• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III.metode, qori'

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III.metode, qori'"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

“Metode penelitian adalah suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam

penelitian dan penilaian, suatu teknis yang umum bagi ilmu pengetahuan dan cara

tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur.”1

Sedangkan menurut Arief Furchan” Sedangkan menurut Arief Furchan

“Metodologi Penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan

dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi”.2

Jadi metode penelitian dapat diartikan sebagai pembahasan tentang strategi

yang digunakan seorang peneliti dalam pengumpulan dan penganalisaan data

untuk mencapai tujuan penelitian serta menjawab persoalan. Berangkat dari

pendapat diatas, maka akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan

permasalahan tersebut berbagai berikut:

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

penelitian untuk mengungkap gejala secara holistik kontekstual secara

menyeluruh dan sesuai dengan konteks apa adanya melalui pengummpulan

1 Asrof Syafi’i, Diktat Metodologi Penelitian, (Tulungagung: STAIN Tulungagung, 2002), hal. 1

2 Arif Furhan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983)

(2)

data dari latar alami sebagai sumber langsung dengan instrumen kunci

penelitian itu sendiri.3

Pendekatan ini juga dipilih karena memenuhi beberapa kriteria yang

diungkapkan oleh Moleong (2006) bahwa kriteria penelitian kualitatif adalah

sebagai berikut: (1) Penelitian kualitatif dilaksanakan pada latar alamiah

(konteks), (2) manusia sebagai instrumen, (3) Data analisis secara induktif, (4)

hasil penelitian bersifat deskriptif, (5) Lebih mementingkan proses daripada

hasil, (6) Adanya permasalahan yang ditentukan oleh batas penelitian, (7)

Adanya kriteria khusus yang diperlukan untuk keabsahan data, (8)

Digunakannya desain yang sesuai dengan kenyataan lapangan, dan (9) Hasil

penelitian atas dasar kesepakatan bersama.4

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

Tindakan kelas adalah suatu penelitian yang menunjuk pada suatu kegiatan

yang mencerminkan suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan dan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

dalam meningkatkan mutu suatu hal menarik minat penting bagi peneliti.5

MC Niff mempunyai pandangan tentang Penelitian Tindakan Kelas

sebagai penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya

3 Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktism, (Tulungagung: P3M, 2006), hal. 40 4 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 8

(3)

dapat dimanfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum, pengembangan

sekolah, pengembangan keahlian dalam mengajar dan sebagainya.6

Indikator dalam Penelitian Tindakan Kela ini dilihat dari peningkatan

pemahaman siswa pada konsep teorema Pythagoras didasarkan penilaian

kinerja, observasi, portofolio dan uraian.

B. Kehadiran Peneliti

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan makna dari

pembelajaran menggunakan metode discovery (penemuan terbimbing) untuk

materi teorema Pythagoras pada kelas VIII MTs N Pulosari Tulungagung.

Makna yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang dapat membantu

siswa dalam memahami konsep teorema Pythagoras. Penelitian ini lebih

menekankan pada proses pembelajaran. Proses yang diamati adalah aktifitas

siswa dalam belajar dan aktifitas guru selama melakukan kegiatan

pembelajaran. Data peristiwa yang terjadi dalam penelitian ini dianalisis

secara induktif dan dideskrepsikan.

Lebih lanjut dalam penelitian ini, peneliti adalah sebagai instrumen

utama yaitu berperan sebagai pelaksana pembelajaran.

Hal ini berarti bahwa peneliti sendiri yang berperan sebagai guru untuk

melaksanakan pembelajaran dengan metode discovery (penemuan

terbimbing). Sedangkan guru mata pelajaran matematika hanya membantu

(4)

dalam melakukan observasi tindakan dan memberikan informasi-informasi

yang diperlukan penelitian.

