HUBUNGAN TERAPI DIET DAN OLAHRAGA TERHADAP
PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH
SAKIT UMUM ISLAM FAISAL
MAKASSAR
Muh. Faisal Basir, Junaidi, Sri Suryani
Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen tetap Poltekes Makassar
Dosen tetap Universitas Hasanuddin Makassar
ABSTRAK
Muh. Faisal Basir. “HUBUNGAN TERAPI DIET DAN OLAHRAGA TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) ISLAM FAISAL MAKASSAR”
(Pembimbing I : Junaidi, Pembimbing II : Sri Suryani)
Diabetes mellitus tipe 2 adalah diabetes yang tidak tergantung pada insulin atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Diabetes mellitus tipe 2 terjadi akibat penurunan sensivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan produksi insulin. Faktor-faktor resiko DM tipe 2 yaitu usia diatas 45 tahun, jarang DM tipe 2 terjadi pada usia muda, obesitas, riwayat keluarga dengan DM tipe 2, kurang olahraga. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan terapi diet dan olahraga terhadap perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSU Islam Faisal Makassar. Jenis penelitian ini adalah berupa deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes mellitus tipe 2 yang berada di RSU Islam Faisal Makassar. Pengambilan sampel menggunakan tektik Purposive Sampling, didapatkan 32 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar keusioner. Untuk pengolahan data memakai bantuan SPSS. Data univariat diolah menggunakan uji Chi-square dengan koreksi Fisher’s exact-test hasil yang bermakna jika nilai p = 0,000. Ketentuan significancy apabila p < 0,05 dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasilnya analisis bivariat menunjukan bahwa terapi diet (p = 0,011) dan olahraga (p = 0,009).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara terapi diet dan olahraga terhadap perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar. Maka Pasien diabetes mellitus harus mepertahankan kadar gula darah yang normal yaitu dengan malakukan terapi diet yang benar dan melakukan olahraga yang teratur.
Kata Kunci : Diabetes mellitus, Gula darah, terapi diet dan olahraga.
PENDAHULUAN
Didalam bidang kesehatan, pemerintah masih prioritas utama adalah penyakit infeksi yang harus ditanggulangi, namun pemerintah juga tidak melupakan penyakit degeneratif yang harus ditanggulangi seperti diabetes mellitus, hipertensi, obesitas, strok, dan penyakit jantung. Demikian pula organisasi internasional/regional di negara berkembang termasuk Indonesia, dalam program kerja pencegahan, pengontrolan serta pembasmian penyakit-penyakit infeksi
seperti tuberkolosis, tifus, kolera dan malaria masih mendapat perhatian yang sangat besar.
Namun hal tersebut disertai pula
dengan meningkatnya penyakit
Namun khususnya penyakit diabetes mellitus, kendala utama pada penangan diabetes mellitus (DM) adalah kejenuhan. Pasien sering berganti metode pengobatan. Hal ini memang wajar dan manusiawi, tetapi hendaknya dipahami dulu apa sebenarnya diabetes mellitus itu. Hal ini penting diketahui agar penderita diabetes mellitus (DM) dapat tetap berada pada jalur yang tepat, demi kualitas hidup yang optimal (Oldi, 2010).
Penyakit diabetes mellitus dapat menyerang siapa saja, tua-muda, kaya-miskin, kurus maupun gemuk. Penyakit diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah. Diabetes mellitus atau dikenal pula sebagai penyakit kencing manis timbul karena adanya gangguan metabolisme yang berhubungan dengan hormon insulin.
Saat ini, sudah ada 230 juta penduduk dunia yang mengidap diabetes militus. Angka ini naik 3% atau bertambah 7 juta jiwa pertahun. Pada tahun 2025 diperkirakan terdapat 320 juta orang terkena diabetes (Hans, 2008).
Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) jumlah penderita penyakit diabetes mellitus (DM) di Indonesia mencapai 17 juta orang atau 8,6% dari 220 juta populasi negeri ini. Jumlah ini meningkat terus pada akhir-akhir ini karena angka tersebut berdasarkan penelitian pada tahun 2010, dan hampir 10% penderita merupakan penduduk di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai Negara peringkat keempat penderita diabetes terbesar di dunia setelah China, India dan Ameriak Serikat (Departemen Kesehatan, 2011).
