• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Karakteristik Audit Dan Jenis Opini Audit Terhadap Biaya Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ukuran Perusahaan, Karakteristik Audit Dan Jenis Opini Audit Terhadap Biaya Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual

antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan

mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas

nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan.

Teori agensi muncul karena adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agen) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama dimana prinsipal mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada agen dalam mengelola kekayaan investor (Brigham dan Houston, 2004:145).

Tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan kemampuan

individu (baik prinsipal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan dimana

keputusan harus diambil (The belief revision role). Kedua, untuk mengevaluasi

hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil

antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (Theperformance

evaluation role). Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua

(Eisenhardt,1989:45),” yaitu positive agency research dan principal agent

research.Positive agent research memfokuskan pada identifikasi situasi dimana

agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang bertentangan dan mekanisme

pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self serving agen”. Secara

(2)

(stockholder) dengan manajer. Sementara itu principal agent research

memfokuskan pada kontrak optimal antara perilaku dan hasilnya, secara garis

besar penekanan pada hubungan principal dan agen. Principal-agen

research mengungkapkan bahwa hubungan agent-principal dapat diaplikasikan

secara lebih luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja dan pemberi

kerja, lawyer dengan kliennya, auditor dengan auditee. Agency theory tidak dapat

dilepaskan dari kedua belah pihak diatas, baik prinsipal maupun agen merupakan

pelaku utama dan keduanya mempunyai bargaining position masing-masing

dalam menempatkan posisi, peran dan kedudukannya. Prinsipal sebagai pemilik

modal memiliki akses pada informasi internal perusahaan sedangkan agen sebagai

pelaku dalam praktek operasional perusahaan mempunyai informasi tentang

operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh. Posisi, fungsi, situasi,

tujuan, kepentingan dan latar belakang prinsipal dan agen yang berbeda dan saling

bertolak belakang tersebut akan menimbulkan pertentangan dengan saling tarik

menarik kepentingan (conflict of interest) dan pengaruh antara satu sama

lain.Berkaitan dengan auditing, baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai

orang yang memiliki rasionalitas ekonomi, dimana setiap tindakan yang dilakukan

termotivasi oleh kepentingan pribadi atau akan memenuhi kepentingannya

terlebih dahulu sebelum memenuhi kepentingan orang lain. “Teori keagenan

mengatakan sulit untuk mempercayai bahwa manajemen (agent) akan selalu

bertindak berdasarkan kepentingan pemegang saham (principal),sehingga

diperlukan monitoring dari pemegang saham” (Copeland dan Weston,1992:20).

(3)

termasuk pengambilan keputusan ekonomik, dalam lingkungan yang tidak pasti

seperti perusahaan dalam kondisi financial distress. Agen sebagai seorang

manajer akan mengambil keputusan untuk melakukan berbagai strategi guna

mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan. Disisi lain agen merupakan

pihak yang diberikan kewenangan oleh prinsipal berkewajiban

mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan kepadanya.

Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pihak yang melakukan proses

pemantauan dan pemeriksaan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pihak-pihak

tersebut diatas. Aktivitas pihak-pihak tersebut, dinilai lewat kinerja keuangannya

yang tercermin dalam laporan keuangan. Lebih lanjut dalam agency

theory, pemilik perusahaan membutuhkan auditor untuk memverifikasi informasi

yang diberikan manajemen kepada pihak perusahaan. Sebaliknya, manajemen

memerlukan auditor untuk memberikan legitimasi atas kinerja yang mereka

lakukan (dalam bentuk laporan keuangan), sehingga mereka layak mendapatkan

insentif atas kinerja tersebut. Disisi lain, kreditor membutuhkan auditor untuk

memastikan bahwa uang yang mereka kucurkan untuk membiayai kegiatan

perusahaan, benar-benar digunakan sesuai dengan persetujuan yang ada, sehingga

kreditor bisa menerima bunga atas pinjaman yang diberikan.

