1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kondisi Fisik Wilayah Indonesia Di Kelas
VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012
Fatima Jahro Rambe
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing, (2) Peningkatan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing di Kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian kelas VIII-1 yang berjumlah 35 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar kerja siswa (LKS) dan tes tertulis, lalu dianalisis dengan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
meningkat sebesar 22,86%, (2) dan Ketuntasan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
juga meningkat sebesar 25,71%. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar.
Kata kunci : Model pembelajaran snowball throwing, Hasil belajar, Aktivitas Belajar
Pendahuluan
Pendidikan yang berkualitas harus mampu meningkatkan potensi siswa sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Dalam hal ini guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai model belajar, kondisi siswa dan cara melakukan pembelajaran yang efektif dan bermakna. Guru yang menguasai
kompetensi dasar akan berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu pada tingkat menengah pertama terdiri dari geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
telah dilakukan di MTsN 1
2
pendidikan masing-masing. Sekolah ini tidak memiliki guru yang mempunyai latarbelakang pendidikan geografi sehingga sekolah membuat kebijakan bahwa guru yang mengajarkan bidang studi tersebut adalah guru yang mempunyai latarbelakang pendidikan ekonomi.
Kondisi ini tentu sangat
berpengaruh terhadap proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Proses pembelajaran yang digunakan didominasi oleh metode konvensional sehingga siswa kurang terlibat. Guru tersebut juga kurang
mampu menggunakan media secara
maksimal. Akibat dari cara mengajar seperti itu, banyak ditemukan siswa yang pasif dalam setiap pembelajaran di kelas, tidak terjadi suasana yang bernuansa dialog, sarat
dengan hapalan dan tidak ada
pengembangan berpikir yang dilakukan guru yang pada akhirnya perolehan hasil belajar tidak sesuai dengan harapan.
Hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia di Kelas VIII-1 kurang memuaskan dan hanya 61,38% siswa yang mampu mencapai nilai rata-rata 65, sementara Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) bidang studi geografi yang ditetapkan sekolah mencapai 70.
Terkait hal ini dilakukan suatu perubahan dalam proses belajar mengajar
yang menekankan peran aktif siswa dalam
proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe snowball throwing. Dan diharapkan pada saat proses belajar mengajar siswa dapat lebih aktif, serta mengembangkan kreativitas dan dapat membangkitkan keinginan siswa untuk bertanya tentang materi tersebut
dibandingkan dengan penerapan
pembelajaran konvensional.
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Snowball Throwing dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan
apakah dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah
Indonesia kelas VIII-1 MTsN 1
Padangsidimpuan?
Kajian Pustaka
3
terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang
tersebut mengalami kegagalan di
dalam proses belajar.
Aktivitas Belajar. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Hasil Belajar. Hasil belajar merupakan
hasil dari proses belajar yang dapat diketahui dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.
Model Pembejaran Kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari 4 sampai 7 orang, dengan struktur
kelompoknya bersifat heterogen.
Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
91
Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Menyampaikan seluruh tujuan dalam pembelajaran dan memotivasi
siswa
Fase 2
Menyajikan informasi
Menyajikan informasi tentang materi pembelajaran siswa
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
- Memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran Snowball Throwing
- Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 7 orang siswa
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
- Memanggil ketua kelompok dan menjelaskan materi serta pembagian tugas kelompok
- Meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru dengan anggota kelompok
- Memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok dan meminta kelompok tersebut menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang dijelaskan guru
- Meminta setiap kelompok untuk menggulung dan melemparkan pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain
- Meminta setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas kerja tersebut
Fase 5 Evaluasi
Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan jawaban atas pertanyaan yang diterima dari kelompok lain
Fase 6 Memberi
penilaian/penghargaan
Memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok
Kerangka Berpikir. Belajar adalah
aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, tujuan dari aktivitas belajar adalah tahu, terampil, dan memiliki sikap lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam proses belajar mengajar, kesesuaian antara model pembelajaran dengan materi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada umumnya rendahnya
hasil belajar siswa dalam pembelajaran karena guru tidak memiliki pemahaman akan kesesuaian model dengan materi. Hal ini membuat suasanan pembelajaran menjadi membosankan dan monoton. Dalam perkembangan model pembelajaran dalam pendidikan di antaranya model kooperatif tipe
92
rangka meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Aktivitas siswa dalam model
pembelajaran Snowball Throwing dapat dilihat dari 6 aspek yaitu aktivitas siswa dalam memperhatikan pelajaran, aktivitas siswa dalam bertanya, aktivitas siswa dalam menulis, aktivitas siswa dalam menanggapi pertanyaan atau pendapat, aktivitas siswa yang bersemangat untuk menjalankan proses belajar mengajar.
