• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI KEPUTUSAN P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI KEPUTUSAN P"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN.

(Studi Kasus pada 50 Perusahaan dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

Sintoni Adi Pratama

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian mengenai Nilai Perusahaan cukup banyak dilakukan, akan tetapi penelitian di bidang ini masih dianggap menarik untuk diteliti karena adanya hasil penelitian yang inkonsisten dari beberapa penelitian terdahulu.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 perusahaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Variabel penelitian terdiri dari Keputusan Investasi yang diproksikan oleh CAP/BVA (X1), Keputusan Pendanaan yang diproksikan oleh DER (X2) dan Kebijakan Dividen yang diproksikan oleh DPR (X3) sebagai variabel independen serta Nilai Perusahaan yang diproksikan oleh PBV (Y) sebagai variabel dependen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linier berganda.

Hasil analisis regresi berganda menggunakan program SPSS versi 16 menunjukkan bahwa variabel Keputusan Investasi dan Kebijakan Dividen berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sedangkan variabel Keputusan Pendanaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Saran bagi pihak manajemen perusahaan (emiten) harus sangat memperhatikan Keputusan Investasi yang akan diambil dan Kebijakan Dividen yang akan dibayarkan untuk memberi sinyal positif kepada investor. Bagi investor sebaiknya memperhatikan sinyal positif/ negatif dari perusahaan (emiten) serta untuk penelitian selanjutnya menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan yang lain.

Kata kunci: Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Nilai Perusahaan

Abstract

The aims of this research is to analyze Investment Decisions, Financing Decision and Dividend Policy on the Firm Value. The research about firm value has much done enough, but there was still be an interesting problem to study because of inconsistent results of previous research.

In this research the sample were 24 companies. The sample of this research were using purposive sampling. Variables consisted of Investment Decision is proxied by CAP/BVA (X1), Financing Decision is proxied by DER (X2), Dividend Policy is proxied by DPR (X3) as the independent variables and the Firm Value is proxied by PBV (Y) as the dependent variable. The method of analysis is used multiple linear regression.

The results of multiple linear regression analysis using SPSS version 16 indicates that the variable Investment Decision and Dividend Policy positive effect on Firm Value, while Financing Decision negative insignificant effect on the Firm Value.

(2)

signal of the company (issuer) and the suggestions for further research is better to add another factor on the Firm Value.

Keywords: Dividend Policy, Financing Decision, Firm Value, Investment Decisions

PENDAHULUAN

Secara umum badan usaha atau perusahaan yang sudah go public memiliki tujuan utama yang hampir sama. Mahendra Dj et al. (2012:130) menyebutkan bahwa terdapat tiga tujuan utama perusahaan yang sudah go public, Pertama untuk mencapai keuntungan maksimal. Kedua adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya.

Perusahaan tidak hanya selalu berorientasi mencapai keuntungan yang maksimal. Bagi perusahaan yang sudah go public harus juga memperhatikan orientasi pada nilai perusahaan selain juga pada maksimalisasi keuntungan. Wahyudi dan Pawestri (2006:2) mengatakan bahwa nilai perusahaan sendiri merupakan tujuan perusahaan dalam jangka panjang. Fenandar dan Raharja (2012:2), penilaian investor terhadap nilai perusahaan yang tinggi akan mendorong tingkat investasi ke perusahaan, dari nilai investment tersebut perusahaan akan lebih mudah dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

Berorientasi pada maksimalisasi nilai perusahaan adalah salah satu bentuk usaha peningkatan kesejahteraan pemilik perusahaan atau pemilik saham (Mahendra Dj et al. (2012:130)). Hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang sudah go public, karena terdapat hubungan antara nilai perusahaan dengan pemilik usaha atau pemilik saham dan investor pada tingkat kesejahteraan (Ansori dan Denica

(2010:154)). Menurut Ansori dan Denica (2010:154),memaksimumkan kemakmuran pemilik usaha dilakukan dengan memaksimumkan nilai perusahaan. Oleh karena itu semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pemiliknya.

