1
KARYA TULIS ILMIAH
MENGEMBANGKAN MODEL KURSUS
KEWIRAUSAHAAN BERBASIS DUNIA USAHA DAN
INDUSTRI
MELALUI METODE
PENGGABUNGAN PRINSIP LIFE SKILL DAN
BROAD BASED EDUCATION(BBE) SERTA WORK
BASED LEARNING (WBL)
Disusun untuk Jambore PTK
PAUD NI tingkat Propinsi
tahun 2011
DISUSUN OLEH :VITRA DEWANTA RAMA,S.KOM
KARYA TULIS ILMIAH
MENGEMBANGKAN MODEL KURSUS
KEWIRAUSAHAAN BERBASIS DUNIA USAHA
DAN INDUSTRI
MELALUI METODE
PENGGABUNGAN PRINSIP LIFE SKILL DAN
BROAD BASED EDUCATION(BBE) SERTA
WORK BASED LEARNING (WBL)
Disusun untuk Jambore PTK PAUD NI tingkat Propinsi tahun 2011
DISUSUN OLEH :
VITRA DEWANTA RAMA, S.KOM
LKP PRATAMA TEKNOLOGI DOMPU
2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “MENGEMBANGKAN MODEL KURSUS KEWIRAUSAHAAN BERBASIS DUNIA USAHA DAN INDUSTRI MELALUI METODE
PENGGABUNGAN PRINSIP LIFE SKILL DAN BROAD BASED
EDUCATION SERTA WORK BASED LEARNING” ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Jambore PTK PAUD NI tingkat Propinsi tahun 2011
Pada Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya bahwa keberhasilan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak :
1. Bapak Kepala Dinas Dikpora Dompu 2. Bapak Kabid PLS Dinas Dikpora Dompu
4. Istri dan putra-putri kami tercinta yang merelakan waktunya tersita oleh pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik
5. Kakak ku tersayang yang telah banyak membantu memberikan ide dan masukan
6. Teman-teman semuanya yang telah rela membantu kelancaran pembuatan karya tulis ilmiah ini dan memberikan banyak ilham bagi penulis.
Akhir kata dengan segala keterbatasannya, penulis menyadari di dalam penyusunan karya ilmiah ini tentunya tidak terlepas dari segala kekurangan, hal ini dikarenakan kemampuan dan waktu yang tersedia bagi penulis. Oleh karena itu penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Dompu,...April 2011-04-28
Penulis
... 2.1 Mengembangkan Model Kursus Kewirausahaan Berbasis Dunia
Usaha dan
Industri... ...
2.2 Metode Penggabungan Prinsip Life Skill dan Broad Based Education (BBE) serta Work Based
Learning(WBL)...
5
8
BAB III : LKP PRATAMA TEKNOLOGI MENGGABUNGKAN METODE PRINSIP LIFE SKILL, BROAD BASED EDUCATION (BBE) SERTA WORK BASED LEARNING
(WBL) ... ...
1 6 3.1 Profile LKP PRATAMA
TEKNOLOGI ... 3.2 Metode Pengajaran dan Kurikulum yang
digunakan...
BBE... 0
2.2.3 Diagram Sistem Pendidikan Nasional
...
1 3
3.2.1 Metode I Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life Skill ...
2 1
3.2.2 Metode II Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life Skill ...
2 1
3.2.3 Metode III Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life Skill ...
2 2
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Kurikulum Kewirausahan (10%)
...
Lampiran 2 Kurikulum Merakit (teori+Praktek = 30% +60%)...
Lampiran 3 Kurikulum Perkantoran (teori+Praktek = 30%+60%) ...
Lampiran 4 Kurikulum Design Graphis (teori+Praktek = 30%+60%) ...
Lampiran 5 Daftar Peserta
...
Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis
...
Lampiran 7 Biodata Diri
...
Lampiran 8 Surat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat cepat dan pesat saat ini, berpengaruh pada berbagai sistem kehidupan masyarakat. Dampak dari cepatnya perubahan tersebut, meningkatkan kepekaan dan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan sosial khususnya terhadap pendidikan. Tuntutan masyarakat terhadap pendidikan makin tinggi dan harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi, tetapi pada kenyataannya pendidikan selalu ketinggalan beberapa langkah sehingga terjadi kesenjangan antara pendidikan dan perkembangan teknologi. Pada akhirnya masyarakat menyorot dan mengatakan bahwa pendidikan ketinggalan, mutunya kurang baik sehingga pola pendidikan perlu diubah dan direformasi.