Pada mata pelajaran geografi pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia model pembelajaran Snowball Throwing sangat memungkinkan untuk dipakai karena dapat membantu siswa untuk memiliki beberapa keterampilan
sosial seperti bekerjasama,
mendengarkan pendapat orang lain, menghargai pendapat orang lain, kemampuan bertanya, dan lain-lain yang sangat jarang dalam penerapan model pembelajaran konvensional. Maka dari itu, pembelajaran kooperatif Snowball Throwing diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Hipotesis Tindakan. Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan adalah :
penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing
dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan.
Metodologi Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 1 Padangsidimpuan, Jalan Sutan Soripada Mulia No.27 Kelurahan Sadabuan Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan yang berlangsung pada awal semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.
Subjek Penelitian. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII-1 MTsN 1
Padangsidimpuan Tahun Ajaran
2011/2012 yang berjumlah 35 siswa.
Objek Penelilitan. Objek penelitian ini
adalah penerapan pembelajaran kooperatif model snowball throwing
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan.
Variabel Penelitian. Variabel dalam
penelitian ini adalah model
93
hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia.
Defenisi Operasional. a)Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing adalah model
pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membagi hasil dan informasi dengan menggunakan kertas pertanyaan yang dibuat seperti bola dan dilempar kepada siswa pada kelompok lain. b) Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Yang mana kegiatan ini diukur oleh aspek yang harus dicapai yaitu melihat, bertanya, diskusi, menulis, memberi tanggapan, dan bersemangat. c) Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran yang diperoleh dari tes tertulis dan lembar kerja siswa (LKS).
Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas. Pemilihan tindakan ini didasari oleh upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa yang berlangsung dalam tahapan siklus yang berawal dari refleksi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dimulai dengan pratindakan yang berbentuk wawancara
dengan guru kelas untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar, selain itu bentuk pratindakan yang lain yaitu dengan melihat hasil belajar siswa selama ini yang dilihat dari standar KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Pratindakan merupakan dasar sebelum penelitian ini dilaksanakan agar dapat dilihat sejauh mana peningkatan hasil belajar dapat tercapai.
94
Siklus pertama dirancang dengan hasil pratindakan dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada dan selanjutnya siklus kedua didasarkan atas hasil refleksi siklus pertama.
Untuk lebih jelasnya
pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis siklus pertama dapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di bawah ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan I
Sekolah : MTsN 1 Padangsidimpuan
Mata Pelajaran : IPS-Geografi
Kelas/Semester : VIII/I
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
A. Standar kompetensi
Memahami permasalahan sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian letak astronomis
2. Menjelaskan sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia 3. Menentukan letak astronomis wilayah Indonesia
4. Mengindentifikasi pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia terhadap perbedaan waktu Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
92
2. Menjelaskan sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia 3. Menentukan letak astronomis wilayah Indonesia
4. Mengindentifikasi pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia terhadap perbedaan waktu Indonesia
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian letak astronomis
2. Sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia 3. Letak astronomis Indonesia
4. Perbedaan waktu Indonesia F. Sumber Pembelajaran
Buku IPS SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Grafindo
Buku Geografi SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Erlangga G. Media Pembelajaran
Peta Indonesia
Atlas
Globe
