• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP DALAM MEMPERSIAPKAN CALON TENAGA PENDIDIK KIMIA PROFESIONAL | Silitonga | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 9392 21137 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP DALAM MEMPERSIAPKAN CALON TENAGA PENDIDIK KIMIA PROFESIONAL | Silitonga | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 9392 21137 1 PB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

203

PENGEMBANGAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI

PERUBAHAN KONSEP DALAM MEMPERSIAPKAN CALON

TENAGA PENDIDIK KIMIA PROFESIONAL

Friska Septiani Silitonga

1,*

, Kasta Gurning

2

1Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang,Indonesia

2Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Senior, Medan, Indonesia

*Keperluan korespondensi, telp/fax: 0771-7004642, email: fkip@umrah.ac.id

Received: Dec , 2016 Accepted: 1 December , 2016 Online Published: December 30, 2016...

ABSTRAK

Pembelajaran kimia di Universitas Maritim Raja Ali Haji dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mengalami beberapa tantangan antara lain: (1) mahasiswa kurang dapat menyampaikan gagasan/konsep awal yang dimiliki pada proses pembelajaran; (2) mahasiswa masih memiliki kekeliruan dalam konsep yang dimiliki; (3) mahasiswa memiliki kecenderungan untuk menghafal materi dan mengejar nilai. Tantangan juga bagi dosen untuk dapat mengaktifkan mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep (M3PK) mampu mengaktifkan mahasiswa dalam proses pembelajaran, mengetahui konsep awal yang dimiliki oleh mahasiswa, dapat membangun kerangka berpikir mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model mengajar menginduksi perubahan konsep dalam belajar kimia unsur, menggambarkan aktivitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan sampling jenuh mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia berjumlah 50 orang. Desain penelitian yang digunakan non equivalent control group design. Dari analisa data diperoleh rata-rata skor tes awal mahasiswa kelas eksperimen sebesar 45,2 dan skor tes akhir mahasiswa diperoleh sebesar 81,04. Sedangkan rata-rata skor tes awal mahasiswa kelas kontrol sebesar 47 dan skor tes akhir sebesar 71,8. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan

menggunakan uji t dua pihak dengan α=0,05 diperoleh thitung (9,342) > ttabel (1,711) yang

artinya pembelajaran dengan menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada topik kimia unsur dengan peningkatan hasil belajar sebesar 65% dengan kata lain Ho ditolak. Nilai ketuntasan belajar mahasiswa dengan nilai KKM>75 sebesar 84%. Dari hasil analisis juga di dapatkan persentase aktivitas mahasiswa sebesar 75%. Sehingga dengan mengembangkan model mengajar menginduksi perubahan konsep mampu mengaktifkan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan dapat menghasilkan lulusan yang profesional dan memiliki soft skill di bidang pendidikan kimia sehingga mampu bersaing nantinya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Kata kunci: M3PK, hasil belajar, profesional

ABSTRACT

(2)

pursuit of value. Challenges also for lecturers to enable students in the learning process using teaching model induces a change of concept (M3PK) is able to activate students in the learning process, knowing the initial concept owned by the student, the student can build a framework to solve problems. This study was to determine the effect of teaching models induces changes in the concept of learning chemistry of elements, describing the activity of students in the upper division courses. This research is quasi-experimental research (quasi) with saturated sampling students of Chemistry Education amounted to 50 people. The study design used non-equivalent control group design. From the analysis of the data obtained an average score of initial tests of the experimental class students 45.2 and the final test scores of students obtained at 81.04. While the average student test scores early control class is 47 and the final test score of 71.8. Based on hypothesis testing performed using t-test two side with α = 0.05 obtained t (9.342)> t

table (1.711), which means learning by using teaching model induces a change in the concept can improve student results on the topic of chemical elements with improved learning outcomes by 65%, in other words Ho rejected. Value mastery learning students with the KKM> 75 to 84%. From the analysis also get the percentage of student activity by 75%. So by developing a teaching model induces changes in the concept is able to activate students in the learning process and can produce graduates who are professional and soft skills in the field of chemical education so as to compete later in the face of the Asean Economic Community (AEC).

