• Tidak ada hasil yang ditemukan

Parameter Fisika dan Parameter Kimia dal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Parameter Fisika dan Parameter Kimia dal"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya,

penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Efektivitas Parameter Fisika dan Parameter Kimia dalam Perairan” yang menyangkut tentang mata kuliah Ekologi

Perairan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan atau kekurangan baik dari segi manaupun. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak, agar makalah ini menjadi lebih baik dan sempurna seperti yang penulis harapkan.

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan sebaik mungkin, akhir kata penulis menyampaikan terimakasih.

Palangka Raya, 14 April 2015

(2)

DAFTAR ISI

2.2.4 Gas Nitrogen, Amonia, CO2, amonia ... 15

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan ... 19

2. Saran ... 20

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan, baik itu untuk manusia, hewan, tumbuhan maupun untuk proses industri, produksi pertanian dan penggunaan domestik. Air juga merupakan media akhir dan merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor dan menghasilkan suatu kondisi lingkungan yang cocok atau tidak cocok bagi kehidupan ikan. Badan dan insang ikan terus berinteraksi dengan air atau dengan apapun yang terlarut dan tersuspensi di dalamnya. Sehinga kualitas air akan secara langsung mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan ikan. Kualitas air yang tidak baik akan menimbulkan stress, penyakit, dan pada akhirnya menimbulkan kematian ikan.

Air yang digunakan untuk keperluan budidaya perikanan tidak sekedar air (H2O),

karena air mengandung banyak ion, ion-ion unsur yang kemudian membentuk suatu kondisi tertentu yang kemudian dikenal dengan kualitas air. Faktor-faktor penentu seperti konsentrasi ion inorganik terlarut, gas terlarut, padatan tersuspensi, senyawa organik terlarut, dan mikroorganisma akan menentukan apakah lingkang tersebut cocok untuk kegiatan budidaya. Jadi kualitas air yang baik adalah air yang cocok untuk kegiatan budidaya dimana jenis komoditas budidaya bisa hidup dan tumbuh dengan normal. Ketersediaan air yang baik penting di dalam budidaya perikanan, air yang bagus memiliki karakteristik lingkungan spesifik untuk mikroorganisma yang di budidayakan.

Faktor-faktor penting kaualitas air ialah Paremeter fisika dan Parameter Kimia. Dimana parameter fisika terdiri dari suhu air, kecerahan air, kedalaman perairan, dan yang lainnya. Serta parameter kimia yang terdiri dari pH, oksigen terlarut, Nitrogen, ammonia, karbondioksida, amoniak NH3, nitrat, dan gas-gas kimia lainnya.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh suhu terhadap dunia perairan? 2. Bagaimana pengaruh kecerahan dalam dunia perairan?

3. Bagaimana pengaruh tingkat kedalaman dalam dunia perairan? 4. Apa pengaruh pH dalam dunia perairan?

5. Apakah peranan Oksigen Terlarut (DO) dalam dunia perairan? 6. Bagaimana pengaruh Salinitas dalam perairan?

7. Bagaimana pengaruh kualitas air terhadap gas nitrogen, amonia, karbon dioksida (CO2) dan Nitrit dan Nitrat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap dunia perairan.

2. Untuk menganalisis pengaruh tingkat kecerahan dalam dunia perairan. 3. Untuk menjelaskan pengaruh tingkat kedalaman dalam dunia perairan. 4. Untuk menganalisis pengaruh pH dalam dunia perairan.

5. Untuk mengetahui peranan Oksigen Terlarut dalam dunia perairan. 6. Untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap perairan.

7. Menganalisis pengaruh kualitas air terhadap gas nitrogen, amonia, karbon dioksida (CO2) dan Nitrit dan Nitrat.

(5)

2.1 Parameter Fisikia

2.1.1 Suhu

Suhu adalah suatu sifat fisika perairan yang secara langsung dipengaruhi oleh adanya radiasi dan perambatan kedalam peraoran. Suhu air mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap proses kimiawi dan biologis dalam suatu perairan. Suhu air yang optimal didaerah tropis biasaanya berkisar 25°C-35°C. Suhu air yang ideal adalah perbedaan antara siang dan malam tidak lebih dari 5°C, yaitu antara 25° sampai 30°C.