Banyak perusahaan / industri yang masih “kekurangan” tenaga kerja yang “handal”. Memang secara alamiah dan sudah pada umumnya, setiap perusahaan/dunia usaha dan dunia industri menginginkan tenaga kerja yang profesional yang akan menjadi bagian dari kemajuan perusahaan yang dimaksud. Oleh Karena itu, sudah seharusnya dunia pendidikan mampu menyediakan kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan atau dunia pendidikan harus mengembangkan model pendidikan/pembelajaran yang berorientasi pada dunia kerja
Lembaga-lembaga pendidikan non formal terus berusaha mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan yang terjadi untuk menyiapkan outputnya sesuai dengan tuntutan dan kemajuan jaman. Oleh karena itu, LPK Pratama Teknologi merasa terpanggil untuk memberikan solusi dari masalah tersebut diatas. Dari sinilah penulis ingin membahas tentang “Mengembangkan Model Kursus Kewirausahaan Berbasis Dunia Usaha Dan Industri Melalui Metode Penggabungan Prinsip Life Skill Dan Broad Based Education Serta Work Based Learning”.
Sehingga Lembaga Kursus mampu memberikan output kepada Dunia Kerja atau untuk siswa itu sendiri membuat lapangan pekerjaan buat orang lain setelah mendapatkan bekal ilmu dari Lembaga Kursus yang diikutinya
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah yang akan penulis bahas adalah :
Apakah Metode Penggabungan Prinsip Life Skill, Broad
Bases Education serta Work Based Learning dapat mengembangkan Kursus Kewirausahaan berbasis Dunia Usaha dan Industri (DUDI)
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk membuktikan bahwa Metode Penggabungan Prinsip Life Skill, Broad Based Education serta Work Based Learning dapat mengembangkan Kursus Kewirausahaan berbasis Dunia Usaha dan Industri (DUDI)
1.4 MANFAAT PENULISAN
Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini antara lain : a) Bagi Penulis
- Dapat menjadikan suatu bahan wacana keilmuwan dan acuan bagi pihak yang berkepentingan dengan penulisan ini
- Menambah wawasan penulis dalam kewirausahaan - Menambah pengalaman dalam membuat penulisan
Karya Tulis Ilmiah
- Menambah bekal pengetahuan dalam bertugas di pengelolaan lembaga kursus
b) Bagi Lembaga Kursus Pratama Teknologi
- Memberikan manfaat berupa tambahan referensi di bidang kewirausahaan
c) Bagi Masyarakat Umum / Lembaga Kursus lainnya
- Menambah pengetahuan pentingnya Lembaga Kursus
- Menumbuhkan semangat kewirausahaan setelah mengikuti kursus
- Memberikan Metode yang tepat dalam proses pembelajaran menjadi seorang wirausahawan
d) Bagi Pemerintah
- Menjadi acuan untuk pengembangan model pembelajaran kurikulum pendidikan kedepan
1.5 Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data sebagai berikut :
1 Teknik Observasi, yaitu pengamatan langsung di tempat kursus
2 Kajian Pustaka : yaitu penulis membaca buku-buku dan kumpulan literatur/referensi yang berkaitan dengan penelitian ini
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Mengembangkan Model Kursus Kewirausahaan Berbasis Dunia Usaha dan Industri
a) Mengembangkan Model Kursus Kewirausahaan
Lembaga Kursus
(PANDUAN PENYELENGGARAAN KEMITRAAN ANTARA LEMBAGA KURSUS, PKBM DAN DUDI (Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda)
Pengertian Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat (PKM)
1. Kewirausahaan adalah kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan jiwa kewirausahaan yang harus dikuasai dan dimiliki peserta didik, yang diharapkan mampu membangun usaha sendiri atau kelompok.
2. Wirausaha adalah seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan yang diharapkan mampu membangun usaha sendiri atau kelompok.
3. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat melalui kursus dan pelatihan adalah program pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyelenggara Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat dalam bentuk kursus dan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan peluang usaha
(PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT MELALUI KURSUS DAN PELATIHAN (Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan NonFormal dan Informal Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan)
Kursus dan Pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan, serta pengembangan Kepribadian profesional (UU SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 5 Tentang Kursus dan Pelatihan)
Mengembangkan adalah membuka lebar-lebar;
membentangkan atau menjadikan maju (baik atau sempurna) sedangkan model adalah
pola(contoh,acuan,ragam,dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan
(http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/)
b) Berbasis Dunia Usaha dan Industri
- Definisi Usaha
Usaha adalah aktivitas mencari, menghimpun dan mengelola suatu kegiatan. Usaha dapat juga didefinisikan sebagai kegiatan atau proses menghasilkan sesuatu atau produk yang mempunyai nilai guna yang dapat dikonsumsi oleh konsumen - Definisi Industri
atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
(PANDUAN PENYELENGGARAAN KEMITRAAN ANTARA LEMBAGA KURSUS, PKBM DAN DUDI (Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda)
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
Mengembangkan Model Kursus Kewirausahaan Berbasis Dunia Usaha dan Industri adalah Memajukan suatu acuan (pola) Program Pendidikan Kecakapan Hidup yang menghasilkan warga belajar yang mempunyai sifat kewirausahaan sehingga bisa usaha sendiri atau kerja menjadi karyawan yang sesuai dengan dunia usaha dan industri
2.2. Metode Penggabungan Prinsip Life Skill dan Broad Based Education (BBE) serta Work Based Learning(WBL)
a) Prinsip Life Skill
Life Skill atau Kecakapan Hidup adalah
Kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian
PENDAMPINGAN USAHA (MODAL,TEKNIS,DAN PASAR)
PENYIAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN Learning To be teori dan praktek yang telah diperolehMembuka usaha dengan menerapkan
Jaringan Modal dan
Pasar
secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga pada akhirnya mampu mengatasinya
(Tim BBE Depdiknas,2001:9).
Mengelompokkan Life Skill dalam tiga kelompok kecakapan, yaitu : a) Kecakapan hidup sehari-hari (daily lifing skills), b) Kecakapan pribadi dan sosial (personal and social skills), dan c) Kecapakan untuk bekerja (Broling 1989)
Prinsip-Prinsip Life Skill menurut Jaques Dehlor
tahun 1996 seperti di bawah ini
b) Broad Based Education
Broad Based Education (BBE), pendidikan berbasis luas
sebagai suatu konsep penyelenggaraan pendidikan sebagai wahana untuk memberdayakan pendidikan dengan dukungan potensi masyarakat guna mencapai tujuan pendidikan. BBE adalah penyelenggaraan pendidikan yang mengakomodasi-kan berbagai kepentingan dan kebutuhan
Learning To live together
Bekerjasama dengan orang lain melalui praktek merintis, menjalankan, dan dilakukan penilaian kegiatan dan hasil
praktek
DUDI dan Pakar
Learning To Know
Belajar teori-teori dasar yang relevan dan penting bagi usaha dan wirausaha
Instruktur dan Pakar
masyarakat, serta mengimplementasikannya ke dalam kurikulum dan pembelajaran yang khas dan terstruktur, sehingga kompetensi lulusannya memenuhi standar tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pendidikan yang berbasis luas merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan berbasis luas merupakan suatu pendekatan yang memiliki karakteristik bahwa proses pendidikan bersumber pada nilai-nilai hidup yang berkembang secara luas di masyarakat.
Dasar dari penyelenggaraan pendidikan berbasis luas adalah kebutuhan nyata yang ditekankan pada kecakapan atau keterampilan hidup atau bekerja, bukan semata-mata jalur akademik.
(LIFE SKILL DAN BROAD BASE EDUCATION (BBE) SUATU MODEL INOVASI PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (Makalah Dalam Jurnal Teknologi dan Informatika, Vol 1, No. 1 Tahun 2002 Diterbitkan oleh ST. INTEN )
Broad Based Education idealnya dapat diterapkan pada
semua jenis, jenjang dan satuan pendidikan atau pelatihan. Fakta menunjukkan bahwa cukup banyak lulusan dari satuan pendidikan tersebut sebagian tidak dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan sebagian belum siap atau mampu memasuki lapangan kerja. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus dalam pelaksanaannya. Strategi tersebut dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini
Keterangan :
A: Tamatan SMU / SMK / MA yang tidak dapat melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi
B: Tamatan SMP/MTs/Paket B yang tidak dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi
C: Siswa SMU /SMK/MA yang masih dalam proses studi D: Siswa SD/MI/Paket A dan SLTP /MTs/Paket B yang masih
dalam Proses Studi
Pada jalur A dan B ditawarkan paket-paket diklat jangka
pendek sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja (usaha/industri) dengan mempertimbangkan usianya. Paket-paket dirancang dengan mempertimbang-kan potensi wilayah, penerapan multi entry-multi exit dan penerapan Pengakuan Hasil Belajar Awal (PHBA) atau recognition of prior learning agar memungkinkan peserta diklat dapat melanjutkan studi ke jenjang yang
Pada jalur C, kepada siswa SMU/SMK/MA yang masih dalam proses studi, ditawarkan paket-paket yang mengintegrasikan paket diklat yang diperlukan oleh masyarakat dan dunia kerja melalui reorganisasi materi pembelajaran dan menetapkan bahan ajar minimum (minimum learning material) agar siswa dapat menguasai general life skill.
