PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK
SELF MANAGEMENT
PADA
SISWA KELAS VIII B DI SMP N 02 SURUH
TAHUN AJARAN 2016/2017
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh : Ngainun Nikmah
132013016
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
LEMBAR PENGESAHAN
PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK
SELF
MANAGEMENT
PADA
SISWA KELAS VIIIB DI SMP NEGERI 02 SURUH
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh : Ngainun Nikmah
132013016
Mengesahkan bahwa tugas akhir ini telah diuji, dipertahankan dan disetujui dalam
Sidang Ujian Tugas Akhir pada tanggal 02 juni 2017
Disahkan oleh :
Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd Dekan FKIP
PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK
SELF MANAGEMENT
PADA
SISWA KELAS VIII B DI SMP N 02 SURUH
TAHUN AJARAN 2016/2017
Ngainun Nikmah
Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Si Sapto Irawan, S. Pd, M. Pd.
Proram Studi S1 Bimbingan dan Konseling FKIP-Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi peningkatan disiplin belajar siswa melalui bimbingan kelompok teknik self management pada siswa kelas VIII B di SMP N 02 Suruh. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan menggunakan desain Pretest – postest Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah 12 siswa yang memiliki kategori disiplin belajar rendah dan sangat rendah yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Angket dari aspek kedisiplinan belajar ini disusun berdasarkan sub aspek dan indikator menurut Tu’u dalam Rina (2011) dengan jumlah 41 item pernyataan. Dalam eksperimen ini kelompok eksperimen diberikan treatment
dengan layanan bimbingan kelompok teknik self management selama 8 kali pertemuan Teknik analisis yang digunakan yaitu Mann Whitney dengan bantuan program SPSS for Window Release 16.0. Dari hasil uji beda postest kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh koefisien Asymp. Sig. (2-tailed)0,016<0,05 dengan mean rank padapre-test 3,92 dan mean rank untuk post-test 9.08 sehingga ada peningkatan mean rank kelompok eskperimen sebesar 5.16. Hasil menunjukkan skor mean rank postest kelompok eksperimen sebesar 9 meningkat 5 point dari skor pretest 4. Hasil uji beda pretest kelompok eksperimen dan
postest kelompok eksperimen diperoleh nilai p = Asymp. Sig. (2-tailed) 0, 013<0,05. Artinya ada peningkatan yang signifikan kedisiplinan belajar siswa. Dengan demikian, layanan bimbingan belajar teknik self management dapat digunakan dalam meningkatkan disiplin belajar siswa pada siswa kelas VIII B di SMP N 02 Suruh.
Kata Kunci: kedisiplinan belajar, bimbingan kelompok teknik self
4
Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung dari faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar dan mengajar. Faktor dan kondisi yang
mempengaruhi proses belajar
sesungguhnya banyak sekali macamnya, baik dalam diri siswa sebagai pelajar, pada guru sebagai pengajar, metode mengajar, bahan materi pelajaran yang harus diterima siswa, maupun sarana dan prasarana.
Disiplin belajar merupakan upaya untuk membuat seseorang berada dalam jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan individu oleh orangtua. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji, 2002).
Dapat disimpulkan bahwa
kedisiplinan sangat dibutuhkan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi belajar siswa karena sifatnya yang mengatur dan mendidik siswa. Kebanyakan orang-orang sukses rata-rata sangat mengutamakan kedisiplinan, yang tertanam dalam setiap kegiatan mereka yang membawa kesuksesan.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru BK di SMP Negeri 02 Suruh mayoritas siswa-siswinya memiliki ketidakdisiplinan dalam hal belajar siswa saat mengikuti pelajaran di kelas. Masih banyak siswa yang tidak mendengarkan guru saat pelajaran berlangsung, tidak mengerjakan tugas tepat waktu, dan sering sekali siswa keluar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung. Perilaku siswa yang demikian disebabkan karena kurang kesadaran siswa akan pentingnya belajar, siswa kurang mengarahkan dan mengendalikan perilaku yang menyimpang dari kegiatan belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah disiplin belajar, maka perlu diberikan suatu teknik untuk membimbing peserta didik dalam
upaya meningkatkan disiplin belajar dan secara sadar berkeinginan untuk mengubah perilakunya sendiri, khususnya disiplin belajar yang rendah. Diharapkan dengan teknik pengubahan perilaku dapat mengganti perilaku peserta didik yang benar guna meningkatkan disiplin belajar. Teknik atau strategi yang berfungsi untuk mengubah perilaku adalah dengan pendekatan behavior. Salah satunya adalah dengan self-management (pengelolaan diri). Menurut Komalasari, dkk, (2011) Strategi self-management dipilih karena dalam strategi perubahan tingkah laku dengan pengaturan dan pemantauan yang dilakukan oleh peserta didik sendiri dalam bentuk latihan pemantauan diri, pengendalian rangsangan serta pemberian penghargaan pada diri sendiri.
