• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metafora Dalam Syair Perahu Karya Hamzah Fansurikajian Semantik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metafora Dalam Syair Perahu Karya Hamzah Fansurikajian Semantik"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN:

Lampiran 1: Teks Syair Perahu karya Hamzah Fansuri 1) Inilah gerangan suatu madah,

Mengarangkan syair terlalu indah,

Membetuli jalan tempat berpindah,

Disanalah i’tikat1 diperbetuli sudah

2) Wahai muda, kenali dirimu,

Ialah perahu tamsil tubuhmu,

Tiadalah berapa lama hidupmu,

Ke akhirat jua kekal diammu.

3) Hai muda arif-budiman,

Hasilkan kemudi dengan pedoman,

Alat perahumu jua kerjakan,

Itulah jalan membetuli insan.

4) Perteguh jua alat perahumu,

Hasilkan bekal air dan kayu,

Dayung pengayuh taruh disitu,

(2)

5) Sudahlah hasil kayu dan ayar2

Angkatlah pula sauh dan layar,

Pada beras bekal jantanlah taksir,

Niscaya sempurna jalan yang kabir3

6) Perteguh jua alat perahumu,

Muaranya sempit tempatmu lalu,

Banyaklah disana ikan dan hiu,

Menanti perahumu lalu dari situ.

7) Muaranya dalam, ikanpun banyak,

Disanalah perahu karam dan rusak,

Karangnya tajam seperti tombak,

Keatas pasir kamu tersesak.

8) Ketahui olehmu hai anak dagang,

Riaknya rencam4 ombaknya karang,

Ikanpun banyak datang menyarang,

Hendak membawa ketengah sawang.

9) Muaranya itu terlalu sempit,

Dimanakan lalu sampan dan rakit,

Jikalau ada pedoman dikapit,

(3)

10) Baiklah perahu engkau perteguh,

Hasilkan6 pendapat7 dengan tali sauh,

Anginnya keras ombaknya cabuh8,

Pulaunya jauh tempat berlabuh.

11) Lengkapkan pendarat dan tali sauh,

Derasmu banyak bertemu musuh,

Selebu9 rencam10 ombaknya cabuh,

LIIA11 akan tali yang teguh.

12) Barang siapa bergantung disitu,

Teduhlah selebu yang rencam itu,

Pedoman betuli perahumu laju,

Selamat engkau ke pulau itu.

13) LIIA jua yang engkau ikut,

Di laut keras topan dan ribut,

Hiu dan paus dibelakang menurut,

Pertetaplah kemudi jangan terkejut.

14) Laut Silan terlalu dalam,

Disanalah perahu rusak dan karam,

Sungguhpun banyak disana menyelam,

(4)

15) Laut Silan wahid al kahhar13,

Riaknya rencam ombaknya besar,

Anginnya songsongan (mem) belok sengkar14

Perbaik kemudi jangan berkisar.

16) Itulah laut yang maha indah,

Kesanalah kita semuanya berpindah,

Hasilkan bekal kayu dan juadah,

Selamatlah engkau sempurna musyahadah15

17) Silan itu ombaknya kisah16,

Banyaklah akan kesana berpindah,

Topan dan ribut terlalu ‘azamah17,

Perbetuli pedoman jangan berubah.

18) Laut Kulzum terlalu dalam,

Ombaknya muhit18 pada sekalian alam,

Banyaklah disana rusak dan karam,

Perbaiki na’am19, siang dan malam.

19) Ingati sungguh siang dan malam,

Lautnya deras bertambah dalam,

Anginpun keras, ombaknya rencam,

(5)

20) Jikalau engkau ingati sungguh,

Angin yang keras menjadi teduh,

Tambahan selalu tetap yang cabuh,

Selamat engkau ke pulau itu berlabuh.

21) Sampailah ahad dengan masanya,

Datanglah angin dengan paksanya,

Belajar perahu sidang budiman (nya),

Berlayar itu dengan kelengkapannya.

22) Wujud Allah nama perahunya,

Ilmu Allah akan ...20

Iman Allah nama kemudinya,

”yakin akan Allah” nama pawangnya.

23) ”Taharat21 dan istinja22” nama lantainya,

”kufur23 dan masiat24” air ruangnya,

Tawakkul akan Allah jurubatunya,

Tauhid itu akan sauhnya.

24) LIIA akan talinya,

Kamal25 Allah akan tiangnya,

Assalam alaikum akan tali lenggangnya,

(6)

25) Salat akan nabi tali bubutannya,

Istigfar26 Allah akan layarnya,

”Allahu akbar” nama anginnya,

Subhan Allah akan lajunya.

26) ”Wallahu a’alam” nama rantaunya,

”Iradat27 Allah” nama bandarnya,

”Kudrat Allah” nama labuhannya,

”Surga jannat an na’im28 nama negerinya.

27) Karangan ini suatu madah,

Mengarangkan syair tempat berpindah,

Didalam dunia janganlah tam’ah29,

Didalam kubur berkhalwat sudah.

28) Kenal dirimu didalam kubur,

Badan seorang hanya tersungkur,

Dengan siapa lawan bertutur,

Dibalik papan badan terhancur.

