• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Angkutan Sedimen Sejajar Pantai Di Pantai Pondok Permai Serdang Bedagai Sumatera Utara Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Angkutan Sedimen Sejajar Pantai Di Pantai Pondok Permai Serdang Bedagai Sumatera Utara Chapter III V"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tugas akhir ini adalah di Kawasan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara tepatnya di Pantai Pondok Permai yang menghadap ke Selat Malaka pada koordinat 30 39’21” Lintang Utara dan 98o 58’41” Bujur Timur. Kawasan ini merupakan objek wisata yang cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan dan memiliki tekstur sedimen beragam. Topografi pantai umumnya landai dengan laut yang dangkal.

Gambar 3.1 Lokasi Pantai Pondok Permai

3.2 Metode Pengumpulan Data

(2)

3.2.1 Data primer

Data primer ini data yang diperoleh dengan cara mengadakan peninjauan atau survei langsung di lapangan. Data primer yang diperlukan adalah data sedimen suspensi yang diambil pada kedalaman tertentu pada pantai yang ditinjau, kemudian dilakukan analisa laboratorium.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait yang akan digunakan untuk penelitian ini, antara lain:

a. Peta situasi b. Data gelombang c. Data arus d. Data bathimetri

3.3 Analisa Data

Data yang terkumpul selanjutnya dilakukuan analisa dan pengolahan data 1. Analisa data angin

Data angin yang didapat, diolah dan disajikan dalam bentuk diagram yang disebut dengan mawar angin (wind rose). Langkah-langkah membuat wind rose adalah sebagai berikut:

a. Data angin yang ada di ubah kedalam bentuk Lakes Format.

(3)

2. Analisa gelombang

Setelah membuat wind rose, selanjutnya melakukan proses perhitungan karakteristik gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Proses perhitunganya adalah sebagai berikut:

a. Kecepatan angin yang didapat dari data perlu dikoreksi untuk mendapatkan wind stress factor.

b. Menghitung panjang fetch berdasarkan arah angin yang berpengaruh pada lokasi penelitiaan.

3. Analisa sedimen

Setelah memperoleh frekuensi kejadian angin, wind rose, fetch, tinggi gelombang, periode gelombang, maka dilakukan perhitungan potensial laju angkutan sedimen sejajar pantai di Pantai Pondok Permai. Metode yang digunakan dalam perhitungan laju angkutan sedimen adalah metode Fluks Energi, dan metode Integral.

4. Kesimpulan dan Saran

Setelah pengolahan data serta analisa data mendapatkan hasil, ditambah dengan uraian, informasi yang diperoleh dilapangan dan juga teori-teori yang digunakan sebagai landasan berpikir, selanjutnya dapat ditarik kesimpulan.

(4)

3.4 Hidroosenoggrafi

3.4.1 Angin

Data angin yang tersedia adalah data angin yang didapat dari BMKG Stasiun Meteorologi Sampali Medan. Data angin yang tersedia adalah data angin Harian selama satu tahun dan kemudian diolah menjadi data angin rata-rata bulanan selama satu tahun yaitu data angin pada tahun 2014. Data angin tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Data Angin Rata-rata Bulanan Tahun 2014

Sumber: BMKG Stasiun Meteorologi Sampali Medan

3.4.1 Gelombang

Gelombang di laut dapat dibedakan atas beberapa macam tergantung faktor pembangkait diantaranya adalah akibat angin. Berdasarkan analisis data kecepatan angin rata-rata secara menyeluruh, angin di daerah Pantai Cermin bertiup dengan kecepatan 3.0 – 3.3 m/dt pada Tahun 2014.

Di daerah pembentukan gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan

(5)

terhadap arah angin. Di dalam tinjauan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut.

Panjang fetch efektif sendiri dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: Tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan fetch efektif adalah menetapkan panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir fetch yang terbesar (Xi) pada sudut deviasi 0o.

Kemudian dengan menambahkan sudut deviasi (α) sebesar 3o sampai 45o pada kedua sisi dari arah angin, maka dapat dihitung nilai perkalian Xi dengan kosinus

sudut deviasi (Xi cos α). Kemudian dengan menjumlahkan nilai (Xi cos α) dan

dibagi dengan jumlah (cos α) maka akan didapat nilai fetch efektif dari setiap arah sudut datangnya angin.

Untuk sudut datang gelombang yang terjadi di kawasan Pantai Cermin dari hasil pengamatan dilapangan didapat sebesar 20o. Data kecepatan angin, fetch dan sudut datang gelombang akan dianalisa untuk mendapatkan nilai parameter Hb

dengan menggunakan persamaan-persamaan yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

3.4.3 Arus

(6)

3.4.4 Peta Bathimetri

Peta bathimetri diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung di lokasi Pantai Pondok Permai, dengan menggunakan 1 set alat Topcon Hiper Pro RTK yang terdiri dari Base dan Rover, FC 200 ,Tripod, stik jalon dan meteran. Peta batimetri ini nantinya dapat peroleh dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan titik Base Mark (BM) di suatu tempat di sekitar lokasi pengukuran, dimana nantinya alat Base akan di set.

2. Pasang Tripod dan Base di titik BM tadi, sedangkan Rover dipasang pada stik jalon.

3. Alat base, rover dan Fc 200 di hidupkan. Aplikasi yang digunakan pada Fc 200 adalah Topsurv.

4. Sambungkan Fc 200 ke Base, buka aplikasi topsurv dan lakukan pengaturan pada titik base dahulu, kemudian sambungkan Fc 200 ke Rover dan alat sudah bisa digunakan.