Hubungan nilai perusahaan dengan investor di lantai bursa adalah pada tingkat kepercayaan investasi melalui pembelian saham perusahaan tersebut. Investor sangat memperhatikan nilai perusahaan yang tercermin dari nilai saham sebagai tolok ukur menilai kelayakan perusahaan sebagai sarana investasi. Menurut Weston dan Brigham (1994:6) investor berpandangan bahwa perusahaan yang mempunyai nilai saham yang tinggi akan mampu mengelola dana dengan efektif dan efisien. Maksimalisasi nilai perusahaan berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan permintaan saham perusahaan yang akan diikuti naiknya harga sahamnya. Kinerja internal khususnya manajemen keuangan adalah pihak yang mampu memaksimalkan nilai perusahaan (Cahyaningdyah dan Ressany (2012:1)). Menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:7), tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai (value) perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan.

(3)

investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:7), tujuan dari manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Disimpulkan bahwa tiga kebijakan manajemen keuangan meliputi keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen merupakan faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

Horne dan Wachowics (2001:3) mengatakan bahwa keputusan investasi merupakan keputusan yang sangat penting dalam perusahaan. Menurut signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006:5). Menurut Ansori dan Denica (2010:154) bentuk investasi perusahaan meliputi aktiva tetap (investasi jangka panjang) dan aktiva lancar (investasi jangka pendek). Efektivitas operasional perusahaan mengelola kedua aktiva tersebut mampu memaksimalkan nilai perusahaan. Keputusan investasi juga terkait dengan keputusan pendanaan. Semakin besar peluang investasi yang akan direalisasikan maka semakin besar tingkat pendanaan yang dibutuhkan, dan sebaliknya jika peluang investasi kecil maka tingkat pendaanaan yang dibutuhkan juga menyesuaikan (Murtini dalam Cahyaningdyah (2012:2)).

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:11), kebijakan pendanaan merupakan kebijakan yang berkaitan dengan kombinasi sumber-sumber dana bagi perusahaan yang digunakan untuk pembelanjaan kebutuhan-kebutuhan rutin dalam operasional perusahaan. Pihak manajemen keuangan melakukan pendanaan perusahaan menyesuaikan

kebutuhan operasional perusahaan. Efisiensi keputusan pendanaan yang diambil akan meningkatkan nilai perusahaan dan berkorelasi terhadap kesejahteraan investor.

Kesejahteraan investor menjadi suatu hal yang sangat penting karena investor adalah pihak yang membantu perusahaan menyediakan modal usaha. Menurut Sunariah (2006:48), hak investor atas perusahaan salah satunya adalah dividen. Wijaya dan Wibawa (2010:4), mengatakan bahwa kebijakan dividen yang dikeluarkan perusahaan bertujuan untuk memenuhi harapan dan mensejahterakan para pemegang saham (investor). Ansori dan Denica (2010:156), pemberian dividen tergantung melalui keputusan pendanaan perusahaan. Pendapatnya juga mengatakan bahwa terdapat dua hal penting yang harus diambil manajer keuangan perusahaan dalam keputusan pendanaan yaitu terkait besaran investasi perusahaan untuk periode kerja selanjutnya dan besaran dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham (investor).

Penelitian mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan namun terjadi inkonsistensi hasil. Hasil penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006:19) mengatakan bahwa faktor internal manajemen keuangan yang berpengaruh terhadap nilai hanya keputusan pendanaan perusahaan, sedangkan dua faktor lain keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.

(4)

Hermuningsih dan Wardani (2009:182) juga menyebutkan bahwa kebijakan dividen juga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian Ansori dan Denica (2010:174) yang mengatakan tiga faktor manajemen keuangan perusahaan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Wijaya dan Wibawa (2010:16) mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ansori dan Denica (2010:174) bahwa keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Perbedaan hasil tersebut dapat diambil penulis untuk meneliti kembali mengenai pengaruh kebijakan manajemen keuangan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh peneliti mengenai pentingnya manajemen keuangan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, serta adanya research gap dari peneliti terdahulu. Peneliti ingin mengangkat judul skripsi mengenai “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada 50 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar Di Bursa Efek Indonesia periode 2010-1012)”.