Suhu air juga mempengaruhi pertukaran zat-zat atau metabolisme dari mahluk hidup dan semakin tinggi suhu suhu, maka semakin sedikit Oksigen yang terlarut didalamnya. Karena suhu air mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap proses kimiawi dalam perairan. Suhu juga menyebabkan stratifikasi atau tingkat pelapisan air dimana suhu air dipermukaan lebih panas dibandingkan suhu air yang berada dilapisan bawahnya.

Oksigen yang berkurang berdampak pada aktivitas ikan berkurang atau berhenti karena nafsu makannya berhenti. Makanan akan tersisa dan berdampak pada meningkatnya akumulasi ammoniak di air. Suhu juga berpengaruh terhadap munculnya serangan penyakit dan jumlah ikan yang terkena penyakit. Secara umum imun sistem dari ikan akan optimum pada suhu 15 oC.

Pada kegiatan budidaya yang dilakukan di tambak atau di bak-bak pemeliharaan. Maka yang perlu mendapat perhatian adalah kedalaman dan volume air. Permasalahan muncul ketika kedalaman tambak kurang dari 80 cm, volume air di tambak sedikit sehingga suhu air akan lebih tinggi dibanding suhu air tambak yang lebih dalam dan volume lebih besar. Disamping itu, ketika plankton tidak tumbuh dengan baik, cahaya matahari akan masuk ke dalam air tanpa ada penghalang, akibatnya akan meningkatkan suhu air.

(6)

1. Suhu air di wiliayah lintang tinggi

Suhu perairan dilapisan permukaan diwilayah lintang tinggi cenderung sangat rendah (< -1°C) dan semakin meningkat hingga mencapai 1°C pada lapisan kedalaman tertentu. Setelah mencapai puncaknya, suhu menurun hingga dasar perairan.

2. Suhu air diwilayah lintang rendah

Suhu perairan dilapisan permukaan diwilayah lintang rendah cenderung lebih tinggi (> 24°C) dan semakin menurun hingga 4°C pada wilayah lapisan perairan dalam. Setelah mencapai puncaknya suhu menurun hingga wilayah dasar perairan dalam.

3. Suhu air diwilayah lintang tengah

Suhu perairan dilapisan permukaan diwilayah lintang tengah cenderung lebih tinggi (sekitar 10°C) dan sem akin menurun hingga 4°C hingga wilayah lapisan dasar laut dalam.

Suhu diukur dengan menggunakan thermometer, dimana menggunakan satuan unit °C.

(7)

Kecerahan perairan berkaitan dengan kekeruhan perairan. Kecerahan yang rendah disebabkan karena kekeruhan yang tinggi. Tingkat kecerahan suatu perairan tergantung pada partikel-partikel koloid dan bahan-bahan tersuspensi yang terkandung pada partikel-partikel koloid dan bahan-bahan tersuspensi yang terkandung diperairan.

Kecerahan air yang baik untuk kehidupan organisme perairan berkisar antara 30 sampai 60 Cm. Kecerahan perairan berkaitan dengan kekeruhan perairan, mkecerahan yang rendah disebabkan oleh kekeruhan yang tinggi. Tingkat kecerahan suatu perairan tergantung pada partikel-partrikel koloid dan padatan tersuspensi yang terkandung dalam perairan. Padatan tersebut berupa lumpur, bahan organik, plankton, dan zat-zat garam, dimana tingkat kecerahan suatu perairan tersebut menunjukkan tingkat kedalaman perairan.

Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa panjang gelombang yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan air.

Pengukuran tingkat kecerahan air menggunakan ‘Secchi disc’.

(8)

Batimetti (dari bahasa Yunani, Barus, berarti kedalam dan ukuran) adalah ilmu yang mempelejari kedalaman dibawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudera atau danau.

