• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan ( PSP-3) Terhadap Pemberdayaan Kewirausahaan di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan ( PSP-3) Terhadap Pemberdayaan Kewirausahaan di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara Chapter III V"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukandiKabupaten Sergang Berdagai. Provinsi Sumatera Utara.

3.1.2.. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2015

3.2. Jenis Penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain eksplanatoris yaitu Survey Research dan Causal Research, menjelaskan tentang fenomena-fenomena pada objek penelitian. 1. Survey Research

Penelelitian survei termasuk kedalam penelitian yang bersifat kuantitatif untuk penelitian prilaku suatu individu atau kelompok. Pada umunnya penelitian survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data.

(2)

2. Causal Research

Hubungan antara dua variabel yang saling mempengaruhi atau memperkuat satu sama lain. Pada suatu ketika variabel Adapat mempengaruhi B, tetapi pada saat yang lainB dapat mempengaruhi Y. (Erlina, 2011)

Dalam hal ini variabel yang diteliti yaitu variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak Permbangunan di Perdesaan (PSP3) terhadap pemberdayaan kewirausahaan.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi yang diteliti dalam penelitan iniadalahkelompok masyarakat yangmenjalankan usaha pada penempatan tugas kerja para peserta Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan ( PSP-3 ) di dua kecamatan yakni di Kecamatan Teluk Mengkudu dan Kecamatan Tanjung BeringinKabupaten Serdang Berdagai. Sampel yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan metode probability sampling, yaitu metode pengambilan sampel dimana setiap elemen populasi mempunyai peluang atau kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Banyaknya jumlah penduduk di Kecamatan Teluk Mengkudu dan Kecamatan Tanjung Beringin dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Banyaknya penduduk menurut jenis kelamin di dua kecamatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2014

No Nama Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 T. Mengkudu 21.035 20.750 41.785

2 Tj. Beringin 19. 117 18. 270 37. 273

Total 40. 152 39. 020 79 .058

Sumber: Di olah dari BPS Kabupaten Serdang Bedagai dalam Angka 2014

(3)

15-34 tahun. Sampel yang diambil dengan rancangan sampel probability sampling dengan teknik pengambilan simple random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono. 2012). Banyak nya penduduk yang masuk kategori pemuda berdasarkan usia, terlihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Banyaknya penduduk menurut umur di dua kecamatan Kabupaten Serdang Bedagai dalam angka 2014

No Nama

Sumber: Diolah dari BPS Kabupaten Serdang Bedagai dalam Angka 2014

Banyaknya penduduk yang menjalankan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di dua kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Mengkudu dan Tanjung Beringin pada Tahun 2014, terlihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Banyaknya penduduk yang menjalankan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di dua kecamatan Kabupaten Serdang Bedagai pada keadaan tahun 2014

No Nama Kecamatan Jenis Usaha Jumlah

1 T. Mengkudu Perdagangan 482

(4)

Data yang akan dipakai dalam penelitian ini belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi. Hal ini mengingat adanya beberapa kendala seperti populasi yang tak terdefinisikan, waktu, tenaga, serta masalah heterogenitas atau homogenitas elemen populasi tersebut. Pada penelitian ini perhitungan sampel akan mengunakan rumus perhitungan Frank Lynch (Sugiarto, 2001:60):

Z = Nilai normal dari variabel (1,96) tingkat kepercayaan 95% P = Harga patokan tertinggi (0,50)

d = Sampling eror (0,10)

(5)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, yaitu:

a. Data primer

1. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya.( Sugiyono, 2009)

2. Survei, yaitu peneliti mengajukan pertanyaan kepada subyek dan mengumpulkan jawabanya melalui cara personal atau nonpersonal, survei hampir sama dengan kegiatan pengamatan, tetapi diikuti dengan pengajuan pertanyaan dari peneliti kepada subyek penelitian hal ini dapat dilakukam melalui daftar pertanyaan yang harus diisi oleh subyek penelitian dan dikirim kembali ke peneliti. ( Erlina, 2011 )

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu, datayang telah dikumpulakan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.( Erlina, 2011 ).

Data yang akan digunakan dari lembaga yang terkait seperti Dinas Pemuda Olahraga Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Koperasi Kabupaten Serdang Bedagai.