Di Makassar, pada tahun 2008 jumlah penderita diabetes mellitus hanya mencapai 16.739 kasus, kemudian meningkat menjadi 21.834 kasus pada tahun 2009 dan di perkirakan akan semakin meningkat pada tahun 2025 (Departemen Kesehatan, 2011).
Dalam keadaan normal, tubuh dapat mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dl. Khusus pada penderita Diabetes Melitus (DM), penurunan kadar gula darah dapat disebabkan oleh insulin atau obat yang diberikan. Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat itu dapat terlalu banyak menurunkan kadar gula darah. Kadar gula darah rendah akan
menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak merupakan organ yang sangat peka terhadap kadar gula darah yang rendah karena glukosa merupakan sumber energi yang utama. Penurunan kadar gula darah akan menyebabkan berkurangnya glukosa kedalam otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, dan sakit kepala.
Penderita diabetes mellitus (DM) dianjurkan untuk makan dalam jumlah kecil namun sering, sebanyak tiga kali sehari. Tujuannya agar asupan makanan tidak secara cepat meningkatkan kadar gula darah, sebaliknya pada tenggang antara waktu makan tidak terjadi penurunan kadar gula darah. Khususnya untuk penderita diabetes mellitus yang mengalami obesitas sebaiknya mengurangi jumlah makanan guna menurunkan berat badan.
Olahraga membantu meningkatkan kinerja reseptor insulin terhadap hormon insulin. Olahraga selama 30-45 menit mampu meningkatkan pemasukan gula darah kedalam sel sampai 20 kali dibandingkan tidak melakukan olahraga. Olahraga teratur dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali seminggu. Adapun prinsip olahraga seperti pemanasan selama 5-10 menit, latihan inti selama 20-40 menit dan pendinginan disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki tubuh, jika jarang melakukan olahraga maka dianjurkan melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki santai, bersepeda santai dan senam.
Berdasarkan data awal yang didapat dari Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar, jumlah kejadian diabetes mellitus selama 3 tahun terakhir (2009-2011) adalah 736 jumlah kejadian (2009), tahun 2010 ada 750 jumlah kejadian, dan tahun 2011 ada 687 jumlah kejadian. Akibatnya total keseluruhan penderita diabetes mellitus selama 3 tahun terakhir adalah 2173.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study,. Penelitian ini dilaksanakan di RSU Islam Faisal Makassar pada tanggal 01 sampai 31 Juli tahun 2012.
pada saat penelitian berlangsung dengan jumlah 687 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan Purposive Sampling, dimana peneliti menetapkan responden yang menjadi sampel berdasarkan pertimbangan dan sesuai dengan kriteria inklusi, besar sampel yang didapatkan selama penelitian sebesar 32 sampel.
Jumlah responden di RSU Islam Faisal Makassar yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 32 orang diambil pada saat penelitian berlangsung selama 1 bulan.
1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Klien bersedia menjadi responden b. Klien yang menjalani pengobatan
diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar
c. Didiagnosis DM dan telah menjalani pemeriksaan lab
d. Klien yang tidak mengalami ulkus diabetik
e. Klien dalam keadaan sadar f. Klien dapat membaca dan menulis 2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini
adalah :
a. Tidak bersedia menjadi responden b. Klien dalam kondisi tidak stabil c. Klien yang mengalami ulkus
diabetik
d. Klien tidak dapat membaca dan menulis
Pengumpulan data
Data primer yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disediakan untuk responden, dan memberikan daftar pertanyaan pada pasien di Rumah Sakit Umum (RSU) Islan Faisal Makassar yang sudah melakukan pemeriksaan atau yang sedang dirawat. Untuk memilih sampel yang memenuhi kriteria yaitu dengan observasi langsung. Pengolahan data dilakukan dengan:
a. Editing yaitu dilakukan penyuntingan data yang telah terkumpul dengan cara memeriksa kelengkapan pengisian, kejelasan pengisian dan adanya kesalahan.
b. Coding yaitu proses pemberian kode pada setiap variabel dengan tujuan untuk memudahkan dalam analisis. c. Entri data yaitu setelah dilakukan
kegiatan editing dan koding dilanjutkan dengan mengelompokkan data kedalam master tabel database komputer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian. a. Processing adalah proses analisa data
yang telah terbentuk angka menggunakan master tabel atau perangkat lunak (software) komputer. b. Cleaning adalah memeriksa kembali
data yang telah di entri ke dalam komputer memastikan kebenaran data
HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Univariat
Tabel 1 : Data distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar 2012
Jenis kelamin Jumlah
(n)
Sumber : Data Primer Bulan Juli 2012
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat di interpretasikan bahwa dari 32 responden, yang memiliki jenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (28,1%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 orang (71,9%).
