• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone (Studi Kasus PT.OPPO Indonesia di Medan Tahun 2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone (Studi Kasus PT.OPPO Indonesia di Medan Tahun 2014)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Dalam penyelesaian suatu permasalahan, diperlukan adanya suatu teori dan gagasan agar dapat diterima kebenarannya oleh masyarakat. Teori berfungsi sebagai alat untuk mencapai satuan pengetahuan yang sistematis dan untuk bimbingan penelitian. Untuk menjelaskan dan mengembangkan variabel yang ada di dalam penelitian ini, maka peneliti menjabarkan beberapa teori yang dapat mendukung penelitian ini.

Definisi teori adalah suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku (Effendi, 2003). Kerangka teori adalah bagian dari penelitian tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto, 2005).

Adapun teori-teori yang dipakai dalam menunjang pelaksanaan dan keberhasilan penelitian yang dilakukan ini yaitu :

2.1.1 Komunikasi

(2)

mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.

Dimana komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan suatu hal. Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is established, maintained and

altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi

adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya.

Brent D. Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif, komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada definisi ini, komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas yang mempunyai beberapa tahapan yang terpisah satu sama lain, tetapi masih tetap berhubungan.

(3)

mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti. Kelihatannya dari definisi ini proses komunikasi yang sangat sederhana, yaitu mengirim dan menerima pesan tetapi sesungguhnya komunikasi adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami tanpa mengetahui prinsip dan komponen yang penting dari komunikasi tersebut. Menurut dr. Arni Muhammad (1989), komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Proses komunikasi ini dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, antara lain:

a. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis

Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Menurut Onong (2003) , ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa, proses “mengemas” atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu kemudian ia transmisikan atau dikirimkan kepada penerima untuk diinterprestasi menjadi suatu isi pesan yang dapat dipahami secara jelas.

b. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis

(4)

Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi proses komunikasi secara primer dan secara sekunder (Onong, 2003).

1) Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi-situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa bahasa isyarat tubuh (gesture), yakni gerak angggota tubuh, gambar, warna, dan lain sebagainya. (Onong, 2003)

2) Proses komunikasi secara sekunder

(5)

2.1.2 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan atau mengingatkan pasar sasaran akan suatu produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen. Pada kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya atau tidak menyadari adanya produk yang mampu mempermudah proses dalam memenuhi kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi mengenai produk yang di butuhkan. Pada sisi lain, produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha mengirim dan menyebarkanluaskan informasi tentang produk seperti informasi mengenai adanya produk baru, manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat dibeli, dan sebagainya kepada mereka. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001).

(6)

Agar komunikasi pemasaran efektif, maka ada hal-hal yang harus diperhatikan untuk dipertimbangkan antara lain yaitu :

a. Penetapan tujuan dan respons komunikasi. b. Penentuan sasaran komunikasi (target audiens). c. Rancangan pesan dan media komunikasi. d. Pengembangan promotional mix.

e. Penyusunan anggaran.

f. Evaluasi dan pengendalian komunikasi. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001)

Komunikasi pemasaran menurut Kotller (2005) merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu :

a.) Iklan : Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan.

b.) Promosi Penjualan : Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa.

c.) Hubungan masyarakat dan pemberitaan : Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya

d.) Penjualan pribadi : Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan.

(7)

Bauran komunikasi pemasaran ini selalu dikaitkan dengan penyampaian sejumlah pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan loyalitas pelanggan. Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, and Action ). Tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai sejumlah perubahan seperti, perubahan pengetahuan (knowledge change ), perubahan sikap ( attitude change ), perubahan perilaku (behaviour change ) dan perubahan masyarakat ( social change ) (Soemanagara, dkk, 2006).

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate. Dalam hal ini how

to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses

perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. (Mar’at, 2005).

Hovland, Janis, dan Kelley (2000), yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Perhatian

b. Pengertian

(8)

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap yakni sikap untuk membeli produk yang dipasarkan.