Kedalaman merupakan parameter yang penting dalam memecahkan masalah teknik berbagai pesisir seperti erosi. Pertambahan stabilitas garis pantai, pelabuhan dan kontraksi pelabuhan, evaluasi, penyimpangan pasang surut, pergerakan pemeliharaan, rute navigasi.

Kedalaman akan mempengaruhi kelimpahan makro zoobenthoss, dan juga mempengaruhi penyebaran suhu pada perairan. Pedalaman perairan yang baik dan normal untuk kehidupan organisme aquatik berkisar antara 1,5-2 meter. Bukan hanya itu, kedalaman perairan juga mempengaruhi jumlah dan jenis jasad renik dalam suatu perairan.

Faktor yang mempengaruhi kedalaman perairan menurut Ariana bathmetri adalah ukuran tinggi rendahnya dasar laut. Perubahan kondisi hidrografi diwilayah perairan laut dan pantai disamping disebabkan oleh fenomena perubahan penggunaan lahan diwilayah tersebut dan proses-proses yang terjadi diwilayah hulu sungai. Terbawahnya berbagai material partikel dan kandungan oleh aliran sungai semakin mempercepat proses pendangkalan diperairan pantai.

Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi tersebut. Lokasi yang dangkal akan lebih mudah terjadinya pengadukan dasar akibat dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari dari 3 meter dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari dasar jaring.

2.2 Parameter Kimia

(9)

Derajat keasaman adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen, yangh menunjukan suasana asam atau basah. Derajat keasaman merupakan indikator baik buruknya lingkungan air, sehingga angka pH ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang daya produksi potensial air.

Skala pH berkisar antara 0 sampai 14, pH 7 adalah bersifat netral artinya air tersebut tidak bersifat asam dan tidak basa. Apabila nilai pH dibawah 7, berarti air tersebut bersifat asam. Dan juga apabila pH diatas 7, maka air terrsebut bersifat basa.

Perairan yang produktif dan ideal bagi kehidupan hewan benthos perairan yang memiliki derajat keasaman (pH) air berkisar 6,5-6,8. Nilai pH di atas 9.2 atau kurang dari 4.8 bisa membunuh ikan dan pH di atas 10.8 dan kurang dari 5.0 akan berakibat fatal bagi ikan-ikan jenis tilapia. Air dengan pH rendah terjadi di daerah tanah yang bergambut. Nilai pH yang tinggi terjadi di perairan dengan kandungan alga tinggi, dimana proses photosinthesis membutuhkan banyak CO2. pH akan meningkat hingga 9.0-10.0 atau lebih tinggi jika

bikarbonat di serap dari air (Svobodova, at al, 1993). Untuk melawan kondisi pH yang rendah atau tinggi ikan akan memproduksi lendir di kulitnya dan di bagian dalam insang. Nilai pH juga mempunyai pengaruh yang signifikan pada kandungan ammonia, H2S, HCN,

dan logam berat pada ikan. Pada pH rendah akan meningkatkan potensi untuk kelarutan logam berat. Peningkatan nilai pH hingga 1 angka akan meningkatkan nilai konsentrasi ammonia di dalam air hingga 10 kali lipat dari semula.

Stabilisasi pH dipengaruhi oleh aktivitas respirasi dan photosintesis. Respirasi akan menurunkan pH, dan sebaliknya fotosintesis menaikan nilai pH.

Tabel Hubungan pH dengan sistem perairan .

(10)

9.0-10.0

 Racun NH3 menjadi masalah  Optimal untuk proses nitrifikasi

7.0-8.0

 Kondisi normal rawa-rawa dan estuari

 Ion ammonium (NH4+) dominan, ammonia sedikit beracun  Proses nitrifikasi agak terhambat

6.0-7.0

 Kondisi rawa payau

 Ion ammonium (NH4+) dominan, ammonia sedikit beracun  Proses nitrifikasi terhambat

 Nitrit beracun

 Batuan dan logam terlarut

Penanganan terhadap perubahan pH di dalam kolom air media budidaya bisa dilakukan. Kondisi pH yang menurun akibat adanya hujan bisa dilakukan dengan melakukan pengapuran dengan menggunakan kapur atau dolomit degan dosis 100 - 200 kg/ha (Adhikari, 2003). Sebaliknya bila pH tinggi bisa dilakukan dengan melakukan pergantian air.