Pengawasan atau monitoring yang dilakukan oleh pihak independen

memerlukan biaya atau monitoring cost dalam bentuk biaya audit, yang

merupakan salah satu dari agency cost. Biaya pengawasan (monitoring

cost) merupakan biaya untuk mengawasi perilaku agent apakah agent telah

(4)

aktivitas yang telah ditugaskan kepada manajer. Uraian tersebut diatas memberi

makna bahwa auditor merupakan pihak yang dianggap dapat menjembatani

kepentingan pihak pemegang saham (principal) dengan pihak manajer

(agent) dalam mengelola keuangan perusahaan termasuk menilai kelayakan

strategi manajemen dalam upaya untuk mengatasi kesulitan keuangan perusahaan.

atas pekerjaan manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan keuangan,

sehingga auditor akan melakukan proses audit terhadap kewajaran laporan

keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan

laporan arus kas termasuk catatan atas laporan keuangan yang kemudian akan

memberikan pendapat atas pekerjaan auditnya dalam bentuk opini audit. Auditor

independen melakukan pengawasan atau monitoring karena manajer berkeinginan

untuk menyajikan laporan keuangan agar tampak lebih baik dari kondisi

senyatanya.

2.1.2 Ukuran Perusahaan

Menurut Ferry dan Jones (dalam Sujianto, 2001:66), “ukuran perusahaan

menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset,

jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total asset”. Jadi, ukuran

perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan.

Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu

perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size) dan

perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan

(5)

Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah

ukuran aktiva. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan arus kas

perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka

waktu relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan yang

memiliki total aktiva yang besar relatif lebih stabil dan lebih mampu

menghasilkan laba dibandingkan perusahaan dengan total aktiva yang kecil.

2.1.3 Karakteristik Auditor

Seluruh perusahaan yang telah Go Public dan terdaftar dalam Bursa Efek

Indonesia diharuskan untuk memenuhi kewajiban untuk menyampaikan laporan

keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebelum

dipublikasikan kepada publik. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut

untuk bersikap independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang

atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan

keuangannya.

Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang lebih besar (big4) diasumsikan

audit yang dilakukan lebih berkualitas dibandingkan dengan Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang lebih kecil (non big4) karena adanya kecenderungan untuk

lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit, termasuk menjalankan

prosedur-prosedur audit yang berlaku.

Varibel fee audit diukur dengan menggunakan pertanyaan yang

dikembangkan oleh Supriyono (1988) dalam Faud (2012:87) dengan empat

(6)

1. Kantor Akuntan Publik (KAP) cenderung menerima klien dengan fee

besar

2. Fee audit yang besar akan meningkatkan tanggung jawab

3. Kantor Akuntan Publik (KAP) akan mengaudit badan usaha dengan

risiko tinggi apabila mendapatkan fee yang besar

4. Besar kecilnya fee akan mempengaruhi tanggung jawab

2.1.4 Jenis Opini Audit

Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga

auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas

laporan keuangan yang diauditnya. Opini audit biasanya terdapat dalam paragraf

pendapat di dalam laporan auditor tersebut. Laporan audit adalah hasil akhir dari

pemeriksaan seorang auditor terhadap laporan keuangan kliennya. Di dalam

laporan tersebut biasanya terdiri dari tiga paragraf yaitu paragraf pengantar,

pargaraf lingkup, dan paragraf pendapat.

Melalui opini audit, auditor dapat berkomunikasi dengan lingkungannya.

Opini audit digunakan auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan

keuangan yang telah diperiksanya, dimana auditor dapat menyatakan pendapatnya

mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material,

yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan

prinsip akuntansi yang berterima umum.

Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit.

(7)

laporan tersebut menginformasikan kepada pengguna informasi tentang apa yang

dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya.

Opini auditor terdiri dari 5 Jenis (Mulyadi 2002:416) yaitu :

a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion).

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini terpenuhi, antara lain :

1. Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan.

2. Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor.

3. Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan.

4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

5. Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah:

1. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum. 2. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.

3. Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

4. Penekanan atas suatu hal

5. Laporan audit yang melibatkan auditor lain.

c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal hal yang dikecualikan. Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan :

(8)

2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.

d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Audtior menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

2.1.5 Biaya Audit

Fee audit adalah besaran biaya yang diterima oleh auditor dengan

mempertimbangkan berbagai hal seperti kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat

keahlian dan lain-lain. Menurut Sukrisno Agoes (2012:18) mendefenisikan Fee

Audit sebagai berikut: “Besarnya biaya tergantung antara lain resiko penugasan

,kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tesebut , struktur biaya KAP yang bersangkutan dan

pertimbangan professional lainya.”.

