• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MAKALAH KEPENDUDUKAN PEMBERDAYAAN doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS MAKALAH KEPENDUDUKAN PEMBERDAYAAN doc"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

KEPENDUDUKAN

“PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MEMBENTUK SUATU DAERAH YANG MEMILIKI PRODUKTIVITAS”

Di susun oleh :

HENDRO

D1D009010

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

(2)

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat limpahan Rahmat nya. saya dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapak Drs. Kahar Hakim M,Si selaku Dosen pembimbing mata kuliah Kependudukan

Tugas yang diberikan dosen tersebut berupa tugas makalah Kependudukan. makalah ini di buat sebagai tugas akhir dalam pembelajaran Tersebut. dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Kahar Hakim M,si yang telah memberikan arahan dan bimbingannya selama penyusunan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah tentang Kependudukan ini bermanfaat bagi semua, apabila ada saran dan kritik yang sifat nya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Amin.

Bengkulu,15 Desember 2011

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB 1 PENDAHULUAN...

1.1 Latar Belakang... 1.2 Perumusan Masalah... 1.3 Tujuan... 1.4 Manfaat...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...

2.1 Pemberdayaan Masyarakat... 2.1.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat... 2.1.2 Proses Pemberdayaan Masyarakat ... 2.1.3 Tujuan dan Tahapan Pemberdayaan Masyarakat... 2.2 Produktivitas... 2..2.1 Pengertian Produktivitas... 2.2.2 Pengertian Daerah Produktif...

BAB 3 PEMBAHASAN...

3.1 Strategi dalam membangun daerah yang produktif ... 3.2 strategi dalam melakukan pemberdayaan masyarakat...

BAB 4 PENUTUP...

4.1.kesimpulan... 4.2.saran...

DAFTAR PUSTAKA

(4)

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan penerapan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah atau yang lebih dikenal dengan otonomi daerah, maka peran daerah menjadi sangat penting artinya bagi upaya meningkatkan peran serta dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Semangat seperti itulah yang saat ini terus bergulir ditengah-tengah masyarakat, meskipun dalam prakteknya belum sebagaimana yang diharapkan banyak pihak. Barangkali itulah proses yang harus dilalui secara bertahap dan berkesinambungan untuk bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Kalau merujuk pada UU No 32 Tahun 2004, yang dimaksud otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan kata lain bahwa otonomi daerah memberikan keleluasaan daerah untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri, termasuk bagaimana suatu daerah melakukan perencanaan pembangunan di daerahnya masing-masing.

Dari hal tersebut dapat kita lihat banyak sekali ketimpangan yang terjadi, bagi daerah yang dapat mengelola potensi nya dengan baik maka akan semakin maju sedangkan yang tidak mampu mengelola daerahnya sendiri akan semakin terpuruk. Oleh karena itu masalah pokok yang terjadi dari hal tersebut adalah kurangnya pemberdayaan atas masyarakatnya itu sendiri. dalam hal ini berarti sumber daya manusia nya belum memiliki kualitas yang memadai.

Dengan adanya pemberdayaan tersebut diharapkan adanya peningkatan kualitas masyarakatnya sehinggga dapat membentuk suatu daerah produktif, yang nanti nya dapat membuat daerahnya sendiri tersebut semakin maju

(5)

Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Strategi dalam membangun daerah yang memiliki produktivitas tersebut ?

2. Bagaimana langkah – langkah dalam melakukan pemberdayaan masyarakat ?

1.3Tujuan

Adapun Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas akhir mata kuliah Kependudukan dan memberikan strategi atau cara dalam pemberdayaan masyarakat untuk membentuk suatu daerah yang produktif di Indonesia.

2.4 Manfaat

Adapun Manfaat yang dapat di ambil :

1. Sebagai pengetahuan bagi penulis dalam membentuk suatu daerah yang produktif.

2. Memberikan kiat – kiat atau langkah – langkah bagi pemerintah dalam membentuk suatu daerah yang produktif.

(6)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemberdayaan Masyarakat

2.1.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak. Sedangkan Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.

Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal.

secara sederhana, Subejo dan Supriyanto (2004) memaknai pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective action dan networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial”.

Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang.

(7)

masyarakat lokal antara lain mencakup lingkungan produksi, ekonomi, sosial dan ekologi. Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologi-nya. Secara ringkas keterkaitan antara pemberdayaan masyarakat dengan sustainable development.

Pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan eksternal. Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Meskipun dari beberapa contoh kasus yang disebutkan sebelumnya faktor internal sangat penting sebagai salah satu wujud self-organizing dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada faktor eksternalnya.

2.1.2 Proses Pemberdayaan Masyarakat

Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang mene-kankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.

Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau kecenderungansekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apayang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”.

Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat berdaya yaitu: 1. Mampu memahami diri dan potensinya,mampu merencanakan (mengantisipasi

kondisi perubahan ke depan)

2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri 3. Memiliki kekuatan untuk berunding

4. Emiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan, dan

(8)

Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud dengan masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham termotivasi,berkesempatan,

memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternative, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengansituasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan

masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara

berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggungjawab.

2.1.3 Tujuan dan Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

Jamasy (2004) mengemukakan bahwa konsekuensi dan tanggungjawab utama dalam program pembangunan melalui pendekatan pe mberdayaan adalah masyarakat berdaya atau memiliki daya, kekuatan atau kemampuan. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan.

Terkait dengan tujuan pemberdayaan, Sulistiyani (2004) menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan sertamelakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki.

(9)

2.2 Produktivitas

2.2.1 Pengertian Produktivitas

Produktivitas mempunyai pengertian filosofis dan teknik operasional. Secara filosofis produktivitas merupakan sikap mental yang mempunyai pandangan bahwa "Mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini" {Ravianto 1985).

Sikap seperti di atas tentu sangat diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan dalam melakukan berbagai aktivitas dan diharapkan pula menciptakan suasana kehidupan kerja dan prosedur kerja yang lebih baik serta dapat menciptakan metode-metode dan sistem kerja yang produktif dan dapat menghindari pemborosan-pemborosan yang pada akhimya mendatangkan kerugian bagi pihak badan usaha. Secara teknik operasional, produktivitas diartikan sebagai efisiensi dari penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pengeluaran yang efisien.

Menurut Werther (1986) yang mengatakan bahwa definisi atau pengertian produktivitas adalah keluaran fisik per unit dari usaha produktif, produktivitas adalah tingkat keefektifan dari penggunaan tenaga kerja dan peralatan.

Suprihanto (1992) mengatakan bahwa definisi atau pengertian produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseiuruhan sumber daya yang dipergunakan. Winardi (1981) mengatakan bahwa definisi atau pengertian produktivitas adalah rasio output fisik dibandingkan dengan input fisik.

Payaman Simanjuntak (1983) mengungkapkan tiga definisi atau pengertian produktivitas sebagai berikut :

1. Secara filosofis produktivitas mengandung pengertian pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan, keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu kehidupan harus lebih baik dari hari ini. 2. Secara defmisi kerja produktivitas mengandung pengertian perbandingan an tara hasil

yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan persatuan waktu.

(10)

Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit. ( c) Jumlah produksi yang lebih besar dapat diperoleh dengan pertambahan biaya yang relatif sedikit atau kecil. Dari beberapa batasan yang dikemukakan di atas mengenai produktivitas, maka dapat dikatakan produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan yang digunakan (input) pada suatu periode. Adapun unsur masukan dapat digunakan berupa modal, tenaga kerja, mesin dan peralatan, bahan-bahan, dan sebagainya. Sementara

keluarannya dapat berupa fisik unit atau nilai uang dan dapat berupa non fisik dalam hal ini berbentuk jasa.

Definisi atau pengertian di atas menunjukkan produktivitas total, karena dikaitkan dengan masukan secara keseluruhan dan keluaran secara keseluruhan pula.

2.2.2 Daerah Produktif

Dalam dunia yang sangat kompetitif sekarang ini setiap negara perlu mengupayakan terbentuknya wilayah-wilayah yang produktif untuk memungkinkan tersedianya lapangan kerja yang stabil bagi penduduknya. Sesuai dengan perkembangan globalisasi dan pertumbuhan cepat perekonomian negara-negara berkembang, seperti Vietnam, kompetisi antarnegara semakin tajam, dan perusahaan skala dunia menjadi sangat selektif dalam memilih wilayah-wilayah dimana mereka akan menempatkan perusahaannya.