29) Didalam dunia banyaklah mamang,

Ke akhirat jua tempatmu pulang,

Janganlah disusahi emas dan uang,

(7)

30) Tuntuti ilmu jangan kepalang,

Didalam kubur terbaring seorang,

Munkar wa Nakir30 kesana datang,

Menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.

31) Tongkatnya lekat tiada terhisab,

Badanmu remuk siksa dan azab,

Akalmu itu hilang dan lenyap,

... 31

32) Munkar wa Nakir bukan kepalang,

Suaranya merdu bertambah garang,

Tongkatnya besar terlalu panjang,

Cabuknya banyak tiada terbilang.

33) Kenal dirimu, hai anak Adam!

Tatkala di dunia terangnya alam,

Sekarang di kubur tempatmu kelam,

Tiada berbeda siang dan malam.

34) Kenal dirimu, hai anak dagang!

Dibalik papan tidur terlentang,

Kelam dan dingin bukan kepalang,

(8)

35) LIIA itu firman,

Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,

Iman tersurat pada hati insap,

Siang dan malam jangan dilalaikan.

36) LIIA itu terlalu nyata,

Tauhid ma’rifat32semata-mata,

Memandang yang gaib semuanya rata,

Lenyapkan kesana sekalian kita.

37) LIIA itu jangan kaupermudah-mudah,

Sekalian makhluk kesana berpindah,

Da’im33 dan ka’im34 jangan berubah,

Khalak35 disana dengan LIIA.

38) LIIA itu jangan kaulalaikan,

Siang dan malam jangan kausunyikan,

Selama hidup juga engkau pakaikan,

Allah dan rasul juga yang menyampaikan.

39) LIIA itu kata yang teguh,

Memadamkan cahaya sekalian rusuh,

Jin dan syaitan sekalian musuh,

(9)

40) LIIA itu kesudahan kata,

Tauhid ma’rifat semata-mata,

Hapuskan hendak sekalian perkara,

Hamba dan Tuhan tiada berbeda.

41) LIIA itu tempat mengintai,

Medan yang kadim36 tempat berdamai,

Wujud Allah terlalu bitai37,

Siang dan malam jangan bercerai.

42) LIIA itu tempat musyahadah,

Menyatakan tauhid jangan berubah,

Sempurnalah jalan iman yang mudah,

(10)

Lampiran 2: Kosa Kata dalam Syair Perahu

Kosa kata yang banyak digunakan dalam Syair Perahu adalah kosa kata

bahasa Arab dan Melayu lama. Adapun kosa kata yang arkhais dan bahasa Arab

dalam Syair Perahu adalah sebagai berikut.

1. I’tikat : iman

7. Pendapat : tali penambat ke darat

8. Cabuh : kacau dan riuh

9. Selebu : samudera

10. Rencam : kacau dan memusingkan

11. LIIA : baca Lailahailla’llahu

12. Nilam : sejenis batu yang indah

13. Kahhar : yang berkuasa, disini laut Silan dibandingkan dengan wujud Tuhan

14. Sengkar : balok atau papan pelintang di kapal

15. Musyahadah : mengetahui dan menghadapi Tuhan dalam batin menurut ilmu suluk

16. Kisah : cerita

17. ‘Azamah : hebat

18. Muhit : sangat luas, meliputi segala sesuatu

19. Na’am : ya, disini agaknya pengakuan

(11)

21. Taharat : suci

22. Istinja : bersuci

23. Kufur : tidak percaya

24. Masiat : durhaka

25. Kamal : kesempurnaan

26. Istigfar : permintaan ampun

27. Iradat : kemauan

28. Na’im : surga yang nikmat

29. Tam’ah : loba

30. Munkar wa Nakir : kedua malaikat yang menurut kepercayaan menanyai orang yang mati di dalam kubur

31. ... : hilang sebaris

32. Ma’rifat : pengetahuan tentang zat Allah yang dalam

33. Da’im : kekal

34. Ka’im : teguh

35. Khalak : yang dijadikan : makhluk

36. Kadim : kekal

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan tabel 4.2 Hasil luas zona hambat yang terbentuk oleh kedua ekstrak metanol buah dan daun tin dapat dikategorikan memiliki kandungan senyawa

Sindanglaya, Segunung, Pacet-Cianjur 43253, Telp. merupakan kendala utama dalam budi daya krisan di Indonesia. Kehilangan hasil krisan oleh patogen tersebut pada varietas rentan

Lingkup pekerjaan : Pekerjaan jasa audit ini meliputi penilaian kewajaran atas penyajian Laporan Keuangan LPDP tahun 2016 sesuai dengan SAK yang berlaku untuk

Ishak (2012) menjelaskan bahwa jika persepsi yang tercipta baik, maka lembaga keuangan mikro agribisnis akan dapat lebih berperan dalam kemajuan usahatani yang

Kegiatan dilaksankan pada tanggal 23 dan 28 Juli 2018. Pada tanggal 23 Juli merupakan pelatihan desain. Pada pelatihan desain ini, dari Tim Pengabdian Masyarakat

Mengutuk semua pelanggaran HAM terhadap orang yang melakukan pemajuan dan pembelaan HAM dan kebebasan dasar di seluruh dunia, dan menuntut semua negara melakukan

Penerapan Metode Practice-Rehearsal Pairs mempunyai pengaruh meningkatkan kemampuan menghafal surat-surat pendek pada siswa kelas V SD Negeri I Kemiriombo,