Simunic (1996 dalam Agustina, 2013) menyatakan bahwa audit fees

ditentukan oleh besar kecilnya perusahaan yang diaudit (client size), risiko audit

(atas dasar current ratio, quick ratio, D/E, ligitation risk) , dan kompleksitas audit

(subsidiaries, foreign listed). Sedangkan menurut Sankaraguruswamy et al. dalam

Halim (2005) audit fees merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi

tergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit seperti keuangan klien

(9)

KAP, keahlian yang dimiliki auditor tentang industry (industry expertise), serta

efisiensi yang dimiliki auditor (technological efficiency of auditors).

Menurut Mulyadi (2002: 63-64), besarnya fee profesional yaitu besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlakukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangkan professional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

Besarnya biaya jasa audit (audit fee) yang diterima oleh kantor akuntan

publik secara normal, semakin besar jasa audit yang diterima oleh kantor akuntan

publik dari seorang klien berhubungan dengan tingginya resiko atas hilangnya

independensi auditor. Account International study group I (1976) dalam kasidi

(2007: 48)” merekomendasikan, bahwa auditor harus menahan diri dari menerima

pemberian apapun dengan jumlah ongkos jasa audit sebesar 10 persen atau

melebihi total pendapatan audit”. Selain itu IFAC (international Federation of

Accounting, 1996, 8.7) Code of Ethic for Professional Accountants dan EFFA

(European Federation of Accountants and Auditor, 1998) menyatakan, bahwa

ukuran atau besarnya perusahaan klien (yang diukur dari besarnya biaya audit)

dapat meningkatkan perhatian terhadap independensi auditor, namun tidak

menyebutkan berapa total biaya yang dapat diterima oleh auditor. EFAA

(European Federations of Accountants and Auditor 1998, 4) secara jelas

menyatakan bahwa total biaya audit dari seorang klien terhadap auditor sebaiknya

tidak melebihi persentase total perputaran uang dalam Kantor Akuntan Publik

(10)

Berkaitan dengan hal tersebut fee audit yang diterima auditor semakin

besar, auditor cenderung lebih bersikap independensi karena auditor akan lebih

bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas audit dengan menghasilkan

laporan audit yang baik yang mampu meningkatkan kualitas audit.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N

o

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1 Nugrahani (2013)

Faktor – Faktor yang

mempengaruhi penetepan Fee Audit Eksternal pada Perusahaan yang terdaftar di BEI Independen : keberadaan internal audit, Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Intensitas Pertemuan Dewan Komisaris, Independen Komite Audit, Ukuran Komite Audit, Intensitas Pertemuan Komite Audit, Karakteristik Auditor, Ukuran Perusahaan, Anak Karakteristik Auditor, Ukuran Perusahaan, Anak perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Fee audit

Sedangkan variabel keberadaan internal audit, Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Intensitas Pertemuan Dewan Komisaris, Independen Komite Audit, Ukuran Komite Audit,

Intensitas Pertemuan Komite Audit tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan

(11)

perusahaan

Dependen:

Fee Audit

2 Vakilifard, Hamid Reza (2014)

The Influence of Company Characteristics, the type of Auditors Opinion and Auditor’s Market Share on Audit Fees among companies listed on Tehran Stock Exchange 2009-2013

Independen :

Return on investment ratio, firm size, auditor’s market share, type of auditor’s opinion and company’s losses during previous periods Dependen : Audit Fees

Return on investment, ukuran perusahaan , pangsa pasar auditor , dan kerugian

perusahaan selama periode sebelumnya

Berpengaruh signifikan terhadap Biaya audit

Dan jenis opini auditor tidak menunjukkan signifikan terhadap biaya audit.

3 Chen and Elder (2001)

Pengaruh ukuran perusahaan, pasar auditor, long term debt to asset ratio, rasio pengembalian investasi, profitabilitas perusahaan dan jenis opini audit terhadap Biaya audit. Variabel independen : Pengaruh ukuran perusahaan, pangsa pasar auditor, long term debt to asset ratio, rasio pengembalian investasi, profitabilitas perusahaan

Return on investment

ratio, pangsa pasar

auditor berpengaruh signifikan terhadap Biaya audit.