5. Pengukuran dilakukan pada titik di sekitar garis pantai dan dilanjutkan dengan mengukur kedalaman laut tegak lurus terhadap garis pantai.

(7)

3.4.5 Sedimen

Untuk mengetahui karakteristik sedimen di Pantai Pondok Permai, sedimen yang berada pada pundukan atau daerah sepadan pantai akan diuji di laboratorium dengan pengujian analisa saringan (sieve analisa). Adapun gambaran untuk pengambilan sampel di lokasi penelitian dapat di lihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Titik Pengambilan Sampel di Lokasi Penelitian

Untuk kebutuhan penelitian penulis membutuhkan contoh sedimen yang diambil pada daerah perairan lokasi penelitian, berupa sedimen melayang atau

Suspended load. Untuk pengambilan sedimen sampel sedimen melayang

(8)

Gambar 3.2 Alat Depth integral Sediment Sampler Tipe DH-48

Keterangan Gambar 3.2: 1) : Nouzel

2) : Lubang udara 3) : Tongkat pemegang 4) : Botol sampel

5) : Pengunci/pengait botol sampel

6) : Lubang penempatan tongkat pemegang

Sampel sedimen melayang diambil pada beberapa titik berbeda dan kedalaman tertentu disepanjang garis pantai. Pada satu titik sampel yang diambil sebanyak 1 liter. Pengambilan sampel suspensi dilakukan dengan cara berikut:

a. Alat Dept Integrating Sediment Sampler Tipe DH-48 dimasukkan ke dalam laut dengan menggunakan tongkat pemegang. Alat Dept Integrating

Sediment Sampler Tipe DH-48 dimasukkan pada kedalaman 2/3 dari

(9)

b. Atur posisi nouzel agar berlawanan dengan arah datangnya gelombang. c. Setelah Alat Dept Integrating Sediment Sampler Tipe DH-48 mencapai

kedalaman 2/3 dari kedalaman seluru pada titik pengamatan maka alat tersebut diangkat secara perlahan-lahan.

d. Sampel air laut yang masuk ke dalam botol penampungan kemudian dikeluarkan dan dimasukkan kedalam botol sampel lain. Setiap botol sampel harus berisikan sampel air laut sebanyak 1 liter. Jadi pengambilan sampelnya harus dilakukan berulang-ulang karena botol penampungan hanya dapat menampung 350 ml sampel air laut dalam sekali pengambilan sampel.

Sampel suspensi yang diambil akan diuji konsentrasi sedimennya dengan menggunakan penyaringan. Saringan yang digunakan adalah saringan Whatman no.1. Contoh saringan ditunjukkan pada gambar 3.4.

(10)

Adapun proses pengujian di laboratorium untuk mengetahui parameter konsentrasi sedimen (C) adalah sebagai berikut:

1. Sediakan bahan yang berupa 4 botol sampel sedimen melayang yang terdiri dari 1 liter air laut setiap sampelnya. Dan alat penyaring dengan jenis Whatman no.1.

2. Kemudian saringan ditimbang beratnya dan dicatat.

3. Lalu lakukan penyaringan sampel hingga yang berupa zat padatnya tertinggal diatas saringan. Kemudian sedimen yang tersaring tersebut dikeringkan di dalam oven selama 24 jam pada suhu 80 oC bersama saringannya. Pengeringan ini dilakukan agar berat sedimen kering diketahui.

4. Selanjutnya sedimen kering oven ditimbang serta saringannya dan dicatat.

3.4.6 Angkutan Sedimen

Dalam menghitung angkutan sedimen sejajar pantai, maka akan digunakan dua metode yaitu:

a. Metode Energi Fluks b. Metode Integral

Dalam metode integral parameter kecepatan arus sepanjang pantai (Ux)

(11)

Gambar 3.5 Diagram Alir Metodologi Penelitian Analisis dan pengolahan data : Angkutan sedimen yang terjadi

disepanjang pantai

Diperoleh angkutan sedimen sejajar pantai

Kesimpulan

Selesai Data primer :

• Data sedimen suspensi yang diambil pada kedalaman tertentu

Data sekunder : • Peta situasi

• Data gelombang • Data arus

• Data bathimetri Identifikasi Masalah

Studi Pustaka Mulai

(12)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data Angin

Untuk menentukan arah angin dominan serta tinggi gelombang diperlukan

Data angin yang diperoleh dari stasiun pengamatan. Data angin yang digunakan

adalah data arah angin dan kecepatan angin dimana data tersebut didapat dari

Stasiun Klimatologi Sampali Medan seperti yang terdapat pada tabel 3.1.

Data tersebut selanjutnya dikelompokkan berdasarkan arah dan kecepatan.

Hasil pengelompokkan atau pengolahan tersebut dibuat diagram mawar angin

atau wind rose. Dengan mawar angin tersebut maka karakteristik angin dapat

dibaca.

Garis Pantai

(13)

Gambar 4.2 Hasil Perhitungan Overlay Windrose Plot ke dalam Peta Runway Google earth

Dari wind rose diatas terlihat bahwa arah angin yang dominan adalah arah

angin dari timur laut. Sementara kecepatan maksimum adalah 5-7 knot yang

paling dominan dari arah timur laut. Dan dapat dilihat juga pada gambar 4.2 arah

angin dominan ke arah laut.