KERANGKA PEMIKIRAN

Mahendra Dj et al. (2012:130) menyebutkan bahwa terdapat tiga tujuan utama perusahaan yang sudah go public, Pertama untuk mencapai keuntungan maksimal. Kedua adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang

tercermin pada harga sahamnya. Perusahaan tidak hanya selalu berorientasi mencapai keuntungan yang maksimal. Bagi perusahaan yang sudah go public harus lebih memperhatikan orientasi pada nilai perusahaan selain juga pada maksimalisasi keuntungan.

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:7) tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai (value) perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan. Menurut Weston dan Brigham (1994;12), manajemen keuangan seperti fungsinya adalah pihak yang mengambil kebijakan-kebijakan penting perusahaan pada bidang keuangan. Kebijakan penting tersebut meliputi keputusan investasi perusahaan, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Dapat disimpulkan bahwa tiga kebijakan manajemen keuangan meliputi keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen merupakan faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

Berdasar dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada penilitian ini hipotesisnya sebagai berikut:

H1: Keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H2: Keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

(5)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari sumber fact book, ringkasan kinerja dan laporan keuangan perusahaan yang masuk dalam kategori 50 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesardi Bursa Efek Indonesia periode 2010-1012.. Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu (Suharsimi, 2010:183). Obyek penelitian ini pada 50 Perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, sehingga populasi penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam kategori tersebut selama periode penelitian yaitu 2010-2012. Peneliti memilih kategori ini karena belum pernah diteliti oleh para peneliti terdahulu untuk tema penelitian mengenai nilai perusahaan. Alasan peneliti mengambil perusahaan kategori ini adalah kebutuhan data perusahaan kategori blue chip dan kategori ini mewakili dari beberapa sektor industri yang berbeda-beda. Peneliti mengambil periode 2010-2012 karena mengambil periode yang paling baru dan kondisi ekonomi yang stabil setelah krisis 2008. Teknik pengambilan sampel telah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: Perusahaan yang konsisten masuk dalam kategori 50 pemilik kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2010-2012. Perusahaan yang mengeluarkan ringkasan kinerja dan laporan keuangan secara teratur. Perusahaan yang membagikan dividen selama 3 tahun berturut-turut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan aktiva tetap 3 tahun berturut-turut.

VARIABEL PENELITIAN

Independent variable/ Variabel Bebas (X)

1. Keputusan Investasi (X1)

Keputusan investasi didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif (Myers, 1977 dalam Wijaya dan Wibawa (2010:6)). Menurut penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006:7) juga Fenandar dan Raharja (2012:3) menyatakan bahwa keputusan investasi perusahaan tercermin dari Ratio Capital Expenditure to Book Value of Asset (CAP/BVA). Menurut Kallapur & Trombley (1999) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006:7) rasio CAP/BVA menunjukkan adanya aliran tambahan modal perusahaan yang diinvestasikan ke dalam aktiva tetap, sehingga keputusan investasi tersebut akan menunjukkan adanya potensi pertumbuhan perusahaan.

Pertumbuhan nilai buku aktiva tetap= Nilai buku aktiva tetap tahun X – Nilai buku aktiva tetap tahun X-1.

2. Keputusan Pendanaan (X2)

(6)

3. Kebijakan Dividen (X3)

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:11), kebijakan dividen adalah kebijakan pemberian bagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Mengacu dari penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006:9), Ansori dan Denica (2010:164), Wijaya dan Wibawa (2010:10), Afzal dan Rohman (2012:4) juga Fenandar dan Raharja (2012:4) variabel kebijakan dividen pada penelitian ini di proksikan melalui Dividend Payout Ratio (DPR). Rasio ini adalah persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas (Brigham dan Gapenski, 1996:450 dalam Wahyudi dan Pawestri (2006:164)).

