• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file HUBUNGAN DEMENSIA DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA | Noas | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file HUBUNGAN DEMENSIA DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA | Noas | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

H UB UNG A N D E M E NSI A D E NG A N K E B E R M A K NA A N H I DUP

PA D A L A NJ UT USI A D I B PL U S E NJ A C E R A H

PR O V I NSI SUL A W E SI UT A R A

A pr iance Noas H endr o B idj uni F r anly O nibala

Program S tudi Ilmu K eperawatan F akultas K edokteran Universitas S am R atulangi Manado

E mail : A priancenoas@ gmail.com

A bstact : T he elderly suffering from dementia experience impaired noble function seen in the form of loss of abstract thinking ability. T hese circumstances make individuals unable to perform activities that potentially contain values that allow a person to discover the meaning of his life. T he purpose of this study was to determined the relation of dementia with meaningfulness of life. Methods this study used cross sectional analytical descriptive approach. T he sampling technique used total sampling with 33 samples. K olmogorof-Smirnov statistical test results with 95% confidence level (α = 0.05) obtained p value 0.646> 0.05. C onclusion of this study confirm that hasn’t relation of dementia with meaningfulness of life at elderly in E lderly Nursing Home of S enja C erah North Sulawesi province.

K eywords: D ementia, meaningfulness of life, E lderly

A bstr ak : L anjut usia yang menderita demensia mengalami gangguan fungsi luhur yang terlihat dalam bentuk kehilangan kemampuan berpikir abstrak. K eadaan tersebut membuat individu tidak mampu melakukan kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidupnya. T uj uan penelitian ini untuk mengetahui hubungan demensia dengan kebermaknaan hidup. D esain penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan C ross Sectional. T eknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang. Hasil uji statistik K olmogorof-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05 ) diperoleh hasil p value 0,646 > 0,05. S impulan yaitu tidak terdapat hubungan demensia dengan kebermaknaan hidup pada lanjut usia di B PL U S enja C erah provinsi S ulawesi Utara.

K ata K unci: D emensia, K ebermaknaan hidup, L anjut Usia.

PE ND A H UL UA N

Indikator keberhasilan pembangunan adalah meningkatnya umur harapan hidup. S ejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup akan terjadi perubahan struktur usia penduduk dengan bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia (Sunaryo, dkk. 2015). Populasi lansia di dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat bahkan pertambahan lansia menjadi semakin mendominasi apabila dibandingkan dengan pertambahan populasi penduduk pada kelompok usia lain. Pada tahun 2015 dan 2030 jumlah orang lanjut usia di seluruh dunia meningkat menjadi 56 persen, dari 901 juta

(2)

kerapuhan, baik fisik maupun mental D i kalangan lanjut usia, permasalahan kesehatan mental yang umum terjadi salah satunya adalah demensia (Notosoedirdjo, 2011). D emensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia diatas 60 tahun ( Irianto, 2017).

Gangguan demensia dimanifestasikan dalam bentuk kehilangan kemampuan untuk berpikir abstrak. Individu demensia menunjukkan perilaku cemas, depresi atau mengalami gangguan tidur (A kemat, 2007). T erjadi penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan untuk mengenali orang, tempat dan benda. S ering terjadi perubahan kepribadian ( Irianto, 2017). K eadaan tersebut membuat individu tidak mampu melakukan kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidupnya.

Makna hidup adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan di dambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup. V ictor F rankl ( dalam B astaman, 2007) mengemukakan tiga komponen kebermaknaan hidup yaitu kebebasan berkehendak atau kebebasan untuk menentukan sikap terhadap kondisi-kondisi yang terjadi dalam hidupnya, hasrat untuk hidup bermakna, dan makna hidup.

Hasil penelitian yang di kemukakan S engkey ( 2017) bahwa kejadian D emensia lanjut usia di B PL U S enja C erah provinsi S ulawesi Utara dengan presentase terbanyak gangguan kejadian demensia sedang, sementara penelitian yang dilakukan Ukus (2015) dengan judul Pengaruh Penerapan L ogoterapi terhadap K ebermaknaan Hidup pada L ansia di B PL U S enja C erah Paniki B awah Manado menyebutkan sebelum di berikan logoterapi mengenai kebermaknaan hidup terdapat 11 responden yang mengalami kebermaknaan hidup kurang dan 4 responden yang mengalami kebermaknaan hidup cukup. S edangkan sesudah di berikan logoterapi mengenai kebermakaan

hidup terdapat 12 responden yang mengalami kebermaknaan hidup cukup dan 3 responden yang mengalami orang lansia, diketahui bahwa lansia sulit mengingat informasi yang baru diperoleh yang ditandai dengan lansia mengulang-ulang pembicaraan, ada yang tidak ingat dengan nama anaknya bahkan ada yang sering ngompol. Hasil wawancara juga lansia mengatakan bahwa hidupnya tidak memiliki arti dan tujuan yang jelas.