(11)

(12)

Oksigen terlarut adalah jumlah miligram mol Oksigen per liter atau konsentrasi kelarutan O2 dalam air. Kandungan oksigen terlarut dalam air sangat penting bagi kehidupan

dan penyebaran hewan dan tumbuhan air yang hidup didalamnya. Kandungan oksigen rendah hanya didominasi oleh beberapa spesies saja.

Spesies-spesies tertentu dan kelompok makrozoobenthos mempunyi tingkat penyesuaian yang berbeda terhdap oksigen terlarut dan ada kelompok spesies yang dapat bertahan dalam kurun waktu yang terbatas, yaitu bila konsentrasi oksigen terlarut mencapai 1 mg/l.

DO adalah jumlah oksigen yang terlarut di dalam air. Maksimum oksigen yang terlarut di dalam air dikenal dengan “oksigen jenuh”. Oksigen masuk ke dalam air ketika permukaan air bergolak dan berasal dari proses photosinthesis. Peningkatan salinitas dan suhu air akan menurunkan tingkat oksigen jenuh di dalm air. Air yang mengandung oksigen jenuh cukup untuk mendukung kehidupan organisme air, tetapi oksigen akan cepat habis bila organisma/ikan ditebar dalam jumlah yang padat.

Tingkat oksigen terlarut dipengaruhi oleh suhu, salinitas dan ketinggian dari permukaan laut (dpl). Salinitas, suhu, dan ketinggian dpl meningkat maka oksigen terlarut akan menurun. Oksigen terlarut di air laut lebih rendah dibanding dengan air tawar. Faktor biologi yang mempengaruhi jumlah oksigen terlarut di dalam air adalah proses respirasi dan fotosintesis. Respirasi mengurangi oksigen di dalam air sedangkan fotosintesis menambah oksigen ke dalam air. Dari sisi lain oksigen terlarut akan berkurang akibat organisme aerobik yang menghancurkan bahan organik di dalam air dan oleh proses respirasi berbagai organisme yang ada di dalam air.

(13)

SUHU AIR (°C)

SALINITAS AIR (ppt)

(14)

20 9.06 8.81 8.56 8.31 8.07 7.83 7.60 7.39 7.17

Oksigen terlarut biasanya diukur dengan menggunakan DO-meter. Dimana alat ini terbagi menjadi dua, yakni DO-meter manual, dan DO-meter digital.

(15)

2.2.3 Salinitas

(16)

Salinitas adalah ukuran jumlah garam yang terlarut di dalam air. Garam di laut adalah ada dalam bentuk NaCl. Secara umum jenis Crustacea tidak sensitif terhadap perubahan salinitas hingga 5 ppt (Malone & Burden, 1988). Suhu sangat mempengaruhi kondisi salinitas perairan, semakin tinggi suhu akan berdampak pada tingginya salinitas. Proses evaporasi akibat suhu yang meningkat akan meningkatkan salinitas walaupun lambat, seperti pada sistem resirkulasi budidaya soft shell (Malone & Burden, 1988), dan sistem resirkulasi pendederan kerapu macan (Udi Putra, et al. 2007a; 2007b).

Organisme perairan yang mempunyai teloransi salinitas sempit dikenal dengan stenohaline seperti ikan-ikan yang hidup di air tawar, sebaliknya dikenal dengan euryhaline seperti ikan-ikan laut, dan estuaria. Seperti udang mampu hidup dengan baik pada kisaran salinitas 0.5 – 40 ppt. uk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan penambahan air tawar atau penambahan air laut.

Salinitas dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni :

1. Pola sirkulasi air, 2. Penguapan, 3. Curah hujan, dan 4. Aliran air.

(17)

Tingkatan salinitas dapat diukur dengan menggunakan alat refraktometer.