3.5. Identifikasi dan Definisi Oprasional Variabel Penelitian

(6)

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut Nazir, dalam Wahyu (2011). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah pada Tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4. Defenisi oprasional variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

1 2 3 4 5 pendidiakn S1 yang

1. Penggerak • Merencanakan

usaha yang

2. Pendampingan • Melakukan penataan

• Mendorong dan membina

pemupukan

modal swadaya masyarakat

• Melakukan

fasilitasi dan mediasi

masyarakat

dengan pihak pengembangan

usaha

(7)

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala Y Pemberdayaan

Kewirausahaan

(8)

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala akses ke sarana dan prasarana

Sumber: Diolah dari Pedoman Umum PSP3 dan Kewirausahan

3.6. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.6.1.Uji Validitas

Validitas sebuah alat ukur ditujukan dari kemampuannya mengukur apa yang harus diukur. Kuesioner riset dikatakan valid apabila instrumen tersebut benar-benar mampu mengkur besarnya nilai variabel yang diteliti. Validitas instrumen harus mengandung dua hal, faktor ketepatan dan faktor kecermatan (Suliyanto, 2006 )

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Pengujiannya dilakukan secara statistik, yang dapat dilakukan secara manual atau dukungan komputer misalnya melalu paket komputer SPPS ( Umar dalam Hilmidawati, 2010 )

(9)

mansing-mansing item ( pertanyaan ) dengan skor totalnya. Bila sekiranya skor semua pertanyaan yang disusun berkorelasi positif dengan skor total, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur mempunyai validitas.Uji validitas dilakukan dengan tujuan mengetahui ketepatan kuesioner. Kehandalan kuesioner mempunyai arti bahwa kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. 3.6.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas padadasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang relatif sama maka pengukuran tersebut dianggap memiliki reliabilitas yang baik ( Suliyanto, 2006 )

Uji reliabilitas dipergunakan untuk menguji konsisten jawaban responden. Cara untuk mengukur konsisten ( reliabilitas ) adalah dengan mengulang pertanyaan yang mirip pada urutan pertanyaan berikutnya, kemudian dilihat apakah responden konsisten atau tidak. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent dan gabungan keduanya

( Sugiyono dalam Helmidawati, 2008 )

3.7. Analisis Data

(10)

Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara adalah positif. (2) untuk menjawabrumusan masalah yang kedua digunakan metode analisa hipotesa, yakni dengan menggunakan analisa korelasi linear berganda. Tujuan analisa ini adalah untukmenguji pengaruh antara variabel-variabel dalam peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3), yaitu: penggerak, pendampingan dan kemandirian terhadapvariabel pemberdayaan kewirausahaan dengan menggunakan hipotesis yang telah dirumuskan.

Y = a + b X1 + b X2+ b X3 + e

Keterangan:

Y = Pemberdayaan Kewirausahaan a = Konstanta

b…b = Koefisien regresi X1 = Penggerak X2 =Pendampingan X3 = Kemandirian e = Error (kesalahan)

(11)

3.7.1. Uji Regresi Simultan/ Serentak (Uji F)

Membandingkan F hitung dengan F tabel, yaitu apabila F hitung lebihbesar dari pada F tabel (F hitung > F tabel) berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, tetapiapabila F hitung lebih kecil dari pada F tabel (F hitung < F tabel) berarti variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

3.7.2. Uji Regresi Parsial/ Individu (Uji T)

Untuk pengujian yang kedua adalah guna membuktikan kebenaran darihipotesis tersebut digunakan pengujian regresi secara parsial untuk mengetahuiapakah secara individu, variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidaknyata terhadap variabel terikat.

(12)

3.7.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Ghozali (2005) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati angka 1 berarti variabel inependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Satu hal yang perlu dicatat adalah masalah regresi lancung (spurious regression).

3.8. Pengujian Asumsi Klasik

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasiyang berdistribusi normal. Normalitas dalam statistik parametric seperti regresi dan anova merupakan syarat pertama. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid atau biasa terutama untuk sampel kecil. Uji normalitas dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan grafik (histogram dan P-P Plot) atau uji kolmogorov-smirnov, chi-square, liliefors maupun shapiro-wilk 3.8.2. Uji Multikolinieritas

(13)

sama dengan nol. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabelindependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Uji multikolonieritas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan patokan nilai VIF (variance inflation factor) dan koefisien korelasi antar variabel bebas. Kriteria yang digunakan adalah: 1) jika nila VIF di sekitar angka 1 atau memiliki toerance mendekati 1, maka dikatakan tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam model regresi; 2) jika koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,5, maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. 3.8.3. Uji Heterokedasitas

(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Sejarah dan Gambaran Umum Program Pemuda Sarjana Penggerak

Pembangunan di Perdesaan(PSP3)

(15)

Program SP3 ini dikembangkan dengan tujuan untuk mengakselarasikan pembangunan melalui peran kepeloporan pemuda dalam berbagai aktivitas kepemudaan yang secara langsung berpengaruh terhadap dinamisasi kehidupan pemuda desa, mengembangkan potensi sumber daya kepemudaan sekaligus meningkatkan kesejahtraan pemuda dan masyarakat desa. Disamping sebagai upaya menumbuh kembangkan kepeloporan dan kemandirian para perserta program. Melalui program SP3 ini, diharapkan akan dapat memperteguh komitmen para pemuda sarjana untuk membangun kepemudaan desa dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan yang dapat memperbaiki taraf kehidupan masyarakat yang lebih baik di masa depan.