Tata ruang wilayah negara perlu dikondisikan untuk mendukung terwujudnya wilayah-wilayah yang produktif tersebut, yang ditempati oleh industri-industri bernilai tambah tinggi, yang akan memberikan pendapatan tinggi bagi para pekerjanya. Industri itu juga perlu menggunakan sumber daya wilayah yang bersangkutan, sehingga tidak mudah pindah ke negara lain, karena tersedianya insentif baru yang ditawarkan oleh negara itu. Untuk itu adalah penting untuk mempromosikan deregulasi dan mewujudkan lingkungan bisnis yang bersifat non-restrictive, dengan mengubah sistem yang berbiaya tinggi, dan dengan meningkatkan kelancaran pergerakan orang, barang (termasuk uang), dan informasi.

(11)

yang tinggi bagi mereka yang terlibat. Perusahaan asing ini membawa teknologi, kebiasaan kerja, pengetahuan manajerial, dan informasi pasar yang semuanya penting untuk diketahui oleh perusahaan dan individu lokal. Ini tidak berarti perusahaan lokal diabaikan, mereka bahkan merupakan ujung tombak pembangunan, sehingga perlu mendapat dukungan yang khusus.

Agar semakin banyak wilayah menjadi produktif, maka setiap daerah perlu memanfaatkan karakteristik wilayah masing-masing dalam berinteraksi dengan dunia. Setiap wilayah perlu memiliki identitas yang khas, yang dihargai oleh dunia. Sasarannya adalah berkembangnya pertukaran yang lebih aktif dalam banyak bidang termasuk ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, olahraga, dan pariwisata dengan negara lain. Setiap wilayah perlu menawarkan apa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat global, dan terutama oleh masyarakat Asia, yang kemakmurannya tidak kalah dengan masyarakat dari negara industri maju, dan dengan harga tiket murah sekarang ini, menjadi tetangga yang sangat dekat.

(12)

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Strategi dalam membangun daerah yang memiliki produktivitas tersebut

Strategi untuk mencapai tujuan menjadi wilayah produktif adalah membangun prasarana, mempromosikan kerja sama regional dan meningkatkan partisipasi publik. Prasarana wilayah, yang terdiri dari jalan, pelabuhan, listrik, dan sambungan internet adalah satu paket kebutuhan yang mutlak untuk membangun wilayah produktif. Membangun dan meningkatkan infrastruktur transportasi, energi, komunikasi dan informasi ini adalah untuk memudahkan kerja sama dan pertukaran barang dan jasa antarwilayah, dan untuk memberikan akses yang merata terhadap fungsi-fungsi pelayanan dari pusat-pusat wilayah.

Upaya berikutnya adalah mengembangkan lingkungan kota yang tertib, alami dan mempunyai tradisi unik yang menarik. Ketertiban merupakan pencerminan dari adanya kepastian, yang sangat diperhatikan oleh para pengusaha. Untuk menciptakan kepastian, maka rencana tata ruang kota menjadi suatu kebutuhan. Kota yang alami akan membuat penghuni kota merasa betah, yang merupakan kebutuhan untuk menghilangkan keletihan bekerja. Tradisi yang unik akan membuat pendatang mendapatkan pengalaman lain yang dapat diceritakan kepada orang-orang lain. Setiap daerah perlu menggali tradisi lokal yang khas dan kemudian mengubahnya menjadi suatu event yang menarik, dengan tetap memelihara nilai-nilai luhur yang dikembangkan masyarakat lokal sejak dahulu.

Mendorong kerja sama dan interaksi antara wilayah di Indonesia dengan wilayah-wilayah negara lain merupakan upaya yang secara khusus perlu disiapkan, karena keterbatasan pengalaman dari sebagian besar pemda. Dan partisipasi publik adalah upaya agar kemajuan wilayah dapat dirasakan oleh banyak orang, dengan memberi kesempatan bagi setiap orang untuk melakukan upaya secara profesional dan memberikan kontribusi pada kegiatan yang produktif di wilayah itu, tanpa memandang latar belakang budaya orang per orang.

Strategi dalam membentuk suatu daerah yang memiliki produktivitas tersebut dapat di capai dengan mengupayakan hal – hal sebagai berikut :

(13)

3. Membentuk koridor kerja sama wilayah 4. Membuka hubungan internasional yang merata

3.2 Strategi dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat

Strategi Utama Pemberdayaan Masyarakat

 Pemberdayaan Masyarakat ( Community Empowerment ) .

 Perluasan Kesempatan ( Promoting Opportunity ) .