(18)

Nitrogen yang terlarut di dalam air terdapat dalam 5 bentuk yakni gas nitrogen (N2),

nitrogen organik, ammonia, nitrit, dan nitrat (Malone & Burden, 1988). Istilah organik nitrogen berkaitan dengan jumlah nitrogen di dalam bahan organik yang terlarutkan atau tersuspensi di dalam air (Malone & Burden, 1988). Ammonia, nitrit dan nitrat merupakan produk kimia yang dihasilkan oleh organisma dan bakteri melalui proses biologi. Ammonia dan nitrit adalah dua bentuk nitrogen yang mempunyai daya racun yang tinggi bagi ikan, tapi sebaliknya bagi nitrat.

2.2.4.2 Amonia

Ammonia berasal dari kandungan nitrogen yang bersumber dari limbah rumah tangga ataupun industri. Di lain pihak bisa berasal dari sisa pakan dan sisa feses (sisa metabolisme protein oleh ikan) yang dihasilkan ikan itu sendiri dan bahan organik lainnya. Hampir 85% nitrogen pakan untuk udang dikonversi menjadi ammonia (Svobodova, at al, 1993). Ammonia di dalam air ada dalam bentuk molekul (non disosiasi/unionisasi) ada dalam bentuk NH3 dan ada dalam bentuk ion ammonia (disosiasi) dalam bentuk NH4+. Kedua bentuk

ammonia tersebut sangat bergantung pada kondisi pH dan suhu air.

Dinding sel tidak dapat ditembus oleh ion ammonia (NH4+), akan tetapi ammonia

(NH3) akan mudah didifusi melewati jaringan jika konsentrasinya tinggi dan berpotensi

menjadi racun bagi tubuh ikan. Sehingga kondisi normal ada dalam kondisi asam seimbang pada hubungan air dengan jaringan. Jika keseimbangan dirubah, seperti nilai pH di salah satu bagian turun akan mengudang terjadinya penambahan molekul ammonia (Svobodova, at al, 1993). Tingkat racun dari ammonia selain karena faktor pH dan ammonia juga dipengaruhi oleh kandungan oksigen di dalam air (Gambar 1) (Tabel 4). Air dengan nilai pH rendah maka yang dominan adalah ammonium (NH4+), sebaliknya bila nilai pH tinggi yang dominan

adalah ammonia (NH3). Ammonia adalah bentuk yang paling beracun dari ammonia.

(19)

2. test kit (alat tes cepat)

2.2.4.3 Karbondioksida (CO2).

Karbondioksida yang ideal untuk kehidupan adalah berkisar 10 sampai 20 mg/l. Sumber utama CO2 diperairan adalah proses perombaklan lahan organik mati oleh

mikroorganisme pengurai dan proses respirasi hewan serta tumbuh-tumbuhan air yang tenggelam pada waktu malam hari.

Karbondioksida terlarut di dalam air dalam bentuk melekul gas. Kelarutan CO2 diperoleh dari aktivitas respirasi mikroorganisme dan photosyntesis phytoplankton. Hanya 10% dalam bentuk asam karbonat (H2CO3). Ada dua bentuk CO2 yang kemudian membentuk

CO2 bebas. Bentuk ion, penjerapan CO2 terepresentasikan oleh ion bikarbonat, dan karbonat

(HCO3- dan CO32-). Keberadaannya sangat penting sebagai buffer di dalam air. Jumlah CO2

yang ada dipermukaan air hanya sedikit dan bervariasi karena sangat berkaitan dengan proses photosynthesis tumbuhan air dan phytoplankton. Pada bagian permukaan air mempunyai kandungan CO2 yang rendah dibanding pada strata rendah. Jika CO2 bebas dipermukaan

dipakai untuk photosynthesis maka pH meningkat hingga 8.3, dan di dalam air dengan bikarbonat sedang bisa mencapai 10. dan akan terus meningkat pada waktu-waktu dimana intensitas cahaya cahaya kuat.