H. Kegiatan Belajar Mengajar
Model pembelajaran : pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Metode : ceramah, diskusi,tanya jawab
Langkah-langkah pembelajaran
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan
Kegiatan inti Tindakan
Mengucap salam
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memotivasi siswa
dengan meminta siswa untuk menunjukkan pada peta tentang letak astronomis wilayah Indonesia
Menjelaskan tentang letak astronomis
Indonesia, defenisi garis lintang dan pengaruhnya,
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
Mendengarkan penjelasan guru
2’
3’
93
defenisi garis bujur dan pengaruhnya di
Indonesia.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan
Memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan kooperatif tipe Snowball Throwing
Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibacakan guru
Memanggil ketua
kelompok untuk
mendapatkan tugas dan
menjelaskan tugas
tersebut
Meminta ketua
kelompok kembali ke
kelompok
masing-masing untuk
mendiskusikan tugas tersebut
Membagi kertas kerja kepada setiap kelompok dan meminta setiap
kelompok menulis
pertanyaan sesuai
dengan materi yang penjelasan guru, sedangkan siswa lain membaca buku
Ketua kembali ke
kelompok dan
berdiskusi dengan anggota kelompok
mengenai tugas
yang diberikan guru
Setiap kelompok menulis pertanyaan di kertas kerja
94 Observasi
menggulung kertas
pertanyaan dan ketua kelompok melemparkan pertanyaan yang telah ditulis kepada kelompok
lain (kelompok 1
melempar ke kelompok 2,3,4,5, kelompok 2 melempar ke kelompok 1,3,4,5, demikian
seterusnya)
Meminta setiap kelompok menulis jawaban dari pertanyaan yang didapat dari siswa lain pada kertas kerja
Secara acak meminta setiap kelompok
untuk membacakan satu pertanyaan yang diterima dan jawaban yang telah ditulis pada kertas kerja secara bergantian
Mengumumkan skor
yang diperoleh setiap kelompok berdasarkan pertanyaan serta jawaban yang dibacakan dan memberikan
penghargaan kepada
kelompok dengan hasil yang terbaik.
Meminta bantuan
observer untuk
mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran sesuai
dengan pedoman
menggulung kertas kerja dan
melemparkannya kepada kelompok lain
Setiap kelompok menulis jawaban pada kertas kerja
Setiap kelompok membacakan
pertanyaan dan
jawaban yang
tertulis
Memperhatikan hasil penilaian guru
95 I. Penilaian
Teknik : Tes tertulis, Observasi aktivitas siswa
Bentuk instrumen : Pilihan ganda, Lembar Kerja Siswa, lembar observasi
Instrumen :
Pilihan Ganda
Petunjuk
- Bacalah soal dengan cermat, lalu pilih satu jawaban yang paling tepat dengan
memberikan tanda (X).
1. Letak astronomis wilayah ditentukan berdasarkan….
a. Lintang dan geografis
b. Geografis dan geologis
c. Batas laut territorial
d. Lintang dan bujur
2. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia terletak antara…
a. 60LU – 90 LS dan 940 BT – 1400 BT b. 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT c. 60 LU – 150 LS dan 960 BT – 1400 BT d. 60 LU – 90 LS dan 970 BT – 1410 BT Penutup
observasi
Membimbing siswa
untuk menyimpulkan pelajaran
Meminta siswa untuk membahasnya kembali di rumah serta menyuruh siswa memperlajari materi selanjutnya di buku dan internet
Mengadakan evaluasi belajar siswa melalui post test dengan bentuk soal pilihan berganda untuk melihat tingkat keberhasilan yang
dicapai siswa
Menyimpulkan pelajaran bersama guru
Mendengarkan instruksi guru
Melakukan tes hasil belajar (post test)
3’
2’
96
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan gambar di atas, 1410BT tepat berada di perbatasan antara…
a. Kalimantan dan Malaysia
b. Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste
c. Batam dan Singapura
d. Papua dan Papua Nugini
4. Berdasarkan letak astronomisnya, pulau paling selatan di Negara Indonesia adalah…
a. Rote
b. We
c. Sumba
d. Miangas
5. Pak Tono melakukan perjalanan dari kota Samarinda pukul 11.00 WITA menuju kota Jayapura dengan lama perjalanan 5 jam. Pak Tono akan sampai pada tujuan pukul… a. 16.00 WITA
b. 17.00 WIT
c. 18.00 WIB
d. 19.00 WIT
6. Bila wilayah Indonesia bagian barat pukul 10.00 WIB. Maka waktu Greenwich
Meridian Time (GMT) adalah pukul…
a. 03.00
b. 04.00
c. 06.00
d. 07.00
7. Gari lintang 00di Negara Indonesia melalui kota…
a. Banda Aceh
97
c. Makassar
d. Pontianak
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar tersebut untuk soal 8 dan 9.