Sedangkan ukuran perusahaan,long term debt to asset ratio, profitabilitas

perusahaan dan jenis opini audit tidak

(12)

dan jenis opini audit

Variabel dependen :

Biaya audit

4 d’silva, Cantoni emiliano (2001)

The determinants of Audit Fees, further Evidence from the UK Charity sector

Independen :

The

organizational complexity of the charity, NAS fees, Auditor Big4 and non Big4

Dependen :

Audit Fees

Auditor Big 4 dan Big4 dan Biaya NAS

berpengaruh signifikan terhadap biaya audit. Sedangkan

Kompleksitas

(13)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan atas latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah

diuraikan sebelumnya, maka dapat dibangun kerangka konseptual seperti pada

gambar 2.1

H1 (+)

H2 (+)

H3 (-)

H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2011:33) kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka teoritis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Variabel – variabel yang diteliti berpengaruh positif dan berpengaruh

negatif. Ukuran perusahaan (X1) berpengaruh positif terhadap biaya audit,

Karakteristik auditor (X2) berpengaruh positif terhadap biaya audit, Jenis opini

audit (X3) berpengaruh negatif terhadap biaya audit.

Ukuran Perusahaan (X1)

Karakteristik auditor (X2)

Jenis Opini Audit (X3)

(14)

Biaya audit merupakan hal penting dalam pemeriksaan suatu laporan

keuangan perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi biaya audit yang akan

dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangan

tersebut. Salah satu diantara faktor yang mempengaruhinya adalah ukuran

perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah variabel yang paling penting dalam

me-nentukan biaya audit. Seperti dijelaskan pada penelitian sebelumnya, bahwa

auditor yang melakukan audit diperusahaan besar akan menghabiskan lebih

banyak waktu dan sumber daya untuk meninjau operasi klien karena perusahaan

besar terlibat dalam sejumlah besar transaksi yang tentu saja membutuhkan waktu

berjam-jam bagi auditor untuk memeriksa. Hal tesebut yang mengakibatkan

penetapan biaya audit semakin tinggi.

Karakteristik auditor yang dinilai dengan ukuran kantor akuntan publik

(KAP) apakah termasuk dalam KAP Big4 atau non-Big4. Dalam aturan etika

kompartemen akuntan publik per 1 januari 2001 disebutkan bahwa: “KAP adalah

suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, yang berusaha dibidang pemberian jasa

profesional dalam praktik akuntan publik. Kantor akuntan publik yang memiliki

nama besar (Big4) dipandang sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat

kualitas audit yang melebihi persyaratan minimal.

Jenis opini audit yang diberikan oleh auditor independen dalam laporan

auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapat atau apabila

(15)

pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepentingan

siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap

kewajiban terhadap kliennya dan tidak memiliki suatu kepentingan dengan

kliennya.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2011:42)” hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan

dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau

pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji keberannya mengenai

konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.”

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka konseptual

yang telah diuraikan sebelumnya sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut :

H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Biaya Audit

H2 : Karakteristik auditor berpengaruh positif terhadap Biaya Audit

H3 : Jenis Opini Audit berpengaruh negatif terhadap Biaya Audit

H4 : Ukuran perusahaan, Karakteristik auditor dan Jenis Opini Audit berpengaruh

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sedangkan, semakin besar konsentrasi katalis, semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya reaksi fotodekomposisi senyawa organik.

To determine the ingestion and absorption of lipid emulsions, spat were fed algae deficient in stigmasterol and cholesterol and an emulsion containing these two sterols.

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT.. TOTAL LABA (RUGI)

Department of Zoology, The George S. The motivation of the study was to obtain information for growing the fish on a commercial scale for their use as biological control agents

ascidians dominated the uncoated black and white netting and accounted for more than 75% of the fouling mass. Netting colour significantly affected the growth and composition of

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT2. TOTAL LABA (RUGI)

Hal ini dikarenakan harga radio dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat, maka sangatlah efektif jika radio digunakan sebagai media dakwah, salah satunya adalah