Pada jalur D, kepada siswa SLTP/MTs/Paket B maupun SD/MI/Paket A, diberikan paket-paket yang mengintegrasikan diklat pra vocational (pre vocational) yang diperlukan masyarakat dan dunia kerja melalui reorganisasi materi pembelajaran dan menerapkan bahan ajar minimum (minimum learning material) agar mereka dapat menguasai general life skill
(Model Program BBE Dalam Pendidikan Formal dan PLS (Makalah Dalam Jurnal Teknologi dan
Informatika, Vol 1, No. 1 Tahun 2002 Diterbitkan oleh ST. INTEN )
Pendidikan berdasarkan sistem broad based education
ialah konsep pendidikan yang mengacu pada life skill. Tujuan utamanya adalah untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa alasan mendasar yang perlu mendapat perhatian antara lain:
tidak semua lulusan SD, SLTP, dan SMU memiliki potensi intelektual untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
SLTP, SMU, atau SMK yang ada masih bersifat
umum, dan lulusannya dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, akibatnya lulusan SD yang tidak memiliki potensi intelektual untuk belajar di SLTP umum menjadi putus sekolah karena tidak tersedia SLTP keterampilan;
ketidak-mampuan orang tua karena masalah kemiskinan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi lulusan SD, SLTP, dan SMU tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Fakta mengungkapkan bahwa secara nasional setiap tahun terdapat sekitar 600.000 lulusan SD, dan jumlah yang sama juga terjadi pada SLTP dan SMU. Mayoritas atau sekitar 60% berasal dari keluarga miskin atau berpenghasilan rendah;
untuk masuk pendidikan tinggi negeri harus lulus UMPTN, sedangkan yang lulus hanya 10% sesuai dengan daya tampung yang tersedia;
biaya pada pendidikan tinggi swasta relatif lebih besar, hanya dapat dijangkau oleh masyarakat golongan menengah keatas, sedangkan masyarakat miskin yang jumlahnya mayoritas tidak mungkin menjangkaunya;
banyak orang tua yang sudah memiliki persepsi bahwa untuk menjadi orang yang berhasil tidak harus memiliki gelar dari pendidikan tinggi; dan
bahkan sarjana lulusan perguruan tinggi banyak
(Paradigma Baru Pendidikan Bermutu Berdasarkan Sistem Broad Based Education dan High Based Education Menghadapi Tantangan Abad ke-21 di Indonesia,
http://vivapendidikan.blogspot.com/2009/01/paradig ma-baru-pendidikan-bermutu.html )
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c) WORK BASED LEARNING
Work Based Learning (WBL) pada awalnya muncul
karena terjadinya ketidakjelasan link and match antara apa yang dilakukan di perguruan tinggi dengan apa yang diharapkan di dunia nyata/dunia kerja. Yang
14
menjadi permasalahan dewasa ini adalah apakah WBL sebagai program yang mencanangkan kegiatan belajar di tempat kerja, sejalan dengan apa yang diharapkan di dunia pendidkan. Karena bagaimanapun terjadi pertentangan antara dunia nyata dengan meningkatnya kebijakan pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan di luar akademik. Mengkaitkan antara pendidikan dan produktivitas selalu terkait dengan sejumlah kebijakan politik makro dan trend ekonomi, atau sering disebut dengan globalisasi. Jadi kita harus dapat memahami apa itu globalisasi dan bagaimana dapat menyusun kembali praktek pendidikan dan kaitannya dengan program WBL. Dalam kenyataannya mengikuti tuntutan globalisasi di era informasi secara langsung dan tidak langsung memberikan sumbangan pada pelaksanaan pendidikan. Dengan adanya era informasi kita harus mulai melihat kembali kebermaknaan pengetahuan teknologi komunikasi informasi tersebut terhadap berbagai kemungkinan terjadinya pembelajaran di luar lembaga. Di samping itu kita juga harus memperhatikan kebijakan yang berlaku di tempat belajar dan tempat pengetahuan dihasilkan yang terjadi di luar lingkungan pendidikan.
