Sedangkan siklus II banyaknya siswa yang tuntas 14 orang, prosentase ketuntasan klasikal 93,32 persen. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

Kata kunci: Membaca, Membaca Pemahaman, Pendekatan Keterampilan Proses

I. PENDAHULUAN

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

77 Untuk meningkatkan ketrampilan membaca siswa sekolah dasar, guru perlu memperhatikan pemilihan bahan ajar membaca, teknik pengajaran membaca. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi masalah umum yang dihadapi siswa dalam membaca, baik yang berkenaan dengan hubungan bunyi-huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana, maupun pemahaman isi bacaan.

Bagi sebagian besar siswa sekolah dasar (SD) bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua. Dalam teori belajar bahasa dikemukakan bahwa bahasa pertama (bahasa ibu) memiliki peran dalam keberhasilan belajar, bahasa kedua yaitu membaca dan menulis bahasa Indonesia. Oleh sebab itu kiranya perlu diterapkan pembelajaran bahasa indonesia di SD demi tercapainya tujuan pendidikan.

Demikian halnya dengan kemampuan membaca pada siswa di SDN Sabelak, dimana secara umum masih sangat rendah. Membaca pemahaman secara khusus pada siswa kelas V SDN Sabelak masih sangat kurang. Siswa belum mampu memahami isi bacaan yang mereka baca, belum dapat menentukan ide pokok pada suatu bacaan, belum mampu menjawab pertanyaan dan belum mampu membuat pertanyaan berdasarkan teks bacaan yang mereka baca.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. (Hodgson dalam Tarigan 2008: 7).

Membaca pemahaman adalah suatu kegiatan membaca yang dilakukan pembaca agar tercipta suatu pemahaman terhadap isi yang terkandung dalam bacaan. Fajri dan Senja (2010:949)

Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses memperoleh hasil belajar (Semiawan, 2002).

II. METODE PENELITIAN

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

78 pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan-tindakan tersebut.

Desain dalam peneltian ini mengacu pada model penelitian yang terdiri dari 4 komponen, yaitu (1) perencanaan (planing) (2) pelaksanaan (implementation), (3) pengamatan/observasi (observation) dan (4) refleksi (reflection), seperti terlihat pada bagan berikut:

Gambar 1. Bagan Desain Penelitian

0 : Pra tindakan

1 : Rencana Siklus I

2 : Pelaksanaan Siklus I

3 : Observasi Siklus I

4 : Refleksi Siklus I

5 : Rencana Siklus II

6 : Pelaksanaan Siklus II

7 : Observasi Siklus II 8 : Refleksi Siklus II

Menurut ( Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas, 2005 ; 30)

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

79 pembelajaran berlangsung. Data observasi siswa, yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan tes kemampuan akhir siswa tiap siklus.

Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu observasi, yang merupakan pengamatan (pengambilan data) untuk melihat seberapa jauh tindakan yang telah dicapai dalam pengamatan ini yang di tujukan pada objek yang diteliti yaitu guru dan siswa selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi dapat di lakukan sebelum tindakan, saat tindakan, dan setelah tindakan berlangsung. Adapun aspek yang dinilai dalam pengamatan ini adalah menyangkut keaktifan/partisipasi aktif dan hasil peserta didik serta pengamatan pada guru dalam proses pembelajaran berlangsung.

Hasil pengamatan yang telah didapatkan baik dilihat, didengar, dialami dan dipikirkan selama pengambilan data berlangsung selanjutnya direfleksikan data informasi tersebut. Teknik ini (tes/tes evaluasi) digunakan untuk menguji subjek dengan tujuan mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik dengan melihat sejauh mana keaktifan dan pemahaman mereka dalam mengikuti proses pembelajaran membaca pemahaman.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Lembar Observasi dan Tes hasil belajar setelah di berikan pendekatan keterampilan proses.

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah (1) mereduksi data (2) menyajikan data, (3) verifikasi data/penyimpulan (Arikunto,197 :34). Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila hasil data yang diperoleh daya serap individu minimal 70 persen dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80 persen dari jumlah siswa yang ada. Ketuntasan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang di berlakukan di SDN Sabelak.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

80 tingkat kemampuan guru (peneliti) dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan materi membaca pemahaman.