Hasil penelitian Humaniora (2015) dengan judul Strategi Self Management
Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Belajar di Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Negeri
“X” Margoyoso Kabupaten Pati
menunjukkan bahwa teknik self management efektif untuk meningkatkan kedisiplinan belajar.
Berdasarkan latar belakang , maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :Apakah kedisiplinan belajar siswa kelas VIIIB SMP Negeri 02 Suruh dapat meningkat secara signifikan melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Self Management ?
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah , maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji signifikansi peningkatan kedisiplinan melalui bimbingan kelompok dengan teknikself management pada siswa kelas VIIIB di SMP Negeri 02 Suruh.
Kedisiplinan Belajar
5
berlaku dengan penuh tanggung jawab
tanpa paksaan dari siapapun (Asy Mas’udi.
2000).
Tu’u(2004) merumuskan disiplin
sebagai sikap seseorang dalam mengikuti dan menaati peraturan, nilai, dan hukum yang berlaku. Pengikutan dan ketaatan tersebut muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna untuk kebaikan dan keberhasilan seseorang. Disiplin dapat muncul karena adanya rasa takut, tertekan, terpaksa dan adanya dorongan dari luar dirinya. Kedisiplinan juga sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.
Aspek kedisiplinan menurut Soegeng Prijodarminto (dalam Tu’u 2004), meliputi 3 aspek yakni: 1) aspek sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai pengembangan latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak 2) aspek pemahaman mengenai aturan perilaku dan norma, sehingga menumbuhkan pengertian dan kesadaran bahwa ketaatan akan aturan dan norma tersebut merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan 3) aspek sikap dan kelakuan secara wajar yang menunjukkan kesungguhan hati untuk menaati segala hal dengan cermat dan tertib. Sedangkan indikator kedisiplinan
belajar yang menunjukkan
pergeseran/perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah yang meliputi: a) dapat mengatur waktu belajar di rumah b) rajin dan teratur belajar c) perhatian yang baik saat belajar di kelas d) ketertiban diri saat belajar di kelas.
Tu’u(2004) mengemukakan aspek
kedisiplinan terdiri dari 3 sub aspek dengan indikator disiplin belajar meliputi: 1) Kepatuhan mengikuti proses belajar mengajar dengan indikator, a) mendengarkan guru saat pelajaran sedang berlangsung dan disiplin menggunakan
waktu dengan baik saat guru menjelaskan pelajaran b) tidak meninggalkan kelas saat pelajaran berlangsung, sampai pelajaran berakhir c) mengerjakan tugas dengan baik penuh kedisiplinan dan tanggung jawab dalam mengerjakannya. 2) kepatuhan pada tata tertib sekolah dengan indikator, a) datang ke sekolah tepat waktu sesuai waktu yang ditentukan b) menaati peraturan dan tata tertib yang telah dibuat oleh pihak sekolah c) bersikap hormat dan santun pada semua warga sekolah. 3) Ketaatan pada jam belajar dengan indikator meliputi a) membuat jadwal pelajaran secara rutin untuk dapat disiplin dalam belajar sesuai jadwal yang dibuat b) menggunakan waktu belajar dengan semaksimal mungkin dan c) tidak menunda-nunda dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
Bimbingan Kelompok Teknik Self Management
Menurut Romlah (2001), bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.
Indeks, 2011 (Sukadji, 1983) Pengelolaan diri (Self Management) adalah prosedur dimana individu mengatur perilakunya sendiri. Pada teknik ini individu terlibat pada beberapa atau komponen dasar yaitu: menentukan perilaku sasaran, memonitor perilaku tersebut, memilih prosedur yang akan diterapkan, melaksanakan prosedur, dan mengevaluasi efektivitas prosedur tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan self management adalah salah satu metode bimbingan kelompok yang bertujuan untuk mengendalikan diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar.
Tahap-tahap teknik self
managementMenurut (Sukadji dalam Gantina, 2011) :
6
2. Tahap evaluasi diri.
3. Tahap pemberian penguatan, penghapusan atau hukuman diri.
Hubungan layanan bimbingan kelompok dengan self management dalam meningkatkan kedisiplinan belajar : Prayitno (2004) mengemukakan bahwa pembahasan topik-topik dalam bimbingan kelompok mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang efektif. Tingkah laku yang efektif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah self management
dalam belajar siswa.