(APLIKASI MODEL WORK BASED LEARNING PADA PERKULIAHAN PRAKTEK USAHA BUSANA (Oleh : Liunir Z, Katiah, Isma Widiaty))
Pengertian Work Based Learning dalam bukunya WBL
Work-based learning is the planned and supervised connection of classroom experiences with the expectations and realities of work. Work-based learning experiences provide all students the opportunity to develop and apply knowledge, skills, and employability attitudes and behaviors leading to better informed career choices and productive employment
WBL merupakan pembelajaran yang menggambarkan suatu program di dunia pendidikan di mana antara dunia pendidikan dan organisasi atau perusahaan secara bersama-sama merancang pembelajaran di tempat kerja, sehingga program ini memenuhi kebutuhan peserta didik, dan berkontribusi dalam pengembangan perusahaan. WBL merupakan program yang diselenggarakan secara formal di pendidikan tinggi.
(WORK BASED LEARNING (David Boud and Nicky Solomon tahun 2003)
Ada enam karakteristik WBL (David Boud;2003:48),
yaitu :
Hubungan antara mitra/ DUDI dengan institusi pendidikan secara khusus untuk membangun dan membantu pembelajaran.
Siswa dilibatkan sebagai pekerja.
Program dalam WBL mengikuti apa yang
dibutuhkan di tempat kerja dan apa yang dibutuhkan oleh siswa.
Level pendidikan dalam program dibangun setelah siswa memiliki kompetensi yang diakui.
Dalam WBL learning project yang dilakukan di
tempat kerja, memberikan tantangan untuk memenuhi kebutuhan siswa di masa yang akan datang, dan perusahaan itu sendiri.
Institusi pendidikan memiliki keluaran berdasarkan kesepakatan dalam program ini dengan menghargai standar dan level yang telah ditetapkan.
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Metode Penggabungan Prinsip-Prinsip Life Skill, Broad Based Education (BBE) serta Work Based Learning (WBL) adalah suatu cara dimana seseorang yang ingin maju, mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya itu dikarenakan mereka mempunyai KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) dan Mempunyai Kemampuan Kompetensi yang dimiliki sesuai standar SKKNI (Standar Kerja Kompetensi Nasional Indonesia) atau sesuai dengan dunia kerja di Indonesia
LKP PRATAMA TEKNOLOGI
MENGGABUNGKAN METODE PRINSIP LIFE SKILL, BROAD BASED EDUCATION (BBE) SERTA WORK BASED
LEARNING (WBL)
3.1 Profile LKP PRATAMA TEKNOLOGI
LKP berbasis kewirausahaan dan berorientasi pada dunia usaha dan industri memang bukan wacana baru yang dicanangkan, wacana ini sudah lama digulirkan dan disosialisasikan, tapi sebagian LKP belum menuju kearah sana.
Alasan mengapa mereka mengikuti Kursus atau Pelatihan adalah : (1) Mengembangkan Minat dan Bakat;(2) Mencari Pekerjaan; (3) Mengembangkan Profesi;(4) Berusaha Mandiri (Wiraswasta);(5) Pengembangan Karier;(6) Untuk Memperkuat Kegiatan Pendidikan;(7) Untuk Melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
Setelah Mempelajari teori yang ada LKP PRATAMA TEKNOLOGI ternyata telah menerapkan penggabungan Prinsip Life Skill, Broad Based Education dan Work Based Learning (WBL).
3.1.1 Sejarah Berdirinya LKP Pratama Teknologi
LKP Pratama Teknologi berdiri tanggal 05 November 2007 dan disyahkan oleh Badan Hukum (Akta Notaris)
Nomor : 03
tanggal : 03 Agustus 2009 Tempat : di Bima NTB.