Hasil penelitian yang diperoleh siklus I, tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa berada pada kategori cukup. Hasil evaluasi kemamampuan membaca pemahaman pada pada siklus I, tuntas klasikal 46,66 persen dan daya serap klasikal 69,33 persen.

Hasil penelitian siklus II tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa berada pada kategori baik. Hasil kemampuan pada siklus II, tuntas klasikal 93,32 persen dan daya serap klasikal 78,66 persen.

Pembahasan

Hasil penelitian yang diambil dari evaluasi baik pra penelitian (tes awal) maupun hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran per siklus menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dapat meningkat secara bertahap dengan pendekatan keterampilan proses yang baik dan benar. Deskripsi hasil pelaksanaan penelitian tersebut akan dibahas sebagai berikut:

Sebelum melaksanakan proses tindakan penerapan pendekatan keterampilan proses pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I, peneliti mengadakan observasi awal dengan mengambil data dari hasil nilai ulangan. Nilai yang didapatkan dari tes awal tersebut menunjukan daya serap individu masih jauh di bawah rata-rata. Daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari (70 persen) sebagai patokan ketercapaian ketuntasan individu dalam pembelajaran, begitu pula dengan ketuntasan klasikal yang diperoleh hanya mencapai 20 persen. Jika dilihat dari hasil ketuntasan ini cukup jauh dari standar ketuntasan klasikal yang di harapkan yaitu 80 persen. Hal ini terjadi karena pembelajaran di setiap proses belajar mengajar hanya menekankan pada pemberian materi semata, ingin lepas dari beban dan tanggungjawab sebagai guru yang bertugas memberikan pendidikan pada siswa.

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

81 Tabel 1. Hasil pengamatan kegiatan guru siklus I

No Aspek yang di amati

2. Memberi kesempatan kepada seorang siswa untuk

memimpin doa

3. Mengapsen siswa. 

4. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 

5. Kemampuan menghubungkan materi yang sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari.

2. Kegiatan inti

6. Menyajikan materi sesuai dengan skenario

pembelajaran/RPP

7. Kemampuan menjelaskan materi tentang membaca

pemahaman.

8. Kemampuan membimbing siswa dalam pendekatan

keterampilan proses pada bahasa indonesia.

9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang penjelasan yang belum jelas dan belum di

mengerti.

10. Kemampuan menghargai pertanyaan dan jawaban

siswa.

11. Menyimpulkan materi yang telah di jelaskan. 

12. Memberi evaluasi 

13. Memberi motivasi dan penguatan 

3. Kegiatan akhir

14. Menutup kegiatan pembelajaran

4. 15. Pengelolaan waktu. 

5. Pengamatan suasana kelas

16. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

82 Berdasarkan tabel 1 diatas ada 17 aspek yang diamati untuk mempeoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus I. Hasil observasi aktivitas guru yaitu tiga aspek berkategori baik, delapan aspek berkategori cukup, enam aspek berkategori kurang serta tidak satupun berkategori sangat baik dan sangat kurang. Dengan melihat komponen penilaian guru dalam melaksanakan pembelajaran perlu di perbaiki pada tahapan ke dua.

Tabel 2. Hasil pengamatan siswa siklus I

No Aspek yang di amati pada perilaku siswa dalam proses

pembelajaran

1. Mengucapkan salam kepada guru

2. Seorang siswa memimpin doa. 

3. Menjawab pertanyaan guru tentang materi yang akan

di pelajari.

2. Kegiatan inti

4. Menyiapkan materi yang akan dipelajari

5. Menulis tujuan pembelajaran 

6. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang

diajarkan

7. Mengajukan pertanyaan pada guru tentang materi yang

belum di mengerti.

8. Membaca teks bacaan dalam hati 

9. Aktif dalam mengikuti proses pembelajaran 

10. Mencatat hal-hal penting 

11. Menentukan gagasan utama atau ide pokok pada teks

bacaan.

12. Membuat pertanyaan berdasarkan teks bacaan. 

3. Penutup

13. Semua siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah

diberikan oleh guru.

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

83

15. Refleksi . 

Berdasarkan hasil observasi pada tabel 2 tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran ada 15 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti. Hasil observasi aktivitas siswa yaitu sembilan aspek berkategori cukup dan enam aspek berkategori baik.