8. Waktu Indonesia bagian barat antara lain meliputi…
a. Bali, Jawa, Madura,dan Sumatera
b. Jawa, Madura, Sumatera,dan Kalimantan Barat
c. Madura, Sumatera, Sulawesi,dan Nusa Tenggara Barat
d. Sumatera, Sulawesi, Irian Jaya,dan Nusa Tenggara Timur
9. Waktu Indonesia bagian tengah antara lain meliputi…
a. Papua dan Sumatera
b. Papua dan Maluku
c. Bali dan Nusa Tenggara Barat
d. Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat
10. Pak Doni berangkat dari Jakarta menuju Makassar pukul 06.00 WIB, dengan lama perjalanan 4 jam. Pak Doni akan sampai tujuan pada pukul…
a. 09.00 WIB
b. 10.00 WITA
c. 11.00 WITA
d. 12.00 WIT
Kunci Jawaban:
1. D
2. B
3. D
4. A
5. B
6. A
7. D
8. B
9. C
92
Lembar Kerja Siswa
Petunjuk:
- Isilah identitas anda terlebih dahulu.
Nama :
Kelompok :
- Setiap kelompok membuat satu pertanyaan yang akan dilemparkan kepada kelompok lain berkaitan dengan materi yang diajarkan, dengan ketentuan:
Kelompok 1: Buatlah satu pertanyaan tentang pengertian letak astronomis.
Kelompok 2: Buatlah satu pertanyaan mengenai sifat istimewa beberapa garis lintang di muka bumi.
Kelompok 3: Buatlah satu pertanyaan mengenai fungsi garis bujur 00 dan garis bujur 1800.
Kelompok 4: Buatlah satu pertanyaan tentang batas wilayah Indonesia secara astronomis.
Kelompok 5: Buatlah satu pertanyaaan tentang fakta dari letak astronomis wilayah Indonesia.
Tabel Penilaian Aktivitas Siswa
No. Nama
siswa
Aspek yang dinilai Jumlah
Memperhatikan Bertanya Menyalin Menanggapi Bersemangat
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Tabel Penilaian Peningkatan Aktivitas Siswa
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Baik 3 >11
Cukup 2 6-10
93
Padangsidimpuan, Juli 2011
Diketahui,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Dra.Samsidar Harahap Fatima Jahro Rambe
NIP. 19710304 1993032002 NIM. 071233310049
Berdasarkan temuan pada siklus pertama penulis berunding dengan pengamat untuk menentukan langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus kedua. Dari hasil diskusi tersebut dibuat sebuah
refleksi yang digunakan sebagai perbaikan pada siklus kedua. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus kedua penulis gambarkan
pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) di bawah ini. RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan II
Sekolah : MTsN
1 Padangsidimpuan
Mata Pelajaran :
IPS-Geografi
Kelas/Semester : VIII/I
Alikasi waktu : 2 x 45
menit
A. Standar Kompetensi
Memahami permasalahan
sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian letak geografis
2. Mendeskripsikan letak geografis Indonesia
3. Mengidentifikasi hubungan letak geografis dengan
perubahan musim di
Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian letak geografis
2. Mendeskripsikan letak geografis Indonesia
3. Mengidentifikasi hubungan letak geografis dengan
perubahan musim di
Indonesia E. Materi pelajaran
94
2. Pengaruh letak geografis wilayah Indonesia
3. Perubahan musim di
Indonesia
F. Sumber Pembelajaran
Buku IPS SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Grafindo
Buku Geografi
SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Erlangga G. Media Pembelajaran
Peta Indonesia
Atlas
H. Kegiatan Belajar Mengajar Model pembelajaran :
pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing
Metode :
ceramah, diskusi, tanya jawab
95
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan
Kegiatan inti Tindakan
Mengucap salam
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memotivasi siswa dengan meminta siswa
untuk menyebutkan
musim yang terjadi di Indonesia
Menjelaskan tentang letak geografis Indonesia dan pengaruhnya di Indonesia.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan
Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk
Menghampiri setiap kelompok untuk
membagikan tugas dan meminta siswa
mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan yang telah dilaksanakan pada pertemuan
sebelumnya
Meminta ketua kelompok untuk
menggulung kertas
pertanyaan dan ketua kelompok melemparkan pertanyaan yang telah ditulis kepada kelompok lain secara bergantian
Meminta setiap kelompok menulis jawaban atas pertanyaan yang didapat dari siswa lain pada kertas kerja
Secara acak meminta setiap
kelompok membacakan satu pertanyaan yang diterima dan jawaban yang telah ditulis pada kertas kerja secara bergantian
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
Mendengarkan penjelasan guru
Bertanya tentang
mengenai tugas
yang diberikan
guru dan menulis pertanyaan di kertas kerja
Ketua kelompok menggulung kertas kerja dan
melemparkannya kepada kelompok lain
Setiap kelompok menulis jawaban pada kertas kerja
Setiap kelompok membacakan
pertanyaan dan
96 I. Penilaian
Teknik penilaian : Tes
tertulis, Observasi aktivitas siswa
Bentuk instrumen :Pilihan ganda,Lembar Kerja Siswa, lembar observasi
Instrumen :
Pilihan Ganda
Petunjuk :
- Bacalah soal dengan cermat, lalu pilih satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X).