4.2 Panjang Fetch Efektif

Panjang fetch dapat dihitung berdasarkan arah angin yang berpengaruh

pada lokasi penelitian yaitu Pantai Pondok Permai. Kawasan Pantai Pondok

Permai ini terletak pada kawasan pantai timur Sumatera Utara. Arah angin yang

(14)

Panjang fetch dihitung dengan menggunakan persamaan:

di mana:

Feff = fetch rerata efektif

Xi = panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke

ujung akhir fetch

α

= deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan pertambahan 60 sampai sudut sebesar 240 pada kedua sisi dari arah angin

Perhitungan di sini menggunakan peta dengan skala 1:100.000. Sesuai

dengan arah dominan angin dan gelombang, maka perhitungan fetch

menggunakan arah Utara, Timur Laut, dan Timur sebagai arah 00. Penggambaran

panjang fetch untuk arah Utara dapat dilihat pada Gambar 4.3, sedangkan

perhitungannya disajikan di Tabel 4.1.

Gambar 4.3 Panjang fetch arah Utara

(15)

Perhitungan fetch menggunakan arah Utara dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perhitungan fetch arah Utara

No. α (….°) cos α Jarak (km) Xi

Xicos α

1 24 0,9135 387,21 353,71

2 18 0,9511 371,94 353,75

3 12 0,9781 361,63 353,71

4 6 0.9945 355,68 353,72

5 0 1 353,73 353,73

6 6 0,9945 335,12 333,28

7 12 0,9781 361,63 353,71

8 18 0,9511 371,94 353,75

9 24 0,9135 387,21 353,71

Jumlah 8,6744 3.163,09

Sehingga, panjang fetch efektif untuk arah Utara sesuai Persamaan 4.1 adalah;

� = ∑ ��co �

∑ co � =

. ,

, = , ��

Penggambaran panjang fetch untuk arah Timur Laut dapat dilihat pada

Gambar 4.4, sedangkan perhitungannya disajikan di Tabel 4.2.

(16)

Perhitungan fetch menggunakan arah Timur Laut dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perhitungan fetch arah Timur Laut

No. α (….°) cos α Jarak (km) Xi

Xicos α

1 24 0,9135 356,11 325,30

2 18 0,9511 324,31 308,45

3 12 0,9781 249,19 243,73

4 6 0,9945 254,92 253,52

5 0 1 228,42 228,42

6 6 0,9945 230,00 228,73

7 12 0,9781 219,66 214,85

8 18 0,9511 206,54 196,44

9 24 0,9135 187,59 171,36

Jumlah 8,6744 2.170,82

Sehingga, panjang fetch efektif untuk arah Timur Laut sesuai Persamaan 4.1

adalah; � = ∑ ��co �

∑ co � =

. ,

, = , ��

Penggambaran panjang fetch untuk arah Timur dapat dilihat pada Gambar

4.5, sedangkan perhitungannya disajikan di Tabel 4.3.

(17)

Perhitungan fetch menggunakan arah Timur dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Perhitungan fetch arah Timur

No. α (….°) cos α Jarak (km)

4.3 Analisa Gelombang

Untuk mengestimasi tinggi gelombang (H) dan periode gelombang (T) di

suatu tempat di laut, maka kita harus menghitung kecepatan angin di laut (Uw).

Besar kecepatan angin di darat (UL) harus ditransformasikan menjadi kecepatan

angin di laut dengan hubungan yang diberikan oleh Persamaan 2.1.

Berdasarkan kecepatan angin rata-rata yang terjadi tiap bulan dalam satu

tahun yaitu tahun 2014, dicari nilai RL = Uw/UL dengan menggunakan Gambar

(18)

m/dtk pada bulan Januari 2014. Kecepatan angin rata-rata tersebut diplot pada

Gambar 2.5 dan menghasilkan nilai RL = 1,6.

Gambar 4.6 Grafik Hubungan antara Kecepatan Angin di darat dan di Laut dengan Nilai Kecepatan Angin di darat 3,2 m/dtk

Kecepatan angin di laut (Uw) adalah

UW = RL*UL = 1,6*3,2 = 5,12 m/dtk (4.2)

Selanjutnya, faktor tegangan angin (UA) dihitung dengan menggunakan

Persamaan 2.2:

UA = 0,71*Uw1.23 = 0,71 * (5,12)1.23 = 5,29 m/dtk

Berdasarkan nilai UA dan panjang fetch, tinggi dan periode gelombang dapat

dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang pada Gambar 4.7.

1,6

(19)

Gambar 4.7 Grafik Peramalan Gelombang (Triatmodjo, 1996)

H= 0,8m T= 4,7 dtk

(20)

Tabel 4.4. Perhitungan Bangkitan Gelombang Akibat Kecepatan Angin Rata-rata BulananTahun 2014 dari Panjang Fetch Arah Timur

* Menggunakan grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat

Untuk mendapatkan nilai parameter tinggi gelombang (H) dan periode

gelombang (T), nilai UA maksimum = 5,74 m/dtk diplot pada grafik peramalan

gelombang sehingga didapat H= 0,8 m dan T= 4,7 dtk seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 4.7.

Untuk perhitungan selanjutnya, maka diperlukan nilai tinggi gelombang

root mean square (H m ) dan tinggi gelombang signifikan (H ) yang dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:

H m = , ∗ H = , ∗ , = , � (4.3)

sehingga:

HS = , ∗ H m = , ∗ , = , � (4.4)

Sedangkan untuk mengetahui tinggi gelombang pecah (Hb), parameter

(21)

nilai 20o dan indeks gelombang pecah (γb) adalah 0,78. Maka tinggi gelombang

pecah (Hb) yang terjadi dapat dicari dengan menggunakan Persamaan 2.5.

(22)

gelombang pecah (m). Maka nilai hb dapat dicari dengan memasukkan Hb=0,85 m

ke dalam Persamaan 2.4.