2.1.3 Sistem Komunikasi Pemasaran

Dalam upaya memasarkan produk, perusahaan dan promotor produk perlu menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen melalui komunikasi pemasaran. Seorang promotor atau pemasar suatu produk harus memahami bagaimana komunikasi itu berlangsung. Secara umum, suatu model komunikasi pemasaran akan menjawab beberapa hal yang meliputi siapa pengirimnya, apa yang akan dikatakan (dikirimkan), saluran komunikasi atau media apa yang akan digunakan, ditujukan untuk siapa dan apa akibat yang akan ditimbulkannya. Dalam proses komunikasi, kewajiban seorang pengirim (komunikator) adalah berusaha agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi dapat memberi gambaran kepada promotor atau pemasar bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap konsumen melalui desain, implementasi dan komunikasi yang bersifat persuasif. (Kottler, 2005).

(9)

1. Mengidentifikasikan audiensnya. 2. Menentukan tujuan komunikasi. 3. Merancang isi pesan.

4. Memilih saluran komunikasi. 5. Menentukan anggaran promosi.

6. Membuat keputusan atas bauran pemasaran. 7. Mengukur hasil promosi tersebut.

8. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi pemasaran yang terintegrasi. Dari tahapan tersebut, diharapkan bahwa tanggapan terakhir dari audiens adalah berupa pembelian, kepuasan yang tinggi dan cerita dari mulut ke mulut yang baik.

2.1.4 Promosi Pemasaran

Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran, selain penjualan pribadi, iklan dan hubungan masyarakat yang merangsang pembelian konsumen dan efektivitas strategi pemasaran yang dilakukan. Promosi penjualan biasanya merupakan alat jangka pendek yang digunakan untuk merangsang peningkatan permintaan secepatnya. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001).

(10)

penjualan produk yang ditawarkan oleh perusahaan baik itu berupa barang atau jasa. Menurut jurnal yang ditulis oleh Triatmanto (2003), mengatakan bahwa promosi juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, hal ini dikarenakan promosi menjadi sarana pengenal produsen terutama mengenai produk-produk dan fasilitas yang dimiliki produsen. Selain itu, promosi juga merupakan media komunikasi antara produsen dengan konsumen, seorang konsumen memutuskan untuk membeli apabila mengetahui informasi lengkap yang bisa didapat melalui berbagai program atau media promosi.

Adapun yang dimaksud dengan promosi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, yang mana pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk dari komunikasi pemasaran. (Tjiptono, 2000).

Sedangkan menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya yang berjudul “Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing

Communication” (2009), menjelaskan bauran promosi pemasaran (promotion mix)

merupakan alat-alat komunikasi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut, dimana alat – alat tersebut adalah : periklanan

(advertising), promosi penjual (sales promosition), hubungan masyarakat (public

relation), penjualan personal (personal selling), serta melalui pemasaran langsung

(11)

Dalam memasarkan produknya perusahaan perlu merangsang dan menyebarkan informasi tentang kehadiran, ketersediaan, ciri-ciri, kondisi produk, dan manfaat atau kegunaan dari produk yang dihasilkan. Kegiatan ini disebut sebagai promosi.

Menurut Dharmamesta dan Askarini Damayanti (2006), tujuan promosi dalam perusahaan dapat dijelaskan dalam beberapa hal berikut, yaitu :

1. Modifikasi tingkah laku

Dengan promosi, perusahaan berusaha menciptakan kesan yang baik tentang dirinya dan dengan demikian bisa mengubah tingkah laku serta pendapat konsumen tentang produk perusahaan sehingga mendorong pembelian produk.

2. Memberitahu

Kegiatan promosi dilakukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan perihal suatu produk yang dipasarkan, menjelaskan secara rinci mengenai spesifikasi dan keunggulan produk.

3. Membujuk

(12)

4. Mengingatkan

Promosi ini dilakukan terutama untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa produk perusahaan masih ada dipasaran.

Rossiter dan Percy (2002) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut:

1.) Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need). 2.) Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada

konsumen (brand awareness).

3.) Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).

4.) Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention).

5.) Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation).

6.) Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning)

2.1.5 Minat Beli

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Asssael, 2001).

(13)

(2004), yang menjelaskan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (2003) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa), merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuuk melakukan pembelian.