4.1.2. Visi dan Misi Program Pemuda Sarjana Pengerak Pembangunan di

Perdesaan (PSP3)

4.1.2.1. Visi

Menjadi program unggulan dalam mengembangkan pemuda Indonesia yang mandiri, produktif dan inovatif .

4.1.3.2.Misi

a. Mengembangkan potensi dan sikap, serta perilaku pemuda untuk membangun perdesaan.

(16)

c. Meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya kaum pemuda bidang layanan sosial, ekonomi dan informasi melalui peran inisiasi, fasilitasi, dan pendampingan program-program pembangunan di perdesaan

d. Mengembangkan kemandirian pemuda melalui rintisan lembaga sosial dan ekonomi pemuda dalam merespon tantangan pembangunan di perdesaan,

e. Mengenalkan dan mengembangkan masyarakat dan pemuda dalam pemanfaatan dan pengelolaan teknologi informasi

4.1.3. Kondisi Geogerafis Kabupaten Serdang Bedagai

Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57” Lintang Utara, 30 16” Lintang Selatan, 980 33” Bujur Timur, 990 27” Bujur Barat dengan luas wilayah 1.900,22 km2 dengan batas wilayah sebagai berikut sebelah utara dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah timur dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun, serta sebelah barat dengan Kabupaten Deli Serdang. Dengan ketinggian wilayah 0-500 meter dari permukaan laut.

(17)

Tabel 4.1. Luas wilayah dan rasio terhadap luas wilayah kabupaten secara keseluruhan

No Nama Kecamatan Luas/ Area (Km2) Rasio terhadap Luas Total

(%)

1 2 3 4

1 Kotarih 78,024 4,11

2 Silinda 56,740 2,99

3 Bintang Bayu 95,586 5,03

4 Dolok Masihul 237,427 12,49

5 Bintang Jadi 50,690 2,67

6 Sipispis 145,259 6,35

7 Dolok Marawan 120,600 9,59

8 Tebing Tinggi 182,291 6,33

9 Tebing Syahbandar 120,297 6,10

10 Bandar Khalipah 116,000 3,90

11 Tanjung Beringin 74,170 10,47

12 Sei Rampah 198,900 10,47

13 Sei Bamban 72,260 3,80

14 Teluk Mengkudu 66,950 3,52

15 Perbaungan 111,620 5,87

16 Pengajahan 93,120 4,90

17 Pantai Cermin 80,296 4,23

Jumlah 1,900,220 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Serdang Bedagai. 2014

(18)

4.1.4. Wilayah Administrasi Kabupeten Serdang Bedagai

Kabupaten Serdang Bedagai secara administrasi terdiri dari 17 kecamatan, 237 desa, 6 kelurahan, 37 lingkungan dan 3.231 dusun. Untuk mengetahui banyaknya kecamatan, desa, kelurahan, lingkungan dan dusun di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel4.2. Banyaknya desa/ kelurahan, dusun dan lingkungan menurut kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai

Kecamatan Desa/ Kelurahan Jumlah Dusun Lingkungan Desa Kelurahan

1. 3 4 5 6

Sumber: BPS Kabupaten Serdang Bedagai, 2014

4.1.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

4.1.5.1. Uji validitas

(19)

erroryang ditimbulkan. Indikator yang belum ataupun tidak valid tidak di tolak, tetapi dilakukan perbaikan seperlunya. Pretest menggunakan 30 sampel masyarakat yang menjalankan usaha pada penempatan tugas pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) di Kabupaten Serdang Bedagai dengan taraf signifikan 5 %, maka r hitung harus lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 0,361 ( r-hitung > r tabel ).

