Analisis Sampel
Telah diberikan data geokimia hasil dari analisis satu seri sampel sedimen yang berupa serbuk bor dari Sumur Petroleum-1 di Cekungan Jawa Timur. Tabel 1 menunjukkan lima puluh sembilan sampel yang telah dianalisis dengan beberapa teknik analisis yaitu analisis kandungan karbon organik total (TOC), pirolisis Rock-Eval, reflektansi vitrinit, dan isotop karbon. Selanjutnya akan dibahas mengenai setiap hasil analisis yang disertai dengan beberapa tabel dan grafik yang menunjang.
Data geokimia diatas dapat digunakan untuk melakukan interpretasi melalui parameter tertentu seperti nilai TOC (total organic carbon), nilai Ro (reflektansi vitrinit), dan nilai Tmaks. Data tersebut dapat diolah lebih lanjut untuk mendapatkan parameter lain yaitu berupa nilai HI (Hydrogen Index) dan PI (Production index).
1. KEKAYAAN BATUAN INDUK
Tabel 2. Parameter kekayaan batuan induk berdasarkan nilai TOC (Peters and Cassa, 1994).
Berdasarkan tabel diatas, dapat diinterpretasikan kekayaan batuan induk tiap formasi sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Interpretasi kekayaan material organik dari batuan induk berdasarkan klasifikasi Peters and Cassa (1994).
No .
Kedalam
an Formasi TOC TOC
26 4925 Pra - Biru 1,51 Baik 27 4925 Pra - Biru 23,63 Sempurna 28 4975 Pra - Biru 1,46 Baik 29 5026 Pra - Biru 0,27 Buruk 30 5210 Pra - Biru 2,54 SangatBaik 31 5225 Pra - Biru 1,31 Baik 32 5229 Pra - Biru 1,83 Baik 33 5255 Pra - Biru 4,8 Sempurna 34 5325 Pra - Biru 2,07 SangatBaik 35 5362 Pra - Biru 0,33 Buruk 36 5436 Pra - Biru 0,39 Buruk 37 5469 Pra - Biru 9,85 Sempurna 38 5535 Pra - Biru 1,06 Baik 39 5675 Pra - Biru 1,52 Baik 40 5718 Pra - Biru 1,74 Baik 41 5722 Pra - Biru 1,71 Baik 42 5775 Pra - Biru 1,26 Baik 43 5791 Pra - Biru 0,33 Buruk 44 5825 Pra - Biru 0,79 Cukup 45 5862 Pra - Biru 4,88 SangatBaik 46 5921 Pra - Biru 0,42 Buruk 47 5975 Pra - Biru 0,98 Cukup 48 6017 Pra - Biru 1,81 Baik 49 6025 Pra - Biru 0,85 Cukup 50 6042 Pra - Biru 0,43 Buruk 51 6075 Pra - Biru 0,93 Cukup 52 6125 Pra - Biru 0,87 Cukup 53 6263 Pra - Biru 0,24 Buruk 54 6274 Pra - Biru 0,18 Buruk 55 6355 Pra - Biru 4,06 Sempurna 56 6371 Pra - Biru 0,12 Buruk
57 6375 Pra - Biru 0,9 Cukup
0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0
Formasi Lembayung Formasi Biru (sepih) Formasi Pra-Biru Formasi Biru (klastik)
TOC (%)
Grafik 1. Hasil plot kandungan karbon total (TOC) terhadap kedalaman.
Tabel 4. Nilai rata-rata TOC tiap formasi.
N
o Formasi TOC(%) TOC
1 Lembayung 0,16 Buruk
2 Biru (serpih) 0,46 Buruk 3 Biru (klastik) 33,81 Sempurna 4 Pra-Biru 2,23 Sangat Baik
Hasil Analisis berdasarakan tabel dan grafik :
a. Formasi Lembayung mengandung batuan induk dengan kandungan material organik yang buruk.
b. Formasi Biru (serpih) mengandung batuan induk dengan kandungan material organik yang buruk.
c. Formasi Biru (klastik) mengandung batuan induk dengan kandungan material organik yang sempurna.
d. Formasi Pra-Biru mengandung batuan induk dengan kandungan material organik yang sangat baik.