Tabel 2 : Data distribusi frekuensi responden berdasarkan umur pada pasien dibetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar 2012
Umur Jumlah
Sumber : Data Primer Bulan Juli 2012
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 32 responden, sebagian besar berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 15 orang (46,9%), dan yang berumur 36-50 tahun sebanyak 17 orang (53,1%).
diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar 2012
Suku Jumlah
Sumber : Data Primer Bulan Juli 2012
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 32 responden, sebagian bekerja sebanyak 13 orang (40,6%), tidak bekerja sebanyak 19 orang (59,4%).
Tabel 4 : Data distribusi frekuensi responden berdasarkan terapi diet pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar 2012
Terapi Diet Jumlah (N)
Sumber : Data Primer Bulan Juli 2012
Dari tabel 4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden patuh terhadap terapi diet yaitu sebanyak 15 orang (46,9%) dan yang tidak patuh terhadap terapi diet yaitu sebanyak 17 orang (53,1%).
Tabel 5 : Data distribusi frekuensi responden berdasarkan olahraga pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar 2012
Olahraga Jumlah (N)
Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden teratur melakukan olahraga yaitu
sebanyak 18 orang (56,2%) dan tidak teratur melakukan olahraga yaitu sebanyak 14 orang (43,8%).
Tabel 6 : Data distribusi frekuensi responden berdasarkan perubahan gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar 2012
Sumber : Data Primer Bulan Juli 2012
Dari tabel 6 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden perubahan kadar gula darah tidak baik yaitu sebanyak 17 orang (53,1%) dan baik sebanyak 15 orang (46,9%).
Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan penggambaran tentang hubungan antara variabel independen dengan varibel dependen. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut :
a. Hubungan antara terapi diet dengan perubahan kadar gula darah
Tabel 7 : Hubungan antara terapi diet dengan perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar 2012 Terapi
Diet
Perubahan Kadar Gula Darah
Sumber : Data Primer Bulan Juli 2012
(46,9%), 10 orang (31,2%) diantaranya patuh terhadap terapi diet, dan 5 orang (15,6%) yang tidak patuh terhadap terapi diet. Sedangkan pada kelompok responden yang memiliki perubahan kadar gula darah tidak baik sebanyak 17 orang (53,1%), 5 orang (15,6%) diantaranya patuh terhadap terapi diet dan 12 orang (37,5%) yang tidak patuh terhadap terapi diet.
Dari hasil analisis SPPS dengan menggunakan uji statistik Chi-square, diperoleh p = (0,035) < α (0,05) yang menunjukkan penolakan terhadap hipotesis nol (H0) dan penerimaan
terhadap hipotesis alternatif (Ha).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara terapi diet dengan perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar.
b. Hubungan antara olahraga dengan perubahan kadar gula darah
Tabel 8 : Hubungan antara olahraga dengan perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar 2012
Olahraga Perubahan Kadar Gula Darah
Sumber : Data Primer Bulan Juli 2012
Dari tabel 8 diatas menunjukkan bahwa, pada kelompok responden yang memiliki perubahan kadar gula darah baik sebanyak 15 orang (46,9%), 12 orang (37,5%) diantaranya teratur malakukan olahraga, dan 3 orang (9,4%) yang tidak teratur melakukan olahraga. Sedangkan pada kelompok responden yang memiliki perubahan kadar gula darah tidak baik sebanyak 17 orang (53,1%), 6 orang (18,8%) diantaranya
teratur melakukan olahraga dan 11 orang (34,4%) yang tidak teratur melakukan olahraga.
Dari hasil analisis SPPS dengan menggunakan uji statistik Chi-square, diperoleh p = (0,011) < α (0,05) yang menunjukkan penolakan terhadap hipotesis nol (H0) dan
penerimaan terhadap hipotesis alternatif (Ha). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara olahraga dengan perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar.