Dependent Variable/ Variabel Terikat (Y) 1. Nilai perusahaan

Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa (2010:11), Ansori dan Denica (2010:164), Fenandar dan Raharja (2012:3). Afzal dan Rohman (2012:4) nilai perusahaan dapat dilihat dari perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku perlembar saham. Pada Penelitian ini nilai perusahaan diproksikan melalui Price Book Value (PBV). Afzal dan Rohman (2012:4) mengatakan bahwa Price Book Value (PBV) mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Price Book Value (PBV) dirumuskan dengan:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang masuk dalam kategori 50 perusahaan yang memiliki kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kategori 50 perusahaan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012 berjumlah 67 perusahaan. Sampel penelitian ini berjumlah 24 perusahaan.

Uji Asumsi Klasik

Untuk menentukan ketepatan model, maka perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yaitu meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 1. Uji Normalitas

Dari tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0.742 lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0.05 atau 0.742 > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa nilai residual telah terdistribusi secara normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

(7)

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut nilai variabel Capital expenditure to book value of asset Ratio (CAP/BVA) 0.431 > 0.05, nilai variabel Debt to Equity Ratio (DER) 0.886 > 0.05 dan nilai variabel Dividen Payout Ratio (DPR) 0.185 > 0.05.

Keseluruhan variabel bebas (independen) memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut hasil perhitungan nilai tolerance Capital expenditure to book value of asset Ratio (CAP/BVA) 0.759 > 0.10, Debt to Equity Ratio (DER) 0.669 > 0.10, Dividen Payout Ratio (DPR) 0.855 > 0.10, menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflaction Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Nilai VIF Capital expenditure to book value of asset Ratio (CAP/BVA) 1.317 <

10, Debt to Equity Ratio (DER) 1.496 < 10, Dividen Payout Ratio (DPR) 1.169 < 10. Kesimpulan dari melihat nilai tolerance dan VIF adalah tidak ada Multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

4. Uji Autokorelasi

Pada tabel 4.6 model summary diperoleh nilai DWhitung = 1.793. Pada gambar 4.1 nilai DWhitung = 1.793 terletak pada daerah yang tidak terkena autokorelasi atau du ≤ DW ≤ 4-du. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi ini tidak mempunyai masalah autokorelasi.

Regresi Linear Berganda

Uji Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi berganda sebagai berikut:

(8)

Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

1. Konstanta = 2.486

Jika alat ukur variabel meliputi Capital expenditure to book value of asset Ratio (CAP/BVA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) dianggap sama dengan nol (0), maka nilai Price Book Value (PBV) akan mengalami kenaikan sebesar 2.486.

2. Koefisien untuk regresi CAP/BVA = 0.208

Jika alat ukur variabel yaitu Capital expenditure to book value of asset Ratio (CAP/BVA) mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, sedangkan alat ukur variabel lain dianggap konstan. Maka nilai Price Book Value (PBV) akan mengalami kenaikkan sebesar 0.208.

3. Koefisien untuk regresi Debt to Equity Ratio (DER) = -0.48

Jika alat ukur variabel yaitu Debt to Equity Ratio (DER) mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, sedangkan alat ukur variabel lain dianggap konstan. Maka nilai Price Book Value (PBV) akan mengalami penurunan sebesar 0.48.

4. Koefisien untuk regresi DPR (X3) =

0.017

Jika alat ukur variabel yaitu Dividen Payout Ratio (DPR) mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, sedangkan alat ukur variabel lain dianggap konstan. Maka nilai Price Book Value (PBV) akan mengalami kenaikkan sebesar 0.017.

Uji F (simultan)

Hasil Regresi Untuk Uji F (simultan)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut nilai signifikansi F = 0.000 dengan

probabilitas 0 di bawah (α) 0.05. Disimpulkan bahwa keempat variabel independen meliputi keputusan investasi yang diukur melalui Capital expenditure to book value of asset Ratio (CAP/BVA), keputusan pendanaan yang diukur melalui Debt to Equity Ratio (DER) dan kebijakan dividen yang diukur melalui Dividen Payout Ratio (DPR) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (terikat) yaitu nilai perusahaan yang diukur melalui Price Book Value (PBV). Sesuai dengan hipotesis yang berbunyi “Keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan”, H4 diterima.