(14)

Minat beli merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada suatu produk tertentu (Winkell, 1999). Sedangkan Poerwadarminto (1995), mendefenisikan minat sebagai kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu yang mana merupakan keinginan seseorang untuk memiliki atau menikmati sesuatu tersebut. Dalam melakukan segala kegiatan, individu sangat dipengaruhi oleh minat terhadap kegiatan tersebut sehingga dengan adanya minat yang cukup besar akan mendorong seseorang untuk lebih mencurahkan perhatiannya (Rustam, 1987).

Minat adalah motif yang menunjukkan arah perhatian individu kepada obyek yang menarik serta menyenangkan (Woodworth & Marquis, 1961). Sedangkan menurut Shalahuddin (1991), minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan, maka minat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu pekerjaan, dengan kata lain bahwa minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.

(15)

2.1.6 Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran

Media Promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu produk/jasa/image perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas. Media promosi yang paling tua adalah media dari mulut ke mulut. Media ini memang sangat efektif, tetapi kurang efisien karena kecepatan penyampaiannya kurang bisa diukur dan diperkirakan.

Menurut Mustafa (1996) beberapa bentuk media promosi yang biasa dipakai oleh suatu perusahaan atau organisasi, antara lain yaitu :

a.) Media cetak

Yang dimaksud dengan media promosi berbasis cetak adalah media promosi yang dilakukan atau dibuat dengan menggunakan bantuan jasa percetakan dalam pembuatan media-media atau alat yang dipakai dalam berpromosi dan hasil akhir yang dijadikan sebagai media promosi tersebut adalah hasil dari proses percetakan. Misalnya iklan di media massa seperti majalah, pamflet, brosur, spanduk, dan sebagainya.

b.) Media elektronik

(16)

c.) Media penyelenggara atau kerjasama (sponsorship)

Selain dengan menggunakan media-media promosi yang tercantum diatas, promosi juga bisa dilakukan dengan berbagai macam cara penyebaran dan penyampaiannya seperti halnya promosi yang dilakukan secara langsung seperi penyelenggaraan berbagai macam kegiatan atau event, talkshow atau seminar, pameran dan sebagainya. (Mustafa, 1996).

Media promosi yang klasik mungkin saja berupa brosur, poster, booklet, leaflet, pamflet, spanduk, baliho, billboard, neon box, standing banner, kartu nama, kop surat, seragam pegawai, jam dinding, poster di mobil/truk, piring/gelas, iklan di televisi, radio, iklan di media cetak, daftar menu, dan sebagainya. Tidak ada satupun media yang sangat tepat. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. (http : andy.web.id)

Penyampaian pesan promosi menggunakan media tunggal sangat beresiko. Karena karakter media tersebut membatasi penyampaiannya kepada target yang hendak dituju. Banyak strategi pemasaran yang gagal karena membatasi penggunaan media promosi yang bervariatif. Ada dua alasan tidak memanfaatkan media promosi yang bervariasi yaitu karena ketidaktahuan dan hambatan anggaran. (http : sasyamsihd.blogspot.com).

(17)

1.) Poster

Poster yaitu desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas media berukuran besar. Biasanya ditempel pada dinding atau bidang datar dan dibuat menarik perhatian. Oleh karena itu, poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. Desainnya dibuat agar orang bisa mudah membaca informasi walaupun dalam posisi bergerak, mungkin sedang berkendara atau berjalan kaki. Karena itu, poster biasanya dibuat menurut kaidah simpel, kontras, menarik perhatian, mempengaruhi, dan informasi cepat ditangkap. (Terence A. Shimp, 2003).

Pada beberapa jenis poster, sisi “menarik perhatian” itu dimaksudkan untuk mengundang orang mendekati dan mencermati informasi yang disampaikan. Untuk jenis ini, biasanya dibuat dengan kualitas yang cukup baik. Poster sering pula digunakan untuk tujuan iklan. Secara luas bisa memuat pengumuman atau pengenalan suatu acara, mempromosikan layanan, jasa, atau produk, juga bisa menjadi sarana propaganda untuk membentuk opini publik.