=�

� = ,

, = , �

di mana, hb = kedalaman gelombang pecah (m)

4.4 Analisa Bathimetri

Peta bathimetri pantai Pondok Permai berguna untuk meramalkan arah

dari gelombang laut yang menuju ke garis pantai berdasarkan sudut datang

gelombang (θ), kecepatan angin (C) dan koefisien refraksi (Kr). Peta batimetri ini

diperoleh dari pengolahan data Tabel 4.5 hasil pengukuran alat RTK Topcon

dengan menggunakan aplikasi Google Earth, Global Mapper, Map Info dan

AutoCad.

Tabel 4.5 Pengukuran Profil Pantai di lokasi penelitian

Sumbu x Sumbu y Kedalaman

(h) Kode

497561,932 404115,048 1,687 Utara (N)

497561,000 404108,000 2,000 Titik BM1

497529,493 404134,474 1,538 GROIN

497529,839 404135,088 1,499 GROIN

497530,620 404134,457 1,524 GROIN

497536,263 404143,682 1,350 GROIN

497536,618 404143,479 1,350 GROIN

497531,195 404134,255 1,487 GROIN

497564,966 404113,811 1.697 GROIN

497570,807 404122,906 1.483 GROIN

(23)

497565,493 404113,561 1.688 GROIN

497600,698 404093,642 1.914 GROIN

497605,669 404101,048 1.820 GROIN

497605,884 404100,816 1.821 GROIN

497601,236 404093,398 1.928 GROIN

497628,842 404078,143 1.835 GROIN

497628,521 404077,591 1.848 GROIN

497564,886 404113,200 1.731 GROIN

497501,572 404141,013 2.017 PROFIL

497502,124 404141,877 2.009 PROFIL

497503,533 404144,316 1.541 PROFIL

497508,713 404150,9150 0.338 PROFIL

497510,616 404153,603 0.042 PROFIL

497512,232 404155,641 -0.240 PROFIL

497514,066 404158,353 -0.483 PROFIL

497516,020 404160,982 -0.571 PROFIL

497518,636 404164,199 -0.585 PROFIL

497521,399 404167,684 -0.604 PROFIL

497544,702 404117,091 2.087 PROFIL

497546,273 404120,089 1.609 PROFIL

497548,040 404123,191 1.400 PROFIL

497548,426 404124,496 -0.344 PROFIL

497550,583 404127,893 -0.687 PROFIL

497552,983 404131,285 -0.768 PROFIL

497555,379 404133,790 -0.849 PROFIL

497557,504 404136,893 -0.782 PROFIL

497559,921 404139,668 -0.805 PROFIL

497562,005 404142,913 -0.863 PROFIL

497581,334 404096,917 2.248 PROFIL

(24)

Data berupa koordinat titik X,Y dan kedalaman yang disimpan dalam

format notepad di pindahkan ke Excel 2007, dirapikan dan disimpan

kembali dalam format notepad.

1. Buka aplikasi Global Mapper, klik file > open data tadi dan akan tampil

tab pilihan dibawah ini, lalu ok.

497584,141 404102,070 1.352 PROFIL

497585,106 404103,209 0.039 PROFIL

497586,725 404106,031 -0.530 PROFIL

497588,434 404108,652 -0.613 PROFIL

497590,220 404110,887 -0.669 PROFIL

497592,345 404114,273 -0.723 PROFIL

497594,518 404117,265 -0.795 PROFIL

497597,799 404120,810 -0.819 PROFIL

497624,284 404088,053 1.753 PROFIL

497623,740 404082,676 1.619 PROFIL

497631,012 404086,974 1.475 PROFIL

497640,403 404085,632 -0.233 PROFIL

497641,138 404084,306 -0.524 PROFIL

497644,147 404085,469 -0.674 PROFIL

497646,924 404088,107 -0.752 PROFIL

497649,260 404081,411 -0.842 PROFIL

497656,610 404092,129 -0.716 PROFIL

(25)

Gambar 4.8 Membuka data (Global Mapper 10)

2. Klik file > open data tadi lagi, tapi pada pilihan import type, ganti jadi

pilihan kedua. Ulangi lagi untuk pilihan ketiga.

3. Setelah datanya muncul, klik file > Generate contours option, akan muncul

tab pilihan dibawah, pilih kontur interval 0,5 meter, klik ok.

(26)

4. Setelah selesai, export data dalam format map info dengan cara klik file >

export vektor data ke format Map Info TAB/MAP.

5. Buka apikasi Map Info, open file tadi, kemudian export ke format Cad

agar data bisa diolah dalam aplikasi Autocad sehingga dapat diperoleh

peta bathimetri Pantai Pondok Permai seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.10 Peta Bathimetri Pantai Pondok Permai

Dibawah ini merupakan bentuk profil pantai Pondok Permai yang

(27)

Gambar 4.11 Grafik Profil Pantai Pondok Permai

Dari hasil pengamatan, bentuk profil di dalam groin lebih landai dibandingkan

dengan bentuk profil tanpa groin.

