iii
ABSTRAK
Putri Desi Perdana* HasimPurba** Rosnidar Sembiring ***
Pelaksanaan perjanjian jasa pemborongan, tidak tertutup kemungkinan adanya keterlambatan, kelalaian dari salah satu pihak (wanprestasi), baik secara sengaja maupun karena keadaan memaksa (force majeur/overmacht). Tanggung jawab pemborong untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perencanaan perlu dikaji lebih lanjut baik dalam perumusan perjanjian maupun pelaksanaan perjanjian pemborongan. Permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimanakah proses pengawasan pemerintah Dinas Pekerjan Umum Kota Sibolga terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai yang disepakati kontrak, bagaimanakah tanggungajwab pemerintah Dinas Pekerjan Umum Kota Sibolga terhadap keterlambatan penyediaan barang dan jasa, dan Bagaimanakah penyelesaian perjanjian pemborongan kerja.
Adapun metode yang digunakan adalah yuridis normatif, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder serta pengumpulan data yang digunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang diperoleh dan dianalisis secara kualitatif.
Proses pengawasan pemerintah Dinas Pekerjan Umum Kota Sibolga terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai yang disepakati kontrak yaitu selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan pejabat pembuat komitmen mengangkat pengawas pekerjaan yang berasal dari personil pejabat pembuat komitmen atau konsultan pengawas. Pengawas selau bertindak untuk kepentingan pejabat pembuat komitmen, jika tercantum dalam SSKK, pegawas pekerjaan dapat bertindak sebagai wakil sah pejabat pembuat komitmen. Tanggungjawab pemerintah Dinas Pekerjan Umum Kota Sibolga terhadap keterlambatan penyediaan barang dan jasa yaitu pejabat pembuat komitmen memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan ketentuan yang berlaku. Besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan. Memberikan Ganti rugi yang dibayar oleh pejabat pembuat komitmen atas keterlambatan pembayaran. Penangguhan pembayaran akibat keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan pengenaan denda kepada penyedia dan pejabat pembuat komitmen dapat mengenakan denda keterlambatan untuk setiap keterlambatan cacat mutu penyedia. Penyelesaian perjanjian pemborongan kerja melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat yang telah disepakati dalam perjanjian, dan pihak Penyedia yaitu CV. Roma Uli dikenakan sanksi denda atas keterlambatan pekerjaan. Pihak Penyedia Jasa dalam Perjanjian seharusnya sudah memersiapkan dan memperhitungkan kemungkinan akan terjadi dalam pelaksanaan perjanjian sehingga masalah akan terjadi dapat diatasi dengan baik.
Kata kunci : Perjanjian borongan, keterlambatan, penyediaan barang dan jasa
*) Mahasiswa Fakultas Hukum USU/Penulis
**) Dosen/Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Dosen Pembimbing I ***) Dosen/Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Dosen Pembimbing II