Definisi poster menurut Sudjana dan Rivai (2007), poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Jadi poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang.

(18)

1) Keseimbangan/Balancing, merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa.

2) Alur baca/Movement, yang diatur secara sistematis oleh desainer untuk mengarahkan “mata pembaca” dalam menelusuri informasi, dari satu bagian ke bagian yang lain.

3) Penekanan/Emphasis, penekanan bisa dicapai dengan membuat judul atau illustrasi yang jauh lebih menonjol dari elemen desain lain berdasarkan urutan prioritas.

4) Kesatuan/Unity, beberapa bagian dalam poster harus digabung atau dipisah sedemikian rupa menjadi kelompok-kelompok informasi.

(19)

2.) Billboard

Yaitu iklan luar ruang dengan ukuran besar. Saat ini, billboard masih termasuk model iklan luar ruang yang banyak digunakan, apalagi di perkotaan. Pemasangannya bisa menggunakan struktur mandiri yang permanen, maupun menempel pada konstruksi bangunan permanen.Pada perkembangan selanjutnya, muncul pula digital billboard berupa gambar atau running text (teks berjalan) yang menggunakan listrik sebagai daya hidup. (Terence A. Shimp, 2003)

Ada pula billboard yang bersifat mobile atau sering disebut mobile billboard, misalnya dipasang pada badan bus atau kendaraan besar lainnya. Dahulu billboard sering disebut dengan istilah outdoor advertising. Kini istilah itu telah berubah menjadi out of home advertising atau dikenal juga dengan istilah OOH.

Pengertian billboard menurut Sigit Santosa (2009) adalah semua iklan yang menjangkau konsumen ketika mereka sedang berada diluar rumah atau kantor. Jadi billboard membujuk konsumen ketika mereka sedang di tempat-tempat umum, dalam perjalanan, dalam ruang tunggu, dan juga ditempat-tempat-tempat-tempat terjadinya transaksi, terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan memilih billboard sebagai media penyebaran informasi dan promosi, alasan-alasan tersebut sebagai berikut :

1) Total reach, billboard memiliki jangkauan yang luas. Demikian juga

(20)

2) High frequency, penampilan billboard tidak dapat dihentikan. Akibatnya billboard menghasilkan frekuensi yang tidak dapat dibandingkan dengan media lainnya.

3) Target potential, billboard tidak hanya meraih massa secara umum, tetapi

juga dapat menyasar komunitas spesifik, grup etnis, umur, atau masyarakat dengan tingkat pendapatan tertentu.

4) Constant exposure, billboard dapat menghasilkan penampilan ulang pesan

secara terus menerus selama 24 jam, tujuh hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan dan seterusnya.

5) Flexibility, billboard dapat diletakan ditempat yang dapat menjangkau setiap

orang yang lalu lalang di lokasi yang dipilih, atau tempat yang tepat dan daerah sasaran yang diinginkan

6) Low cost per thousand, billboard merupakan media yang paling murah

karena dapat memberikan dampak, kesan, liputan, jangkauan, dan frekuensi yang lama.

(21)

3.) Baliho

Sepertinya istilah ini hanya ada di Indonesia. Biasanya digunakan untuk menyebut poster besar atau billboard yang dipasang pada tempat/kedudukan yang semi permanen. Karena dudukannya semi permanen, baliho ini berumur pendek. Oleh karena itu, model ini banyak digunakan untuk promosi jangka pendek atau bersifat insidentil misalnya pemilihan umum, pemilihan presiden, pemilihan calon legislatif, atau bisa juga digunakan untuk mempromosikan event tertentu seperti konser musik, audisi, dan sebagainya.(Terence A. Shimp, 2003).

Baliho adalah salah satu media untuk mempromosikan barang/benda baru yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital printing dan merupakan media yang digunakan untuk luar ruangan. Baliho adalah sebuah media penyampai yang menjelaskan/mempertegas akan adanya suatu kegiatan/ aktivitas/event, jadi hampir sama dengan pemberitahuan seperti halnya spanduk, billboard dan lain-lain yang dicetak dalam ukuran yang sangat besar. (Fakhmi Praja Armasta, 2008).