4.5 Analisa Sedimen

Untuk menganalisa sedimen dilakukan pengujian laboratorium berupa

pengujian analisa saringan. Hasil pengujian di laboratorium adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Analisa Saringan Sampel 1

Clay and Silt

Jarak dari garis pantai (m)

(28)

Tabel 4.7 Hasil Uji Analisa Saringan Sampel 2

Tabel 4.8 Hasil Uji Analisa Saringan Sampel 3

Tabel 4.9 Hasil Uji Analisa Saringan Sampel 4

Tabel 4.10 Hasil Uji Analisa Saringan Sampel 5

Tabel 4.11 Hasil Uji Analisa Saringan Sampel 6

(29)

Gambar 4.12 Grafik Analisa Ayakan 1 HIDROMETER

Lempung Lanau Kerikil

(Clay) (Silt) Pasir (sand) (Gravel)

(30)

Gambar 4.13 Grafik Analisa Ayakan 2 HIDROMETER

Lempung Lanau Kerikil

(Clay) (Silt) Pasir (sand) (Gravel)

(31)

Gambar 4.14 Grafik Analisa Ayakan 3 HIDROMETER

Lempung Lanau Kerikil

(Clay) (Silt) Pasir (sand) (Gravel)

(32)

Gambar 4.15 Grafik Analisa Ayakan 4 HIDROMETER

Lempung Lanau Kerikil

(Clay) (Silt) Pasir (sand) (Gravel)

(33)

Gambar 4.16 Grafik Analisa Ayakan 5 HIDROMETER

Lempung Lanau Kerikil

(Clay) (Silt) Pasir (sand) (Gravel)

(34)
(35)
(36)

Dari hasil uji laboratorium terhadap analisa sedimen menunjukkan bahwa

sampel yang di uji memiliki besaran butiran yang berbeda ditinjau dari persentase

(%) gravel, sand, clay dan silt. Hal ini menunjukkan bahwa di Pantai Pondok

Permai memiliki sedimen yang beragam.

Selanjutnya sedimen yang akan dibahas adalah sedimen yang melayang

(suspended load). Dilihat dari segi fisik dan cara pengambilannya, sedimen yang

terdapat di Pantai Pondok Permai adalah jenis pasir berlumpur (clay dan silt).

Parameter yang diinginkan dari hasil pengujian di laboratorium terhadap

suspended load adalah konsentrasi sedimennya (C). Hasil pengujian di

laboratorium ditampilkan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Hasil Uji Konsentrasi Sedimen

No. Air Saringan Saringan+Sedimen kondisi kering oven

Konsentrasi

Sumber : Hasil uji konsentrasi sedimen laboratorium

Didapat nilai Crata-rata adalah 0.63 gr/l atau 0.63 kg/m3. Nilai Crata-rata

tersebut merupakan nilai konsentrasi di daerah surfzone (Cb). Sedangkan nilai

konsentrasi rata-rata untuk daerah offshore dapat dihitung dengan menggunakan

Persamaan 2.22. Hasil yang didapat untuk konsentrasi rata-rata pada daerah

offshore akan digunakan untuk mengetahui jumlah angkutan sedimen sepanjang

(37)

4.6 Analisa Angkutan Sedimen

Dalam tugas akhir ini angkutan sedimen akan dianalisa dengan

menggunakan dua metode yaitu metode Energi Fluks untuk daerah surfzone dan

metode Integral untuk daerah pecah gelombang hingga offshore.

1. Metode Energi Fluks

Dengan hb = 1.089 m maka nilai yb dapat ditentukan berdasarkan profil

melintang pantai sebesar 0.78 m. Sehingga:

Qm =

Qm = jumlah angkutan sedimen sepanjang pantai di pantai berlumpur (kg/dtk)

(38)

Sedangkan perhitungan angkutan sedimen sepanjang garis pantai dengan energi

fluks pada lokasi pantai yang berpasir adalah sebagai berikut:

Qs = � [

Jadi jumlah angkutan sedimen yang terjadi pada daerah surfzone di Pantai

Pondok Permai dengan metode Energi Fluks untuk pantai berlumpur adalah Qm =

0.043 kg/dtk. Sedangkan metode Energi Fluks untuk pantai berpasir adalah Qs =

(39)

Sebagai bahan perbandingan lainnya maka ditinjau angkutan sedimen

dengan sudut datang gelombang yang berbeda, yaitu 50, 100, 150, 250, 300, dan

350. dengan parameter yang lainnya dianggap sama. Hasil perhitungan angkutan

sedimennya ditampilkan pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Angkutan Sedimen dengan Nilai sudut Datang Gelombang Berbeda

Sudut datang

besar terhadap garis pantai normal, maka jumlah angkutan sedimen yang terjadi

pada lokasi tersebut akan semakin besar terhadap waktunya dan proses terjadinya

perubahan garis pantai akan semakin cepat terjadi.

Sebagai tambahan, sudut datang gelombang biasanya dapat berubah-ubah

karena faktor perubahan arah angin. Untuk penyebab banyaknya jumlah angkutan

sedimen sepanjang garis pantai yang dipengaruhi oleh arah angin yang

berbeda-beda tidak ditinjau lebih jauh.

2. Metode Integral

Qo = ��∫ �̅��

� ℎ dy

= �∫ ��

(40)

dimana: Qo = jumlah angkutan sedimen sepanjang pantai (kg/s)

αq = konstanta proporsional = 1

�̅ = konsentrasi sedimen rata-rata (kg/s)

Ux = kecepatan arus sepanjang pantai (m/s)

h = kedalaman air (m)

yb = jarak dari garis pantai menuju titik gelombang pecah (m)

yo = jarak dari garis pantai menuju daerah offshore terminus (m)

dy = interval kordinat y

Dalam menyelesaikan metode ini dianggap bentuk profil melintang pantai

adalah sama sepanjang garis pantai lokasi yang ditinjau dengan y adalah jarak

tegak lurus terhadap garis pantai dan h adalah kedalaman air laut.

Untuk mencari nilai Ux akan dihitung dengan menggunakan persamaan –

persamaan yang telah dijelaskan pada Bab II dalam sub bab metode Longuet

Higgins.