Dalam pembelajaran monoton selama kegiatan belajar mengajar hanya dimonopoli oleh seorang guru sebagai pentransfer ilmu tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan daya nalarnya. Selama ini guru kelas cenderung menguasai proses belajar dan mengajar, sehingga siswa pun cenderung pasif yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat kemampuan siswa dalam menelaah dan mendeskripsikan setiap pokok bahasan yang diberikan. Hal ini berakibat pada menurunnya kualitas siswa dalam belajar sehingga hasil yang di peroleh siswa juga menurun.

Tabel 3. Analisis Siklus I

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

84

13 Ssi P 0 1 1 1 0 3 60 √

14 Yno S 0 1 1 1 1 4 80 √

15 Yrsn B 0 1 1 1 0 3 60

Skor perolehan 52 7 8

Skor maksimal 75

Prosentase skor tercapai 69,33

Hasil evaluasi yang didapatkan pada siklus I (tabel 4.3) menunjukkan peningkatan prestasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Terdapat tiga orang anak (20 persen) berhasil mendapatkan kategori tuntas individu pada tes awal, menjadi tujuh orang anak (46,66 persen)pada siklus I. Namun demikian, proses pembelajaran pada siklus I belum di katakan berhasil karena siswa harus memperoleh nilai ketuntasan klasikal 80 persen.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I selama kegiatan pembelajaran berlangsung diperoleh kekurangan-kekurangan yang harus di refleksi pada siklus II sebagai berikut:

1. Kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran belum maksimal. 2. Perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran masih kuramg.

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

85 Tabel 4. Hasil pengamatan kegiatan Guru siklus II

Setelah menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran langkah terakhir adalah memberikan tes untuk mengevaluasi kembali tingkat N

2. Memberi kesempatan kepada seorang siswa untuk memimpin doa √

3. Mengapsen siswa. √

4. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √

5. Kemampuan menghubungkan materi yang sebelumnya dengan materi

yang akan dipelajari.

2. Kegiatan inti

6. Menyajikan materi sesuai dengan skenario pembelajaran/RPP

7. Kemampuan menjelaskan materi tentang membaca pemahaman. √

8. Kemampuan membimbing siswa dalam pendekatan keterampilan proses

pada bahasa indonesia.

9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

penjelasan yang belum jelas dan belum di mengerti.

10. Kemampuan menghargai pertanyaan dan jawaban siswa. √

11. Menyimpulkan materi yang telah di jelaskan. √

12. Memberi evaluasi √

13. Memberi motivasi dan penguatan √

3. Kegiatan akhir

14. Menutup kegiatan pembelajaran

4. 15. Pengelolaan waktu. √

5. Pengamatan suasana kelas

16. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

86 efektifitas penerapan pendekatan keterampilan proses di dalam kelas. Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II terdiri dari satu kali pertemuan. Pengamatan di dasarkan pada pokok kegiatan yang tertuang dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Berdasarkan tabel 4 ada 17 aspek yang diamati untuk memperoleh gambaran tentang kemaupuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus II. Hasil observasi aktivitas guru yaitu dua aspek berkategori sangat baik, delapan aspek berkategori baik, tujuh aspek berkategori cukup serta tidak satupun aspek berkategori kurang dan sangat kurang.

Tabel 5. Hasil Pengamatan siswa siklus II.

No Aspek yang di amati pada perilaku siswa dalam proses

1. Mengucapkan salam kepada guru

2. Seorang siswa memimpin doa. 

3. Menjawab pertanyaan guru tentang materi yang akan

di pelajari.

2. Kegiatan inti

4. Menyiapkan materi yang akan dipelajari

5. Menulis tujuan pembelajaran 

6. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang

diajarkan

7. Mengajukan pertanyaan pada guru tentang materi yang

belum di mengerti.

8. Membaca teks bacaan dalam hati 

9. Aktif dalam mengikuti proses pembelajaran 

10. Mencatat hal-hal penting 

11. Menentukan gagasan utama atau ide pokok pada teks

bacaan.