(22)

4.) Spanduk

Bentuk ini sangat sering dijumpai di tempat-tempat umum terutama di jalanan, bahkan banyak pula yang dipasang melintang di atas jalanan terikat pada tali pada masing-masing sisinya. Bentuknya khasnya adalah memanjang. Biasanya terbuat dari bahan kain, namun sekarang banyak pula yang dibuat dari bahan plastik. (Terence A. Shimp, 2003).

Jenis lain dari spanduk adalah backdrop yang biasa dipasang sebagai latar belakang panggung pada suatu acara tertentu, dan lebih banyak bersifat dekoratif dibandingkan media promosi. Pada perkembangannya, backdrop menjadi penting karena memuat informasi ringkas mengenai acara bersangkutan, bahkan sering pula disisipi iklan dari sponsor kegiatan tersebut.

Gambar 2.04 Contoh media promosi dalam bentuk spanduk

5.) Banner

(23)

Gambar 2.05 Contoh media promosi dalam bentuk X-Banner

Dalam buku Terence A. Shimp “Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu” (2003), juga dijelaskan mengenai media komunikasi atau promosi pemasaran yangberukuran kecil, yaitu :

1.) Pamflet / Leaflet / Brosur

(24)

Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. (Wikipedia Bahasa Indonesia).

Berbeda dengan poster yang didesain agar orang bisa mudah membaca informasi walaupun dalam posisi bergerak, pamflet atau brosur ditujukan agar dibaca secara khusus. Pada beberapa jenis, pamflet dimaksudkan agar orang menyimpannya agar sekali waktu digunakan bila membutuhkan informasi.

Gambar 2.06 Contoh media promosi dalam bentuk brosur

2.) Booklet

Terdiri dari beberapa halaman dan seringkali memiliki sampul, halaman judul, dijilid baik secara sederhana menggunakan staples maupun dijilid dengan hiasan misalnya menggunakan ring. (Terence A. Shimp, 2003).

(25)

Gambar 2.07 Contoh media promosi dalam bentuk booklet

3.) Katalog

Katalog memiliki kemiripan dengan booklet, bersifat sebagai daftar, dan menginformasikan berbagai macam hal dalam topik tertentu. Media promosi ini biasanya memuat informasi yang cukup lengkap. (Terence A. Shimp, 2003).

Katalog sangat tepat digunakan untuk mempromosikan produk dengan jumlah banyak dengan penjelasan spesifikasi dan gambar masing-masing produk. Katalog akan memudahkan konsumen untuk bisa memilih sendiri produk mana yang sesuai dengan keinginan dan anggaran biayanya. Terkadang produk-produk yang ditampilkan pada katalog disertai juga dengan info diskon agar lebih menarik calon konsumen.

(26)

4.) Flyer

Bisa jadi nama ini terinspirasi dari penyebaran informasi melalui pesawat atau kendaraan yang disebarkan begitu saja di tempat umum. Media promosi ini melayang-layang sebelum diterima oleh target pembacanya. Walaupun begitu, cara penyebaran seperti itu sudah jarang sekali dilakukan. Namun, sesuai namanya, flyer biasanya hanya berupa cetakan satu muka. Kualitas cetakannya tidak harus bagus, bahkan seringkali berkualitas seadanya, sebab dibuat dalam jumlah besar dan berbiaya murah karena sudah diperkirakan bahwa banyak di antara flyer akan terbuang dalam waktu relatif singkat berganti fungsi menjadi sampah. Walaupun begitu, flyer yang baik akan didesain dengan memperhatikan kaidah yang menarik untuk dilihat dan dibaca. (Terence A. Shimp ; 2003).

Pada perkembangannya, flyer seringkali tak beda dengan leaflet namun tidak dilipat, hanya merupakan selembar kertas saja dengan kualitas cetakan yang bagus dan berwarna-warni menarik. Di Indonesia, jenis ini sering disebut sebagai selebaran.