B erdasarkan survey yang telah dilakukan tersebut, peneliti tertarik mengangkat judul tentang hubungan demensia dengan kebermaknaan hidup pada lanjut usia di B PL U S enja C erah provinsi S ulawesi Utara.

M E T O D E PE NE L I T I A N

(3)

ringan: skor 20 – 24, sedang : skor 10 – 19 dan berat : skor < 10. D an untuk kebermaknaan hidup diukur menggunakan meaning of life questionare yang dibuat oleh S teger, dkk. (2006). Instrumen ini terdiri dari 10 pertanyaan. Untuk menentukan skor keseluruhan diperoleh berdasarkan nilai median menggunakan rumus cut off point. Pengolahan data melalui tahap editing, coding, processing dan cleaning. A nalisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji kolmogorof smirnov dengan tingkat kepercayaan 95% atau α ≤ 0,05.

H A S I L dan PE M B A H A S A N A nalisis Univar iat

T abel 1. D istr ibusi R esponden B er dasar k an Umur L ansia di B PL U S enj a C erah Pr ovinsi S ulawesi Utar a.

Umur n %

< 75 (E lderl y) 12 36,4 ≥ 75 (Old ) 21 63,6

T otal 33 100

Sumber : D ata primer, 2017

B erdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa dari 33 responden yang diteliti sebagian besar adalah lansia berumur lanjut usia tua (Old ) sebanyak 21 responden atau 63,6 %. T abel 2. D istr ibusi R esponden B er dasar k an J enis K elamin L ansia di B PL U S enj a C er ah Pr ovinsi S ulawesi Utar a

J enis K elamin N %

L aki-laki 13 39,4

Perempuan 20 60,6

T otal 33 100

Sumber : D ata primer, 2017

B erdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa responden paling banyak adalah jenis kelamin perempuan sejumlah 20 responden atau 60,6 %.

T abel 3. D istr ibusi R esponden B er dasar k an T ingk at Pendidik an L ansia di B PL U S enj a C er ah Pr ovinsi S ulawesi Utar a

Pendidik an N %

S D 20 60,6

S MP 4 12,1

S MA 9 27,3

T otal 33 100

Sumber : D ata primer, 2017

B erdasarkan data tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar responden berlatar belakang pendidikan sekolah dasar (S D ) yaitu sebanyak 20 responden atau 60,6%.

T abel 4. D istr ibusi R esponden B er dasar k an T ingk at D emensia Pada L ansia di B PL U S enj a C erah Pr ovinsi S ulawesi Utar a T ahun 2017

K ej adian D emensia

N %

R ingan 12 36,4

S edang 15 45,5

B erat 6 18,2

T otal 33 100

Sumber : D ata primer, 2017

B erdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa kejadian demensia pada lansia di B PL U S enja C erah provinsi S ulawesi Utara terbanyak adalah mengalami gangguan demensia sedang sebanyak 15 responden atau 45,5 %.

T abel 5. D istr ibusi R esponden B er dasar k an K eber mak naan H idup Pada L ansia di B PL U S enj a C er ah Pr ovinsi S ulawesi Utar a T ahun 2017

K eber mak naan H idup

n %

B aik 22 66,7

K urang 11 33,3

T otal 33 100

Sumber : D ata Primer, 2017

(4)

C erah Provinsi S ulawesi Utara paling banyak adalah kategori kebermaknaan hidup baik sejumlah 22 responden atau

B erdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa responden yang demensia ringan dan kebermaknaan hidupnya baik sebanyak 83,3% dan yang kebermaknaan hidup kurang sebanyak 16,7%. D emensia sedang dengan kebermaknaan hidup baik sebanyak 60,0% dan kebermaknaan hidup kurang sebanyak 40,0%. S ementara untuk demensia berat dengan kebermaknaan hidup baik sebanyak 50% dan kebermaknaan hidup kurang sebanyak 33,3%.