Adapun tahapan-tahapan dalam menghitung nilai Ux adalah sebagai berikut:

1. Dengan nilai Hb = 0,85 m, hb = 1,089 m, g = 9,8 m/dtk2 dan T = 4,7 dtk

maka dihitung nilai N dengan menggunakan Persamaan 2.20.

N = ��√ .ℎ�

=

, ∗√ . ∗ ,

(41)

di mana N merupakan konstanta dalam perhitungan viscositas perhitungan

(eddy viscosity).

2. Mencari nilai Γ dengan menggunakan Persamaan 2.19, dengan m = 0.02,

α = 0.4.

Γ = �

���

Dengan m adalah kemiringan dasar pantai, α adalah konstanta yang

ditetapkan, cf adalah factor gesekan dasar laut.

(42)

4. Hitung nilai Uxb dengan menggunakan persamaan 2.13, dengan αb = 20o

Uxb =

√�ℎ

sin �

=

. ∗ .. √ . ∗ , sin

= 1.032 m/dtk

Dengan Uxb adalah kecepatan arus pada daerah beaking (pecah).

5. Untuk mencari nilai Ux digunakan Persamaan 2.17

Ux = �̃ ∗ �

di mana nilai Ũx dipengaruhi oleh nilai ỹ yang dipengaruhi batasan tertentu

seperti yang ditunjukkan pada Persamaan 2.15 dan 2.16. Dengan nilai y

adalah dari 0 m hingga 100 m. Nilai Ux akan ditampilkan dalam Tabel

(43)

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Ux

0.0000000 0.0000000

0.78 0.78

1.00

1.032

0.2420000 0.2497440

1 0.78

1.28

1.032

0.1580758 0.1631343

2 0.78

2.56

1.032

0.0481837 0.0497256

3 0.78

3.85

1.032

0.0240480 0.0248176

4 0.78

5.13

1.032

0.0146871 0.0151570

5 0.78

6.41

1.032

0.0100192 0.0103398

6 0.78

7.69

1.032

0.0073302 0.0075647

7 0.78

8.97

1.032

0.0056282 0.0058083

8 0.78

10.26

1.032

0.0044768 0.0046201

9 0.78

11.54

1.032

0.0036584 0.0037755

10 0.78

12.82

1.032

0.0030540 0.0031517

11 0.78

14.10

1.032

0.0025937 0.0026767

12 0.78

15.38

1.032

0.0022343 0.0023058

13 0.78

16.67

1.032

0.0019479 0.0020102

14 0.78

17.95

1.032

0.0017155 0.0017704

15 0.78

19.23

1.032

0.0015242 0.0015730

16 0.78

20.51

1.032

0.0013646 0.0014083

17 0.78

21.79

1.032

0.0012299 0.0012693

18 0.78

23.08

1.032

0.0011151 0.0011508

19 0.78

24.36

1.032

0.0010164 0.0010490

20 0.78

25.64

1.032

0.0009309 0.0009607

21 0.78

26.92

1.032

0.0008562 0.0008836

22 0.78

28.21

1.032

0.0007906 0.0008159

23 0.78

29.49

1.032

0.0007326 0.0007560

24 0.78

30.77

1.032

0.0006811 0.0007029

25 0.78

32.05

1.032

0.0006350 0.0006554

26 0.78

33.33

1.032

(44)

27 0.78

34.62

1.032

0.0005566 0.0005744

28 0.78

35.90

1.032

0.0005229 0.0005397

29 0.78

37.18

1.032

0.0004924 0.0005082

30 0.78

38.46

1.032

0.0004646 0.0004795

31 0.78

39.74

1.032

0.0004392 0.0004533

32 0.78

41.03

1.032

0.0004159 0.0004293

33 0.78

42.31

1.032

0.0003946 0.0004072

34 0.78

43.59

1.032

0.0003749 0.0003869

35 0.78

44.87

1.032

0.0003567 0.0003681

36 0.78

46.15

1.032

0.0003399 0.0003508

37 0.78

47.44

1.032

0.0003243 0.0003347

38 0.78

48.72

1.032

0.0003098 0.0003197

39 0.78

50.00

1.032

0.0002963 0.0003058

40 0.78

51.28

1.032

0.0002837 0.0002928

41 0.78

52.56

1.032

0.0002720 0.0002807

42 0.78

53.85

1.032

0.0002610 0.0002693

43 0.78

55.13

1.032

0.0002507 0.0002587

44 0.78

56.41

1.032

0.0002410 0.0002487

45 0.78

57.69

1.032

0.0002319 0.0002393

46 0.78

58.97

1.032

0.0002233 0.0002305

47 0.78

60.26

1.032

0.0002152 0.0002221

48 0.78

61.54

1.032

0.0002076 0.0002142

49 0.78

62.82

1.032

0.0002004 0.0002068

50 0.78

64.10

1.032

0.0001936 0.0001998

51 0.78

65.38

1.032

0.0001871 0.0001931

52 0.78

66.67

1.032

0.0001810 0.0001868

53 0.78

67.95

1.032

0.0001752 0.0001808

54 0.78

69.23

1.032

0.0001696 0.0001751

55 0.78

70.51

1.032

0.0001644 0.0001697

(45)