1. Letak suatu negara berdasarkan kenyataannya di permukaan bumi disebut letak…
a. Geologis b. Geografis c. Geomorfologis d. Astronomis
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar tersebut menunjukkan letak
geografis Indonesia secara geografis yaitu di antara…
a. Benua Asia – Benua Australia dan Samudera Hindia – Samudera Atlantik
b. Benua Asia – Benua Australia dan Samudera Hindia – Samudera Pasifik
c. Benua Amerika – Benua Australia dan Samudera Hindia – Samudera Atlantik
d. Benua Asia – Benua Amerika dan Samudera Hindia – Samudera Atlantik
3. Penyebab terjadinya perubahan musim di Indonesia, yaitu…
a. Akibat banyak penduduk
b. Banyak angin topan di Indonesia c. Pergeseran semu matahari ke
belahan bumi utara dan ke belahan bumi selatan
d. Indonesia terletak di daerah strategis
4. Proses terjadinya angin muson di Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberadaan dua benua yaitu…
a. Benua Asia dan Benua Australia b. Benua Australia dan Benua
Antartika
c. Benua Asia dan Benua Artik d. Benua Asia dan Benua Amerika 5. Di bawah ini merupakan akibat iklim
tropis di Indonesia,kecuali… a. Batuannya mudah lapuk b. Adanya berbagai jenis tambang c. Tingginya temperature di
Indonesia
d. Terjadinya hujan zenithal
97
7. Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan gambar di atas, arah
panah tersebut menunjukkan terjadinya angin muson…
a. Timur b. Selatan c. Utara d. Barat
8. Indonesia mengalami musim penghujan pada bulan…
a. Oktober – April b. April – Oktober c. Januari – Juni d. Juli – Desember
9. Berdasarkan keputusan Sidang Mahkamah Internasional di Den Haag Belanda pada 17 Desember 2002, Pulau Sipadan dan Ligitan termasuk wilayah kedaulatan Negara…
a. Indonesia d. Angin muson barat
Kunci Jawaban
Lembar Kerja Siswa
Petunjuk
- Setiap kelompok membuat satu
pertanyaan yang akan
dilemparkan berhubungan dengan
materi yang diajarkan, dengan
ketentuan :
Kelompok 1: Buatlah satu pertanyaan tentang pengertian
letak geografis
Kelompok 2: Buatlah satu pertanyaan tentang letak geografis
Indonesia.
Kelompok 3: Buatlah satu pertanyaan mengenai dua
pengaruh letak geografis
Indonesia.
Kelompok 4: Buatlah satu pertanyaan mengenai proses
terjadinya angin muson di
Indonesia.
Kelompok 5: Buatlah satu petanyaan mengenai penyebab
terjadinya perubahan angin muson
dan musim di Indonesia.
Tabel Penilaian Aktivitas Siswa
No. Nama siswa
Aspek yang dini Memperhatikan Bertanya Menyalin
98 Tabel Penilaian Peningkatan
Aktivitas Siswa
Guru Mata Pelajaran Maha
Dra.Samsidar Harahap Fa
NIP. 19710304 1993032002
NIM. 071233310049
Teknik Pengumpulan Data. Alat
yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, tes, laporan, dan studi dokumentasi. 1) Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
aktivitas siswa meliputi
memperhatikan, bertanya, menulis, menanggapi, dan bersemangat dalam
pelaksanaan model Snowball
99
kepercayaan dari suau instrument maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20. Uji coba instrumen dilakukan di kelas VIII-3 yang berjumlah 38 siswa dengan jumlah soal sebanyak 30 butir soal. Hasil uji coba menunjukkan bahwa n=38, rtabel = 0,320, diketahui rhitung >
rtabel dan terdapat 20 soal yang
dinyatakan valid. Sedangkan
reliabilitas soal yang diperoleh adalah 0,79. Soal tersebut reliabel dan sudah mewakili kompetensi yang dituntut materi kondisi fisik wilayah Indonesia. 3) Lembar Kerja Siswa (LKS),
digunakan untuk mematangkan
pemahaman siswa mengenai materi yang telah dijelaskan kepada siswa di setiap akhir pertemuan.
Pengembangan Instrumen
Penelitian. Adapun instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes tertulis, dan lembar kerja siswa (LKS) sebagai alat
evaluasi hasil belajar siswa. Instrumen merupakan seperangkat tugas yang harus diselesaikan oleh siswa.
Langkah-langkah penyusunan
instrumen adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan pembelajaran
sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada pada RPP.
2) Membuat kriteria penilaian aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Sebelum proses pengamatan dilakukan, peneliti bersama-sama pengamat telah menyatukan persepsi dalam pemberian skor penilaian terhadap setiap aspek yang akan diamati. Adapun indikator penilaian aktivitas siswa ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar
No. Aspek yang diamati Indikator penilaian Skor
1. Memperhatikan a. Tidak memperhatikan
b. Memperhatikan tapi kurang serius c. Memperhatikan dengan serius
1 2 3
2. Bertanya a. Tidak bertanya
b. Hal yang ditanyakan tidak sesuai dengan materi yang dijelaskan guru
c. Bertanya sesuai materi
1 2
3
3. Menulis a. Tidak menulis
b. Menulis tapi kurang lengkap c. Menulis materi dengan lengkap
100
4. Menanggapi a. Tidak menanggapi
b. Kurang serius dalam memberikan tanggapan sehingga tanggapan tidak sesuai dengan materi c. Memberikan tanggapan dan tanggapan sesuai
dengan materi yang sedang diterangkan
1 2
3
5. Bersemangat a. Tidak antusias terhadap materi yang diajarkan b. Kurang antusias terhadap materi yang diajarkan c. Antusias terhadap materi yang diajarkan
1 2 3 3) Membuat kisi-kisi tes
kemampuan hasil belajar siswa berdasarkan aspek kognitif. Tes berbentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan empat pilihan jawaban. Tes disusun sesuai dengan
kompetensi yang ingin
dicapai dalam
pembelajaran yaitu tingkat ingatan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3). Untuk lebih jelasnya kisi-kisi tes dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Kisi-kisi Tes
No. Indikator Aspek yang dinilai Jumlah
C1 C2 C3
1. Pengertian letak astronomis 1 - 1
2. Menentukan letak astronomis Indonesia
2 3,4 - 3
3. Pengaruh letak astronomis
wilayah Indonesia
- 7,8,9 5,6,10 6
4. Pengertian letak geografis 1 - - 1
5. Letak geografis Indonesia - 2 - 1
6. Pengaruh letak
geografis wilayah Indonesia
3,7 4,5,8,9 6,10 8
Jumlah 5 10 5 20
4) Menyusun instrumen LKS sesuai dengan materi yang disampaikan
dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
Tabel 4. Pedoman Penilaian LKS
No. Aspek yang dinilai Indikator Penilaian Skor
1. Pertanyaan a. Pertanyaan tidak sesuai indikator
b. Pertanyaan sesuai indikator
0
20
2. Jawaban a. Jawaban tidak tepat
b. Jawaban tepat
101 Teknik Analisis Data. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu:
1. Tingkat aktivitas belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus Standar Deviasi Ideal
(Arikunto,2003) yang
digolongkan menjadi tiga kelompok. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari 5 aspek dimana masing-masing aspek memiliki skor
maksimal 3, dengan
menggunakan rumus tersebut maka aktivitas belajar siswa dikelompokkan menjadi 3 kategori, sehingga diperoleh nilai data yang dipergunakan sebagai berikut :
a. Baik = 11 -15 b. Cukup = 6 - 10 c. Kurang = 5
2. Dasar untuk mengintarpretasikan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa maka digunakan rumus Standar Deviasi Ideal juga. Dengan demikian diperoleh Skor Maksimal Ideal (SMi = 3) dan Standar Deviasi Ideal (SDi = 0,5). Dengan demikian maka dperoleh tingkat rata-rata peraspek aktivitas belajar siswa sebagai berikut:
a. Baik : 2,01 – 3,00 b. Cukup : 1,00 – 2,00 c. Kurang : 0,00 – 0,90 3. Ketuntasan hasil belajar dianalisis
secara deskriptif dengan melihat skor hasil belajar yang diperoleh dari skor post tes dan hasil LKS untuk setiap siklus. Hasil ketuntasan siswa diperoleh dari 60% skor pos tes ditambahkan dengan 40% skor LKS.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini disusun berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, post tes dan LKS.