Pembahasan
1. Jenis kelain dengan perubahan kadar gula darah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 32 responden, yang memiliki jenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (28,1%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 orang (71,9%).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dikemukakan oleh Asep Ahmad Munawar 2008 yang menyatakan responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki-laki dengan responden perempuan sebanyak 54 orang (60%) dan laki-laki sebanyak 36 orang (40%)
Hasil penelitian ini menunjukkan hasil responden perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Hal ini dikarenakan proporsi kunjungan pasien diabetes mellitus yang berobat di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar lebih banyak perempuan dari pada laki-laki dan waktu pengumpulan data, laki-laki lebih banyak menolak untuk berpartisipasi dalam pengisian kuesioner penelitian. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Brunner and Suddarth. 2002 yang menyebutkan pasien perempuan lebih banyak yang menderita diabetes mellitus dari pada laki-laki.
2. Hubungan antara terapi diet dengan perubahan kadar gula darah
patuh terhadap terapi diet, dan 5 orang (15,6%) yang tidak patuh terhadap terapi diet. Sedangkan pada kelompok responden yang memiliki perubahan kadar gula darah tidak baik sebanyak 17 orang (53,1%), 5 orang (15,6%) diantaranya patuh terhadap terapi diet dan 12 orang (37,5%) yang tidak patuh terhadap terapi diet.
Dari hasil analisis SPPS dengan menggunakan uji statistik Chi-square, diperoleh p = (0,035) < α (0,05) yang menunjukkan penolakan terhadap hipotesis nol (H0) dan penerimaan
terhadap hipotesis alternatif (Ha).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara terapi diet dengan perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar.
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Oldi (2010), bahwa kendala utama pada penangan diabetes mellitus (DM) adalah kejenuhan. Pasien sering berganti metode pengobatan. Hal ini memang wajar dan manusiawi, tetapi hendaknya dipahami dulu apa sebenarnya diabetes mellitus itu. Hal ini penting diketahui agar penderita diabetes mellitus (DM) dapat tetap berada pada jalur yang tepat, demi kualitas hidup yang optimal.
Penderita diabetes mellitus (DM) dianjurkan untuk makan dalam jumlah kecil namun sering, sebanyak tiga kali sehari. Tujuannya agar asupan makanan tidak secara cepat meningkatkan kadar gula darah, sebaliknya pada tenggang antara waktu makan tidak terjadi penurunan kadar gula darah. Khususnya untuk penderita diabetes mellitus yang mengalami obesitas sebaiknya mengurangi jumlah makanan guna menurunkan berat badan.
Menurut teori yang dikemukakan oleh Sunita Almatsier (2004), diet adalah pengaturan makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
yang sesuai dengan kondisi dan tujuan yang ingin dicapai. Kata diet sering ditanggapi banyak orang sebagai suatu kegiatan yang mengganggu kenyamanan serta kemudahan dalam hidup sehari-hari sehingga ada pasien DM yang menyatakan bahwa lebih baik minum obat sebanyak-banyaknya daripada harus diet.
Dari total responden yang patuh terhadap terapi diet yaitu 15 responden, tetapi terdapat 5 responden dengan perubahan kadar gula darah tidak baik, ini kemungkinan dipengaruhi oleh obesitas sehingga terjadi kadar gula darah yang tidak baik. Sedangkan dari total responden yang tidak patuh terhadap terapi diet yaitu 17 responden, tetapi terdapat 5 responden dengan perubahan kadar gula darah baik, ini kemungkinan dipengaruhi oleh rajinnya melakukan olahraga sehingga terjadi kadar gula darah yang baik, ini dibutuhkan peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus.
3. Hubungan antara olahraga dengan perubahan kadar gula darah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 32 responden, yang memiliki perubahan kadar gula darah baik sebanyak 15 orang (46,9%), 12 orang (37,5%) diantaranya teratur malakukan olahraga, dan 3 orang (9,4%) yang tidak teratur melakukan olahraga. Sedangkan pada kelompok responden yang memiliki perubahan kadar gula darah tidak baik sebanyak 17 orang (53,1%), 6 orang (18,8%) diantaranya teratur melakukan olahraga dan 11 orang (34,4%) yang tidak teratur melakukan olahraga.