Air dengan oksigen rendah, CO2 tinggi, dimana pertukaran gas pada permukaan

(20)

kemampuan ikan/udang mengekstraksi oksigen dari air dan akan mengurangi tingkat teloransinya terhadap rendahnya kandungan oksigen di dalam air. Efeknya ke ikan adalah akan meningkatkan konsentasi CO2 di dalam darah, yang akan mendorong menurunnya pH

darah yang akan berperan pada menurunnya kemampuan darah mengikat oksigen dan memasukannya ke dalam jaringan.

Munculnya masalah akibat CO2 terjadi karena banyaknya CO2 bebas di dalam air

akibat penggunaan CO2 untuk proses photosynthesis oleh phytoplankton. Konsentrasi CO2

bebas kurang dari 1 mg/L bepengaruh pada keseimbangan asam di dalam jaringan dan darah ikan dan menyebabkan alkalosis. Kekurangan CO2 bebas khususnya berbahaya bagi

anak-anak ikan jenis tilapia yang baru melewati bentuk pakan endogenous dan eksogenous. Mereka melakukan respirasi menggunakan permukaan tubuhnya dan tidak dapat mengatur keseimbangan asam dengan insangnya. Tekanan rendah CO2 bebas di dalam air menimbulkan

tingginya tingkat difusi CO2 dari tubuhnya, menimbulkan alkalosis dan akhirnya mati.

Pemberian aerasi adalah tindakan efektif untuk mengatasi kelebihan CO2.

(21)

Nitrit dan nitrat ada di dalam air sebagai hasil dari oksidasi. Nitrit merupakan hasil oksidasi dari ammonia dengan bantuan bakteri Nitrisomonas dan Nitrat hasil dari oksidasi Nitrit dengan bantuan bakteri Nitrobacter. Keduanya selalu ada dalam konsentrasi yang rendah karena tidak stabil akibat proses oksidasi dan sangat tergantung pada keberadaan bahan yang dioksidasi dan bakteri. Kedua bakteri tersebut akan optimal melakukan proses nitrifikasi pada pH 7.0-7.3. Hampir tidak ada nitrat yang masuk di tanah karena proses pencucian dan penggunan pupuk.

Tingkat racun dari Nitrit sangat bergantung pada kondisi internal dan eksternal ikan seperti, spesies, umur ikan, dan kualitas air. Ion nitrit masuk ke dalam ikan dengan bantuan sel Klorida insang. Di dalam darah nitrit akan bersatu dengan haemoglobin, yang berakibat pada peningkatan methaemoglobin. Ini akan mengurangi kemampuan transportasi oksigen dalam darah. Peningkatan methaemoglobin akan terlihat pada perubahan warna ingsang menjadi coklat begitu juga warna darah. Jika jumlah methaemoglobon tidak lebih dari 50% dari total haemoglobin, ikan akan tetap hidup, tapi bila melebihi hingga 70-80% gerakannya akan melamban. Bila terus meningkat maka ikan akan kehilangan kemampuan untuk bergerak dan tidak akan merespon terhadap stimulan. Akan tetapi kondisi tersebut akan bisa kembali normal karena eritrosit di dalam darah terdapat enzim reduktase yang mampu mengkonversi methaemoglobin menjadi haemoglobin. Proses konversi akan berlangsung hingga menghabiskan waktu 24-48 jam. Ini terjadi bila kemudian ikan ditempatkan pada air yang terbebas dari nitrit.

BAB III

(22)

3.1 Kesimpulan

Parameter fisika dan parameter kimia juga berperan penting dalam berbagai proses yang terjadi diperairan, baik oleh biota-biota yang ada diperairan dan perairan nya sendiri.

Parameter fisika, yaitu yang pertama suhu. Suhu air yang ideal adalah perbedaan antara siang dan malam tidak lebih dari 5°C, yaitu antara 25° sampai 30°C. Dan yang kedua ialah kecerahan. Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa panjang gelombang yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan air. Yang ketiga ialah kedalaman. Kedalaman akan mempengaruhi kelimpahan makro zoobenthoss, dan juga mempengaruhi penyebaran suhu pada perairan. Pedalaman perairan yang baik dan normal untuk kehidupan organisme aquatik berkisar antara 1,5-2 meter.