Uji t (parsial)

Hasil Regresi Untuk Uji t (parsial)

Berdasarkan tabel 4.9 uji parsial diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

(9)

signifikan terhadap nilai perusahaan”, H1 diterima.

Berdasarkan hasil uji t (parsial) diketahui bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara keputusan investasi yang diukur dengan CAP/BVA terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV). Hasil tersebut dapat diartikan semakin tinggi tingkat investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan berdampak terhadap meningkatnya nilai perusahaaan. Kondisi ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Modigliani dan Miller (1961; dalam Fenandar dan Raharja (2012:6)), tujuan perusahaan untuk maksimalisasi nilai dapat dicapai dengan kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan. Hasnawati (2005:10) mengatakan bahwa keputusan investasi perusahaan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Peningkatan pendapatan perusahaan akan berkorelasi positif terhadap peningkatan nilai perusahaan.

Keputusan investasi yang diambil perusahaan dapat menggambarkan peluang adanya pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan signaling theory (teori signal) keputusan investasi merupakan sinyal yang positif bagi investor. pernyataaan tersebut didukung oleh pendapat dari Wahyudi dan Pawestri (2006:5), keputusan investasi merupakan sinyal positif dari perusahaan yang mampu meningkatkan nilai perusahaan

Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Ansori dan Denica (2010:174), Fenandar dan Raharja (2012:7), Wijaya dan Wibawa (2010:16), Afzal dan Rohman (2012:6) bahwa keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi yang diukur dengan

CPA/BVA dapat digunakan sebagai ukuran tingkat investasi yang dilakukan perusahaan. Semakin tingginya tingkat investasi yang dilihat dari CPA/BVA akan meningkatkan nilai perusahaan yang dapat diukur dengan Price Book Value (PBV) pada perusahaan yang masuk dalam kategori 50 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.

Variabel keputusan pendanaan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.445 lebih besar dari (α) 0.05 (0.445 > 0.05). Disimpulkan bahwa keputusan pendanaan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV). Tidak sesuai dengan hipotesis yang berbunyi “Keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan”, H2 ditolak.

Berdasarkan hasil uji t (parsial) diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif tidak signifikan antara keputusan pendanaan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV). Hasil tersebut dapat diartikan semakin tinggi atau rendahnya tingkat pendanaan hutang yang dilakukan oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaaan. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata komposisi Debt to Equity Ratio (DER) dan rata-rata komposisi Price Book Value (PBV) perusahaan yang menjadi sampel penelitian terdapat ketidak konsistenan hubungan sehingga menghasilkan hubungan yang tidak signifikan.

(10)

perusahaan, sehingga perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi tetap memiliki harga saham yang tinggi. Harga saham yang tinggi dampak dari permintaan saham yang tinggi. Dari harga saham yang tinggi tersebut akan mempengaruhi nilai Price Book Value (PBV).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Fenandar dan Raharja (2012:7) bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa keputusan pendanaan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempengaruhi nilai perusahaan yang dapat diukur dengan Price Book Value (PBV) pada perusahaan yang masuk dalam kategori 50 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.

Variabel kebijakan dividen yang diukur dengan Dividen Payout Ratio (DPR) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.038 lebih kecil dari (α) 0.05 (0.038 < 0.05). Disimpulkan bahwa kebijakan dividen yang diukur dengan Dividen Payout Ratio (DPR berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV). Sesuai dengan hipotesis yang berbunyi “Kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan”, H3 diterima.

Berdasarkan hasil uji t (parsial) diketahui bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV). Semakin tinggi dividen yang dibayarkan emiten akan berkorelasi positif terhadap nilai perusahaan dan begitu juga sebaliknya. Hasil tersebut dapat diartikan semakin tinggi dividen yang dibayarkan

oleh perusahaan kepada investor akan berdampak terhadap meningkatnya nilai perusahaan. Bringham dan Houston (2013:212), Bird in The Hand Theory mengatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Jika nilai perusahaan dilihat dari tingkat kesejahteraan pemilik saham, maka teori tersebut sangat relevan. Tingginya dividen yang dibayarkan emiten kepada investor akan meningkatkan kesejahteraanya.

