• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak PT.Aquafarm Nusantara di Kecamatan Ajibata Kecamatan Toba Samosir Tahun 1998-2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak PT.Aquafarm Nusantara di Kecamatan Ajibata Kecamatan Toba Samosir Tahun 1998-2005"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang

dikelilingi oleh Danau Toba dan ibukotanya ialah Balige. Danau Toba merupakan

danau terbesar di Indonesia yang terbentuk secara Vulkano-Tektonik, yakni terbentuk

oleh letusan gunung api yang terbesar dalam catatan sejarah bumi yang terjadi +

73.500 tahun yang lalu.1

Danau Toba terletak di pegunungan Bukit Barisan. Luas permukaan danau +

1.100 km2 dengan total volume air +1.258 km3. Perairan terdalam berkisar 499 m

dan berada pada ketinggian 995 m di atas permukaan laut, dikelilingi oleh tebing dan

gunung-gunung dengan ketinggian maksimal 1.257 m. Danau Toba terletak antara

20-30 LU dan 980-990 BT. Dasar danau kebanyakan terdiri dari batu-batu, pasir dan

pada bagian tertentu terdapat endapan lumpur.2

Salah satu kecamatan yang ada di wilayah Danau Toba ialah Ajibata.

Kecamatan ini terdiri dari 9 Desa, yakni Desa Pardamean Ajibata, Desa Parsaoran

Ajibata, Desa Parsaoran Sibisa, Desa Pardomuan Motung, Desa Pardamean Sibisa,

Desa Pardomuan Ajibata, Desa Horsik, Desa Sirungkungon dan Desa Sigapiton.

1 Supriadi, dkk. Kebijakan Konservasi Tanah dan Air, Medan: Prosiding Kongres IV dan

Seminar Nasional MKTI, 2001, hal. 11.

2

(2)

2

Mata pencaharian penduduk asli Ajibata ialah sebagai petani ikan, karyawan hotel di

wilayah Parapat sekitarnya, petani dan pedagang. Ajibata adalah salah satu pelabuhan

menuju Pulau Samosir selain Balige. Ada dua pelabuhan yang terdapat di Ajibata.

Yang pertama adalah pelabuhan regular yakni untuk kapal-kapal kayu tradisional

pengangkut penumpang dan yang kedua adalah pelabuhan ferry yang

menyeberangkan mobil, barang dan orang dari dan ke

Keberadaan Danau Toba telah membawa berjuta kekayaan alam yang pada

akhirnya sangat berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Perekonomian

masyarakat di sokong oleh sumber daya alam yang kaya yakni keberadaan Danau

Toba sebagai penghasil ikan yang dimanfaatkan masyarakat untuk usaha

tambak/keramba. Begitu juga dengan para investor domestik maupun mancanegara,

mereka sangat tertarik untuk menanamkan sahamnya di Ajibata dan Parapat

sekitarnya untuk pembangunan hotel, perusahaan, dll. Salah satu perusahaan asing

yang ikut menanamkan sahamnya di Ajibata ialah PT.Aquafarm Nusantara yang

sudah berdiri sejak Januari 1998 yang berasal dari Swiss.

Alasan perusahaan ini memilih Danau Toba ialah karena Danau Toba adalah

lokasi yang sangat strategis untuk dijadikan usaha pembudidayaan ikan air tawar.

Lokasi ini berada dalam teluk sehingga hembusan angin tidak terlalu kencang,

sehingga ombak pun tidak terlalu banyak dan besar. Keadaan seperti inilah yang

(3)

3

mendukung tersebut dapat mengurangi kematian ikan.3 Adapun fungsi dari

perusahaan yang berpusat di Jawa Tengah ini ialah sebagai tempat proses

pembenihan ikan selama 9 bulan dan selama itu ikan akan dibesarkan di Keramba

Jaring Apung (KJA) di Danau Toba. Yang dimaksud dengan Keramba Jaring Apung

ialah sebuah wadah berupa kantong jaring yang terbuat dari bambu ataupun besi yang

terapung dan disangga oleh drum agar bisa mengapung di atas air.4

PT.Aquafarm Nusantara setiap harinya menaburkan 200 ton pakan untuk

kegiatan KJA di perairan Danau Toba. Artinya total limbah nitrogen yang dihasilkan

di perairan Danau Toba setiap hari sebanyak 6,89 ton untuk pakan jenis 1 dan 6,92 PT.Aquafarm

Nusantara ini membudidayakan ikan nila merah (Red Tilapia) dan ikan nila hitam

(Mersi) serta menjadikan Danau Toba sebagai kolam peternakan ikan.