Parameter kimia, yaitu yang pertama pH. Perairan yang produktif dan ideal bagi kehidupan hewan benthos perairan yang memiliki derajat keasaman (pH) air berkisar 6,5-6,8. Nilai pH di atas 9.2 atau kurang dari 4.8 bisa membunuh ikan dan pH di atas 10.8 dan kurang dari 5.0 akan berakibat fatal bagi ikan-ikan jenis tilapia.

Parameter kimia yang kedua ialah oksigen terlarut (DO). Oksigen terlarut adalah jumlah miligram mol Oksigen per liter atau konsentrasi kelarutan O2 dalam air. Kandungan oksigen

terlarut dalam air sangat penting bagi kehidupan dan penyebaran hewan dan tumbuhan air yang hidup didalamnya. Kandungan oksigen rendah hanya didominasi oleh beberapa spesies saja.

Parameter kimia yang berikutnya ialah salinitas. Salintas merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi proses biologi dan secara langsung akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan kehidupan organisme antara lain uyaitu mempengaruhi laju pertembuhan, jumlah makanan yang dikonsumsi, nilai konversi makanan, daya kelangsungan hidup.

Dan masih banyak lagi parameter kimia yang dapat mendukung atau berperan dalam periran contohnya Gas Nitrogen, Amonia, Karbon Dioksida (CO2) Dan Nitrat.

(23)

Dalam perarian, baik perairan tawar, laut dan estuaria, parameter fisika dan parameter kimia sangatlah memiliki peranan yang sangat penting. Dalam mengetahui bagaimana

kualitas dari suatu perairan, parameter fisika dan kimia dapatlah menjadi bahan acuan dalam mengetahuinya.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hefni Effendi. 2007. Telaah kualitas air ; Kanisius 2003, Yogyakarta.

2. Hochheimer J. 1985. Using Water Quality Convertion Tables for Soft Crabbing. Maryland Sea Grant Extension Program. Crab Shedders Workbook Series.

---1988. Water Quality in Soft Crab Shedding. Maryland Sea Grant Extension Program. Crab Shedders Workbook Series.

3. Saeni, M. Sri dan Latifah K. Darusman. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. IPB.

4. Edison Harteman. 2014. Ekologi Perairan (Ekologi Laut), Universitras Palangka Raya, FAPERTA, Palangka Raya.

5. Susilawati Yuli. 2002. Proposal Penelitian “Kelimpahan dan Keanekaragaman Makrozoobenthos didanau Sabuah”; Universitas Palangka Raya 2002, Palangka Raya. 6. Wahyono Arie. 2001. Usulan penelitian “Kelimpahan, Keanekaragaman, Dominasi

Referensi

Dokumen terkait

yang akan memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai sistem atau aplikasi yang sedang berjalan sekarang, langkah-langkah dan prioritas pengembangan sistem informasi

Kemudian mengenal pasti kaedah penyelesaian pusaka secara takhāruj yang diaplikasikan di Kuala Terengganu sama ada selaras dengan konsep takhāruj dalam Islam ataupun tidak..

Bagaimanapun, sebelum mendapatkan hasil rekabentuk yang sesuai untuk semua latar belakang dari seluruh dunia, beberapa kajian perlu dilakukan di mana kajian ini

Sehubungan dengan per- masalahan tersebut, penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk perilaku mahasiswa yang memiliki niat mengadopsi

“Pada dasarnya saya tidak memiliki strategi khusus dalam memasarkan barang dagangan yang saya jual, hanya saja saya selalu menganalisa pasar dan mencari harga terbaik

Hasil ini mendukung dan memperkuat dengan hasil berpengaruh signifikan pada hipotesis kedua yang mengatakan bahwa transparansi lembaga zakat berpengaruh terhadap

Analisis Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur

Terdapat dua pilihan button yang dapat dipilih user yaitu, pilihan reset digunakan untuk mereset pilihan fasilitas kamar kost yang telah dipilih user menjadi default