Menurut Moleong, dalam penelitian kualitatif ”peneliti sendiri atau

dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.7

Berdasarkan pendapat tersebur, untuk mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya, penulis yang sekaligus peneliti bekerjasama dengan guru

matematika setempat dan seorang teman sejawat sebagai pemberi tindakan

penelitian. Peneliti bertindak sebagai pengajar yang membuat rancangan

pembelajaran sesuai dengan metode discovery (penemuan terbimbing),

sekaligus memakainya dalam kegiatan pembelajaran. Di samping itu peneliti

juga bertindak sebagai pengumpul dan penganalisis data serta sebagai pelapor

hasil penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan penelitian adalah MTsN Pulosari, Ngunut,

Tulungagung. Madrasah ini dijadikan lokasi penelitian karena berdasarkan

wawancara dengan para siswa mengenai teorema Pythagoras, mereka

cenderung kurang memahami teorema tersebut. Hal ini terbukti ketika para

siswa kelas VIII ditanya, ”Apakah kalian sudah mengetahuai teorema

Pythagoras?” Mereka tidak menjawab. Yang mereka ketahui teorema

Pythagoras a2 + b2 = c2, tetapi siswa belum memahami konsep teorema

(5)

Pythagoras, yang diperoleh dari mengenal segitiga siku-siku dan sebelumnya

siswa harus sudah memahami kuadrat bilangan. Selain itu, berdasarkan

keterangan dari guru mata pelajaran matematika, pembelajaran yang

digunakan sebelumnya adalah guru langsung menginformasikan rumus

teorema Pythagoras yang akan diajarkan. Siswa jarang sekali, bahkan tidak

pernah diajak untuk mencari dan menemukan sendiri rumus dari teorema

Pythagoras tersebut. Padahal, jika siswa diarahkan untuk melakukan hal

tersebut, pengajaran topik ini akan lebih bermakna dan membuat siswa lebih

mengerti.

D. Data dan Sumber data

1. Data

Pengertian data menurut Suharsimi Arikunto adalah ”Hasil

pencatatan si peneliti baik berupa fakta maupun angka.8 Adapun data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi hasil tes, hasil wawancara,

hasil observasi dan hasil catatan lapangan. Data-data tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Hasil tes siswa, hasil tes digunakan untuk mengukur dan melihat

peningkatan skor siswa, ketuntasan materi dan pemahaman siswa.

b. Hasil wawancara terhadap siswa, hasil wawancara digunakan untuk

melihat apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang

(6)

direncanakan. Dari sini dapat dilihat faktor-faktor pendukung dan

penghambat proses belajar mengajar.

c. Hasil catatan lapangan-catatan lapangan digunakan untuk melengkapi

data-data hasil observasi.

2. Sumber Data

Menurut Lofland, ”Sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.9 Dalam penelitian kualitatif, data kualitatif adalah

data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan dalam bentuk angka.

Meski demikian, untuk melengkapi analisis data peneliti mengambil data

kuantitatif berupa nilai dari hasil tes awal dan tes akhir pembelajaran.

Nilai-nilai itu kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode discovery

(penemuan terbimbing).

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-b MTsN

Pulosari, Ngunut, Tulungagung. Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel dimana peneliti

cenderung untuk memilih informasi yang diangap mengetahui informasi

dari masalah secara mendalam dan dapat dipercaya.

Moleong menyebutkan bahwa:

(7)

Dalam penelitian kualitatif , peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. Sampling, yang dimaksudkan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (contruction). Tujuan sampling untuk menguji kekhususan yang ada ke dalam konteks yang unik serta bertujuan menggali informasi yang menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sampling).10

Dalam tatanan praktis, dari sekian banyak siswa di kelas VIII,

penulis mengambil beberapa siswa untuk dijadikan sampel atau informan

(subjek wawancara). Untuk menentukan siswanya, penulis berkonsultasi

dengan guru matematika agar subyek yang dipilih benar-benar bisa

memberikan informasi secara mendalam dan mudah untuk diajak

berkomunikasi, sehingga proses wawancara berjalan lancar.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi (1) tes, (2)

wawancara, (3) observasi, dan (4) catatan lapangan.

1. Tes

Menurut Federick G Brown, tes adalah prosedur yang sistematik

guna mengukur sampel perilaku. Brown mengangap bahwa ciri sistematik

itu telah mencakup pengertian objektif standar dan syarat-syarat kualitas

lainnya.11

10Ibid., hal. 224

(8)

Tes diberikan pada awal sebelum tindakan untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa, dan pada akhir tindakan diadakan tes akhir untuk

mengetahui peningkatan skor siswa.