(27)

5.) Kartu Nama

Ada yang mengatakan bahwa kartu nama termasuk kategori pamflet, namun ada pula yang mengkategorikan tersendiri. Biasanya kartu nama berukuran kecil kurang dari 9x6 cm. Seperti namanya, kartu nama berisi perkenalan tentang seseorang. Informasinya bisa berisi nama, alamat, nomor kontak, institusi, dan lain sebagainya. Pada perkembangan selanjutnya, pada kartu nama sering pula disisipi gambar atau foto mengenai produk yang ditawarkan dengan adanya nama dan nomor kontak yang tertera bisa memudahkan konsumen apabila ingin bertanya mengenai informasi produk secara langsung dan mendapatkan informasi yang jelas mengenai spesifikasi produk yang ditawarkan. (Terence A. Shimp, 2003).

Kartu nama dibuat dengan sederhana dan informatif pada media yang cukup tebal (100-400gram) agar tidak mudah rusak ketika dimasukkan ke dalam dompet atau tempat kartu nama. Memang tujuan pembuatan kartu nama agar si penerima kartu nama tersebut dapat menyimpannya dan sesekali menggunakannya apabila membutuhkan informasi yang digunakan untuk menghubungi si pemilik kartu nama.

(28)

Media iklan diatas merupakan bagian dari media promosi pemasaran yang bersifat media cetak. Sedangkan selain dari media cetak, promosi pemasaran suatu produk dapat dilakukan dengan media elektronik dan sponshorship.

A. Media Promosi Berbasis Elektronik

1.) Media Televisi

Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio televisi. (Ilham Z, 2010).

Sedangkan menurut Adi Badjuri (2000), televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mengamati narasi dari gambar tersebut. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas.

Menurut Elvinaro (2007) terdapat tiga macam karakteristik televisi, yaitu: a.) Audiovisual

(29)

b.) Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni pertama menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

Dari semua media komunikasi yang ada, televisi merupakan media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi adalah sebagai bagian dari teknologi audiovisual dan merupakan media paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Unsur esensial dari teknologi televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu dan hiburan. Kultur yang dibawa oleh televisi dengan sendirinya mulai tumbuh di masyarakat. (Wibowo, 2009).

Menurut Sutisno dalam Nawiroh Vera (2010) ciri utama televisi adalah sifatnya yang audio visual, dimana stimulasi alat indera bukan hanya satu seperti dalam radio siaran, surat kabar dan majalah. Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Secara lebih khusus karakteristik televisi adalah sebagai berikut :

1.) Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pengdengaran manusia.

2.) Dapat menghadirkan obyek yang sangat kecil atau besar, berbahaya, atau yang langka.

3.) Menyajikan pengalaman langsung pada penonton.

(30)

5.) Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi dan proses yang baik.

6.) Dengan mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, gambar dengan baik.

7.) Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.

8.) Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.

9.) Media ini membangkitkan rasa intim. (Sutisno dalam Nawiroh Vera, 2010).

2.) Media Radio

Menurut Sutisno dalam Nawiroh Vera (2010) ciri utama radio adalah sifatnya yang hanya berupa audio, dimana stimulasi yang disampaikan hanya menuju alat pendengaran tidak mencakup dalam hal visual atau penglihatan.

Namun sama halnya dengan televisi radio juga memiliki kelebihan, antara lain, yaitu :

a) Menjangkau jumlah khalayak sasaran yang besar pada waktu yang bersamaan.

b) Menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup terpencil dan terpencar-pencar karena biasanya sinyal radio lebih kuat dibandingkan dengan televisi.

c) Cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi mutakhir yang berguna.

d) Mengatasi berbagai kendala geografis.

(31)

3.) Media Internet

Menurut Strauss Frost (2003), internet adalah seluruh jaringan yang saling terhubung satu sama lain, beberapa komputer- komput er dalam jaringan ini menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan komputer.

Menurut O`Brien (2003), internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara. Sedangkan menurut Allan (2005), internet adalah sekumpulan jaringan komputer yang saling terhubung secara fisik dan memiliki kemampuan untuk membaca dan menguraikan protokol komunikasi tertentu yang disebut Internet Protocol (IP)

dan Transmission Control Protocol (TCP). Protokol adalah spesifikasi sederhana

mengenai bagaimana komputer saling bertukar informasi.