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

87 Berdasarkan tabel 5 ada 15 aspek yang diamati untuk memperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar dan mengajar, diperoleh gambaran cukup bagus. Hasil observasi aktivitas siswa yaitu empat aspek berkategori sangat baik,sembilan aspek berkategori baik,dua aspek berkategori cukup serta tidak satupun aspek berkategori kurang dan sangat kurang.

Tabel 6. Analisis Siklus II

No Nama

12. Membuat pertanyaan berdasarkan teks bacaan. 

3. Penutup

13. Semua siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah

diberikan oleh guru.

14. Siswa mengumpulkan jawaban evaluasi kepada guru. 

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

88

Skor maksimal 75

Prosentase skor tercapai 78,66

Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian siklus II dapat kita lihat pada table 6, hasil evaluasi siklus pun menunjukkan peningkatan yaitu dari 15 siswa didapatkan 93,32 persen masuk dalam kategori tuntas dari sebelumya yang hanya 46,66 persen dan terdapat hanya satu orang siswa (6,66 persen) yang tidak tuntas. Ketuntasan klasikal yang dicapai 93,32 persen. Hanya satu siswa yang belum mencapai ketuntasan individu. Hal ini, ini menunjukan peningkatan prestasi yang berarti, yaitu dari 46,66 persen ketuntasan individu pada siklus I menjadi 93,32 persen ketuntasan individu pada siklus II. Dengan demikian siswa perlu mendapatkan bimbingan khusus untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi belajarnya yang sudah di dapatkan.

Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran, dapat menyalurkan pesan dan maksud kepada siswa sehingga menurut peneliti, hal itu dapat smerangsang pikiran, perasaan, serta perhatian siswa. Dalam proses yang demikian proses pembelajaran berlangsung dengan baik,tercipta interaksi dan komunikasi yang santai dan terarah. Hal-hal yang demikian membuat siswa menjadi senang sehingga mengikuti proses pembelajaran penuh dengan semangat.

Setelah pelaksanaan siklus II dengan mengacu pada perbaikan kekurangan siklus I, maka dapat di kemukakan kelebihan-kelebeihan dari siklus II antara lain:

1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa.

2. Siswa sudah mulai pandai tentang pembelajaran dengan pendekatan proses. 3. Siswa mulai pintar dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. 4. Prosentase ketuntasan klasikal meningkat dari 46,66 persen menjadi 93,32 persen

(14)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

89 IV. PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, dapat di simpulkan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN Sabelak. Hal ini ditunjukan dari perolehan peningkatan secara klasikal siklus I 46,66 persen dan siklus II 93,32 persen.

Saran

Penerapan pendekatan keterampilan proses hanyalah satu dari sekian banyak metode dan pendekatan yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dan mengajar. Para guru dapat mencari metode, media atau strategi pembelajaran yang lain yang unik untuk meningkatkan kompetensi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta Depdikdas. 2005. Penerapan Model Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA.

Jakarta Direktorat Pendidikan Nasional.

Fajri dan Senja. 2010. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Aneka Ilmu bekerja sama Difa Publisher.

Semiawan.2002. faisalnisbah.blogspot.com/2013/05/Pendekatan-Keterampilan-Proses-htpnl.diakses 20/05/2014 jam 18.25

Gambar

Gambar 1. Bagan Desain Penelitian
Tabel 1. Hasil pengamatan kegiatan guru siklus I
Tabel 2. Hasil pengamatan siswa siklus I
Tabel 3. Analisis Siklus I
+3

Referensi

Dokumen terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEHADIRAN IBU BAYI DAN BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI KELURAHAN JAGALAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO KECAMATAN

Solusi dalam menghadapi problematika pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada peserta didik tunagrahita di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Semarang yaitu

Rahmat Djatnika mengemukakan kewajiban siswa terhadap guru hampir sama dengan kewajibannya kepada orang tua. Terdapat perbedaan, yaitu orang tua memberi hak dan

Kepada para peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang tersebut, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE kepada

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG PESERTA YANG DINYATAKAN LULUS PADA PENERIMAAN MAHASISWA

[r]

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai faktor pembentuk budaya keselamatan yang terdiri dari komitmen manajemen, peraturan dan prosedur,

Beberapa istilah yang dipakai oleh kelompok tani atau pemerintah untuk memancing minat masyarakat di dalam membudidayakan lebah madu di daerahnya masing antara lain