T abel 6 diuji dengan uji pearson chi square menggunakan tabel 3x2 tetapi karena terdapat sel yang nilai harapannya kurang dari 5 sebanyak 50% dari total jumlah sel sehingga dianggap tidak memenuhi syarat uji chi square. Menurut D ahlan (2011) apabila syarat uji C hi S quare tidak terpenuhi maka di pakai uji alternatifnya yaitu uji K olmogorof-Smirnov.

Hasil uji K olmogorof-Smirnov diperoleh hasil nilai P value 0,646 lebih besar dari α 0,05 maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ho gagal ditolak atau dengan kata lain tidak ada hubungan antara demensia dengan kebermaknaan hidup pada L anjut Usia di B PL U S enja C erah provinsi S ulawesi Utara.

Pembahasan

D emensia atau kepikunan seringkali dianggap wajar terjadi pada lanjut usia karena merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Penyakit ini dapat dialami semua orang tanpa membedakan gender, status sosial, ras, bangsa, etnis, ataupun suku. D emensia adalah kemunduran kognitif yang sedemikian beratnya sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari- hari dan aktivitas sosial (Nugroho, 2012).

Pada umumnya setelah sesorang memasuki masa lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. F ungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi lambat. S ementara fungsi psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. D engan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia (Padila, 2013).

K emampuan kognitif pada lansia juga dipengaruhi oleh faktor personal dan lingkungan seperti tingkat pendidikan, persepsi diri dan pengharapan, serta status kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. L ansia memiliki kelemahan dalam mengingat jangka pendek tetapi tidak dengan kemampuan mengingat masa lampau. D aya kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah kehidupan sehari-hari tidak mengalami perubahan. Peningkatan juga terjadi pada aspek wisdom atau kebijaksanaan yaitu kemampuan individu untuk memberikan penilaian dan saran terkait individu dan lingkungannya (W idyanto, 2014).

(5)

sehingga dapat mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (W idyanto, 2014). Perubahan psikososial pada lansia akan berdampak pada kepuasan hidup dan perubahan arti hidup. L ansia cenderung mengalami banyak perubahan terkait faktor psikososial. D isisi lain, lansia juga manusia yang memiliki hakikat sebagai makhluk yang terbuka terhadap dunia luar, senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan social budayanya dan mampu mengolah lingkungan fisik sekitarnya. Manusia juga memiliki kebebasan berkehendak, hasrat untuk hidup dan makna hidup yang dianggap sangat penting sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan ( Y usuf, 2016).

Makna hidup seseorang dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri, baik dalam keadaan yang menyenangkan maupun dalam penderitaan. K ebermaknaan hidup lansia berkaitan dengan persepsi terhadap kualitas hidup, yang mencakup kesejahteraan psikologis, fungsi fisik yang baik, hubungan dengan orang lain, kesehatan dan aktivitas sosial. Memiliki makna hidup berarti dapat meningkatkan semangat hidup dan meletakkan dasar untuk kesejahteraan yang nantinya membawa kebahagiaan pada diri lansia (Steger, 2011).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh A runa D ubey, et all ( 2011) tentang “A Study of E lderly living in Old Age Home and within F amily Set-up in J ammu” menunjukkan bahwa para lansia kurang puas dengan sikap para generasi muda yang menganggap lansia sebagai beban sehingga para lansia lebih memilih tinggal di panti W erdha sebagai tempat menemukan makna hidup. Penelitian yang dilakukan A ri yanthi (2016) menunjukkan terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan kebermaknaan hidup. semakin tinggi dukungan sosial yang didapat lansia yang tinggal di panti werda maka akan semakin tinggi pula kebermaknaan hidup lansia tersebut. T idak terdapatnya hubungan antara demensia dengan kebermaknaan

hidup pada L anjut Usia di B PL U S enja C erah karena didukung oleh faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidupnya. F aktor tersebut antara lain nilai kreatif, nilai-nilai pengalaman serta nilai-nilai-nilai-nilai bersikap. S elain itu, dukungan sosial yang baik dari sesama penghuni panti maupun petugas panti membuat lansia merasa diperhatikan yang memungkinkan lansia menemukan makna hidupnya.

S I M PUL A N

B erdasarkan hasil penelitian Hubungan D emensia dengan K ebermaknaan Hidup pada L anjut Usia di B PL U S enja C erah provinsi S ulawesi Utara didapatkan hasil sebagai berikut :

1. D emensia pada lanjut usia di B PL U S enja C erah provinsi S ulawesi Utara terbanyak adalah tingkat sedang.

2. K ebermaknaan hidup pada lanjut usia di B PL U S enja C erah terbanyak adalah kategori baik.

3. T idak terdapat hubungan antara

demensia dengan kebermaknaan hidup pada lanjut usia di B PL U S enja C erah provinsi S ulawesi Utara.