Sedangkan Kantor LKP berada dilingkungan Karijawa (jalan baru) Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
LKP Pratama Teknologi didirikan oleh Vitra Dewanta Rama, S.Kom yang sekarang sekaligus sebagai Ketua atau Pengelola LKP Pratama Teknologi
LKP Pratama Teknologi didirikan saat itu tak lain untuk mempersiapkan dan meningkatkan keahlian sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Selain itu didirikannya LKP Pratama Teknologi juga sebagai wadah bagi pengembangan ilmu pengetahuan terapan yang praktis dan terpadu yang mengacu pada pengembangan wawasan dan ketrampilan praktisi. Tidak heran bila LKP Pratama Teknologi tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pengembangan wawasan ilmu pengetahuan tapi juga sebagai sarana pencetakan Tenaga-tenaga muda Potensial Profesional dan Terampil di bidangnya. Dan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitarnya
3.1.2 Visi dan Misi
VISI : Menciptakan Manusia yang cerdas dan
Mandiri
MISI : Melalui LKP PRATAMA TEKNOLOGI dapat mengurangi angka pengangguran bagi putus sekolah dan meningkatkan SDM yang mempunyai keahlian teknologi
3.1.3 Struktur Kepengurusan
BENDAHARA : MAHDANIAR
3.1.4 Program-Program Yang Diselenggarakan LKP PRATAMA TEKNOLOGI
Di LKP PRATAMA TEKNOLOGI mempunyai program unggulan untuk kewirausahaan yaitu
a. KOMPUTER SOFTWARE
i. DESIGN GRAPHIS ii. WEB DESIGN iii. ANIMASI
iv. PEMBUATAN MEDIA BAHAN AJAR v. KOMPUTER PERKANTORAN
vi. VIDEO EDITING vii. INTERNET
b. KOMPUTER HARDWARE
i. MERAKIT ii. MENGINSTALL iii. SERVICE
iv. JARINGAN LOKAL MAUPUN LUAS (WAN) c. B. INGGRIS
Kenapa dipilih jenis kursus wirausaha seperti ini ? , karena Dompu mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan wirausaha jenis kursus seperti diatas. Ada beberapa faktor sebagai indikator pemilihan Kursus tersebut diatas diantaranya :
1. Alam Dan Lingkungan
Potensi Alam dan lingkungan yang melimpah di kabupaten Dompu dengan luas wilayah 232.460 ha yang terdiri dari pegunungan, sawah, hutan, pantai dan perkotaan dimana LKP PRATAMA TEKNOLOGI berdiri tepat diwilayah sebagian perkotaan sudah lebih maju dan sebagian wilayah perkotaan yang sedang
berkembang ini sangat cocok untuk kursus komputer dan B.Inggris
2. Kultur Sosial Budaya Masyarakat
Untuk Kultur sosial budaya perkotaan dimana banyak pegawai, mahasiswa, siswa, departemen, perguruan tinggi dan sekolah yang mendorong mereka harus berkenalan dengan teknologi dan makin meluasnya jaringan teknologi sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mencapai taraf dimana pengetahuan berkembang secara deret ukur. Sumber pengetahuan terdapat dimana-mana dan dari berbagai sumber dengan akses yang relatif mudah, seperti: media cetak dan elektronik. Dan Banyaknya tempat pariwisata, hotel-hotel yang dikunjungi oleh banyak wisatawan asing menjadi modal untuk bisa menjadi penerjemah tentunya B.Inggris adalah Bahasa yang paling relevan dan umum dikalangan wisatawan
3. Pangsa Pasar (Market)
Untuk Pemasaran Informasi Teknologi dikabupaten Dompu sudah terlihat jelas dari tingkat Konsumsi Masyarakat Dompu yang Begitu besar kami bisa bermitra dengan Departemen-departemen atau dengan Bermitra dengan Perusahan Swasta dan Perguruan Tinggi serta Sekolah.
3.1.5 TUTOR LKP PRATAMA TEKNOLOGI
No Nama Tutor Program
1 Vitra Dewanta Rama, S.Kom Design Graphis Web Design
Animasi
Komputer
Perkantoran
METODE I
Teori Praktek Evaluasi Merintis Usaha
Pendampingan, Modal
3.2 Metode Pengajaran dan Kurikulum Yang Digunakan
3.2. 1 Metode Pengajaran
Dari Teori Prinsip Life Skill dan Metode Program BBE serta WBL yang terdapat pada BAB 2 maka akan mempunyai tiga (3) metode Pembelajaran sebagai berikut:
METODE II
Teori Magang Evaluasi Merintis Usaha Pendampingan,
Gambar. 3.1 METODE I Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life Skill
Gambar 3.2 METODE II Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life Skill
Gambar 3.3 METODE III Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life Skill