Berdasarkan penjabaran tersebut, maka layanan bimbingan kelompok self management dapat digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa dalam belajar.
Hasil penelitian David Ari Setyawan(2016) dengan Judul Efektivitas Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self Management Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa di SMPKota Semarang, menemukan bahwa layanan bimbingan kelompok self management efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.
Hasil penelitian dari Nurdjana Alamri(2016) dengan judul Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self Management Untuk Mengurangi Perilaku Terlambat Sekolah Pada Siswa Kelas X di SMA 1 Gebog Tahun 2014/2015, menemukan bahwa bahwa layanan bimbingan kelompok self management
efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu, karena bukan merupakan eksperimen murni tapi seolah-olah murni.
Menurut Danim (2004), Penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain
Pretest-Postest Control Group Desain. Dalam desain ini terdapat 2 kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adalah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan (bimbingan kelompok teknik self management) sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan sama sekali. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan (Sugiyono, 2011).
Dalam penelitian ini penulis memilih subjek berdasarkan skala Kedisiplinan (pretest). Kelompok anak yang mempunyai kedisiplinan belajar yang rendah secara acak dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah kelas VIIIB SMP N 02 Suruh yangmempunyai kedisiplinan belajar yang rendah.
Hasil Penelitian
Pretest di laksanakan pada tanggal 12 April 2017 dengan menyebar angket skala kedisiplinan belajar yang terdiri dari 41 item pernyataan. Skala ini di bagikan kepada 26 anak di SMP N 02 Suruh kelas VIII B. Setelah diolah ada beberapa anak yang kedisiplinan belajar yang berkategori rendah dan sangat rendah. Selanjutnya dibagi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen 6 anak dan kelompok kontrol 6 anak pembagian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan skor dan rata-rata. Kelompok eksperimen akan di beri layanan bimbingan kelompok teknik self management.
Tabel 4.2 data skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Tabel 4.2Mean Rank Pre Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol dengan Mann Whitney
7
Tabel diatas dapat dilihat jumlah subjek untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 6 siswa. Skor mean rankpada kelompok eksperimen berjumlah 6,08 dan mean rank untuk kontrol berjumlah 6,92. Kemudian sum of rankspada kelompok eksperimen 36,50 dan
sum of ranks pada kelompok kontrol 41,50.
Tabel 4.3 Hasil Uji mann Whitney U Pretest Kedisiplinan Belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Test Statisticsb
Skor
Mann-Whitney U 15.500
Wilcoxon W 36.500
Z -.401
Asymp. Sig. (2-tailed) .688
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .699a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Berdasarkan hasil uji homogenitas bahwa dari kelompok eksperimen dan kontrol yaitu Asymp. Sig (2-tailed) 0.688 > 0.05 sedangkan mean rank untuk kelompok ekperimen adalah 6.08 dan meanrank
untuk kelompok kontrol adalah 6.92. dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atau homogen antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pemberian treatment yang diberikan adalah berupa bimbingan kelompok self management, layanan ini diberikan untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. Perlakuan atau treatment berupa bimbingan kelompok akan dilaksanakan selama delapan kali pertemuan dan masing-masing pertemuan berlangsung kurang lebih 40 menit. Setiap pertemuan bimbingan kelompok dilaksanakan empat tahap yaitu tahap pembentukan, peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Penulis melakukan eksperimen sesuai kesepakatan dengan 6 siswa yang masuk dalam
kelompok eksperimen. Eksperimen dengan bimbingan kelompok self management
dilaksanakan secara berkelanjutan pada hari yang telah disepakati dengan 6 anak kelompok eksperimen yaitu setiap hari Rabu jam terakhir dan kamis saat pulang sekolah.
Tabel 4.4 Skor PerbandinganPre-Test Dan Post-Test Kedisiplinan Belajar Kelompok Eksperimen test kelompok eksperimen mengalami peningkatan, yang semula (pre-test)
diperoleh hasil sebanyak 642 skor meningkat menjadi 734 setelah diberikan
treatment dan post-test.