D A F T A R PUST A K A

A kemat. (2007). K esehatan J iwa & Psikiatri: Pedoman K linis Perawat, E d. 2. J akarta : E GC

A riyanthi, N. (2016). Hubungan D ukungan Sosial dengan K ebermaknaan Hidup Pada L ansia di Panti Wreda. https: //core.ac.uk/download/pdf. D iakses 11 D esember 2017.

B astaman. (2007). L ogoterapi : Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup D an Meraih Hidup Bermakna. J akarta: R aja Grafindo Persada. B adan Pusat S tatistik. (2014). K ebutuhan

(6)

ms_ 346599.pdf. D iakses tanggal 28 Oktober 2017.

D ahlan, M. S . (2011). Statistik Untuk K edokteran dan kesehatan. J akarta: S alemba Medika

D ubey, A ., S eema, B ., Neelima, G., Neeraj, S . (2017). A Study of E lderly L iving in Old Age home and Within F amily

Set-up in J ammu.

http: //www.indiaenvironmentportal. org.in/files/file/L iving%20in%20Old %20Age%20Home.pdf diakses 13 D esember 2017.

Irianto, K . (2014). E pidemiologi Penyakit Menular & T idak Menular. B andung: A lfa B eta

Notosoedirdjo, M. & L atipun. (2011). K esehatan Mental. Malang : UMM Press.

Nugroho, H.W . (2012). K eperawatan Gerontik & Geriatrik E disi 3. J akarta : E GC

Padila. (2013). Buku Ajar K eperawatan Gerontik. Y ogyakarta: Nuha Medika. S engkey, A ndriano H. ( 2017). Hubungan

depresi dengan Interaksi Sosial L anjut Usia di D esa T ombasian Atas K ecamatan K awangkoan Barat. https: //media.neliti.com/media/publi cations. D iakses pada 5 November 2017.

S unaryo, dkk. (2015). Asuhan K eperawatan Gerontik. Y ogyakarta : A ndi Offset S teger, M. F ., F razier, P., Oishi, S ., &

K aler, M. (2011). T he Meaning in L ife Questionnaire : Assessing the presence of and search for meaning in life. J ournal of C ounseling Psychology, 53, 80-93. Http: //www.michaelfsteger.com /wp-content/uploads/2012/08/ML Q.pdf. D iakses tanggal 6 November 2017.

Ukus, vera. (2015). Pengaruh Penerapan L ogoterapi T erhadap K ebermaknaan hidup pada L ansia di Badan Penyantunan L anjut Usia Senja C erah Paniki Bawah Manado. https: //ejournal.unsrat.ac.id.

D iakses pada 5 November 2017. UNID OP. (2017). International D ay of

Older Persons2017.

https.//www.un.org/develop pm ent/desa/ageing/international-

day-of-older-persons-homepage/unidop

2012.html. diakses pada 28 Oktober 2017.

W idyanto, F . C . (2014). K eperawatan komunitas dengan Pendekatan Praktis. Y ogyakarta: Nuha Medika. Y usuf. (2016). K onsep D asar dan

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan teori dan data yang ada di atas, penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana Pengaruh Penerapan Logoterapi Terhadap Kebermaknaan Hidup Pada Lansia di

Terdapat hubungan antara kejadian stres dengan penyakit hipertensi pada lansia di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senjah Cerah Kecamatan Mapanget Kota Manado.. Dengan

Peneliti berpendapat bahwa semakin banyak aktivitas amat terlebih aktivitas spiritual yang dilakukan oleh lansia di Balai Penyantunan Lanjut Usia (BPLU) Senja

Berdasarkan Tabel 4.7 pengeluaran untuk perbaikan suatu aset tetap pada Balai Penyantunan Lanjut Usia (BPLU) “Senja Cerah” Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara tidak

Dari hasil penelitian mengenai hubungan tingkat stres dengan status gizi pada lanjut usia di BPLU Senja Cerah Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Manado maka dapat Gambaran

Abstrak :Proses penuaan yang terjadi secara alami dengan konsekuensi timbulnya masalah fisik, mental dan sosial, perubahan karena produktivitas yang mulai menurun.Sehingga menimbulkan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara pada bulan November 2016, dapat disimpulkan sebagai berikut

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Depresi lanjut usia di BPLU Senja Provinsi Sulawesi Utara dengan presentase terbanyak pada