4.1.5.2. Uji Validitas variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)

Adapun rangkuman hasil pengujian alat kuisioner variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) yaitu: penggerak, pendamping dan kemandirian dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3. Hasiluji validitas variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)

Variabel Butir Pertanyaan

r – hitung r – tabel Keterangan

Pengerak 1 0,409 0,361 Valid

2 0,529 0,361 Valid

3 0,474 0,361 Valid

Pendampingan 4 0,400 0,361 Valid

5 0,378 0,361 Valid

6 0,391 0,361 Valid

7 0,655 0,361 Valid

8 0,559 0,361 Valid

Kemandirian 9 0,508 0,361 Valid

10 0,423 0,361 Valid

Sumber: Data penelitian primer yang diolah dengan excel

(20)

indikator dinyatakan valid, sehingga pernyataan pada kuisioner tidak dilakukan perbaikan.

4.1.5.3.Uji validitas variabel pemberdayaan kewirausahaan

Rangkuman hasil pengujian alat kusioner variabel pemberdayaan kewirausahan yaitu: membangun daya masyarakat dan mengambangkan potensi terlihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4. Hasil uji validitas variabel pemberdayaan kewirausahaan Variabel Butir

Pertanyaan

r – hitung r – tabel Keterangan Membangun daya

masyarakat

11 0,594 0,361 Valid

12 0,480 0,361 Valid

13 0,462 0,361 Valid

Mengembangkan potensi

14 0,403 0,361 Valid

15 0,443 0,361 Valid

16 0,453 0,361 Valid

Sumber: Data penelitian primer yang diolah dengan excel

Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.4dapat disimpulkan bahwa seluruh ítem pernyataan variabel pemberdayaan kewirausahaan, yaitu membangun daya masyarakat dan mengembangkan potensi dinyatakan valid, hal ini dapat dilihat bahwa r-hitung lebih besar dari r-tabel, sehingga tidak perlu dirubah

4.1.5.4. Uji Reliabilitas

(21)

Bentuk uraian dengan rumusnya adalah :

�1=�

� −1� �1− Σσ�2

σ�2�

Keterangan :

ri =Reliabilitas instrumen k = Banyak butir soal Σσb2= Jumlah varian butir σt = Varian total

Untuk mencari varian butir digunakan rumus:

σ2=�(�)

2�(�)2 �

� Keterangan:

σ2 = Varian setiap butir

X = Jumlah skor butir N = Responden

Hasil uji reliabilitas instrumen adalah sebagi berikut:

Tabel 4.5. Hasil uji reliabilitas instrumen variabel reliability statistics

Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS

Hasil output diatas didapat nilai alpha sebesar 0,757 yang akan dibandingkan dengan nilai r tabel. R tabel dengan jumlah sampel 95 (df didapat

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

(22)

95-2 =93) dan alpha 5% adalah 0, 202. R Hitung (0, 757) > R Tabel (0,202) maka dapat disimpulkan item-item tersebut reliable.

4.1.6. Karaktristik Responden

4.1.6.1 Karaktristik responden berdasarkan usia

Data responden yang menjalankan usaha berdasarkan usia dapat dlihat pada Tabel 4.6

Tabel. 4.6. Karakteristik responden berdasarkan usia

No Usia Frekwensi Persentase

1 < 20 Tahun 20 21 %

2 21-30 Tahun 50 53 %

3 > 40 Tahun 25 26 %

Total 95 100 %

Sumber : Data penelitian, 2015

Usia responden yang menjalankan berdasarkan usia pada umumnya terjadi pada usia dari usia 21-30 tahun sebesar 50 orang (53%) responden, sedangkan selebihnya yang berusia lebih kecil dari 20 tahun berjumlah 20 orang (21%) responden dan yang berusia lebih dari 40 tahun sebesar 25 orang (26%) responden. Dengan demikian banyaknya yang menjalankan usaha dilihat dari usia, maka yang menjalankan usaha adalah pada usia produktif.

4.1.6.2. Karaktristik responden berdasarkan jenis kelamin

(23)

Tabel. 4.7. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis kelamin Frekwensi Persentase

1 Laki - laki 47 orang 49 %

2 Perempuan 48 orang 51 %

Total 95 100 %

Sumber : Data penelitian, 2015

Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukan bahwa karaktristik responden berdasarkan jenis kelamim hampir seimbang hanya selisih 2% antara jumlah responden laki-laki dan responden perempuan, dengan jumlah responden laki-laki sebesar 47 orang (49%) dan responden perempuan 51 orang (51%). Dilihat dari selisih tersebut, pada umumnya di masyarakat pada penempatan PSP3 perempuan yang lebih banyak menjalankan jenis usaha.