Perusahaan yang berpusat di Swiss ini mulai mendapat izin beroperasi di

Danau Toba pada tahun 1998, dengan wilayah kerja di tiga kabupaten, meliputi

Simalungun, Tobasa, dan Samosir. Untuk memproses ikan tersebut, pihak Aquafarm

membangun pabrik pengolahannya di Kabupaten Serdang Bedagai. Dari sini, ikan

tersebut diekspor lewat Pelabuhan Belawan. Untuk di pabrik pengolahannya, PT

Aquafarm mempekerjakan + 500 tenaga kerja dari masyarakat setempat. Sementara,

di lokasi pembudidayaannya di Danau Toba, perusahaan ini mempekerjakan + 1.000

tenaga kerja dari masyarakat Simalungun, Tobasa dan Samosir.

3 Natalina, Nadeak. “Konflik Antara Petani dengan PT.Aquafarm Nusantara”, dalam Skripsi

S1, tidak diterbitkan. Medan. FISIP, Universitas Sumatera Utara, 2009, hal. 51.

4

(4)

4

ton untuk pakan jenis 2, dengan asumsi hanya 5% pakan yang tidak termakan.5

Adapun dampak negatif perusahaan ini adalah penurunan kualitas air yang

berdampak pada wisata Danau Toba yang semakin lama semakin surut. Di samping

itu adanya konflik yang terjadi antara pihak karyawan perusahaan dengan petani ikan

tradisional semakin membuat banyak pernyataan negatif terhadap pihak perusahaan.

Untuk pendapatannya sendiri lebih besar masuk ke kantong pemilik perusahaan yakni

seseorang yang berkebangsaan Swiss.

Sementara luasan perairan Danau Toba yang terpakai oleh PT Aquafarm Nusantara

sekitar 9,06 hektare atau sekitar 0,0078% dari luas Danau Toba yang mencapai

112.000 hektare. Lokasi pembesaran di Danau Toba yakni Panahatan, Pangambatan,

Lontung, Silima lombu dan Sirungkungon.

Sebuah perusahaan dimana pun berada tentunya pasti memiliki pengaruh, baik

yang bersifat positif maupun negatif. Begitu juga dengan PT.Aquafarm Nusantara,

adapun dampak positif dari adanya perusahaan ini ialah perusahaan tersebut menjadi

lapangan kerja yang produktif di Ajibata dan banyak masyarakat disana yang menjadi

pekerja di dalamnya dan tentunya mendatangkan devisa bagi negara. Pihak Aquafarm

juga memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat sekitar dengan mengadakan

program pengembangan masyarakat dan juga memberikan retribusi sesuai peraturan

yang berlaku.

5

PT. Aquafarm Nusantara. Dokumen Pengolahan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

(DPPL) Usaha Terpadu PT.Aquafarm Nusantara. Medan : 2009, hal. 1.

(5)

5

Berdasarkan hasil interview yang dilakukan dengan salah satu pekerja

perusahaan yang mengatakan bahwa rata-rata produksi fillet ikan nila tersebut

diekspor dengan negara tujuan utamanya Amerika Serikat (AS). Hampir 77 persen

dikirim ke Negeri Paman Sam, sedangkan sisanya ke sejumlah negara di Eropa

seperti Belanda dan Perancis.6

Akan tetapi kenyataan yang banyak beredar di masyarakat ialah mereka

mengeluh akan dampak negatif dari perusahaan ini, sehingga membuat masyarakat

Ajibata dan sekitarnya sangat sulit untuk mendapatkan air yang bersih dan jernih Bahkan, dari negara Asia pun seperti China sudah ada

permintaan. Permintaannya terus meningkat setiap periodenya.

Banyaknya pemberitaan negatif terkait Aquafarm selama ini dengan

menyebutkan bahwa pihaknya telah merusak lingkungan dan kawasan Danau Toba,

menurut pihak perusahaan sangat tidak tepat. Alasannya karena produksi telah

dilakukan mengacu pada Standarisasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) sesuai

dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tentang Cara

Budidaya Ikan yang baik. Poin utama CBIB adalah bahwa pakan tidak mengandung

zat berbahaya. Selain itu, pakan telah terdaftar atau bersertifikat, pemilihan benih

berasal dari unit pembenihan yang bersertifikat. Pihak dari manajemen perusahaan

menjelaskan bahwa pakan yang mereka gunakan ialah pakan apung alami yang tidak

berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Bahkan, ada juga proses monitoring yang

dilakukan secara berkala oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian

Kelautan dan Perikanan.