Siklus I
Observasi. Hasil observasi siklus I
yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan terdapat pada tabel 5: Tabel 5.Kategori Aktivitas Siswa Pada Siklus I
No. Kategori Aktivitas Jumlah Persentase
1. Baik 11 31.42
2. Cukup 24 68.58
3. Kurang 0 0.00
Jumlah 35 100.00
102
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa siklus pertama secara keseluruhan pada umumnya termasuk kriteria cukup. Akan tetapi jika dilihat dari data peraspek diperoleh persentase yaitu memperhatikan sebanyak (67,62%) dan bersemangat sebanyak (68,57%) dengan kategori baik. Sedangkan untuk aspek bertanya
sebanyak (40,95%), menyalin
sebanyak (55,24%) dan menanggapi sebanyak (48,57%) masih kategori sedang, sehingga secara umum (klasikal) hasil observasi aktivitas belajar siswa berdasarkan tabel 6, menunjukkan rata-rata sebesar 1,69 (56,19%), artinya hanya tergolong sedang sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Tabel 6. Aktivitas Belajar Siswa Peraspek Pada Siklus I
No
Kategori Persen tase Sumber : Data Primer Olahan 2011
Hasil belajar. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I mempunyai rentang nilai antara 60,00 sampai 96,00. Nilai rata-rata 73,14, median
(Me) sebesar 73,86 dan modus (Mo) sebesar 75,03. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I No. Kelas Interval Frekuensi Persentase (%)
1. 60-65 8 22.85
Sumber: Data Primer Olahan 2011
103
Siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu hanya 25 orang (71,43%) yang
memiliki nilai KKM 70.
Berdasarkan data tersebut
menunjukkan secara klasikal
ketuntasan klasikal hasil belajar siswa hanya mencapai 71,43%, dapat dikatakan belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, karena suatu kelas dikatakan tuntas dalam belajar jika
persentase ketuntasan klasikal telah mencapai paling sedikit 85%.
Siklus II
Observasi. Observasi dilakukan setiap
pertemuan, secara umum aktivitas belajar siswa pada siklus II lebih baik dan mangalami peningkatan. Secara individual siswa yang memiliki aktivitas belajar berkategori cukup ada 16 orang (45,15%) dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Kategori Aktivitas Siswa Pada Siklus II
No. Kategori Aktivitas Jumlah Persentase
1.
Sumber: Data Primer Olahan 2011
Selain itu, nilai rata-rata peraspek aktivitas belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan
cukup signifikan secara klasikal mencapai skor 2,09. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9: Tabel 9. Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II
No
Kategori Persen tase Sumber: Data Primer Olahan 2011
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat secara umum rata-rata aktivitas siswa siklus II tergolong baik (69,71%).
104
artinya terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
snowball throwing maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima. Akan tetapi aspek bertanya dan menanggapi walaupun meningkat tetapi peningkatan lebih rendah dibandingkan dengan aspek lain. Hal ini dikarenakan siswa tidak siap untuk bertanya dan menanggapi materi yang
disampaikan guru. Selama ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan mengenai materi yang dipelajari.
Hasil belajar. Ketuntasan hasil belajar mempunyai nilai rentang antara 66,00 – 94,00. Nilai rata-rata 81,66, median (Me) sebesar 82,25, dan modus (Mo) sebesar 81,17. Untuk lebih jelas perhatikan tabel 10:
Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II No. Kelas Interval Frekuensi Persentase (%)
1. 65-69 1 2.85
2. 70-74 6 17.15
3. 75-79 5 14.29
4. 80-84 10 28.57
5. 85-89 5 14.29
6. 90-94 8 22.85
Jumlah 35 100.00
Sumber: Data Primer Olahan 2011
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 97,14%. Dengan demikian maka ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dapat dikatakan sudah mencapai tingkat ketuntasan belajar, karena suatu kelas dikatakan tuntas dalam belajar jika persentase
ketuntasan klasikal telah mencapai paling sedikit 85%.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada materi kondisi fisik
wilayah Indonesia dapat
105
belajar terlihat dari penilaian lembar kerja siswa (LKS) dan hasil pos tes pada setiap siklus.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing
secara keseluruhan meningkat yaitu sebesar 22,86% dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat
membantu siswa untuk
meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam
kelompok, serta memberi
kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda
latarbelakang.