4.1.6.3. Karaktristik responden berdasarkan pendidikan

Data responden yang menjalankan usaha berdasarkan pendidikan dapat dlihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8. Karaktristik responden berdasarkan jenis pendidikan

No Pendidikan Frekwensi Persentase

1 SD 24 25 %

2 SLTP 44 46 %

3 SLTA 27 28%

Total 95 100 %

Sumber: Data Penelitian, 2015

(24)

pada umumnya di desa banyak yang putus sekolah yang hanya sekolah pada tingkat SLTP.

4.1.7. Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian

4.1.7.1.Penjelasan responden atasvariabel penggerak pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)

Variabel penggerak pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) terdiri dari ( 3 ) tiga pertanyaan. Jawaban responden terhadap variabel penggerak pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) bisa dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9. Penjelasan responden atas variabel penggerak pada PSP3

Kunci

Sumber : Data olahan penelitian 2015

(25)

jawaban yang lain yaitu sebanyak 61 orang dengan persentase 64,21 %.Dan tidak adanya responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju, namun masih ada responden menjawab ragu-ragu atas pertanyaan kedua dan ketiga sebesar 6,32 %. Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat lebih dominan memilih setuju dibandingkan dengan yang lain, artinya responden masih menilai bahwa variabel penggerak pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) adalah baik. PSP3 sebagai pemuda yang bisa mengajak dan memotivasi masyarakat agar mau melakukan wirausaha dan melakukan pembinaan usaha yang sudah ada.

4.1.7.2. Penjelasan responden atas variabel pendampingan pada Pemuda Sarjana

Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)

(26)

Tabel 4.10.Penjelasan responden atas variabel pendampingan pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)

Kunci Pertanyaan

Alternatif Jawaban Total

Jawaban

Sumber : Data olahan penelitian 2015

(27)

menjawab setuju. Artinya masyarakat menilai memang seharusnya peserta Pemuda Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3) dituntut harus mampu mendampingi masyarakat baik dari pembentukan usaha, sedang manjalankan usaha hingga terbentuknya usaha mandiri yang berkelanjutan.

4.1.7.3. Penjelasan responden atas variabel kemandirian pada Pemuda Sarjana

PenggerakPembagunan di Perdesaan (PSP3)

Variabel kemandirian pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) terdiri dari ( 2 ) dua pertanyaan. Jawaban responden terhadap variabel kemandirian pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) terlihat pada Tabel 4.11

Tabel 4.11. Penjelasan responden atas variabel kemandirian pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)

Kunci Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Total

Sumber : Data olahan penelitian 2015

(28)

sebesar 72,63 %, begitu juga pertanyaan kedua sebesar 80 %. Jawaban sangat setuju yang dominan ada pada pertanyaan pertama, yang menjawab ragu-ragu dominan ada pada pertanyaan pertama. Variabel kemandirian pada PSP3 menunjukan responden lebih menjawab setuju jika dibandingkan dengan yang lain. Maka dapat diartikan dari jawaban yang adabahwa Peserta Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Pembangunan di Perdesaan (PSP3) juga seharusnya mampu melakukan pembentukan masyarakat yang mandiri, terutama dalam bidang usaha.

4.1.7.4. Penjelasan responden atas variabel pemberdayaan kewirausahaan

(29)

Tabel 4.12.Penjelasan responden atas variabel pemberdayaan kewirausahaan

Kunci pertanyaan

Alternatif jawaban Total

Jawaban

Sumber : Data olahan penelitian 2015

(30)

menanggapi variabel pemberdayaan masyarakat masih baik dan perlu dilakukan peningkatatan.

4.1.8. Peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)

terhadap Pemberdayaan Kewirausahaan

Peran Pemuda Sarana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) terhadap pemberdayaan kewirausahaan di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dapat di lihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13. Rata - rata peran PSP3 terhadap pemberdayaan kewirausahaan

No. Peran PSP3 Rata – rata

1 Penggerak 3,0

2 Pendampingan 5,0

3 Kemandirian 3,0

Rata - rata 3,70

Sumber : Diolah dari data primer, 2015

Penilaian masyarakat terhadap adanya Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) menunjukan bahwa adanya peran PSP3 terhadap pemberdayaan kewirausahaan. Berdasarkan pada Tabel 4.13 peran PSP3 nilai rata-rata sebesar 3,70, artinya menunjukan nilai tersebut adalah positif

(31)

Tabel 4.14. Dasar interpretasi skor item kuesioner variabel PSP3 pada pemberdayaan kewirausahaan

No. Nilai Skor Interpretasi

1 0<NS≤1 Berada pada daerah sangat negatif 2 1<NS≤2 Berada pada daerah negatif 3 2<NS≤3 Berada pada daerah tengah - tengah 4 3<NS≤4 Berada pada daerah positif 5 4<NS≤5 Berada pada daerah sangat positif Sumber: Arikunto, 2006

Skor rata-rata nilai peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) adalah berada di daerah positif. Berarti variabel penggerak, pendampingan dan kemandirian menunjukan pengaruh positif terhadap pemberdayaan kewirausahaan.