2. Wawancara

Moleong menyebutkan bahwa: “Wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu, dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.”12

Wawancara dilakukan pada sebelum penelitian dan pada saat akhir

tindakan. Wawancara dilakukan hanya pada subyek penelitian. Di sini

penelitian yang berperan aktif untuk bertanya dan memancing

pembicaraan menuju masalah penelitian kepada sumber daya atau

informan, agar diperoleh jawaban dari permasalahan yang ada sehingga

data penelitian juga diperoleh. Adapun pedoman wawancara sebagaimana

terlampir.

3. Observasi

“Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

(9)

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.”13

Observasi dilakukan secara terus terang dan terencana dan diketahui oleh

informan. Dalam penelitian tindakan ini peneliti melakukan observasi,

dibantu oleh guru matematika kelas VIIIB dan teman sejawat, Peneliti

sebagai pelaku tindakan pembelajaran dengan siswa, sehingga tidak

mungkin bertindak sebagai observator.

Observasi pada penelitian ini juga termasuk observasi terstruktur,

yaitu observasi yang menggunakan instrumen observasi yang terstruktur

dan siap pakai, sehingga pengamatan hanya tinggal mengisi skor pada

tempat yang disediakan.14

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data secara

obyektif mengenai hal-hal yang terjadi selama pembelajaran yang tidak

tercantum dalam lembar observasi.

F. Teknik Analisa Data

Menurut Moleong, Proses analisa data dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, hasil

13 Ngalim purwanto, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 149

(10)

observasi, hasil catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar,

foto-foto dan sebagainya.15

Berdasarkan pendapat di atas, maka analisis data dalam penelitian ini

dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dilakukan

pada tahap refleksi dari siklus penelitian. Data yang terkumpul berupa hasil

pekerjaan tes siswa. Hasil wawancara, hasil observasi, hasil catatan lapangan,

analisis data dilakukan menggunakan analisis data kualitatif model alir yang

dikembangakan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari tahap (1)

mereduksi data, (2) menyajikan data, (3) menarik kesimpulan dan verifikasi.

1) Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dengan reduksi data ini tidak

perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi.16

Data kuantitatif yang masih berupa angka dianalisis secara

deskriptif, misalnya mencari nilai rata-rata/prosentase keberhasilan belajar

dan lain-lain.17 Kriteria penilaian menurut Oemar adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian18

Huruf Angka 0 – 4 Angka 0 – 100 Angka 0 – 10 Predikat 15 Moleong., hal. 247

16Mattew B.Milles,A.Michael Huberman, Penerjemah, Ttetep Rohidi, Analisis Data

Kualitatif,(Jakarta: UI-Press,1992), hal.16

17 Arikunto, Penelitian Tindakan., hal. 131

(11)

A 4 85-100 8,5-10 Sangat baik

B 3 70-84 7,0-8,4 Baik

C 2 55-69 5,5-6,9 Cukup

D 1 40-54 4,0-5,4 Kurang

E 0 0-39 0,0-3,9 Sangat kurang

Keterangan: Batas bawah, siswa dinyatakan lulus bila mencapai

nilai akhir atau nilai rata-rata minimal 55 = 2 = 5,5.

Adapun dalam penelitian ini penilaian yang digunakan dari angka

0 sampai 100, dan seorang siswa dikatakan berhasil bila mencapai nilai >

70. hal ini disesuaikan dengan tingkat kemampuan berfikir siswa kelas

VIIIB MTsN Pulosari.

Selain data hasil penilaian tes, data hasil observasi, wawancara dan

catatan lapangan juga direduksi sehingga bisa diperoleh informasi yang

jelas dari data-data kasar yang diperoleh. Setelah data hasil observasi

siswa diperoleh peneliti, maka bisa dicari taraf keberhasilan tindakan. Hal

ini sangat diperlukan untuk bisa membuat kesimpulan yang bisa

dipertanggungjawabkan.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan, didasarkan pada

tabel tingkat penguasaan Ngalim Purwanto sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Penguasaan19

Tingkat

penguasaan Nilai huruf Bobot Predikat

86-100% A 4 Sangat baik

76-85% B 3 Baik

(12)

60-75% C 2 Cukup

55-59% D 1 Kurang

 54% Tidak lulus 0 Kurang sekali

Sedangkan untuk menentukan prosentase keberhasilan tindakan,

didasarkan pada skor yang diperoleh dari data hasil observasi. Cara

mengetahuinya melalui rumus penilaian di bawah ini:

NP =

SM R

x 100%

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yag bersangkutan

100 = Bilangan tetap.20

Agar lebih mudah untuk mengetahui tingkat keberhasilan

pembelajaran, Mulyasa mengatakan:

Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkkualitas dari segi proses apabila seluruh siswa atau setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping itu menunjukkan kegairahan yang tinggi, semangat yang besar dan rasa percaya diri,s edangkan dari segi hasil dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada siswa seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75%.21

Adapun taraf keberhasilan tindakan yang digunakan peneliti adalah

75%, Hal ini disesuaikan dengan tingkat kecerdasan siswa.