2. Ketuntasan hasil belajar siswa
setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe
snowball throwing secara klasikal
meningkat sebesar 25,71% dari siklus I ke siklus II.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima. Artinya bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing
pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia dapat meningkatkan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar siswa.
Saran. Kesimpulan dari penelitian ini
memberi beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru geografi yaitu: (a) agar selalu berusaha menggunakan model pembelajaran kooperatif khususnya tipe snowball throwing
106
tetapi menumbuhkan semangat belajar siswa.
2. Kepada siswa, hendaknya lebih aktif mempersiapkan diri belajar di rumah tentang materi selanjutnya. Dengan demikian siswa lebih siap untuk menerima materi dari guru. Kesiapan siswa dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam bertanya dan memberikan tanggapan.
3. Kepada kepala sekolah, agar menyarankan guru-guru untuk
menggunakan model-model
pembelajaran yang bervariasi guna peningkatan hasil belajar siswa.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT.Bumi Aksara.
---.2008.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Djamarah, Syaiful Bahri,dkk. 2006.
Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.
Hodijah, Imas. 2010. Penerapan Metode Snowball Throwing
Pada Konsep Kenampakan
Alam, Sosial dan Budaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas IV SDN
Sukagalih Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur. Skripsi. Bandung:
PGSD Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia, (Online), (http://repository.upi.edu/operat or/upload/s_a0651_0810231_ab strak.pdf, diakses 13 April 2011.
Junaidi, Wawan. 2010. Cara
Meningkatkan Aktivitas Belajar, (Online),
(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/07/ aktivitas-belajar-siswa.html) diakses 13 April 2011.
Kusnandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Layaba, Jakoba. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing Siswa Kelas V SDN
Susukanrejo I-II
107
Ekonomi Universitas Malang ( Online),
(http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KS DP/article/view/9004, diakses 20 April 2011).
Munawar, Indra.2009. Pengertian Belaj ar , (Online), (http://indramuna war.blogspot.com/2009/06/pen gertian-belajar.html, diakses 15 April 2011).
Nadzir. 2010.Model Snowball Throwi ng Dalam Meningkatkan Kema mpuan
Membaca Pemahaman Siswa, ( Online),(http://dindaachmad.bl ogspot.com/2010/03/artikel.ht ml, diakses tanggal 23 Desember 2010).
Ruhimat, Mamat.2006. IPS Geografi Kelas VIII. Jakarta: Grafindo.
Rusantiningsih. 2008. Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball
Throwing. Jurnal
Pendidikan, (Online), (http://ru stantiningsih2008.wordpress.c om/2008/10/18/meningkatkan- hasil-belajar-ips-melalui- kolaborasi-model-quantum-
teaching-dan-snowball-throwing/, diakses 24 Februari 2011).
Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT.Raja Grafindo. Simanjuntak, Lastri. 2010. Penerapan
Model Pembelajaran Snowball
Throwing Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar akuntansi Siswa
pada Pokok Bahasan
Pengelolaan Order Penjualan Di Kelas XI Ak SMK Marisi
Medan Tahun Ajaran
2010/2011. Skripsi . FE, Medan. Universitas Negeri Medan.
Slameto. 2010. Belajar Dan
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Solihatin, Etin dan
Raharjo.2009.Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara.
Sunarsi. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Kolaborasi Metode
Quantum Teaching dan Snowb all Throwing. Jurnal Pendidika
n, (Online),
27(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ admin/jurnal/117081727.pdf, diakses 15 April 2011). Surya,M. 1997. Pengertian Belajar, (
ertian-belajar-dan-perubahan-108
perilaku-dalam-belajar/, diakses 15 April 2011).
Tim Abdi Guru. 2006. IPS Geografi Kelas VIII. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Trianto.2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana
Widodo, P.Slamet. 2008.
Meningkatkan Motivasi Siswa
Bertanya dalam
Pelajaran Pendidikan Kewarga negaraan. Jurnal Pendidikan,
(Online),