57 0.78

73.08

1.032

0.0001546 0.0001596

58 0.78

74.36

1.032

0.0001501 0.0001549

59 0.78

75.64

1.032

0.0001458 0.0001504

60 0.78

76.92

1.032

0.0001416 0.0001461

61 0.78

78.21

1.032

0.0001377 0.0001421

62 0.78

79.49

1.032

0.0001339 0.0001382

63 0.78

80.77

1.032

0.0001303 0.0001344

64 0.78

82.05

1.032

0.0001268 0.0001308

65 0.78

83.33

1.032

0.0001235 0.0001274

66 0.78

84.62

1.032

0.0001203 0.0001241

67 0.78

85.90

1.032

0.0001172 0.0001210

68 0.78

87.18

1.032

0.0001143 0.0001179

69 0.78

88.46

1.032

0.0001114 0.0001150

70 0.78

89.74

1.032

0.0001087 0.0001122

71 0.78

91.03

1.032

0.0001061 0.0001095

72 0.78

92.31

1.032

0.0001036 0.0001069

73 0.78

93.59

1.032

0.0001012 0.0001044

74 0.78

94.87

1.032

0.0000989 0.0001020

75 0.78

96.15

1.032

0.0000966 0.0000997

76 0.78

97.44

1.032

0.0000944 0.0000975

77 0.78

98.72

1.032

0.0000923 0.0000953

78 0.78

100.00

1.032

0.0000903 0.0000932

79 0.78

101.28

1.032

0.0000884 0.0000912

80 0.78

102.56

1.032

0.0000865 0.0000893

81 0.78

103.85

1.032

0.0000847 0.0000874

82 0.78

105.13

1.032

0.0000829 0.0000856

83 0.78

106.41

1.032

0.0000812 0.0000838

84 0.78

107.69

1.032

0.0000796 0.0000821

85 0.78

108.97

1.032

0.0000780 0.0000804

86 0.78

110.26

1.032

(46)

87 0.78

111.54

1.032

0.0000749 0.0000773

88 0.78

112.82

1.032

0.0000735 0.0000758

89 0.78

114.10

1.032

0.0000720 0.0000744

90 0.78

115.38

1.032

0.0000707 0.0000729

91 0.78

116.67

1.032

0.0000694 0.0000716

92 0.78

117.95

1.032

0.0000681 0.0000702

93 0.78

119.23

1.032

0.0000668 0.0000690

94 0.78

120.51

1.032

0.0000656 0.0000677

95 0.78

121.79

1.032

0.0000644 0.0000665

96 0.78

123.08

1.032

0.0000633 0.0000653

97 0.78

124.36

1.032

0.0000622 0.0000642

98 0.78

125.64

1.032

0.0000611 0.0000630

99 0.78

126.92

1.032

0.0000600 0.0000619

100 0.78

128.21

1.032

0.0000590 0.0000609

Sumber:Hasil Perhitungan

Setelah mengetahui nilai Ux dengan jarak-jarak yang telah

ditentukan pada Tabel 4.15 maka akan dihitung nilai Z yang dibatasi dari

yb hingga yo yang akan ditampilkan dalam Tabel 4.16. Nilai Z dipengaruhi

oleh parameter �̅, h, dan Ux yang merupakan fungsi dari y (jarak dari garis

pantai). Parameter �̅diselesaikan dengan Persamaan 2.22. nilai h

ditentukan dengan Persamaan Bruun (1954)

h = A * yn (4.4)

(47)
(48)
(49)
(50)

81 0.559 3.22 0.000087 0.000158

Sumber : Hasil Perhitungan

Untuk mempermudah perhitungan nilai Z yang dibatasi oleh yb

hingga yo akan disajikan dalam bentuk grafik, seperti yang ditampilkan

(51)
(52)

Dengan menggunakan grafik tersebut untuk mengetahui nilai Z yang

dibatasi oleh nilai yb hingga yo adalah sama dengan luasan yang berada di bawah

kurva fungsi Z. Maka untuk mengetahui luasan di bawah kurva tersebut

digunakan Persamaan 4.5, yang menganggap luasan tiap 1 m dari nilai yb hingga

yo adalah berbentuk trapezium.

Ltotal = t/2 [( Z1 + 2(Z2+Z3+Z4+…Zn-1 ) + Zn )] (4.5)

Dimana t adalah jarak yang digunakan untuk batasan nilai pada setiap

titiknya, t diambil tiap 1 m, n adalah titik yang ditinjau luasnya.

Sehingga,

Ltotal = ½ [(0.022929+ 2(0.081451) + 0.000123)]

= 0,093 kg/dtk

Jadi:

Qo = �∫ �̅��

� ℎ dy

= �∫ ��

� dy

= 1*0,093

= 0,093 kg/dtk

Maka nilai angkutan sedimen yang didapat dengan menggunakan metode

integral adalah 0,093 kg/dtk.

Jadi, nilai angkutan sedimen sejajar pantai di Pantai Pondok Permai adalah

0,043 + 0,093 = 0,136 kg/dtk. Nilai jumlah angkutan sedimen di kawasan Pantai

(53)

angkutan sedimen di Pantai Punggur Malaysia yang hanya 1/1000 dari jumlah

angkutan sedimen di Pantai Pondok Permai. Padahal kedua pantai tersebut

mempunyai karakteristik yang hampir sama yaitu dari segi jenis sedimen

pantainya yang berlumpur, kemiringan dasar pantai yang sama, dan juga sudut

datang gelombang yang sama (Tarigan, 2002).

Namun, walaupun demikian terdapat juga perbedaan yang dapat dijadikan

alasan yang menyebabkan jumlah sedimen pada kedua pantai tersebut berbeda,

yaitu nilai tinggi gelombang pecah (Hb). Dimana tinggi gelombang pecah Pantai

Pondok Permai mencapai 0,85 m sedangkan di Pantai Punggur hanya mencapai

0,04 m pada jarak terjadinya gelombang pecah adalah sama pada kedua pantai

yaitu yb = 0,78 m dari garis pantai. Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor

misalnya karena perbedaan panjang fetch yang disebabkan oleh kecepatan angin

di sekitar pantai.