Menurut Brigham dan Houston (2013:215), perusahaan mengeluarkan dividen menunjukan bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik. Berdasarkan signaling theory (teori signal), kondisi yang baik tersebut merupakan sinyal positif bagi investor. Dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen merupakan sinyal positif bagi investor. Sinyal positif tersebut biasanya terefleksi terhadap peningkatan permintaan saham. Dari peningkatan permintaan saham akan meningkatkan harga saham. Tingginya harga saham akan meningkatkan nilai Price Book Value (PBV) sebagai ukuran nilai perusahaan pada penelitian ini.

(11)

Uji Koefisien Determinasi

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Dari tampilan output SPSS model summary besarnya nilai adjusted R2 adalah 0.248. Disimpulkan bahwa 24,8% nilai perusahaan yang diukur dengan PBV dalam penelitian ini dapat dijelaskan oleh ke empat variabel independen meliputi keputusan investasi yang diukur melalui Capital expenditure to book value of asset Ratio (CAP/BVA), keputusan pendanaan yang diukur melalui Debt to Equity Ratio (DER) dan kebijakan dividen yang diukur melalui Dividen Payout Ratio (DPR). Sedangkan sisanya sebesar 75,2% (100% - 24,8% = 75,2%) nilai perusahaan dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel independen pada penelitian ini.

Simpulan

Keputusan investasi yang diukur dengan Capital expenditure to book value of asset Ratio (CAP/BVA) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV) pada perusahaan yang termasuk dalam kategori 50 pemilik kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia tahun periode 2010-2012. Artinya semakin tinggi keputusan investasi perusahaan yang diukur dengan Capital expenditure to book value of asset Ratio (CAP/BVA) berdampak naiknya nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV), sebaliknya jika semakin rendah keputusan investasi perusahaan yang diukur dengan Capital expenditure to book value of asset

Ratio (CAP/BVA) akan berdampak menurunnya nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV).

Keputusan pendanaan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV) pada perusahaan yang termasuk dalam kategori 50 pemilik kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia tahun periode 2010-2012. Artinya tinggi atau rendahnya keputusan pendanaan perusahaan dengan melakukan kebijakan hutang yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV).

Kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV) pada perusahaan yang termasuk dalam kategori 50 pemilik kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia tahun periode 2010-2012. Artinya semakin tinggi kebijakan dividen perusahaan yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR) berdampak naiknya nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV), sebaliknya jika semakin rendah kebijakan dividen perusahaan yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR) akan berdampak menurunnya nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV).

(12)

diukur dengan Price Book Value (PBV) pada perusahaan yang termasuk dalam kategori 50 pemilik kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia tahun periode 2010-2012.

Disimpulkan bahwa 24,8% nilai perusahaan yang diukur dengan PBV dalam penelitian ini dapat dijelaskan oleh ke empat variabel independen meliputi keputusan investasi yang diukur melalui Capital expenditure to book value of asset Ratio (CAP/BVA), keputusan pendanaan yang diukur melalui Debt to Equity Ratio (DER) dan kebijakan dividen yang diukur melalui Dividen Payout Ratio (DPR). Sedangkan sisanya sebesar 75,2% (100% - 24,8% = 75,2%) nilai perusahaan dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel independen pada penelitian ini.

Saran

Bagi pihak manajemen perusahaan (emiten) harus sangat memperhatikan keputusan investasi yang akan diambil, kebijakan dividen yang akan dibayarkan dan tingkat likuiditas perusahaan guna memberi sinyal positif kepada investor. Dengan adanya sinyal positif tersebut akan meningkatkan permintaan akan saham perusahaan. Permintaan yang tinggi akan saham perusahaan akan mempengaruhi harga saham. Harga saham yang tinggi akan mempengaruhi Price Book Value (PBV) sebagai ukuran nilai perusahaan.