Ketiga Metode tersebut dikombinasikan dengan Model Pembelajaran yang dipakai pada Program BBE adalah :
1. Pada Jalur A (Tamatan SMU / SMK / MA yang tidak dapat melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi) dan B (Tamatan SMP/MTs/Paket B yang tidak dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi) menggunakan Pola Kursus (Metode III) :
Diklat Jangka Pendek sekitar 3-6 bulan (disesuaikan
dengan kompetensi DUDI) dengan mempertimbangkan usianya
Paket Pendidikan mempertimbangkan potensi wilayah
Pengakuan Hasil Belajar ; dengan cara bermitra dengan
DUDI di sekitar wilayah Dompu dan bermitra dengan Dunia Pendidikan jalur Formal
2. Pada jalur C, kepada siswa SMU/SMK/MA yang masih dalam proses studi, menggunakan pola kursus (Metode II):
Paket-paket yang mengintegrasikan paket diklat yang diperlukan oleh masyarakat dan dunia kerja melalui reorganisasi materi pembelajaran dan menetapkan
bahan ajar minimum (minimum learning material) agar siswa dapat menguasai general life skill
3. Pada jalur D, kepada siswa SLTP/MTs/Paket B maupun SD/MI/Paket A, menggunakan pola kursus (Metode I) :
Paket-paket yang mengintegrasikan diklat pra vocational (pre vocational) yang diperlukan masyarakat dan dunia kerja melalui reorganisasi materi pembelajaran dan menerapkan bahan ajar minimum (minimum learning material) agar mereka dapat menguasai general life skill
Penerapan (Implementasi) Metode tersebut diatas
Dibuat Kurikulum Pembelajaran yang flexibel artinya tergantung dari kebutuhan belajar warga belajar, berlangsung dalam waktu singkat paling lama satu tahun, tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Struktur Materi pembelajaran teori maksimal 30% dan praktek sekurang-kurangnya 60% serta Kewirausahaan 10%. Kurikulum disusun dan dikembangkan dengan orientasi Kompetensi, yaitu mengikuti prinsip Work Based Learning dan berstandar pada SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)
Metode Pembelajaran dialogis, partisipasif dan andragogi
(proses pendidikan untuk orang dewasa) , dalam arti belajar dan bekerja menyatu dalam proses pembelajaran
Pembelajaran “ maksudnya pembelajaran di LKP Pratama Teknologi menggunakan Perangkat-perangkat teknologi dalam memvisualisasikan materi pembelajarannya, karena menurut survey bahwa visualisasi memudahkan orang memahami suatu pengertian, untuk itu LKP Pratama teknologi menyiapkan sumber-sumber mata pelajaran digital yang diperlukan oleh siswa/peserta kursus
3.2.2 Kurikulum Pengajaran
1. Materi Kewirausahaan (10% dari setiap pertemuan) 2. Materi Merakit, Menginstall dan Jaringan
3. Materi Komputer Perkantoran (Lihat pada halaman lampiran 1 s/d 4)
3.2.3 Daftar Pekerjaan yang dilakukan Siswa
Kursus
Pekerjaan yang dilakukan
Design Graphis
- Membuka Usaha Cetak Photo - Jual Beli Spare parts Komputer
Animasi
- Membuat Media Bahan Ajar
-Membuat Web Dinamis Perkantora
n -Membuka Pengetikan-Membuka Rental Komputer
3.3 Indikator Keberhasilan Metode
Metode dinyatakan berhasil dengan indikator sebagai berikut : a) Penerimaan Siswa Kursus semakin meningkat, ini bisa
dilihat dari diagram penerimaan kursus LKP mulai tahun 2009 sampai dengan pertengahan tahun 2011
Kursus Tahun
2009 2010 2011 Design
Graphis 6 10 20 Merakit 10 20 20 Animasi 5 16 25 Perkantoran 10 18 30
Data peserta (ada dalam lampiran 5)
Design Graphis Merakit Animasi Perkantoran 0
5 10 15 20 25 30 35
2009 2010 2011
b) Meningkatnya siswa yang bekerja setelah kursus atau masih dalam kursus, bisa dilihat dari graphik dibawah ini
Kursus Tahun
2009 2010 2011 Design
Graphis 2 6 15 Merakit 10 20 20 Animasi 3 8 10 Perkantoran 6 14 20
Design Graphis Merakit Animasi Perkantoran
0 5 10 15 20 25
2009 2010 2011
Gambar 3.3.2 Graphik Siswa yang bekerja
c) Kualitas seseorang dalam mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan Meningkat.
d) Kualitas seseorang dalam mengorganisasikan pekerjaan dapat terlaksana dengan baik.