4.1.9. Pengujian Asumsi Klasik

4.1.9.1 Uji Normalitas

(32)

Gambar 4.2. Histogram regression standartdized residul

l

Gambar 4.3. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

(33)

4.1.9.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolonieritas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan patokan nilai VIF (variance inflation factor) dan koefisien korelasi antar variabel bebas. Kriteria yang digunakan adalah: 1) jika nila VIF di sekitar angka 1 atau memiliki toerance mendekati 1, maka dikatakan tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam model regresi; 2) jika koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,5, maka tidak terdapat masalah multikolinieritas.

Tabel 4.15. Hasil pengujian multikolinieritas

Sumber: Diolah dari data primer, 2015

Hasil pengujian multikolinieritas pada Tabel 4.15, ternyata nilai VIF disekitar angka 1 untuk semua variabel bebas, nilai tolerance mendekati 1 untuk semua variabel bebas dan koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,5, maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. Jadi dapat disimpulkan

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 13,931 2,615 5,328 ,000

Pendamping ,175 ,105 ,177 1,666 ,099 ,797 1,255

Kemandirian ,438 ,208 ,207 2,102 ,038 ,929 1,077

Penggerak ,348 ,165 ,218 2,110 ,038 ,840 1,190

(34)

bahwa dalam regresi antara variabel bebas penggerak (X1), pendamping (X2), kemandirian (X3) tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas.

4.1.9.3. Uji Heterokedasitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplots.

Gambar 4.4. Grafik scatterplotvariabel dependen

(35)

4.1.10. Uji Regresi Linier Berganda

UJi Regresi Berganda dilakukan untuk memprediksi apakah variabel X berpengaruh terhadap variabel Y dan seberapa besar pengaruhnya kedua variabel bebas terhadap variabel terikat Y. Hasilnya adalah pada Tabel 4.16

Tabel 4.16. Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 13,931 2,615 5,328 ,000

Penggerak ,348 ,165 ,218 2,110 ,038

Pendamping ,175 ,105 ,177 1,666 ,099

Kemandirian ,438 ,208 ,207 2,102 ,038

a. Dependent Variable: Pemberdayaan Kewirausahaan

Sumber: Data olahanmenggunakan SPSS

Secara matematis hasil dari analisis regresi berganda tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

Y = 13,931 + 0,348X1 + 0.175X2+ 0,438 X3 +e

Persamaan diatas menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen (X1, X2, dan X3) terhadap variabel dependen (Y). Hasil uji regresi linear berganda menunjukan bahwa :

1. Koefisien constanta adalah sebesar 13,931, artinya jikavariabel penggerak, pendampingan dan kemandirian nilaiya 0,maka pemberdayaan kewirausahaan nilainya sebesar 13,931.

(36)

sebesar 1 %, maka pemberdayaan kewirausahaan meningkat sebesar 0,348.

3. Koofisien b2 sebesar 0,175, artinya jika nilai variabel penggerak, kemandirian tetap dan nilai variabel pendampingan ditingkatkan sebesar 1 %, maka pemberdayaan kewirausahaan meningkat sebesar 0,175

4. Koofisien b3sebesar 0,438, artinya jika nilai variabel penggerak, pendampingan tetap dan nilai variabel kemandirian ditingkatkan sebesar 1 %, maka pemberdayaan kewirausahaan meningkat sebesar 0,438

4.1.11.Uji Secara Serempak/ Simultan (Uji F)

Pengujian secara serentak bertujuan membandingkan F hitung dengan F tabel, yaitu apabila F hitung lebih besar daripada F tabel (F hitung > F tabel) berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat, tetapi apabila F hitung lebih kecil dari pada F tabel ( F hitung < F tabel) berarti variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4.17. Hasil uji serempak/ simultan (Uji F)

Sumber: Hasil olahan data primer, 2015

Hasil pengolahan statistik uji F pada Tabel 4.17terlihat bahwa F tabel sebesar 6,837. Rumus derajat F tabel diperoleh dari df1 = k-n, df2 = n-k, dengan hasil yang diperoleh df1= 4, df2= 90 untuk α = 0,05 sebesar 2,47. Dapat

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 43,027 3 14,342 6,837 ,000b

Residual 190,910 91 2,098

Total 233,937 94

a. Dependent Variable: Pemberdayaan Kewirausahaan

(37)

disimpulakan bahwa F hitung > F tabel ( 6,837 > 2,47 ), sehigga variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat

4.1.12.Uji Secara Parsial/ Individu (Uji T)

Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak nyata terhadap variabel terikat. Hasil pengujian secara parsial (uji t) dapat dilihat pada Tabel 4.7 dengan tingkat koefisien 5 %.