Bagi investor diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini memperhatikan mengenai sinyal positif dari perusahaan (emiten) yang terlihat dari keputusan investasi yang diambil pihak manajemen perusahaan (emiten), kebijakan dividen yang dibayarkan oleh perusahaan (emiten) dan tingkat likuiditas perusahaan (emiten).

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambah faktor lain yang

mempengaruhi nilai perusahaan. Diharapkan dengan melihat faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan dan investor sebagai dasar pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Afsal, Arie., dan Abdul Rohman. 2012. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 1, Nomor 2, halaman 09.

Alonso P. De A et al. 2005. Financial Decisions and Growth Opportunities: a Spanish Firm’s. Journal Financial Economics, Vol. 15pp. 391-407.

Ansori, Mokhamat., dan Denica H.N. 2010. “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index studi pada Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Jurnal Analisis Manajemen. Vol.4 No.2. Hal 153-175.

Azhar, Azwardy. 2005. Pengaruh Manajemen Likuiditas dan Kinerja Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Properti di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Brigham, E. F., dan J. F. Houston. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1&2. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:Salemba Empat.

(13)

Fama, E. F. 1978. The Effect of a Firm’s Investment and Financing Decision on the Welfare of its Security Holders. American Economic Review 68:272-28.

Gitosudarmo, Indriyo., dan Basri. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat Yogyakarta:BPFE. Haruman, Tendi. 2007. “Pengaruh

Keputusan Keuangan dan Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan”. PPM National Conference on Management Reseach.

Hasnawati, Sri 2005, Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Publik di BEJ, Usahawan, Nomor 9 Tahun XXXXIV, September 2005.

Hermuningsih, Sri dan Dewi Kusuma Wardani. 2009. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan”. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13No. @ Hal 173-178.

Horne, James C. Van., dan John M. Wachowics. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba empat.

Kallapur, S., dan M. A. Trombley. 1999. The Association between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth. Journal of Business Finance and Accounting 26:505-519.

Mahendra Dj, Alfredo., Luh Gede Sri Artini dan A.A Gede Suarjaya. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan Vol. 6, 131 No. 2 Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sunariah. 2006. Pengetahuan Pasar

Modal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Wahyudi, U., dan H. P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan

terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang:1-25.

Wijaya, Lihan Rini Puspo, Anas Wibawa, 2010, Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010.

Fact Book: http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/bondbook.aspx

(diakses pada: 24/11/2013).

KSEI: http://www.ksei.co.id/ (diakses pada: 25/12/2013).

Laporan Keuangan:

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/peru sahaantercatat/ laporan keuangandantahunan.aspx

(diakses pada: 15/12/2013).

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan preparat dengan metode parafin adalah metode yang paling umum digunakan untuk pembuatan preparat permanen, baik pada tumbuhan ataupun pada hewan (Alfiandri,

Distribusi Hasil Analisis Multivariabel yang Tidak Memiliki Pengaruh terhadap perumusan Pemodelan Pencegahan Kejadian Luar Biasa Hepatitis A Di SMA Negeri Plus

Unsur utama dari pengembangan ekonomi kreatif tentunya adalah sumber daya manusia kreatif. Oleh karena itu, pembinaan sumber daya manusia menjadi para penemu dan pencetus ide

TINJAUAN PUSTAKA.. meningkat sehingga, mahasiswa dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik. Di bawah ini petunjuk bagaimana mengelola makanan yang paling tepat agar menjadi

The analyst(s) named in this report certifies that all of the views expressed by the analyst(s) in this report reflect the personal views of the analyst(s) with regard to any and

Pada tahapan ini dilakukan proses analisa dokumen yang akan digunakan dalam pembuatan sistem informasi digitalisasi arsip, meliputi data Surat Keputusan (SK)

Bentuk kegiatan Accounting Fair 2014 yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang terdiri dari

Lampirkan dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Operasional (RENOP) yang memuat rencana pembukaan program studi baru yang diusulkan. 1.2.2 Berikan