(6)

6

untuk kepentingan rumah tangga, mengingat bahwa sumber air yang mereka perlukan

berasal dari Danau Toba. Masyarakat lebih memilih menggunakan air Danau Toba

daripada air dari PDAM Tirtauli, walaupun tidak semua masyarakat

menggunakannya. Di tambah lagi adanya Filosofi Batak “Aek do Hangoluan”, (Air

adalah kehidupan) yang semakin lama semakin memudar karena air menjadi

berbahaya bagi kesehatan dan merusak keindahan dan mengakibatkan Danau Toba

dijauhi karena kian tercemar.

Perusahaan ini juga menjadi rival (saingan) bagi para pengusaha kecil-kecilan

yang juga bergerak di dalam usaha keramba jaring apung dan tentunya berpengaruh

juga terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar, sehingga jika diamati secara

seksama petani ikan yang terdapat di sekitar Ajibata dan Parapat tetap miskin. Hal ini

disebabkan oleh faktor-faktor kompleks yang saling terkait satu sama lain, yakni

faktor internal (cara dan proses kerja) dan faktor eksternal (cuaca yang tidak

mendukung serta gangguan di laut).7

7 Kusnadi. Polemik Kemiskinan Nelayan, Bantul: Pondok Edukasi & Pokja Pembaruan, 2004,

hlm. 5-6. Faktor internal yakni kondisi sumber daya manusia nelayan dan aktivitas kerja mereka. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi diluar diri dan aktivitas kerja nelayan.

Selain itu juga terdapat dampak negatif secara

nyata yang bisa kita lihat ialah adanya imbas perusahaan tersebut terhadap penurunan

kualitas air Danau Toba. Akan tetapi penurunan kualitas air bukan hanya

semata-mata dari perusahaan ikan ini, tapi juga dari limbah hotel yang ada di sekitar Danau

Toba, limbah rumah tangga serta limbah kapal yang mengakibatkan perubahan warna

(7)

7

Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau

punahnya populasi organisme perairan seperti benthos, perifiton dan plankton.8

Apabila kondisi hidrologis DTA Danau Toba terjaga baik maka kehidupan dan

kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara baik di pantai Timur maupun pantai Barat

akan berlanjut secara lestari. Secara sosiokultural, DTA Toba adalah pusat etnik suku

Batak yang bila dipadukan menjadikan DTA Toba sangat berpotensi untuk

dikembangkan sebagai objek pariwisata ekokultur. Di masa lalu DTA Toba telah

menjadi tujuan turis internasional tetapi akhir-akhir ini predikat tersebut telah tinggal

sebagai kenangan belaka. 9

Dengan penjelasan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk menuliskan

tema penelitian tentang “Dampak PT.Aquafarm Nusantara di Kecamatan Ajibata

Kabupaten Toba Samosir Tahun 1998-2005”. Adapun alasan penulis mengambil

rentang waktu dari tahun 1998 sampai tahun 2005 karena penulis ingin menjelaskan

bagaimana kondisi ekonomi masyarakat sekitar serta daerah tangkapan Danau Toba

(DTA) yakni tentang kualitas ikan dan air Danau Toba setelah masuknya

PT.Aquafarm Nusantara ini pada tahun 1998 di Ajibata. Diakhiri pada tahun 2005

karena, pada tahun tersebutlah masyarakat sekitar mulai resah tentang dampak negatif

dari perusahaan tersebut terhadap kondisi masyarakat serta lingkungan, sehingga

8

Astri, Nugroho. Bioindikator Kualitas Air, Jakarta : Universitas Trisakti, 2006, hlm. 10. Dengan menurunya atau punahnya organisme tersebut maka sistem ekologis perairan dapatterganggu. Sistem ekologisperairan (ekosistem) mempunyai kemampuan untuk memurnikan kembali lingkungan yang telah tercemar.

(8)

8

timbullah niat dari pemerhati lingkungan bahkan masyarakat Ajibata untuk

melakukan suatu aksi yang tujuannya supaya perusahaan ikan tersebut ditutup.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dan agar

penulisan yang dilakukan lebih terarah dan tepat sasaran, maka rumusan masalah

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah PT.Aquafarm Nusantara di Kecamatan Ajibata tahun 1998-2005?

2. Bagaimana respon masyarakat terhadap PT.Aquafarm Nusantara di Ajibata?

3. Bagaimana dampak PT.Aquafarm Nusantara terhadap ekonomi masyarakat dan

kwalitas ikan & air yang dihasilkan di Danau Toba?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penulisan ini tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang penting bukan hanya

bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Adapun yang menjadi tujuan dari

penulisan ini adalah untuk:

1. Menjelaskan sejarah PT.Aquafarm Nusantara di Kecamatan Ajibata tahun

1998- 2005.