Keywords: M3PK, learning outcomes, professional

PENDAHULUAN

Ilmu kimia dapat diumpamakan sebagai dunia yang dipenuhi dengan berbagai fenomena yang menarik, aktivitas eksperimen, dan pengetahuan yang pen-ting untuk memahami peristiwa-peristiwa alam. Oleh sebab itu, ilmu kimia masih digolongkan ke dalam ilmu yang sangat sulit untuk dipahami baik oleh mahasiswa [1] sebagai calon tenaga pendidik ataupun peserta didik. Selain itu, dalam memama-hami konsep kimia dengan benar, maka mahasiswa harus dapat menggambarkan dan mengaitkan aspek makroskopis, mik-roskopis, dan simbolik. Hal inilah yang membuat ilmu kimia menjadi sangat kom-pleks [2].

Agar mahasiswa dapat mempe-lajari kimia dengan baik maka mahasiswa harus diarahkan untuk dapat memahami kimia pada aspek makroskopik, mikros-kopik, dan simbolik. Kompleksitas inilah yang dapat menimbulkan konsep yang

salah bagi mahasiswa karena pada saat menerima materi pelajaran kimia di SMA lebih di titik beratkan pada materi perhi-tungan (aspek simbolik) dibandingkan de-ngan konsep (makroskopik dan mik-roskopik). Selama ini pada pembelajaran kimia kebanyakan tenaga pendidik tidak mengetahui konsep awal yang dimiliki oleh mahasiswa sebagai peserta didik, sehingga mahasiswa hanya cenderung menerima materi yang diberikan secara menyeluruh tanpa mengetahui konsep dasar dari materi sistem periodik unsur. Dengan demikian mahasiswa sulit memahami konsep kimia secara utuh bahkan pada konsep yang paling mendasar [3].

(3)

205

masalah baru yaitu terjadinya kesalahan konsep (misconception) [4].

Salah satu faktor penyebab kesu-litan dalam memahami ilmu kimia berasal dari tenaga pendidik. Konsep awal yang dimiliki oleh mahasiswa pada proses pemb-elajaran sangat perlu diperhatikan sehingga dapat diketahui apakah konsep yang dimil-iki oleh mahasiswa mengenai materi sistem periodik unsur sudah benar atau bahkan mahasiswa memiliki konsep yang salah terkait bagaimana sifat-sifat dari periodik unsur, dan bagaimana cara menentukan letak unsur di dalam periodik unsur.

Masalah yang dihadapi dalam pem-belajaran kimia di Program Studi Pedidikan Kimia Universitas Maritim Raja Ali Haji yaitu mahasiswa kebanyakan masih menghafal materi dan tidak mempunyai konsep yang benar. Oleh karena itu, untuk menciptakan calon lulusan tenaga pendidik kimia yang profesional yang siap menghadapi tantang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka perlu dilakukan pembelajaran dengan me-nerapkan model mengajar menginduksi perubahan konsep yang berlandaskan pada paham konstruktivisme pada Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Maritim Raja Ali Haji sehingga calon tenaga pendi-dik kimia yang dihasilkan sudah mem-punyai konsep yang benar tentang materi-materi kimia, serta mempunyai soft skill da-lam melakukan ekseperimen kimia dengan mengaitkan hubungan antara aspek mik-roskopik dan makmik-roskopik. Model mengajar menginduksi perubahan konsep mampu merubah miskonsepsi yang dimiliki oleh mahasiswa sehingga menjadi konsep ilmi-ah, dan dapat meningkatkan pemahaman

konsep mahasiswa[5]. Tujuan dari pene-litian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari model mengajar menginduksi peru-bahan konsep terhadap minat dan motivasi belajar mahasiswa pada materi sistem periodik unsur.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Juru-san Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Kegiatan ini dilakukan selama 4 bulan dari bulan September 2015-Januari 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari 2 kelas dan populasi ini langsung dijadikan sampel di dalam penelitian dengan teknik penentuan jumlah sampel dengan cara sampling jenuh. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research) yang melibatkan

kelompok kontrol dan eksperimen[6] Desain penelitian menggunakan pene-litian nonequivalent control group design karena terdapat dua kelompok yang

(4)

Tabel 1 Design Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

KE O1 X1 O2

KK O1 X2 O2

KE : Kelas Eksperimen KK : Kelas Kontrol

X1 : Pembelajaran dengan model mengajar menginduksi perubahan konsep

X2 : Pembelajaran tanpa menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep O1 : Pretest mahasiswa

O2 : Postest mahasiswa

Dimana O1 adalah merupakan hasil pre-tes sebelum mahasiswa diberikan perlakuan, sedangkan X merupakan perla-kuan yang dilakukan dengan menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep, dan O2 merupakan hasil posttes setelah mahasiswa diberikan perlakuan de-ngan menggunakan model mengajar me-nginduksi perubahan konsep.