Tabel4.16. Hasil pengujian secara parsial (uji T)

Sumber: Diolah dari data primer, 2015

Pada Tabel 4.16 hasil uji statistik t diperoleh, sebagai berikut :

1. Variabel pendampingan menunjukan t-hitung = 1,666 dan t-tabel 1,661 dengan tingkat probabilitas 0,099. Dengan demikian dapat disimpulkan P = 0,099 > α = 0,05 maka dapat dikatakan variabel pendampingan tidak

.berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pemberdayaan kewirausahaan

2. Variabel kemandirian menunjukan t-hitung = 2,102 dan t-tabel 1,661 dengan tingkat probabilitas 0,038. Dengan demikian dapat disimpulkan P

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 13,931 2,615 5,328 ,000

Pendamping ,175 ,105 ,177 1,666 ,099 ,797 1,255

Kemandirian ,438 ,208 ,207 2,102 ,038 ,929 1,077

Penggerak ,348 ,165 ,218 2,110 ,038 ,840 1,190

(38)

= 0,038< α = 0,05 maka dapat dikatakan variabel kemandirian berpengaruh secara signifikan terhadap pemberdayaan kewirausahaan. 3. Variabel penggerak menunjukan t-hitung = 2,110 dan t-tabel 1,661 dengan

tingkat probabilitas 0,038. Dengan demikian dapat disimpulkan P = 0,038<α = 0,05 maka dinyatakan variabel penggerak berpengaruh secara signifikanterhadap variabel pemberdayaan kewirausahaan

4.1.13.Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang dapat lihat dari nilai R Square. Untuk mengetahui hubungan peran PSP3 sebagai penggerak, pendampingan dan kemandirian dengan pemberdayaan kewirausahaan dapat dilihat melalui besarnya koefisien determinasi.

Tabel 4.17. Hasil uji koefisien determinasi (R2)

Sumber : Data olahan, 2015

Hasil perhitungan nilai R Square adalah 0,184, hal ini berarti 18,4 persen pemberdayaan kewirausahaan dalam membangun daya masyarakat dan mengembangkan potensi dapat dijelaskan oleh variabel pada PSP3 ( penggerak, pendampingan dan kemandirian), sedangkan sisanya yaitu 81,6 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,429a ,184 ,157 1,448

a. Predictors: (Constant), Kemandirian , Penggerak , Pendamping

(39)

4.2. Pembahasan

Keberadaan Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) yang dinaungi oleh Kementerian Pemuda dan Olahhraga Republik Indonesia adalah sebagai fasilitasi para pemuda dalammeningkatkan pengetahuan, wawasan, sikap dan keterampilan mereka untuk menggerakan pembangunan trutama dalam menumbuh kembangkan gerakan pembangunan ekonomi di perdesaan, dengan menggerakan roda-roda ekonomi, baik yang telah ada maupun yang baru, dengan memanfaatkan sumber daya alam serta potensi yang bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi, iklim geografis serta kebutuhan masyarakat perdesaan.

Pemuda Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3) harus menjalankan tiga (3) fungsi utama yaitu: penggerak, pendampingan dan kemandirian. Menggerakan masyarakat diperdesaan untuk berpartisipasi guna menjalankan kegiatan produktif, kreatif dan inovatif, terutama dalam pengembangan kewirausahaan. Melakukan pendampingan pada masyarakat atau kelompok usaha agar menjadi usaha yang maju dan mandiri.

(40)

masyarakat desa. Jadi diharapkan dapat memperteguh komitmen para sarjana untuk membangun desa dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan yang dapat memperbaiki taraf kehidupan masyarakat yang lebih baik dimasa depan. Komitmen ini penting sebagai bagian dalam mengurangi penumpukan SDM berpendidikan tinggi diperkotaan. Dan pada giliranya membangkitkan pemuda desa dampingannya melakukan kegiatan inovasi dan produktif sehingga desa menjadi inspirasi pembaharuan dan perubahan secara nasional. Seperti terlihat pada penelitin terdahulu bahwa keberadaan Pemuda Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3) cukup positif, hal ini dapat dilihat dari keoptimisan masyarakat akan keberhasilan dari program ini dan partisipasi masyarakat desa terhadap program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) cukup baik dimana sebagian masyarakat terlibat langsung dalam program yang dibuat oleh pihak dari PSP3.