2. Menjelaskan respon atau penerimaan masyarakat terhadap PT.Aquafarm

Nusantara di Ajibata.

3. Menjelaskan dampak PT.Aquafarm Nusantara pada ekonomi masyarakat dan

(9)

9 Manfaat penulisan dari skripsi ini adalah:

1. Dengan mengkaji dan melakukan penelitian, maka hal tersebut adalah sebagai

rujukan bagi saya pribadi dalam menyelesaikan studi saya dan persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana.

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak Manajemen PT.Aquafarm Nusantara

sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam pengelolaan manajemen

sumber daya alam dan sumber daya manusia.

3. Sebagai tambahan khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan sebagai referensi bagi peneliti

selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama di masa yang akan

datang.

1.4Tinjauan Pustaka

Di dalam menunjang penulisan skripsi ini, maka penulis juga melakukan

peninjauan dari beberapa buku-buku yang terkait dengan tema yang penulis teliti.

Adapun buku panduan yang penulis pakai dalam menunjang adanya proses

penelitian ialah:

Supriadi, dkk dalam Kebijakan Konservasi Tanah dan Air (2004) yang

menjelaskan tentang Danau Toba sebagai danau yang terbesar di Indonesia yang

terbentuk secara vulkano tektonik sejak + 73.500 tahun yang lalu. Secara khusus

buku ini menyinggung tentang luas dan batasan Danau toba serta kekayaan alam yang

(10)

10

kayanya biota Danau Toba sehingga ini menjadi salah satu alasan perusahaan asing

seperti PT.Aquafarm mau menanamkan sahamnya di kawasan Danau Toba.

Fitria Eva yakni yang membahas tentang Analisis Kualitas Air dan

Hubungannya dengan Keanekaragaman Vegetasi Akuatik di Perairan Parapat

Danau Toba (2008), Tesis S2 FMIPA tentang sifat fisik, kimia air di ekosistem

Danau Toba menunjukkan bahwa lokasi yang berada di tengah danau (sekitar 500 m

dari pinggir danau) masih bersifat oligotrofik (miskin zat hara). Menjelaskan tentang

bagaimana secara perlahan pencemaran air oleh pakan ikan dapat mengakibatkan

menurunnya kualitas air Danau Toba.

Natalina Nadeak, dalam skripsi S1 yang berjudul Konflik Antara Petani

dengan PT.Aquafarm Nusantara (2009), yang menjelaskan awal mula terjadinya

konflik antara kedua pihak yang terus-menerus berkelanjutan. Skripsi ini sangat

membantu penulis dalam menjelaskan apa sebenarnya yang melatarbelakangi

sehingga ada permasalahan yang berkepanjangan antara karyawan perusahaan dengan

petani ikan tradisional di Ajibata.

Kusnadi dalam Polemik Kemiskinan Nelayan, (2004) menjelaskan mengenai

faktor-faktor yang menyebabkan petani ikan sulit untuk berkembang. Faktor internal

yakni kondisi sumber daya manusia dan aktivitas kerja mereka. Faktor eksternal

adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi diluar diri dan aktivitas kerja

nelayan. Secara khusus buku ini membantu penulis dalam menjelaskan apa yang

(11)

11

Pusat Riset Perikanan Budidaya dalam Analisis Kebijakan Pembangunan

Perikanan Budi Daya (2006), menjelaskan tentang perlu adanyan PERDA dan

penyusunan tata ruang untuk mengatur kegiatan penangkapan agar kondisi perairan

tetap lestari serta penggunaan jumlah pakan yang diberikan per hari kepada ikan agar

pakan ikan tidak lolos keluar KJA. Sehingga buku ini sangat membantu penulis untuk

menjelaskan bagaimana pembudidayaan ikan yang baik dan benar dalam KJA.

Barry A.Costa, dkk dalam Petunjuk Praktis Pembudidayaan Ikan Mas

Dalam Keramba Jaring Apung (1996), menjelaskan tentang cara pembuatan KJA

dalam air tawar serta bagaimana memilih bibit ikan yang baik sehingga menghasilkan

ikan yang sehat. Secara khusus buku ini sangat membantu penulis dalam hal

bagaimana cara pembudidayaan ikan dan cara memanen ikan yang baik dan benar

dengan menggunakan KJA.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau aturan yang sistematis yang digunakan

sebagai proses untuk memeperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip untuk mencari

kebenaran dari sebuah permasalahan. Dalam menulis peristiwa sejarah pada masa

lampau yang direalisasikan dalam bentuk penulisan sejarah (historiografi), tentu

harus menggunakan metode sejarah. Metode sejarah merupakan proses menguji dan

menganalisis secara kritis rekaman dan jejak-jejak peninggalan sejarah.10

10

Louis Gottchalk, Mengerti Sejarah, Terjemahan dari Nugroho Notosusanto, Jakarta : UI Press, 1985, hal 9.