Adapun skema prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dimulai dari penentuan populasi yaitu mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Kegu-ruan dan Ilmu Pendidikan yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari 2 kelas dan populasi ini langsung dijadikan sampel dalam penelitian dan dibagi menjadi kelas eksperimen dan kontrol. Kemudian kelas eksperimen dan kontrol diberikan pretes untuk menge-tahui skor hasil tes maha-siswa sebelum diberikan perlakuan. Sete-lah diberikan pretes, kemudian kelas eks-perimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model mengajar mengin-duksi perubahan konsep dan selanjutnya pada kelas eksperimen dan kontrol diberi-kan post-tes untuk mengetahui skor hasil tes setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model mengajar mengin-duksi perubahan konsep. Kemudian data

yang didapat dianalisis dan menguji hipotesis dan ditarik kesimpulan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah me-tode tes untuk mengukur hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan pre-tes dan pos-tes. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan penilaian terkait dengan gambaran minat belajar dan motivasi mahasiswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model mengajar meng-induksi perubahan konsep.

Analisis data diuji dengan uji t-tes dua pihak untuk membuktikan hipotesis yang ditetapkan sebagai berikut:

Ho: μ1=μ2 : tidak terdapat per-bedaan hasil belajar kimia mahasiswa dengan menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep.

Ha: μ1≠μ2:terdapat perbedaan hasil belajar kimia mahasiswa dengan menggunakan model mengajar mengin-duksi perubahan konsep.

Uji normalitas sebaran data meng-gunakan statistik Kolmogorov-Smirnov (KS 21) dan setelah melakukan uji normalitas, maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis dengan menggunakan uji t-tes dua pihak dengan taraf signifikansi 5% dan analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 21.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

207

nilai awal untuk kelas eksperimen dan kon-trol adalah 44,12 dan 46,6 dengan jumlah mahasiswa masing-masing 25 orang. Kemudian pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep sedangkan untuk kelas kontrol

pembe-lajaran dengan menggunakan metode diskusi, presentasi, ceramah. Kemudian kepada masing-masing kelas eksperimen dan kontrol diberikan tes akhir dengan rata-rata nilai akhir untuk kelas eksperimen dan kontrol sebesar 81,04 dan 66 dan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Nilai rata-rata Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol

N Range Minimum Maximum Sum Mean Std.

Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model mengajar meng-induksi perubahan konsep pada materi sis-tem periodik unsur sebesar 66,10%.

Alasan kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan M3PK lebih baik pencapaian pemahaman konsep diban-dingkan dengan model pembelajaran kons-vensional. Hal ini disebabkan landasan teo-ritis yang dimiliki oleh setiap mahasiswa sangatlah berbeda sehingga mahasiswa dituntut untuk membangun pengetahuan sendiri. Pembelajaran dengan M3PK berla-ndaskan paham konstruktivistik[7] yang merupakan suatu alternatif dominan dalam pendekatan pembelajaran sains. Selain itu, secara empiris M3PK menggnakan penge-tahuan awal mahasiswa sebagai dasar atas tindak pembelajaran yang diterapkan. Dosen dapat memfasilitasi mahasiswa sesuai dengan pemahaman awal yang telah dimiliki, dan M3PK mampu merubah miskonsepsi yang dimiliki oleh mahasiswa menjadi konsep-konsep ilmiah, serta dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa[8].

2. Uji Normalitas dan Homogenitas

Uji normalitas dianalisis dengan menggunakan program SPSS 21 untuk menguji normalitas dari data pre-tes kelas eksperimen dan kelas kontrol pada proses pembelajaran materi sistem periodik unsur dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Normalitas Pretest Kelas Ekspe-rimen dan Kontrol

Hasil analisis normalitas nilai pre-tes mahasiswa pada materi sistem periodik unsur dengan taraf signifikansi 5%

(α=0,05), diperoleh nilai Asymp.Sig(2 -tailed) untuk kelas kontrol sebesar 0,091>0,05 dan nilai Asymp. Sig (2-tailed) kelas eksperimen 0,120>0,05, sehingga data yang didapatkan berdistribusi normal.

(6)

homo-genitas tes. Berdasarkan hasil uji pre-tes pada kelas eksperimen dan kontrol dipe-roleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Homogenitas Pretest Kelas Ekspe-rimen dan Kontrol nilai Based on Mean sebesar 0,231 dengan taraf signifikansi 5% (α=0,05).