Pemasaran produk dengan memanfaatkan media internet disebut dengan

e-commerce. Pemasaran melalui internet (e-commerce) merupakan segala usaha

yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media internet atau jaringan WWW (World Wide Web). Kata e dalam e-commerce ini berarti elektronik (electronic) yang artinya kegiatan pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik lewat internet atau jaringan syber. (Wikipedia Bahasa Indonesia).

(32)

a.) Hemat biaya

Dibandingkan dengan media promosi yang lain, bisa dibilang media promosi melalui internet ialah media promosi yang paling hemat dan terjangkau, bahkan hampir semua media sosial seperti facebook, twitter, path, dan sebagainya dapat dipakai oleh pengguna secara gratis tanpa biaya.

b.) Lebih efisien

Dengan adanya berbagai fasilitas gratis dan pemanfaatan media sosial yang ada di internet, tentunya akan menjadikan sebuah pemasaran lebih efisien dengan mengeluarkan budget atau anggaran yang relatif kecil namun dapat melakukan hal yang besar bahkan dapat bersaing dengan perusahaan yang memiliki kapasitas lebih besar dan meningkatkan kemampuan menyeimbangkan persaingan dalam melakukan suatu strategi pemasaran produk.

c.) Orientatif

Walaupun pemasaran melalui media internet ini bersifat umum dan global tapi bentuk pemasaran yang dilakukan tentunya lebih terorientasi sehingga target pasar yang anda inginkan dapat mengenai sasaran dengan tepat dan lebih spesifik. Dengan melakukan startegi pemasaran yang telah dimiliki oleh masing masing pengelola bisnis yang sedang dipasarkan.

d.) Lebih mudah bagi konsumen

(33)

melalui media online dengan hanya duduk saja di depan monitor dan berkomunikasi secara digital.

e.) Memiliki jangkauan yang sangat luas

Media internet tidak mengenal batas tempat dan waktu, karena pada dasarnya jaringan internet hampir bisa diakses dimana saja, dan sebagian besar orang telah mampu untuk memanfaatkan jaringan internet tersebut. (www.haribest.com, 2009).

4.) Media Sponsorship

Para ahli memberikan definisi yang berbeda mengenai sponsorship disebabkan karakateristik situasi yang berbeda dalam memberikan bantuan (finansial dan nonfinansila) kepada organisasi penyelenggara sebuah kegiatan. Menaghan (1983) dan Speed Thompson (2000) mengatakan sponsorship sebagai segala bentuk bantuan bersyarat yang diberikan oleh organisasi komersial baik dalam bentuk finansial dan/atau lainnya dalam sebuah kegiatan dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan komersil.

Definisi lainnya menyebutkan sponsorship sebagai hubungan bisnis antara penyedia dana, sumber daya atau layanan, sebuah kegiatan atau organisasi yang menawarkan hubungan saling menguntungkan dan sebuah asosiasi yang dapat digunakan untuk keuntungan komersil. (Sleight dalam Brown, 2000).

Menanggapi perbedaan definisi tersebut, Ferrand (2007) meletakkan

sponsorship dalam tiga basis strategi, yaitu cara – cara komunikasi yang

(34)

sebuah hubungan ekonomi antara organisasi yang disponsori dengan pemberi sponsor.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sponsorship merupakan suatu bentuk pemberian bantuan baik berupa bantuan finansial (keuangan) atau nonfinansial (perlengkapan, tempat, konsumsi, dan lainnya) yang diberikan oleh perusahaan atau pengusaha kepada suatu organisasi, badan, atau komunitas dalam melaksanakan suatu event atau kegiatan, yang mana biasanya menimbulkan hubungan yang saling menguntungkan kepada kedua belah pihak yang bersangkutan, seperti perusahaan akan mendapatkan kesempatan dalam memasarkan produknya dalam event atau acara tersebut, seperti adanya label atau merek produk yang terdapat dalam media promosi event atau acara (spanduk, flyer, backdrop, baliho, dan sebagainya), atau bahkan mendapatkan kesempatan untuk berbicara langsung memasarkan produk tersebut ketika acara sedang berlangsung, dan membuka stand penjualan pada saat acara dilaksanakan, sedangkan pihak pelaksana event atau acara mendapatkan bantuan dari perusahaan baik dalam bentuk finansial maupun nonfinansial.