(12)

12

melalui metode sejarah inilah, hasil-hasil tulisan berlandaskan sumber-sumber fakta

dan bersifat objektif.

Adapun tahapan yang digunakan oleh penulis untuk menyelesaikan penulisan

skripsi ini ialah :

1. Heuristik (pengumpulan sumber), yaitu proses mengumpulkan dan menemukan

sumber, berasal dari bahasa Yunani yakni Heurinkein yang artinya To find. To

find disini berarti tidak hanya menemukan, tetapi mencari dahulu baru

menemukan. Dalam tahap Heuristik ini, sumber dapat diperoleh melalui 2 cara,

yaitu studi lapangan dan studi kepustakaan.11

2. Kritik Sejarah (Verifikasi), yaitu melakukan kritik terhadap sumber. Bertujuan

untuk memperoleh fakta yang kredibel dengan cara menganalisis isi ataupun

penjelasan dalam sumber tertulis dalam memperoleh fakta yang otentik. Setelah

penulis berhasil mencari sumber atau data, kemudian di kritik terlebih dahulu Pada awalnya yang dilakukan

penulis ialah mencari sumber atau data yang ada kaitannya dengan apa yang

dibahas dan kemudian dikumpulkan. Pengumpulan data ini penulis peroleh

melalui berbagai buku, dokumen, jurnal dan skripsi dari Perpustakaan USU.

Berikutnya yakni studi lapangan yang diperoleh melalui wawancara dengan

orang-orang yang berkaitan dengan topik yang dibahas yakni orang-orang yang

bekerja di PT.Aquafarm, LSM dan para pemilik keramba dan penjual ikan di

Ajibata.

11

(13)

13

apakah sumber atau data dapat digunakan atau tidak. Verifikasi atau kritik

sejarah terdiri dari 2 macam: otentisitas, atau keaslian sumber, atau kritik ekstern,

dan kredibilitas, atau kebisaan dipercayai, atau kritik entern. Kritik ekstern

dilakukan dengan cara menyeleksi sumber-sumber apakah berkaitan dengan

objek penelitian atau tidak. Sementara kritik intern dilakukan dengan cara

menilai kelayakan data untuk mendapatkan kredibilitas atau kebenaran isi dari

sumber tersebut.

3. Interpretasi, yaitu tahap untuk menafsirkan fakta. Membandingkannya untuk

diceritakan kembali. Untuk itu, peneliti melakukan analisa dan sintesa. Analisa

berarti menguraikan sumber-sumber yang telah dikritik sebelumnya. Dari proses

analisa penulis memperoleh fakta-fakta, kemudian fakta-fakta yang telah

diperoleh tersebut, penulis telah sintesakan sehingga mendapat sebuah

kesimpulan.

4. Historiografi, yaitu proses menceritakan rangkaian fakta dalam suatu bentuk

tulisan yang kritis serta analitis. Analitis berarti membutuhkan teori-teori dari

berbagai ilmu sosial yang berguna untuk memberi informasi bagi peristiwa yang

telah diteliti. Penulis telah melakukan langkah ini dengan cara menjabarkan

rangkaian secara kronologis dan sistematis dalam bahasa tulisan yang berbentuk

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan ini mengundang Saudara yang namanya tersebut di atas untuk hadir dalam Acara Pembuktian Kualifikasi perusahaan Saudara yang sebelumnya telah dinyatakan lulus dalam tahap

 Saat ini pabrik HOKI yang ada di Subang memiliki kapasitas produksi 30 ton per jam, sehingga dengan penambahan ini HOKI bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 50 ton per

Ini berulang kali disebutkan dalam al Quran al Karim, dengan bentuk ungkapan yang sama, maka al Quran tidak cukup menuntut kepada kita untuk mendekati harta anak

Akhmad Suharto, 2014, Analisis Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Laboratorium Parahita Diagnostic Center Cabang Jember, Jurnal Ekonomi Akuntansi

Panjang fetch efektif sendiri dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: Tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan fetch efektif adalah menetapkan panjang

Konsumen di Indonesia, khususnya di Jakarta pada masa kini adalah konsumen yang sangat meperhatikan lifestyle, sehingga ketika mereka ingin melakukan sebuah pembelian semuanya

“ Analisis Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu Tinjauan Berdasarkan Psikologi Analitik C.G. Fakultas Sastra Universitas