Tabel 5 Normalitas Posttest Kelas Ekspe-rimen dan Kontrol

Selanjutnya dilakukan juga uji nor-malitas dan homogenitas pada data hasil post-tes mahasiswa. Hasil analisis nor-malitas nilai post-tes pada materi sistem periodik unsur dengan taraf signifikansi 5%

(α=0,05), diperoleh nilai Asymp. Sig (2 -tailed) untuk kelas eksperimen 0,101>0,05

dan untuk kelas kontrol 0,070>0,05, sehingga data yang didapatkan berdistri-busi normal dan dapat dilihat pada Tabel 5. Setelah didapatkan bahwa data nilai post-tes mahasiswa berdistribusi normal maka analisis dilanjutkan dengan uji homo-genitas tes. Berdasarkan hasil uji post-tes pada kelas eksperimen dan kontrol dipe-roleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6 Homogenitas Posttest Kelas

Eksperimen dan Kontrol wa data nilai post-tes kelas eksperimen dan kontrol bersifat homogen dilihat dari nilai Based on Mean sebesar 0,580 dengan

taraf signifikansi 5% (α=0,05).

Setelah data diketahui normal dan homogen, maka kemudian dilanjutkan un-tuk menguji hipotesis dengan uji-t dua pihak untuk melihat apakah ada perbedaan hasil belajar kimia mahasiswa dengan menggu-nakan model mengajar mengi-nduksi peru-bahan konsep. Hasil uji-t kelas eksperimen dan kontrol untuk hasil post-tes dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Uji Hipotesis

Jenis data t Df Sig (2-tailed) Α t tabel Keterangan

Hasil belajar 9,379 48 0,000 0,05 1,6772 Ha diterima

Tabel 7 menunjukkan hasil uji-t untuk data post-tes pada kelas eksperimen dan kontrol memiliki thitung adalah 9,379 dengan df 48 Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan df 48 adalah 1,6772. Hal ini menunjukkan

(7)

209

tanpa menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep.

Setelah dilakukan proses pembe-lajaran dengan menggunakan model me-ngajar menginduksi perubahan konsep pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan model mengajar konvensional. Adanya perbedaan metode belajar ini ter-nyata memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar kimia mahasiswa. Hasilnya terlihat pada Tabel 2 dengan rerata nilai post-tes kelas kontrol 66 dan kelas eksperimen 81,04. Setelah dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji-t maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar kimia mahasiswa kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol.

Perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dengan model mengajar meng-induksi perubahan konsep berbeda dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh peng-gunaan model mengajar menginduksi peru-bahan konsep memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengkontruksikan pe-ngetahuan baru melalu proses asimilasi

ataupun akomodasi sehingga konsep yang dimiliki oleh mahasiswa lebih terorganisir. Sedangkan model pembelajaran konve-nsional lebih didominasi oleh dosen sehing-ga kurang memberikan kesempatan kepa-da mahasiswa untuk menemukan sendiri konsepnya[9],[10].

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model mengajar me-nginduksi perubahan konsep lebih baik meningkatkan pemahaman konsep, remi-diasi miskonsepsi dan hasil belajar diban-dingkan dengan pembelajaran tanpa meng-gunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep.

3. Analisis Korelasi minat dan motivasi mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan M3PK

Analisis yang selanjutnya dilakukan adalah analisis korelasi antara minat dan motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar dengan menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep dapat dilihat pada Tabel 8 .

Tabel 8 Uji Korelasi Minat dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

hasil belajar minat belajar motivasi

hasil belajar

Pearson Correlation 1 ,616** -,127

Sig. (2-tailed) ,001 ,546

N 25 25 25

minat belajar

Pearson Correlation ,616** 1 -,241

Sig. (2-tailed) ,001 ,246

N 25 25 25

motivasi

Pearson Correlation -,127 -,241 1

Sig. (2-tailed) ,546 ,246

N 25 25 25

Dari Tabel 8, hubungan korelasi antara minat belajar dan motivasi belajar

(8)

me-ngajar menginduksi perubahan konsep menunjukkan hubungan yang positif antara minat belajar mahasiswa terhadap hasil be-lajar mahasiswa yaitu 0,616 dengan angka Signifikan 0,001. Hasil belajar dengan minat belajar memiliki nilai signifikansi 0,001<0,05, maka terdapat korelasi yang signifikan, dan semakin besar minat belajar akan meningkatkan hasil belajar maha-siswa. Sedangkan korelasi antara hasil be-lajar dengan motivasi menghasilkan angka -0,127 yang menunjukkan hubungan yang berlawanan dengan hasil belajar maha-siswa. Angka signifikan yang diberikan yaitu 0,546>0,05, maka tidak terdapat korelasi yang signifikan.