Hasil penelitian menunjukanadanya Peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)terhadap pemberdayaan kewirausahaan. Hal ini terlihat pada hasilyang dilakukan secara diskriptif dengan rata-rata nilai sebesar 3,70 artinya menunjukan nilai tersebut adalah positif. Dasar interprestasi terhadap skor dari variabel pada PSP3 adalah 3<NS≤4, dengan keberadaannya pada daerah positif.

(41)

837 >2,47 ). Sedangkan pengujian T dikatakan signifikan atau adanya hubungan antara variabel bebas dan terikat secara sendiri-sendiri apabila nilai Probalilitas <α = 0,05. Hasil uji T terlihat nilai probabilitaspada variabel penggerak sebesar 0,038< 0,05, nilai probabilitas pada variabel pendamping sebesar 0,099 >0,05, dan nilai probabilitas kemandirian sebesar 0,38 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel penggerak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pemberdayaan kewirausahaan, variabelpendamping tidak signifikan terhadap variabel pemberdayaan kewirausahaan, dan variabel kemandirian berpengaruh signifikan terhadap variabel pemberdayaan kewirausahaan.

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) terhadap pemberdayaan kewirausahaan di Kabupaten Serdang Bedagai

positif artinya Pemuda Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)berperan pada pemberdayaan kewirausahaan yang ada di

Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.

2. Pengaruh variabel penggerak, pendampingan dan kemandirian pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberdayaan kewirausahaan. Secara parsial variabel penggerak dan kemandirian signifikan terhadap pemberdayaan kewirausahaan. Sedangkan variabel pendampingan berpengaruh tidak signifikan terhadap pemberdayaan kewirausahaan.

5.2. Saran

(43)

1. Peserta Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) dalam menjalankan program hendaknya melakukan fungsi PSP3 secara keseluruhan yaitu, penggerak, pendampingan dan kemandirian agarpengelolaan pemberdayaan kewirausahaan masyarakatberjalan dengan baik dan berkelanjutan.

2. Kepadapelaksana program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) yaitu Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, hendaknya memberikan perhatian khusus pada program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) dengan memfokuskan fungsi pesertaPSP3 dalam memberdayakan kewirausahaan masyarakat. Sehingga peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) terhadap pemberdayaan kewirausahaan di masyarakat bisa di laksanakan secara maksimal.

3. Program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) adalah program yang berkelanjutan, maka penting adanya perhatian dari pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai yang bersifat monitoring dan evaluasi terhadap hasil kelompok usaha yang dibentuk oleh PSP3, agar kelompok usaha masyarakat terus berjalan walaupun masa bakti peserta PSP3 di desa penempatan sudah berakhir.

Gambar

Tabel 3.3. Banyaknya penduduk yang menjalankan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di dua kecamatan Kabupaten Serdang Bedagai pada keadaan tahun 2014
Tabel 3.4. Defenisi oprasional variabel
Tabel 4.1. Luas wilayah dan rasio terhadap luas wilayah kabupaten secara keseluruhan
Tabel 4.3. Hasiluji validitas variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan suhu udara, kelembaban udara,intensitas cahaya matahari antara 10 hari akhir bulan Ramadhan dan 20 hari di awal Ramadhan begitu

konsep 3R yang harus melakukan pemisahan sampah organik dan anorganik dimulai dari pewadahan sampah sampai ke pengangkutan sampah disertai dengan pengolahan sampah

apakah citra Kereta Api Prambanan Ekspres dimata Komunitas Pramekers Joglo sudah sesuai dengan citra yang diharapkan perusahaan mengenai Kereta Api Prambanan Ekspres

 Situasi yang dialami anak saat ini senang memiliki waktu lebih banyak untuk membantu orang tua 60,3%, senang lebih dekat dengan orang tua 59,7%, merasa bosan belajar di rumah

Apabila penyetoran retribusi dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan setoran retribusi harus disetor ke kas Daerah oleh pejabat yang ditunjuk,

Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang di dasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh di katakana stabil.sehubungan dengan ini,maka dengan sendirinya masyarakat merupakan

Kepala sekolah yang professional harus selalu kreatif dan produktif dalam melakukan inovasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas penididikan (Danumihardja, 2001

Proses pemberian insulin secara bertahap tidak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap laju penyerapan glukosa, pada gambar 3 terlihat bahwa konsentrasi glukosa