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil post-test Skala Kedisiplinan Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Eksperimen Kontrol disimpulkan bahwa antara skor postest eksperimendan skor postest kelompok kontrol terdapat perbedaan, kelompok yang
diberikan treatment mengalami
8
Tabel 4.9 Uji Mann Whitney Post-Test Kedisiplinan Belajar Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Test Statisticsb
SKOR
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 24.000
Z -2.410
Asymp. Sig. (2-tailed) .016
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .015a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: KELOMPOK
Dari hasil tabel 4.9 menunjukkan bahwa perbandingan postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan Mann Whitney U=3 dan koefisien Asymp. Sig (2-tailed) 0,016<0,05. Berdasarkan hasil analisis diatas, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postest skala kedisiplinan belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pembahasan
Dari hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
teknik self management dapat
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di SMP N 02 Suruh. Secara signifikan ditunjukkan dengan Asymp. Sign. 2-tailed
sebesar 0,016<0,050 yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ditunjukkan pula dengan mean rankpretest
kelompok eksperimen sebesar 6.08 dan kelompok kontrol sebesar 6.92, sedangkan
mean rank postestkelompok eksperimen sebesar 9 dan kelompok kontrol sebesar 4 sehingga mean rank kelompok eksperimen meningkat, sehingga dapat dikatakan ada peningkatan kedisiplinan belajar siswa.
Menurut Tu’u (2004) mengatakan
ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan membentuk kedisiplinan yaitu kesadaran diri, pengikutan dan ketaatan, alat pendidikan, hukuman, teladan, lingkungan dan latihan berdisiplin.
Menurut Sukadji (1983)
Pengelolaan diri (Self Management) adalah
prosedur dimana individu mengatur perilakunya sendiri. Pada teknik ini individu terlibat pada beberapa atau komponen dasar yaitu: menentukan perilaku sasaran, memonitor perilaku tersebut, memilih prosedur yang akan diterapkan, melaksanakan prosedur, dan mengevaluasi efektivitas prosedur tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan diri menjadi motif sangat kuat bagi terwujudnya kedisiplinan. Disiplin terbentuk atas pengelolaan diri, artinya individu dapat mengelola pikiran, perasaan dan perbuatan mereka sehingga dapat menghindari diri dari hal-hal yang tidak baik dan peningkatan hal-hal yang baik dan benar.
Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian David Ari Setyawan(2016) dengan Judul Efektivitas Bimbingan
Kelompok Dengan Teknik Self
Management Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa di SMP Kota Semarang, yang pada akhirnya penelitian ini menyimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik self management dapat
digunakan untuk meningkatkan
kedisiplinan belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan kepada kelompok eksperimen selama proses layanan bimbingan kelompok teknik self management bahwa kelompok eksperimen bisa menerima dan mampu melaksanankan layanan yang diberikan oleh penulis dengan baik, penuh antusias, perhatian, mau merespon dengan baik, mau berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan kelompok, dan mereka mampu mengontrol diri sendiri sehingga berjalan dengan lancar.
Kesimpulan
9
Whitney U=3 dan koefisien Asymp. Sig (2-tailed) 0,016<0,05 dengan mean rank pada
pretest 3,92 dan mean rank untuk post-test
9.08 sehingga ada peningkatan mean rank
kelompok eskperimen sebesar 5.16.
Dari hasil penelitian yang sudah penulis lakukan pada siswa kelas VIII B SMP N 02 Suruh dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik self management dapat digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan belajar. Hal ini dikarenakan pada saat penelitian penulis hanya membuat satu tema pada aspek kedisiplinan belajar, bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian yang serupa pada populasi yang berbeda, dengan topik yang lebih menarik sesuai kebutuhan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Alamri, Nurdjana (2016) Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self
Asy Mas’udi. 2000.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PT. Tiga Serangkai
Danim, Sudarwan. 2004. Metode Penulisan Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara
Gie. 1996. Strategi Hidup
Sukses. Yogyakarta: Liberty
Humaniora. 2015. Strategi Self Management Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Belajar di Sekolah
Siswa Kelas VIII SMP Negeri “X”
Margoyoso Kabupaten Pati. Tersedia pada (http://portalgaruda.org/) di unduh pada 22 Mei 2017 pukul 23 ; 34 WIB
Komalasari, Gantina. dan Eka Wahyuni. 2011. Teori Dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks.Management Untuk Mengurangi Perilaku Terlambat Sekolah Pada Siswa Kelas X di SMA 1 Gebog Tahun 2014/2015
Prayitno, 2004. Layanan Bimbingan Kelompok . Universitas Negeri Padang.
Prijodarminto Soegeng. 2004. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya Paramita
Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Surabaya : Penerbit Universitas Negeri Malang.
Setiawan, David Ari. 2016. Efektivitas Bimbingan Kelompok Dengan TeknikSelfManagementUntuk
Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa
Smp Kota Semarang
(http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/e fektor/article/view/418) di unduh pada 13 Mei 2017 17;02 WIB
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
Sukadji, 2002. Keefektifan Belajar Siswa.
Bandung: Remaja Rosydakarya