 Pengembangan Perlindungan Sosial ( Enhancing Social Security ) . 1. Pemberdayaan masyarakat ( community empowerment ), meliputi:

o Pembentukan iklim demokrasi dan partisipasi secara umum di tingkat nasional sampai desa, sampai menjadi nilai yang inheren pada setiap tindakan dalam program pemberdayaan masyarakat; demokrasi memungkinkan pelebaran makna permasalahan dari lapisan bawah kepada elite masyarakat;

o Desentralisasi dan kemandirian dalam pengambilan keputusan agar masalah dan penyelesaiannya memiliki akar empiris yang kuat; hal ini meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam upaya pemecahan masalah pembangunan;

o Peningkatan kemampuan pemerintah pusat dan daerah dalam melayani kebutuhan penduduk miskin dan marjinal;

o Keberlanjutan program atau proyek dengan memfasilitasi gerakan masyarakat dalam memelihara maupun meningkatkan hasil program dan proyek tersebut;

o Penyediaan fasilitator untuk menggerakkan kehidupan kelompok dan masyarakat lokal, serta memberi pengetahuan manajerial; fasilitator juga berfungsi sebagai mediator untuk memungkinkan komunikasi yang setara dari penduduk miskin dan marjinal kepda pihak lainnya sehingga akses kepada penduduk miskin terbuka lebar;

(14)

o Penyusunan kebijakan publik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya dialokasikan kepada lapisan miskin dan marjinal;

o Pembangunan prasarana dan sarana fisik di bidang transportasi, komunikasi, perumahan, kesehatan, terutama untuk daerah-daerah tertinggal; pembangunan fisik diarahkan untuk meningkatkan dan mempercepat perolehan impak kepada perkembangan ekonomi wilayah;

o Pemberian akses kepada lembaga pendidikan, lembaga ekonomi, lembaga sosial, lembaga politik, lembaga budaya, terutama kepada keluarga miskin dan golongan perempuan; dengan demikian lapisan bawah dan kelompok marjinal memiliki modal untuk bersaing dalam kehidupan modern;

3. Pengembangan perlindungan sosial ( enhancing social security ), meliputi:

o Pemberian legalitas kepada properti penduduk miskin agar bisa digunakan sebagai modal kerja dan perolehan kredit mikro/kecil;

o Pembentukan atau penguatan kelompok atau organisasi secara modern agar penduduk miskin dapat memanfaatkan akses ekonomi, politik, sosial dan budaya bagi peningkatan ketahanan sosial dan kesejahteraan masyarakat;

(15)

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan Bahwa pemberdayaan masyarakat dalam membentuk suatu daerah yang memiliki produktivitas dapat dilakukan, jika mengikuti langkah – langkah sebagai berikut :

1. Membangun infrastruktur wilayah yang produktif 2. Membenahi kawasan metropolitan

3. Membentuk koridor kerja sama wilayah 4. Membuka hubungan internasional yang merata

Kemudian untuk Strategi Utama dalam Pemberdayaan Masyarakatnya adalah sebagai berikut :

1. Pemberdayaan Masyarakat ( Community Empowerment ) . 2. Perluasan Kesempatan ( Promoting Opportunity ) .

3. Pengembangan Perlindungan Sosial ( Enhancing Social Security ) .

Sehingga dengan adanya strategi – strategi di atas diharapakan masyarakat dan daerahnya menjadi produktif

4.2 Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Herry Darwanto pada jurnal membangun wilayah yang produktif di akses pada 17 desember 2011

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-pengertian.html diakses pada 17 desember 2011

file:///D:/tugas%20kependudukan/Definisi%20atau%20Pengertian%20Produktivitas.htm di akses pada 17 desember 2011

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis data di atas peneliti menyimpulkan bahwa melihat latar belakang pijakan yang digunakan SMP Islam Thoriqul Huda tersebut, maka strategi perencanaan

Dalam penelitian ini penegak hukum yang menerapkan Peraturan Walikota Nomor 47 Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Berdasarkan beberapa defenisi di atas, yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah pikiran atau pendapat para ulama tentang pelaksanaan isbat nikah ( penetapan perkawinan

bagi anak usia dini, stimulasi perkembangan motorik kasar anak tidak hanya menunggu ketiaka anak sudah berada di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), akan tetapi dapat

3) Stadium III : Luka Full Thickness : yaitu hilangnya kulit secara keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai

Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer meng- hasilkan keuntungan maka porsi jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang

dalam bentuk kalimat. Bisa juga klien bersikap mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang yang tidak berbicara atau pada benda mati. Halusinasi dapat mempengaruhi

Untuk menyelesaikan program Sertifikasi Underwriter seorang Peserta Ujian harus telah memiliki gelar profesional Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dan