2) Penyajian data

20Ibid.,, hal. 102

(13)

Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun sekumpulan

informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi secara naratif. Hal ini

diharapkan dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Informasi yang dimaksudkan adalah uraian proses

kegiatan pembelajaran, serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari

pemberian tindakan. Informasi ini diperoleh dari perpaduan data hasil

observasi, catatan lapangan dan tes. Data yang sudah terorganisasi ini

dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik,

maupun tabel.22

Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya ditafsirkan dan

dievaluasi untuk membuat rencana tindakan selanjutnya. Hasil penafsiran

dan evaluasi dapat berupa penjelasan mengenai (1) perbedaan antara

rancangan dan pelaksanaan tindakan, (2) perlunya revisi pelaksanaan

tindakan, (3) alternatif tindakan yang dianggap tepat, (4) persepsi teman

sejawat dan peneliti dalam pengamatan dan pencatatan lapangan, dan (5)

kendala yang dihadapi dan sebab-sebab kendala itu muncul.

3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan adalah kegiatan memberikan kesimpulan

terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian

makna data serta memberi penjelasan. Selanjutnya dilakukan kegiatan

(14)

verifikasi, yaitu menguji kebenaran yang muncul dari data. Verifikasi

merupakan validasi dari data yang disimpulkan.23

Verifikasi merupakan tujuan yang pada catatan- catatan lapangan

atau mungkin dengan peninjauan kembali dan tukar menukar fikiran

diantara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif,

sehingga kesimpulan yang diambil benar-benar sesuai dengan data yang

diperoleh.

G. Pengecekan keabsahan Data

Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini digunakan

teknik kriteria derajat kepercayaan. Pada dasarnya penerapan kriterium derajat

kepercayaan adalah untuk menggantikan konsep validitas internal dan non

kualitatif. Kriterium ini berfungsi untuk melaksanakan discovery sedemikian

rupa sehinga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Selain itu untuk

mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan yang sedang diteliti.24 Adapun

derajat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1)

(15)

ketekunan pengamat, (2) triangulasi, dan (3) pengecekan teman sejawat

melalui diskusi.25

Ketekunan pengamat dilakukan dengan cara peneliti mengadakan

pengamatan dengan teliti, rinci dan terus menerus selama proses penelitian

kegiatan ini dapat diikuti dengan kegiatan wawancara secara intensif dan aktif

sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diingini (subyek berdusta, menipu,

berpura-pura dan sebagainya).

”Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut.”26 Triangulasi yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil tes siswa, hasil wawancara

dan hasil observasi. Dengan Triangulasi ini, penulis mampu menarik

kesimpulan yang mantap tidak hanya dari satu cara pandang, sehingga

keberadaan data lebih bisa diterima.

Teknik pengecekan validitas data bisa dilakukan dengan cara

mengekspor hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk

diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.27

Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan proses dan hasil penelitian

dengan dosen pembimbing atau teman mahasiswa jurusan tarbiyah program

studi matematika STAIN Tulungagung yang sedang atau telah mengadakan

(16)

penelitian. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti memperoleh

masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks penelitian.

H. Tahap-Tahap Penelitian

Secara umum kegiatan penelitian ini dapat dibedakan dalam 2 tahap,

yaitu tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan tindakan.