Dari hasil analisis SPPS dengan menggunakan uji statistik Chi-square, diperoleh p = (0,011) < α (0,05) yang menunjukkan penolakan terhadap hipotesis nol (H0) dan
penerimaan terhadap hipotesis alternatif (Ha). Sehingga dapat
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Dr. Sidartawan dkk ( 2011) yang dikutip dari Chaveau dan Kaufman (1889), olahraga pada diabetes dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif, sehingga secara langsung olahraga dapat menyebabkan penurunan glukosa darah. Demikan pula yang didapatkan dari hasil penelitian Allen dkk, olahraga aerobic yang teratur dapat mengurangi kebutuhan insulin sebesar 30-50% pada diabetes tipe 1 yang terkontrol dengan baik, sedangkan pada diabetes tipe 2 yang dikombinasikan dengan penurunan berat badan akan mengurangi kebutuhan insulin hingga 100%.
Menurut teori yang dikemukakan oleh Dr. Sidartawan dkk (2011) manfaat olahraga bagi diabetes antara lain meningkatkan penurunan kadar glukosa darah, mencegah kegemukan, ikut berperan dalam mengatasi kemungkinan terjadi komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah. Keadaan-keadaan ini mengurangi resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan meningkatkan kualitas hidup diabetes dengan meningkatnya kemampuan kerja dan memberikan keuntungan secara psikologis.
Dari total responden yang teratur melakukan olahraga yaitu 18 responden, tetapi terdapat 6 responden dengan perubahan kadar gula darah tidak baik, ini kemungkinan dipengaruhi oleh stress yang sering menjadi pemicu kenaikan glukosa darah sehingga terjadi kadar gula darah yang tidak baik. Sedangkan dari total responden yang tidak teratur melakukan olahraga yaitu 14 responden, tetapi terdapat 3 responden dengan perubahan kadar gula darah baik, ini kemungkinan dipengaruhi oleh gaya hidup yang baik seperti terautur dalam pola makan sehari-hari sehingga terjadi kadar gula darah yang baik, ini dibutuhkan peneliti selanjutnya tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus.
Beberapa studi menunjukkan efek dari aktivitas fisik pada subyek dengan diabetes. Aktivitas fisik terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin, aktivitas fisik secara regular
dapat mengurangi resiko
berkembangnya diabetes. Aktivitas fisik tidak hanya meningkatkan pembakaran energi dan lemak, namun juga melindungi terhadap hilangnya massa tubuh, meningkatkan
kebugaran kardiorespirasi,
menurunkan risiko kesehatan metabolik yang terkait obesitas, dan memicu perasaan sehat pada diri diabetes. Aktivitas fisik intensitas sedang, minimal durasi 30 menit, yang dilakukan 5 kali ( 150 menit ) seminggu adalah yang disarankan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan terapi diet dan olahraga terhadap perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Ada hubungan antara terapi diet dengan perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar.
b. Ada hubungan antara olahraga dengan perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Faisal Makassar.
Saran
Dengan memperhatikan hasil penelitian dan segala keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka peneliti mengajukan beberapa saran :
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus sehingga didapatkan hasil yang benar-benar faktual.
DAFTAR PUSTAKA
Almitsier. S. M.SC. 2004. Penentuan Diet Intalasi Gizi RS Dr. cipto Mangunkusumo Dan Asosiasi Dietsien Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8. Vol.2. EGC. Jakarta.
Cladiawat, Pijiardi. 2008. Tata Lasana Diet Pada Diabetes Melitus, Kelainan Lemak Darah Dan Hipertensi. EGC. Jakarta.
Dr. Sidartawan, dkk. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. FKUI. Jakarta.
Hidayat A. A. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Salemba Medika ; Jakarta.
Leyardiani. 2011. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin, avaiable from: www//http.blogspot.com. diakses 29 Maret 2012..
Maulana. Mirza. 2009. Mengenal Diabetes Mellitus. BIP Kelompok Gramedia. Jakarta.
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta; Jakarta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta.
Rembet, Oldi. 2010. Hubungan Pengetahuan, dan Sikap Terhadap Cara Pemakaian Antibiotik. available from : www//http.blogspot.com. Diakses 12 Maret 2012.
Ressel. M. Dorothy. 2011. Bebas dari 6 Penyakit Paling Mematikan. Media Pressindo. Yogyakarta.
DR. Rusilanti, M.Si. 2008. Menu Sehat Untuk Pengidap Diabetes Melitus. Kawan Pustaka. Jakarta.
Tandra, Hans. 2009. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tetantang Diabetes. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tarwoto. Dkk. 2012. Keperawatan Medikal Medah Gangguan Sisitem Endokrin. Trans Info Media. Jakarta.