i Abstrak
Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dianggap sebagai prosesi yang sakral dan sebagian orang mempersiapkannya sebaik mungkin. Dalam pernikahan masyarakat Toraja, calon pengantin akan menerima pemberian dari seluruh rumpun keluarga maupun kerabat mereka dalam bentuk hewan maupun materi yang menjadi simbol dari setiap acara yang dilakukan di Toraja baik itu diberikan kepada pihak laki-laki maupun perempuan namun pada akhirnya pemberian tersebut bagi sebagian masyarakat Toraja mengartikannya sebagai “indan” atau utang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan metode pengambilan data yaitu wawancara dan observasi. Penelitian ini melibatkan lima orang partisipan dengan rentang usia 25-55 tahun saat wawancara dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan merasa cemas, menurunnya konsentrasi, pikiran berulang yang dirasakan dari awal pernikahan hingga saat ini. Hasil penelitian tiga partisipan sering memikirkan indan yang berdampak pada aspek fisiologis, aspek psikologis, dan sosial serta merasa perubahan terhadap ukuran, bentuk serta potensi tubuh saat ini yang membuat individu sering merasa pusing, kelelahan turunnya berat badan, menurunnya daya konsentrasi, pikiran kacau, serta pikiran yang berulang tentang indan. Mereka merasa khawatir pada saat akan membayar indan namun tidak memiliki uang, hal ini membuat ketiga partisipan mengalami kecemasan, dan malongko’ atau malu, Namun hal tersebut tidak berdampak pada dua partisipan karena mereka tidak memikirkan indan secara terus menerus.
ii Abstract
Marriage is an important thing for human life. It is considered as a sacred ceremony
that some people prepare it very well. In the marriage of Torajanese, the bride or
groom-to-be will receive gifts from all families as well as relatives in the form of
animals or materials which become the symbol of each event done in Toraja. Those are
given not only to the family of the bride-to-be but also the groom-to-be, but at the end,
the gifts are meant as “indan” or a debt by some of Torajanese. The method used in this
research is qualitative; and the methods used for collecting the data are interview and
observation. Five people are participated in the interview with age between 22-25 years
old. The interview results show that the participants feel anxious, have decreasing
concentration, and also have repeated thoughts started from the beginning of the
marriage until now. The interview results of the three participants who had been
thinking about “indan” show that it has impacts on the aspects of physiology,
psychology, and social and they also feel the changes of size, shape, and potential of the
body which make them easily get headache, exhausted, as well as decrease their weight
and concentration, have confused mind, and also have repeated thought about “indan”. They feel anxious when they have to pay “indan” and they have no money. Those made
the three participants experienced anxiety and “malongko” or embarrassed. But those
do not impact for the two other participants because they do not think about “indan”
continuously.