• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Finansial Agroforestri Suren (Toona sureni Merr.) dan Kopi Arabika (Coffea arabica L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kelayakan Finansial Agroforestri Suren (Toona sureni Merr.) dan Kopi Arabika (Coffea arabica L.)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Praktik wanatani (agroforestri) sudah dimulai sejak manusia beralih tradisi

dari berburu ke bercocok tanam pada tahun 7.000 SM. Wanatani adalah sebuah

upaya untuk mengoptimalisasi penggunaan lahan yang memerlukan IPTEK dalam

pengembangannya. Salah satu tujuan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) yaitu berupa adanya kesejahteraan masyarakat dengan

menerapkan prinsip keberlanjutan (sustainability) dan ketahanan (resilience) atas

sumber daya hutan, maka wanatani merupakan sebuah pilihan (Santoso, 2012).

Agroforestri sebagai salah satu teknik dan pola penggunaan lahan

diharapkan mampu memecahkan berbagai permasalahan yang disebabkan oleh

kurang optimalnya penggunaan lahan. Agroforestri yang diartikan sebagai suatu

sistem atau pola usahatani campuran antara tanaman kehutanan dan pertanian,

semakin meningkat peranannya terutama untuk masyarakat pedesaan

(Andayani, 2005).

Secara ekologi sistem agroforestri baik untuk diterapkan dibandingkan

sistem monokultur karena lebih tahan terhadap hama dan penyakit dan

produktivitas yang dihasilkan juga lebih besar. Sistem agroforestri juga dapat

menjamin adanya ketahanan pangan karena kontinuitas produksi yang stabil,

karena mendukung apabila pada salah satu tanaman tidak menghasilkan maka

masih ada tanaman lainnya yang dapat dipanen (Mahendra, 2009).

Agroforestri sebagai suatu model usahatani memiliki peran yang makin

signifikan, terutama bagi sebagian besar petani yang memiliki luas lahan garapan

relatif terbatas (sempit). Oleh karena itu, dengan menerapkan pola dimaksud akan

(2)

memberikan kemungkinan bagi pemilik untuk meningkatkan intensitas panen

yang pada akhirnya mampu memberikan tambahan output baik berupa hasil fisik

maupun finansial (Andayani, 2008).

Tanaman kopi arabika varietas Sigarar utang (Coffea arabica L.)

merupakan jenis tanaman yang saat ini banyak diminati untuk diusahakan oleh

masyarakat sekitar Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba di lahan mereka.

Saat ini hampir seluruh masyarakatnya mengusahakan dan mengembangkan usaha

tanaman kopi tersebut di lahan mereka. Tanaman kopi ini telah lama menjadi

tanaman yang menopang perekonomian hampir seluruh masyarakat sekitar DTA

Danau Toba. Hal ini dikarena kopi memiliki nilai pasar yang cukup baik.

Kopi arabika varietas Sigarar utang tersebut telah tersebar luas pada

beberapa kabupaten di wilayah Propinsi Sumatera Utara seperti di Kabupaten

Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Karo, Simalungun, Dairi,

Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal. Secara ekonomi kopi arabika Sigarar

utang tersebut membawa dampak positif bagi petani (Situmorang, 2013).

Dalam budidayanya, tanaman kopi memerlukan tanaman pelindung yang

berguna mengurangi intensitas matahari yang sampai di kanopi daun, karena

tanaman kopi tidak dapat tumbuh dengan baik apabila diusahakan pada areal yang

terbuka. Berbagai jenis tanaman pelindung telah banyak dikenal oleh pekebun

kopi, diantaranya yaitu tanaman gamal, lamtoro, dadap, suren, cengkih dan lain

sebagainya (Pranowo, 2014).

Pada masyarakat sekitar DTA Danau Toba sendiri tanaman kopi oleh

masyarakat selama ini telah menggunakan tanaman pelindung jenis pohon dadap,

gamal, dan cengkih. Namun pada akhir-akhir ini, sebagian besar masyarakat di

(3)

Kelurahan Sipolha dan di Aek Nauli telah banyak mengusahakan lahan mereka

dengan bercocok tanam dengan pola agroforestri tanaman suren (Toona sureni

Merr.) sebagai tanaman pelindung dan kopi arabika (Coffea arabica L.).

Pola agroforestri dengan menggunakan tanaman suren dan kopi arabika

saat ini banyak diminati oleh masyarakat DTA Danau Toba untuk diusahakan di

lahan mereka. Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang menyajikan

bagaimana kelayakan usaha (kelayakan finansial) dari pengusahaan kedua jenis

tanaman ini yang dipadukan dalam sistem agroforestri. Maka dari itu diperlukan

penelitian mengenai analisis finansial dari pola agroforestri tersebut agar dapat

diketahui sejauh mana kelayakan usaha agroforestri tersebut bagi masyarakat dan

memberikan pilihan kebijakan berbasis ilmiah bagi pemerintah terkait.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan nilai

finansial pengusahaan tanaman suren dan kopi arabika dalam sistem agroforestri

di Aek Nauli, Desa Sibaganding, Kecamatan Sipangan Bolon, dan Kelurahan

Sipolha Horison, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat dan dunia usaha baik itu

pemerintah maupun pihak swasta sebagai bahan pertimbangan dalam

mengaplikasikan agroforestri yang menggunakan komoditi tanaman suren dan

tanaman kopi.

2. Menambah pengetahuan para pembaca tentang kelayakan finansial dari

tanaman suren dan tanaman kopi arabika dalam sebuah sistem agroforestri.

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Ilmiah ini akan membahas tentang Pembuatan Website Pemesanan Pada Toko Sepatu Olah Raga menggunakan bahasa pemprograman ASP dan SQL Server 2000, informasi yang disajikan

Maka pembuatan Website Vadika Tour dalam penulisan ilmiah ini ditujukan untuk mempermudah pengguna jasa untuk memperoleh informasi penerbangan dan memungkinkan pengguna untuk

tertentu yang berasal dari prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan tata cara pengisian jabatan ASN sebagaimana

[r]

Atas partisipasinya pada penyetenggaraan "Sern'inor Imp{enntari t'titai-ni[oi *torotl(pagomumr dan Iefiangsaan dafan l(gfrifiryan l(pnprus' fengan pemfiicara cProf

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Penunjukan Pejabat

Apabila calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 (satu) dan/atau calon pemenang cadangan 2 (dua) yang tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dengan alasan