2. KEMATANGAN TERMAL BATUAN INDUK
Tabel 4. Klasifikasi kematangan termal berdasarkan Peters and Cassa (1994).
Kematangan Termal
Ro (%) Tmaks (oC)
Immature 0,20-0,60 <435
Early Mature 0,60-0,65 435-445
Peak Mature 0,65-0,90 445-450
Late Mature 0,90-1,35 450-470
Post-Mature >1,35 >470
Berdasarkan tabel diatas, dapat diinterpretasikan kematangan termal batuan induk tiap formasi sebagai berikut.
Tabel 5. Hasil Interpretasi kematangan termal dari batuan induk berdasarkan Tmaks dan klasifikasi Peters and Cassa (1994).
No .
Kedalama
n Formasi Tmaks Kematangan
(kaki) (oC)
1 2040 Lembayung 416 Belum Matang
11 3633 (serpih)Biru 416 Belum Matang 12 3834 (serpih)Biru 420 Belum Matang 13 4250 (serpih)Biru 430 Belum Matang 14 4715 (klastik)Biru 423 Belum Matang 15 4717 (klastik)Biru 423 Belum Matang 16 4718 (klastik)Biru 418 Belum Matang 17 4725 (klastik)Biru 435 Awal Matang 18 4725 (klastik)Biru 424 Belum Matang 19 4749 (klastik)Biru 436 Awal Matang 20 4775 (klastik)Biru 440 Awal Matang 21 4825 (klastik)Biru 433 Belum Matang 22 4832 (klastik)Biru 436 Awal Matang 23 4832 (klastik)Biru 437 Awal Matang 24 4834 (klastik)Biru 420 Belum Matang 25 4870 Pra - Biru 508 Lewat Matang 26 4925 Pra - Biru 508 Lewat Matang 27 4925 Pra - Biru 506 Lewat Matang 28 4975 Pra - Biru 510 Lewat Matang 29 5026 Pra - Biru 512 Lewat Matang 30 5210 Pra - Biru 515 Lewat Matang 31 5225 Pra - Biru 513 Lewat Matang 32 5229 Pra - Biru 520 Lewat Matang
33 5255 Pra - Biru TDA TDA
34 5325 Pra - Biru 522 Lewat Matang
35 5362 Pra - Biru TDA TDA
36 5436 Pra - Biru TDA TDA
43 5791 Pra - Biru TDA TDA 44 5825 Pra - Biru 526 Lewat Matang
45 5862 Pra - Biru TDA TDA
46 5921 Pra - Biru 543 Lewat Matang 47 5975 Pra - Biru 547 Lewat Matang 48 6017 Pra - Biru 439 Awal Matang 49 6025 Pra - Biru 528 Lewat Matang 50 6042 Pra - Biru 422 Belum Matang 51 6075 Pra - Biru 430 Belum Matang 52 6125 Pra - Biru 424 Belum Matang
53 6263 Pra - Biru TDA TDA
54 6274 Pra - Biru TDA TDA
55 6355 Pra - Biru TDA TDA
56 6371 Pra - Biru TDA TDA
57 6375 Pra - Biru 422 Belum Matang
58 6454 Pra - Biru TDA TDA
59 6470 Pra - Biru 423 Belum Matang
Tabel 6. Hasil Interpretasi kematangan termal dari batuan induk berdasarkan nilai Ro dan klasifikasi Peters and Cassa (1994).
No. Kedalaman Formasi Ro Kematangan
(kaki) (%)
1 2040 Lembayung 0,25 Buruk
12 3834 (serpih)Biru 0,43 Cukup 13 4250 (serpih)Biru 0,47 Cukup 14 4715 (klastik)Biru 0,48 Sempurna 15 4717 (klastik)Biru 0,47 Sempurna 16 4718 (klastik)Biru 0,49 Sempurna 17 4725 (klastik)Biru 0,48 Baik 18 4725 (klastik)Biru 0,48 Sempurna 19 4749 (klastik)Biru 0,50 Sangat Baik 20 4775 (klastik)Biru 0,49 Sangat Baik 21 4825 (klastik)Biru 0,50 Baik 22 4832 (klastik)Biru 0,50 Sempurna 23 4832 (klastik)Biru 0,53 Sempurna 24 4834 (klastik)Biru 0,51 Sempurna
25 4870 Pra - Biru 1,59 Baik
26 4925 Pra - Biru 1,61 Baik
27 4925 Pra - Biru 1,58 Sempurna
28 4975 Pra - Biru 1,70 Baik
29 5026 Pra - Biru 1,61 Buruk
30 5210 Pra - Biru 1,66 Sangat Baik
31 5225 Pra - Biru TDA TDA
32 5229 Pra - Biru TDA TDA
33 5255 Pra - Biru TDA TDA
34 5325 Pra - Biru 1,71 Sangat Baik
35 5362 Pra - Biru 1,70 Buruk
36 5436 Pra - Biru 1,65 Buruk
37 5469 Pra - Biru 1,73 Sempurna
38 5535 Pra - Biru 1,79 Baik
39 5675 Pra - Biru TDA TDA
40 5718 Pra - Biru 1,78 Baik
41 5722 Pra - Biru 1,85 Baik
42 5775 Pra - Biru TDA TDA
43 5791 Pra - Biru 1,92 Buruk
45 5862 Pra - Biru TDA TDA
46 5921 Pra - Biru 1,90 Buruk
47 5975 Pra - Biru TDA TDA
48 6017 Pra - Biru 1,78 Baik
49 6025 Pra - Biru TDA TDA
50 6042 Pra - Biru 1,95 Buruk
51 6075 Pra - Biru TDA TDA
52 6125 Pra - Biru TDA TDA
53 6263 Pra - Biru 1,96 Buruk
54 6274 Pra - Biru 1,97 Buruk
55 6355 Pra - Biru 1,98 Sempurna
56 6371 Pra - Biru TDA TDA
57 6375 Pra - Biru TDA TDA
58 6454 Pra - Biru 1,96 Buruk
59 6470 Pra - Biru TDA TDA
Grafik 2. Hasil plot nilai Ro terhadap kedalaman.
Tabel 7. Nilai rata-rata Tmax dan Ro yang menunjukkan kematangan.
o rata-rata(°C) rata-rata(%)
1 Lembayung 416 0,25 Belum Matang MatangBelum 2 Biru (serpih) 421 0,37 Belum Matang MatangBelum 3 (klastik)Biru 430 0,49 Belum Matang MatangBelum 4 Pra-Biru 499 1,78 Lewat Matang MatangLewat
Hasil Analisis berdasarkan tabel dan grafik :
a. Tingkat kematangan batuan induk pada Formasi Lembayung adalah belum matang.
b. Tingkat kematangan batuan induk pada Formasi Biru (serpih) adalah belum matang.
c. Tingkat kematangan batuan induk pada Formasi Biru (klastik) adalah belum matang.
d. Tingkat kematangan batuan induk pada Formasi Pra-Biru adalah lewat matang.
e. Antara Formasi Biru (klastik) dan Formasi Pra-Biru terdapat time gap atau
unconformity pada zaman Paleogen.
3. TIPE KEROGEN
Tabel 8. Klasifikasi tipe kerogen berdasarkan klasifikasi Peters and Cassa (1994).
Kerogen HI S2/ S3 Potensi produk
I >600 >15 Minyak
II 300-600 10-15 Minyak
II/III 200-300 5-10 Minyak/Gas
III 50-200 1-5 Gas
IV <50 <1 Gas
Tabel 9. Hasil Interpretasi tipe kerogen dari batuan induk berdasarkan klasifikasi Peters and Cassa (1994).
No.
Kedala
man Formasi HI Tipe MO PI PotensiProduk (kaki)
1 2040 Lembayung 68,75 III 0,08 Gas
2 2266 (serpih)Biru 33,93 IV 0,10 Gas
3 2461 (serpih)Biru 66,67 III 0,06 Gas
4 2644 (serpih)Biru 84,62 III 0,04 Gas
5 2805 (serpih)Biru 146,67 III 0,07 Gas
6 2850 (serpih)Biru 75,00 III 0,05 Gas
7 3057 (serpih)Biru 37,25 IV 0,10 Gas
8 3250 (serpih)Biru 47,73 IV 0,19 Gas
9 3345 (serpih)Biru 121,74 III 0,10 Gas
10 3450 (serpih)Biru 40,82 IV 0,05 Gas
11 3633 (serpih)Biru 60,78 III 0,26 Gas
12 3834 (serpih)Biru 52,63 III 0,06 Gas
13 4250 (serpih)Biru 93,59 III 0,04 Gas
14 4715 (klastik)Biru 461,69 II 0,02 Minyak
15 4717 (klastik)Biru 539,33 II 0,02 Minyak
16 4718 (klastik)Biru 348,63 II 0,03 Minyak
17 4725 (klastik)Biru 248,00 II/III 0,03 Minyak/Gas
18 4725 (klastik)Biru 316,42 II 0,02 Minyak
19 4749 (klastik)Biru 177,09 III 0,04 Gas
20 4775 (klastik)Biru 309,91 II 0,02 Minyak
22 4832 (klastik)Biru 538,07 II 0,02 Minyak
23 4832 (klastik)Biru 454,53 II 0,02 Minyak
24 4834 (klastik)Biru 337,10 II 0,02 Minyak
25 4870 Pra - Biru 45,96 IV 0,13 Gas
26 4925 Pra - Biru 70,86 III 0,12 Gas
27 4925 Pra - Biru 38,51 IV 0,08 Gas
28 4975 Pra - Biru 143,84 III 0,06 Gas
29 5026 Pra - Biru 37,04 IV 0,09 Gas
30 5210 Pra - Biru 23,62 IV 0,44 Gas
31 5225 Pra - Biru 65,65 III 0,14 Gas
32 5229 Pra - Biru 68,31 III 0,07 Gas
33 5255 Pra - Biru TDA TDA TDA TDA
34 5325 Pra - Biru 100,48 III 0,04 Gas
35 5362 Pra - Biru 42,42 IV 0,07 Gas
36 5436 Pra - Biru 10,26 IV 0,60 Gas
37 5469 Pra - Biru 42,44 IV 0,02 Gas
38 5535 Pra - Biru 30,19 IV 0,86 Gas
39 5675 Pra - Biru 63,82 III 0,07 Gas
40 5718 Pra - Biru 27,01 IV 0,30 Gas
41 5722 Pra - Biru 14,04 IV 0,14 Gas
42 5775 Pra - Biru 42,86 IV 0,13 Gas
43 5791 Pra - Biru 24,24 IV 0,56 Gas
44 5825 Pra - Biru 67,09 III 0,12 Gas
45 5862 Pra - Biru TDA TDA TDA TDA
46 5921 Pra - Biru 42,86 IV 0,42 Gas
47 5975 Pra - Biru 55,10 III 0,13 Gas
48 6017 Pra - Biru 135,91 III 0,04 Gas
49 6025 Pra - Biru 57,65 III 0,13 Gas
50 6042 Pra - Biru 72,09 III 0,84 Gas
52 6125 Pra - Biru 63,22 III 0,58 Gas
53 6263 Pra - Biru 29,17 IV 0,13 Gas
54 6274 Pra - Biru 22,22 IV 0,67 Gas
55 6355 Pra - Biru 37,19 IV 0,05 Gas
56 6371 Pra - Biru 333,33 II 0,32 Minyak
57 6375 Pra - Biru 65,56 III 0,11 Gas
Formasi Lembayung Formasi Biru (serpih) Formasi Biru (klastik) Formasi Pra-Biru
Grafik 3. Hasil plot nilai PI terhadap kedalaman.
