Wawancara Mendalam Warga Desa Sukasari
Untuk Memenuhi Salah SatuTugasMata Kuliah : Sosiologi Antropologi Dosen : Dra.Indah Meitasari, M.si
Disusun Oleh :
Nida Roidah (1601095036)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PROF.DR.HAMKA
PENDAHULUAN
Desa atau udik, menurut definisi "universal", adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur, Klèbun di Madura, Pambakal di Kalimantan Selatan, dan Kuwu di Cirebon, Hukum Tua di Sulawesi Utara.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya di Sumatera Barat disebut dengan istilah nagari, di Aceh dengan istilah gampong, di Papua dan Kutai Barat, Kalimantan Timur disebut dengan istilah kampung. Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.
Pengertian Desa Menurut Para Ahli
Bambang Utoyo
Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan
R. Bintarto
UU no. 6 tahun 2014
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintahan Desa
Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
A. Kepala Desa
Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.
Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat. Syarat-syarat menjadi calon Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 sbb:
1. Bertakwa kepada Tuhan YME
2. Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada NKRI, serta Pemerintah
3. Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat
5. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
6. Penduduk desa setempat
7. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 tahun
8. Tidak dicabut hak pilihnya
9. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali masa jabatan
10. Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota
B. Perangkat Desa
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa, 3 (tiga) Kepala Urusan, 3 (tiga) Kepala Seksi dan Kepala Kewilayahan/Dusun/Dukuh/ sebutan lain menurut daerah masing-masing. Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Wali Kota.
Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Perangkat desa juga mempunyai tugas untuk mengayomi kepentingan masyarakatnya.
C. Badan Permusyawaratan Desa
diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
ISI
dapat memberikan kontribusi yang tidak kecil dalam pengembangan agrobisnis sebagai salah satu pilar perwujudan Visi Kabupaten Sumedang. Komposisi penggunaan tanah di wilayah Kecamatan Sukasari sebagian besar dimanfaatkan sebagai areal pertanian baik lahan basah maupun kebun yakni sebesar 70% dari luas wilayah, sedangkan selebihnya sebesar 30% digunakan untuk jenis pemanfaatan lainnya. Jumlah peduduk di Kecamatan Sukasari tercatat sebanyak 30587 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 15.527 Jiwa, dan perempuan sebanyak 15.060 Jiwa dan kepadatan penduduk pada bulan Maret tahun 2010 tercatat sebesar 6 jiwa/km2. Mata pecaharian penduduk di Kecamatan Sukasari mayoritas bergerak dalam usaha pertanian yakni sebesar 60 %, sedangkan selebihnya yakni sebesar 40 % bermata pencaharian nonpertanian.
Desa Sukasari memiliki kesenian daerah yang menonjol yaitu Pecak Silat yang bernama “Gajah Putih” dan Hadro sejenis alat musik rebana yang cara permaiannya berkelompok dengan alat musik di pukul dan beberapa anggota yang menyanyi. Keripik dan aneka makanan ringan dari bahan umbi-umbian seperti Ubi,Singkong,Jagung telah berhasil membuat warga Desa Suksasari ini puas dengan memiliki usaha industri makanannya,Karena hasil industri makanan ini telah berhasil di ekspor hingga ke luar Negeri seperti Bruneidarussalam. Namun dari hasil industri rumahan ini masih belum memiliki label sehingga produk yang telah di buat hanya di jual bal/bal tanpa memberikan nama produk. Serta di Desa Sukasari ini telah terakses Bidan sehingga masyarakat terutama kaum wanita tidak kesulitan lagi dalam masalah kesehatan.
Desa Sukasari merupakan salah satu desa yang masuk kategori Desa Swakarya. Desa Swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa swasembada.
Ciri-ciri desa swakarya adalah:
Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh.
Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi
Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau letaknya jauh dari pusat perekonomian.
Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak lancar.
Berkaitan dengan Desa Swakarya,Kepala Desa Sukasari ini mampu membuat perubahan kearah yang positif dalam pembangunan dalam kurun waktu 3 tahun terahir. Memiliki banyak kemajuan dalam kesejahteraan warga Desa, sehingga warga Desa menikmati hasilnya. Saat ini Desa Sukasari akan membangun sebuah wahana air untuk memnafaatkan lahan yang produktif untuk kesejahteraan dan meningkatkan kualitas Desa Sukasari serta nanti pemasukan akan kembali untuk warga Desa setempat.
Desa Sukasari merupakan Desa maju.,Tentu hal ini membuat para pemuda memilki pemikiran yang lebih maju lagi untuk urbanisasi. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Faktor penarik
1. Kehidupan kota yang lebih modern
2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
Faktor pendorong
1. Lahan pertanian semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Keuntungan urbanisasi
1. Memoderenisasikan warga desa
2. Menambah pengetahuan warga desa
3. Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
4. Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
Hasil Wawancara Mendalam Warga Desa Sukasari
Nama : Asep (nama samaran)
Usia : 25 tahun
Pekerjaan : Tukang Ojek
Hobby : Bermain Futsal
Asep (nama samaran) mengaku sudah lama tinggal di Desa Sukasari. Menurutnya desa yang ia tinggali sejak lama merupakan desa yang nyaman dan warga yang ramah.Desa Sukasari ini merupakan desa maju karena menutnya akses jalan desa ini cukup bagus dan fasilitas sebagian sudah terpenuhi. Dengan adanya Bidan di dalam desa,Masjid yang besar,serta rumah warga yang tidak terlihat kumuh menurutnya desa ini desa yang maju dan baik. Ia bersedia untuk turut serta atau terlibat dalam pembangunan desa.
Asep minat untuk urbanisasi ke kota Jakarta,karena menutunya jika Ia pergi ke Kota maka hidupnya akan jauh lebih baik lagi. Jika Ia urban ke Kota maka Ia akan tetap menjadi tukang ojek,namun tukang ojek yang dimaskud yaitu “Gojek,Grabjek dsb” karena menutunya menjadi tukang ojek disana sangat menguntungkan setelah Ia suka menonton acara TV. Hanya hari-hari besar saja seperti Idul Fitri ,Idul Adha dan hari-hari besar libur lainnya untuk kembali ke ke desa.
Tinggal di Desa ataupun di Kota menurutnya keduanya sangat menyenangkan. Tinggal di Desa menyenangkan karena warga desa yang ramah dan lingkungan yang nyaman dan bersih. Serta tinggal di Kota pun sangat menggiurkan untuk mencari kehidupan yang lebih baik lagi. Hal ini termotivasi dengan Ia selalu melihat perkembanagan informasi di internet dan di media sosial lainnya.
KESIMPULAN
Serta pemuda di desa untuk urbanisasi dapat di kurangi minatnya,dengan kemajuan pembangunan di desa sehingga tidak terjadi tuna karya,pengangguran,dan juml;ah penduduk yang tidak merata antar desa dan kota.
74.000 desa di seluruh Indonesia maka dampak bagi Indonesia jika desa sejahtera maka Indonesia bebas dari kemiskinan. Semoga pembangunan desa dapat menyeluruh,dan masyarakat Indonesia menjadi sejahtera. Sebab desa merupakan kunci perekonomian Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sukasari,_Sumedang