1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
merupakan pergeseran paradigma dalam pengelolaan
pendidikan. MBS bermaksud mengembalikan sekolah
kepada masyarakat, agar masyarakat bertanggung
jawab terhadap pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah. Dalam penyelenggaraan pendidikan,
masyarakat mendapat kesempatan yang seluas-luasnya
untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sekolah pada
berbagai jenis dan jenjang sekolah (Surya, 2002).
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, konsep
tentang masyarakat perlu disederhanakan agar menjadi
mudah bagi sekolah melakukan hubungan dengan
masyarakat. Penyederhanaan konsep masyarakat itu
dilakukan melalui perwakilan fungsi stakeholder,
dengan membentuk Komite Sekolah. Komite Sekolah
dituntut untuk dapat melaksanakan tugas sebagai
perwakilan masyarakat. Tanggung jawab masyarakat
terhadap pendidikan diwujudkan dalam fungsi yang
melekat pada Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
2 Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang
pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah
otonom untuk mengurus urusan pemerintahan.
Sebagai suatu sistem yang dipakai dalam bidang
pemerintahan, desentralisasi merupakan kebalikan dari
sentralisasi. Dalam sentralisasi pemerintah pusat
melaksanakan seluruh kewenangannya di daerah.
Dalam konteks penyelenggaraan otonomi daerah
ditegaskan bahwa sistem pendidikan nasional yang
bersifat sentralistik sejauh ini kurang mendorong
terjadinya desentralisasi dan demokratisasi
penyelenggaraan pendidikan. Sistem pendidikan yang
sentralistik kurang bisa mengakomodasi keberagaman
daerah, keberagaman sekolah, serta keberagaman
peserta didik, bahkan cenderung mematikan partisipasi
masyarakat dalam pengembangan pendidikan.
Pembentukan Komite Sekolah, yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor 044/U/2002, bertujuan agar pembentukan
Komite Sekolah dapat mewujudkan manajemen
pendidikan yang berbasis sekolah / masyarakat
(school/community-based management).
Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 menyebutkan
tentang tujuan, peran, dan fungsi Komite Sekolah.
Ada beberapa hal berkaitan dengan peran Komite
3 1. Proses pembentukan Komite Sekolah belum sesuai
dengan pedoman yang telah ditetapkan dalam
Kepmendiknas Nomor 044/U/2002. Banyak Komite
Sekolah dibentuk dengan pola-pola yang diwarisi
dari BP3 atau POMG.
(http://junaidikendal.weebly.com/)
2. Ada kesan yang negatif dari orang tua dan
masyarakat terhadap peran Komite Sekolah bahwa
pembentukan Komite sekolah berakibat pada
kenaikan uang sekolah
(http://junaidikendal.weebly.com/)
3. Komite Sekolah yang telah dibentuk banyak yang
belum memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART), dan belum memiliki program
kerja yang disusun berdasarkan aspirasi orang tua
dan masyarakat.
(http://junaidikendal.weebly.com/)
Berdasarkan kenyataan tersebut penelitian ini
dilakukan, sehingga diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai peran Komite Sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan.
SD Negeri Mangunsari 01 secara geografis
terletak di wilayah Kelurahan Mangunsari, Kecamatan
Sidomukti, Kota Salatiga. Tepatnya di Jln. Hasanudin,
lintasan antara Kota Salatiga menuju Kopeng. Sekolah
ini berada satu lokasi dengan SD Negeri Mangunsari
4 Negeri Mangunsari 01 rata-rata di atas 200 orang.
Bahkan pada tahun pelajaran 2015/2016 jumlah siswa
kelas VI lebih dari 50 siswa. Siswa di sekolah ini
sebagian besar berasal dari lingkungan sekolah, tetapi
ada beberapa orang yang berasal dari luar kelurahan,
bahkan luar kota, khususnya dari daerah Kecamatan
Getasan, Kabupaten semarang. Dalam prestasi sekolah,
baik prestasi akademik maupun nonakademik, SD
Negeri Mangunsari 01 sering memperoleh penghargaan.
Misalnya peringkat pertama nilai ujian sekolah tingkat
kecamatan, 10 besar tingkat kota, juara 1 lomba cerdas
cermat tingkat kecamatan, juara 1 lomba dokter kecil,
juara 1 lomba menyanyi. Di bidang ekstra kurikuler,
sekolah menyelenggarakan kegiatan drumband, tari,
olahraga, pramuka, keagamaan, dan dokter kecil.
Sarana prasarana yang ada di sekolah cukup memadai,
di antaranya ruang kelas, perpustakaan, tempat
bermain, ruang komputer, ruang UKS, WC, kantin,
ruang kepala sekolah, ruang guru, air PDAM, jaringan
listrik dan telepon, media dan alat pembelajaran,
laptop, dan LCD. Hubungan antara pihak sekolah dan
masyarakat terjalin dengan baik. Hal ini nampak dari
adanya pertemuan-pertemuan antara sekolah dengan
Komite sekolah ataupun antara sekolah dan orang tua
siswa. Ada perkumpulan orang tua siswa pada
masing-masing tingkat kelas, sebagai sarana berkomunikasi
5 terlepas dari peran Komite Sekolah. Untuk itu perlu
diadakan penelitian tentang peran Komite Sekolah di
SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah peran Komite Sekolah sebagai
pemberi pertimbangan?
2. Bagaimanakah peran Komite Sekolah sebagai
pendukung?
3. Bagaimanakah peran Komite Sekolah sebagai
penghubung?
4. Bagaimanakah peran Komite Sekolah sebagai
pengontrol?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui
penelitian ini adalah :
1. Mendiskripsikan peran Komite Sekolah sebagai
pemberi pertimbangan.
2. Mendiskripsikan peran Komite Sekolah sebagai
pendukung.
3. Mendiskripsikan peran Komite Sekolah sebagai
penghubung.
4. Mendiskripsikan peran Komite Sekolah sebagai
6
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah bahan
kajian tentang manajemen pendidikan, khususnya
tentang partisipasi masyarakat melalui Komite Sekolah
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Komite Sekolah
Bagi Komite Sekolah, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
informasi bagaimana keterlaksanaan perannya
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
sehingga akan menjadi masukan bagi upaya
peningkatan peran dan fungsinya.
b. Bagi Sekolah
Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat sebagai informasi mengenai
peran Komite Sekolah dilihat dari keterlaksanaan
perannya sehingga dapat dijadikan sebagai
masukan dalam upaya peningkatkan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.
c. Bagi Pemerintah / Dinas Pendidikan
Sebagai masukan bagi pembinaan dalam