Tabel 10. Nilai HI rata-rata yang menunjukkan tipe material organik dan potensi produk yang dihasilkan.
N
o Formasi HI rata-rata Tipe MO PotensiProduk
1 Lembayung 68,75 III Gas
2 (serpih)Biru 59,30 III Gas
3 (klastik)Biru 355,13 II Minyak
4 Pra-Biru 58,92 III Gas
Hasil Analisis berdasarakan tabel dan grafik :
a. Batuan induk pada Formasi Lembayung terdiri dari kerogen tipe III dan berpotensi menghasilkan produk berupa gas.
b. Batuan induk pada Formasi Biru (serpih) terdiri dari kerogen tipe III dan berpotensi menghasilkan produk berupa gas.
c. Batuan induk pada Formasi Biru (klastik) terdiri dari kerogen tipe II dan berpotensi menghasilkan produk berupa minyak.
d. Batuan induk pada Formasi Pra-Biru terdiri dari kerogen tipe III dan berpotensi menghasilkan produk berupa gas.
4. ISOTOP δ
13C
sat
-δ
13C
aroGambar 1. Formula menghitung CV untuk menentukan lilinan ataupun non-lilinan.
Tabel 11. Nilai CV dari masing-masing isotop dalam beberapa formasi.
No
Kedalam
an Formasi CV Jenis
(kaki)
1 4715 (klastik)Biru -16,1 lilinan Non-2 4717 (klastik)Biru 14,54- lilinan Non-3 4718 (klastik)Biru 17,03- lilinan Non-4 4832 (klastik)Biru 16,14- lilinan Non-5 4832 (klastik)Biru 15,15- lilinan Non-6 4834 (klastik)Biru 15,57- lilinan Non-7 5535 Pra-Biru 12,26 Lilinan
8 6017 Pra-Biru 8,14 Lilinan
Hasil analisis berdasarkan tabel dan grafik :
a. Material organik batuan induk pada Formasi Biru (klastik) menunjukkan kondisi non-lilinan yang berarti bahwa terendapkan pada lingkungan marine.
c. Adanya perubahan lingkungan dari lingkungan marine pada batuan induk Formasi Biru (klastik) ke lingkungan non marine pada batuan induk Formasi Pra-Biru menunjukkan bahwa terjadi transgresi yaitu perubahan garis pantai dari laut ke arah darat (landward).
Kesimpulan
i. Batuan Induk pada Formasi Lembayung merupakan mungkin batuan induk dilihat dari kandungan material organik yang buruk dan kematangan termalnya belum matang. Batuan induk ini berpotensi menghasilkan gas. ii. Batuan induk pada Formasi Biru (serpih) merupakan mungkin batuan induk
dilihat dari kandungan material organik yang buruk dan kematangan termalnya belum matang. Batuan induk ini berpotensi menghasilkan gas. iii. Batuan induk pada Formasi Biru (klastik) merupakan batuan induk potensial
dilihat dari kandungan material organik yang sempurna dan kematangan termalnya belum matang. Batuan induk ini berpotensi menghasilkan minyak. iv. Batuan induk pada Formasi Pra-Biru merupakan batuan induk efektif dilihat
dari kandungan material organik yang sangat baik dan kematangan termalnya lewat matang. Batuan induk ini berpotensi menghasilkan gas. v. Terdapat adanya unconformity pada zaman Paleogen yaitu pada batas antara
Formasi Biru (klastik) dan Formasi Pra-Biru (kedalaman 4834-4870 kaki). Interpretasi ini berdasarkan adanya time gap diantara kedalaman tersebut. vi. Peningkatan kandungan material organik yang sangat tinggi pada Formasi
Biru (klastik) diinterpretasikan adanya sisipan batubara.
vii. Terdapat adanya perubahan garis pantai dari laut ke arah darat (landward)
atau transgresi diantara Formasi Biru (klastik) ke Formasi Pra-Biru.
Referensi :
1. Subroto, Eddy. 2012. GL 4192: Pengenalan Geokimia Petroleum. Penerbit ITB. Bandung