Maka untuk mengurangi jumlah angkutan sedimen sepanjang garis pantai

tersebut perlu dilakukan penanggulangan dengan membangun struktur pelindung

pantai di seluruh bagian garis pantai yang ada. Struktur pelindung pantai yang

efektif dalam menanggulangi masalah longshore sediment transport adalah sistem

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang bisa diperoleh dari hasil tugas akhir ini adalah:

1. Dari data angin rata-rata bulanan tahun 2014 dengan daerah pengamatan Bandara Internasional Kuala Namu maka diketahui arah angin lebih dominan ke arah Timur Laut.

2. Berdasarkan arah angin dominan maka panjang fetch efektif di pantai pondok permai adalah 364,65 km panjang fetch efektif untuk arah Utara, 250,26 km panjang fetch efektif untuk arah Timur Laut, dan 212,72 km panjang fetch efektif untuk arah Timur.

3. Dengan kecepatan angin di laut (Uw) sebesar 5,12 m/dtk mampu membangkitkan gelombang dengan ketinggian (H) = 0,8 m, periode gelombang (T) = 4,7 detik, dan gelombang pecah (γb) terjadi pada jarak 0,78

m dari garis pantai dengan kedalaman (hb) = 1,089 m diperoleh dari Gambar

4.7 Grafik Peramalan Gelombang(Triadmodjo, 1996). 4. Dari analisa sedimen yang dilakukan maka:

(55)

b. Sampel 2 (di belakang alat) di dominasi oleh medium sand (44,88%) dan coarse sand (34,12%)..

c. Sampel 3 di dominasi oleh medium sand (47,21%) dan coarse sand (36,18%).

d. Sampel 4 di dominasi oleh medium sand (46,33%) dan coarse sand (35,87%).

e. Sampel 5 di dominasi oleh medium sand (49,74%) dan coarse sand (28,16%).

f. Sampel 6 (100 m dari depan alat) di dominasi oleh fine sand (42,96%) serta terdapat clay and silt (35,2%).

5. Rata-rata konsentrasi sedimen yang tersuspensi pada daerah surfzone 0,63 kg/m3. Sedangkan di daerah offshore bervariasi karena mempunyai hubungan terhadap fungsi y (jarak dari garis pantai).

6. Angkutan sedimen sejajar pantai yang terjadi di Pantai Pondok Permai dengan menggunakan Metode Energi Fluks adalah :

a. Metode Energi Fluks untuk pantai berlumpur (dalam Tarigan, 2002) sebesar (Qm) = 0,043 kg/dtk.

b. Metode Energi Fluks untuk pantai berpasir (Dean dan Dalrymple,1995) sebesar (Qs) = 0,024 kg/dtk.

7. Angkutan sedimen sepanjang pantai yang terjadi di Pantai Pondok Permai dengan menggunakan metode Integral sebesar (Qo) = 0,093 kg/dtk. Maka

(56)

8. Apabila sudut datang gelombang semakin besar terhadap garis pantai normal, maka jumlah angkutan sedimen yang terjadi pada lokasi tersebut akan semakin besar terhadap waktunya.

9. Perubahan garis pantai dapat terjadi karena disebabkan oleh angkutan sedimen yang terbawa oleh gelombang dan arus menuju atau meninggalkan garis pantai.

5.2 Saran

1. Untuk menganalisa gelombang yang dibangkitkan oleh angin sebaiknya menggunakan data angin minimal 5 tahun agar di dapatkan hasil peramalan gelombang yang lebih signifikan.

2. Struktur bangunan pelindung pantai dengan sistem groin dan seawall seperti yang ada di Pantai Pondok Permai tersebut sudah sangat membantu dalam menjaga perubahan garis pantai, namun sebaiknya dilakukan perbaikan pada bagian yang telah rusak .

3. Kepada pemerintah dan masyarakat di kawasan Pantai Pondok Permai agar lebih mengembangkan lagi potensi kawasan wisata yang telah ada serta mengutamakan kebersihan dan menjaga bangunan yang ada terutama struktur bangunan pelindung pantai.

Gambar

Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Alat Depth integral Sediment Sampler Tipe DH-48
Gambar 3.5  Diagram Alir Metodologi Penelitian
Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Wind Rose Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun sekarang sudah ada fenomena pernikahan sejenis, yang dilegalkan di beberapa negara, dan konon juga pernah terjadi di Indonesia, namun dalam hukum yang berlaku di

Dengan metode pembelajaran Mind Map yang dapat memaksimalkan fungsi kerja kedua otak secara seimbang dalam pembelajaran IPS, maka dapat meningkatkan hasil belajar

Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang

SHORT COURSE DOSEN PTAI KE LUAR NEGERI TAHUN 2010 DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DITJEN PENDIDIKAN ISLAM. KEMENTERIAN

Observasi yang dilakukan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sudah sesuai atau belum dengan RPP dan bagaimana guru menggunakan metode Mind Map

Demikianlah surat undangan ini kami buat, besar harapan kami agar Bapak / Ibu dapat menghadiri acara tersebut di atas pada tepat waktu agar acara tersebut di atas dapat berjalan

Dalam hal badan hukum, harus disebutkan nama badan hukumnya, dan nama orang yang berwenang mewakili badan hukum tersebut menurut anggaran dasar atau peraturan yang berlaku..

Aliran pemikiran ini dipelopori oleh Bapak Filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Dia berpendapat bahwa sumber asal adalah air karena pentingnya bagi kehidupan. Aliran ini sering