e) Dapat mengantisipasi sebuah kondisi di luar rencana semula dengan baik
f) Dapat menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah dengan baik
Keterangan : Indikator c,d,e,f dapat dilihat dari praktek yang diberikan sehari-hari
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Pendidikan yang berbasis Luas atau Broad Base Education dan Life Skill serta Work Based Learning merupakan suatu inovasi pendidikan yang perlu dikembangkan dan disosialisasikan pada masyarakat luas sebagai upaya memperbaiki mutu pendidikan
2. Program pendidikan luar sekolah dalam BBE sebagai wahana pendidikan kecakapan hidup merupakan proses pemberdayaan masyarakat
3. Program BBE dan Life Skill serta dikombinasikan dengan Model Work Bases Learning adalah suatu Metode Penerapan Terpadu yang dapat menghasilkan insan-insan yang berjiwa enterpreneur / wirausahawan(wati) 4. Perkembangan Teknologi dengan
5. Pengaruh dari penggabungan ketiga metode tersebut diatas adalah : aspek kualitas pribadi peserta kursus adalah tanggap terhadap perintah yang diberikan, loyal pada perusahaan, ingin maju, mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari solusi, dan mampu berkomunikasi serta bekerjasama dengan baik
6. Hasil yang dicapai dari metode tersebut diatas adalah : Bagaimana kualitas seseorang dalam mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan, Bagaimana kualitas seseorang dalam mengorganisasikan pekerjaan dapat terlaksana dengan baik, Bagaimana kualitas seseorang dalam mengantisipasi sebuah kondisi di luar rencana semula dan Bagaimana kualitas seseorang dalam menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah
SARAN
Dalam Upaya peningkatan kualitas mutu baik itu pembelajaran, hasil yang akan dicapai maupun sarana prasana mesti ada kepedulian dari semua pihak yang terkait
1. Untuk Tutor ; memerlukan pelatihan yang kontinue di bidangnya masing-masing, untuk memberikan ilmu yang up to date kepada peserta kursus
2. Untuk LKP ; menyediakan fasilitas sarana prasarana yang memadai dan sesuai dengan skill di bidangnya masing-masing serta bekerjasama dengan mitra-mitra usaha yang bersesuaian dengan prinsip win win solution
sehingga peserta kursus mampu meningkat kemampuan dan kinerjanya
3. Untuk Instansi / Dinas terkait terutama Dinas Pendidikan , Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ; Memberikan kemudahan pelayanan, membantu baik material (finansial) ataupun dorongan moril untuk mempercepat kemajuan dari suatu lembaga dan hasil yang dicapai serta memberikan banyak informasi peluang-peluang/kerjasama usaha kepada Lembaga Kursus kemudian memberikan pelatihan-pelatihan yang kontinue /terus menerus dalam hal managemen (pengaturan administrasi) lembaga sehingga lembaga tersebut bisa menjadi lembaga yang Profesional di bidangnya
DAFTAR PUSTAKA
David Boud and Nicky Solomon (2003). Work-Based Learning. SRHE and Open University Press Buckingham
Iowa Association of Business and Industry Foundation. Work Based Learning Guide 2002
Tampubolon, M. 2004., Paradigma Baru Pendidikan Bermutu Berdasarkan Sistem High Based Education Menghadapi Tantangan Abad Ke-21 Di Indonesia. Makalah Seminar Pendidikan di FIP-UNIMED Medan
Baskara, Rana. (1997). Panduan KBM Sain dan Teknologi sebagai Solusi dalam Meningkatkan Pembelajaran Sain dan Teknologi (Makalah). Bandung: PPS IKIP Bandung.
Tim Broad Based Education Depdiknas. (2001). Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) (Buku I). Jakarta:
Depdiknas RI
Tim Broad Based Education Depdiknas . (2001). Pola Pelaksanaan Broad Based Education (Buku II). Jakarta: Depdiknas RI
Tim Broad Based Education Depdiknas. (2001). Panduan Pelaksanaan Broad Based Education. (Buku III). Jakarta: Depdiknas RI
Soedijarto. (1997). Peranan Tenaga Pendidikan Luas Sekolah dalam Peningkatan Mutu Manusia Indonesia Melalui Pendidikan
(Makalah). Surabaya: PLS FIP IKIP Surabaya
Inu Hardi Kusumah .2002 .LIFE SKILL DAN BROAD BASE EDUCATION (BBE) SUATU MODEL INOVASI PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (Makalah Dalam Jurnal Teknologi dan
Informatika, Vol 1, No. 1 Tahun 2002 Diterbitkan oleh ST. INTEN)
Liunir Z, Katiah, Isma Widiaty . APLIKASI MODEL WORK BASED LEARNING PADA PERKULIAHAN PRAKTEK USAHA BUSANA Dr. Nandang Hidayat, M.Pd . PROGRAM PKM