Selanjutnya dihitung pula persen-tase (%) ketuntasan hasil belajar maha-siswa dengan menggunakan M3PK. Ketun-tasan beajar didapat dari KKM untuk

pembelajaran yang ditetapkan yaitu ≥80

dinyatakan lulus. Sehingga dari hasil belajar mahasiswa didapatkan persentase (%) ketuntasan hasil belajar mahasiswa dengan M3PK sebesar 84%.

KESIMPULAN

Model mengajar menginduksi peru-bahan konsep yang dikembangkan telah berhasil diterapkan dan layak untuk digu-nakan sebagai model mengajar untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dan memperbaiki konsep awal yang dimiiki oleh mahasiswa dengan cara mengkontruksi sendiri pemahamannya melalui penye-lesaian masalah dan dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa. Model mengajar ini mampu meningkatkan proporsi

penu-runan jumlah mahasiswa yang mengalami miskonsepsi. Sehingga model mengajar ini sangat baik diterapkan pada pembelajaran kimia untuk menghasilkan calon lulusan tenaga pendidik kimia yang kompeten. Ketuntatasan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan M3PK sebesar 84%.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih saya ucapkan kepada pihak Universitas Maritim Raja Ali Haji atas terselenggaranya penelitian ini.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Kaya, E., Geban, O., 2011, “The effect

of conceptual change based

instruction on students’ attitudes toward chemistry,” in Procedia - Social and Behavioral Sciences, 15, 515–

519.

[2] Taber, K.S., 2013, “Revisiting the

chemistry triplet: drawing upon the nature of chemical knowledge and the psychology of learning to inform

chemistry education,” Chem. Educ. Res. Pract.,14(2),156-163

[3] Özkan, G, 2012, “How Effective Is ‘ Conceptual Change Approach ’ in Teaching Physics ?,” J. Educ. Instr. Stud. World, 2(2),182–190.

[4] Banerjee, A.C.,2001,Misconceptions of students and teachers in chemical

equilibrium,” Int. J. Sci. Educ.,13(4),

(9)

211

[5] Pebriyanti, D, Sahidu, H, Sutriyo, 2015,Efektifitas Model Pembelajaran Perubahan Konseptual untuk Mengatasi Miskonsepsi Fisika Pada SIswa Kelas X SMAN, 1(1), 92–96.

[6] Cook, T, Campbell, D., Peracchio, L.,

“Quasi Experimentation,” in Handbook of Industrial and Organizational

Psychology, 1990, 491–576.

[7] Othman,T, Matthews, R, Secombe, M, 2005 “Constructivist Animations for

Conceptual Change: An Effective Instructional Strategy in Understanding Complex, Abstract and Dynamic

Science Concepts,” Malaysian Online J. Instr. Technol., 2(3), 78–87.

[8] Duit, R, Treagust,D.F, 2003,

“Conceptual change: A powerful

framework for improving science

teaching and learning,” Int. J. Sci. Educ.,25(6), 671–688.

[9] Başer, M, 2006, “Effect of conceptual

change oriented instruction on

remediation of students ’

misconceptions related to heat and

temperature concepts,” J. Maltese Educ. Res., 4(1), 64–79.

Gambar

Tabel 3 Normalitas Pretest Kelas Ekspe-
Tabel 8 Uji Korelasi Minat dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Inti dari penelitian ini adalah memperoleh formula untuk sediaan tablet hisap ekstrak kemangi dengan menggunakan metode granulasi basah, metode ini dipilih karena selain sudah

Yogyakarta: Yayasan Pembina Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.. Psikologi Manajemen: Penuntun

Wortel dan bawang daun merupakan sayuran yang paling banyak dibudidayakan di kawasan agropolitan Cianjur dengan produksi sebesar 25.547,1 ton tahun 2005 menjadi 7.157 ton

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Pengantar Karya Tugas Akhir yang berjudul “PERANCANGAN BUKU KOMIK ‟KISAH SI TIKUS‟ ADAPTASI DARI NOVEL ‟THE TALE

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian pengembangan media pembelajaran batik melalui animasi multimedia interaktif pada mata pelajaran seni budaya adalah

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul ”Kajian Cendawan Entomopatogen Metarhizium brunneum Petch sebagai Agens Hayati terhadap Rayap Macrotermes gilvus

Hal ini menunjukkan bahwa isolat bakteri rumen kerbau dapat digunakan sebagai pengganti cairan rumen segar pada pengukuran kecernaan in vitro meskipun memiliki