2.1.7 Perkembangan Produk Smartphone Berbasis Android di Indonesia

Android merupakan sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh Android Inc. Dengan dukungan finansial dari

Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi ini dirilis

secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset

(35)

lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler. Ponsel android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008. (Wikipedia Bahasa Indonesia).

Saat ini produk smartphone android semakin berkembang pesat di Indonesia, ditandai dengan banyaknya merek-merek smartphone android yang dipasarkan di Indonesia dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia sebagai telepon genggam canggih yang membantu memenuhi kebutuhan untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan sekaligus menjadi media komunikasi yang terbilang mewah dan elegan. Ada beberapa hal yang mendukung mengapa android dapat berkembang secara pesat di Indonesia, antara lain yaitu :

1. Update rutin

Android selalu melakukan update secara terus menerus, melakukan perbaikan perbaikan berbagai aplikasi dan penambahan fitur yang menjadikan sistem operasi android semakin lebih bagus dari versi sebelumnya.

2. Open source

Android adalah OS (Open Source) yang gratis, jadi dilihat dari segi harganya akan lebih murah daripada smartphone yang tidak berteknologi android, disamping itu sistem operasi android memungkinkan para programmer untuk mengembangkan atau membuat aplikasi berbasis android.

3. Didukung oleh Vendor Kelas Atas

(36)

4. Merek Google

Reputasi Google yang tidak diragukan lagi menjadi keunggulan tersendiri bagi Android. Hal ini membuat konsumen yakin bahwa operating system Android adalah operating sistem yang benar benar bagus dan berkualitas.

5. User Friendly (Touch Screen)

Teknologi layar sentuh, membuat mudah dalam penggunaannya serta didukung oleh tampilan yang menarik. (Philosophy and Goals. “Android Open Source Project”, 2012)

Popularitas android terus bertumbuh, bukan hanya dari jumlah perangkat yang mengadopsi sistem ini, tetapi juga para operator telekomunikasi yang mulai memberikan fokus yang lebih pada sistem open source yang dikembangkan

Google ini. Model bisnis ini bisa menjadi hal yang serius bagi para pengembang,

produk yang dikembangkan oleh para pengembang tentu harus diganti dengan pemasukan untuk membiayai produksi pengembangan aplikasi lain, model usaha yang biasanya dijalankan oleh pengembang antara lain yaitu melalui penggunaan aplikasi yang bersifat gratis yang bisa berperan sebagai portofolio untuk mengejar proyek yang didasarkan dari keahlian para pengembang atas aplikasi yang mereka kembangkan atau dengan sistem mobile advertising. (www.updateteknologi.com)

(37)

berbasis android di Indonesia yang besar memungkinkan smartphone yang murah dan mempunyai fitur yang lengkap akan dapat terjual dengan mudah, sesuai dengan karateristik dari masyarakat Indonesia yang konsumtif.

Pangsa pasar yang besar di Indonesia ini yang menarik para produsen android berlomba-lomba untuk memasarkan produk smartphone android andalannya untuk dipasarkan di Indonesia, terlebih ditambah lagi dengan karakter masyarakat Indonesia yang memiliki sifat konsumtif semakin memungkinkan omset penjualan smartphone android ini akan meningkat dari waktu ke waktu. Masyarakat Indonesia yang memakai produk smartphone android pastinya semakin meningkat dari waktu ke waktu dengan semakin gencarnya para pengusaha smartphone android mengadakan promosi pemasaran yang besar-besaran guna menarik minat beli dari masyarakat Indonesia.

Gambar

Gambar 2.01 Contoh media promosi dalam bentuk poster
Gambar 2.02 Contoh media promosi dalam bentuk billboard
Gambar 2.03 Contoh media promosi dalam bentuk baliho
Gambar 2.04 Contoh media promosi dalam bentuk spanduk
+6

Referensi

Dokumen terkait