1. Tahap pendahuluan/refleksi awal

Pada tahap refleksi awal kegiatan yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut:

a. Dialog peneliti dengan kepala madrasah, tentang penelitian yang akan

dilakukan.

b. Melakukan observasi lapangan dan dialog dengan beberapa guru

matematika MTsN Pulosari. Pada tahap ini peneliti mencari tahu

tentang pembelajaran yang biasa digunakan di kelas VIII sebelumnya,

kemudian peneliti menentukan kelas yang akan kemudian tempat

penelitian.

c. Menentukan sumber data.

d. Membuat soal tes awal

e. Melakukan tes awal

f. Melakukan subjek penelitian

(17)

Tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yang

terdiri dari 4 tahap. Tahap awal adalah penyusunan rencana (plan), tahap

kedua adalah melaksanakan tindakan (act) yang diikuti dengan tahap

pengamatan selama tindakan berlangsung (observe), dan yang terakhir

adalah refleksi. Uraian masing-masing tahap tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Menentukan tujuan pembelajaran

2) Menyusun kegiatan pembelajaran

3) Menyiapkan materi yang akan disajikan

4) Menyiapkan materi yang akan digunakan pada saat pelaksanaan

pembelajaran.

5) Menyiapkan kelas pembelajaran pembelajaran

6) Menemui guru kelas untuk mengkoordinasikan program kerja

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Act)

Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan

pembelajaran dengan metode discovery sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada tahap pelaksanaan tindakan

ini penelitian melakukan pembelajaran terhadap siswa kelas VIII

(18)

1) Tahap awal: membuka pembelajaran, menyampaikan tujuan, dan

memotivasi siswa.

2) Tahap inti: menyampaikan materi yang akan dipelajari dan

menggali pemahaman siswa tentang materi.

3) Tahap akhir: mengadakan penilaian dan menutup pembelajaran.

Adapun rencana pembelajaran dengan metode discovery

(penemuan terbimbing) ini sebagaimana terlampir.

c. Observasi

Kegiatan observasi dalam pelaksanaan tindakan ini adalah

mengamati aktivitas seluruh siswa kelas VIII selama pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disedikaan. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan pengamatan hasil

belajar siswa yang diperoleh dari hasil kerja kelompok dan nilai tes

individu. Sedangkan observasi dilakukan seorang guru matematika dan

seorang mahasiswa STAIN Tulungagung prodi Matematika. Adapun

lembar observasi tercantum dalam lampiran.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan

atau kegagalan pencapaian sebagai tujuan dan untuk menentukan perlu

tidaknya tindak lanjut dalam mencapai tujuan akhir.

Pada kegiatan refleksi peneliti melakukan diskusi dengan

(19)

sebelum dan selama tindakan berlangsung berdasarkan hasil

pengamatan tes, catatan lapangan, wawancara dan observasi agar dapat

diambil kesimpulan. Kegaiatan refleksi dilaksanakan dengan cara

menganalisis, memahami, menjelaskan dan menyimpulkan data-data

tersebut.

Dari keempat tahap di atas, dipandang sebagai suatu siklus

tindakan. Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa siklus.

Masing-masing siklus terdiri dari tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi. Setiap siklus diakhiri dengan tahap refleksi

yaitu tahap dimana peneliti dan pengamat mengambil pertimbangan di

dalam merumuskan dan merencanakan tindakan yang lebih efektif

pada siklus berikutnya. Siklus tindakan anak dihentikan jika siswa

telah mencapai pemahaman sesuai indikator yang ditentukan dari

peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep teorema Pythagoras.

Hal ini dapat dinyatakan melalui taraf keberhasilan, yaitu taraf

keberhasilan tindakan  75% dan taraf keberhasilan nilai > 70.

Adapun kegiatan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan

Taggart dapat digambarkan sebagai berikut:28

(20)

Gambar

tabel tingkat penguasaan Ngalim Purwanto sebagai berikut:

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Metode yang digunakan pada pekerjaan proyek perkerasan jalan lapis pondasi aggregat kelas A di jalan Kebun Durian–Gunung Sahilan–Gunung Sari adalah metode analisis dengan

Kerusakan Struktur Jaringan Pada Insang Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perbedaan suhu pemeliharaan yang berbeda dapat berpengaruh terhadap histopatologi

Daru Purnomo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) Universitas Kristen Satya Wacana. Dan juga selaku pembimbing I yang telah

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi,evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran

Dengan ini POKJA II Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kota Makassar mengundang calon penyedia Paket Pekerjaan Belanja Hadiah

Pengambilan keputusan terhadap prioritas debitur yang memiliki tunggakan yang perlu untuk dilakukan penagihan yang dilakukan oleh Kepala Seksi Kredit masih

Perencanaan, Mengacu hasil refleksi pada siklus II, maka untuk pelaksanaan penelitian siklus III dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III.

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu